Selasa, 11 Agustus 2015

20 Sebab Kenapa Harus Mema'afkan (Bagian 1)

�� BimbinganIslam.com
Senin, 25 Syawwal 1436 H / 10 Agustus 2015 M
�� Materi Tematik
�� Ustadz Firanda Andirja, MA
�� 20 Sebab Kenapa Harus Mema'afkan (Bagian 1)
⬇ Download Audio
https://www.dropbox.com/s/6937s3hhh7jdybh/20%20Sebab%20Kenapa%20Harus%20Memaafkan%20I.mp3?dl=0
➖➖➖➖➖➖➖➖➖

20 SEBAB KENAPA HARUS MEMAAFKAN (BAG. 1)

بِسْمِ ٱللّٰهِ ٱلرَّحْمٰنِ ٱلرَّحِيمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَّا بَعْدَهُ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا و أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

فَإِنَّ أَحْسَنَ الكَلاَمِ كَلاَمُ اللّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Alhamdulillāh, kita akan membacakan risalah yang ditulis oleh Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah rahimahullāh yang topiknya adalah

"20 SEBAB KENAPA KITA HARUS MEMAAFKAN ORANG YANG MENZHALIMI KITA".

Pembahasan kita kali ini tentang sifat memaafkan.

Dia adalah sifat yang agung, yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla sebutkan bahwasanya perangai tersebut adalah salah satu dari ciri-ciri penghuni surga.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla abadikan dalam Al-Qurān dengan firmanNya:

.. وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ 

"Dan orang-orang yang memaafkan (orang-orang yang bersalah kepada mereka)."

(Āli 'Imrān 134)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla sebelumnya menyebutkan dalam ayat tersebut:

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

"Bersegeralah kalian menuju kepada ampunan Allāh dan bersegeralah kalian menuju kepada surga Allāh yang luasnya seluas langit dan bumi yang Allāh siapkan bagi orang-orang yang bertaqwa."

(Āli 'Imrān 133)

Kemudian Allāh menyebutkan ciri-ciri orang yang bertaqwa tersebut, diantaranya kata Allāh yaitu:

وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ 

"Yaitu orang-orang yang memaafkan (orang lain)."

Oleh karenanya kita jangan menyepelekan sifat memaafkan ini.

Sebagian ulama mengatakan bahwasanya:

"Perkara yang paling memudahkan seseorang masuk ke dalam surga setelah Tauhīd adalah akhlaq yang mulia."

Terlalu banyak dalil-dalil yang menunjukkan bagaimana mulianya perangai yang mulia di sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Cukuplah sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

أقربكم مني مجلساً يوم القيامة أحاسنكم أخلاقاً. 

"Orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat kelak yaitu orang yang paling mulia akhlaqnya."

(HR. Tirmidzi, dan dia berkata, “Hadis ini hasan.” dari shahābat Jābir radhiyallāhu 'anhu)

Sebaliknya, perkara yang paling memudahkan seseorang masuk neraka setelah kesyirikan adalah akhlaq yang buruk.

Dan kita membahas tentang satu akhlaq yang mulia, yang kata Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah rahimahullāh:

"Tidak ada yang bisa mampu melakukannya kecuali para Nabi dan orang-orang shiddiqūn yang imannya tinggi, yang yakin akan hari akhirat."

Oleh karenanya setelah Allāh menyebutkan:

وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ 

Kata Allāh :

وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ 

"Dan Allāh mencintai orang-orang yang berbuat ihsan."

(Āli 'Imrān 134)

Jadi, orang yang bisa memaafkan orang lain, dia adalah orang yang telah mencapai derajat ihsan, dalam makna:

√ Dia ihsan dalam beribadah
√ Dan ihsan terhadap orang lain

Ihsan kepada orang lain yaitu dia memaafkan oranglain, berarti dia berbuat baik kepada oranglain.

Dan ihsan dalam hal dia merasa seakan-akan dia melihat Allāh dan kalau dia tidak mampu untuk melihat Allāh berarti Allāh telah melihat dia.

Kenapa?

Karena tatkala dia memaafkan orang lain butuh keyakinan yang tinggi.

Yakin bahwasanya Allāh melihat dia memaafkan orang lain dan Allāh akan memberikan ganjaran.

Kalau dia tidak punya keimanan yang kuat bahwasanya Allāh akan memberikan ganjaran kepada dia, maka dia sulit untuk memaafkan.

Karena kapan kita baru memaafkan?

Yaitu tatkala kita dizhalimi.

Sifat ini (memaafkan oranglain), tidak bisa kita nampakkan kecuali tatkala kita dizhalimi, baru kita tertantang apakah anda memaafkan atau tidak.

Karena kalau sudah dizhalimi, biasanya orang akan menuntut balas.

Maka, Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan diantara sifat-sifat para penghuni surga yaitu orang-orang yang memaafkan orang lain.

Allāh menyebutkan dalam ayat yang lain:

وَأَنْ تَعْفُوا أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى

"Dan engkau memaafkan maka itu lebih dekat kepada ketaqwaan."

(Al-Baqarah 237)

Kata Allāh:

وَ لْيَعْفُوا وَ لْيَصْفَحُوا أَلا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللهُ لَكُمْ وَ اللهُ غَفُورٌ رَحيمٌ

"Maafkanlah dan berlapanglah dada. Apakah kalian tidak ingin Allāh mengampuni dosa-dosa kalian?"

(An-Nūr 22)

Sebelum kita membacakan risalah Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah rahimahullāh yang termasuk di dalam Al-Jāmi'u Al-Masāil, saya akan memberikan muqaddimah tentang sifat memaafkan yang dimiliki oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Dan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah orang yang sangat pemaaf.

Tentunya kita masih ingat tentang kisah seorang 'Arab Badui yang tatkala ingin meminta harta dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam kemudian dia menarik selendang Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan tarikan yang keras sehingga memberikan bekas di leher Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Setelah itu dia berteriak:

"Wahai Muhammad, berikanlah harta Allāh yang ada pada dirimu."

Ia meminta dengan cara yang kasar, dengan menarik selendang Nabi dan dengan memanggil nama Nabi, 'Yā Muhammad.'

Tidak ada shahābat yang berani mengatakan Nabi dengan namanya langsung (Yā Muhammad).

Allāh Subhānahu wa Ta'āla saja kalau memanggil, 'Yā Rasūlullāh,' atau, 'Yā Nabiyullāh,' adapun dia mengatakan, 'Yā Muhammad."

Kemudian setelah menarik dengan keras/kasar dan memanggil dengan nama, 'Yā Muhammad,' lantas dia mengatakan, 'Berikan harta Allāh yang ada padamu.'

Subhanallāh, menakjubkan, ini diantara mu'jizat akhlaq Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yaitu Nabi langsung bisa tertawa dan mengatakan:

"Berikanlah harta kepada Badui ini."

Dan ini adalah suatu yang menakjubkan, bagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak bermuka masam terlebih dahulu, akan tetapi langsung bisa memaafkan.

Dan bukan hanya sekedar memaafkan tetapi langsung bisa tertawa terhadap orang 'Arab Badui tadi dan memenuhi permintaannya.

Ini menunjukkan sikap memaafkan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang luar biasa.

