Selasa, 30 Juni 2015

Puasanya Orang Safar

�� BimbinganIslam.com
Senin, 12 Ramadhān 1436 H/29 Juni 2015 M
�� Faidah Hadits
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال : كنا مع النبي صلى الله عليه وسلم في السفر ، فمنا الصائم ، ومنا المفطر ، قال : فنزلنا منزلا في يوم حار ، أكثرنا ظلا صاحب الكساء ، ومنا من يتقي الشمس بيده ، قال : فسقط الصوام وقام المفطرون ، فضربوا الأبنية وسقوا الركاب ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ذهب المفطرون اليوم بالأجر . 

Dari Anas bin Mālik radhiyallāhu 'anhu, beliau berkata: "Kami bersama Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam di dalam sebuah perjalanan maka ada diantara kami yang berpuasa dan ada diantara kami yang berbuka. Maka kamipun turun disebuah tempat pada hari yang sangat panas (beristirahat) dan orang yang paling banyak teduhannya diantara kami adalah orang yang memiliki kisā* (kain yang digantungkan di pohon/tongkat untuk teduhan). Dan ada diantara kami yang tidak punya teduhan dan hanya menjaga dirinya dari matahari hanya dengan tangannya. Maka orang-orang (yang berpuasa diantara kami) berguguran (lemas), adapun orang-orang yang berbuka mereka berdiri (tegak, kuat), maka mereka membuat bangunan/kemah (karena untuk bersinggah istirahat sementara) dan mereka memberi minum kepada ar-rikāb (unta-unta). Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: "Hari ini orang-orang yang berbuka telah membawa pahala yang besar."

*menunjukkan bahwa bukan kebiasaan para shahābat untuk bermewah-mewah, bahkan dalam keadaan safar

��Orang-orang yang berbuka telah membawa pahala yang besar, kenapa? Karena meskipun mereka tidak berpuasa, akan tetapi mereka bisa membantu saudaranya dan ini adalah sebuah amal yang agung, membantu saudaranya dalam keadaan safar dimana mereka sangat membutuhkan.

��Menunjukkan bahwasanya amalan yang muta'addi (amalan yang sifatnya bisa dimanfaatkan orang lain) ini lebih afdhal daripada amalan yang pahalanya untuk diri sendiri (yaitu puasa). Adapun membantu saudaranya, manfaat dan pahalanya bisa dirasakan oranglain.

��Ditranskrip dari Ceramah Ust. 'Abdullāh Roy, MA saat mengisi kajian kitab 'Umdatul Ahkām bab Puasa. Pontianak, 24 Sya'ban 1436 H.
___________________________
�� Program Cinta Ramadhan~Yayasan Cinta Sedekah :
1. Tebar Paket Ifthar & Sahur Ramadhan
2. Program I'tikaf Ramadhan
3. Bingkisan Lebaran u/ Yatim & Dhu'afa
4. Tebar Al-Quran Nasional

�� Donasi Cinta Ramadhan
| Bank Muamalat Cabang Cikeas
| No.Rek 3310004579
| atas nama Cinta Sedekah
| Kode Bank 147
| Konfirmasi donasi,
sms ke 0878 8145 8000
dengan format:
Nama#Domisili#Jumlah Transfer#Donasi Untuk Program

Senin, 29 Juni 2015

Kapan dimulainya takbir hari raya id?

��Kapan dimulainya takbir hari raya id?��
Alloh berfirman dlm QS Al Baqoroh 185
" ALLOH menginginkan bwt kalian kemudahan dan tdk menginginkan kesukaran dan agr kalian menyempurnakan hitungn bln romadhon dan agr kalian membesrkan nama Alloh atas apa yg Alloh tlh berikan petunjuk kpd kalian agr kalian bersyukur"
Imam As Sa'di berkata dlm tafsirnya :
(pada lafadz "agar kalian menyempurnakan hitungan bln romadhon")
mksudnya allohu a'lam agr tdk difahami bhw puasa romadhon itu bisa diperoleh keutamaannya hanya sebagiannya sja, maka di luruskan oleh Alloh dgn perintahNya agr kita menyempurnakan hitungn bln romadhon   dgn mensyukurinya tatkala sdh smpurna kita menjalankan ibadah puasa,hal ini berdsarkan taufiq dan kemudahn dari Alloh kpd hmba2Nya dan juga Alloh memerintahkan agr kita mengagungkan nama Alloh disaat kita sdh selesai menjalankan puasa tsb dan masuk dlm hal pengagungn thp nama Alloh adlah bertakbir saat sdh terlht hilal bln syawal sampai selesainya khutbah id (di esok harinya)
adpn anggpan takbir dimulai ktk fajar hari id hal itu mrpkan slh satu adb kita menuju tempat sholat.Hanya sja dlm bertakbir tdk disunnhkan untuk berjamaah atau dgn dikomando oleh satu orang.Allohu A'lam.

Pembatal2 puasa

lanjutan....
��Pembatal2 puasa��
pembatal puasa terbagi mnjadi dua yaitu:
1. pembatal puasa yg mewjibkan untuk mengqodho'.Hal ini ada beberapa perkara:
a. maka dan minum dgn sengaja dan ingat kalau dirinya puasa
b.haidh dan nifas
c.keluarnya sperma dgn sengja
d. niyat yg kuat untuk berbuka.
e. murtad( keluar dri agama islam)
2. pembatal puasa yg mewjibkan mengqodho dan sekaligus membyar kafaroh.
ini hanya satu macam yaitu jima'( berkumpul dgn istri di siang hari dgn sngaja)

��Hal2 yg diperbolehkan bagi orng yg berpuasa��
1. dlm keadaan junub saat fajar tiba
2. memcium istri dan bercumbu asalkan tdk sampai keluar maninya
3. berkumur kumur dan memasukkan air ke hidung saat wudhu aslkan tdk sampai ditelan
4. merasakan makanan disaat dibutuhkan asalkan tdk ditelan
5. bekam dan donor darah aslkan tdk sampai membuat lemah atau sampai binasa
6. mandi dan mendinginkan tubuh saat cuaca panas
7. memakai celak
8. suntik
9. memakai obat tetes
10. mencium bau
11. siwak atau gosok gigi
12. menelan sesuatu yg tdk bisa dicegah misal
a. air bekas wudhu yg msh ada dimulut
b. darah di sela2 gigi yg kesulitan untuk di hlangkan
c. mencium debu atau bau masakan
13. menelan air liur ataupun riyak
14. makan atau mnum ataupun jimak tanpa sengja
15.muntah tanpa sengja.

MENDIDIK ANAK DI BULAN RAMADHĀN (SOAL JAWAB 3)

�� BimbinganIslam.com
Senin, 12 Ramadhān 1436 H/29 Juni 2015 M
�� Materi Tematik Ramadhān
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

~ MENDIDIK ANAK DI BULAN RAMADHĀN (SOAL JAWAB 3) ~

Soal
Apakah orangtua tetap mendapatkan pahala dari pahala anak walaupun puasa anak hanya setengah hari? Dan apakah anak juga tetap mendapatkan pahala?

Jawab
Jelas orangtua mendapat pahala karena dia berusaha untuk mendidik anak-anak. Mentarbiyah anak merupakan amalan shālih, salah satu bentuk dari pengamalan firman Allāh:

قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا 

"Jagalah dirimu dan keluargamu dari neraka Jahannam." (At-Tahrīm 6)

Bagaimana caranya? Tidak mungkin bisa dilakukan kecuali dengan tarbiyah.

Ada kaidah:

ما لا يتم الواجب إلا به فهو واجب

"Suatu perkara yang wajib tidak mungkin ditegakkan kecuali dengan perkara lain, maka perkara lain tersebut hukumnya juga wajib."

Shalat Jum'at bagi laki-laki wajib, tidak mungkin seseorang pergi ke masjid kecuali dengan melangkahkan kakinya, maka hukum melangkahkan kakinya ke masjid juga wajib karena dia tidak mungkin shalat Jum'at dirumah sendiri.

Demikian juga Allāh memerintahkan bahwasanya untuk menjaga anak dan keluarga dari neraka Jahannam, tidak mungkin itu bisa terwujudkan kecuali dengan mengadakan pendidikan kepada anak-anak. Dan semakin pendidikan (tarbiyah) disegerakan kepada anak-anak maka semakin baik.

Oleh karenanya ayah ibu yang sejak kecil mendidik anaknya untuk shalat, dikenalkan Al-Qurān, kemudian dikenalkan dengan orang-orang shālih misal ustadz-ustadz. Bahkan para masyayikh menashihatkan agar anak dibawa ke majlis-majlis ustadz, kenalkan bahwa itu adalah ustadz, orang yang ayah cintai yang mereka telah berdakwah dijalan Allāh, sehingga anak-anak timbul dalam hatinya kecintaan kepada orang-orang shālih.

Banyak sarana yang bisa menjadikan anak-anak menjadi anak yang shālih, diantaranya mendidik anak sejak kecil untuk shalat, puasa. Jadi pendidikan anak sejak kecil untuk melatih mereka tentunya akan mendatangkan pahala bagi kedua orangtua yang mendidik mereka.

Adapun sang anak tidak mendapatkan pahala karena puasanya tidak sempurna, tapi dari sisi orangtua dia akan mendapatkan pahala. Dan pahala tersebut akan nampak jika anak-anak tersebut sudah besar. Tatkala besar mereka sudah terbiasa melakukan ibadah puasa, meskipun kita katakan puasa dia yang setengah hari tidak bermanfaat tetapi kalau dia terus melakukan ibadah tersebut maka sudah besar akan mudah untuk melaksanakan ibadah puasa. Saat inilah nampak fungsi/manfaat dari pendidikan semenjak dini.

Wallāhu Ta'āla a'lam bishshawāb.
_______________

Soal
Bolehkan anak-anak dilatih puasa dengan diberi iming-iming imbalan? Apakah hal tersebut tidak membiasakan jika besarnya setiap akan melakukan puasa dia akan terus mengharap balasan.

Jawab
Hal ini diperbolehkan oleh para ulama, memberikan hadiah duniawi dalam rangka untuk memotivasi.

Tentunya diwaktu lain, orangtua juga menjelaskan bahwa pemberian hadiah ini hanya sekedarnya, hadiah ini hanya pemberian kecil, Allāh telah menyiapkan pahala yang besar, apa saja yang diminta di surga kelak akan dikabulkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Sedikit kita sampaikan kepada anak-anak seperti itu.

Di suatu waktu kita berikan motivasi dengan materi, tapi ingat, motivasi bukan hanya dari sisi materi, terkadang dengan kata-kata yang indah seperti :

"Ayah bangga punya anak seperti kamu"

"Kamu hebat"

Ini memotivasi anak, jangan sampai anak sudah melakukan sesuatu, misal merapikan kamarnya, tapi tidak ada ekspresi apa-apa dari orangtua. Tunjukkan bahwa kita senang dengan perbuatan dia sehingga anak termotivasi.

Namun di lain waktu kita ingatkan tentang keikhlashan, kita gabungkan antara keduanya. Dan ini ada dalilnya dalam hadits Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sangat berbuat baik kepada kaum musyrikin, apa yang mereka minta terkadang diberikan.

Sebagaimana dalam Shahīh Muslim, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah memberikan kambing 1 lembah diberikan kepada orang kafir Quraisy sampai orang tersebut semangat memotivasi kaumnya: "Wahai kaumku, masuklah kalian ke dalam Islam karena Muhammad kalau sudah kasih sesuatu seperti orang yang tidak takut miskin sama sekali."

