Senin, 31 Agustus 2015

Keutamaan Orang Yang Menunjukkan Kepada Kebaikan

��BimbinganIslam.com
Senin, 16 Dzulqa'dah 1436 H / 31 Agustus 2015 M
�� Ustadz Firanda Andirja, MA
�� Kitābul Jāmi' | Bab Al-Birru (Kebaikan) Wa Ash-Shilah (Silaturahim)
�� Hadits ke-13 | Keutamaan Orang Yang Menunjukkan Kepada Kebaikan
⬇ Download Audio | https://drive.google.com/file/d/0B1e0BM9z9hzYT3FkUWtIaVBDNk0/view?usp=docslist_api
➖➖➖➖➖➖➖

KEUTAMAAN ORANG YANG MENUNJUKKAN KEPADA KEBAIKAN

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Kita masih dalam Bāb Al-Birru wa Ash-Shilah dari Kitābul Jāmi' dari Kitāb Bulūghul Marām.

Kita lanjutkan hadits berikutnya:

وعَنْ ابن مَسْعُوْدٍ رضي الله عنه قاَلَ: قاَلَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : "مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ، فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فاَعِلِهِ." أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ .

Dari shahābat Ibnu Mas'ūd radhiyallāhu Ta'āla anhu, beliau berkata: Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wasallam bersabda:

“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka bagi dia pahala yang orang yang mengerjakan kebajikan tersebut."

(HR. Muslim)

Hadits ini adalah hadits yang agung, yang menjelaskan tentang keutamaan memberi petunjuk kebaikan kepada orang lain.

Disini kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ

"Barangsiapa yang menunjukkan akan kebaikan."

Kalau kita perhatikan konteksnya adalah konteks persyaratan "barangsiapa... maka..." ini namanya konteks persyaratan.

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ

"Barangsiapa menunjukkan pada kebaikan," maka jawabannya:

فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فاَعِلِهِ

"Bagi dia seperti pahala orang yang mengerjakannya."

Dan disini memberikan faidah keumuman;

⑴ Man (من): siapa saja, yaitu siapa saja yang menunjukkan kepada kebaikan.

Jadi siapa saja baik laki-laki maupun perempuan, baik orangtua atau anak muda, yang penting dia bisa menunjukkan kebaikan kepada orang lain maka dia akan mendapatkan pahala seperti yang diamalkan oleh orang yang mengamalkan kebaikan tersebut.

⑵ Khayrin (خيْرٍ): kebaikan

Di sini, kebaikan datang dalam bentuk nakirah dan dalam konteks jumlah syarthiyyah (kalimat syarat) maka memberikan faidah keumuman.

Artinya, barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan APAPUN, maka mencakup kebaikan dunia maupun kebaikan akhirat.

Dan kalau kita perhatikan hadits ini, kita bacakan haditsnya secara lengkapnya dalam Shahīh Muslim, kita akan dapati hadits ini datang dalam bentuk masalah kebaikan duniawi, yaitu:

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الأَنْصَارِيِّ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنِّي أُبْدِعَ بِي فَاحْمِلْنِي فَقَالَ مَا عِنْدِي فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَا أَدُلُّهُ عَلَى مَنْ يَحْمِلُهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

Dari Ibnu Mas'ūd Al-Anshāriy radhiyallāhu 'anhu, beliau berkata: Datang seorang lelaki kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Kemudian lelaki ini berkata:

"Yā Rasūlullāh, sesungguhnya tungganganku (ontaku) tidak bisa lagi aku naiki maka berilah tunggangan bagiku."

Jawab Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

"Aku tidak memiliki tunggangan yang bisa aku berikan kepadamu."

Tiba-tiba ada seorang lelaki mengatakan:

"Yā Rasūlullāh, aku bisa menunjukkan kepada orang ini terhadap orang yang bisa memberikan tunggangan kepada dia."

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ، فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فاَعِلِهِ

"Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan, bagi dia seperti pahala orang yang melakukannya."

Perhatikan di sini, hadits ini berkaitan dengan kebaikan dunia.

Artinya, ada orang yang tidak memiliki tunggangan dan dia minta tolong kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam agar diberi tunggangan.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan, "Aku tidak memiliki tunggangan untuk aku berikan kepadamu."

Ada lelaki (shahābat) lain mengatakan, "Saya bisa menunjukkan ada orang yang bisa memberikan dia tunggangan."

Si penunjuk ini, dia tidak memiliki tunggangan, tetapi dia bisa menunjukkan kepada "donatur" yang punya tunggangan yang bisa dipakai oleh orang yang minta tunggangan tadi.

Ternyata dia juga dapat pahala sebagaimana "donatur" tadi.

"Donatur", tadi  yang mempunyai tunggangan, mendapat pahala karena memberi tunggangan kepada lelaki yang minta tunggangan.

Demikian juga lelaki yang memberi petunjuk yang menunjukkan kepada "donatur" tersebut.

Subhanallãh, betapa besar karunia Allãh Subhānahu wa Ta'āla dan betapa luas rahmat Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

Lelaki ini tidak punya uang/kemampuan/tunggangan, namun dia menunjukkan kepada orang yang punya tunggangan, ternyata kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, dia juga berpahala sebagaimana orang yang memiliki tunggangan untuk diberikan kepada orang lain.

Ini berkaitan dengan masalah kebaikan dunia (masalah memberikan tunggangan kepada orang lain), bagaimana lagi tentang masalah akhirat?

Seperti seseorang yang menunjukkan kepada orang lain bagaimana belajar shalat yang benar, bagaimana beraqidah yang benar.

Kalau seseorang mungkin tidak mampu jadi ustadz, tidak mampu untuk menjelaskan tentang 'aqīdah dan fiqih, tapi dia menunjukkan dimana tempat ustadz, maka sebagaimana orang tadi yang menunjukkan dimana lokasi "donatur" yang bisa membantu dia, juga berpahala.

Demikian juga seseorang  yang menunjukkan dimana tempat ustadz.

Maka bisa jadi, jika seseorang membuat iklan, membagikan (share) informasi dimana tempat kajian sehingga ada orang lain yang tahu tempat kajian tsb gara-gara membaca share yang dia tebarkan atau iklan yang dia tempelkan kemudian orang itu datang ke pengajian, maka dia juga mendapatkan pahala karena dia yang menunjukkan kepada kebaikan.

Disini kita tahu bahwasanya keutamaan dakwah itu luar biasa.

Kalau orang-orang mendapatkan petunjuk gara-gara dakwah maka sang da'i tersebut juga mendapatkan pahala.

Semakin banyak orang yang mendapat hidayah karena dia, maka akan semakin banyak pahala yang akan dia peroleh.

Para ulama menyebutkan bahwasannya para shahābat, mereka adalah generasi terbaik karena mereka adalah para da'i (dū'āt ilallāh).

Tidak perduli apapun pekerjaan mereka, ada yang petani, ada yang pedagang, semuanya bersepakat dalam satu perkara yaitu mereka sama-sama berdakwah di jalan Allãh bersama Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Oleh karenanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي

"(Katakanlah) Ini adalah jalanku, aku menyeru kepada Allãh diatas ilmu, aku dan bersama-sama orang yang mengikutiku."

(Yūsuf 108)

Oleh karenanya para shahābat yang mengikuti Nabi, mereka juga berdakwah di jalan Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

Semoga Allãh menjadikan kita semua adalah para da'i yang menyeru pada kebaikan, baik yang memberikan materi ataupun yang menunjukkan kepada lokasi pengajian.

وبالله التوفيق
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
__________________________
♻ PROGRAM TEBAR QURBAN
CINTA SEDEKAH dan Group Bimbingan Islam

▪Paket Sapi A 19.250.000
Untuk 7 orang @Rp. 2.750.000
▪Paket Sapi B 15.750.000
Untuk 7 Orang @Rp. 2.250.000
▪Kambing A Rp. 2.500.000
▪Kambing B Rp. 2.300.000
▪Kambing C Rp. 2.100.000

SALURKAN Qurban anda melalui:
�� Rek. Bank Muamalat
Cab. Cibubur No Rek 3310004579
a.n. Cinta Sedekah

�� Konfirmasi
SMS ke 0878 8145 8000
Dengan format: Nama#Domisili#PaketQurban#JumlahTransfer
Contoh:
Musa#Yogyakarta#2 Paket Kambing A#5.000.000
Isa#Solo#1/7 Paket Sapi B#2.250.000

�� www.cintasedekah.org
�� Fb: Cinta Sedekah

JAWABAN JITU UNTUK SYUBHAT YANG KADANG DATANG

JAWABAN JITU UNTUK SYUBHAT YANG KADANG DATANG...
Ada seorang Atheis yg memasuki sebuah masjid, dia mengajukan 3 pertanyaan yg hanya boleh dijawab dengan akal. Artinya tidak boleh dijawab dengan dalil, karena dalil itu hanya dipercaya oleh pengikutnya, jika menggunakan dalil (naqli) maka justru diskusi ini tidak akan menghasilkan apa-apa...

Pertanyaan atheis itu adalah:

1. Siapa yg menciptakan Allah?? Bukankah semua yg ada di dunia ada karena ada penciptanya?? Bagaimana mungkin Allah ada jika tidak ada penciptanya?? 

2. Bagaimana caranya manusia bisa makan dan minum tanpa buang air?? Bukankah itu janji Allah di Syurga?? Jangan pakai dalil, tapi pakai akal.... 

3. Ini pertanyaan ketiga, kalau iblis itu terbuat dari Api, lalu bagaimana bisa Allah menyiksanya di dalam neraka?? Bukankah neraka juga dari api?? 

Tidak ada satupun jamaah yg bisa menjawab, kecuali seorang pemuda.

Pemuda itu menjawab satu per satu pertanyaan sang atheis :

1. Apakah engkau tahu, dari angka berapakah angka 1 itu berasal?? Sebagaimana angka 2 adalah 1+1 atau 4 adalah 2+2?? Atheis itu diam membisu..

"Jika kamu tahu bahwa 1 itu adalah bilangan tunggal. Dia bisa mencipta angka lain, tapi dia tidak tercipta dari angka apapun, lalu apa kesulitanmu memahami bahwa Allah itu Zat Maha Tunggal yg Maha mencipta tapi tidak bisa diciptakan??"