(bersambung ke bag. 2)
--------------------------
#BantuDakwahPapua

�� Fokus kegiatan :
1. Akuisisi Radio Swasta Untuk Dakwah.
2. Program Kaderisasi Da'i Pribumi.
3. Bina Pesantren.
4. Pembangunan Sarana Ibadah

Salurkan Sedekah dan Infaq anda melalui :
|  Rek. Bank Syariah Mandiri
|  No.Rek 7814500017
|  a.n. Cinta Sedekah [Infaq]

Untuk memudahkan pencatatan laporan donasi
Mohon setelah transfer konfirmasi
�� SMS ke : 0878-8145-8000

Format konfirmasi :
#BantuDakwahPapua#Nama#Domisili#Tanggal Transfer#Nominal#

⚠ Contoh:
#BantuDakwahPapua#Sarrah#Solo#31/8/2015#500Rb#
〰〰〰〰〰〰〰〰
����������������

Macam-Macam Najis Dan Cara Menghilangkannya

�� BimbinganIslam.com
Jum'at, 22 Syawal 1436 / 7 Agustus 2015
�� Ustadz Fauzan ST, MA
�� Matan Abu Syuja' | Kitab Thahārah
�� Kajian 26 | Macam-Macam Najis Dan Cara Menghilangkannya
⬇ Link download audio:
https://drive.google.com/open?id=0B1e0BM9z9hzYUWV3NFV1S3NMWms
~~~~~~~~~~~~~
MATAN KITAB:

(فصل) وكل مائع خرج من السبيلين نجس إلا المني وغسل جميع الأبوال والأرواث واجب إلا بول الصبي الذي لم يأكل الطعام فإنه يطهر برش الماء عليه ولا يعفى عن شيء من النجاسات إلا اليسير من الدم وما لا نفس له سائلة إذا وقع في الإناء ومات فيه فإنه لا ينجسه والحيوان كله طاهر إلا الكلب والخنزير وما تولد منهما أو من أحدهما والميتة كلها نجسة إلا السمك والجراد والآدمي ويغسل الإناء من ولوغ الكلب والخنزير سبع مرات إحداهن بالتراب ويغسل من سائر النجاسات مرة تأتي عليه والثلاثة أفضل وإذا تخللت الخمرة بنفسها طهرت وإن خللت بطرح شيء فيها لم تطهر.

MACAM-MACAM NAJIS

Dan setiap cairan yang keluar dari dua jalan (qubul dan dubur) hukumnya najis kecuali mani

Membasuh kencing dan kotoran (tinja) itu wajib kecuali kencing bayi laki-laki kecil yang belum memakan makan maka cara menyucikannya cukup dengan menyiramkan air. Perkara yang najis tidak dimaafkan kecuali sedikit seperti darah hewan yang tidak mengalir apabila jauh ke dalam bejana (wadah) dan mati maka tidak menajiskan isi bejana.

Seluruh binatang itu suci kecuali anjing dan babi dan yang lahir dari keduanya atau salah satunya. Adapun bangkai itu najis kecuali ikan, belalang dan manusia.

Bejana yang terkena jilatan anjing dan babi harus dibasuh 7 (tujuh) kali salah satunya dengan tanah. Sedang najis yang lain cukup dibasuh sekali namun 3 kali lebih baik.

Apabila khamar (arak) menjadi anggur dengan sendirinya maka ia menjadi suci. Apabila perubahan itu karena memasukkan sesuatu maka tidak suci.

➖➖➖➖➖➖➖

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد

Para sahabat bimbingan Islam yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, pada halaqah ke 26 ini, kita akan membahas seputar Najis Dan Cara Menghilangkannya.

Sebagiannya pernah disinggung pada awal pembahasan kitab matan Abu Syuja'.

➡PEMBAHASAN PERTAMA:
Tentang najis,

قال المصنف:
((وكل مائع خرج من السبيلين نجس إلا المني))

"Dan setiap cairan yang keluar dari dua jalan (qubul dan dubur) hukumnya najis kecuali cairan mani".

Di dalam manuskrip yang lain disebutkan:

((وكل ما يخرج من السبيلين نجس))

"Dan apa saja yang keluar dari dalam kubul dan dubur adalah najis".

Pada teks yang kedua ini lebih umum meliputi cairan maupun kotoran, baik darah, air kencing, kotoran dan cairan lainnya seperti madzi dan wadi.

Dalil bahwasanya itu adalah najis, diantaranya adalah hadits Anas radhiyallāhu 'anhu yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, beliau berkata:
كان النبي صلى الله عليه وسلم «إذا تبرز لحاجته، أتيته بماء فيغسل به»

"Nabi Shallallāhu 'alyhi wa sallam apabila keluar untuk buang hajat atau buang air, maka saya pun membawakan air untuk beliau, kemudian beliau mencuci dengan air tersebut". (HR Bukhari)

Hadits lain, diriwayatkan Imam Bukhari dari Ali radhiyallāhu 'anhu, beliau berkata:
كنت رجلا مذاء فاستحييت أن أسأل رسول الله صلى الله عليه وسلم، فأمرت المقداد بن الأسود فسأله فقال: «فيه الوضوء»
"Saya adalah seorang yang sering keluar air madzi, namun saya malu untuk bertanya kepada Rasūlullāh Shallallāhu 'alyhi wa sallam, maka saya perintahkan Miqdad bin Aswad untuk bertanya kepada beliau, maka beliaupun bersabda, wajib berwudhu."

Di dalam riwayat Muslim
فقال: «يغسل ذكره ويتوضأ»
"hendaknya dia mencuci kemaluannya, kemudian berwudhu".

قال المصنف: ((إلا المني))

Berkata penulis:
"Kecuali air mani"

Disini diperkecualikan cairan mani, maka cairan mani itu tidak najis, baik cairan mani dari manusia maupun cairan mani dari hewan, kecuali anjing dan babi.

Dalilnya adalah:
Tatkala Rasūlullāh Shallallāhu 'alyhi wa sallam ditanya tentang cairan mani, maka beliau bersabda:
( إنما هو  كالبصاق )

"Bahwasanya cairan mani itu seperti ludah (yaitu tidak najis)."
(HR Daruqutni, Baihaqi dengan sanad yang shahih)

Begitu pula di dalam hadits yang lain, hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari 'Aisyah radhiyallāhu 'anhā tatkala beliau menceritakan bahwasanya 'Asiyah mengerik cairan mani yang menimpa baju Rasūlullāh Shallallāhu 'alyhi wa sallam yang telah mengering dan beliau tidak mencucinya dan pakaian itu digunakan oleh Rasūlullāh Shallallāhu 'alyhi wa sallam untuk shalat.

➡ PEMBAHASAN KEDUA:
Tentang cara membersihkan najis

قال المصنف:
((وغسل جميع الأبوال والأرواث واجب))

"Dan mencuci seluruh kencing dan kotoran adalah wajib".

Ini adalah hukum asal, berdasarkan dalil2 diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, bahwasanya Rasūlullāh Shallallāhu 'alyhi wa sallam memerintahkan para sahabatnya untuk menyiramkan air diatas kencing seorang badui yang kencing di masjid.

Ini menunjukkan bahwasanya menghilangkan najis, itu adalah wajib.

قال المصنف:
(( إلا بول الصبي الذي لم يأكل الطعام فإنه يطهر برش الماء عليه))

Kata penulis, "bahwasanya yang diperkecualikan kencing bayi laki-laki yang belum makan makanan, maka cara mensucikannya cukup dengan memercikkan air di atasnya".

Dan hal ini tidak berlaku bagi bayi perempuan.
Dan bayi, selama masih menyusui dan belum makan makanan selain susu, maka cara membersihkan atau mensucikan kain yang terkena kencing bayi tersebut cukup dengan dipercikkan air di atasnya.

Adapun bayi perempuan, maka tetap,harus dicuci walaupun belum makan makanan.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh para pemilik kitab Sunan atau Ashabus Sunan, mereka mengatakan di dalam hadits tersebut, Rasūlullāh Shallallāhu 'alyhi wa sallam bersabda:
«يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَةِ، وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ الْغُلَامِ»
"Bahwasanya najis kencing bayi perempuan dicuci dan najis kencing bayi laki-laki cukup dipercikkan air di atasnya".

Dan di dalam riwayat lain ditambahkan:
{مالم يطعم}

"sebelum bayi tersebut makan makanan".

Yakni berlaku sebelum bayi tersebut makan makanan lain selain susu.

قال المصنف:
((ولا يعفى عن شيء من النجاسات إلا اليسير من الدم))

"Dan keberadaan najis tidak ditoleransi atau tidak dimaafkan, kecuali apabila hanya sedikit dari darah ataupun nanah".

Hal ini terkait dengan ibadah shalat, dimana ibadah shalat harus suci dari najis dan hadats.

Namun apabila terdapat sedikit darah ataupun nanah, baik di badan ataupun dalam pakaian maka dimaafkan dan diberikan toleransi serta tetap sah shalatnya.

Dan perkataan para ulama mengenai ini, cukup banyak tentang jenis dan kadar najis yang dimaafkan, apabila mengenai pakaian ataupun badan.

Namun secara umum yang menajadi acuan, menjadi dhobit atau patokannya adalah sesuatu yang darurat atau banyak terjadi serta sulit untuk dihindari serta sulit untuk dihilangkan.

قال المصنف:
((وما لا نفس له سائلة إذا وقع في الإناء ومات فيه فإنه لا ينجسه))

"Dan hewan yang tidak memiliki aliran darah, apabila terjatuh diatas bejana dan mati diatasnya, maka bangkai tersebut tidak membuat air dalam bejana menjadi najis".

Ini adalah lanjutan dari najis yang dimaafkan dalam madzhab syafi'i, dan dianggap sebagai najis, karena dianggap sebagai bangkai. dan bangkai adalah najis.
Akan tetapi karena dia termasuk yang ma'fu (dimaafkan)  maka dia tidak membuat najis air yang tercemar atau terjatuh kedalamnya hewan-hewan tersebut.

Akan tetapi disini dikatakan oleh Ibnu Mundzir:
"Dan saya tidak mengetahui seorang pun yang berpendapat dengan pendapat ini, kecuali Imam Syafi'i".
Karena sudah dijelaskan pada pertemuan yang lampau bahwasanya hewan yang tidak memiliki aliran darah apabila mati, maka dia tidaklah najis dan bukan merupakan bangkai yang najis.

قال المصنف:
((والحيوان كله طاهر إلا الكلب والخنزير وما تولد منهما أو من أحدهما))

"Dan hewan-hewan seluruhnya adalah suci dalam keadaan hidupnya, kecuali anjing dan babi dan apa-apa yang keluar dari keduanya (yaitu peranakan dari keduanya) atau dari salah satunya."

Dan poin ini telah dibahas pada pertemuan sebelumnya.

قال المصنف:
((والميتة كلها نجسة إلا السمك والجراد والآدمي))

"Dan semua bangkai najis, kecuali bangkai ikan, bangkai belalang dan bangkai manusia."

Dan poin inipun pernah kita jelaskan pada halaqah yang telah lampau.

قال المصنف:
((ويغسل الإناء من ولوغ الكلب والخنزير سبع مرات إحداهن بالتراب))

"Dan bejana yang dijilat anjing dan babi dicuci sebanyak 7x, dan salah satunya adalah dengan tanah."

Hal ini berdasarkan hadits Bukhari dan Muslim tatkala Rasūlullāh Shallallāhu 'alyhi wa sallam bersabda:

"Cara membersihkan bejana kalian apabila dijilat oleh anjing adalah dengan mencucinya sebanyak 7x dan salah satunya adalah dengan tanah."

قال المصنف:
((ويغسل من سائر النجاسات مرة تأتي عليه))

"Dan untuk jenis najis-najis yang lain maka cukup dicuci sekali saja."

Hal ini berdasarkan pada hadits Ibnu Umar:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ: «كَانَتِ الصَّلَاةُ خَمْسِينَ، وَالْغُسْلُ مِنَ الجَنَابَةِ سَبْعَ مِرَارٍ، وَغَسْلُ الْبَوْلِ مِنَ الثَّوْبِ سَبْعَ مِرَارٍ، فَلَمْ يَزَلْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُ حَتَّى جُعِلَتِ الصَّلَاةُ خَمْسًا، وَالْغُسْلُ مِنَ الْجَنَابَةِ مَرَّةً، وَغَسْلُ الْبَوْلِ مِنَ الثَّوْبِ مَرَّةً»

"Dahulu kewajiban shalat sebanyak 50 waktu, dan mandi janabah sebanyak 7x dan bersuci dari kencing sebanyak 7x. Maka Rasūlullāh Shallallāhu 'alyhi wa sallam pun senantiasa meminta, yaitu meminta kepada Allāh agar diberikan keringanan, sampai Allāh jadikan shalat hanya 5 waktu sholat dan mandi janabah hanya 1x dan mencuci dari air kencing cukup 1x."
(HR Abu Daud dan beliau tidak mendha'ifkan hadits ini)

قال المصنف: ((والثلاثة أفضل))

"Dan mencuci sebanyak 3x itu lebih baik/afdhal."

Berdasarkan hadits:
«إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ، فَلَا يُدْخِلْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ »

"Apabila kalian bangun dari tidur, maka janganlah memasukkan tangannya ke dalam bejana sebelum mencucinya sebanyak 3x."
(HR Ashabus Sunan)

قال المصنف:
((وإذا تخللت الخمرة بنفسها طهرت وإن خللت بطرح شيء فيها لم تطهر))

"Apabila khamr berubah menjadi cuka dengan sendirinya, maka dia menjadi suci. Namun apabila berubah menjadi cuka dengan menambahkan sesuatu kedalamnya, maka dia tidak menjadi suci."

Ini adalah permasalahan yang kembali kepada masalah, apakah khamr itu najis atau tidak?.
Dan bagi jumhur yang mengatakan bahwasanya khamr itu najis, maka dia bisa menjadi suci apabila berubah menjadi cuka dengan sendirinya. Bukan dengan faktor kesengajaan.

Namun apabila disana ada faktor kesengajaan, apakah dengan menambahkan unsur atau dengan proses tertentu yang disengaja, maka khamr tersebut menurut jumhur tidaklah menjadi suci, walaupun dia berubah bentuknya menjadi sesuatu yang lain, yaitu menjadi cuka.

Demikian.
و الله تعالى أعلم
وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه و سلم
السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

Ditranskrip oleh:
Tim Transkrip BiAS
________

Tafsir Surat 3 Ali-'Imran, Ayat 149.

Taushiyah ke 188, Senin 25 Syawal 1436 / 10 Agustus 2015

Tafsir Mudah 100 Ayat Al-Qur'an Seruan Kepada Orang Beriman

Ayat Keenambelas: Surat 3 Ali-'Imran, Ayat 149.

Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi."

Tafsir Mudah dan Kandungan Ayat:

1. Ayat ini adalah seruan untuk semua orang beriman tanpa pandang suku, ras, warna kulit dan bangsa.
2. Orang beriman adalah orang mengimani semua yang wajib diimani dengan ucapan lisan, keyakinan hati dan pengamalan dengan anggota tubuh. Iman bisa bertambah dengan ketaatan kepada Allah dan bisa berkurang dengan kedurhakaan kepada Allah.
3. Ayat ini berisi larangan Allah mentaati orang kafir.