Sampai perawi dalam Shahīh Muslim menyebutkan ada orang-orang yang masuk Islam benar-benar karena mengharapkan harta, tetapi setelah mengenal Islam mereka tidak mengharapkan kecuali akhirat.

Oleh karenanya diantara kelompok yang berhak menerima zakat adalah al-muallafatu qulūbuhum, orang-orang yang baru masuk Islam kita berikan harta.

Supaya apa? Kita pancing mereka dengan dunia supaya tetap kokoh keimanan mereka.

Anak-anakpun demikian, sebagaimana Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan harta kepada orang-orang musyrikin agar masuk Islam, kemudian setelah masuk Islam, iman mereka kokoh.

Dan kitapun boleh memberikan kepada anak-anak motivasi dan pentingnya ikhlash. Dan kalau mereka sudah terbiasa dengan ibadah baru kita kurangi sedikit demi sedikit hadiah tersebut dan kita ingatkan dengan keikhlashan bahwa keikhlashan adalah perkara yang sangat penting.
_______________

Soal
Saya orangtua yang memiliki anak yang cacat (tuna rungu) berumur 9 tahun dan saya kesulitan mengajarkannya puasa, berdosakah saya apabila dia terlambat puasa walaupun usianya telah baligh?

Jawab
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ 

"Bertaqwalah kepada Allāh semampu kalian." (At-Taghābun 16)

لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلَّا وُسْعَهَا

"Allāh tidak membebani kepada hambaNya sesuatu yang diluar kemampuan hambaNya." (Al-Baqarah 286)

Tugas kita hanya berusaha memberi nashihat kepada anak kita, kalau anak tidak faham lalu bagaimana lagi. Meskipun dia terlambat melaksanakan puasa setelah lewat masa baligh maka orangtua tidak akan berdosa, justru usaha kita memberi tahu anak adalah mendapatkan pahala disisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Tidak ada sedikitpun usaha kebaikan yang kita lakukan yang lalai dari pencatatan Allāh, semua dicatat oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Oleh karenanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:

وَلاَ تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ

“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.”

(HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Ibnu Hajar menyatakan bahwa hadits ini shahih).

Senyum itu yang hanya 1 detik itu dicatat oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, tidak akan terlupakan. Apalagi seorang ibu yang diuji oleh Allāh dengan anak yang cacat kemudian dia berusaha mengajarkannya puasa namun si anak tidak mengerti, tidak faham-faham dan baru faham setelah 3 tahun masa balighnya, maka sang ibu sama sekali tidak berdosa, dia sudah berusaha dan bahkan mendapatkan pahala di sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Wallāhu Ta'āla a'lam bishshawāb.

�� Ustadz Firanda Andirja, MA
�� Sumber: https://youtu.be/amOgLep4hOs
___________________________
�� Program Cinta Ramadhan~Yayasan Cinta Sedekah :
1. Tebar Paket Ifthar & Sahur Ramadhan
2. Program I'tikaf Ramadhan
3. Bingkisan Lebaran u/ Yatim & Dhu'afa
4. Tebar Al-Quran Nasional

�� Donasi Cinta Ramadhan
| Bank Muamalat Cabang Cikeas
| No.Rek 3310004579
| atas nama Cinta Sedekah
| Kode Bank 147
| Konfirmasi donasi,
sms ke 0878 8145 8000
dengan format:
Nama#Domisili#Jumlah Transfer#Donasi Untuk Program

KISAH NYATA KEAJAIBAN SHOLAT TEPAT DI AWAL WAKTU ..

KISAH NYATA KEAJAIBAN SHOLAT TEPAT DI AWAL WAKTU ..

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Saya ada cerita tentang sahabat saya beda profesi tapi amalannya sama dengan saya. Dia selalu menjaga sholat diawal waktu. Apa yang terjadi? Dengan menjaga sholat wajib di awal waktu ternyata dia mendapatkan keberkahan yang tidak pernah terbayang sebelumnya.

Sahabat saya yang satu ini, profesi awalnya adalah sopir angkot. Setiap hari dia menyupir angkot dengan sistem setoran ke majikan. Setor karena angkotnya punya orang lain.

Nah suatu hari, majikannya bangkrut. Karena semakin mahalnya harga bensin. Akhirnya sahabat saya ini katakanlah Udin, dia jadi tidak punya mata pencaharian. Karena angkot majikannya sudah dijual. Karena Udin bukan tipe orang yang gampang putus asa, akhirnya dia mencari pekerjaan lain. Dipilihlah becak sebagai jalan ikhtiarnya.

Karena hanya berprofesi sebagai tukang becak, kehidupannya pun sangat sederhana kalau tidak mau dikatakan kurang. Dia tinggal bersama tiga putri dan seorang istrinya di sebuah rumah kontrakan yang mungkin cuma layak disebut kamar.

Tidak ada yang istimewa dari kehidupan sehari-harinya. Pagi-pagi pergi dari rumah mencari penumpang, sore pulang. Setiap hari seperti itu. Namun setelah dicermati, tenyata ada satu hal yang membuat Udin berbeda dari abang becak lainnya, bahkan dari kebanyakan kita. Udin selalu menjaga sholat diawal waktu, dan selalu dia lakukan di Masjid.

Dimanapun dia berada selalu menyempatkan bahkan memaksakan sholat diawal waktu. Setiap mendekati waktu sholat, jika tidak ada penumpang dia akan mangkal di tempat yang dekat dengan masjid. Iya mendekati masjid.

Pokoknya dia tidak pernah ketinggalan sholat wajib awal waktu bahkan selalu berjamaah di masjid. Dan tenyata itu sudah berlangsung lebih dari dua tahun. Ternyata istri dan ketiga putrinya pun begitu, mereka selalu sholat diawal waktu, meskipun berada di rumah.

Singkat cerita, suatu hari ketika saya sedang mangkal di salah satu hotel berbintang di Bandung. Ada seorang ibu turun dari mobil Merci tiba-tiba mendekati saya dan meminta untuk diantar ke salah satu tempat perbelanjaan di kawasan alun-alun kota Bandung, kata Udin.

Ketika si Ibu itu bilang minta dianter memakai becak saya malah balik nanya. “Engga salah Bu naik becak ?” kata Udin.

“Engga Bang, jalanan macet, biar mobil disimpen di hotel aja, sekalian sopir saya istirahat,” jawab si Ibu.

Maka dianterlah si Ibu tadi ke pusat perbelanjaan yang dia minta. Saya pun mengayuh becak masih dalam keadaan kaget. Ketika mendekati alun-alun Bandung, terdengarlah suara adzan dzuhur dari Masjid Raya Jawa Barat.

“Saya langsung belokkan becak ke pelataran parkir Majid. Si Ibu pun heran dengan apa yang saya lakukan”, kata Udin.
“Bang kok berhenti disini?” kata si Ibu.

“Iya Bu, udah adzan, Allah udah manggil kita buat sholat.”
“Saya mau sholat dulu. Ibu turun disini aja, tokonya udah dekat koq, di belakang masjid ini. Biarin Bu GA USAH BAYAR.”
“Tanggung Bang, lagian saya takut nyasar,” kata si Ibu.
“Kalo Ibu mau saya anter saya sholat dulu, ya, Bu.”

Setelah selesai sholat Udin pun kembali menuju ke becaknya. Ternyata si Ibu dan asistennya masih nunggu di becak. Diantarlah si Ibu tadi ke pusat perbelanjaan di belakang Masjid Raya. “Bang tunggu disni ya, ntar antar lagi saya ke hotel,” kata si Ibu.

“Iya Bu, tapi kalo Ibu balik lagi ke becak pas adzan ashar, ibu tunggu dulu disini, saya jalan kaki ke masjid.”

Singkat cerita si Ibu kembali ke becak jam 15.30. Kemudian di becak dia nanya dimana Udin tinggal.

Si Ibu penasaran dengan kebiasaan Udin, demi sholat diawal waktu berani meninggalkan penumpang di becak, ga peduli dibayar atau tidak. “Bang, saya pengen tau rumah abang,” kata si Ibu.

“Waduh emangnya kenapa Bu?” tanya Udin kaget.
“Saya pengen kenal sama keluarga abang,” kata si Ibu.
“Jangan Bu, rumah saya jauh. Lagian di rumah saya engga ada apa-apa.”

Si Ibu terus memaksa. Akhirnya setelah menunggu si Ibu sholat jamak dzuhur dan ashar di hotel, mereka pun pergi menuju rumah Udin.
Tapi kali ini Udin pake becak, si Ibu mengikuti di belakangnya pake mobil Merci terbaru.

Setibanya di rumah kontrakan Udin, si Ibu kaget, karena rumahnya sangat kecil. Tapi kok berani tidak dibayar demi sholat.
Mungkin karena penasaran si Ibu nanya. “Bang koq berani engga dibayar?”

“Rezeki itu bukan dr pekerjaan kita Bu, rezeki itu dari Allah, saya yakin itu. Makanya kalo Allah manggil kita harus dateng.”
“Haiyya Allah Fallaah … kan jelas Bu. Marilah kita menuju kemenangan, kesejahteraan, kebahagiaan. Saya ikhtiar udah dengan narik becak, hasilnya gimana Allah. yang penting kitanya takwa ke Allah ya kan Bu?” kata Udin.

“Saya yakin janji Allah di QS At-Talaq 2-3.” kata Udin. Si Ibu pun terdiam sambil meneteskan air mata.

Setelah dikenalkan dan ngorol dgn keluarga Udin si Ibu pun pamit. Sambil meminta Udin mengantarkannya kembali minggu depan.

“Insya Allah saya siap Bu,” kata Udin. Si Ibu pun pamit sambil memberi ongkos becak ke Istrinya Udin. Setelah si Ibu pergi ongkos becak yang dimasukan kedalam amplop dibuka oleh Udin. Ternyata isinya satu juta rupiah. Udin dan keluarganya pun kaget dan bersyukur atas apa yang telah Allah berikan melewati si Ibu tadi.

Seminggu kemudian Udin mendatangi hotel tempat si Ibu menjanjikan. Setelah bertanya ke satpam, Udin tidak diperbolehkan masuk. Satpam engga percaya ada tamu hotel bintang lima janjian sama seorang tukang becak. Udin ga maksa, dia kembali ke becaknya.

Nah, itu pula yang sering kita lakukan, seringkali kita melihat orang dari penampilannya. Padahal Allah tidak melihat pangkat, jabatan, pekerjaan, harta, warna kulita kita. Allah hanya melihat ketakwaan kita. Karena penasaran Udin ga masuk-masuk ke Lobby Hotel, akhirnya si Ibu keluar, dan melihat Udin sedang tertidur di becaknya.

“Bang, kenapa engga masuk?” Tanya si Ibu sambil membangunkan Udin.

“Ga boleh sama satpam Bu,”jawab Udin.
“Bang, kan kemaren abang yang ngajak saya jalan-jalan pake becak. Sekarang giliran saya ngajak abang jalan-jalan pake mobil saya,” kata si Ibu.

“Lah, Ibu ini gimana sih, katanya mau saya anter ke toko lagi,” kata Udin.

“Iya mau dianter tapi bukan ke toko bang,” kata si Ibu diawal waktu.

Setelah diajak naik mobil Merci nya si Ibu, Udin pun menolaknya, karena dia merasa kebingungan.
“Mau dibawa kemana saya Bu ?”

“Udah saya pake becak saya aja, ngikut di belakang mobil Ibu. Engga pantes saya naik mobil sebagus itu,” kata Udin.
“Lagian becak saya mau ditaro dimana?”