2. Saya ingin bertanya kepadamu, apakah kita ketika dalam perut ibu kita semua makan? Apakah kita juga minum? Kalau memang kita makan dan minum, lalu bagaimana kita buang air ketika dalam perut ibu kita dulu?? Jika anda dulu percaya bahwa kita dulu makan dan minum di perut ibu kita dan kita tidak buang air didalamnya, lalu apa kesulitanmu mempercayai bahwa di Syurga kita akan makan dan minum juga tanpa buang air??

3. Pemuda itu menampar sang atheis dengan keras. Sampai sang atheis marah dan kesakitan. Sambil memegang pipinya, sang atheis-pun marah-marah kepada pemuda itu, tapi pemuda itu menjawab : "Tanganku ini terlapisi kulit, tanganku ini dari tanah..dan pipi anda juga terbuat dari kulit dari tanah juga..lalu jika keduanya dari kulit dan tanah, bagaimana anda bisa kesakitan ketika saya tampar?? Bukankah keduanya juga tercipta dari bahan yg sama, sebagaimana Syetan dan Api neraka??

Sang athies itu ketiga kalinya terdiam...

Minggu, 30 Agustus 2015

Demi keutuhan keluarga

Patut dicontoh demi keutuhan keluarga,masyaAllah����

�� Kisah �� ��

Ini adalah Sebuah kisah di jeddah, ketika ada sepasang suami istri yg sedang bertengkar, tiba2 suami mengangkat tangannya tinggi2 dan menampar sang istri..

Istripun menangis, makhluk yg lembut, yg terlarang untuk di sakiti...

Dalam keadaan berantakan,Tiba2 terdengar ketukan pintu, sang istri masih terisak tangisannya...

Diintipnya di lubang pintu oleh sang suami, ternyata mertua dan keluarga istrinya yg datang...

Dengan bingungnya dia membukakan pintu dan sang istri dengan cepat lari ke belakang dan mencuci mukanya supaya tdk terlihat dia sedang menangis...

Akan tetapi sang ibu tetap menangkap putrinya habis menangis, dan bertanyalah sang ibu, apa engkau habis menangis duhai putriku? Kenapa engkau menangis?,

Sang putri menjawab,
"iya ibu, aku menangis, karena rinduku pada ibu, dan akhirnya Allah mengirimkan juga ibu datang ke sini, hingga tersampaikanlah rinduku ini, sembari memeluk ibunya dlm keadaan masih menangis..

Sang suami tdk menduga istrinya akan berucap seperti itu, dia fikir, habislah rumah tangganya dgn sang istri mengadukan perbuatannya pada ibunya, ternyata justru sebaliknya..

Dan setelah itu, sang suami keluar rumah menuju ke pasar, membeli makanan untuk tamu yg datang, dan dia membeli sebuah perhiasan emas bernilai 1000 real ( sekitar 33 juta).

Sesampainya di rumah, dia menjamu tamunya...

Dan setelah tamunya pulang, dia mendatangi istrinya dan memberikan perhiasan tsb,,,

Sang istri berkata,
"Subhanallah, ini kan terlalu mahal untukku wahai suamiku..?"

Sang suami mnjawab,
"Engkau telah menyelamatkan rumah tanggaku, engkau sungguh2 wanita sholihah, engkau wahai istriku, bahkan engkaupun berhak mendapatkan nyawaku...

��Pesan moral :

- Diperintahkannya merahasiakan permasalahan rumah tangga kpd orang tua, karena itu akan menjadi beban orang tua, setelah seumur hidup kita sudah membebani orang tua

- Dianjurkan, hargailah setiap kebaikan yg sudah dilakukan oleh pasangan kita.,

- Dianjurkannya sesekali memberikan hadiah kepada sang istri, sebagai tanda terima kasih kita atas perjuangannya, jerih payahnya,...mengurus keluarganya.

✏Disadur dari Kajian Ust Syafiq Riza Basalamah hafizhahullah..

�� COPAS

Demi keutuhan keluarga

Patut dicontoh demi keutuhan keluarga,masyaAllah����

�� Kisah �� ��

Ini adalah Sebuah kisah di jeddah, ketika ada sepasang suami istri yg sedang bertengkar, tiba2 suami mengangkat tangannya tinggi2 dan menampar sang istri..

Istripun menangis, makhluk yg lembut, yg terlarang untuk di sakiti...

Dalam keadaan berantakan,Tiba2 terdengar ketukan pintu, sang istri masih terisak tangisannya...

Diintipnya di lubang pintu oleh sang suami, ternyata mertua dan keluarga istrinya yg datang...

Dengan bingungnya dia membukakan pintu dan sang istri dengan cepat lari ke belakang dan mencuci mukanya supaya tdk terlihat dia sedang menangis...

Akan tetapi sang ibu tetap menangkap putrinya habis menangis, dan bertanyalah sang ibu, apa engkau habis menangis duhai putriku? Kenapa engkau menangis?,

Sang putri menjawab,
"iya ibu, aku menangis, karena rinduku pada ibu, dan akhirnya Allah mengirimkan juga ibu datang ke sini, hingga tersampaikanlah rinduku ini, sembari memeluk ibunya dlm keadaan masih menangis..

Sang suami tdk menduga istrinya akan berucap seperti itu, dia fikir, habislah rumah tangganya dgn sang istri mengadukan perbuatannya pada ibunya, ternyata justru sebaliknya..

Dan setelah itu, sang suami keluar rumah menuju ke pasar, membeli makanan untuk tamu yg datang, dan dia membeli sebuah perhiasan emas bernilai 1000 real ( sekitar 33 juta).

Sesampainya di rumah, dia menjamu tamunya...

Dan setelah tamunya pulang, dia mendatangi istrinya dan memberikan perhiasan tsb,,,

Sang istri berkata,
"Subhanallah, ini kan terlalu mahal untukku wahai suamiku..?"

Sang suami mnjawab,
"Engkau telah menyelamatkan rumah tanggaku, engkau sungguh2 wanita sholihah, engkau wahai istriku, bahkan engkaupun berhak mendapatkan nyawaku...

��Pesan moral :

- Diperintahkannya merahasiakan permasalahan rumah tangga kpd orang tua, karena itu akan menjadi beban orang tua, setelah seumur hidup kita sudah membebani orang tua

- Dianjurkan, hargailah setiap kebaikan yg sudah dilakukan oleh pasangan kita.,

- Dianjurkannya sesekali memberikan hadiah kepada sang istri, sebagai tanda terima kasih kita atas perjuangannya, jerih payahnya,...mengurus keluarganya.

✏Disadur dari Kajian Ust Syafiq Riza Basalamah hafizhahullah..

�� COPAS

Sunnah Nabi Menjilat Garam Sebelum dan Sesudah Makan?

Sunnah Nabi Menjilat Garam Sebelum dan Sesudah Makan?

Assalamualaikum,

Saya dari Malaysia. Banyak tersebar di Facebook berkenaan mengambil secubit garam sebelum makan merupakan sunnah Nabi Sollallahu’alaihiwassalam?

Sent from my iPhone

Dari: Superjenglot

Jawaban:

Wa’alaikum salam,

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Terdapat sebuah hadis dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, dinyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi nasehat beliau,

وإذا أكلت فابدأ بالملح واختم بالملح؛ فإن في الملح شفاء من سبعين داء، أولها الجذام والجنون والبرص

”Jika kamu makan, mulailah dengan mencicipi garam dan akhiri dengan makan garam. Karena dalam garam terdapat obat bagi 70 penyakit, yang pertama lepra, gila, dan kusta…”

Dan ada hadis lain yang semisal, yang paling dikenal adalah hadis Ali bin Abi Thalib di atas.

Hadis ini disebutkan oleh al-Harits bin Abi Usamah dalam al-Musnad, dari Abdurrahim bin Waqid, dari Hammad bin Amr, dari As-Suri bin Khalid bin Syadad. Hadisnya cukup panjang, yang disebutkan di atas adalah salah satu cuplikannya.

Dalam al-Fatawa al-Haditsiyah ketika pembahasan hadis ini dijelaskan,

وهذا إسنادٌ ساقطٌ، مسلسلٌ بالمجروحين،فشيخ الحارث بن أبي أسامة، قال الخطيب في «تاريخه» (11/85): «في حديثه مناكير، لأنها عن ضعفاء ومجاهيل»

Hadis ini sanadnya gugur, penuh rentetan perawi yang dinilai cacat. Syaikh al-Harits bin Abi Usamah, dikatakan oleh al-Khatib al-Baghdadi dalam kitab Tarikhnya (11/85), ‘Dalam hadisnya terdapat banyak yang munkar. Karena hadis-hadisnya diriwayatkan dari para perawi dhaif dan majhul (tak dikenal).’ (al-Fatawa al-Haditsiyah, al-Huwaeni, 1/497).

Sementara perawi berikutnya yang bernama Hammad bin Amr, dinilai pendusta oleh al-Juzajani. Abu Zur’ah menilainya sebagai orang lemah hadisnya. Ibnu Hibban menilai orang ini dengan mengatakan,

كان يضع الحديث وضعًا

‘Dia telah memalsukan hadis.’

Hammad juga ditinggalkan oleh an-Nasai, dan Bukhari menyebutnya, ’Munkar hadisnya.’

Kemudian, as-Suri bin Khalid, dinyatakan oleh al-Azdi, ‘Tidak dianggap.’ Sementara ad-Dzahabi dalam al-Mizan menyatakan, ‘Tidak dikenal.’

(al-Fatawa al-Haditsiyah, al-Huwaeni, 1/497).

Ibnul Jauzi juga menyebutkan hadis ini dalam karyanya al-Maudhu’at (kumpulan hadis dhaif). Ketika sampai pada pembahasan hadis ini, beliau mengatakan,

هذا حديث لا يصح عن رسول الله صلى الله عليه وسلم

“Hadis ini tidak sah sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (al-Maudhu’at, 2/289).

Kemudian, as-Suyuthi (w. 911 H) juga membawakan hadis di atas, dari jalur lain, yaitu dari jalur Abdullah bin Ahmad, dari ayahnya Ahmad bin Amir, dari Ali bin Musa ar-Ridha. Selanjutnya, as-Suyuthi menegaskan,

لا يصح والمتهم به عبد الله بن أحمد بن عامر أو أبوه فإنهما يرويان نسخة عن أهل البيت كلها باطلة

”Tidak shahih. Yang tertuduh di sini adalah Abdullah bin Ahmad bin Amir dan ayahnya. Kedua orang ini mengumpulkan tulisan hadis dari ahlul bait, namun semuanya dusta (atas nama ahlul bait).” (al-Lali’ al-Mashnu’ah, 2/179).