4. Orang kafir itu adalah siapa saja yang mengingkari keesaan Allah dan tidak beriman kepada para rasul Allah.
5. Orang kafir itu meliputi Yahudi, Nasrani, orang-orang musyrik dan munafik.
6. Kita dilarang taat kepada orang kafir karena mereka pasti menyesatkan kita dari jalan kebenaran.
7. Orang kafir selalu menginginkan keburukan bagi orang Islam dan bahkan ingin agar orang Islam keluar dari Islam.
8. Keluar dari Islam itu ada dua macam;
a). Pindah agama.
b). Tetap beragama Islam tapi Islam yang telah menyimpang jauh dari ajaran yang dibawa Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam.
9. Allah berfirman: "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka." [QS 2 Al-Baqarah, ayat 120].
10. Allah berfirman: "Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka)." [QS 4 An-Nisa', ayat 89].
11. Orang kafir itu adalah orang yang rugi dunia akhirat.

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan "Ahlul Qur'an" [Keluarga Al-Qur'an] dan "Shohibul Qur'an"  [Sahabat Al-Qur'an], yang "Hidup Di Bawah Naungan Al-Qur'an", selalu membaca, memahami dan mengamalkannya sehingga kami menjadi sukses, bahagia dan selamat dunia akhirat, aamiin..

Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami

���� WA MTDHK (Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah) kota Malang ����

�� Infaq kegiatan dakwah MTDHK bisa disalurkan melalui rekening a/n Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah;

�� BSM No: 7755555511
�� BNI No: 0362755494

���� Semoga Allah beri ganti dengan yang lebih baik dan barokah di dunia dan akhirat.

☝��️Kegiatan dakwah dan laporan keuangan ada di website kami www.mtdhk.com.

�� Untuk berlangganan WA Taushiyah MTDHK ketik "GABUNG" kirim WA (bukan SMS) ke +6283848634832 (Anggota lama tidak perlu mendaftar lagi)

�� Silahkan disebarkan kiriman ini sebagaimana aslinya tanpa dirubah sedikitpun, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah.. Jazakumulloh khoiro.

Tafsir Surat 3 Ali-'Imran, Ayat 130.

Taushiyah ke 187, Ahad 24 Syawal 1436 / 09 Agustus 2015

Tafsir Mudah 100 Ayat Al-Qur'an Seruan Kepada Orang Beriman

Ayat Kelimabelas: Surat 3 Ali-'Imran, Ayat 130.

Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan."

Tafsir Mudah dan Kandungan Ayat:

1. Ayat ini adalah seruan untuk semua orang beriman tanpa pandang suku, ras, warna kulit dan bangsa.
2. Orang beriman adalah orang mengimani semua yang wajib diimani dengan ucapan lisan, keyakinan hati dan pengamalan dengan anggota tubuh. Iman bisa bertambah dengan ketaatan kepada Allah dan bisa berkurang dengan kedurhakaan kepada Allah.
3. Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman agar waspada dari riba dengan berbagai macam jenisnya.
4. Diantara bentuk riba adalah memberikan hutang kepada orang lain dengan meminta lebih ketika membayar hutangnya walaupun sedikit. Ini hukumnya haram.
5. Pada akhirnya menjadi berlipat ganda karena setiap kali terlambat membayar maka nilainya bertambah pula.
6. Semakin berlipat ganda riba-nya maka dosanya semakin besar pula.
7. Agama Islam mengajarkan agar kita membantu fakir miskin dan memberikan tempo untuk membayar hutang sampai mampu dan bukan memanfaatkan dengan meminta tambahan setiap kali terlambat membayar hutangnya.
8. Orang bertakwa tidak akan berbuat kedzaliman seperti ini karena bertakwa kepada Allah adalah dengan senantiasa mengerjakan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
9. Orang yang bertakwa adalah orang yang sukses dunia akhirat.

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan "Ahlul Qur'an" [Keluarga Al-Qur'an] dan "Shohibul Qur'an"  [Sahabat Al-Qur'an], yang "Hidup Di Bawah Naungan Al-Qur'an", selalu membaca, memahami dan mengamalkannya sehingga kami menjadi sukses, bahagia dan selamat dunia akhirat, aamiin..

Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami

���� WA MTDHK (Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah) kota Malang ����

�� Infaq kegiatan dakwah MTDHK bisa disalurkan melalui rekening a/n Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah;

�� BSM No: 7755555511
�� BNI No: 0362755494

���� Semoga Allah beri ganti dengan yang lebih baik dan barokah di dunia dan akhirat.

☝��️Kegiatan dakwah dan laporan keuangan ada di website kami www.mtdhk.com.

�� Untuk berlangganan WA Taushiyah MTDHK ketik "GABUNG" kirim WA (bukan SMS) ke +6283848634832 (Anggota lama tidak perlu mendaftar lagi)

�� Silahkan disebarkan kiriman ini sebagaimana aslinya tanpa dirubah sedikitpun, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah.. Jazakumulloh khoiro.

Kapan Disyari'atkan Mand

�� Faedah
�� Dalam pelajaran "Ad Durar Al Bahiyah fii masaailil fiqhiyah",
�� Dalam pembahasan "Kapan Disyari'atkan Mandi" 

�� berkata Asy Syaikh Akram bin Muhammad bin Ziyadah: "Al Imam Asy Syafi'i  berpendapat bahwa mandi jum'at hukumnya sunnah. Walaupun demikian, ketika Beliau mendengar hadits (Mandi jum'at wajib bagi setiap lelaki dewasa). Beliau selalu mengamalkannya. Bahkan berkata:"aku selalu mandi jum'at baik dalam keadaan bepergian maupun tidak. Di musim panas maupun dingin".
�� Syaikh Akram berkomentar:" inilah teladan salaf, mereka beramal karna amalan itu "sunnah", tp sebagian kita sekarang meninggalkan amalan karena menganggapnya "hanya sunnah"..
�� Semoga Allah menjaga kita semua dalam keistiqomahan.. Amiin..

Hembusan Faidah Nasihat pembukan Daurah Trawas.

�� Hembusan Faidah Nasihat pembukan Daurah Trawas.

1⃣ Syeikh Muhammad Musa Alu Nashr - hafizhahullah -

➡ Waspadalah dari sikap "At Ta'aalum" sikap sok tau sok pinter.
➡ Hilangkanlah kesombongan dari diri pribadi kita, karena kesombongan itu adalah musuh ilmu; ilmu takkan singgah pada orang yang sombong, sebagaimana air itu selalu meninggalkan tempat yang tinggi.
➡ Jangan gila popularitas "Hubbuz Zhuhur" karena ia akan merusak segalanya.

2⃣ Syeikh Akram Az Ziyadah - hafizhahullah -

➡ Mencari ilmu adalah langkah menuju surga.
➡ Hendaknya senantiasa sabar dalam menuntut ilmu.
➡ Keluar dalam rangka menuntut ilmu adalah JIHAD
➡ Aturlah waktu dan manfaatkanlah ia dengan sebaik-baiknya.
