034. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun
*Konsep membenahi Akhlak Buruk (Bagian 6)*
*----------#----------*
##CARA MEMBENAHI AKHLAK BURUK (Lanjutan)##
3. Harus ada gantinya
Seorang hamba jika sudah terbiasa bermaksiat, misalnya mendengarkan musik, maka otak/pikirannya akan terus tertuju pada kesenangannya. Jika kita ingin mengubah akhlak jelek ini maka harus diganti dengan kesibukan lain yang bermanfaat dan tidak membawa dosa. Misalnya kegiatan musik bisa diganti dengan mendengarkan bacaan Al-Qur'an. Jika tidak ada kegiatan maka tidak mustahil dia akan beralih kembali kepada kebiasan lamanya.
Syaikhul Islam Ibnu Taiymiyyah berkata, "Jiwa itu tidak akan meninggalkan sesuatu kecuali dengan sesuatu yang lain, maka tidak pantas bagi seseorang untuk meninggalkan kecuali ada pengganti yang semisalnya atau kepada yang lebih baik darinya." {Iqtida as-Sirat al-Mustaqim 2/125}
Al-Imam Ibn al-Qayyim Rahimahullah mengatakan, "Obat dari orang yang terkena penyakit semacam ini adalah mengalihkan kebiasaannya menuju pada kebiasaan mendengar bacaan Al-Qur'an, mendengar dengan penuh seksama dan menghayati maknanya sedikit demi sedikit hingga dia benar-benar lepas dari mendengar nyanyian dan beralih untuk mendengar ayat-ayat Al-Qur'an. sampai seluruh perasaan dan seluruh keadaanya adalah Al-Qur'an." {Madaarij as-Salikin 1/495}
Al-Imam Al-Mawardi ketika menjelaskan cara untuk meredam syahwat, beliau berkata, "Untuk memotivasinya adalah dengan mengalihkannya pada perkara yang halal sebagai gantinya, mencukupkan dengan sesuatu yang boleh, karena Allah tidak mengharmkan sesuatu kecuali akan mencukupkan dengan perkara yang boleh dari jenisnya." {Adab ad-Dunya wa ad-Din hlm . 510}
4. Mencela diri sendiuri dan Introspeksi.
Al-Imam Ibn al-Qayyim Rahimahullah mengatakan, "Maksud dari introspeksi adalah kontinu untuk menjaga taubat hingga tidak keluar dari ranah taubat, seolah-olah dia menunaikan janjinya untuk bertaubat." {Madaarij as-Salikin 1/96}
Allah Subhanau wa ta'ala berfirman:
"Hai orang -orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat): dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." {Qs Al Hasyr ayat 18}
Al-Imam Ibn al-Qayyim Rahimahullah mengatakan, "Allah memerintahkan kepada para hambanya untuk memperhatikan apa yang telah dikerjakan untuk hari esok. Hal itu mengandung isyarat untuk melakukan intropeksi:hendaknya dia berpikir 'apakah yang telah saya kerjakan sudah pantas untuk dibawa ketika berjumpa dengan Allah atau masih belum pantas'. Inti dari ini semua adalah memperhatikan tuntutan dan konsekuensi dari persiapan (dalam menyongsong) Hari Kiamat, memperhatikan bekal yang bisa menyelamatkannya dari api neraka dan membersihkan wajahnya di sisi Allah." {Ibid. 1/187}
Sumber Majalah Al furqon edisi 5 tahun kesebelas rubrik Tazkiyatun Nufus hal 50-51, oleh Ustadz Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman Hafidzahullahu
********#********
Bersambung Insya Allah
------------------------
Jangan Lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 Fm untuk wilayah madiun & sekitarnya.
boardcasted by : Media KITA
http://www.radiokita.or.id/
http://www.tvkita.id