Jumat, 23 September 2016

JERITAN HATI INI

📚 JERITAN HATI INI

Al-Qohthoni pernah menulis gubahan yang sangat mengena untuk kita semua. Berikut untaian kalimatnya:

وَاللهِ لَوْ عَلِمُوْا قَبِيْحَ سَرِيْرَتِيْ

لأَبَى السَّلَامَ عَلَيَّ مَنْ يَلْقَانِيْ

وَلَأَعْرَضُوْا عَنِّيْ وَمَلُّوْا صُحْبَتِيْ

وَلَبُؤْتُ بَعْدَ كَرَامَةٍ بِهَوَانِ

لٰكِنْ سَتَرْتَ مَعَايِبِيْ وَمَثَالِبِيْ

وَحَلِمْتَ عَنْ سَقَطِيْ وَعَنْ طُغْيَانِيْ

فَلَكَ الْمَحَامِدُ وَالْمَدَائِحُ كُلُّهَا

بِخَوَاطِرِيْ وَجَوَارِحِيْ وَلِسَانِيْ

وَلَقَدْ مَنَنْتَ عَلَيَّ رَبِّ بِأَنْعُمِ

مَالِيْ بِشُكْرِ أَقَلِّهِنَّ يَدَانِ

Demi Allah, seandainya mereka mengetahui jeleknya hatiku

niscaya seorang yang bertemu denganku akan enggan salam padaku

Mereka akan berpaling dariku dan bosan berteman denganku

aku akan menjadi hina setelah mulia

Tetapi Engkau (Allah) menutupi kecacatan dan kesalahanku

dan Engkau bersikap lembut dari dosa dan keangkuhanku

Bagi-Mu-lah segala pujian

dengan hati, badan dan lidahku

Sungguh, Engkau telah memberiku nikmat yang begitu banyak

tetapi aku kurang mensyukuri nikmat-nikmat tersebut.

(Nuniyah al-Qahthani hlm. 9)

📂 Lentera Da'wah

            ___ 🍃🍀🍃 ___

Repost by :
🌀TEGAR DIATAS SUNNAH
Grup Sharing Kajian Islam
Silahkan berbagi

Follow Channel Telegram
@kajianislamtegardiatassunnah
untuk mendapatkan informasi seputar agama Islam

Rabu, 21 September 2016

Awas! Si Kafir berkuasa

📲⛔📱 * Mereka Telah Bersekongkol...!!!

Awas! Si Kafir berkuasa.
 
Jangan kaget sobat, orang-orang kafir saat ini bisa memimpin orang Islam, karena sebelumnya mereka telah mengkafirkan akal pikiran banyak orang Islam, melalui kaki tangan mereka kaum liberal yang percaya Islam dan kafir sama, penyembah Allah  dan penyembah tikus sama, dan seterusnya. Sangat banyak umat islam tanpa terkecuali para pemuda Islam yang telah mereka rubah wujudnya, lahirnya domba, namun batinnya musang. Allah Ta'ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَن تَجْعَلُواْ لِلّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُّبِينًا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?
(An Nisa' 144)

Tidak perlu terkejut atau heran, sedari dahulu kala domba yang telah berubah menjadi musang seperti itulah kelakuannya. Orang-orang kafir mereka anggap lebih baik daripada orang-orang Islam, bahkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya, semua itu demi dunia dan keuntungan sesaat mereka para domba berhati musang. Allah Ta'ala berfirman:

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُواْ نَصِيبًا مِّنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُواْ هَؤُلاء أَهْدَى مِنَ الَّذِينَ آمَنُواْ سَبِيلاً {51} أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللّهُ وَمَن يَلْعَنِ اللّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُ نَصِيرًا

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman. Mereka itulah orang yang dilaknati Allah. Barang siapa yang dikutuk Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.
(An Nisa' 51-52)

Saudaraku ummat Islam, berjuang dan berjuanglah, dan ingat dahulu para mujahidin ummat Islam telah mengorbankan segala yang mereka miliki demi kemerdekaan negri kita tercinta dari cengkraman nenek moyang wong-wong kafir.

✒ Ditulis oleh. Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, MA حفظه الله تعالى                                                                                                                       
***

Dengan apa mensyukuri nikmat Allah ?

@kajianislam:
Dengan apa mensyukuri nikmat Allah ?

1. Dengan hati yaitu yakin nikmat murni dari Allah bukan karena aku, jangan seperti Qorun yang mengatakan “aku bisa (kaya) seperti ini karena aku punya ilmu” yang ngasih rizki tuh Allah. Ketika ada orang mengatakan “saya ini sehat karena setiap hari saya lari” Ingat itu sebab tapi yang memberi kesehatan adalah Allah

2.  Mensyukri nikmat dengan lisan sebagaimana Rasulullah jika mendapatkan nikmat beliau mengucapkan :

 "‏الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ"

“Segala puji bagi Allah, dengan nikmat-Nyalah segala kebaikan menjadi sempurna.”

Ketika Rasulullah mendapati hal yang dia tidak sukai maka beliau mengatakan

الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

Segala puji bagi Allah atas setiap keadaan

Lisan harus senantiasa memuji Allah atas segala nikmat yang Allah berikan apapun, makanya habis shalay ucapkanlah Alhamudillah usai makan ucapkan Alhamdulillah  habis bangun tidur kita ucapkan Alhamdulillah

3. Bersyukur dengan raga kita, kita nih dikasih kaki oleh Allah maka gunakan fasilitas itu untuk ke rumah Allah seperti pegawai yang dikasih fasilitas mobil lalu dia ke kantor tapi dia menggunakan mobil untuk ke cafe tentu akan dimarahin bagaimana dengan fasilitas yang Allah berikan untuk kita ?

Coba renungkan, kaki kita lebih sering ke pasar apa lebih sering ke masjid ? tanyakan kepada diri kita ! agar kita tau sudahkah kita mensyukuri nikmat ?

Ustadz Syafiq Riza Basalamah

TG @kajianislamchannel

Selasa, 20 September 2016

KITA KAH ORANG YANG PALING BAIK ITU…?

*KITA KAH ORANG YANG PALING BAIK ITU…?*

Disaat kita melihat dan mengetahui kesalahan orang lain barangkali kita berkata: iih Kok demikian sih, keterlaluan sekali.

Namun ketika kita menyadari telah terjerumus dalam dosa dan kesalahan, betapa sering kita merasa bahwa kesalahan itu kecil & terlalu banyak orang yang kesalahannya jauh lebih besar.

Di saat yang sama barangkali kita merasa telah memiliki cadangan pahala dan janji Atau jaminan masuk surga.

Sobat! Sadarkah kita bahwa cara berpikir seperti di atas adalah wujud dari kesombongan?

Betapa indahnya andai kita berpikir sebaliknya .

Ketika kita terjerembab dalam dosa dan kesalahan, kita merasa bahwa kita adalah orang yang paling banyak dosanya & yg paling sedikit amal ibadahnya.

Sedangkan tatkala kita melihat Saudara kita terjerumus dalam dosa, Alangkah indahnya bila kita berusaha berhusnudzon dengan berkata : Aaah bisa jadi ia tidak sadar atau tidak mengetahui bahwa itu adalah dosa.

Atau paling kurang kita mengira bahwa ia memiliki banyak persediaan pahala yang cukup untuk menebus dosa-dosa nya, atau memiliki amalan yang tidak kita ketahui yang dapat menjadi tebusan dosa-dosanya.