➡ Berusahalah untuk selalu perbaiki niat.
➡ Kebenaran " al haq" itu amat berat, Syeikh Al Albani pernah mengatakan;
ﺍﻟﺤﻖ ﺛﻘﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﻔﻮﺱ ﻓﻼ ﺗﺰﻳﺪﻭﻩ ﺛﻘﻞ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﻋﻠﻰ ﺛﻘﻠﻪ
Kebenaran itu berat bagi jiwa, maka janganlah engkau tambah beratnya sebuah kebenaran dengan beratnya dakwah (cara penyampaian yang susah)

3⃣ Syeikh Ali Hasan Al Halabi - hafizhahullah -
Setelah menyitir hadits "yahmilu hazal ilma 'uduluhu...." Beliau menjelaskan bahwa dalam hadits tersebut disebutkan 3 penyakit;
➡ "Al Ghulluw" sikap berlebihan.
��  Obatnya: ditepis dengan penjelasan hakikat Islam dan wasathiyyahnya "sikap pertengahan; tidak berlebihan tidak pula menggampangkan"
➡ Penyakit kebatilan
�� Yang mampu mengobati hanyalah manhaj salaf yang bersifat Al'adl, dengan ilmul yaqin.
➡ Penyakit kebodohan
�� Obatnya adalah dengan senantiasa belajar.

DAUROH SYAR'IYYAH 16, STAI ALI BIN ABI THALIB SURABAYA DAN MARKAZ SYEIKH AL ALBANI YORDAN

Trawas, 9 Agustus 2015
Oleh : Khoiri Assalaky

Menjadi Tak Terkenal

��Perenungan Perjalanan dan                         Mutiara Kehidupan��.
    ��(Belajar tawadlu dan sabar)

��Menjadi Tak Terkenal

��Malam yang senyap, tak ada suara kecuali desiran angin yang bergesek dedaunan. Atau berdesir meniup debu-debu pasir. Atau menyiul dari tiupan mulut mereka yang terlelap.
Di waktu ini, banyak kisah para salaf bermunajat memuja Rab mereka, menjadikan tetesan air mata sebagai kalimat doa. Ada pula yang berderma tanpa berharap satu pun lirik mata. Mereka lebih senang tak dikenal dan disanjung. Walaupun mereka pemilik amalan yang agung.

��Berbeda dengan khalayak kini.: ��Bekerja dalam diam dinilai tidak berkontribusi.
��Popularitas merupakan sebuah harga.
��Penghargaan dan penghormatan adalah kebanggaan.
��Pujian adalah harapan.
��Salah seorang ulama besar generasi tabiut tabi’in, Abdullah bin al-Mubarak, mengatakan:
��tidak dikenal dan tidak disanjung adalah kehidupan.
��Menjadi biasa di mata manusia adalah harapan.
��Salah seorang murid beliau, Hasan bin Rabi’, bercerita,
��"Suatu hari, aku bersama Ibnul Mubarak menuju tempat minum umum. Orang-orang (mengantri) minum dari tempat tersebut. Lalu Ibnul Mubarak mendekat ke tempat peminuman umum itu, tidak ada orang yang mengenalinya.
Mereka memepet-mepet bahkan mendorong-dorongnya.
Ketika keluar dari desak-desakan tersebut, .......
��Ibnul Mubarak berkata, ‘Yang seperti inilah baru namanya hidup. Ketika orang tidak mengenalmu dan tidak mengagung-agungkanmu’.” ...
"Shifatu Shafwah, 4/135).

��Mungkin Anda adalah seorang aktivis yang dihargai di rantau. Menjadi pembicara di mimbar dan memimpin jamaah shalat.
Mewakili universitas atau bahkan delegasi negara. Saat pulang, Anda dianggap biasa. Tidak memiliki keistimewaan di masyarakat.
��Maka nikmatilah keadaan tersebut. Karena itulah hakikat hidup.��
��Bila masa Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu keluar dari rumahnya. Lalu orang-orang mengikutinya. Lalu beliau bertanya,
��"Apakah kalian ada keperluan?” Mereka menjawab, “Tidak ada. Kami hanya ingin berjalan bersamamu”.
��Ibnu Mas’ud menegur mereka, “Pulanglah (jangan ikuti aku). Yang demikian itu kehinaan bagi yang mengikuti dan fitnah (ujian ketenaran) bagi yang diikuti”. (Shifatu Shafwah, 1/406).

��Diikuti masa dan ditempeli teman kesana kemari dapat mengeraskan hati.
��Manusia bisa merasa bernilai luar biasa, padahal di sisi Allah dia bukanlah siapa-siapa.
��Jangan berobsesi menjadi terkenal karena ilmu dan amal. ��Kalau bisa memiliki peranan dan tidak dikenal, maka itu lebih bernilai.
��Bukanlah manusia tempat kita berharap balasan.
����Akan tetapi apa yang ada di sisi Allah ﷻ lah yang terbaik.��

Sumber:
– al-Jalil, Abdul Aziz bin Nashir. 1994. Aina Nahnu min Akhlaq as-Salaf. Riyadh: Dar at-Thayyibah.

Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com

Senin, 10 Agustus 2015

MENGAPA HARUS PUSING?

MENGAPA HARUS PUSING?

Dalam perjalanan Dakwah,sebagaian orang merasa pusing dengan besarnya operasional dakwah yang harus di emban di pundaknya.

"Ana pusing memikirkan biaya operasional dakwah ini, dalam satu bulan kami harus mengeluarkan sekian ratus juta untuk membayar ini dan itu...sementara kami harus peras keringat,banting tulang buat berbagai usaha dan" jor-joran"ke mana-mana cari infaq dan donatur".

Itulah sebagian ungkapan para aktivis dan penggerak dakwah. Ungkapan jujur menunjukkan kepeduliannya kepada dakwah.

Ikhwati....
Setiap kita wajib untuk senantiasa memikirkan kemajuan dakwah,mencari sumber-sumber pendanaan dalam dakwah,berikhtiar dan berusaha.

Tapi....
Pahamilah bahwa dakwah dan agama ini milik Allah. Dia yang bertanggung jawab penuh untuk menjaganya, memeliharanya dan menyebarkannya. Baik dengan perantara antum ataupun orang selain antum. Maka jangan pernah pesimis dengan bantuan Allah.

Jikalah Abdul Mutthalib dengan yakinnya berkata kepada Raja Abrahah:" adapun unta-unta yang kau ambil ..seluruhnya milikku dan kembalikan padaku, sementara Ka bah ada pemiliknya(Allah) dan Ia pasti kan menjaganya"....mengapa kita harus kalah dengan Abdul Mutthalib dan ragubdengam pertolongan Allah, padahal kita belajar akidah yang tidak dipelajari Abdul Mutthalib.

Hal terpenting yang harus antum jaga adalah,keikhlasan. Karena hanya dengan itu semata rahmat Allah akan turun dan datang. Hilangkan segala bentuk harap dan ketergantungan kepada makhluk yang meruntuhkan dakwah dan menghilangkan berkah.

Satu telunjuk ikhwan yang ikhlas sekalipun faqir ketika diangkat ke langit dengan bersumpah atas nama Allah....akan lebih baik dari ribuan konglomerat yang ubun-ubun dan hati mereka ada dalam gengaman Allah. Allah maha kuasa untuk mengunci hati-hati mereka untuk menyalurkan infaq kepada anda dan memalingkannya kepada yang lain yang lebih ikhlas daripada anda.

Ikhwati...
Dakwah ini berat jika kita bergantung dengan diri kita sendiri,dengan ilmu dan kepiawaian kita,dengan loby dan manuver kita.

Lebih dahsyat dari itu..perasaan mampu menghusung dakwah sendiri dengan segelintir manusia yang bersama anda...akan melahirkan ujub dan sombong,merasa bangga dan berjasa atas Islam.