Namun setelah dibujuk oleh sopir dan asisten si Ibu, Udin pun mau ikut naik mobil. Becaknya dititip di parkiran belakang hotel.
Berangkatlah mereka dari hotel. Masih dengan rasa penasaran Udin pun bertanya, “mau kemana sih Bu?”

Di salah satu kantor Bank Syariah, mereka pun berhenti. “Bang, pinjem KTP nya ya”, kata asisten si Ibu.

“Waduh apalagi nih?” pikir Udin.
“Buat apa Neng? Koq saya diajakin ke Bank, trus KTP buat apa?”, kata Udin heran.

Akhirnya asisten si Ibu menjelaskan, bahwa ketika minggu lalu mereka dianter Udin belanja, si Ibu mendapatkan sebuah pelajaran.Pelajaran hidup yang sangat mendalam. Dimana seorang abang becak dengan kehidupan yang pas-pasan tapi begitu percaya kepada janji Allah.

Sementara si Ibu yang merupakan seorang pengusaha besar dan suaminya pun pengusaha, selama ini kadang ragu pada janji Allah. Seringkali, akibat kesibukan mengurus usaha, belanja, meeting dll, dia menunda-nunda sholat. Bahkan tidak jarang lupa sholat.

“Nah sejak minggu lalu setelah pulang dari Bandung, Ibu mulai merubah kebiasaannya. Dia selalu berusaha sholat awal waktu”, kata asisten.

Saat pulang ke Jakarta, suaminya pun heran dengan perubahan si Ibu. Padahal dia juga punya kebiasaan yang sama dengan istrinya. Setelah diceritakan asal mula perubahan itu, suaminya pun menyadari, bahwa selama ini mereka salah. Terlalu mengejar dunia. Oleh karena itu Ibu dan suaminya ingin menghadiahi abang Udin untuk berangkat haji. Mendengar akan DIBERANGKATKAN IBADAH HAJI, Udin pun kaget campur bingung.

Dengan spontan Udin MENOLAK hadiah itu. “Engga mau neng, saya engga mau berangkat haji dulu. Meskipun itu doa saya tiap hari.”

“Loh koq engga mau Bang?” kata asisten kaget.
“Apa kata tetangga dan sodara2 saya nanti neng, saat saya pulang berhaji. Koq ke haji bisa tapi masih ngebecak?”
“Memang berangkat haji adalah cita2 saya. Tapi nanti setelah saya mendapatkan pekerjaan selain narik becak neng.”
Akhirnya asisten berdiskusi dgn si Ibu. Sambil menunggu mereka diskusi. Udin pun tidak henti2nya bertanya pada Allah.
“Ya Allah pertanda apakah ini?” kata Udin.

Tidak lama si Ibu menghampiri Udin dan bertanya “Bang, kan abang bisa bawa mobil, bagaimana kalau menjadi supir di perusahaan saya di Jakarta?”

“Waduh … Jakarta ya, Bu? Ntar, keluarga saya gimana disini. Anak-anak masih butuh bimbingan saya. Apalagi semuanya perempuan. Kayaknya engga deh Bu. Biar saya pulang aja deh. Insya Allah kalau Allah ridho lain kali pasti saya diundang untuk berhaji.”

Akhirnya si Ibu membujuk Udin untuk mendaftar haji dulu. Brangkatnya mau kapan terserah, yang penting dia menjalankan amanat suaminya. Kemudian si Ibu menelpon suaminya, menjelaskan kondisi yang ada mengenai Udin. Setelah selesai mendaftar haji di Bank, kemudian mereka pergi menuju sebuah dealer mobil.

“Kok masuk ke dealer mobil, Bu? Ibu mau beli mobil lagi? Mobil ini kurang gimana bagusnya?” kata Udin bingung. Sambil tersenyum si Ibu meminta Udin menunggu di mobil. Dia pun turun bersama asistennya. Selang setengah jam, si Ibu kembali ke mobil sambil membawa kwitansi pembayaran tanda jadi mobil.

“Nih bang, barusan saya sudah membayar tanda jadi pembelian mobil angkutan umum, pelunasannya nanti kalau trayek sudah diurus.”

“Mobil angkutan umum ini buat bang Udin, hadiah dari suami saya.” Kata si Ibu.

“Jadi sambil menunggu keberangkatan abang ke haji tahun depan, abang bisa menabung dengan usaha dari mobil angkutan milik sendiri.”

Sambil meneteskan air mata tidak henti-hentinya Udin mengucap syukur kepada Allah.

“Ini bukan dari saya dan suami saya, ini dari Allah melalui perantaraan saya,” kata si Ibu.

“Hadiah karena abang selalu menjaga sholat diawal waktu. Dan itu menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi saya dan suami.”

“Mudah-mudahan kita semua bisa istiqomah menjaga sholat awal waktu, ya, bang,” kata si Ibu.

Akhirnya mereka pun kembali ke hotel, namun sebelumnya mampir di masjid untuk sholat dzuhur berjamaah.Setelah sholat dzuhur kemudian makan siang, mereka pun berpisah. Udin pulang ke rumah dengan becaknya. Si Ibu langsung ke Jakarta.
Setelah itu kehidupan Udin semakin membaik. Dia sudah memiliki rumah sendiri, walapun nyicil. Yang tadinya dia seorang supir angkot dan abang becak, sekarang dia jadi pemilik angkot dan sudah berhaji.

Alhamdulillah sampai saat ini Udin masih terus menjaga sholat awal waktu, malah semakin yakin dengan janji Allah. Cerita ini merupakan KISAH NYATA, meskipun ada beberapa penambahan dan pengurangan dalam penuturannya.

Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, dan menjadikan kita semakin yakin dengan janji Allah.

Sahabat, .. poin dari cerita ini adalah ketika Allah berkehendak, semuanya akan menjadi nyata. Mari kita jaga sholat diawal waktu, untuk mendapatkan keberkahan dari-Nya. Jangan tinggalkan pula sholat dhuha dan tahajud-nya yach .. Semangat!! ..

Yuk Bagikan Artikel ini.. Semoga menjadi KEBAIKAN bagi kita semua..

.... Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan ....

Wallahu a'lam bishshawab, ..

… Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci …

~ o ~
Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah …

# BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI #
---------------------------------------------
…. Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa’atuubu Ilaik ….

#islam   #renungan   #ibadah   #shalat   #kaummuslim   #kuasaAllah

NAMANYA JUGA BERSANDAR KEPADA MANUSIA

♨ NAMANYA JUGA BERSANDAR KEPADA MANUSIA

Demi Allah, tidak akan bahagia alias sangat sengsara, seorang yang bersandar kepada manusia, karena kebahagiaan manusia tersebut di Tangan Allah.

Demi Allah, tidak pantas bersandar kepada manusia, karena manusia yang disandari adalah penuh kelemahan.

Terasa hina sekali memang, jika meminta-minta kepada manusia, kadang ia mau membantu, tapi sambil cemberut dan angkuh, meskipun dihiasi dengan senyuman. Terkadang tidak mau membantu dengan alasan sana sini.

➡ Bandingkan tatkala Anda bersandar kepada Sang Pencipta makhluk, Allah Azza wa Jalla!
��- Bersandar kepada Allah adalah perintah-Nya
��- Tidak Bersandar kepada-Nya diancam dengan siksa-Nya
��- Jika bersandar kepada-Nya pastilah dikabulkan permintaan, karena Dialah Sang Pencipta, Yang Berkuasa dan Pengatur.
��- Semakin bersandar kepada-Nya semakin dimuliakan-Nya
��- Semakin bersandar kepada-Nya LANGSUNG DIPERHATIKAN-NYA, TIDAK PERLU MENUNGGU SUDI ATAU TIDAK SUDI.

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Artinya: "...dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah maka Dialah yang mencukupinya, sesungguhnya Allah akan menyampaikan perkaranya, sungguh Allah telah menjadikan setiap sesuatu ketentuan." QS. Ath Thalaq:3.

#renunganayat

✏ Oleh: Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc. حفظه الله تعالى

-----------------------
♻ Silsilah Nasihat Edisi Ramdahan (09)
�� Broadcast WA Dakwah Jalyat Unaiza_Indo

Minggu, 28 Juni 2015

AMALAN YANG BERLIPAT GANDA PAHALANYA (Bag. 2)

AMALAN YANG BERLIPAT GANDA PAHALANYA (Bag. 2)

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Setiap muslim, ketika mengingat pendeknya umurnya maka dia harus memperhatikan pilihan amalnya untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

Berikut ini kelanjutan amal tsb :

16. Menjawab suara adzan
Rasululloh bersabda : "Katakanlah seperti yang dikatakan oleh muadzin, bila kamu sudah selesai maka mohonlah (kepada Allah) niscaya dia akan memberimu." (HR. Abu Daud dan an-Nasai).

17. Puasa Ramadhan dan enam hari di Bulan Syawwal 
Rasululloh bersabda : "Barangsiapa Puasa Ramadhan kemudian diikuti enam hari di Bulan Syawwal maka (pahalanya) seperti puasa setahun." (HR. Muslim).

18. Puasa tiga hari setiap bulan
Rasululloh bersabda : "Barangsiapa puasa tiga hari dari setiap bulan maka (pahalanya seperti) puasa setahun."

19. Memberi makanan untuk berbuka puasa
Rasululloh bersabda : "Barangsiapa yang memberikan makanan untuk berbuka puasa bagi orang yang berpuasa maka baginya seperti pahalaya tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala orang yang berpuasa itu." (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

20. Shalat pada malam Lailatul Qadr
Berdasarkan firman Allah :

ليلة القدر خير من ألف شهر

"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (Al-Qadr:3).
Yaitu lebih baik daripada ibadah selama 83 tahun

21. Jihad
Rasululloh bersabda : "Kedudukan seseorang dalam shaf (jihad) fi sabilillah lebih baik daripada ibadah enam puluh tahun." (HR. Hakim dan dishahihkan oleh Albani).

22. Ar Ribath bersiap siaga di perbatasan musuh
Rasululloh bersabda : "Barangsiapa ribath fi sabilillah dalam satu hari satu malam maka baginya pahala seperti puasa satu bulan penuh dengan shalat malamnya. Dan barang siapa yang meninggal dalam keadaan bersiap siaga maka baginya seperti itu juga pahalanya, dan ia diberikan rezeki serta diamankan dari fitnah." (HR. Muslim).

23. Amal shalih pada sepuluh Dzulhijjah
Rasululloh bersabda : "Tidak ada hari dimana amal shalih dalam sepuluh (Dzulhijjah) lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari lainnya." Para shahabat bertanya: Wahai Rasulullah, juga tidak jihad di jalan Allah? Beliau menjawab: Juga tidak jihad di jalan Allah, kecuali orang yang mengeluarkan dengan harta dan jiwanya sementara ia tidak kembali sedkitpun." (HR. Bukhari).

24.Mengulang-ulangi beberapa surat Al-Qur'an
Sabdanya : "Surat al-Ikhlash sama dengan sepertiga al-qur'an dan surat al-Falaq sama dengan seperempat al-Qur'an." (HR. ath-Thabarani dan dishahihkan olah Albani).

25. Membaca dzikir yang pahalanya berlipat ganda
Hal ini banyak (macamnya) Diantaranya bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika keluar dari (rumah isterinya) Juwairiyah Ummul Mu'minin Radhiyallahu ‘anha disaat pagi hari ketika beliau shalat subuh sedang dia berada di tempat shalatnya.