Semoga manfa'at

IslamDiaries
Sumber : Ust. DR. Muhammad Arifin Badri, MA

•═════◎◎۩❁۩◎◎═════•
Broadcasted by Islam itu Indah
- Instagram: @islamituindah.id
- Line: @islamituindah (pakai @) atau klik: http://line.me/ti/p/%40islamituindah
- Telegram channel: @islamindah

TERJALNYA JALAN DAKWAH

TERJALNYA JALAN DAKWAH

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata :

"Jalan menuju Allah adalah jalan di mana :

Adam kelelahan..
Nuh mengeluh..
Ibrahim dilempar ke dalam api..
Ismail ditelentangkan untuk disembelih..
Yusuf dijual dengan harga murah dan dipenjara selama bertahun2.
Zakaria digergaji..
Yahya disembelih..
Ayyub menderita penyakit kulit (yg sangat menjijikkan)
Daud menangis melebihi kadar semestinya..
Isa berjalan sendirian..
Dan Muhammad shallallahu alaihissallam mendapatkan kefakiran dan berbagai gangguan.

Sementara kalian ingin menempuhnya dengan bersantai ria dan bermain-main...??

Demi Allah takkan pernah bisa terjadi.”

(Al Fawaid : Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah)

SHALAT

*SHALAT...*

Kalau ke masjid saja malas-malasan padahal untuk berjumpa dengan Allah, maka bagaimana dengan yang lainnya? Tentunya, dengan istri akan malas-malasan, dengan anak juga malas-malasan.

Umar radhiyallahu anhu berkata:

إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يُضَيِّعُ الصَّلاةَ ، فَهُوَ وَاللَّهِ لِغَيْرِهَا مِنْ حَقِّ اللَّهِ أَشَدُّ تَضْيِيعًا

"Jika kamu melihat seseorang yang meremehkan shalatnya, maka demi Allah dia akan lebih meremehkan urusan lainnya" [HR. Ibnu Abid Dunya]

Ustadz Syafiq Riza Basalamah

TG @kajianislamchannel
•═════◎◎۩❁۩◎◎═════•
Broadcasted by Islam itu Indah
- Instagram: @islamituindah.id
- Line: http://line.me/ti/p/%40islamituindah
- Telegram channel: @islamindah

MENIKMATI SETIAP KETETAPAN ALLOH

MENIKMATI SETIAP KETETAPAN ALLOH
Para bijak berkata bahwa bijak tidaknya seseorang itu banyak ditentukan oleh sadar tidaknya seseorang itu akan tiga hal. Pertama adalah sadar bahwa semua permasalahan hidup itu bersifat sementara (mu'aqqatah). Kesadaran pertama ini akan mengantarkan seseorang pada sikap sabar dan tabah serta setia menunggu saat-saat peralihan musim kehidupan. Menunggu saat-saat bahagia setelah derita adalah ibadah yang bernilai tinggi. Penungguan kebahagiaan haruslah penungguan dengan senyuman walau masih dalam nuansa menyedihkan.
Kesadaran kedua adalah kesadaran bahwa waktu itu berjalan dengan cepat. Kadang kita tak menyangka bahwa waktu terus berjalan, tiba-tiba kita sudah tiba pada titik umur yang disebut dewasa, tua bahkan tua renta. Kesadaran semacam ini mengantarkan kita pada kehendak kuat segera berbuat dan berbuat, berbuat sesuatu yang bisa menjadi tabungan amal membahagiakan kelak di dalam kehidupan akhirat. Inilah makna dasar perintah berlomba-lomba dalam kebaikan. Jangan tunda-tunda niat kebaikan karena syetan selalu saja berusaha menggagalkan dan menggantinya dengan sesuatu yang lain yang menjauhkan dari bahagia itu.
Kesadaran ketiga adalah kesadaran bahwa sebagian musibah itu sesungguhnya adalah ujian kenaikan kelas, kenaikan pangkat atau kenaikan derajat. Dalam ujian sekolah, siapa yang tak menyelesaikan ujian atau test tentulah tak akan lulus. Sama dengan mereka yang menyelesaikan test dengan jawaban yang tak sesuai kunci jawaban, tentulah mereka tak akan lulus. Mau lulus? Bersabarlah dan tersenyumlah atas setiap takdir dari Alloh.
Memang hanya tiga jumlah kesadaran tersebut di atas. Namun upaya memahami dan latihan untuk mampu mengamalkannya bisa membutuhkan waktu lebih dari yang dibutuhkan para sarjana menggapai gelar doktor. Berbahagialah mereka yang memiliki tiga kesadaran itu, berbahagialah mereka yang sudah mampu menikmati setiap ketentuan dan ketetapan Alloh.

JIKA SESEORANG PERGI

Sahabat jika ada anggota keluarga kita yang akan pergi meninggalkan rumah untuk bekerja atau pergi ke suatu tempat, biasanya kita akan dengan refleks mengucapkan selamat jalan, goodbye, dadah, sampai jumpa, dan lain-lain.

Ternyata dalam Bahasa Arab, ada kata yang sebanding bahkan jauh lebih baik artinya dibandingkan selamat jalan, yaitu fii amanillah. Mengapa kita sebaiknya mengatakan fii amanillah daripada hati-hati pada orang yang akan bepergian? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Islam menawarkan pengganti yang lebih baik bagi kita saat mengucapkan ketika akan berpisah yaitu fii amanillah yang artinya (semoga engkau) dalam lindungan Allah.

Hal ini yang menunjukkan rasa peduli kita saat saudara atau anggota keluarga kita akan pergi dengan mengucapkan fii amanillah, artinya kita juga sedang mendoakannya, agar ketika dalam perjalanan ia selalu dilindungi Allah Swt.


 
Perlindungan yang Allah berikan pada hamba-Nya berupa perlindungan dari musibah, dari sakit atau hal buruk

 

Islam menunjukkan budaya yang saling mencintai sesama muslim, berdoa bagi keselamatan orang yang kita sayangi, tentu lebih tinggi nilainya dibandingkan hanya mengatakan dadah, selamat jalan, sampai jumpa, dan lainnya.

Perkataan fii amanillah ini, bukan sekedar perkataan ikut-ikutan, yang ingin terlihat arab-araban.  Tapi kita melakukannya atas dasar kepahaman, atas dasar keagungan Allah Swt Yang Maha Melindungi hamba-Nya.

Karena makna yang terkandung di dalamnya bukan hanya sekedar ucapan untuk mengakhiri pertemuan, tapi juga mendoakan saudara kita agar diberikan perlindungan oleh Allah.

Islam mengajarkan kita untuk selalu berdoa, ketika akan melakukan sesuatu, mohon pada Allah, kebaikan bagi yang memberi doa, perlindungan bagi saudara yang berpergian, kedamaian, keselamatan, dan berkah untuk saudara muslim yang dijumpai.

Doa yang kita panjatkan adalah bukti cinta kita pada saudara kita.

Mari kita budayakan kata-kata dan juga doa-doa terbaik untuk saudara kita.

Barakallahu fiikum akhuna teguh

Senin, 19 September 2016

Hanya 70%

Merenung sejenak

*_Kata Orang Ini Riset Ilmiah membuktikan_* :

1. Smartphone, 70% fiturnya tidak terpakai
2. Mobil mewah, 70% speednya mubazir
3. Villa mewah, 70% luasnya dibiarkan kosong
4. Universitas, 70% materi kuliahnya tak dapat diterapkan
5. Seabreg kegiatan sosial masyarakat, 70%-nya iseng² tak bermakna
6. Pakaian & peralatan dalam suatu rumah, 70%-nya menganggur tak terpakai
7. Seumur hidup cari uang/harta, 70%-nya dinikmati ahli waris.

"Hidup seperti pertandingan bola"

Di babak Pertama (masa muda) menanjak karena Pengetahuan, Kekuasaan, Jabatan, Usaha Bisnis, Salary dsb.