As-Syaukani (w. 1250 H) juga memberikan penilaian yang sama. Bahkan beliau dengan tegas menyatakan, ’Hadis palsu.’ (al-Fawaid al-Majmu’ah, 1/78).

Dari semua keterangan di atas, tidak halal bagi kita untuk menyatakan bahwa mencicipi garam sebelum atau sesudah makan termasuk sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena semua hadis tentang masalah ini adalah hadis dusta atas nama beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

Tafsir Surat 4 An-Nisaa', Ayat 135 (bagian 1)

Taushiyah ke 199, Ahad 15 Dzulqa'dah 1436 / 30 Agustus 2015

Tafsir Mudah 100 Ayat Al-Qur'an Seruan Kepada Orang Beriman

Ayat Keduapuluh lima: Surat 4 An-Nisaa', Ayat 135.

Allah berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan."

Tafsir Mudah dan Kandungan Ayat:

1. Ayat ini adalah seruan untuk semua orang beriman tanpa pandang suku, ras, warna kulit dan bangsa.
2. Orang beriman adalah orang mengimani semua yang wajib diimani dengan ucapan lisan, keyakinan hati dan pengamalan dengan anggota tubuh. Iman bisa bertambah dengan ketaatan kepada Allah dan bisa berkurang dengan kedurhakaan kepada Allah.
3. Allah perintahkan hamba-hambaNya yang beriman agar menjadi penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah semata demi tegaknya keadilan, baik dalam perkara yang berhubungan dengan Allah atau perkara yang berhubungan dengan sesama manusia.
4. Adil itu adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya, lawan dzalim.
5. Adil dalam perkara yang berhubungan dengan Allah adalah mempergunakan nikmatNya untuk berbuat ketaatan dan tidak mempergunakannya untuk berbuat maksiat.
6. Adil dalam perkara yang berhubungan dengan sesama manusia adalah menunaikan semua kewajiban kita atas mereka sebagaimana kita menuntut mereka agar menunaikan semua kewajiban mereka atas kita, dan bergaul dengan mereka sebaik mungkin sebagaimana kita ingin agar mereka bergaul dengan kita sebaik mungkin.
7. Termasuk jenis keadilan yang paling agung adalah adil dalam ucapan dan perkataan sehingga kita tidak memutuskan suatu permasalahan disebabkan kecenderungan kita kepada salah satu pihak.
8. Kita harus adil ketika memutuskan perkara dan menjadi saksi terhadap siapapun walau terhadap orang yang dekat kepada kita dan kita mencintainya.
9. Kita dilarang memandang status sosial orang lain ketika menegakkan keadilan dan menjadi saksi dengan cenderung membela orang kaya karena kekayaannya dan cenderung membela orang miskin karena alasan kasihan kepadanya.
10. Kita harus adil dalam menegakkan kebenaran dan menjadi saksi terhadap siapapun tanpa pandang bulu.
11. Allah adalah Maha Tahu yang terbaik dan penuh kemaslahatan, Dia-lah yang memerintahkan kepada kita agar kita berlaku adil dalam menegakkan kebenaran dan menjadi saksi terhadap siapapun tanpa pandang bulu.

------------- bersambung ------------

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan "Ahlul Qur'an" [Keluarga Al-Qur'an] dan "Shohibul Qur'an"  [Sahabat Al-Qur'an], yang "Hidup Di Bawah Naungan Al-Qur'an", selalu membaca, memahami dan mengamalkannya sehingga kami menjadi sukses, bahagia dan selamat dunia akhirat, aamiin..

Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami

���� WA MTDHK (Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah) kota Malang ����

�� Infaq kegiatan dakwah MTDHK bisa disalurkan melalui rekening a/n Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah;

�� BSM No: 7755555511
�� BNI No: 0362755494

���� Semoga Allah beri ganti dengan yang lebih baik dan barokah di dunia dan akhirat.

☝��️Kegiatan dakwah dan laporan keuangan ada di website kami www.mtdhk.com.

�� Untuk berlangganan WA Taushiyah MTDHK ketik "GABUNG" kirim WA (bukan SMS) ke +6283848634832 (Anggota lama tidak perlu mendaftar lagi)

�� Silahkan disebarkan kiriman ini sebagaimana aslinya tanpa dirubah sedikitpun, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah.. Jazakumulloh khoiro.

Surat Mantan Pendeta yg Masuk Islam

Surat Mantan Pendeta yg Masuk Islam Karena Membaca Buku "Sebab-Sebab Kebahagiaan" karya Asy-Syaikh Abdurrozzaq al-Badr

Kategori: Lain-lain
Diterbitkan pada 29 August 2015
Klik: 534
Sungguh benar bahwa rahasia hidayah hanyalah di tangan Allah. Tidak ada yang menyangka seorang pendeta yang menjadi misionaris puluhan tahun berdakwah di pedalaman –menyeru kepada kesyirikan dan kekufuran- akhirnya masuk Islam di akhir hayatnya hanya karena sebuah buku saku "Sebab-Sebab Kebahagiaan".

Buku itu merupakan transkrip dari ceramah yang disampaikan oleh Fadilatus Syaikh Abdurrozzaq hafizohulloh di mesjid Al-Istqlal pada tanggal 17 januari 2010 M (1 Shafar 1431 H), yang dihadiri lebih dari 100 ribu jama'ah.

Allah menghendaki kebaikan bagi pendeta ini (Robert) yang terus berusaha mencari kebenaran….akan tetapi beliau sekarang telah meninggal dunia –semoga Allah merahmati beliau dengan rahmatNya yang seluas-luasnya, memaafkan dosa-dosanya dan memasukannya kedalam surgaNya-.

Akan tetapi sebelum ia meninggal, ia sempat menulis sebuah surat yang ia tujukan kepada Fadilatus Syaikh Abdurrozzaq hafizohulloh, yang sungguh surat tersebut ditulis dari sanubari yang paling dalam. Surat yang ringkas akan tetapi sarat dengan faidah-faidah yang menakjubkan.

Ia bahkan tak sempat mengirimkan surat tersebut –mungkin karena sakit yang dideritanya-, akan tetapi surat tersebut ditemukan oleh saudaranya –yang non muslim- ditumpukan buku-bukunya sebulan setelah wafatnya, lalu dititipkan kepada salah seorang dai yang berdakwah di pedalaman. Lalu akhirnya pada tanggal 16 Agustus kemarin surat tersebut –alhamdulillah- akhirnya sampai ke tangan saya tatkala saya mengunjungi kota Balikpapan, dan alhamdulillah surat tersebut telah sampai kepada Fadilatus Syaikh Abdurrozzaq hafizohullah

Berikut isi surat tersebut.

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله

Kepada yang saya cintai karena Allah Tuan Syaikh Abdurrozzaq semoga Allah memberkahi anda.

Perkenalkan nama saya Robert Tanhu Mangkulang dengan nama Islam Abdurrahman al Islami 58 tahun, berasal dari suku Dayak Kalimantan.

Sebelumnya saya minta maaf bila mengganggu waktu anda dan aktifitasnya. Saya ingin menceritakan kisah singkat tentang kehidupan saya dan juga harapan saya di akhir hidup saya yang tersisa.

Saya masuk Islam pada tanggal 15 Desember 2011, mulanya saya masuk Islam dan mengenal Agama Islam karena keraguan agama yang saya yakini, di keluargaku 6 bersaudara semuanya berbeda agama, ada hindu paganisme, kristen katholik dan protestan, tapi tidak ada satu pun yang masuk Islam karena keluarga kami menganggap Islam agama yang rumit dan sulit.

Selama 30 tahun lebih saya menjadi misionaris protestan, pastor dan terakhir menjadi kepala gereja di seluruh kota di Kalimantan, tepatnya di Kutai Barat, selama itu pula saya diberikan kecukupan rezeki harta dan jabatan yang layak karena itulah tujuan para pendeta, dari keenam kali pernikahan saya tidak dikaruniai anak keturunan, harta yang saya punya dipakai untuk bersenang-senang dan habis di meja judi.

Di akhir masa tua ini saya merasa takut dan gelisah dengan agama yang saya yakini yaitu kristen protestan. Tidak membawa ketenangan dan ketentraman, sebelum saya mengenal Islam ini saya meneliti dan membanding-bandingkan kitab-kitab injil saya dengan kitab yang dulu, ada sisi yang kontradiktif antara satu dan lainnya, ditambah lagi saya ingin menghabiskan masa tua di tempat kelahiran saya.

Sebulan kemudian saya memutuskan untuk pergi meninggalkan gereja demi niat saya untuk pindah mencari ketenangan hati. Singkat cerita kami, yaitu saya dan murid saya yang mengantar sampailah di satu pelosok kabupaten Paser yang mayoritas 90 prosen adalah penganut paganisme dan animisme, namun selama puluhan tahun ditinggalkan ada sedikit berbeda, ada beberapa orang yang masuk agama Islam diantaranya mantan mertua yaitu bapak istri saya ketiga ternyata sudah menjadi muslim.

Seperti biasa di pagi hari saya selalu berkeliling untuk berolahraga, sengaja saya melewati rumah bekas istri saya karena penasaran kami berdiskusi dan berdialog dengan mereka, padahal dulu mereka adalah orang-orang yang nakal dan brutal namun ada perubahan drastis dengan sikap perilaku dan penampilan yang islami.

Tuan Syaikh Abdurozzaq desa kami desa terisolir dan jauh dari keramaian, selama puluhan tahun tidak ada da’i atau ustadz yang masuk ke pedalaman, lalu saya tanyakan kepada mereka apa yang menyebabkan mereka masuk Islam? Mereka bercerita ada seorang pemuda jawa yang datang dari kota kecamatan selalu datang membawa alat penghisap darah penyakit dan mengamalkan agamanya, karena keramahan dan budi pekerti yang baik mereka belajar, dari mulai 2 keluarga yang masuk Islam hingga 30 keluarga (setara 40 orang dewasa 18 anak kecil) yang belajar tentang agama Islam.