Ketika anda pasrahkan agama ini kepada Allah, menghilangkan segala perasaan "mampu " tanpa pertolongan Allah...meyakini Allah pasti akan menolong siapa saja yang memperjuangkan agamanya...pasti beban yang berat dipundak anda kan jadi ringan. Kecemasan anda kan menjadi senyum penuh keyakinan akan datangnya pertolongan Allah.

Ikhwati....
Sebesar apa keikhlasan kita dalam berdakwah,seperti itu datang keberkahan.
Sebesar apa ketergantungan kita pada makhluk,sebesar itu pula musibah yang menimoa kita karena ditinggalkan Allah.

Ikhwati...
Ketika Ibnul Qayyim dan para sahabatnya begitu gundah gulana karena besarnya tantangan dalam dakwah dan dahsyatnya gelombang fitnah. Tahukah anda apa yang mereka lakukan..??

Mereka mendatangi majlis ilmu dan mendatangi guru mereka syaikhul Islam ibnu Taimiyah. Apa kata Ibnul Qayyim:" baru saja kami melihat beliau(Ibnu Taimiyah)dan mendengar perkataannya...seketika hilanglah kecemasan kami dan datanglah ketenangan dan ketentraman".

Ikhwati...
Dakwah ini berat jika anda berjalan sendiri tanpa bimbingan ilmu dan para asatidzah. Dakwah ini bukan perusahaan yang dapat diprediksi untung rugi dan gagal berhasilnya dengan kalkulator dan program-program canggih dunia.

Dakwah ini sangat bergantung pada Allah dan bimbingan para ulama. Ketika kau tinggalkan Dia dan mereka...kemana lagi kau harus berlari..??

Ikhwati para aktivis dakwah...
Bagaikan charger hp yang begitu menentukan hidup matinya hp..begitu juga hubungan anda dengan Allah dan ulama.

Namun sayangnya kulihat dirimu tidak begitu bersemangat menimba ilmu,melebihi semangatmu dalam mengumpulkan orang.

Namun kulihat dirimu bermalas-malasan untuk mendatangi kajian,tidak seperti semangatnya dirimu ketika tour kesana-kemari, mencari support dari makhluk.

Ikhwati....
Janganlah jadi lilin-lilin yang menerangi manusia namum membakar dirinya. Jikalah orang-orang pulang daurah ke rumah masing-masing denagan membawa obor penyuluh...sementara engkau sendiri pulang berjalan dalam gelap dan kelam.

Trawas-Mojokerto, 24 Syawwal 1436/9 Agustus 2015

Abu Fairuz.

Renungan : Bukan Sekedar Memberi

Renungan : Bukan Sekedar Memberi

Kita sesungguhnya patut bersyukur jika di tengah semakin tingginya individualisme masyarakat, di tengah gencarnya arus hedonisme dunia, ternyata “memberi” masih berada dalam daftar aktivitas kita sehari-hari. Entah sekedar memberikan salam atau memberikan sebagian harta benda. Akan tetapi, mungkin kita tak pernah mengukur bagaimana derajat pemberian kita. Dengan kata lain, mungkin kita terlupa bahwa ternyata kita seringkali hanya sekedar memberi, memberikan apa yang sudah tidak lagi kita inginkan, memberikan apa yang sudah tak lagi kita butuhkan. Sungguh terpaut jauh dengan kualitas pemberian oleh para sahabat pendahulu Islam.

Dahulu Fatimah putri Rasulullah rela memberikan kalung yang dimilikinya kepada seorang fakir yang datang kepadanya. Kita tentu juga tidak asing lagi bagaimana QS. Al-Hasyr ayat 9 melukiskan kemuliaan kaum Anshar yang dengan senang hati memberikan pertolongan terbaik kepada kaum muhajirin. Bercermin pada kehidupan para sahabat, betapa kita melihat untaian kisah indah mereka yang bisa menjadi para pemberi kaliber dunia, yang bukan saja bisa memberi di saat senggang dan sempit, tetapi juga bisa memberikan bagian terbaik dari diri mereka.

Sungguh besar kemuliaan yang terpancar dari pemberian mereka. Memberikan yang terbaik adalah manifestasi keikhlasan dan pengorbanan. Memberikan yang terbaik berarti juga wujud keyakinan kita kepada janji Allah dalam QS. Al-Baqarah: 272 bahwa tak akan pernah dirugikan sedikitpun orang yang menginfaqkan hartanya di jalan Allah.
Memberikan yang terbaik pun berarti mensyukuri nikmat Allah  serta mengoptimalkan segala kemampuan dan potensi diri untuk bisa memberikan manfaat buat orang lain. Dan tentu, memberikan yang terbaik adalah bukti nyata cinta seorang muslim kepada saudaranya. Lihatlah, betapa semua keutamaan ini tercermin dalam kualitas pemberian mereka yang begitu tinggi.

Sementara bagi kita agaknya jerat-jerat kehidupan dunia mungkin masih begitu kuat membekap sehingga kita lebih sering memberi sekedarnya, memberikan seperlunya.
Sepertinya, logika akhirat para sahabat itu masih di luar rasio kita sehingga teramat susah bagi kita untuk bisa meniru perilaku generasi terbaik itu. Akan tetapi, bukanlah hal yang mustahil bagi kita untuk bisa mengambil sedikit dari keteladanan para sahabat, sehingga kita bisa mempersembahkan setiap hal terbaik yang ada dalam diri kita.

Baca Kelanjutannya :

http://www.seindahsunnah.com/bukan-sekedar-memberi/
------------------------
♻️ WA : 085319144749

�� Broadcast WA Dakwah SeindahSunnah.com

�� Share yuk mudah-mudahan Allah Ta'ala memudahkan jalan ke Surga bagi kita semua.. aamiin

JADILAH DA'I DENGAN HARTA ANDA

��BimbinganIslam.com
Sabtu, 23 Syawal 1436 H / 8 Agustus 2015 M
�� Materi Tematik | Jadilah Da'i Dengan Harta Anda
�� Ustadz Firanda Andirja, MA
�� Video Source: https://www.youtube.com/watch?v=zYbjXQkQj-o
⬇ Download Audio:
https://drive.google.com/open?id=0B1e0BM9z9hzYWExQS2pCREVXSmc
-----------------------------------

JADILAH DA'I DENGAN HARTA ANDA

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda dalam haditsnya:

لا حَسَدَ إِلا فِي اثْنَيْنِ. رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالا فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي حَقٍّ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
  
Tidak ada hasad kecuali pada 2 orang:
① Seseorang yang Allah berikan harta kemudian dia salurkan harta tersebut untuk perkara-perkara yang benar
② Seseorang yang Allah berikan kepada dia hikmah (ilmu) maka dia berhukum dengan ilmu tersebut dan dia mengajarkan ilmu tersebut.
(Muttafaqun'alah)

Inilah 2 orang yang berhak kita cemburui.

Ada apa gerangan dengan orang tersebut?
Dua orang ini kalau kita perhatikan adalah 2 komponen penting dalam dakwah.

Dakwah membutuhkan 2 model manusia, yaitu:
❶ manusia yang berilmu yang kemudian menyampaikan dakwahnya
❷ manusia yang memiliki harta sebagai donasi untuk menyokong harta tersebut.