Kemudian Rasulullah pulang setelah shalat dhuha sementara Ummul mu'minin sedang duduk (di tempat shalatnya), seraya beliau bertanya : "Masihkah engkau dalam keadaan yang tatkala aku tinggalkan?" Ummul mu'minin menjawab: Ya, benar. Lalu beliau bersabda: "Aku telah mengucapkan empat kalimat tiga kali setelahmu seandainya kalimat-kalimat itu ditimbang dengan apa yang kamu ucapkan mulai hari ini pasti (kalimat-kalimat itu) akan lebih berat, yaitu: "Subhaanallahi wa bihamdihi ‘adada khalqihi waridhaanafsihi wazinata'arsihi wamidaada kalimaatihi: maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya, Yang menghitung ciptaan-Nya, Yang ridha dengan Dzat-Nya, berat ‘arsi-Nya dan tinta kalimat-kalimat-Nya." (HR. Muslim).

Dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘anhu berkata: nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam melihatku dan aku sedang menggerakkan bibirku lalu beliau bertanya: "Apa yang kamu ucapkan wahai Abu Umamah? Saya menjawab: Saya berdzikir dan menyebut Allah. Kemudian (beliau mengajariku) lalu bersabda: "Maukah kamu aku tunjukkan kepada yang lebih banyak (pahalanya) dalam berdzikir kepada Allah di siang hari dan malam hari? Maka ucapkanlah: "Walhamdulillahi mil amaa ahshaa kitaabahu, walhamdulillahi ‘adada kulla syay in, walhamdulillahi mil a kulla syay in: segala puji bagi Allah Yang Menghitung apa yang diciptakan-Nya, segala puji bagi-Nya sepenuh apa yang diciptakan-Nya, segala puji bagi-Nya yang Menghitung apa yang (terdapat) dalam langit dan bumi, segala puji bagi-Nya Yang menghitung apa yang (termaktub) dalam kitab-Nya, segala puji bagi-Nya sepenuh apa yang (termaktub) dalam kitab-Nya, segala puji bagi-Nya Yang Menghitung segala sesuatu, dan segala puji bagi-Nya sepenuh segala sesuatu." "Dan hendaklah kamu bertasbih kepada Allah seperti itu" Lalu beliau meneruskan sabdanya: "Pelajarilah (do'a-do'a ini) dan ajarilah orang-orang setelahmu." (HR. ath-Thabarani dan dishahihkan oleh Albani).

26. Istighfar
Sabdanya: "Barangsiapa yang memintakan ampunan bagi orang-orang mu'minin maupun mu'minah Allah akan menulis dari seperti mu'minin maupun mu'minah sebagai satu kebajikan." (HR. ath-Thabarani dan dishahihkan oleh Albani).

27. Memenuhi kebutuhan manusia
Sabdanya: "Sesungguhnya bila aku berjalan dengan saudaraku muslim untuk memenuhi suatu hajatnya lebih saya cintai daripada saya beri'tikaf di masjid selama satu bulan." (HR. Ibnu Abi Dun-yaa dan dihasankan oleh Albani).

28. Perbuatan yang pahalanya senantiasa mengalir setelah mati
Dijelaskan oleh Rasululloh : "Ada empat macam pahala yang selalu mengucur (walaupun) setelah meninggal: "Seseorang yang ribath di jalan Allah, seseorang yang mengajarkan suatu ilmu maka pahalanya akan selalu mengucur selama ilmu itu diamalkan, seseorang yang memberi shadaqah jariyah maka pahalanya akan selalu mengucur (kepadanya) selama (shadaqah tersebut) dipergunakan dan seorang ayah yang meninggalkan anak yang shalih yang mendo'akan kepadanya." (HR. Ahmad dan Thabrani disohihkan Al-Albany).

29. Mempergunakan waktu
Hendaknya seorang muslim menggunakan waktunya dengan ketaatan (kepada Allah). Seperti membaca al-Qur'an, berdzikir, ibadah, mendengarkan kaset-kaset yang bermanfaat agar waktunya tidak sia-sia belaka agar ia tidak dilalaikan dimana saat itu tidak bermanfaat lagi kelalaian, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang artinya: "Dua nikmat yang (sering) dilupakan oleh kebanyakan orang, yaitu: kesehatan dan kekosongan (waktu)." (HR. Bukhari).

Allah-lah yang Maha Memberikan taufiq kepada kita semua agar umur kita dipanjangkan oleh-Nya dalam kebaikan. Dan dapat mempergunakan kesempatan-kesempatan yang berlipat ganda (pahalanya) dimana kebanyakan orang melalaikannya.

Dinukil dari buletin Jeddah

(( AD-DIINU AN-NASHIIHAH ))

AMALAN YANG PAHALANYA BERLIPAT GANDA

AMALAN YANG PAHALANYA BERLIPAT GANDA

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Setiap orang muslim tentu menginginkan berumur panjang supaya bertambah kebaikannya.
Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah tatkala beliau ditanya:  Siapakah orang yang paling baik itu? Beliau menjawab: "Yaitu orang yang panjang umurnya dan baik amalannya." (HR. Tirmidzi dan Ahmad).

Kehidupan di dunia ini merupakan tempat untuk menambah dan memperbanyak amalan-amalan yang baik agar manusia senang setelah kematian serta rela dengan apa yang ia kerjakan.

Banyak amalan yang berlipat ganda yang tidak diketahui kebanyakan manusia.
Dengan umur ummat ini yang pendek dibanding ummat sebelumnya, maka kita harus memilih amalan yang berlipat ganda untuk menyusul ummat sebelum ini.

Orang yang memilih amalan sepwrti ini bagaikan orang yang mengumpulkan permata-permata yang berharga dari dasar laut sementara manusia yang lain (hanya) mendapatkan ombaknya saja.

Berikut ini amalan maupun ucapan yang berlipat ganda singkat :

1. Silaturrahim
Rasulullah bersabda :
"Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya, dipanjangkan umurnya, maka hendaknya menyambung (tali) silaturrahimnya." (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Berakhlaq yang mulia Rasulullah bersabda :
"Silaturrahim, berbudi mulia dan ramah pada tetangga (dapat) mendirikan kabilah dan menambah umur." (HR. Ahmad dan Baihaqi).

3. Memperbanyak shalat di Haramain Syarifain
Sabdanya :
"Shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih baik dari seribu (shalat) daripada yang lain kecuali Masjidil Haram, dan shalat di Masjid haram itu lebih baik dari seratus ribu (shalat) daripada yang lain." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
4. Shalat berjama'ah
Sabdanya :
"Shalat berjama'ah itu lebih baik daripada shalat sendiri dengan dua puluh tujuh derajat." (HR. Bukhari dan Muslim).

Adapun wanita shalat di rumah, dan hal itu lebih baik daripada mereka shalat di masjid

5. Melaksanakan shalat sunnah di rumah
Sabdanya :
"Keutamaan shalat seorang laki-laki di rumahnya dengan shalat yang dilihat oleh orang banyak seperti halnya keutamaan shalat fardhu atas shalat sunnah." (HR. Baihaqi dan dishahihkan olah Albani).

6. Berhias dengan beberapa adab pada hari Jum'at
Sabdanya :
"Barangsiapa yang mandi pada hari Jum'at kemudian berangkat di awal waktu, mendapatkan khutbah pertama, berjalan kaki tidak naik kendaraan, mendekat dari imam, mendengarkan khutbah dan tidak berbicara maka baginya setiap langkahnya adalah (bagaikan) amalan setahun dari pahala puasa dan shalat (taraweh)nya." (HR. Ahlus Sunan dihasankan Al-Albany).

7. Shalat Dhuha
Sabdanya :
"Bila masuk waktu pagi maka setiap jari-jari tangan kamu ada kewajiban shadaqah, lalu setiap (bacaan) tasbih adalah shadaqah, tahmid adalah shadaqah, tahlil adalah shadaqah, takbir adalah shadaqah, amar ma'ruf adalah shadaqah, nahi mungkar adalah shadaqah, dan cukup dari itu semuanya dengan shalat dua raka'at waktu Dhuha." (HR. Muslim).

8. Mengerjakan haji dan umroh
Sabdanya :
"Kerjakanlah haji dan umrah itu berturut-turut, karena sesungguhnya ia (dapat) menghilangkan kefaqiran dan dosa seperti ubupan (alat peniup api) tukang besi yang menghilangkan karat besi, emas dan perak." (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Albani).

9. Shalat setelah terbitnya matahari Sabdanya :
"Barangsiapa shalat subuh dengan berjama'ah kemudian ia duduk sambil berdzikir kepada Allah sampai terbitnya matahari lalu shalat dua raka'at maka baginya seperti ibadah haji dan umrah yang sempurna, yang sempurna, yang sempurna." (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Albani).

10. Menghadiri halaqah-halaqah ilmu di masjid
Sabdanya :
"Barangsiapa yang berangkat ke masjid dia tidak menginginkan kecuali untuk belajar sesuatu kebaikan atau mengajarinya maka baginya adalah seperti pahala orang yang beribadah haji dengan sempurna." (HR. Ath-Thabrani dan dishahihkan oleh Albani).

11. Melaksanakan umrah pada Bulan Ramadhan
Sabdanya :
"Umrah di Bulan Ramadhan sama dengan haji bersamaku." (HR. Bukhari).

12. Melaksanakan shalat lima waktu di masjid
Sabdanya :
"Barangsiapa keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk shalat fardhu maka pahalanya seperti haji." (HR. Abu Daud dan dishahihkan olah Albani). 

13. Berada di shaf yang pertama
Sabdanya :
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya membacakan shalawat kepada orang-orang yang ada di shaf pertama." (HR. Ahmad dengan sanad yang baik).

14. Shalat di Masjid Quba
Sabdanya :
"Barangsiapa yang bersuci dari rumahnya kemudian ia datang ke Masjid Quba lalu shalat di dalamnya maka baginya seperti pahala umrah." (HR. an-Nasai dan Ibnu Majah disohihkan Al-Albany).

15. Menjadi Muadzin
Sabdanya :
"Muadzin itu akan diampuni (dosanya) sepanjang suaranya (terdengar), dan dibenarkan oleh orang yang mendengarkannya baik basah maupun kering dan juga baginya pahala orang yang shalat bersamanya." (HR. Ahmad dan an-Nasai).

Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam

Dinukil dari bulletin Jaliyat Jeddah

(( AD-DIINU AN-NASHIIHAH ))

Wanita

FIR'AUN SAJA KALAH DENGAN...

Sudah dibilangin jangan taruhan dengan iman!
Sudah dibilangin jangan untung-untungan dengan maksiat!
Kapan merasa kuat untuk melawan, eh ternyata malah terperosok sangat dalam ke jurang maksiat.

Ayolah Kawan...

kita ini diciptakan dalam keadaan lemah APALAGI DI DEPAN UJIAN SEORANG MAKHLUK YANG BERNAMA WANITA!
Bukankah sudah diingatkan oleh PANUTAN KITA:

- BAHWA WANITA ADALAH UJIAN PERTAMA SEHINGGA HANCURNYA BANI ISRAIL.

- BAHWA WANITA ADALAH UJIAN TERBERAT DAN PALING BERBAHAYA BAGI LAKI-LAKI DARI UMATNYA....!

JANGANKAN KITA, FIR'AUN LELAKI PALING BENGIS SAJA "KLEPEK-KLEPEK" DI DEPAN WANITA!
STOP SEMUA HUBUNGAN YANG TIDAK HALAL DENGAN WANITA APAPUN ALASANNYA, JIKA BUKAN UNTUK KEBAIKAN, BUKANKAH ALLAH TELAH MEMBERITAHUKAN:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Artinya: "Janganlah kalian dekati perbuatan zina, sesungguhnya ia adalah perbuatan keji dan jalan yang paling buruk".