Selesai berdialog mereka memberi buku kecil berjudul “Sebab-Sebab Kebahagiaan” karya Syaikh Abdurozzaq dan buku Bekam Sunnah Nabi dan Mukjizat Medis. Sampai di rumah sebelum tidur saya membaca dan merenungi tiap makna dari lembaran buku itu, entah kenapa badan saya merinding, dada bergemuruh karena takjub dengan penjelasan kebahagiaan yang saya cari selama ini.

Puluhan tahun saya berkhotbah di hadapan jamaah, baru kali sekarang saya mendapat suatu kata indah walaupun ada beberapa yang kurang dimengerti dalam bahasanya tapi saya faham akan maksud dan tujuan si penulis.

Keesokan harinya saya bertemu dengan teman-teman di desa untuk menanyakan kapan pemuda itu kembali akan datang? ternyata hari itu mereka sudah ada janji untuk menjemput lewat sungai karena daratan berlumpur setelah hujan lebat.

Setelah ketemu kami yaitu saya mengutarakan niat saya untuk memeluk agama Islam maka dengan keyakinan yang kuat saya mengucapkan syahadat di hadapan 8 laki-laki dewasa dan 4 wanita walaupun agak sulit karena saya belum terbiasa dan tidak bisa maka saya dituntun untuk membaca “Laailaha illallah Muhammad Rasulullah”.

Pemuda tadi memegang erat tangan saya dan memeluknya tubuh ini dengan haru lalu dia ucapkan “Bapak sekarang menjadi saudara saya dalam Islam maka berbahagialah bapak dengan jaminan Allah, bahwa dengan taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya kita akan bertemu di surga”

Setelah itu kami berbincang dan berbagi pengalaman, dan saya tanyakan kepada pemuda ini dimana saya bisa bertemu dengan penulis ini buku, sambil menunjukkan buku yang saya bawa. Ternyata pemuda ini pun belum pernah bertemu atau melihat langsung Syaikh Abdurrozzaq, dia hanya mendengar suara di radio swasta sebelum dia merantau ke Kalimantan, bahkan bila ada kunjungan penulis buku ini dia tidak bisa hadir karena kemampuannya untuk datang ke Jakarta.

Dua minggu kemudian dia datang kembali membawa buku-buku pelajaran cara praktis membaca al-Quran dan papan tulis, sekaligus memberi kabar gembira bahwa Syaikh Aburrozzaq akan datang bulan Februari di Jakarta tahun 2012, maka saya katakan ke padanya “Mari kita berangkat ke Jakarta, masalah ongkos saya yang akan tanggung, bawa juga keluargamu”. Namun dia menolak dengan alasan bahwa dia mengajarkan agama bukan karena harta dan iming-iming materi dunia, tapi saya bersikeras untuk memberi dia uang. Selama dua tahun naik turun bukit pemuda ini hanya digaji dengan ikan dan pisang sedangkan saya diberi sesembahan para jamaah setiap minggu.

Akhirnya dia menerima dan membelikan tiket untuk keberangkatan kami di bulan Februari 2012 bersama keluarganya.

Sejak saat itu kami belajar dan saya pun belajar dengan sungguh-sungguh akan kebaikan Islam, umumnya di suku kami tidak ada paksaan untuk memeluk agama lain karena perbedaan agama boleh asal jangan mengganggu adat istiadat yang ada di desa kami yang mayoritas hindu paganisme.

Di pagi hari badan saya sakit semua, hernia kambuh dan seluruh kaki terasa berat digerakkan, dengan bantuan tetangga dibawa ke poliklinik terdekat lalu saya diobati dengan obat-obatan seadanya karena klinik kampung yang ada di desa tidak ada petugas yang jaga itupun yang mengobati adalah bidan kampung/dukun anak.

Seminggu kemudian pemuda ini datang dan berniat untuk menjemput saya ke rumahnya serta tinggal beberapa hari di rumah samping mushola, namun takdir berkata lain jangankan untuk jalan, berdiripun tak mampu. Pemuda ini membacakan beberapa do’a dan dia meminta madu dan air serta diminumkan kepada saya, sore harinya saya agak membaik, bisa jalan tertatih-tatih, saya minta ijin tidak hadir dalam pengajian iqro dan ia pun mengerti.

Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak bisa bertemu atau datang ke jakarta, sampaikan salam dan tolong tuliskan rasa terima kasih kepada Syaikh Abdurozzaq, saya akan ke rumah teman yang ada di kabupaten untuk melihat tayangan langsung, kebetulan dia mempunyai parabola. Akhirnya pemuda ini berangkat bersama keluarganya ke jakarta, ada seorang ibu yang menitipkan barang untuk Syaikh berupa tas karena kecintaan beliau kepada tuan Syaikh Abdurrozzaq.

Hari minggu 19 februari 2012, hari itu saya sangat senang melihat wajah anda Syaikh Abdurrozzaq, walaupun ada gangguan dan sinyal yang buruk tapi ada pelajaran yang bisa diambil “bahwa bila kita ingin meraih cinta Allah harus mendahulukan perintah-perintah-Nya”. Saya ingin sekali mendengar tapi suara, gambar dan tayangannya tersendat-sendat, sehingga waktu itu saya jadi berfikir kenapa saya tidak memaksakan berangkat ke jakarta.

Tuan Syaikh Aburrozzaq sejak itu pula saya mulai mengerti arti kehidupan dalam pandangan Islam bahwa dunia hanya sementara sedangkan akhirat kekal dan abadi.

Ada kejadian yang membuat saya miris dan sedih, pemuda tadi dicegat dan diinterogasi oleh sebagian aparatur desa, yang ironisnya mereka adalah muslim, mereka menganggap pemuda ini mengajarkan ajaran menyimpang karena itu dia tertahan dan tidak bisa mengajar lagi, lalu datanglah saudara kami “Maris” salah satu tokoh yang masuk Islam dia menjelaskan kepada aparatur desa bahwa dia hanya mengajarkan baca tulis al-Quran.

Dua bulan tiga bulan sampai satu tahun dia tidak pernah datang lagi, apalagi setelah kami warga muslim ikut-ikutan ritual belian (pemanggilan roh-roh halus), mau tidak mau, suka atau tidak suka kami harus mengikutinya adat-istiadat karena ini solidaritas suku.

Tuan Syaikh Abudrrozzaq pemuda ini tidak pernah datang lagi, kami memaklumi dan mengerti dia membutuhkan perubahan dari kami dan juga perjuangan untuk melawan adat tapi kami tidak mampu, dan lagi beliau juga perlu penghasilan untuk keluarga semoga Allah memudahkan urusan pemuda ini.

Tuan Syaikh Abdurrozzaq semoga dengan tulisan ini dan sampainya tulisan ini di hadapan anda semoga ada da’i atau ustadz yang mau ke tempat kami, dulu waktu kami menjadi misionaris kami bisa ke pelosok-pelosok tapi umat Islam yang kata anda rahmat semesta alam tidak ada yang bertahan ke pedalaman. Maka disisa umurku ini saya berharap bisa bertemu di surga kelak. Saya mempunyai penyakit kronis bisa saja setelah ini Allah mencabut nyawa saya, sekali lagi terimakasih untuk anda dan Islam.

Abdurrahman al-Islami
Muara Andeh, 15 Agustus 2014

Beberapa faidah yang bisa dipetik dari surat mulia ini :

1. Betapa banyak orang terhalangi untuk masuk Islam karena menganggap Islam adalah agama yang sulit dan rumit. Padahal kita tahu bahwasanya Islam adalah agama yang sederhana, jika dibersihkan dari seluruh bid'ah, syirik, khurofat, dan takhayyul maka sungguh Islam adalah agama yang sangat simpel dan mudah.

Akan tetapi sering kali gambaran Islam sampai kepada non muslim dengan gambaran yang keliru.

2. Kontradiktif yang terdapat dalam Injil merupakan sebab penting yang menjadikan bekas pendeta ini masuk Islam, karena hal ini menimbulkan keraguan terhadap ajarannya, padahal ia seorang pendeta. Maka perlu kita menjelaskan kontradiktif Injil kepada kaum Nashrani, semoga mereka dibukakan hatinya oleh Allah untuk memeluk Islam.

3. Berdakwah dengan akhlak, keramah-tamahan, serta budi pekerti yang baik merupakan daya tarik terbesar bagi non muslim untuk mengenal Islam. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh sang pemuda tersebut tatkala berdakwah di pedalaman.

4. Islam yang benar akan merubah perilaku pemeluknya secara drastis, sebagaimana yang dituturkan oleh bekas pendeta, bahwasanya kerabatnya dahulu brutal namun setelah masuk Islam berubah menjadi berperangai mulia.

Inilah bedanya orang yang masuk Islam karena belajar –sehingga mempengaruhi perilakunya-, dengan orang yang masuk Islam hanya ikut-ikutan, atau keturunan, namun tidak dibarengi dengan mempelajari Islam.

5. Bekas pendeta ini puluhan tahun berkhotbah di hadapan jama'ahnya untuk mengajarkan kebahagiaan kepada mereka, akan tetapi ia sendiri tidak merasakan kebahagiaan tersebut. Ia sendiri sedang mencari kebahagiaan. Ternyata ia menemukan hakekat kebahagiaan melalui buku Asy-Syaikh Abdurrozzaq hafizohulloh.

6. Seorang yang menyatakan masuk Islam maka harus kita sambut dengan penuh kebahagiaan dan memberi optimisme kepada dirinya. Sungguh perkataan sang dai muda tersebut sangat mengena di hati bekas pendeta. Tatkala sang pendeta masuk Islam, maka dipelulah dengan haru oleh sang pemuda seraya berkata “Bapak sekarang menjadi saudara saya dalam Islam maka berbahagialah bapak dengan jaminan Allah, bahwa dengan taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya kita akan bertemu di surga”

7. Diantara pernyataan indah Syaikh Abdurrozzaq yang selalu diingat oleh sang pendeta yaitu "Bahwa bila kita ingin meraih cinta Allah harus mendahulukan perintah-perintah-Nya"

8. Pendeta ini memberi informasi bahwa dakwah sang pemuda ke pedalaman ternyata dihalangi oleh orang-orang Islam sendiri.

Setelah saya menghubungi sang pemuda, maka sang pemuda itu bercerita bahwa yang menghalanginya adalah orang-orang Islam yang tidak suka dengan dakwah sunnah yang tidak menyetujui adat-adat yang tidak benar.