Namun di babak Kedua (masa tua) menurun karena Darah Tinggi, Trigliserid, Gula Darah, Asam Urat, Kolestrol dll.

Waspadalah dari Awal hingga Akhir, kita harus menang 2 babak !!!

- Tidak sakit, juga harus Medical Check Up.
- Tidak haus, tetap harus minum.
- Meski benar, juga harus mengalah
- Meski Powerfull, juga perlu merendah
- Tidak Lelah pun, perlu Istirahat
- Tidak Kaya pun, wajib bersyukur
- Sesibuk apapun, tetap perlu olahraga
- Dahulukan kepentingan Allah maka Dunia akan mengikuti.

Sadarlah, hidup itu pendek, pasti ada saatnya Finish

Jangan tertipu dg usia MUDA
Karena syarat mati tak harus TUA

Jangan terpedaya dg badan SEHAT
Karena syarat mati tak harus SAKIT

Jangan Tertipu dengan kenikmatan dunia, karena akhirat lebih utama

Teruslah berbuat baik, berkata baik, memberi nasihat yg baik

Walaupun tak banyak orang yang memahamimu,

Jadilah seperti JANTUNG, yg tak terlihat tetapi terus berdenyut setiap saat hingga membuat kita terus hidup menjelang akhir hayat

Ajal Tak Mengenal Waktu & Usia,

Jadi teruslah berbuat baik, mengucap syukur atas apa yg sudah ada & menyampaikan kebenaran terhadap sesama.

LAKUKAN YG TERBAIK SEKARANG UNTUK MASA DEPANMU,
LAKUKAN YANG TERBAIK DI DUNIAMU UNTUK MASA DEPAN AKHIR

Hukuman dari Allah Ta'ala

Hukuman dari Allah Ta'ala atas dosa-dosa kita tidak melulu harus berupa musibah kehilangan harta atau jiwa raga semata. Terkadang hukuman Allah kepada hamba yg berbuat dosa adalah dengan cara Allah Ta'ala haramkan atas dirinya dari mengamalkan sebagian amal ketaatan sehingga dia merasa malas tuk mengerjakannya...
Dikisahkan bahwa datang seorang kepada Al Hasan Al Bashri dengan mengatakan: "Wahai Abu Said (Al Hasan Albashri), Aku merasa malas dan tidak mampu mengerjakan qiyamullail." kemudian Al Hasan Al Bashri pun menjawab:
إن الرجل ليذنب الذنب فيحرم به قيام الليل
"Sesungguhya seorang benar-benar melakukan perbuatan dosa, sehingga ia diharamkan dari mengerjakan qiyamullail."
Apabila seorang diharamkan dari melakukan perbuatan sunnah disebabkan karena dosa yg ia lakukan, lalu bagaimana halnya dengan seorang yang sampai meninggalkan perkara yg wajib?!
Maka ajukan pertanyaan berikut untuk diri kita sendiri:
1. Kenapa shalat subuhku selalu terlambat, dosa apakah yg telah aku lakukan??
2. Kenapa aku malas shalat berjamaah, dosa apakah yg telah aku lakukan??
3. Mengapa aku malas menghadiri majelis taklim, dosa apakah yg telah aku lakukan??
4. Mengapa aku durhaka dan tidak mampu untuk birrul walidain, dosa apakah yg telah aku lakukan??
selalu ajukanlah pertanyaan untuk diri kita sendiri, mengapa terkadang kita malas menjalankan ketaatan....
——●●——●●——●●——
@ ABU YA'LA HM

DOAKAN DALAM DIAM

*DOAKAN DALAM DIAM*

Oleh Ustadz Aan Chandra Thalib, حفظه الله تعالى

Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:

دعوة المرء المسلم لأخيه بظهر الغيب مستجابة،عند رأسه ملك موكل، كلما دعا لأخيه بخير؛قال الملك الموكل به: آمين ولك بمثل “
Doa seorang
 muslim untuk saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya adalah doa mustajabah. Di atas kepalanya ada malaikat yang telah diutus. Sehingga setiap kali dia mendoakan kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan, “Amin dan kamu juga akan mendapatkan hal yang sama.” (HR. Muslim)

Imam An-Nawawi -rahimahullah- mengatakan: “Sebagian salaf dahulu, apabila ingin meminta sesuatu untuk dirinya sendiri, maka dia akan memintakan hal yang sama untuk saudaranya. Karena doanya terhadap saudaranya akan dikabulkan dan iapun mendapatkan hal yang sama” (Syarh Muslim 18/49)

Catatan:

Guru saya pernah mengatakan: “Bila engkau menginginkan sesuatu, maka berdo’alah agar Allah mengaruniakan hal yang sama untuk saudaramu. Karena malaikat akan mengaminkan do’amu dan memohonkan permintaan yang sama untukmu. Sehingga saudaramu mendapatkan do’a darimu sementara engkau mendapatkan do’a dari malaikat.” Dalam mendoakan orang lain tidak ada ketentuan bahwa jarak antara kita dan orang yang didoakan harus berjauhan, yang terpenting adalah orang yang didoakan tersebut tidak mengetahui kalau kita sedang mendoakan kebaikan untuknya. Jadi meskipun dia berada dihadapan kita, lalu kita mendoakannya dengan suara lirih tanpa sepengetahuannya, maka kita termasuk orang yang di maksudkan dalam hadits di atas. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Al Adzim Abadi dalam Aun Al Ma’buud: 04/ 275-275

Wallahu a’lam

Semoga manfa'at

 @DiariesImage
•═════◎◎۩❁۩◎◎═════•
Broadcasted by Islam itu Indah
- Instagram: @islamituindah.id
- Line: @islamituindah (pakai @) atau klik: http://line.me/ti/p/%40islamituindah
- Telegram channel: @islamindah

Buah Dari Ibadah

🌾 *{ Buah Dari Ibadah }*

✍Amal seseorang hanya kembali kepada dia sendiri faedahnya secara umum.
Alloh berfirman :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۖ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan."[Surat Al-Jathiya: 15]

Betkata DR. Khalid Al-Muslih dalam ceramah liqo' maftuh:
_Di antara tanda diterimanya amalan ibadah adalah ketika ibadah tersebut menghasilkan buah yang baik. Buah ibadah adalah:_

_(1) Hati yang shalih_

_(2) Jiwa yang bersih_

_(3) Akhlak yang baik_

Semoga amal kita bermanfaat untuk diri kita.

🍃Abu Yusuf Masruhin


       ✏📚✒🌾.🌴..