SEMOGA KAWAN SAYA KARENA ALLAH BERTOBAT DARI TERGODA WANITA YANG HARAM DAN TIDAK HALAL UNTUKNYA....!

✏ Oleh Ustadz: Ahmad Zainuddin, Lc. حفظه الله تعالى

Demikian, wabillahi at-taufiiq

-------------------
♻ Silsilah Nasihat Edisi Ramdahan (08)
�� Broadcast WA Dakwah Jalyat Unaiza_Indo

Bolehnya Berbuka Untuk Orang yg Safar

�� BimbinganIslam.com
Ahad, 11 Ramadhān 1436 H/28 Juni 2015 M
�� Faidah Hadits
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

عن جابر ابن عبد الله رضي الله عنهما قال : كان رسول الله -صلى الله عليه وسلم- في سفر فرأى زحاما ورجلا قد ظلل عليه فقال " ما هذا؟ " قالوا : صائم ، فقال : " ليس من البر الصوم في السفر . ولمسلم { عليكم برخصة الله التي رخص لكم }.

Dari Jābir bin 'Abdillāh radhiyallāhu 'anhumā, beliau berkata: "Dahulu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam didalam safar kemudian Beliau melihat zihāman (kerumunan manusia) dan seorang laki-laki yang sedang diberikan teduhan. Maka Beliau berkata: "Ada apa dengan orang ini?" Mereka para shahābat berkata: "Dia sedang berpuasa." Beliaupun bersabda: "Bukan termasuk kebaikan berpuasa ketika dalam keadaan safar."

Dalam sebuah riwayat dalam Shahīh Muslim: Beliau mengatakan: "Hendaklah kalian mengambil keringanan dari Allāh yang sudah Allāh berikan kepada kalian."

��Beliau melihat kerumunan shahābat mengerumuni seorang laki-laki kemudian laki-laki ini diberikan teduhan. Ini bukan sesuatu yang biasa sehingga Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bertanya apa yang terjadi.

[Ada apa dengan laki-laki ini? Mereka mengatakan: "Laki-laki ini dalam keadaan puasa."]

��Laki-laki ini dalam keadaan puasa, safar dan lemah, lemas sehingga hampir pingsan dan diberikan teduhan oleh para shahābat radhiyallāhu 'anhum.

[Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan: "Bukan termasuk kebaikan berpuasa dalam keadaan safar."]

��Ini menunjukkan kepada kita bahwasanya dalam beberapa keadaan, puasa ketika safar adalah sesuatu yang tidak baik. Bahkan yang lebih afdhal adalah berbuka, yaitu ketika seseorang merasa susah dan perjalanan safar dia sangat menyusahkan/melelahkan sehingga berat bagi dia melakukan puasa ketika safar.

��Bukan termasuk al-birr (kebaikan) maksudnya adalah bukan suatu amalan yang kita disuruh untuk berlomba-lomba melakukannya, yaitu berpuasa dalam keadaan safar.

✅ Yaitu adalah apabila seseorang safarnya dalam keadaan memberatkan, menyusahkan dan dikhawatirkan dia akan memudharati maka dalam keadaan seperti ini yang afdhal adalah justru melakukan berbuka. Dan seandainya dia memaksakan diri berpuasa padahal dalam keadaan seperti itu maka puasanya adalah puasa yang sah.

[Dalam sebuah riwayat dalam Shahīh Muslim: Beliau mengatakan: "Hendaklah kalian mengambil keringanan dari Allāh yang sudah Allāh berikan kepada kalian."]

��Karena Allāh mengatakan:

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ 

"Kalau ada diantara kalian yang sakit atau dia dalam keadaan safar maka hendaklah dia mengganti di hari yang lain." (Al-Baqarah 184)

��Ditranskrip dari Ceramah Ust. 'Abdullāh Roy, MA saat mengisi kajian kitab 'Umdatul Ahkām bab Puasa. Pontianak, 24 Sya'ban 1436 H.
___________________________
�� Program Cinta Ramadhan~Yayasan Cinta Sedekah :
1. Tebar Paket Ifthar & Sahur Ramadhan
2. Program I'tikaf Ramadhan
3. Bingkisan Lebaran u/ Yatim & Dhu'afa
4. Tebar Al-Quran Nasional

�� Donasi Cinta Ramadhan
| Bank Muamalat Cabang Cikeas
| No.Rek 3310004579
| atas nama Cinta Sedekah
| Kode Bank 147
| Konfirmasi donasi,
sms ke 0878 8145 8000
dengan format:
Nama#Domisili#Jumlah Transfer#Donasi Untuk Program

Adab Menasehati

Copas:

��Adab Menasehati��

     Kisah ulama besar ahli hadits ini bisa kita jadikan teladan dalam perkara saling memberi nasehat. Karena saling menasehati, betapapun ia adalah salah satu sendi dalam agama Islam, tetap memerlukan adab dan tata caranya sendiri.

     Sebab, seringkali, orang bukannya tidak mau menerima kebenaran yang disampaikan, tetapi ia tidak menerima cara kebenaran itu disampaikan.

     Maka, nasehat yang baik tetap harus menjaga perasaan juga kehormatan saudara kita; karena itu adalah hak persaudaraan kita.

      �� Adalah Harun ibn ‘Abdillah, seorang ulama ahli hadits yang juga pedagang kain di kota Baghdad, menceritakan betapa ihsannya seorang Ahmad ibn Hanbal dalam mengkritik dan memberi nasehat.

“Suatu hari,” Harun ibn ‘Abdillah berkisah, “Saat malam beranjak larut, pintu rumahku di ketuk”.
“Siapa..?”, tanyaku.
“Ahmad”, jawab orang diluar pelan.
“Ahmad yang mana..?” tanyaku makin penasaran.
“Ibn Hanbal”, jawabnya pelan.

�� Subhanallah, itu guruku..!, kataku dalam hati. Maka kubuka pintu. Kupersilakan beliau masuk, dan kulihat beliau berjalan berjingkat, seolah tak ingin terdengar langkahnya. Saat kupersilakan untuk duduk, beliau menjaga agar kursinya tidak berderit mengeluarkan suara.

“Wahai guru, ada urusan yang penting apakah sehingga dirimu mendatangiku selarut ini..?”

“Maafkan aku ya Harun… Aku tahu biasanya engkau masih terjaga meneliti hadits selarut ini, maka akupun memberanikan diri mendatangimu. Ada hal yang mengusik hatiku sedari siang tadi.”

Aku terkejut. Sejak siang..? “Apakah itu wahai guru?”

“Mmmm begini…” suara Ahmad ibn Hanbal sangat pelan, nyaris berbisik.

“Siang tadi aku lewat disamping majelismu, saat engkau sedang mengajar murid-muridmu. Aku saksikan murid-muridmu terkena terik sinar mentari saat mencatat hadits-hadits, sementara dirimu bernaung dibawah bayangan pepohonan.
    Lain kali, janganlah seperti itu wahai Harun. Duduklah dalam keadaan yang sama sebagaimana murid-muridmu duduk..!”

     Aku tercekat, tak mampu berkata…
Maka beliau berbisik lagi, mohon pamit, melangkah berjingkat dan menutup pintu hati-hati.

    Masya Allah… Inilah guruku Ahmad ibn Hanbal, begitu mulianya akhlak beliau dalam menyampaikan nasehat.
Beliau bisa saja meluruskanku langsung saat melintasi majelisku. Tapi itu tidak dilakukannya demi menjaga wibawaku dihadapan murid-muridku.

     Beliau juga rela menunggu hingga larut malam agar tidak ada orang lain yang mengetahui kesalahanku. Bahkan beliau berbicara dengan suara yang sangat pelan dan berjingkat saat berjalan, agar tidak ada anggota keluargaku yang terjaga. Lagi-lagi demi menjaga wibawaku sebagai imam dan teladan bagi keluargaku.

     Teringat perkataan Imam Asy Syafi’i,

“Nasehati aku saat sendiri, jangan di saat ramai dan banyak saksi. Sebab nasehat ditengah khalayak, terasa hinaan yang membuat hatiku pedih dan koyak; Maka maafkan jika hatiku berontak…”

     Sumber: Dalam Dekapan Ukhuwah

Note : Dengan kemudahan teknologi sekarang ini, ilmu mudah di cari, dengan modal membaca, mengutip dan menyimak saja, banyak orang yg merasa telah berilmu. Akan tetapi adab tidak akan bisa diraih dengan cara-cara instan seperti itu..!

     Banyak sekali orang yang berniat memberi nasehat pada orang yang di anggapnya salah dan keluar dari jalan kebenaran, namun dengan cara-cara yang kurang ma'ruf dan beradab. Sehingga apa yang ingin di sampaikan justru menjadi pangkal perselisihhan.
Karena itu, banyak-banyaklah belajar adab sebelum belajar ilmu, agar ilmu kita bermanfaat bagi saudara-saudara kita dan bukan menjadi sumber perpecahan dan perselisihan diantara kita.

Wallahu waliyyut taufiq.

MENDIDIK ANAK DI BULAN RAMADHĀN (SOAL JAWAB BAG 2)

�� BimbinganIslam.com
Ahad, 11 Ramadhan 1436 H/28 Juni 2015 M
�� Materi Tematik Ramadhān
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

~ MENDIDIK ANAK DI BULAN RAMADHĀN (SOAL JAWAB BAG 2) ~

Soal
Didalam hadits disebutkan bahwa jika anak 10 tahun tidak mau shalat maka boleh dipukul, lalu apakah puasa juga boleh dipukul jika tidak mau puasa?

Jawab
Untuk shalat ada nash khusus bahwasanya kalau 10 tahun tidak mau shalat dipukul, adapun puasa tidak ada nash untuk hal ini.

Akan tetapi seseorang melatih anaknya untuk puasa tetapi tidak sekeras seperti shalat karena ibadah puasa kedudukannya lebih ringan daripada ibadah shalat, boleh dengan pukulan ringan, dan dilakukan sudah menjelang dewasa, namun tidak ada perintah khusus mengenai hal ini, berbeda dengan shalat.

Kalau sudah 10 tahun tidak mau shalat dan kita tidak memukul justru kita yang berdosa karena perintah tersebut tertuju untuk orangtua.

Adapun puasa, tidak ada perintah khusus dan itu hanya taktik dalam melatih anak-anak untuk puasa, kalau dalam pandangan kita dengan dipukul (pukulan yang ada manfaatnya dan dalam rangka untuk mendidik) maka silakan dilakukan. Tapi kalau sekiranya tidak ada manfaatnya maka tidak perlu dipukul.

Berbeda dengan shalat yang harus ada pemukulan, tentunya bukan pemukulan yang mematahkan tulang atau merubah wajah atau membengkakkan seluruh tubuh, akan tetapi pukulan untuk mendidik untuk menunjukkan bahwa masalah shalat adalah masalah yang penting.

Allāhu a'lam bishshawāb.
_______________

Soal
Bagaimana seorang bapak yang sudah 3 kali punya istri dan belum punya anak? Kemudian ada seorang pemuda yang sampai meninggal belum punya anak, bagaimana mendapatkan do'a dari anak yang shālih? Atau adalagi seorang bapak yang meninggalkan anak istrinya untuk merantau selama sekian tahun dan dia menikah lagi, kemudian dia meninggal apakah dia masih berhak mendapat do'a anak-anaknya?