9. Diantara harapan mantan pendeta Abdurrahman al-Islami, yaitu agar para dai menyempatkan diri berdakwah di pedalaman. Karena kaum misionaris rela berjuang berdakwah berpuluh-puluh tahun untuk mengajarkan kekufuran dan kesyirikan di pedalaman-pedalaman.

Bahkan diantara informasi yang disampaikan oleh sang pemuda kepada saya melaui WA bahwasanya gerakan syi'ah pun telah sampai ke pedalaman. Berikut isi WA tersebut :

((Pak Robert buatkan busur dan panah, (sebagai) hadiah yang akan diberikan untuk syaikh bila tiba ke Jakarta. Di Kutai Barat waktu beliau menjabat sebagai (Ketua) Forum Kerukunan Pelayanan Tuhan –sejenis persekutuan gereja-, (beliau) pernah didatangi kunjungan Islam Iranian Corner dan Ixxbx. Mereka datang katanya untuk misi pendidikan. Ketika ditanyakan maka mereka banyak menjelek-jelekan Arab Saudi dan Sunni. Lalu beliau nanya sama ana, Islam apa mereka?, ana bilang mereka syi'ah…, ana kisahkan kekejian mereka terhadap Islam dan foto-foto pembantaian…dari internet.

Beliau nanya sama ana, apakah di Mekkah dan Madinah akan diserah Syi'ah?. Ana bilang nggak tahu…

Karena beliau piawai membuat peralatan perang maka beliau berinisiatif buat panah dan busur untuk Syaikh, katanya untuk jaga-jaga dari Syi'ah…))

10. Pemuda yang gigih dalam berdakwah –semoga Allah menjaga keikhlasannya dan menambah semangatnya dalam berdakwah-

Alhamdulillah saya telah berkomunikasi langsung dengan pemuda da'i ini, dan ada beberapa informasi yang bisa saya sampaikan, diantaranya :

- Pemuda ini sudah bertahun-tahun berdakwah di pedalaman, ia sendiri berasal dari suku Sunda, akan tetapi ia bertekad untuk berdakwah di pedalaman Kalimantan. Bahkan mendakwahi suku asli Kalimantan, yaitu suku Dayak.

- Alhamdulillah ia sekarang bersama istrinya sedang mengasuh pondok kecil-kecilan dengan jumlah santri 160 santri-santriwati kecil. Disamping itu ada sekitar 40 orang muallaf dewasa yang ia didik. Berikut WA yang ia kirimkan kepada saya : ((Ustadz, afwan sebelumnya, surat yagn dtitip dari pak Robert/Abdurrahman untuk Syaikh sebenarnya sudah lama sekali. Sebulan setelah beliau wafat surat itu bari kami tahu dari tumpukan buku di rumahnya. Itupun kami tahu dari saudar beliau yang non muslim, bahwa pak Robert rahimahullah mau titip surat untuk ana. Ala kulli haal, beliau (pak Robert) ingin sekali bertemu Syaikh, beliau memesan buku-buku Syaikh dan tulisannya. Dan yang paling beliau suka adalah buku "Perjalanan dari Madinah ke Rodja" yang ditulis antum.

Ana ingin ngasih surat ke antum tapi qodarullah waktu dan kondisi ana yang tidak memungkinkan. Jangankan ke Jakarta, ke Balikpapan aja ana gak sempat ustadz. Ana berdua bersama istri mengajar lebih 160 anak dan 40 muallaf, kalau ana tinggal maka nggak ada yang ngajarin mereka))

- Dari tuturan sang pendeta, ternyata pemuda ini tatkala berdakwah sama sekali tidak berharap upah. Bahkan tatkala ditawarkan untuk diberi ongkos ke Jakarta oleh sang pendeta, maka iapun dengan tegas menolak dengan menyatakan bahwa ia tidak berharap dunia. Akan tetapi suku Dayak yang menerima dakwahnya tetap memberikan rasa terima kasih mereka kepada sang pemuda dengan memberikan sekedarnya yaitu berupa ikan dan pisang.

Tutur mantan pendeta "Selama dua tahun naik turun bukit pemuda ini hanya digaji dengan ikan dan pisang sedangkan saya diberi sesembahan para jamaah setiap minggu"

- Pemuda ini mengaku kepada saya bahwasanya ia tidak bisa berbahasa Arab, sehingga tatkala sampai di tabligh Akbar Syaikh Abdurrozaq ia tidak kuasa dan tidak mampu untuk berbicara dengan Syaikh. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menyampaikan dasar-dasar Islam dan iqro' maka tidak harus menunggu menjadi Ustadz berkaliber. Yang penting adalah tekad yang kuat dalam berdakwah, dengan tetap menyadari kekurangan ilmu yang ada. Lihatlah pemuda ini, ia tidak angkuh dengan banyaknya orang masuk Islam karena dakwahnya, bahkan ia mengakui di hadapan saya bahwa ia tidak bisa berbahasa Arab tanpa malu-malu.

- Pemuda ini meskipun memiliki ilmu seadanya akan tetapi ia mengerti betul bahwa dakwah bukanlah sarana untuk mencari dunia dan kekayaan. Bahkan ia sendiri kekurangan dana untuk menjalankan pondoknya. Diantara keluhannya kepada saya, ia kekurangan dana untuk menyunat orang-orang yang baru masuk Islam, sehingga masih banyak muallaf yang belajar dengannya belum disunat.

- Pentingnya ilmu, lihatlah pemuda ini langsung mengajarkan iqro' kepada para muallaf.

Akhirnya, semoga Allah merahmati Abdurrahman Al-Islami, memafkan dosa-dosanya, dan memasukannya ke dalam surgaNya. Dan semoga Allah membalas jasa Asy-Syaikh Abdurrazzaq yang dengan sebab buku beliau maka Robert pun berubah menjadi Abdurrahman. Semoga Allah menambah kehikhlasan Syaikh Abdurrazzaq dan menjaga beliau dalam memperjuangkan dakwah Sunnah di Kota Madinah dan juga di tanah air. Dan semoga Allah membalas jasa sang Pemuda yang telah berjuang keras berdakwah di pedalaman suku Dayak dengan segala keterbatasan dan kekurangan sarana dan prasarana. Semoga akan banyak dai-dai yang mengikuti jejak langkah kaki beliau.

Hal-Hal yang terkait dengan risalah di atas:

Kajian " Sebab-sebab Datangnya Kebahagiaan " :https://www.youtube.com/watch?v=zOQ1RwY-CJc

Pertanyaan mantan pendeta ketika Syaikh Abdurrozzaq mengisi di Jakarta :https://youtu.be/vDL3aFKHXO0?t=6719

Scan surat mantan pendeta :https://app.box.com/s/0wz2q7wujvqkb3jgikwxm9kwednl4j8s

Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 14-11-1436 H / 29-08-2015 M
Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja
www.firanda.com

AYAT YANG BISA MEMBUAT ANDA MENANGIS

�� AYAT YANG BISA MEMBUAT ANDA MENANGIS…

Ayat ini jika terus direnungkan pasti akan membuat seseorang meneteskan air mata. Kalau keadaan hati seseorang masih lembut, maka ia akan mudah menangis karena merenung akan dosa dan kesalahan yang ia perbuat.

Coba renungkan baik-baik,

وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا

“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun.” (QS. Al Kahfi: 49).

Dalam Tafsir Al Jalalain (hal. 310) disebutkan,

{ وَوُضِعَ الكتاب } كتاب كل امرىء في يمينه من المؤمنين ، وفي شماله من الكافرين { فَتَرَى المجرمين } الكافرين { مُشْفِقِينَ } خائفين { مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ } عند معاينتهم ما فيه من السيئات { يَا } للتنبيه { ويْلَتَنَا } هلكتنا وهو مصدر لا فعل له من لفظه { مَالِ هذا الكتاب لاَ يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلاَ كَبِيرَةً } من ذنوبنا { إِلاَّ أَحْصَاهَا } عدّها وأثبتها؟ تعجبوا منه في ذلك { وَوَجَدُواْ مَا عَمِلُواْ حَاضِرًا } مثبتاً في كتابهم { وَلاَ يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا } لا يعاقبه بغير جرم ولا ينقص من ثواب مؤمن .

“Diletakkan kitab setiap orang beriman di sisi kanannya dan orang kafir di sisi kirinya. Orang-orang kafir akhirnya melihat dan merasa ketakutan terhadap apa yang tertulis dalam kitab catatan amal tersebut. Ketika mereka melihat dosa-dosa mereka, mereka berkata, “Celakalah kami.” Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan catatan dosa yang kecil maupun yang besar, semuanya benar-benar tercatat? Mereka pun dapati bahwa semuanya tercatat dalam kitab tersebut. Allah tidak memberi hukuman kepada mereka yang penuh dosa secara zalim. Untuk orang-orang beriman pun tak mungkin dikurangi pahala mereka.”

Imam Asy Syaukani berkata dalam kitab tafsirnya Fathul Qadir (3: 404),

أي شيء له لا يترك معصية صغيرة ولا معصية كبيرة إلا حواها وضبطها وأثبتها

“Tidak ditinggalkan maksiat kecil maupun besar melainkan tercatat dalam kitab catatan amal tersebut.”

Hati yang lembut akan terenyuh karena merasa penuh kekurangan. Itulah sifat orang beriman sebagaimana disebutkan dalam ayat,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfaal: 2).

Semoga dengan merenungkan ayat di atas kita semakin mudah menjauhi maksiat. Karena ingatlah semuanya akan tercatat. 
______
��  Ust. M Abduh Tuasikal حفظه الله تعالى

IBU ...maafkan anakmu..

�� IBU ...maafkan anakmu.. ��
-------

RAHMATMU YA RABBY

PERNAHKAH KITA MENGUKUR SEPANJANG APA KASIH DAN CINTA SEORANG IBU???

PERNAHKAH KITA MENIMBANG SEBERAT APA CINTA NYA ???

PERNAHKAH KITA MERENUNG SETULUS APA KASIHNYA ???

