Jumat, 10 Juli 2015

TAFSIR SURAT AL-QADR bagian 1

��BimbinganIslam.com
Kamis, 22 Ramadhān 1436 H/09 Juli 2015 M
�� Tafsir Surat Al-Qadr Bag. 1
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

~ TAFSIR SURAT AL-QADR ~

Ikhwah sekalian, in syā Allāh di pagi hari ini kita semua akan mempelajari beberapa ayat Allāh yang telah Allāh turunkan kepada kita sebagai petunjuk bagi manusia. Dan di bulan yang mulia ini yaitu bulan Al-Qurān (Syahru Al-Qurān Al-Karīm) dan para salaf dahulu mereka apabila datang bulan Ramadhān maka mereka mengkhuskan dan mengkonsentrasikan dirinya untuk mempelajari Al-Qurān, baik dengan cara membaca Al-Qurān itu sendiri maupun juga mempelajari isinya.

Kita berharap apa yang kita akan kita lakukan adalah termasuk usaha untuk menghidupkan Ramadhān ini dengan Al-Qurān Al-Karīm baik dengan membaca maupun mempelajari apa yang ada didalamnya.

Dan materi yang akan kita sampaikan adalah tentang tafsir Surat Al-Qadr, karena mulai sore hari ini kita akan memasuki 10 hari yang terakhir di bulan Ramadhān. Dan diantara sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam yang telah datang dari Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam bahwasanya pada 10 hari yang terakhir di bulan Ramadhān, Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam melakukan i'tikaf dalam rangka untuk mencari malam Laylatul Qadr.

Oleh karena itu sangat sesuai hari ini in syā Allāh kita akan mempelajari bersama sebuah surat yang Allāh turunkan yang secara khusus membahas tentang malam Laylatul Qadr yang dahulu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berusaha mencarinya, demikian juga para shahābat radhiyallāhu 'anhum, demikian pula para istri-istri Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Surat Al-Qadr ini adalah termasuk surat yang Makiyyah, diturunkan sebelum hijrahnya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. Namanya adalah Al-Qadr, artinya disini kemuliaan/kedudukan, dan bisa juga diambil dari kata "taqdir" yaitu ukuran. Dan kedua makna ini benar dan diambil oleh orang-orang Arab.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

بسمــ اللّه الرحمنــ الرحيمـ‍ـ 

Dengan nama Allāh Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1)
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2)
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3)
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4)
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)

⑴ Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qurān) pada malam kemuliaan.
⑵ Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
⑶ Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
⑷ Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibrīl dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
⑸ Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

Ini adalah 5 ayat yang Allāh turunkan didalam surat Al-Qadr ini yang semuanya berisi tentang kemuliaan atau keistimewaan malam Laylatul Qadr. Lima ayat ini masing-masing didalamnya ada menyebutkan tentang kedudukan malam Laylatul Qadr di sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Allāh menurunkan sebuah surat secara penuh secara sempurna yang berisi tentang malam kemuliaan Laylatul Qadr, menunjukkan bagaimana kedudukan malam ini di sisi Allāh. Dorongan bagi kita untuk bisa mencari dan mendapatkan malam Laylatul Qadr.

AYAT PERTAMA

Kemuliaan/keistimewaan yang pertama, Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

"Sesungguhnya Kami telah turunkan dia pada malam Laylatul Qadr."

Dia (dhamir hu) disini maksudnya adalah Al-Qurān Al-Karīm. Dan ini menunjukkan bagaimana keutamaan malam ini yaitu malam Laylatul Qadr dimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla memilih malam ini diantara sekian banyak malam untuk menurunkan Al-Qurān Al-Karīm dan bagaimana kedudukan Al-Qurān Al-Karīm. Dia adalah hudallinnās, nūr, petunjuk, rahmat bagi manusia, yang barangsiapa berpegang teguh dengannya maka akan berbahagia di dunia maupun di akhirat.

Ada salaf seperti Ibnu 'Abbas radhiyallāhu 'anhumā mengatakan bahwasanya "inzal" (menurunkan) disini maksudnya adalah diturunkan Al-Qurān Al-Karīm dari Lauh Mahfūzh ke langit dunia, diturunkan "jumlatan wāhidatan" (diturunkan secara langsung), diturunkan pada malam Laylatul Qadr.

Dan ada yang mengatakan bahwasanya "diturunkan" disini maksudnya adalah diturunkan Al-Qurān pertama kali di bumi, yaitu pada malam Laylatul Qadr, yaitu ketika Allāh menurunkan ayat 1 sampai 5 dari surat Al-'Alaq di Gua Hirā, yaitu ketika Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bertahannuts dan berta'abbud kepada Allāh disana. Kemudian turun ayat 1 sampai 5 dari surat Al-'Alaq, dan ini turun pada malam Laylatul Qadr.

Dan kedua makna ini shahīh dan bisa dipakai.

