BimbinganIslam.com
Kamis, 08 Ramadhān 1436 H/25 Juni 2015 M
Faidah Hadits
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
عن عائشة رضي الله عنها : إن حمزة بن عمرو الأسلمي قال للنبي - صلى الله عليه وسلم - : أأصوم في السفر ؟ وكان كثير الصيام ، فقال : " إن شئت فصم وإن شئت فأفطر
Dari 'Āisyah radhiyallāhu Ta'āla 'anhā, bahwasanya Hamzah Ibn 'Amr Al-Aslamiy radhiyallāhu 'anhu berkata kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam: "Apakah aku berpuasa ketika safar?" Dan beliau adalah orang yang banyak berpuasa. Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: "Apabila engkau ingin maka hendaklah engkau berpuasa. Dan apabila engkau ingin maka hendaklah engkau berbuka puasa." (HR. Bukhari dan Muslim)
'Āisyah radhiyallāhu 'anhā menceritakan tentang seorang shahābat yaitu Hamzah bin 'Amr Al-Aslamiy radhiyallāhu 'anhu, beliau adalah seorang shahābat yang banyak berpuasa dan kuat untuk melakukan puasa. Beliau mengetahui bahwasanya Allāh memberikan keringanan bagi orang yang musafir untuk tidak berpuasa, maka beliau bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam karena beliau orang yang kuat berpuasa.
Dari jawaban Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menunjukkan bahwa boleh bagi orang yang musafir untuk berpuasa dan tidak wajib untuk berbuka puasa.
Sebagian ulama dan mereka adalah sedikit, ada yang tidak membolehkan berpuasa ketika safar, bahkan mengatakan Bahwa puasa orang yang safar tidak sah, seperti Azh-Zhahiriyyah berpendapat demikian, mereka berdalil dengan firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla:
فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
"Dan barangsiapa diantara kalian yang sakit atau dalam keadaan safar maka mengganti pada hari yang lain." (Al-Baqarah 184)
Mereka mengatakan, disini Allāh mewajibkan orang yang safar untuk mengganti puasa pada hari yang lain artinya orang yang safar berbuka. Dengan berdalil ayat inilah sehingga mereka berpendapat bahwa kewajiban orang yang safar adalah tidak berpuasa dan apabila berpuasa maka puasanya tidak sah.
Tapi ini pendapat yang sangat lemah, jumhūr (mayoritas) ulama diantaranya Imam yang Empat (Imām Abū Hanīfah, Imām Syāfi'ī, Imām Mālik, Imām Ahmad) rahimahumullāh, mereka mengatakan sahnya orang yang berpuasa ketika safar, diantara dalilnya adalah hadits ini.
Orang yang berpuasa diberikan muqayyad (pilihan), boleh dia berpuasa dan puasanya sah dan tidak perlu mengqadha, akan tetapi apabila dia berbuka maka dia berkewajiban untuk mengqadha pada hari yang lain. Oleh karena itu para ulama menyebutkan bahwasanya firman Allāh:
فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
Disini ada taqdirnya (ada tambahannya), yaitu
فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ (فَأَفْطَرَ) فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
Artinya kalau orang sakit dan dia berbuka, atau orang safar dan dia berbuka ketika safarnya, maka mengganti pada hari yang lain. Adapun seorang yang safar atau sakit dan dia tidak berbuka (berpuasa) maka orang yang seperti ini tidak berkewajiban mengganti pada hari yang lain. Ini adalah sunnah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam berupa ucapan yang menunjukkan tentang bolehnya seseorang berpuasa ketika safar.
Ditranskrip dari Ceramah Ust. 'Abdullāh Roy, MA saat mengisi kajian kitab 'Umdatul Ahkām bab Puasa. Pontianak, 24 Sya'ban 1436 H.
___________________________
Program Cinta Ramadhan~Yayasan Cinta Sedekah :
1. Tebar Paket Ifthar & Sahur Ramadhan
2. Program I'tikaf Ramadhan
3. Bingkisan Lebaran u/ Yatim & Dhu'afa
4. Tebar Al-Quran Nasional
Donasi Cinta Ramadhan
| Bank Muamalat Cabang Cikeas
| No.Rek 3310004579
| Kode Bank 147
| Konfirmasi donasi, sms ke 0878 8145 8000 dengan format:
Nama#Domisili#Jumlah Transfer#Donasi Untuk Program