Oleh karenanya lihatlah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam diawal dakwahnya, Allah mentakdirkan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam menikah dengan seorang wanita yang kaya raya.

Dialah Khadijah radhiyallāhu Ta'āla 'anhā yang dengan harta Khadijah tersebut digunakan seluruhnya untuk menyokong dakwah suaminya Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Dan juga dengan takdir Allāh Subhānahu wa Ta'āla, Allāh menjadikan orang dewasa yang pertama kali masuk Islam adalah Abu Bakr radhiyallāhu Ta'āla 'anhu, diapun seorang yang kaya raya.

Oleh karenanya harta Abu Bakr sangat bermanfaat dizaman Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Oleh karenanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:
"Tidak ada manfaat yang diberikan sebagaimana manfaatnya harta Abu Bakr radhiyallāhu Ta'āla 'anhu."

Abu Bakr, dialah yang telah membebaskan budak-budak yang masuk Islam ketika mereka disiksa, seperti Bilal bin Rabah ketika disiksa oleh Umayyah bin Khallaf.

Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam ketika itu tidak mampu membebaskan Bilal, yang mampu membebaskan Bilal tatkala itu adalah Abu Bakr radhiyallāhu Ta'āla 'anhu.

Dengan hartanya dia infaqkan untuk membebaskan Bilal dari perbudakan yang dia rasakan.

Sampai-sampai ayah dari Abu Bakr mengatakan:
"Wahai Abu Bakr, kalau engkau hendak membebaskan budak maka pilihlah budak-budak yang kuat, jangan ku bebaskan budak-budak yang lemah."

Tapi kata Abu Bakr :
"Aku ingin mengharap wajah Allāh Subhānahu wa Ta'āla."

Karenanya, donasi dalam berdakwah adalah perkara yang sangat penting. Dengan adanya 2 komponen ini maka berjalanlah dakwah.

Bahkan terkadang seorang da'i cemburu kepada harta karena yang bersusah payah untuk menyampaikan ilmu, yang berhadapan langsung dengan masyarakat, yang terkadang dicerca dan dicela.

Sementara pemilik harta, terkadang dia hanya duduk dirumahnya.
Dia hanya menyalurkan hartanya sebagai donasi untuk dakwah.

Tatkala ternyata ada orang-orang yang berhasil didakwahi oleh sang da'i maka pahalanya mengalir kepada sang da'i dan juga mengalir kepada pemilik harta tersebut yang telah memberi donasi dalam dakwah.

Padahal yang bersusah payah adalah sang da'i, yang berjalan jauh, yang berhadapan dengan masyarakat, dicerca, dimaki, dikatakan bodoh, dituduh dengan tuduhan yang tidak-tidak adalah sang da'i, bukan pemilik harta.

Tapi pahalanya mengalir kepada sang da'i dan juga mengalir kepada pemilik harta yang dia mungkin, tatkala sang da'i sedang bersusah payah, dia (pemilik harta) sedang duduk dan bercanda dengan anak & istrinya namun pahala terus mengalir.

Oleh karenanya, anda yang diberikan kelebihan harta oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, jadilah anda seorang da'i.

Bukan dengan ilmu, tapi dengan harta. Anda jug bisa berperan sebagai seorang da'i.

Jangan meremehkan diri anda,ingat tadi Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyamakan antara 2 orang ini (tidak ada hasad kecuali pada 2 orang ini, yang berilmu dan berharta).

Jika keduanya dimanfaatkan untuk dakwah maka ini 2 orang yang sangat mulia disisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dan jangan khawatir, harta anda akan diganti oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Dalam hadits disebutkan:
أَنْفِقْ يَا ابْنَ آدَمَ أُنْفِقْ عَلَيْك.

"Wahai Bani Ādam, berinfaqlah, Allāh akan ganti infaqmu hartamu."

Ini hadits umum berkaitan dengan infaq dalam segala perkara.

Barangsiapa berinfaq maka akan diganti oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Bagaimana lagi dengan berinfaq dijalan Allāh Subhānahu wa Ta'āla, disuatu amalan yang sangat dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, yang Allāh berfirman:
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ (33)

"Dan perkataan siapa yang lebih indah daripada menyeru dijalan Allāh Subhānahu wa Ta'āla, dan perkataan siapa yang lebih baik daripada orang yang berdakwah dijalan Allāh Subhānahu wa Ta'āla."
(Fushilat 33)

Infaq yang anda keluarkan pada tempatnya (dakwah), menyeru manusia untuk mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta'āla, mengingat akhirat, mengingatkan bahwa dunia ini hanya sementara.

Ini adalah perkataan yang sangat indah.
Maka, kami para da'i membutuhkan partisipasi saudara-saudara kami sekalian yang diberikan kelebihan harta oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Jadilah anda seorang da'i dengan harta yang diberikan Allāh kepada anda, niscaya anda diberkahi dan dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dunia dan akhirat.

Dan ingatlah betapa banyak pahala yang akan mengalir kepada anda karena sebab harta anda tersebut.

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Tim Transkrip BiAS
_____________________________________
��  #BantuDakwahPapua
---------------------------------------------------
Salurkan Sedekah & Infaq anda melalui :
|  Rek. Bank Syariah Mandiri
|  No.Rek 7814500017
|  a.n. Cinta Sedekah [Infaq]

�� Konfirmasi transfer, SMS ke : 0878-8145-8000

Format konfirmasi :
#BantuDakwahPapua#Nama#Domisili#Tanggal Transfer#Nominal#

⚠ Contoh:
#BantuDakwahPapua#Sarrah#Solo#31/8/2015#500Rb#

Berapapun kontribusi anda sangatlah berarti perkembangan dakwah Islam di bumi Papua

Update laporan perkembangan donasi dapat diakses di :
�� www.cintasedekah.org/BantuDakwahPapua
〰〰〰〰〰〰〰〰

FENOMENA RUWAIBIDHOH (EDISI MURAJAAH)

FENOMENA RUWAIBIDHOH (EDISI MURAJAAH)…

AUGUST 8, 2015 ADMIN

Ustadz Aan Chandra Thalib, حفظه الله تعالى

Disebuah negeri entah berantah..
Semua bisa serba instan..
Dengan mengandalkan ketrampilan mengolah kata, seseorang bisa dengan mudah di ustadzkan..
Dengan Modal Al Qur’an dan terjemahannya seseorang bisa langsung menafsirkan Al-Qur’an.
Ada lagi yang masuk Islam hari ini, besoknya langsung jadi da’I. Asal bisa bahasa arab sedikit, ditambah Lap Top atau Tablet langsung buka pengajian dan punya murid plus nongol di tv.
Sesekali jadi aktor buat film “religi” di bulan Ramadhon.
Karena merasa disaingi oleh sang da’I, artis juga tak mau kalah.