Hukuman dari Allah Ta'ala

Hukuman dari Allah Ta'ala atas dosa-dosa kita tidak melulu harus berupa musibah kehilangan harta atau jiwa raga semata. Terkadang hukuman Allah kepada hamba yg berbuat dosa adalah dengan cara Allah Ta'ala haramkan atas dirinya dari mengamalkan sebagian amal ketaatan sehingga dia merasa malas tuk mengerjakannya...
Dikisahkan bahwa datang seorang kepada Al Hasan Al Bashri dengan mengatakan: "Wahai Abu Said (Al Hasan Albashri), Aku merasa malas dan tidak mampu mengerjakan qiyamullail." kemudian Al Hasan Al Bashri pun menjawab:
إن الرجل ليذنب الذنب فيحرم به قيام الليل
"Sesungguhya seorang benar-benar melakukan perbuatan dosa, sehingga ia diharamkan dari mengerjakan qiyamullail."
Apabila seorang diharamkan dari melakukan perbuatan sunnah disebabkan karena dosa yg ia lakukan, lalu bagaimana halnya dengan seorang yang sampai meninggalkan perkara yg wajib?!
Maka ajukan pertanyaan berikut untuk diri kita sendiri:
1. Kenapa shalat subuhku selalu terlambat, dosa apakah yg telah aku lakukan??
2. Kenapa aku malas shalat berjamaah, dosa apakah yg telah aku lakukan??
3. Mengapa aku malas menghadiri majelis taklim, dosa apakah yg telah aku lakukan??
4. Mengapa aku durhaka dan tidak mampu untuk birrul walidain, dosa apakah yg telah aku lakukan??
selalu ajukanlah pertanyaan untuk diri kita sendiri, mengapa terkadang kita malas menjalankan ketaatan....
——●●——●●——●●——
@ ABU YA'LA HM

Minggu, 18 September 2016

Orang Terkrnal yang Tidak Mau Dikenal

BELIAU TIDAK MENGATAKAN: “SAYA IBNU ‘UTSAIMÎN”
Salah seorang yang mengenal beliau (Syaikh Muhammad ibn Shôlih al-‘Utsaimîn رحمه الله) bercerita…
Dahulu, kira-kira di antara tahun 96 – 98, saya menunggu Sholât Shubuh di shoff pertama di Masjid al-Harôm. Waktu itu ada seorang petugas keamanan di samping kanan saya yang menjaga agar tempat di belakang imâm tidak terlalu sesak dan agar ada tempat yang lowong untuk para ‘alim ‘ulamâ’.
Dan di depan Maqom, ada 4 petugas lagi yang menjaga agar orang-orang tidak menuju ke shoff pertama, dan tiba-tiba muncullah seorang laki-laki tua, ia memiliki jenggot putih yang lebat, dan memakai pakaian yang tidak disetrika.
Laki-laki tua ini ingin melewati para petugas yang berada di depan Maqom agar ia bisa sampai di shoff pertama, namun petugas di sana menghalanginya. Laki-laki tua itu kemudian mencari jalan lain di sekitar Ka’bah dan berusaha meloloskan dirinya dari halangan petugas, namun lagi-lagi petugas menahannya. Dia terus mencari jalan agar ia bisa sampai ke shaf pertama (dan saya terus memperhatikannya), sampai akhirnya ia berhasil melewati petugas keamanan di samping saya yang waktu itu sedang berbicara dengan orang yang ada di belakangnya.
Saat laki-laki tua itu sudah berhasil berdiri di shoff pertama, ia langsung bertakbir sholât sunnah.
Petugas keamanan itu lantas marah, ia berdiri tepat di depan laki-laki tua ini, sampai ketika sang laki-laki tua itu telah selesai dari sholâtnya, petugas itu langsung mengangkat dan menarik bahunya seraya berkata: “Berdiri…!”
Laki-laki tua itu menjawab (dengan dialek Qosim): “Ada apa denganmu…?”
Petugas itu berkata: “Tempat ini dikhususkan untuk para masyaikh dan ‘ulamâ’. Mundurlah…!!!”
Laki-laki tua itu menjawab: “Apa yang saya lakukan kalau para ‘ulamâ’ dan masyaikh telat datang…?”
Petugas itu pun marah dan saya terus memperhatikan kejadian itu sambil tersenyum, dan sebelum petugas tersebut melakukan tindakan yang berlebihan, saya lalu memegang tangannya, memberi isyarat agar ia mendekat dan ia pun mendekat.
Saya kemudian membisikkan di telinganya kalau laki-laki tua itu adalah al-‘Allamah al-Faqih Muhammad ibn al-‘Utsaimîn.
Petugas itu bersegera mendatangi beliau, mencium kepala beliau, kemudian meminta ma‘af.
Beliau (Syaikh al-‘Utsaimîn) memandangiku dengan pandangan mata protes karena telah mengabari petugas tadi siapa diri beliau yang sebenarnya. Saya hanya tersenyum dengan senyuman permintaan ma‘af.
Iqomah pun dikumandangkan, Syaikh Sa‘ud ibn Ibrôhîm asy-Syuraim datang untuk mengimâmi sholât, dan di saat ia melihat beliau di shoff pertama, ia meminta beliau untuk menjadi imâm, tetapi beliau menolaknya. Akhirnya Syaikh asy-Syuraim yang mengimâmi sholât kami.
====================
Ketenaran adalah sebuah fitnah bagi orang ‘alim…
Syaithôn membuat mereka gila dihormati…
Banyak yang telah terjerat, kecuali yang dirohmati oleh الله…
Rohimahullôh asy-Syaikh al-‘Utsaimîn adalah cermin keteledanan untuk kita semua…
Naskah asli ceritanya:
لم يقل " أنا ابن عثيمين"
يقول أحدهم:كنت مابين عام ١٩٩٦م١٩٩٨م تقريباً أنتظر لصلاة الفجر في الصف الأول في الحرم المكي ، وكان على يميني رجل شرطة يمنع ازدياد المصلين خلف الإمام ليكون هناك مكانٌ للعلماء والعدول من الناس وأمام المقام أربعة من الشرطة يأمرون الناس بعدم التوجه إلى الصف الأول وفجأةً جاء رجلٌ مسن له لحيةٌ بيضاء طويلة يرتدي ملابس غير مكوية فأراد أن يجتاز العسكر عند المقام ليذهب إلى الصف الأول فمنعوه فأخذ شوطا ًحول الكعبة وعاد إليهم محاولا الإفلات منهم فمنعوه فأخذ شوطاً آخرحول الكعبة وأنا أراقب إصرار ذلك الرجل المسن وفي هذه اللحظة إستطاع أن يتجاوزهم على حين غفلة ووصل إلينا في الصف الأول والشرطي الذي بجانبي كان يجادل رجلاً خلفه فلم ينتبه لذلك المسن وما إن وصل إلى الصف الأول كبر يصلي سنة الفجر فاستشاط الشرطي غيظاً من المسن وظل واقفاً على رأسه حتى أتم ركعتيه فنغزه في كتفه أن قم فقال الرجل المسن وراك (باللهجة القصيمية أي مابك) فقال الشرطي؛هذاالمكان مخصص للعلماء والمشائخ إرجع إلى الخلف فقال الرجل المسن:ومالي وللعلماء والمشائخ إن لم يأتوا مبكرين ! وأنا أراقب وأتبسم بهدوء فغضب الشرطي وقبل أن يتصرف تصرفاً غليظاً تدخلت وأمسك

Ketika dipuji

kerap dibaca oleh sahabat Rasulullah, Abu Bakar Ash Shiddiq ketika mendapat pujian

Ketika dipuji, Abu Bakr berdo’a,

اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ

Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alniy khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun.

[Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka]

( Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 4: 228, no.4876. Lihat Jaami’ul Ahadits, Jalaluddin As Suyuthi, 25: 145, Asy Syamilah)

Sebagaimana disebutkan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, Al Auza’i mengatakan bahwa ketika seseorang dipuji oleh orang lain di hadapan  wajahnya, maka hendaklah ia mengucapkan do’a di atas.
Atau

(اَللَّهُمَّ لاَ تُؤَاخِذْنِيْ بِمَا يَقُوْلُوْنَ، وَاغْفِرْلِيْ مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ (وَاجْعَلْنِيْ خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ

Allaahumma laa tu-aakhidznii bimaa yaquuluun, waghfir lii maa laa ya'lamuun, (waj'alnii khoiron mimmaa yazhunnuun).

Ya Allah, semoga Engkau tidak menghukumku karena apa yang mereka katakan. Ampunilah aku atas apa yang tidak mereka ketahui. (Dan jadikanlah aku lebih baik daripada yang mereka perkirakan).

HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 761. Isnad hadits tersebut dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 585. Kalimat dalam kurung tambahan Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman 4/228 dari jalan lain.

Rabu, 14 September 2016

DI TILANG

POLISI HUMANIS ....

Di Tilang, “Asal Bapak Tahu Rasulullah saja Tid ak Pakai Helm!!” Namun Jawaban Polisi Ini Bikin Kaget!!

***

September 13, 2016

Suatu ketika, seorang polisi menghentikan seorang bapak pengendara sepeda motor yang tidak mengenakan helm dimana bapak itu hanya mengenakan peci berwarna putih sebagai penggantinya. Tanpa pikir panjang, polisi meminta SIM dan STNK si bapak yang langsung ditolak dengan keras si bapak.

Polisi : (Mengeluarkan buku tilang) "Maaf, boleh saya melihat SIM dan STNK Anda?"
.
Bapak : "Sebutkan apa kesalahan saya."
.
Polisi : "Anda tidak mengenakan helm."
.
Bapak : "Saya tidak akan mengenakan helm, itu bukan sesuatu yang wajar di agama saya."
.
Polisi : (Sedikit bingung) "Maksud anda?"
.
Bapak : "Rasulullah saja tidak pakai helm. Jadi jangan minta saya mengenakan sesuatu yang tidak dikenakan oleh beliau."
.
Polisi : (Menutup bukunya dan tersenyum ramah) "Begitu ya pak?! Tapi setahu saya juga, Rasulullah juga tidak mengendarai sepeda motor. Dan pertanyaan saya pun sederhana, andai zaman itu sudah ada motor, apakah Anda yakin Rasulullah tidak akan memakai helm??"
.
Bapak : (Tersentak dan terdiam seketika)
.
Polisi : "Anda dengan mudahnya mengharamkan yang anda benci, tapi menghalalkan yang Anda sukai seolah-olah Andalah penentunya. Alhamdulillah saya juga punya ilmu agama yang baik, dan saya percaya bahwa Rasulullah lebih menyukai umatnya yang melindungi kesehatannya dan keluarganya."
.
Bapak : "Apa maksud bapak? Apakah hanya karena helm berarti saya tak melindungi keluarga saya?"
.
Polisi : "Benar. Bahwa jika terjadi hal buruk yang mencelakai kepala anda akibat benturan, apakah keluarga anda tidak akan menerima akibatnya? Bagaimana perasaan takut dan tertekan yang akan mereka rasakan? Siapa yang nanti akan menafkahi mereka?"
.
Bapak : "Alloh yang akan menafkahi mereka."
.
Polisi : "Lewat siapa? Bukankah rezeki yang diberikan Allah seringkali lewat orang lain? Dan bukankah rezeki yang mereka terima itu lewat anda? Jika anda cacat, maka aliran rezeki akan lewat orang lain, bisa jadi ‘ayah tiri anak-anak anda’. Dan apakah anda ikhlas dengan itu?"
.
Bapak : (Sekali lagi terdiam sambil mengeluarkan SIM dan STNK)
.
Polisi : "Ini pesan saya buat anda pak, melindungi diri Anda sama halnya dengan melindungi keluarga Anda. Mungkin ini hanya sebuah helm, tapi bayangkan perasaan nyaman yang dirasakan istri anda saat melihat kepala suaminya terlindungi. Dan jika anda mencintai keluarga anda, maka anda pasti mengurangi resiko yang membahayakan anda. Hari ini saya tak menilang anda, anggaplah nasehat barusan sebagai surat tilang saya untuk Anda."
.
Bapak : (tertegun) "Terima kasih, Pak Polisi. Saya minta maaf. Oh ya, nama Bapak siapa?"
.
Polisi : " Brigadir Mukidi "

 

Catatan:

Mungkin bukan kisah nyata tapi kita bisa mengambil hikmah dari artikel ini.

Barakallahufiikum.

KITA TAHU, TAPI SAYANG

Semoga bermanfaat terutama mengingatkan diri sendiri
Status Nasehat:
*KITA TAHU, TAPI SAYANG …*
Oleh:
Ustadz Zainal Abidin, ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah pernah mengisahkan :
“Seorang anak perempuan meninggal karena Tho’un, kemudian ayahnya melihatnya di dalam mimpi, maka ayahnya berkata kepadanya : “Wahai anakku kabarkan kepadaku tentang akhirat!”
Anak perempuan itu menjawab :

_“Kami telah melewati perkara yang sangat besar, dan *sesungguhnya kita telah mengetahui, tapi kita tidak mengamalkannya.* Demi Allah, sesungguhnya satu ucapan tasbih atau satu raka’at sholat yang tertulis dalam lembaran amalku lebih aku sukai daripada dunia dan seluruh isinya”.._

Berkata Ibnul Qayyim :
_“Anak perempuan itu telah mengatakan perkataan yang dalam maknanya (sesungguhnya kami mengetahui, tapi kita tidak mengamalkan), *akan tetapi banyak diantara kita yang tidak memahami maknanya..”*_

# Kita mengetahui, bahwa ucapan *“Subhaanallaahi wa bihamdihi”* sebanyak 100 kali dalam sehari akan menghapuskan dosa-dosa kita, walaupun dosa kita sebanyak buih di lautan. Akan tetapi sayang, Berapa banyak hari kita yang berlalu tanpa kita mengucapkannya sedikitpun.

# Kita mengetahui, bahwa pahala *dua raka’at Dhuha* setara dengan pahala 360 shodaqah, akan tetapi sayang, Hari berganti hari tanpa kita melakukan sholat Dhuha.

# Kita mengetahui, bahwa orang yang *berpuasa sunnah* karena Allah satu hari saja, akan dijauhkan wajahnya dari api neraka sejauh 70 musim atau 70 tahun perjalanan. Tapi sayang, kita tidak mau menahan lapar.

# Kita mengetahui, bahwa siapa yang *menjenguk orang sakit* akan diikuti oleh 70 ribu malaikat yang memintakan ampun untuknya. Tapi sayang, kita belum juga menjenguk satu orang sakit pun pekan ini.

# Kita mengetahui, bahwa siapa yang *membantu membangun masjid* karena Allah walaupun hanya sebesar sarang burung, akan dibangunkan sebuah rumah di surga. Tapi sayang, kita tidak tergerak untuk membantu pembangunan masjid
walaupun hanya dengan beberapa puluh ribu.

# Kita mengetahui, bahwa siapa yang *membantu janda dan anak yatimnya,* pahalanya seperti berjihad di jalan Allah, atau seperti orang yang berpuasa sepanjang hari tanpa berbuka, atau orang yang sholat sepanjang malam tanpa tidur. Tapi sayang, sampai saat ini kita tidak berniat membantu seorang pun janda dan anak yatim.

# Kita mengetahui, bahwa orang yang *membaca satu huruf dari Al Qur’an*, baginya sepuluh kebaikan dan satu kebaikan akan dilipatgandakan sepuluh kali. Tapi sayang, kita tidak pernah meluangkan waktu membaca Al-Qur’an dalam jadwal harian kita.

# Kita mengetahui, bahwa *haji yang mabrur,* tidak ada pahala baginya kecuali surga, dan akan diampuni dosa-dosanya sehingga kembali suci seperti saat dilahirkan oleh ibunya. Tapi sayang, kita tidak bersemangat untuk melaksanakannya,
padahal kita mampu melaksanakannya.

# Kita mengetahui, bahwa orang mukmin yang paling mulia adalah yang yang paling banyak *sholat malam*, dan bahwasanya Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallaam dan para shahabatnya tidak pernah meremehkan sholat malam di tengah segala kesibukan dan jihad mereka. Tapi sayang kita terlalu meremehkan sholat malam.