Jawab
Seorang yang sudah berusaha memiliki anak tetapi tidak berhasil, jelas tidak ada anak yang akan mendo'akan dia maka hendaklah dia berusaha menjadi orang yang shālih. Hal ini menimpa sebagian Syaikh, ada yang memiliki 3 istri tapi tidak memiliki anak, terkadang Syaikh tersebut ketika bercerita tentang birrul walidayn (berbakti kepada kedua orangtua) dia bersediah karena dia tidak memilliki seorang anak yang akan berbakti kepada dia, tapi dia menjalani kehidupan tersebut.

Seseorang tatkala berusaha ingin punya anak tetapi tidak dianugerahi oleh Allāh maka seharusnya dia yakin bahwa dibalik semua itu ada hikmah yang Allāh kehendaki. Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyatakan:

وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا

"Allāh jadikan siapa yang Dia kehendaki mandul." (Asy-Syūra 50)

Dan kita tetap berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kita ingat kisah Nabi Khidr dengan Nabi Mūsa ketika bertemu dengan seorang anak maka Nabi Khidr membunuh anak tersebut, lalu Nabi Mūsa mengingkari perbuatan Nabi Khidr, dengan bertanya: "Apakah engkau membunuh seorang anak yang suci, yang tidak memiliki dosa-dosa?" Ini perbuatan yang munkar. Akan tetapi setelah Nabi Khidr diberitahu oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla tentang masa depan, maka Nabi Khidr menjelaskan tentang sebab kenapa membunuh anak tersebut, ternyata anak itu kalau besar akan menjadi anak yang durhaka yang mengantarakan kedua orangtuanya melakukan kezhaliman, maka jelaslah bagi Nabi Mūsa tentang hal tersebut.

Demikian juga dengan perkara yang lain, misalkan seseorang tidak memiliki anak. Kita tidak tahu, seandainya kalau kita memiliki seorang anak bisa jadi anak tersebut menjadi anak durhaka. Kita husnuzhan kepada Allāh, kita tidak diberi keturunan oleh Allāh pasti ada hikmahnya dan didalam keputusan Allāh pasti ada kebaikan dan yang terbaik. Allāh lebih mengetahui kemashlahatan seorang hamba daripada hamba itu sendiri.

Adapun pemuda dan pemudi yang meninggal dalam keadaan tidak punya anak pun demikian nasibnya, sama, tidak ada anak yang mendo'akan dia tetapi dia berusaha menjadi orang yang shālih. Jika dia berusaha menjadi orang yang shālih maka keshālihannya akan bermanfaat meskipu tidak ada anak shālih yang mendo'akan dia.

Kita tahu bahwa sebagian ulama meninggal tidak memiliki anak seperti Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah rahimahullāh tidak menikah dan tidak memiliki anak. Akan tetapi keshālihan beliau akan bermanfaat bagi dirinya.

Tentang seseorang yang merantau meninggalkan anak istrinya lalu meninggal dunia, apakah anak yang tidak pernah dia urus tadi bermanfaat? Kita katakan, ya bermanfaat. Jika ternyata anak tersebut anak yang shālih, meskipun ayahnya bisa dibilang "kurang ajar" karena meninggalkan keluarganya, tidak bertanggung jawab, hanya menikah, menghamili kemudian ditinggal sementara ibu yang setengah mati mengurus sang anak. Akan tetapi dia menjadi anak yang shālih dan tahu kalau ayahnya "kurang ajar" dan diapun berdo'a "Yā Allāh, ampuni ayahku" dan do'a ini bermanfaat, inilah keutamaan memiliki seorang anak yang shālih. Ayahnya merupakan sebab adanya anak tersebut. Oleh karena itu seorang anak tidak boleh melupakan kebaikan seorang ayah meskipun ayahnya dalam keadaan musyrik.

وَإِن جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۚ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ

"Jika orangtuamu memaksamu untuk melakukan kesyirikan... maka jangan engkau ikuti mereka akan tetapi pergaulilah mereka berdua dengan baik (di dunia)." (Luqmān 15)

Bagaimanapun kondisinya, ayah memiliki jasa kepada kita, jasa yang tidak bisa kita lupakan yaitu adanya kita di atas muka bumi ini. Orangtua yang musyrik dan mengajak kepada kesyirikan saja jasanya tidak boleh dilupakan apalagi yang muslim, mungkin orangtua kita melakukan dosa besar, tapi kita mendo'akannya maka do'a tersebut dapat bermanfaat bagi orangtua.

Allāhu a'lam bishshawāb
_______________

Soal
Bagaimana kita mentarbiyah anak yang masih dalam kandungan agar menjadi anak shālih, terkhusus dibulan Ramadhān ini, apakah berpengaruh ke janin yang ada dikandungan apabila kita berpuasa?

Jawab
Allāhu a'lam bishshawāb, janin yang ada dalam kandungan, saya tidak tahu cara mentarbiyahnya. Kalau masih janin tidak ada yang bisa kita lakukan kecuali berdo'a kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Akan tetapi, kondisi orangtua yang menjadi shālih, kita puasa, kita shalat, inilah yang mempengaruhi do'a kita.

Tatkala kita berpuasa, kita shalat dan ibadah yang lainnya maka keshālihan ini yang akan mempengaruhi dikabulkannya do'a kita. Akan tetapi tidak boleh meyakini kalau dalam keadaan hamil tapi tidak dibawa puasa maka akan menjadi anak yang nakal, tidak ya. Allāh memberi keringanan (rukhshah) untuk seorang ibu yang menyulitkan dia maka dia boleh berbuka, jangan dia memberikan kemudharatan kepada sang anak. Dia nekat berpuasa sehingga anaknya kurang sehat kemudian sampai kemampuan intelektualnya kurang sehingga sulit diberitahu maka ini kesalahan kita.

Kalau seorang wanita hamil sulit melakukan ibadah puasa maka ada keringanan bagi dia untuk berbuka dan mengganti dengan hari-hari yang lainnya atau membayar fidyah.

Oleh karenanya, menjadikan anak agar shālih sejak kandungan adalah kita berdo'a kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla supaya menjadikan anak yang dalam kandungan menjadi anak yang shālih, yang berbakti kepada orangtua, yang menyejukkan pandangan dan menjadi buah hati kedua orangtua.

Adapun keyakinan jika ingin anak laki-laki yang cakap dengan membaca surat Yūsuf dan ingin anak perempuan yang cantik dengan membaca surat Maryam maka ini merupakan khurafat, ini tidak ada hubungannya. Surat-surat dalam Al-Qurān bukan demikian tujuannya.

Allāhu Ta'āla a'lam bishshawāb.

�� Ustadz Firanda Andirja, MA
�� Sumber: https://youtu.be/amOgLep4hOs
___________________________
�� Program Cinta Ramadhan~Yayasan Cinta Sedekah :
1. Tebar Paket Ifthar & Sahur Ramadhan
2. Program I'tikaf Ramadhan
3. Bingkisan Lebaran u/ Yatim & Dhu'afa
4. Tebar Al-Quran Nasional

�� Donasi Cinta Ramadhan
| Bank Muamalat Cabang Cikeas
| No.Rek 3310004579
| atas nama Cinta Sedekah
| Kode Bank 147
| Konfirmasi donasi,
sms ke 0878 8145 8000
dengan format:
Nama#Domisili#Jumlah Transfer#Donasi Untuk Program

Hadist puasanya orang safar

�� BimbinganIslam.com
Sabtu, 10 Ramadhān 1436 H/27 Juni 2015 M
�� Faidah Hadits
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

عن أبي الدرداء رضي الله عنه قال : {خرجنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم في شهر رمضان . في حر شديد ، حتى إن كان أحدنا ليضع يده على رأسه من شدة الحر . وما فينا صائم إلا رسول الله صلى الله عليه وسلم وعبد الله بن رواحة 

Dari Abū Dardā radhiyallāhu 'anhu berkata: Kami keluar bersama Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam (bersafar) dalam bulan Ramadhān dan saat itu panasnya sangat menyengat sampai salah seorang dari kami meletakkan tangannya di atas kepalanya (menunjukkan keadaan ini sangat menyusahkan). Dan tidak ada di antara kami yang berpuasa kecuali 2 orang yaitu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dan 'Abdullāh Ibnu Rawāhah.

Karena sangat panasnya maka sebagian besar shahābat tidak berpuasa.

Hadits ini menunjukkan kepada kita bahwa :

⑴ Orang yang bersafar boleh berpuasa atau boleh tidak berpuasa.

⑵ Ini adalah sunnah fi'liyyah, yaitu sunnah yang langsung dipraktekkan/diamalkan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Bagaimana bisa orang mengatakan orang yang bersafar maka puasanya tidak sah, padahal Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sendiri melakukannya. Hal ini menunjukkan lemahnya pendapat yang mengatakan bahwa orang yang safar dan berpuasa, puasanya tidak sah. Dan yang lebih kuat adalah pendapat ulama yang mengatakan sahnya orang yang berpuasa ketika safar.
_______________
★Tambahan Faidah dari Sesi Tanya Jawab

Berpuasa didalam bulan Ramadhān berbeda dengan berpuasa diluar bulan Ramadhān, bulan Ramadhān adalah bulan yang mulia, menurut sebagian ulama yang afdhal adalah secara mutlak tetap berpuasa saat safar untuk mendapatkan keutamaan bulan Ramadhān, dalam segala hal.

Tetapi pendapat yang lebih kuat adalah memperinci, apabila seseorang dalam keadaan ringan (safar yang tidak melelahkan) maka dalam keadaan seperti ini yang afdhal adalah berpuasa, dengan alasan :

⑴ Untuk mendapatkan keutamaan berpuasa dibulan Ramadhān.

⑵ Berpuasa bersama orang lain tentunya lebih ringan daripada harus berpuasa sendiri. Saat bulan Ramadhān puasa bersama, sahur bersama, buka puasa bersama, menahan lapar dan haus bersama, ini lebih ringan daripada seseorang berpuasa sendiri di hari yang lain diluar bulan Ramadhān.

⑶ Lebih cepat menggugurkan kewajiban. Apabila kita berpuasa di bulan Ramadhān maka kita lebih cepat menggugurkan kewajiban daripada hari-hari yang lain.

Tetapi apabila seseorang dalam keadaan susah didalam safarnya maka dalam keadaan yang seperti ini justru yang afdhal adalah berbuka, sebagaimana hadits yang telah kita sampaikan.

��Ditranskrip dari Ceramah Ust. 'Abdullāh Roy, MA saat mengisi kajian kitab 'Umdatul Ahkām bab Puasa. Pontianak, 24 Sya'ban 1436 H.
___________________________
�� Program Cinta Ramadhan~Yayasan Cinta Sedekah :
1. Tebar Paket Ifthar & Sahur Ramadhan
2. Program I'tikaf Ramadhan
3. Bingkisan Lebaran u/ Yatim & Dhu'afa
4. Tebar Al-Quran Nasional

�� Donasi Cinta Ramadhan
| Bank Muamalat Cabang Cikeas
| No.Rek 3310004579
| atas nama Cinta Sedekah
| Kode Bank 147
| Konfirmasi donasi,
sms ke 0878 8145 8000
dengan format:
Nama#Domisili#Jumlah Transfer#Donasi Untuk Program

Sabtu, 27 Juni 2015

MENDIDIK ANAK DI BULAN RAMADHĀN (SOAL JAWAB)

�� BimbinganIslam.com
Sabtu, 10 Ramadhan 1436 H/27 Juni 2015 M
�� Materi Tematik Ramadhān
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

~ MENDIDIK ANAK DI BULAN RAMADHĀN (SOAL JAWAB) ~

Soal
Bagaimana jika orangtua mati dalam keadaan musyrik?