Atau setelah kita dewasa

Setelah kita bisa berjalan, bisa berlari, Bisa bekerja mencari hidup
Memiliki pasangan hidup

Setelah kita tidak butuh lagi dengan suapannya
Dengan gandengan tangannya
Dengan pelukannya
Dengan dekapannya
Dengan ninaboboknya
dengan belaiannya
Dengan, segala belas kasihnya

Kita mulai menjauh darinya
Kita mulai sibuk dengan urusan kita
Kita mulai lupa dengannya

Akhi/ukhti
Andai semua waktumu kau luangkan untuk ibundamu
Andai semua hartamu kau berikan kepada ibundamu
Aku, yakin kaupun mustahil melakukannya
Tapi kalau itu yang kau lakukan… Kau pun takkan pernah bisa membalasnya…

Tiada hal yang paling membahagiakan hati seorang ibu, lebih dari melihat anaknya bahagia…

Tiada hal yang melarakan hatinya lebih dari melihat musibah menimpa buah hati..
Apapun yang dibutuhkan anaknya akan dipenuhi, asalkan ia bisa kembali tersenyum

Dia rela memakai sandal yang usang, asalkan anaknya pakai sandal baru
Dia rela begadang aslkan anaknya lelap tidurnya
Dia kuat menahan lapar di perutnya, tp dia g' tahan melihat anaknya kelaparan

Dia rela nyawanya digadaikan asalkan anaknya hidup

Dia rela hatinya diiris-iris aslkan anaknya senang

Akhi\Ukhti..
Bila kau berada dekat dengan ibumu, maka hampirilah ia sekarang…
Kecuplah keningnya
Minta maafnya
Minta ridhanya
Pijat kakinya
Dan ucapkan Rabbighfirli wa liwalidayya warhamhuma kama Rabbayani shoghiran

Bila kau jauh darinya, telponlah dia, dengarkan suaranya, mintalah doanya
Dan kirimkanlah sesuatu untuknya

Dan bila dia berada di alam yang berbeda…
Angkatlah tanganmu
Pujilah Rabbmu
Dan doakan ibumu
SeLaLu

RABBYGHFIRLI waliWAALIDaYYa WArHamHuma KAMa RobbaYani SHagiran

✏ Oleh Al-Ustadz DR. Syafiq Riza Basalamah, MA. حفظه الله تعالى

-------------------------
♻ Silsilah nasihat ke - 99
�� Broadcast WA Dakwah Jalyat Unaiza_Indo
�� Ikuti di no: +966509273346

Sabtu, 29 Agustus 2015

Tanya Jawab Tentang Musafir

��BimbinganIslam.com
Rabu, 14 Dzulqa'dah 1436 H / 29 Agustus 2015 M
�� Tanya Jawab Tentang Musafir
�� Dijawab oleh Ustadz Firanda Andirja, MA, حفظه الله تعالى
➖➖➖➖➖➖➖

Pertanyaan 1:
Ustadz kami yang sedang umroh atau hajji apakah boleh bagi kami melaksanakan sholat rawatib di mesjid Nabawi dan di Mesjid Al-Harom, mengingat pahala sholat yang dilipat gandakan?

Jawab :
Kondisi seorang musafir tatkala sholat ada dua :

Pertama : Dia melakukan sholat qosor (dan qosor adalah yang disunnahkan bagi musafir). Maka dalam kondisi ini yang disyaria’tkan adalah meninggalkan sholat sunnah rowatib, kecuali 2 raka’at sebelum fajar.

Adapun sholat witir, sholat sunnah mutlaq, sholat-sholat sunnah yang ada sebabnya seperti sholat sunnah wudu, sholat dua raka’at setelah thowaf, sholat duha, dan sholat tahajjud maka tetap disyari’atkan.

(Lihat fatwa Syaikh Bin Baaz rahimahullah 11/391 atau di http://www.alifta.net/fatawa/fatawaDetails.aspx?BookID=4&View=Page&PageNo=3&PageID=1937)

Kedua : “Jika dia sholat bermakmum kepada imam yang sholatnya sempurna (4 raka’at), sebagaimana kondisi para jama’ah haji dan umroh yang biasanya bermakmum di masjid Nabawi dan Masjidil Harom. Maka yang lebih afdol adalah mereka tetap melaksanakan sholat-sholat sunnah rawatib karena kondisi sholatnya seperti sholatnya orang yang muqim.”

Dalam fatwa Nuur ‘ala ad-Darb (10/382)

----------

Pertanyaan 2:

س : هل على المسافر سنة الراتبة إذا صلى مع الذين يتمون

Apakah seorang musafir hendaknya melakukan sholat sunnah rowatib jika ia sholat bersama orang-orang yang sholatnya sempurna (4 raka’at-pen)?

Jawab :

ج : إذا صلى مع المتمين فالأفضل أن يأتي بالراتبة لأنه صار له حكم المقيمين فيصلي الراتبة ، وإن ترك فلا بأس ، لكن إذا أتم فالأفضل أن يأتي بالراتبة ، وإن قصر فالأفضل ترك الراتبة للظهر والعشاء ، أما الفجر فإن سنتها ثابتة في السفر والحضر ، وهكذا الوتر المسافر يوتر ويصلي سنة الفجر ، أما سنة المغرب وسنة الظهر وسنة العشاء فالأفضل تركها للمسافرين إذا قصروا

“Jika ia sholat bersama orang-orang yang sholatnya sempurna maka yang lebih afdol adalah ia melakukan sholat sunnah rowatib, karena jadilah baginya hukum orang-orang yang muqim, maka ia melaksakana sholat sunnah rawatib.

Dan jika ia tinggalkan maka tidak mengapa, akan tetapi jika ia sholatnya sempurna maka yang lebih afdol adalah ia sholat sunnah rawatib. Jika ia sholatnya qosor maka yang terbaik adalah meninggalkan sholat rawatib dzuhur, (maghrib-pen) dan isya. Adapun sholat dua rakaat sebelum subuh maka tetap dikerjakan dalam safar dan tidak safar.

Demikian juga sholat witir bagi musafir, ia kerjakan sholat witir dan ia kerjakan sholat sunnah dua raka’at sebelum subuh. Adapun sunnah rawatib magrib, dzuhur, dan isya, maka yang lebih afdol adalah meninggalkannya bagi para musafir jika mereka sholatnya qosor.”

(lihat http://www.alifta.net/Fatawa/FatawaChapters.aspx?View=Page&PageID=2364&PageNo=1&BookID=5)

Kota Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, 13-05-1436 H / 04-03-2015 M (266)

~~✾~~

�� Donasi Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

�� Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut:
�� http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran

Belajar dari ibu AINUN

Penggalan Inspiratif:

Dikutip dari ibu Ainun Habibie:

"Mengapa saya tidak bekerja? Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu. Namun saya pikir : buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan resiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri?

Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk pribadinya sendiri? Anak saya akan tidak memiliki ibu. Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orang tua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja?
Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Tiga setengah tahun kami bertiga hidup begitu."

~Jangan biarkan anak-anak mu hanya bersama pengasuh mereka
Bagaimana bila dibantu dg kakek neneknya?

~Sudah cukup rasanya membebani orangtua dengan mengurus kita sejak lahir sampai berumah tangga. Kapan lagi kita mau memberikan kesempatan kepada orangtua untuk penuh beribadah sepanjang waktu di hari tuanya.

Mudah-mudahan ini bisa jadi penyemangat dan jawaban untuk ibu-ibu berijazah yang rela berkorban demi keluarga & anak-anaknya.
Karena ingin Rumah Tangganya tetap terjaga & anak-anak bisa tumbuh dengan penuh perhatian, tidak hanya dalam hal akademik, tapi juga untuk mendidik agamanya, karena itulah sejatinya peran orangtua.

Belajar dari kesuksesan orang-orang hebat, selalu ada pengorbanan dari orang-orang yang berada dibelakangnya, yang mungkin namanya tidak pernah tertulis dalam sejarah. Berbanggalah engkau sang Ibu Rumah Tangga, karena itulah pekerjaan seorang wanita yang paling mulia.

Semoga bermanfaat dan mari ingatkan sesama...

Jumat, 28 Agustus 2015

3 SUNGAI BESAR BAGI PELAKU DOSA

3 SUNGAI BESAR BAGI PELAKU DOSA

Sesungguhnya Allah menyediakan 3 sungai besar bagi para pelaku dosa dan maksiat, agar mereka bersuci dan membesihkan diri dengan sungai tersebut...

1. Yang pertama; sungai taubat dan istighfar, sesungguhnya taubat menghapuskan dosa sebelumnya.

Rasulullah bersabda:

( التَّائِبُ مِنْ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ)

Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak berdosa (Shahih Sunan Ibn Majah)

2. Yang kedua; sungai kebaikan-kebaikan.....karena sesungguhnya kebaikan akan menghapuskan kesalahan

Allah berfirman:

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ

Sesungguhnya kebaikan-kebaikan akan melenyapkan  kejelekan-kejelekan (QS. Hud: 114)

3. Yang ketiga; sungai musibah, ujian dan cobaan...karena musibah akan menghapuska  dosa, mengangkat derajat seorang hamba.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ.

“Tidaklah seorang muslim yang merasakan keletihan, mendapatkan penyakit, kesedihan, gundah gulana, gangguan atau sesuatu yang menyesakkan hati, sampai-sampai duri yang menusuk kakinya, melainkan Allah pasti akan menghapuskan sebagian dari kesalahannya.” (HR. Muslim)

Jika Allah menginginkan kebaikan bagi seorang hamba..Allah masukkan dia ke salah satu sungai tersebut....jika tidak maka Allah akan memasukkannya ke sungai2 neraka..