# Kita mengetahui, bahwa *hari kiamat pasti terjadi,* tanpa ada keraguan, dan pada hari itu Allah akan membangkitkan semua yang ada di dalam kubur. Tetapi sayang, kita *tidak pernah mempersiapkan diri untuk hari itu.*

# Kita sering menyaksikan orang-orang yang meninggal
mendahului kita. tetapi sayang, kita selalu *larut dengan senda gurau dan permainan dunia* seakan kita mendapat jaminan
hidup selamanya dan tidak akan akan menyusul mereka.

Wahai Saudaraku yang dirahmati Allah.. Semoga kita segera
mengubah keadaan kita mulai detik ini, dan mempersiapkan
datangnya hari perhitungan yang pasti akan kita hadapi..
Hari dimana kita mempertanggung jawabkan setiap perbuatan kita di dunia..

Hari ketika lisan kita dikunci, sedangkan mata, kaki, dan
tangan kita yang menjadi saksi..
Dan pada hari itu, *setiap orang akan lari* dari saudaranya, ibu dan bapaknya, teman-teman dan anaknya, karena pada hari itu setiap orang akan *disibukkan dengan urusannya masing2*.

BAGI YANG MASIH RAGU HATINYA

NASIHAT BAGI YANG MASIH RAGU HATINYA untuk
Tidak ISBAL =Celana diatas mata kaki.
Isbal adalah = Celana yang dibawah mata kaki.
Simaklah PERKATAAN RASUL, Bacalah berulang kali, jangan hanya sekali;

HADIST 1:
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Ada tiga orang yang tidak diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat nanti, tidak dipandang, dan tidak disucikan serta bagi mereka siksaan yang pedih.”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut tiga kali perkataan ini. Lalu Abu Dzar berkata,“Mereka sangat celaka dan merugi. Siapa mereka, Ya Rasulullah?”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,  “Mereka adalah Orang Yang ISBAL, orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR. Muslim no. 306).

HADIST  2:
Dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kain yang berada di bawah mata kaki itu berada di neraka.” (HR. Bukhari no. 5787)

HADIST  3:
“Pakaian seorang muslim adalah hingga setengah betis. Tidaklah mengapa jika diturunkan antara setengah betis dan dua mata kaki. Jika pakaian tersebut berada di bawah mata kaki maka tempatnya di neraka. Dan apabila pakaian itu diseret dalam keadaan sombong, Allah tidak akan melihat kepadanya (pada hari kiamat nanti).” (HR. Abu Daud no. 4095)

HADIST 4:
“Pada hari Kiamat nanti Allah tidak akan memandang orang yang menyeret kainnya karena sombong” (HR. Bukhari 5788)

SEBELUM  KITA LANJUT KE HADIST BERIKUTNYA, KITA STOP DULU DISINI, KARENA Hadist Nomor 3 dan 4 diatas ada kata-kata SOMBONG. Sehingga ada yang beralasan “ SAYA KAN TIDAK SOMBONG ?..., jadi ngak apa-apa kalau Isbal, Saya nggak sombong kok”
Baiklah jika anda berdalih anda bukan orang sombong, maka perhatikan Hadist berikut dibawah ini :

HADIST 5:
WASPADALAH KALIAN DARI ISBAL (pakaian dibawah mata kaki). KARENA HAL ITU (ISBAL) TERMASUK KESOMBONGAN, DAN ALLAH TIDAK MENYUKAI KESOMBONGAN (HR.Abu Daud no.4084)
 
Semoga Bisa DiFahami, bahwasanya ISBAL itu sendiri Termasuk Sebagai KESOMBONGAN, Bagaimana bisa anda Ngaku-ngaku “ Saya kan Tidak Sombong ?...”. Maka Takutlah akan Firman Allah tentang ayat yang menjelaskan JANGAN KALIAN MENSUCIKAN DIRI KALIAN SENDIRI !!. ALLah Azzawajalla berfirman :
“ Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa “ (Alquran. An najm:32).

Masih Berani mengatakan “ Saya gak Sombong” ?..

Lalu ada sebagian orang yang berdalih dengan hadist tentang Abu Bakar Assiddik rhadiallahuanhu, yang pernah melorot kainnya dibawah mata kaki ketika sholat, berikut ini hadist nya

HADIST 6 :
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menjulurkan pakaiannya dengan sombong, Allah tidak akan melihat dirinya pada hari kiamat.” Lantas Abu Bakr berkata, “Sungguh salah satu ujung celanaku biasa melorot akan tetapi aku selalu memperhatikannya.” “Engkau bukan melakukannya karena sombong (HR. Bukhari no. 3655)

Dari hadist diatas tentang Pakaian Abu Bakar Assiddik Rhadiallahu’anhu yang biasanya terkadang  melorot pakaiannya hingga melampaui mata kaki. Dalam Kasus ini maka tidaklah Abu Bakar Assiddik Rhadiallahu’anhu melakukannya dengan maksud SENGAJA DILOROTKAN (sengaja dipanjangkan sampai menutup mata kaki), Tapi hal itu terjadi karena Faktor KETIDAK SENGAJAAN, sebagian ulama mengatakan bahwa karena Abu bakar Assiddik Rhadiallahu’anhu bertubuh kurus, jadi terkadang pakaiannya sering melorot. Kemudian begitu pakaiannya melorot, maka dengan segera di tariknya (diperbaiki lagi) agar Tidak menutup mata kakinya, maka Nabi mengatakan : “ Yang Demikian itu Tidak termasuk Sombong “.

Pertanyaan untuk anda yang mencari alasan dengan hadist Abu bakar diatas :
1. Apakah Celana/Sarung anda yang menutup mata kaki melorot karena Tidak Sengaja atau Memang Sengaja anda Lorotkan ?
2. Apakah ketika memang tidak sengaja melorot maka  apakah anda segera memperbaikinya dengan menariknya kembali keatas ?..sehingga tidak menutup mata kaki ?
3. Apakah Level keimanan anda sudah setara dengan Abu Bakar Assiddik Rhadiallahu’anhu ?
Silakan di introspeksi sendiri dan dijawab sendiri dengan jujur.

HADIST 7 :
Rasulullah Shallallahu’alaihiwassallam pernah memegang tumitnya Hudzaifah, dan bersabda :
.........tidak ada hak bagi sarung (pakaian) dikedua mata kaki (HR At-Thirmidzi III/247 n0.1783, Ibnu Majah. No.3572).
Pada peristiwa ini, Rasulullah Shallallahu’alaihiwassallam, tidak berkata : “ Kamu sombong atau tidak ?..., kalau gak sombong gak apa-apa deh..”

Sebenarnya masih sangat banyak sekali Hadist tentang Larangan ISBAL, berpuluh-puluh Hadist. Tidak mungkin semuanya dimuat disini. Herannya, masih banyak orang yang meremehkan ISBAL.

Sebagai penutup, sering2lah mengingat hadis berikut ini :
Dari ibnu umar, bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihiwassallam bersabda: “ takkala seorang laki-laki sedang meng-isbalkan pakaiannya, tiba-tiba bumi terbelah bersamanya, Maka dia pun berguncang-guncang (meronta-ronta) tenggelam didalam bumi hingga hari kiamat “ (HR.Bukhari no.5790)

Ya akhi..ISBAL MENGERIKAN, didalam Hadist dikatakan “ termasuk Kesombongan”..bukankah Allah Azzawajalla mengatakan Tidak akan Mencium bau Surga bagi yang ada Sombong didalam Hatinya ?....
Ya Akhi...ISBAL MENGERIKAN.., dihari Kiamat Tidak diajak Bicara oleh Allah, Tidak Dilihat dan tIDAK Dipandang, alias di Cuekin dan diacuhkan. Lalu Dia Tidak Disucikan, lalu diberi siksaan yang sangat pedih, lalu dilemparkan kedalam neraka Jahannam

ITTAQULLAH (Takut Lah kepada ALLAH..),  Iman kita tidak senilai mata kaki.., Potong Celana Yuk.., tetap keren kok...jd lah muslim yg luar biasa! Di tengah banyak manusia yg jauh dari taat.

