Kamis, 18 Juni 2015

Beban-Beban Topeng dan Bagasi Duniawi.

Taushiyah ke 163, Selasa 29 Sya'ban 1436 / 16 Juni 2015

Beban-Beban Topeng dan Bagasi Duniawi.

Semakin orang mempertahankan dan mengejar kesenangan melalui identitas-identitas sekunder maka kekecewaan dan derita serta perasaan kalah sudah menghadang di depannya. Jika hati, pikiran, dan nafsu kita masih sangat kuat terikat dengan “Beban-Beban Topeng dan Bagasi Duniawi”, pasti sulit untuk lari dan terbang mendekat Allah –Subhanahu Wa Ta’ala.
----------------

Comfort Zone / Zona Nyaman

Comfort Zone (Zona Nyaman) adalah istilah yang populer di lingkungan sarjana psikologi. Takut untuk memasuki dunia yang lebih luas karena sudah merasa nyaman, sekalipun terpenjara. Fungsi dan misi kita sebagai Abdullah (Hamba Allah) akan mengalami kegagalan ketika instrumen akal, emosi, dan jiwa lebih tertarik pada kenikmatan dan kenyamanan duniawi yang bersifat sementara, sehingga melupakan kebahagiaan spiritual yang lebih sejati sebagaimana dijanjikan Allah –Subhanahu Wa Ta’ala.
-----------------

Pemahaman Keagamaan

Pengalaman masa lalu, buku-buku yang dibaca, dan guru-guru yang mengajari, kesemuanya itu akan berpengaruh dalam pemahaman keagamaan seseorang.

Anda sangat dianjurkan banyak membaca, namun jangan sampai ditinggalkan membaca Al-Qur’an sebagai penyeimbang agar Anda tetap memiliki pegangan yang kuat dan tidak terjerumus pada pemikiran-pemikiran yang keliru.
-------------------

Benarkah Hidup Bermakna?

Penghayatan agama seseorang pasti berkaitan dengan pertanyaan: Benarkah Hidup Bermakna? Kita berasal dari mana dan nanti akan kemana? Hidup akan bermakna apabila kita telah ber”Islam”. Yaitu pasrah, tunduk dan takluk serta rindu pada Allah. Kita berasal dariNya dan pasti kembali kepadaNya, mau dibawa ke mana langkah kaki, jiwa, dan pikiran ini?
------------------

Orang Kaya dan Sukses yang Sebenarnya

Pemimpin yang dianggap sukses bukannya yang kaya raya karena canggih melakukan korupsi, melainkan justru mereka yang siap hidup sederhana karena ingin memberikan seluruh potensi dan keunggulannya untuk saudara-saudara sesamanya.

Ketika orang sibuk mengumpulkan harta, bahkan dengan cara tidak halal, lalu hartanya hanya dipeluk dan dibanggakan, tetapi tidak “ditaklukkan” untuk sarana amal saleh, maka perasaan bahwa dirinya kaya adalah perasaan semu.

Keberhasilan menaklukkan itulah yang disebut orang kaya, bukannya mereka yang ditindas oleh harta untuk selalu menjaga dan bahkan membawanya dalam mimpi, seakan semua itu akan membuatnya abadi.

[Disarikan dari berbagai sumber]

Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami

���� WA MTDHK (Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah) kota Malang ����

�� Infaq kegiatan dakwah MTDHK bisa disalurkan melalui rekening a/n Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah;

�� BSM No: 7755555511
�� BNI No: 0362755494

���� Semoga Allah beri ganti dengan yang lebih baik dan barokah di dunia dan akhirat.

☝��️Kegiatan dakwah dan laporan keuangan ada di website kami www.mtdhk.com.

�� Untuk berlangganan WA Taushiyah MTDHK ketik "GABUNG" kirim WA (bukan SMS) ke +6283848634832 (Anggota lama tidak perlu mendaftar lagi)

�� Silahkan disebarkan kiriman ini sebagaimana aslinya tanpa dirubah sedikitpun, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah.. Jazakumulloh khoiro.