Dan para ulama menyebutkan bahwasanya kitab-kitab sebelumnya yaitu shuhūf Ibrāhīm 'alayhissalām, Taurat yang diturunkan kepada Nabi Mūsā 'alayhissalām dan juga Injīl yang Allāh berikan kepada Nabi 'Īsā dan Zabūr yang Allāh berikan kepada Nabi Dāwud. Datang dalam suatu hadits yang shahīh bahwasanya ini semua dahulu diturunkan pada bulan Ramadhān, sebagaimana Al-Qurān Al-Karīm juga diturunkan di bulan Ramadhān.

Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ 

"Bulan Ramadhān, bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qurān." (Al-Baqarah 185)

Dan tadi telah kita sebutkan bahwasanya "Al-Qadr" disini bisa 2 makna:
⑴ Asy-syaraf (kedudukan)
Kenapa dinamakan Laylatul Qadr? Karena malam ini memiliki kedudukan yang tinggi, Al-Laylatusy Syarīfah, sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ

"Dan mereka tidak mengagungkan Allāh sebagaimana mestinya." (Az-Zumār 67)
|
⑵ Taqdir
Kenapa dinamakan taqdir? Karena pada malam tersebut, Allāh Subhānahu wa Ta'āla mentaqdirkan taqdir-taqdir selama 1 tahun ke depan, baik berupa rizqi, ajal, musibah dan lain-lain.

Dan kedua makna ini benar.

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (4)

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qurān pada suatu malam yang penuh berkah, sesungguhnya Kami memberikan peringatan.Pada malam tersebut telah diputuskan seluruh perkara (maksudnya adalah seluruh taqdir)." (Ad-Dukhān 3-4)

Sebagaimana datang dari sebagian salaf,

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

Maksudnya adalah telah ditetapkan taqdir-taqdir selama 1 tahun kedepan.

Oleh karena itu para ulama ketika mereka menyampaikan marātibut taqdīr (beberapa jenis taqdir), yang mereka menyebutkan diantaranya adalah:
⑴ Taqdir 'azali ( taqdir yang telah Allāh tulis 50.000 tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi)
⑵ Taqdir 'umri
⑶ Taqdir sanawi (taqdir yang ditetapkan untuk 1 tahun) dan taqdir Sanawi tidak keluar dari apa yang ada dalam taqdir 'Azali.

Dan perbedaan antara Al-Qurān Al-Karīm dengan kitab-kitab sebelumnya yaitu Al-Qurān diturunkan ke bumi secara berangsur-angsur. Pertama kali diturunkan di bulan Ramadhān, akan tetapi setelah itu Al-Qurān diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi, selama 23 tahun (13 tahun di kota Mekkah dan 10 tahun di kota Madinah). Adapun kitab-kitab yang sebelumnya diturunkan sekali secara langsung kepada Nabinya.

Al-Qurān diturunkan secara bertahap dengan maksud:
⑴ Untuk memberikan ketetapan hati
⑵ Agar Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam lebih kuat dalam menghadapi cobaan.

Karena apabila Al-Qurān turun ayat atau sebagian ayatnya ketika datang kejadian tertentu atau musibah, misalnya, kemudian turun ayat Allāh, menunjukkan bahwa Allāh Subhānahu wa Ta'āla Maha Mengetahui dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla memperhatikan apa yang terjadi Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Misal datang ujian, Beliau diganggu oleh orang-orang musyrikin atau mereka mengatakan sesuatu yang jelek bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah seorang yang gila, tukang sihir atau tukang syair. Kemudian datang ayat yang isinya bahwa Allāh menceritakan mereka, bahwasanya orang-orang musyrikin mengatakan bahwa engkau (Muhammad) adalah orang gila, maka tentunya ini akan berpengaruh dan sangat berpengaruh kepada diri Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam karena Beliau akan tahu bahwasanya Allāh akan mendengar apa yang diucapkan oleh orang-orang musyrikin. Dan menyadari bahwasanya Allāh mengetahui apa yang mereka lakukan. Dan tentunya ini akan semakin menambah ketetapan hati Beliau, menjadikan Beliau lebih istiqamah dan semakin yakin akan pertolongan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Oleh karena itu Allāh sengaja menurunkan Al-Qurān ini kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam secara berangsur-angsur.

Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ

"Agar menetapkan hatimu." (Al-Furqān 32)

Adapun kitab-kitab sebelumnya, maka ini diturunkan secara langsung sekali kepada Nabinya.

��Ust. 'Abdullāh Roy, MA hafizhahullāh
��Sumber: https://drive.google.com/file/d/0B_vh6WfOGtpwVWR1ekNvbGFIT1U/edit?usp=docslist_api
___________________________
�� Donasi Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

�� Pendaftaran Admin/Relawan BiAS
�� Relawan.BimbinganIslam.com