Wallahu’alam

Jumat, 09 September 2016

KEUTAMAAN BERKURBAN

✏ KEUTAMAAN BERKURBAN
1. Berqurban adalah perintah Allah Azza wajalla
Allah berfirman:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr).” (QS. Al Kautsar: 2).
Allah juga berfirman:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, nusuk-ku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.” (QS. Al An’am: 162).
Di antara tafsiran an nusuk adalah sembelihan, sebagaimana pendapat Ibnu ‘Abbas, Sa’id bin Jubair, Mujahid dan Ibnu Qutaibah. Az Zajaj mengatakan bahwa bahwa makna an nusuk adalah segala sesuatu yang mendekatkan diri pada Allah ‘azza wa jalla, namun umumnya digunakan untuk sembelihan.( Lihat Zaadul Masiir, 2/446.)
2. Berkurban adalah perintah rasulullah shallahu alaihi wasallam
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ عَلَى كُلِّ أَهْلِ بَيْتٍ فِيْ كُلِّ عَامٍ أُضْحِيَّة
‘Wahai sekalian manusia, sesungguhnya wajib atas setiap keluarga untuk melaksanakan kurban setiap tahun. ( Sunan Ibnu Majah (no. 2533)
3. Nabi mengancam orang yang meninggalkan kurban padahal dia mampu melakukannya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ، وَلَمْ يُضَحِّ، فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا.
“Barangsiapa memiliki kemampuan (harta) dan tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami.” (Shahih Sunan Ibni Majah (no. 2532)
4. Berkurban adalah ajaran dan tuntunan para sahabat
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhu beliau mengatakan,
كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى سَفَرٍ فَحَضَرَ الأَضْحَى فَاشْتَرَكْنَا فِى الْبَقَرَةِ سَبْعَةً وَفِى الْبَعِيرِ عَشَرَةً
”Dahulu kami penah bersafar bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam lalu tibalah hari raya Idul Adha maka kami pun berserikat sepuluh orang untuk qurban seekor unta. Sedangkan untuk seekor sapi kami berserikat sebanyak tujuh orang (HR. Tirmidzi no. 905, dishahihkan al-Albani dalam al-Miskat)
5. Hari berkurban adalah seagung-agungnya Hari di sisi Allah
إِنَّ أَعْظَمَ الأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ.
“Sesungguhnya hari yang paling mulia di sisi Allah Tabaroka wa Ta’ala adalah hari Idul Adha dan yaumul qorr (hari tasyriq) (HR. Al-Baihaqi)
6. Berkurban adalah ajaran rasul dan para sahabatnya, bahkan ajaran para nabi dan umat-umat sebelumnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syari’atkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut Nama Allah terhadap binatang ternak yang telah dirizkikan Allah kepada mereka…” [Al-Hajj: 34]
Jadi monggo berkurban!
Akhukum fillah:
Fadlan Fahamsyah

Siapa Dia

#Islamic Geographic
All About Islam-Recharge Your Iman
Seri : Nafsiah

*Siapa Dia ?*

🎍Dari Ibnu Abbas r.a, diriwayatkan suatu ketika selepas shalat shubuh, seperti biasa Rasulullah SAW duduk menghadap para sahabat.

🎍Kemudian beliau bertanya, "Wahai manusia siapakah makhluk Tuhan yang imannya paling menakjubkan?"

🎍Para sahabat menjawab, "Malaikat, ya Rasulullah"

🎍Rasulullah berkata, "Bagaimana malaikat tidak beriman, sedangkan mereka pelaksana perintah Tuhan?"

🎍Kemudian sahabat menjawab lagi, "Kalau begitu, para Nabi ya Rasulullah."

🎍Kemudian Rasulullah berkata lagi, "Bagaimana nabi tidak beriman, sedangkan wahyu dari langit turun kepada mereka?"

🎍Untuk ketiga kalinya sahabat menjawab, "Kalau begitu para sahabat-sahabatmu, ya Rasulullah."

🎍Kemudian Rasulullah pun berkata lagi, "Bagaimana sahabat-sahabatku tidak beriman, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka saksikan. Mereka bertemu langsung denganku, melihatku, mendengar kata-kataku, dan juga menyaksikan dengan mata kepala sendiri tanda-tanda kerasulanku."

🎍Lalu Nabi SAW terdiam sejenak.

🎍Kemudian dengan lembut beliau bersabda: "Yang paling menakjubkan imannya adalah kaum yang datang sesudah kalian semua.

🎍Mereka beriman kepadaku, tanpa pernah melihatku.

🎍Mereka membenarkanku tanpa pernah menyaksikanku.

🎍Mereka menemukan tulisan dan beriman kepadaku.

🎍Mereka mengamalkan apa-apa yang ada dalam tulisan itu.

🎍Mereka membela aku seperti kalian membelaku.

🎍Alangkah inginnya aku berjumpa dengan saudara-saudaraku itu."

(HR. An Nasa'i dan Ibnu Hibban dalam Kitab Shahihnya).

🌼Masya Allah syahdu, berkaca-kaca mata ini membaca kabar gembira dari Rasulullah SAW di atas

🌼Berharap kepada Allah Ta'ala semoga yang disebut Rasulullah sebagai saudara adalah kita semua.

🌼Kita yang terus meneguhkan keimanan dengan ketaatan dan perjuangan

🌼Semoga hati ini selalu beriman dan membenarkan apa-apa yang dibawa Rasulullah SAW

🌼Semoga langkah dakwah ini pun selalu mengikuti jejak langkah metode dakwah Rasulullah.


Dari berbagai sumber
Ditulis ulang oleh: IG Team
Semoga Allah Azza Wa Jalla Merahmati Penulisnya.
***
 

*Alhamdulillah… hanya Allah yang berhak dipuji.*

Rabu, 07 September 2016

Tujuh Golongan Yang Dinaungi Allah

[Tujuh Golongan Yang Dinaungi Allah]

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan Arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata.

Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan Arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata.

1. Imam (pemimpin) yang adil.

2. Pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Rabbnya.

3. Seseorang yang hatinya senantiasa terpaut pada masjid.

4.  Dua orang yang saling mencintai karena Allah, dimana keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah.

5. Dan seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik rupawan, lalu ia mengatakan: Sungguh aku takut kepada Allah. 6. Seseorang yang bershodaqoh lalu merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya.

7.  Dan orang yang berdzikir kepada Allah di waktu sunyi, lalu berlinanglah air matanya. (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, II/143  Fat-h, dan Muslim, no. 1031). Semoga manfa'at

(DiariesImage)

Oleh : Pusat Buku Sunnah

REHAT SEJENAK

REHAT SEJENAK

Diantara kisah terunik yang pernah diceritakan Syaikh Prof. Dr. Dhiyaa'urrahman Al-A'Dzamy adalah, "Dahulu apabila penuntut ilmu berpisah dengan keluarganya, maka sebagian diantara mereka ada yang sengaja menutup semua akses yang berkaitan dengan kampung halaman dan keluarganya.
Bahkan setiap kali surat datang ke tempat tinggalnya, dia akan segera menaruh surat tersebut ke dalam guci besar.
Bila telah berlalu 10 atau 15 tahun, mereka akan memecahkan guci tersebut dan membaca satu-persatu surat yang masuk.
Isi suratnya macam-macam. Ada berita tentang lahirnya ponakan, menikahnya saudara, wafatnya sang Ibu/Ayah atau sakitnya anggota keluarga.
Ini mereka lakukan semata-mata agar fokus dalam menuntut ilmu.
Tidak seperti kita yang sedikit-sedikit menelpon ke rumah, WA dengan si ini dan itu, atau sibuk dengan berbagai isu yang terjadi diluar sana. Akhirnya fikiran kita jadi bercabang, terbawa perasaan dan semangat jadi  kendor.
Bukan berarti terlarang, tapi semua ada masanya.

