Point 9
Berlebihan dalam memuliakan orang-orang sholih.
Memuliakan orang sholih adalah wajib. Sebagaimana berbakti kepada orang tua yg menjadi sebab keberadaan kita di dunia, dan selayaknya memuliakan ulama karena menjadi sebab kita masuk surga dengan arahan/pengajaran ulama.
Sebagaimana Point 8, bahwa memuliakan Nabi secara berlebihan adalah tidak boleh maka di Point 9 terlebih yg selain Nabi. Dengan tidak memberikan sifat ketuhanan kepada orang sholih (meminta/ berdoa/memuji dengan memberikan sifat² yg seharusnya hanya di tujukan kepada Alloh).
Terlebih(meminta pertolongan) pada ulama yg telah wafat. Adapun kepada ulama yg masih hidup maka masih bisa meminta pertolongan sebatas kemampuan yg dimampuinya sebagai manusia.
Sifat berlebihan pada pengagungan orang² sholih ini telah terjadi pada kaum nabi Nuh Sebagaimana tertera dalam Al Qur'an surah Nuh. Sedangkan fitnah di hari² kita ini adalah ulangan dari hari² umat terdahulu. Tinggal kita mengikuti bimbingan syariat dan melawan nafsu kita agar selamat.
Hal ini terlihat pada para pengagung kuburan, yg berlebihan dalam memuliakan kubur orang² sholih. Syaithon telah menghiasi nya sehingga seolah indah/baik di mata manusia. Awalnya berdoa kepada Alloh dikuburan, kemudian meminta tolong kepada penghuni kubur(menjadikan wasilah/perantara),dan puncaknya adalah meminta/berdoa kepada penghuni kubur, beribadah kepada kuburan. Maka jadilah kuburan² itu menjadi berhala² yg disembah selain Alloh.
Syaithon benar² telah menghiasi para pengkultus kuburan, bahwa sikap² ini adalah bentuk pemuliaan kepada orang² sholih dan bagian dari agama. Sedangkan orang² yg mengingatkan akan hal ini Syaithon(dan orang² yg terfitnah Syaithon) hiasi seolah itu adalah keburukan, tidak menghormati ulama, tidak mencintai ulama. Padahal ini adalah kedustaan yg nyata. Cara memuliakan ulama yg benar adalah mengamalkan Al Qur'an dan As Sunnah sebagaimana yg ulama² telah jelaskan(mengamalkan ilmu mereka), sehingga amal yg kita kerjakan pahalanya otomatis mereka juga mendapatkan nya.
Pengkultus kuburan seperti dimasa ini telah terjadi pula pada kaum quroisy, dimana mereka menyembah berhala² dan ketika islam datang mengingatkan akan kesyirikan mereka, mereka mengelak dengan mengatakan bahwa mereka tidak menyembah/berdoa/meminta kepada kuburan melainkan hanya sebagai wasilah agar mereka mendekatkan pada Alloh sedekat dekatnya. Dan ini adalah subhat(kerancuan) dan kebatilan. Sebagaimana tercantum pada Al Qur'an.
Catatan kajian ustadz Taufiq Badri LC Hafidzahullah
Masjid Syamsul Huda Mojorejo kota madiun