(Disarikan dan dijabarkan dari Madarijus Salikin Ibn al-Qayyim)

Akhukum fillah:
Fadlan Fahamsyah

Yang Diharamkan Saat Haid, Nifas, Junub Dan Hadats Kecil

�� BimbinganIslam.com
Jum'at, 13 Dzulqa'dah 1436 / 28 Agustus 2015
�� Ustadz Fauzan ST, MA
�� Matan Abu Syuja' | Kitab Thahārah
�� Kajian 28 | Yang Diharamkan Saat Haid, Nifas,  Junub Dan Hadats Kecil
⬇ Link Download:
https://drive.google.com/file/d/0B1e0BM9z9hzYRmFVT2FnMktTLW8/view?usp=docslist_api
~~~~~~~~~~~~~
MATAN KITAB:

ويحرم بالحيض والنفاس ثمانية أشياء الصلاة والصوم وقراءة القرآن ومس المصحف وحمله ودخول المسجد والطواف والوطء والاستمتاع بما بين السرة والركبة. ويحرم على الجنب خمسة أشياء الصلاة وقراءة القرآن ومس المصحف وحمله والطواف واللبث في المسجد. ويحرم على المحدث ثلاثة أشياء الصلاة والطواف ومس المصحف وحمله.

YANG DIHARAMKAN SAAT HAID DAN NIFAS

Perkara yang diharamkan saat haid dan nifas ada 8 (delapan) yaitu shalat, puasa, membaca Al-Quran, menyentuh Al-Quran, membawa Al-Quran, masuk masjid, tawaf, hubungan intim (jimak), (suami) mencumbu di antara pusar dan lutut.

YANG DIHARAMKAN SAAT JUNUB (HADATS BESAR)

Perkara yang diharamkan bagi orang junub ada 5 (lima) yaitu shalat, membaca Al-Quran, menyentuh Al-Quran, membawa Al-Quran, tawaf, tinggal di masjid.

YANG DIHARAMKAN SAAT HADATS KECIL

Perkara yang diharamkan saat hadats kecil ada 3 (tiga) yaitu shalat, tawaf, menyentuh Al-Quran dan membawanya.
➖➖➖➖➖➖➖

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد

Para Sahabat Bimbingan Islam yang dirahmati Allāh Ta'āla, kita lanjutkan halaqah fiqh ini pada halaqah yang ke-28. Dan ini adalah halaqah terakhir pada Kitab Thahārah.

Ada 3 bagian yang disebutkan oleh Penulis pada halaqah kali ini.

PERTAMA
HAL-HAL YANG DIHARAMKAN UNTUK DILAKUKAN OLEH SEORANG WANITA YANG SEDANG HAIDH ATAU NIFAS

قال المصنف:
((ويحرم بالحيض والنفاس ثمانية أشياء))

((Ada 8 perkara yang terhalang/tidak boleh dilakukan oleh seorang wanita yang mengalami haidh ataupun nifās))

Ada beberapa catatan dalam masalah ini :

⑴ Hal ini berlaku pula apabila belum bersuci ataupun belum mandi besar walaupun darah itu sudah terhenti (baik darah haidh ataupun nifās), selama belum bersuci atau mandi besar maka hal ini berlaku.

⑵ Dalam hadits (dalil) hanya disebutkan haidh saja. Namun para ulama ijmā' bahwasanya nifās diqiyaskan sama dengan haidh hukumnya.

⑶ Darah istihādhah (penyakit) tidak termasuk dalam pembahasan ini karena wanita yang mengalami istihādhah hukumnya sama dengan wanita yang dia dalam keadaan suci.

قال المصنف:
((الصلاة والصوم وقراءة القرآن ومس المصحف وحمله ودخول المسجد والطواف والوطء والاستمتاع بما بين السرة والركبة))

⑴ Shalāt
⑵ Berpuasa
⑶ Membaca Al-Qurān
⑷ Menyentuh mushaf Al-Qurān dan membawanya
⑸ Masuk ke dalam masjid
⑹ Thawāf
⑺ Berhubungan intim
⑻ Bercumbu dengan apa yang ada di antara pusar dan lutut seorang wanita

Kita akan membahas satu-persatu,

■ ⑴ Shalāt dan ⑵ Puasa

Hal ini berdasarkan hadīts Sa'īd Al-Khudriy radhiyallāhu Ta'āla 'anhu tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam ditanya tentang kekurangan agama yang ada pada seorang wanita. Maka Beliaupun menjawab:

أَلَيْسَ إِذَا حَاضَت ْلَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ؟ فَذَلِكِ مِنْ نُقْصَانِ دِينِهَا

"Bukankah wanita apabila dia mengalami haidh maka dia tidak shalāt dan juga tidak berpuasa? Itulah kekurangan yang ada di dalam agamanya." (HR. Imām Bukhari dan Imām Muslim)

■ ⑶ Membaca Al-Qurān

Para ulama disini berbeda pendapat, bolehkah seseorang yang mengalami haidh ataupun nifās membaca Al-Qurān dari hafalannya atau membaca Al-Qurān tanpa menyentuh mushaf?

Para ulama, mayoritas (jumhūr ulama) melarang seorang wanita yang haidh untuk membaca Al-Qurān.

Dalilnya adalah hadīts Ibnu 'Umar yang diriwayatkan oleh Imām At-Tirmidzi, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

لا تقرأ الجنب ولا الحائض شيئاً من القرآن

"Janganlah seorang yang hāidh atau junub dia membaca sedikitpun dari Al-Qurān."

Ini adalah salah satu dalil yang dipakai oleh para ulama yang mengatakan bahwa seorang yang mengalami haidh ataupun junub dilarang membaca Al-Qurān walaupun dari hafalannya.

Yang kuat (rājih) adalah bolehnya seorang wanita yang haidh ataupun nifās untuk membaca Al-Qurān tanpa menyentuh Al-Qurān, apakah dengan hafalannya ataupun dengan melihat.

Ini adalah pendapat dari Malikiyyah, Zhahiriyyah dan riwayat perkataan Imām Syāfi'ī dan dikuatkan oleh Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah dan dirajihkan oleh Syaikh Bin Bāz rahimahullāh.

Akan tetapi yang jadi permasalahan adalah untuk orang yang junub, karena keadaan junub beda dengan haidh dan nifas.
Para ulama berbeda pendapat tentang membaca Al-Qurān bagi orang yang junub.

• Pendapat Pertama
Bahwasanya tidak boleh secara mutlak. Ini adalah pendapat jumhūr (mayoritas) para ulama dan juga fatwa dari para shahābat.

• Pendapat Kedua
Ini diperbolehkan. Ini adalah pendapat madzhab Zhāhiriyyah dan juga perkataan beberapa orang shahābat radhiyallāhu Ta'āla 'anhum.

Dalil yang membolehkan:
• Tidak ada nash (dalil) yang sharīh (gamblang) yang melarang seorang yang junub untuk membaca Al-Qurān.
• Hadīts 'Āisyah radhiyallāhu Ta'āla 'anhā tatkala beliau mengatakan:

أَنَّ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَذْكُرُ اللَّهَ عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ 

"Bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam senantiasa berdzikir kepada Allāh dalam setiap keadaannya*." (HR. Bukhāri dan Muslim)

*Setiap keadaan termasuk dalam keadaan junub.

Dan mereka mengatakan bahwa orang yang junub boleh membaca Al-Qurān karena Al-Qurān termasuk dzikir kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Namun yang rājih (kuat) yang dikuatkan oleh Syaikh Bin Bāz rahimahullāh adalah pendapat jumhūr (mayoritas) para ulama Karena dalam junub ada pengkhususan yaitu hadīts 'Ali radhiyallāhu Ta'āla 'anhu, beliau berkata:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقرئنا القرآن ما لم يكن جنبا

"Bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam membacakan Al-Qurān kepada kami selama Beliau tidak junub."

(HR.Ahmad, Abū Dāwud dan Ibnu Mājah)

Dan kata beliau, tidak boleh mengqiyaskan antara haidh dan nifās dengan junub karena junub waktunya pendek sedangkan haidh dan nifās waktunya panjang.

Haidh dan nifās bukan pilihan seseorang untuk mengalaminya, sedangkan junub adalah keadaan yang merupakan pilihan dari seseorang sehingga dia masuk dalam keadaan junub.

■ ⑷ Menyentuh Al-Qurān dan membawanya

Menurut pendapat Syāfi'īyyah dalam masalah ini bahwasanya hal itu adalah terlarang. Dan juga sebagaimana yang disebutkan dalam matan bahwasanya seorang yang haidh tidak boleh menyentuh mushaf karena ini juga adalah pendapat seluruh madzhab dan juga jumhūr mayoritas para ulama dan juga pendapat para shahābat radhiyallāhu Ta'āla 'anhum, berdasarkan firman Allāh Ta'āla :

لا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ

"Tidaklah menyentuhnya (Al-Qurān) kecuali orang-orang yang suci." (Al-Wāqi'ah 80)

Dalam hadīts yang hasan bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

لا يمس القرآن الا الطاهرون 

"Tidaklah menyentuh Al-Qurān kecuali orang-orang yang suci."
(HR. Imām Bukhāri, Imām Nasāi dan Ibnu Hibban)

Hal ini berlaku juga bagi orang yang junub.

Pertanyaan:

Bolehkah bagi seorang yang junub untuk menyentuh Al-Qurān dengan kain pelapis atau penghalang?

Jawab
Syaikh bin Bāz membolehkan seseorang wanita haidh menyentuh Al-Qurān dengan syarat ada kain penghalang seperti kaus tangan atau kain yang lainnya. Adapun orang yang junub maka dia tidak boleh membaca Al-Qurān sebagaimana tadi sudah dijelaskan panjang lebar.

■ ⑸ Masuk masjid

Ada beberapa point, bahwasanya
��orang masuk masjid untuk tinggal di masjid

maka hal ini tidak diperbolehkan berdasarkan kesepakatan para Imām Madzhab berdasarkan firman Allāh Ta'āla:

لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ 

"Janganlah kalian mendekati shalāt sedangkan kalian dalam keadaan mabuk sampai kalian mengetahui apa yang kalian katakan. Dan begitu juga orang yang junub tidak diperbolehkan untuk masuk kecuali dia hanya lewat saja sampai dia bersuci (mandi besar)." (An-Nisā 43)

��Allāh Ta'āla melarang orang yang junub untuk masuk ke dalam masjid kecuali hanya apabila lewat saja.

Dalil yang lain, dalam hadīts Ummu 'Athiyah radhiyallāhu Ta'āla 'anhā, tatkala dia berkata:

امرنا أن نخرج الحيض يوم العيدين وذوات الخدور ، فيشهدن جماعة المسلمين ودعوتهم ، ويعتزل الحيض مصلهن

"Beliau (Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam) memerintahkan kami untuk mengeluarkan orang-orang haidh pada hari 'Īd dan juga wanita-wanita yang masih dalam pingitan hingga mereka melihat jama'ah kaum Muslimīn serta dakwahnya. Adapun orang-orang yang haidh berada diluar dari tempat shalat para wanita yang ada.l (HR. Imām Bukhāri dan Muslim)

■ ⑹ Thawāf

Seorang wanita haidh ataupun nifās dilarang untuk melaksanakan thawāf, berdasarkan hadīts Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

الطَّوَافُ حَوْلَ البَيْتِ مِثْلُ الصَّلاةِ

"Thawāf di dalam rumah Allāh adalah seperti shalat." (HR. Tirmidzi)

Artinya manakala seorang wanita haidh dan nifas dilarang untuk shalat maka mereka juga dilarang untuk melaksanakan ibadah thawāf.

