Setiap malam bumi, gunung dan lautan meminta izin
kpd Alloh untuk menelan, memimpa dan
menenggelamkan ummat manusia.
Muhamad Farid
Balada Anak Singkong
# seri10
Sungguh mencengangkan dan mengerikan
mengetahui kehidupan seks mahasiswi di kota
pelajar Yogyakarta. Suatu penelitian yang
dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan
Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan Bisnis dan
Humaniora (LSCK PUSBIH) menunjukkan hampir
97,05 persen mahasiswi di Yogyakarta sudah
hilang keperawanannya saat kuliah.
Yang lebih mengenaskan, semua responden
mengaku melakukan hubungan seks tanpa ada
paksaan. Semua dilakukan atas dasar suka sama
suka dan adanya kebutuhan. Selain itu, ada
sebagian responden mengaku melakukan
hubungan seks dengan lebih dari satu pasangan
dan tidak bersifat komersil.
Gempa 5,6 skala Richter (SR) melanda Bumi
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Lindu tersebut terjadi sekitar pukul 18.45 WIB.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) melaporkan, Rabu (11/11/2015) pusat
gempa berada di kedalaman 93 kilometer, yakni di
120 kilometer barat daya, Bantul, DIY, atau 8.97
LS, 110.19 BT
Belum diketahui informasi lebih jauh tentang
dampak dari gempa ini.
Sejumlah gempa marak terjadi di Tanah Air
belakangan ini. Pada 9 November 2015 lalu,
tercatat lindu berkekuatan 5,5 Skala Richter
melanda Kota Banda Aceh.
Gempa juga terjadi di Maritaing, Kabupaten Alor,
Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan kekuatan 6,2
SR.
Wah gak nyambung tulisan antar paragrafnya.
Alinea pertama ngomong apa, paragraf kedua
cerita apa!
Jaka sembung bawa gelas, gak nyambung
blaasss!!!!
Bentar, masak gak nyambung sih. Yuk kita lihat
kisah berikut.
Dari Anas bin Malik, dia berkata:
“Nabi naik ke Uhud bersamanya Abu Bakar, Umar
dan Utsman. Tiba-tiba gunung berguncang. Maka
Nabi menghentakkan kakinya dan berkata:
Tenanglah Uhud! Yang ada di atasmu tiada lain
kecuali Nabi, Shiddiq dan dua orang syahid.” (HR
Bukhori Muslim).
Gempa juga tercatat pernah terjadi di Masa
kekhilafahan Umar, sebagaimana yang
disampaikan dalam riwayat Ibnu Abid Dun-ya
dalam Manaqib Umar. Madinah sebagai pusat
pemerintahan kembali berguncang. Umar
menempelkan tangannya ke tanah dan berkata
kepada bumi, “Ada apa denganmu?” Dan inilah
pernyataan sang pemimpin tertinggi negeri muslim
itu kepada masyarakat pasca gempa,
“Wahai masyarakat, tidaklah gempa ini terjadi
kecuali karena ada sesuatu yang kalian lakukan.
Alangkah cepatnya kalian melakukan dosa. Demi
yang jiwaku ada di tangan-Nya, jika terjadi gempa
susulan, aku tidak akan mau tinggal bersama
kalian selamanya!”
Shahabat Ka’ab bin Malik mempunyai pendapat
yang mirip dengan Umar bin Khattabh. Inilah
pernyataan lengkapnya tentang gempa,
“Tidaklah bumi berguncang kecuali karena ada
maksiat-maksiat yang dilakukan di atasnya. Bumi
gemetar karena takut Rab nya azza wajalla
melihatnya.”
Ka’ab menyebut bahwa guncangan bumi adalah
bentuk gemetarannya bumi karena takut kepada
Allah yang Maha Melihat kemaksiatan dilakukan di
atas bumi-Nya.
Suatu saat Anas bin Malik bersama seseorang
lainnya mendatangi Aisyah. Orang yang bersama
Anas itu bertanya kepada Aisyah: Wahai Ummul
Mukminin jelaskan kepadaku tentang gempa.
Aisyah menjelaskan,
“Jika mereka telah menghalalkan zina, meminum
khamar dan memainkan musik ( Ibnu Qayyim
dalam kitabnya al-Jawabul Kafi).
Janganlah kita menyalahkan fenomena alam,
sudah saatnya kita instropeksi diri, sudah saatnya
mengaca seberapa besar usaha yang telah kita
lakukan agar gempa tidak terjadi.
نسأل الله السلامة و العافية