____________________
Bekasi 4 Dzulhijjah 1437 H
ACT El-Gharantaly

Selasa, 06 September 2016

HARI ARAFAH

HARI ARAFAH

Hari Arafah 9 Dzulhijjah adalah hari yang mulia saat di mana datang pengampunan dosa dan pembebasan diri dari siksa neraka. Pada hari tersebut disyari’atkan amalan yang mulia yaitu puasa.
Puasa ini disunnahkan bagi yang tidak berhaji.
Puasa Arafah adalah amalan yang disunnahkan bagi orang yang tidak berhaji.
Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَه
ُ
“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Sumber RumayshoCom
@DiariesImage
•═════◎◎۩❁۩◎◎═════•
Broadcasted by Islam itu Indah
- Instagram: @islamituindah.id
- Line: @islamituindah (pakai @) atau klik: http://line.me/ti/p/%40islamituindah
- Telegram channel: @islamindah

BINASANYA MANUSIA AKIBAT SIFAT KIKIR & PELIT

❌ *BINASANYA MANUSIA AKIBAT SIFAT KIKIR & PELIT*

Diantara penyakit hati yang  paling parah adalah pelit. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah memperingatkan umatnya dari penyakit ini, beliau berkata :

اتَّقُوا الظُّلْمَ؛ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَاتَّقُوا الشُّحَّ؛ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، وَحَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ، وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ

_"Waspadalah kalian dari perbuatan menzolimi karena kezoliman adalah kegelapan yang bertumpuk-tumpuk pada hari qiamat, dan jauhilah kalian dari pelit, karena sikap pelit telah membinasakan orang-orang sebelum kalian, sikap pelit ini mengantarkan mereka untuk menumpahkan darah mereka dan menghalalkan perkara-perkara yang haram"._
(HR. Muslim dari hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu)

🔸 Jika seorang yang berakal mengamati fitnah yang meluas dan yang khusus di dunia ini, maka ia akan mendapat bahwasanya diantara sebab utamanya adalah sikap pelit dan tamak (rakus). Dari Abu Hurairoh radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda,

«يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ وَيَنْقُصُ الْعَمَلُ وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ وَيُلْقَى الشُّحُّ وَيَكْثُرُ الْهَرْجُ» قَالُوا: وَمَا الْهَرْجُ؟ قَالَ: «الْقَتْلُ الْقَتْلُ»

_"Zaman semakin mendekat, dan amal semakin sedikit, dan muncullah fitnah-fitnah, dan dilemparkanlah sifat Asy-Syuh (pelit disertai semangat mengejar dunia) di hati dan banyaklah al-Harju". Mereka bertanya, "Apakah itu al-Harju?", Nabi berkata, "Pembunuhan, pembunuhan"_
(HR Al-Bukhari)

🔸 Maka sikap _Asy-Syuh_ (pelit kelas kakap) adalah semangat untuk mengejar dunia, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berakta,

مَا الفَقْرَ أخْشَى عَلَيْكُمْ، وَلَكِنِّى أخْشَى عَلَيْكُمْ أنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا، وَتُهْلِكَكُم كَمَا أهْلَكَتْهُمْ

_"Bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian, akan tetapi dibentangkannya dunia pada kalian lalu kalian berlomba untuk memperebutkannya sebagaimana orang-orang sebelum kalian berlomba memperebutkannya, maka dunia tersebut membinasakan kalian sebagaimana dunia telah membinasakan mereka._

🔸 Dan jika engkau telah mengetahui makna dari _'pelit'_ maka engkau berusaha untuk menghindarinya. Dan engkau telah mengetahui bahwa fitnahnya penyakit ini yang telah menjadikan hati menjadi mati adalah sikap Asy-Syuh (pelit) yaitu tamak (rakus) dan semangat untuk meraih apa yang ada di tangan orang lain, dan berusaha dengan berbagai macam cara ditempuh untuk memilikinya di tanganmu, demikian hak-hak orang lain yang wajib yang ada ditanganmu kau tahan dan tidak kau tunaikan kepada mereka. Dan ini merupakan sifat yang paling buruk, maka *Asy-Syuh lebih parah daripada hanya sekedar "kikir/pelit", dan Asy-Syuh merupakan sebab terputusnya silaturahmi, melanggar hak-hak orang lain, dan menumpahkan darah orang lain, dan menahan hak-hak orang lain yang wajib untuk ditunaikan kepada mereka yang berhak menerimanya.*

🔸 Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

_"Waspadalah kalian dari penyakit Asy-Syuh, karena ia telah membinasakan orang-orang sebelum kalian. Asy-Syuh telah memerintahkan mereka untuk berbuat dzolim maka merekapun menzolimi, memerintahkan mereka untuk berbuat fajir (maksiat) maka merekapun berbuat fajir, memerintahkan mereka untuk memutuskan silaturahmi maka merekapun memutuskan silaturahmi"_
(HR Ahmad dan Abu Dawud dari hadits Abdullah bin 'Amr).

Allah berfirman,

فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُمۡ وَٱسۡمَعُواْ وَأَطِيعُواْ وَأَنفِقُواْ خَيۡرٗا لِّأَنفُسِكُمۡۗ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفۡسِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٦

_"Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung"_
(QS At-Tagobun : 16)

Semoga kita semua termasuk golongan yang beruntung yang terjaga dari sifat kikir dan pelit.


_____________________________________________
Diambil sebagian dari materi Khotbah Jum’ah Masjid Nabawi (15 Shafar 1437 H)
Oleh: *Asy-Syaikh Al-Hudzaifi hafizohullah*
firanda.com

Minggu, 04 September 2016

AMPUNAN NYA MASIH TERBUKA LEBAR

AMPUNAN NYA MASIH TERBUKA LEBAR

Sebuah hadits yang patut jadi renungan, Anas bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,

قَالَ اللَّهُ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِى وَرَجَوْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَة ً
”Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau menyeru dan mengharap pada-Ku, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu akan Aku ampuni, tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun pada-Ku, tentu Aku akan mendatangi-Mu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi no. 3540. Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini ghorib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Jika Bertaubat, Setiap Dosa Akan Diampuni.
Hadits di atas menunjukkan bahwa Allah benar-benar Maha Pengampun. Setiap dosa –baik dosa kecil, dosa besar, dosa syirik bahkan dosa kekufuran- bisa diampuni selama seseorang bertaubat sebelum datangnya kematian walaupun dosa itu sepenuh bumi.

Dimata manusia 1.000 kebaikan akan hancur dengan 1 kesalahan. Tapi di mata Allah, 1.000 kesalahan, InsyaAllah akan diampuni oleh 1 taubatan yang nasuha.

Read RumayshoCom
 @DiariesImage
•═════◎◎۩❁۩◎◎═════•
Broadcasted by Islam itu Indah
- Instagram: @islamituindah.id
- Line: http://line.me/ti/p/%40islamituindah
- Telegram channel: @islamindah