■ ⑺ Berhubungan intim antara suami dan istri

Hal ini dilarang berdasarkan firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

فَاعْتَزِلُواْ النِّسَاء فِي الْمَحِيضِ وَلاَ تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىَ يَطْهُرْنَ 

"Dan tinggalkanlah wanita (istri-istri) kalian dalam keadaan haidh mereka dan janganlah kalian dekati mereka sampai mereka bersih." (Al-Baqarah 222)

Maksudnya di sini adalah larangan untuk mencampuri/menggauli istri yang dalam keadaan haidh.

■ ⑻ Mencumbui/menikmati antara pusar dan ke-2 lutut istri.

Berdasarkan hadīts Abū Dāwud, dari 'Abdullāh bin Sā'ad beliau bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

ما يحل لي من امرأتي وهي حائض ؟ قال : " لك ما فوق الإزار "

"Apa yang dihalalkan untuk saya perbuat sementara istri saya haidh?" Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pun menjawab: "Lakukan apa saja yang di atas izār/sarung (di atas pusar)."

KEDUA
HAL-HAL YANG DIHARAMKAN UNTUK DILAKUKAN OLEH SEORANG YANG SEDANG JUNUB

قال المصنف:
((ويحرم على الجنب خمسة أشياء: الصلاة وقراءة القرآن ومس المصحف وحمله والطواف واللبث في المسجد))

((Dan ada 5 perkara yang terlarang bagi seorang yang dia dalam keadaan junub))

Ini sebagian besarnya sudah dijelaskan pada pembahasan masalah haidh.

Bahwasanya orang yang dalam keadaan junub dilarang untuk:

⑴ Shalat
⑵ Membaca Al-Qurān
⑶ Memegang mushaf dan membawanya
⑷ Thawāf
⑸ Tinggal berada di dalam masjid

KETIGA
HAL-HAL YANG DIHARAMKAN UNTUK DILAKUKAN OLEH SEORANG YANG SEDANG HADATS KECIL

قال المصنف:
((ويحرم على المحدث ثلاثة أشياء الصلاة والطواف ومس المصحف وحمله))

((Dan diharamkan bagi seorang yang hadats 3 perkara))

Tiga perkara yang terlarang bagi seseorang yang batal (tidak dalam keadaan suci)

⑴ Shalat
⑵ Thawāf

Berdasarkan hadits Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam riwayat Abū Hurairah radhiyallāhu Ta'āla 'anhu, beliau berkata:

لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةَأَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأ

"Allāh tidak akan menerima shalat salah seorang di antara kalian apabila dia berhadats (batal dari suci) sampai dia berwudhū'." (HR. Bukhāri dan Muslim)

⇒thawāf adalah termasuk shalat

⑶ Memegang mushaf Al-Qurān dan membawanya

Bagi seorang yang muhdits (dalam keadaan hadats) maka dia tidak boleh menyentuh ataupun membawa Al-Qurān.

Ini adalah pendapat jumhūr ulama dan juga kesepakatan Imam yang Empat dan juga fatwa dari para shahābat radhiyallāhu Ta'āla 'anhum jamī'an.

Ini yang bisa kita sebutkan dalam pembahasan kali ini.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan kepada kita kemudahan untuk kita senantiasa terus menuntut ilmu dan in syā Allāh kita akan lanjutkan pada kitab berikutnya (Kitābush Shalāh).

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
وآخر دعونا عن الحمد لله رب العلمين

__________________________
�� Donasi Pengembangan Dakwah
Group Bimbingan Islam
Bank Mandiri Syariah
No. Rek : 7103000507
A.N : YPWA Bimbingan Islam
Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

�� Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut:
��http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran

KEAJAIBAN SHALAT TAHAJUD

KEAJAIBAN SHALAT TAHAJUD

“Jika matahari sudah terbenam, aku gembira dengan datangnya malam dan manusia tidur karena inilah saat hanya ada Allah dan aku.”

Sejarah telah mencatat bahwa Rasulullah  dan para sahabat selalu melaksanakan shalat tahajud. Shalat tahajud adalah shalat yang sangat mulia. Keajaiban melaksanakan shalat tahajud telah tercatat dalam alquran. Ada beberapa keajaiban shalat tahajud seperti berikut ini:

1. Shalat Tahajud sebagai tiket masuk surga

Abdullah Ibn Muslin berkata “kalimat yang pertama kali ku dengar dari Rasulullah saat itu adalah, “Hai sekalian manusia! Sebarkanlah salam, bagikanlah makanan, sambunglah silaturahmi, tegakkan lah shalat malam saat manusia lainnya sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah).

2. Amal yang menolong di akhirat

Allah Ta'ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, seraya mengambil apa yang Allah Ta'ala berikan kepada mereka. Sebelumnya mereka adalah telah berbuat baik sebelumnya (di dunia), mereka adalah orang-orang yang sedikit tidurnya di waktu malam dan di akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah).” (QS. Az Zariyat: 15-18)

Ayat di atas menunjukkan bahwa orang yang senantiasa bertahajud Insya Allah akan mendapatkan balasan yang sangat nikmat di akhirat kelak.

3. Pembersih penyakit hati dan jasmani

Salman Al Farisi berkata, Rasulullah bersabda, “Dirikanlah shalat malam, karena sesungguhnya shalat malam itu adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kamu, (shalat malam dapat) mendekatkan kamu kepada tuhanmu, (shalat malam adalah) sebagai penebus perbuatan buruk, mencegah berbuat dosa, dan menghindarkan diri dari penyakit yang menyerang tubuh.” (HR. Ahmad)

4. Sarana meraih kemuliaan

Rasulullah bersabda, “Jibril mendatangiku dan berkata, “Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, karena engkau akan mati, cintailah orang yang engkau suka, karena engkau akan berpisah dengannya, lakukanlah apa keinginanmu, engkau akan mendapatkan balasannya, ketahuilah bahwa sesungguhnya kemuliaan seorang muslim adalah shalat waktu malam dan ketidakbutuhannya di muliakan orang lain.” (HR. Al Baihaqi)

5. Jalan mendapatkan rahmat Allah

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Semoga Allah merahmati laki-laki yang bangun malam, lalu melaksanakan shalat dan membangunkan istrinya. Jika sang istri menolak, ia memercikkan air di wajahnya. Juga, merahmati perempuan yang bangun malam, lalu shalat dan membangunkan suaminya. Jika sang suami menolak, ia memercikkan air di wajahnya.” (HR. Abu Daud)

6. Sarana Pengabulan permohonan

Allah Ta'alla berjanji akan mengabulkan doa orang-orang yang menunaikan shalat tahajud dengan ikhlas. Rasulullah Bersabda,
“Dari Jabir berkata, bahwa Rasulullah  bersabda, “Sesungguhnya di malam hari , ada satu saat yang ketika seorang muslim meminta kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah Ta'alla memberinya, Itu berlangsung setiap malam.” (HR. Muslim)

7. Penghapus dosa dan kesalahan

Dari Abu Umamah al-Bahili berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Lakukanlah Qiyamul Lail, karena itu kebiasaan orang saleh sebelum kalian, bentuk taqarub, penghapus dosa, dan penghalang berbuat salah.” (HR. At-Tirmidzi)

8. Jalan mendapat tempat yang terpuji

Allah berfirman,
“Dan pada sebagian malam bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’:79)

9. Pelepas ikatan syaithon

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah bersabda, “Setan akan mengikat kepala seseorang yang sedang tidur dengan ikatan, menyebabkan kamu tidur dengan cukup lama. Apabila seseorang itu bangkit seraya menyebut nama Allah, maka terlepaslah ikatan pertama, apabila ia berwudhu maka akan terbukalah ikatan kedua, apabila di shalat akan terbukalah ikatan semuanya. Dia juga akan merasa bersemangat dan ketenangan jiwa, jika tidak maka dia akan malas dan kekusutan jiwa.”

10. Waktu utama untuk berdo'a

Amru Ibn ‘Abasah berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah,  “Ya Rasulullah! Malam apakah yang paling di dengar?”, Rasulullah menjawab, “Tengah malam terakhir, maka shalat lah sebanyak yang engkau inginkan, sesungguhnya shalat waktu tersebut adalah maktubah masyudah (waktu yang apabila bermunajat maka Allah Ta'alla menyaksikannya dan apabila berdoa maka didengar doanya)” (HR. Abu Daud)

11. Meraih kesehatan jasmani

“Hendaklah kalian bangun malam. Sebab hal itu merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Wahana pendekatan diri pada Allah Ta'alla, penghapus dosa, dan pengusir penyakit dari dalam tubuh.” (HR. At-Tarmidzi)

12. Penjaga kesehatan rohani

Allah Ta'alla menegaskan bahwa orang yang shalat tahajud akan selalu mempunyai sifat rendah hati dan ramah. Ketenangan yang merupakan refleksi ketenangan jiwa dalam menjalani kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Allah Berfirman, “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melewati malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (QS. Al-Furqan: 63-64)

Keajaiban shalat tahajud sudah terbukti, maka bertahajudlah!

Mungkin masih banyak lagi keajaiban shalat tahajud yang mungkin terlewat dari tulisan ini. Yang pasti salat tahajud merupakan shalat yang bagus sebagai ibadah tambahan bagi kita.
MasyaAllah.. Shalat tahajud benar-benar dahsyat dalam meraih kebaikan dunia akhirat.

Abu Zela
abuzela.madiun@gmail.com

YAYASAN RUMAH QUR' AN INDONESIA

NPWP Organisasi 033425.638.525.0.
Akte Perjanjian Notaris. ADI HENDRO PRASTYO SH.M.Kn.
SK. No. AHU- 1186.AH.02.01

PROGRAM YAYASAN. Adalah Program Pembelajaran Al Qur'an dari tingkat Rumahan sampai kantoran, binaan dari Yayasan Rumah Qur' an Indonesia. Dengan memberikan pelayananbagi siapa pun yang ingin belajar Al Qur' an serta mencetak bibit penghafal Al Qur' an menuju generasi yang Qur' ani.

Salurkan Donasi Anda ke Kotak INFAK / SEDEKAH:
BNI SYARIAH NO. REK 0374617450
An. SARYONO
CP. HUB. Abu Zela
Telp/ sms/ wa : 08123421920