Jawab:
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

ولد صالح يدعو له 

"Anak shālih yang mendo'akannya."

Tentunya, kita harus melihat dalil yang lain dari Al-Qurān dan As-Sunnah mengenai permasalah do'a. Kita tahu bahwa seseorang yang mati dalam keadaan musyrik/kafir, maka banyak ayat dalam Al-Qurān menyatakan tidak ada manfaat do'a oranglain terhadap dia karena kesyirikannya tidak akan diampuni. Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

 اللَّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء

"Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak mengampuni dosa kesyirikan dan akan mengampuni dosa selain kesyirikan bagi seorang yang Allāh kehendaki." (An-Nisā 48)

إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ 

"Sesungguhnya orang yang melakukan kesyirikan maka Allāh haramkan surga bagi dia dan tempat kembalinya adalah nereka Jahannam, tidak ada seorangpun yang bisa menolong orang-orang yang berbuat zhalim (kesyirikan)." (Al-Māidah 72)

Syirik merupakan kezhaliman yang paling besar.

إِنَّالشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

"Sesungguhnya syirik adalah kezhaliman yang paling besar (yang berkaitan dengan hal Allāh Subhānahu wa Ta'āla)." (Luqmān 13)

Allāh ingin ditauhidkan (diEsakan) dalam peribadatan kemudian seseorang berbuat kesyirikan. Syirik itu lebih besar dari berzina, membunuh, mencuri harta harta oranglain dan durhaka kepada orangtua atau membunuh orangtua, kenapa? Karena dosa-dosa ini berhubungan dengan hak manusia.

Adapun syirik berkaitan dengan hak Allāh Subhānahu wa Ta'āla, Allāh ciptakan kita dan memberi fasilitas kepada kita kemudian diantara kita ada yang berdo'a kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka ini merupakan dosa yang sangat besar sehingga Allāh tidak akan mengampuni dosa syirik akbar, akan kekal di neraka selama-lamanya.

فَمَا تَنفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ 

(Muddatstsir 48)

Tidak ada syafa'at yang bermanfaat bagi orang yang seperti ini.

Oleh karenanya dalam Al-Qurān, saat pamannya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, Abū Thālib akan meninggal dunia, kemudian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ingin mendakwahi pamannya.

Kita tahu bahwasanya Abū Thālib sangat membela keponakannya, Abū Thālib tidak membiarkan seorangpun dari kaum musyrikin untuk mengganggu sang keponakan sehingga tatkala Abū Thālib sakit keras, Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam ingin mendakwahi pada kesempatan yang terakhir, kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

يَا عمي قُلْ : لَا إِلَه إِلَّا اللَّه ، كَلِمَة أُحَاجّ لَك بِهَا عِنْد اللَّه 

"Wahai pamanku, katakanlah lā ilāha illa Allāh, suatu kalimat yang aku akan bela engkau di akhirat kelak."

Tapi tatkala itu ada Abū Jahal, 'Abdullah bin Umayyah dan orang-orang kafir yang memprovokasi dengan mengatakan: "Abū Thālib, apakah kamu membenci agama nenek moyangmu?". Akhirnya Abū Thālib enggan mengucapkan kalimat tauhid.

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam kemudian mengulangi lagi, "Wahai pamanku, katakanlah lā ilāha illa Allāh." Kemudian Abū Jahal dan 'Abdullah bin Umayyah sama-sama memprovokasi supaya tidak mengatakan kalimat tauhid. Akhirnya meninggallah Abū Thālib dalam keadaan tidak mengucapkan Lā ilāha illa Allāh.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata: "Aku akan benar-benar memohon kepada Allāh untuk mengampunimu selama aku tidak dilarang."

Ternyata Allāh melarang Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam untuk berdo'a untuk orang-orang musyrik meskipun mereka karib kerabat. Kata Allāh:

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَن يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَىٰ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ  

"Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam. "(At-Taubah 113)

Oleh karena tatkala Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam menziarahi kuburan ibunya Āminah (sebagaimana dalam Shahih Muslim).

Āminah meninggal dalam keadaan musyrik, akhirnya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam meminta izin kepada Allāh berdo'a agar Allāh mengampuni ibunya. Akan tetapi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ditegur, tidak boleh, akhirnya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam minta izin untuk menziarahi ibunya dan diizinkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kita katakan, memang do'a sang anak sangat bermanfaat, khususnya kepada kedua orangtua, selama kedua orangtua bukan orang musyrik. Akan tetapi jika orangtua meninggal dalam keadaan musyrik maka orangtua telah terjerumus ke dalam dosa yang sangat besar dan kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla bahwa syafa'at siapapun tidak akan bermanfaat, tidak ada seorangpun yang bisa menolong orang-orang yang berbuat kesyirikan termasuk anaknya.

Wallāhu Ta'āla a'lam bishshawāb.
_______________

Soal
Bagaimana kedudukan hadits tentang bapak Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam di neraka?

Jawab
Dalam hadits Anas bin Mālik radhiyallāhu 'anhu, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata kepada seseorang tentang ayahnya yang meninggal dalam keadaan musyrik,

إِنَّ أَبِى وَأَبَاكَ فِى النَّارِ

"Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka Jahannam." (Hadits shahīh, HR. Muslim)

Orang yang tahu ilmu hadits, tentunya mengerti akan kedudukan Shahīh Muslim, sebagaimana mengerti tentang Shahīh Al-Bukhari, yang menghimpun hadits-hadits yang shahih.

Dan hadits-hadits yang menjelaskan tentang kafirnya ayah dan ibu Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam termaktub dalam Shahīh Muslim. Dan hadits yang menceritakan bahwa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam diizinkan menziarahi kuburan ibunya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abū Hurairah radhiyallāhu 'anhu dan merupakan hadits yang shahīh.

Tentunya kita tunduk kepada Al-Qurān dan hadits-hadits Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan:

فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

"Jika kalian berselisih tentang sesuatu maka kembalikan kepada Allāh dan RasulNya (kepada Al-Qurān dan hadits Nabi)." (An-Nisā 59)

Al-Imām An-Nawawi dalam kitabnya Al-Minhāj Syarh Shahīh Muslim menegaskan akan hal ini yaitu ayah dan ibu Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam meninggal dalam keadaan kafir/musyrik. Dan kita tahu bagaimana kedudukan Imām Nawawi, muhaqqiq (peneliti) besar dalam madzhab Syāfi'ī.

Kalau saya atau kita yang mengatakan mungkin kurang dipercaya, tetapi saya ta'birkan bahwasanya ini pendapat yang diperjuangkan oleh Imām Nawawi rahimahullāh dalam kitabnya Al-Minhāj Syarh Shahīh Muslim.

Dan kita ketahui bahwa ada hikmah dibalik ini, bahwasanya betapapun shālihnya seorang anak, sedangkan ayahnya dalam keadaan musyrik maka tidak akan bermanfaat keshālihan tersebut, meskipun anaknya adalah Nabi.

Sebagaimana Nabi Ibrāhīm 'alayhissalām, ayahnya musyrik penyembah berhala, tentunya ayahnya sayang kepada anaknya, akan tetapi tatkala Nabi Ibrāhīm 'alayhissalām mulai mendakwahkan tauhid maka ayahnya benci kepadanya. Dan kenabian Nabi Ibrāhīm 'alayhissalām tidak bermanfaat bagi kesyirikan sang ayah.

Demikian juga hadits-hadits Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tentang kafirnya kedua orangtua Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan kita tunduk kepada hadits-hadits Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang shahīh.

�� Ustadz Firanda Andirja, MA
�� Sumber: https://youtu.be/amOgLep4hOs
___________________________
�� Program Cinta Ramadhan~Yayasan Cinta Sedekah :
1. Tebar Paket Ifthar & Sahur Ramadhan
2. Program I'tikaf Ramadhan
3. Bingkisan Lebaran u/ Yatim & Dhu'afa
4. Tebar Al-Quran Nasional

�� Donasi Cinta Ramadhan
| Bank Muamalat Cabang Cikeas
| No.Rek 3310004579
| atas nama Cinta Sedekah
| Kode Bank 147
| Konfirmasi donasi,
sms ke 0878 8145 8000
dengan format:
Nama#Domisili#Jumlah Transfer#Donasi Untuk Program

Jumat, 26 Juni 2015

Bolehnya puasa atau berbuka untuk orang yg safar

�� BimbinganIslam.com
Jum'at, 09 Ramadhān 1436 H/26 Juni 2015 M
�� Faidah Hadits
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال : كنا نسافر مع النبي صلى الله عليه وسلم فلم يعب الصائم على المفطر . ولا المفطر على الصائم 

Dari Anas bin Mālik radhiyallāhu 'anhu, beliau berkata: "Kami melakukan safar bersama Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam maka orang yang berpuasa tidak mencela orang yang berbuka dan orang yang berbuka tidak mencela kepada orang yang berpuasa." (HR. Bukhari dan Muslim, shahīh)

Saat safar tersebut, ada shahābat yang berpuasa dan ada shahābat yang tidak berpuasa. Anas bin Mālik menceritakan, tidak ada yang mencela dengan mengatakan: "Kenapa engkau berbuka?" atau "Kenapa engkau berpuasa?"

Mereka bersafar bersama Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, menunjukkan bahwa kedua hal tersebut diperbolehkan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, bersafar baik dalam keadaan puasa atau berbuka.

Ini merupakan sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berupa taqrīr (persetujuan).

��Ditranskrip dari Ceramah Ust. 'Abdullāh Roy, MA saat mengisi kajian kitab 'Umdatul Ahkām bab Puasa. Pontianak, 24 Sya'ban 1436 H.
___________________________
�� Program Cinta Ramadhan~Yayasan Cinta Sedekah :
1. Tebar Paket Ifthar & Sahur Ramadhan
2. Program I'tikaf Ramadhan
3. Bingkisan Lebaran u/ Yatim & Dhu'afa
4. Tebar Al-Quran Nasional

�� Donasi Cinta Ramadhan
| Bank Muamalat Cabang Cikeas
| No.Rek 3310004579
| Kode Bank 147
| Konfirmasi donasi, sms ke 0878 8145 8000 dengan format:
Nama#Domisili#Jumlah Transfer#Donasi Untuk Program

MENDIDIK ANAK DI BULAN RAMADHĀN

�� BimbinganIslam.com
Jum'at, 09 Ramadhan 1436 H/26 Juni 2015 M
�� Materi Tematik Ramadhān
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

~ MENDIDIK ANAK DI BULAN RAMADHĀN ~

Bulan Ramadhān merupakan furshah (kesempatan emas) untuk mendidik anak mengajarkan ibadah puasa dan kita dianjurkan untuk mendidik anak-anak agar terbiasa beribadah sejak dini.

Dalam shalat, Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ أَبْنَاءَ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ

"Perintahkanlah anak-anakmu untuk shalat semenjak 7 tahun dan pukullah mereka jika mereka tidak mau shalat setelah mereka berumur 10 tahun." (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Irwā'u Ghalīl, no. 247)

Ini perintah dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla untuk memerintah anak kita untuk shalat.

Kita tahu bahwasanya seorang anak yang berumur 7 tahun atau 10 tahun belum baligh, belum wajib untuk shalat, akan tetapi orangtua diperintahkan untuk mendidik mereka.

Artinya bahwa jika orangtua membiarkan anak-anaknya tidak shalat pada umur 10 tahun maka orangtua yang berdosa, orangtua yang salah jika sehingga anaknya setelah besar tidak shalat karena saat anaknya masih kecil orangtua tidak perhatian dan tidak memerintahkan shalat.

Perintah ini diperintahkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam ditujukan kepada orangtua.

Demikian juga ibadah puasa, kita hendaknya melatih anak-anak untuk melaksanakan ibadah puasa semenjak mereka kecil. Oleh karenanya disebutkan dalam atsar dari Rabī' Bintu Muawwidz radhiyallāhu 'anhā mengatakan:

كنا نصوم ونصوِّم صبياننا، ونجعل لهم اللعبة من العهن 

Kami dahulu para shahābat berpuasa dan kami memerintahkan anak-anak untuk berpuasa. Kami buatkan mainan bagi mereka mainan yang terbuat dari kain wol." (kalau salah seorang anak menangis maka kami berikan mainan tersebut sampai mereka lupa/lalai sehingga datang waktu berbuka puasa). (HR. Bukhari)

Jadi, mereka para salaf dahulu melatih anak-anak mereka untuk melaksanakan ibadah puasa sejak kecil.

Ini adalah atsar yang sangat agung yang menjelaskan bagaimana perhatian para ulama salaf, selain mereka berpuasa juga mereka melatih anak-anak mereka untuk melaksanakan ibadah puasa, bahkan mereka berusaha membantu dengan membuat mainan untuk anak-anak.

Oleh karenanya kitapun demikian, melatih anak-anak dan mengajak anak-anak untuk berpartisipasi melakukan ibadah yang sangat agung yaitu ibadah puasa. Sejak kecil kita latih mereka meskipun mereka tidak mampu, misal baru berumur 5 tahun, mungkin mereka tidak mampu untuk puasa sehari penuh, maka kita melatih mereka untuk berpuasa misal setengah hari, yang penting mereka merasakan bahwasanya mereka juga ikut melaksanakan ibadah puasa.

Dan kalau mereka sudah melaksanakan ibadah puasa, maka kita berikan hadiah, kita tunjukkan rasa gembira kita dengan mengatakan:

"Ayah bangga kepadamu, kamu sudah bisa puasa."

Kita motivasi dia untuk bisa terus melakukan puasa karena tidak semua anak mampu untuk puasa sehari penuh, maka kita buat sistem puasa setengah hari untuk melatih mereka. Kemudian kita menyuruh mereka sekolah dan kita suruh puasa dari pagi sampai siang, lalu kalau sudah pulang sekolah baru buka puasa. Ini salah satu bentuk puasa. Atau sebaliknya, disekolah boleh makan dan minum sedangkan dirumah tidak boleh makan dan minum agar berbuka bersama orangtua.

Ini kita mengajari kepada anak tentang pentingnya bersabar menunggu ifthar, pentingnya pengorbanan. Kita jelaskan kepada anak-anak tentang:
• keutamaan puasa
• pahala-pahala besar yang tanpa batas yang Allāh sediakan bagi orang yang berpuasa
• adanya pintu surga yang bernama "Rayyan"
• bagaimana orang yang berpuasa akan bergembira tatkala bertemu dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla

Sehingga mereka termotivasi sejak kecil untuk melaksanakan ibadah puasa.

Seandainya anak-anak tersebut setelah besar menjadi anak yang shālih, rajin shalat, rajin puasa, toh yang mendapat keuntungan orangtua sendiri.

Itulah harta terindah dan terbaik yang dimiliki orangtua yaitu anak shālih karena anak shālih tersebut akan memberi manfaat kepada orangtua jika dia telah meninggal dunia.

Oleh karena itu saya mengharap kepada orangtua sekalian untuk mengajak anak-anak, melatih mereka untuk mengerjakan ibadah puasa yang agung ini.

Jika mereka mampu berpuasa 1 hari penuh maka inilah yang terbaik, melatih mereka bersabar, kita beri hadiah. Namun jika mereka tidak mampu puasa seharian penuh maka kita latih mereka untuk berpuasa setengah hari atau beberapa jam.
_______________

Soal
Amalan baik anak akan sampai kepada orangtua walaupun orangtuanya sudah meninggal, lalu bagaimana dengan amalan buruk seorang anak, apakah hal itu sama yaitu akan sampai kepada orangtua?

Jawab
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى (38) وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى (39)

"Ketahuilah seorang tidak akan menanggung dosa oranglain. Dan tidak ada bagi seorang hamba kecuali apa yang dia usahakan." (An-Najm 38-39)

Orangtua yang sudah berusaha mendidik anaknya dengan semaksimal mungkin, mendidiknya sejak kecil, memberikan pengarahan kepada anak tersebut, kemudian anak tersebut menjadi anak nakal, maka ini diluar kemampuan orangtua tersebut.

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ 

"Bertaqwalah kalian kepada Allāh semampu kalian." (At-Taghābun 16)

Yang penting orangtua sudah berusaha dan yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla nilai adalah usaha, jika si anak nakal maka orangtua tidak ikut memikul dosanya.

Kita tahu sebagian para Nabi, anak-anak mereka anak yang badung, contohnya seperti Nabi Nūh 'alayhissalām yang senantiasa mendakwahi anaknya, bahkan kita tahu Nabi Nūh 'alayhissalām berdakwah selama 950 tahun.

إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلاً وَنَهَاراً 

"Aku mendakwahi kaumku siang dan malam." (Nūh 5)

Dan tentunya perhatian Nabi Nūh kepada keluarganya lebih daripada kaumnya, akan tetapi lebih dari 950 tahun Nabi Nūh berdakwah, ternyata istrinya adalah kafir.

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا اِمْرَأَةَ نُوحٍ وَاِمْرَأَةَ لُوطٍ  

"Allāh memberikan permisalan kepada orang kafir tentang kafirnya istri Nabi Nūh dan kafirnya istrinya Nabi Lūth." (At-Tahrīm10)

Demikian juga anak Nabi Nūh adalah anak yang kafir, bahkan Nabi Nūh mendakwahi terus anaknya sampai dititik penghabisan yaitu tatkala banjir besar tetapi anaknya masih membangkang dan akhirnya meninggal dalam keadaan kafir.
Tentunya, kita tahu, setelah Nabi Nūh berdakwah sekian lama, kekafiran seorang anak tidak akan memberi kemadharatan kepada sang ayah.

Demikian juga kita, tatkala kita sudah berusaha dan mengarahkan anak-anak kita, mendidik dan menjelaskan mana yang boleh mana yang tidak boleh, mana yang halal mana yang haram kemudian kita motivasi mereka untuk melakukan kebaikan tetapi lantas si anak masih badung dan nakal, maka ini diluar kemampuan kita.

Yang jadi masalah kalau ayahnya ikut memotivasi sang anak untuk nakal, misal menyediakan sarana-sarana yang diharamkan Allāh Subhānahu wa Ta'āla;
• menonton film-film yang tidak benar
• membiasakan anak-anak untuk tidak shalat
• membiasakan anak untuk berhura-hura
• membebaskan anak bermain dengan siapa saja tanpa diperdulikan

Ini model pendidikan yang ngawur jika kemudian si anak menjadi nakal maka benar, dosanya akan mengalir kepada ayah dan ibunya, kenapa?

Karena ayah dan ibunya ikut andil dalam menyesatkan sang anak, sehingga dosanya ikut mengalir kepada orangtua. Sebagaimana siapa yang Memberikan petunjuk kepada kebaikan kemudian dilaksanakan maka dia akan mendapatkan pahala, demikian juga siapa yang memberi petunjuk kepada kesesatan kepada oranglain kemudian dilakukan oleh orang tersebut maka dosanya juga akan mengalir kepada yang memberi petunjuk kepadanya.

Wallāhu Ta'āla a'lam bishshawāb.
_______________

Soal
Bagaimana halnya dengan orangtua yang fasiq, apakah amalan shālih anak dapat membantu orangtua dalam kuburnya padahal selama hidupnya orangtua ini fasiq?

Jawab
Jika kondisi orangtua pasif dan cuek terhadap pendidikan anak bahkan tahu-tahu anak ditaqdirkan Allāh menjadi anak yang shālih maka kita katakan bahwasanya yang jelas do'a sang anak tetap bermanfaat bagi orangtua meskipun mereka tidak berusaha untuk mendidik sang anak.

Karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ 

"Allāh mengeluarkan yang hidup dari yang mati." (Ar-Rūm 19)

Kita dapati sebagian orangtua yang kafir ternyata anak-anaknya shālih bahkan orangtuanya musyrik, anaknya da'i, ini sering terjadi.

Lihatlah bagaimana Nabi Ibrāhīm 'alayhissalām, ayahnya musyrik ternyata anaknya seorang Nabi, ayahnya tidak pernah mendidik sang anak untuk berjalan menuju tauhid tetapi Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang memberikan hidayah kepada Nabi Ibrāhīm 'alayhissalām, bahkan Nabi Ibrāhīm 'alayhissalām akhirnya berusaha mendakwahi ayahnya.

"Wahai ayah, kenapa engkau menyembah berhala yang tidak bisa melihat dan tidak bisa memberi kemanfaatan kepada engkau sama sekali?"

Ketika Nabi Ibrāhīm 'alayhissalām terus mendakwahi ayahnya maka ayahnya pun marah kemudian mengusir Nabi Ibrāhīm 'alayhissalām.

Dari sini kita lihat terkadang seorang ayahnya kafir ternyata anaknya seorang muslim bahkan seorang da'i atau seorang Nabi seperti Nabi Ibrāhīm 'alayhissalām.

Jika ternyata kedua orangtua pasif tidak pernah memberi pengarahan dan anaknya menjadi anak yang shālih maka memang sulit kita katakan seluruh amalan shālih anak akan mengalir kepada kedua orangtuanya karena tidak ada andil yang dilakukan orangtuanya.

Akan tetapi jika anak shālih tersebut mendo'akan kedua orangtuanya maka jelas ini bermanfaat, anugerah yang Allāh berikan kepada kedua orangtua meskipun kedua orangtua tidak andil atau pasif, ternyata sang anak mendapatkan hidayah menjadi seorang da'i dan senantiasa berdo'a maka do'a tersebut akan bermanfaat bagi kedua orangtuanya.

Oleh karenanya sangat diharapkan kepada kedua orangtua untuk ada usaha meskipun sedikit supaya apa yang dilakukan sang anak kemudian mengalir kepada dia.

Contoh usaha seperti memasukkan anak ke sekolah agama, ini salah satu bentuk usaha.

Usaha lain, misal si anak sekolah umum maka saat sore dimasukkan ke dalam TPA, ini juga salah satu bentuk usaha.

Yang kita tidak tahu mana sebab yang dengan tiba-tiba sebab tersebut ternyata sang anak menjadi anak yang shālih di kemudian hari. Jika dia ada usaha maka bisa jadi amalan shālih anak tersebut akan mengalir kepada orangtua.

Allāhu Ta'āla a'lam bishshawāb.

�� Ustadz Firanda Andirja, MA
�� Sumber: https://youtu.be/amOgLep4hOs
___________________________
�� Program Cinta Ramadhan~Yayasan Cinta Sedekah :
1. Tebar Paket Ifthar & Sahur Ramadhan
2. Program I'tikaf Ramadhan
3. Bingkisan Lebaran u/ Yatim & Dhu'afa
4. Tebar Al-Quran Nasional

�� Donasi Cinta Ramadhan
| Bank Muamalat Cabang Cikeas
| No.Rek 3310004579
| Kode Bank 147
| Konfirmasi donasi, sms ke 0878 8145 8000 dengan format:
Nama#Domisili#Jumlah Transfer#Donasi Untuk Program