Sambil megang gitar tua, sang artis tanpa malu-malu berfatwa pada masaalah-masalah yang memerlukan kompetensi fiqih tingkat tinggi.
Iya, berfatwa pada masaalah-masaalah yang seandainya ditanyakan pada Umar, niscaya dia akan mengumpulkan ahli badr untuk mencari jawabannya.

Kabar terakhir yang saya terima, ada mentalis yang tiba-tiba jadi mufassir..
Konon tafsirnya “luar biasa”.
Iya, “luar biasa” karena keluar dari yg biasa..

Di negri itu juga..
Semua orang -kecuali yang dirahmati Allah- merasa kurang kalau tidak bicara soal agama, tak peduli apa latar belakang pendidikannya.
Bahkan merupakan sesuatu yang WAH dan perlu mendapat apresiasi apabila ada orang bicara bukan pada bidangnya.
Dengan gelar Prof. Dr. Anda bebas untuk bicara dibidang apa saja yang anda mau..
Senin Jadi Pakar Hukum
Selasa Jadi Pengamat Ekonomi
Rabu Jadi Kriminolog
Kamis Jadi Pengamat Politik
Jum’at Jadi Khotib
Sabtu Jadi Ahli Komunikasi
Ahad Jadi Komentator Bola.
Biar keren, tak perlu panggil Ust. Cukup “Cendikiawan Muslim” saja

Jurusnya gak jauh-jauh dari:
Menurut saya…
Menurut hemat kami…
Menurut pengamatan saya…
Saya sih melihatnya boleh-boleh saja…

Si awam ya iya-iya saja..
Padahal…
“Ilmu itu adalah agama, maka perhatikan dari siapa kamu mengambil agamamu” (Ibnu Sirin)

Para salaf terdahulu sangat takut untuk mengomentari sesuatu tanpa ilmu. Mereka takut kalau tergelincir walau sejengkalpun dari petunjuk rabbani.

Ibnu Abi Malikah -rahimahullah- mengatakan : Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallaahu ‘Anhu pernah berkata : ‘Bumi mana yang akan ku pijak, dan langit mana yang akan sanggup menaungiku, jika aku berkata tentang ayat dari kitab Allah dengan ra’yuku (pendapatku) atau dengan apa yang aku tidak tahu.’

Dalam taarikh Dimasyq Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa Atho Ibnu Rabah -rahimahullah- pernah ditanya tentang sesuatu. Beliau menjawab:
“Aku tidak tahu”. Penanya tadi berkata: Tidakkah engkau mau mengutarakan pendapat pribadimu dalam masaalah ini..? Atho menjawab:

إني أستحي من اللَّه أن يدان فِي الأرض برأيي

“Aku malu pada Allah, jika orang-orang dimuka bumi ini beragama dengan pendapatku”

Bandingkan sifat kehati-hatian salaf dengan sifat sebagian orang saat ini, yang ilmunya tidak sampai sepersepuluh dari ilmu mereka, namun lagaknya sudah seperti mujtahid mutlak, begitu gampangnya menghukumi sesuatu atau mengomentari sesuatu.

Sebagai catt:
Apapun Latar belakang pendidikan seseorang tak jadi masaalah, hanya saja kenalilah kapasitas diri. Setiap bidang punya ahlinya.

Bagi penuntut ilmu, fenomena diatas bukan hal yang mustaghrab (patut dianggap aneh) sebab Rasulullah shallahu alaihi wasallam telah jauh-jauh hari mengabarkan akan munculnya fenomena ini

Sahabat Abu Hurairah -radhiyallahu anhu- mengatakan; Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?”. Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah, disahihkan al-Albani dalam as-Shahihah)

Manyikapi fenomena diatas marilah sejenak Bersama Petunjuk Rabbani:

Allah azza wa jalla berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

“Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” [QS Al Isra`: 36]

Dia juga berfirman:

وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلَالٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ

“Janganlah kalian mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “Ini halal dan ini haram.” untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.” [QS An Nahl: 116]

Dan firman-Nya:

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي

“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah dengan hujjah yang nyata.” [QS Yusuf: 108]

Dua Ayat pertama diatas mengandung pelarangan berbicara tanpa ilmu.
Adapun ayat selanjutnya menerangkan bahwa apabila kita ingin berdakwah, hendaklah melandasi dakwah kita dengan hujjah berupa ilmu dan dalil dari Al Quran maupun hadits.

Apabila seseorang berdakwah tanpa landasan ilmu maka bisa jadi dia menyangka telah menyeru kepada kebaikan, namun pada kenyataannya dia telah menyeru kepada kesalahan dan kebid’ahan. Na’udzubillahi min dzalik.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullah berkata:
“….Jika hal itu (ilmu dan fiqih) menjadi tolak ukur seluruh amal sholih, maka wajib bagi pelaku amar ma’ruf nahi munkar untuk memenuhi keriteria tersebut dalam dirinya, dan tidak dikatakan amal sholih apabila dilakukan tanpa ilmu dan fiqih, sebagaimana pernyataan Umar bin Abdil Aziz: “Orang yang menyembah Allah tanpa ilmu, maka kerusakan yang ditimbulkannya labih besar dari kemaslahatan yang dihasilkannya”

Beliau melanjutkan…
Ini sangat jelas, karena niat dan amal yang tidak disertai ilmu merupakan kebodohan, kesesatan dan (bentuk) pengekoran terhadap hawa nafsu. Maka dari itu ia harus mengetahui yang ma’ruf dan yang munkar serta dapat membedakan keduanya. Ia juga harus memiliki ilmu tentang apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang.” (Secara ringkas dari Majmu Fatawa 28 hal: 135-137. Jilid: 14 bagian ke dua hal: 78 untuk cetakan Daarul wafaa’ ).

Sabtu, 08 Agustus 2015

Salah satu adab bagi muslim yang hendak melakukan safar/perjalanan

Salah satu adab bagi muslim yang hendak melakukan  - Salah satu adab bagi muslim yang hendak melakukan safar/perjalanan yaitu, menjumpai tetangga rumahnya & meminta nasehat sebelum meninggalkan rumahnya. Sebagaimana yang dilakukan sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebelum berangkat safar.
Sebagaimana hadits berikut

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرِيدُ سَفَرًا لِيُوَدِّعَهُ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُوصِيكَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالتَّكْبِيرِ عَلَى كُلِّ شَرَفٍ فَلَمَّا وَلَّى قَالَ اللَّهُمَّ اطْوِ لَهُ الْبَعِيدَ وَهَوِّنْ عَلَيْهِ السَّفَرَ
( رواه أحمد و الترمذي )
Dari Abu Hurairah, dia berkata; Bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk meminta nasihat ketika hendak melakukan safar, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Bersabda kepadanya: "Aku nasihatkan kepadamu untuk bertaqwa kepada Allah, dan takbir ketika melalui tempat yang tinggi, " maka ketika ia berlalu Rasulullah Bersabda: "Ya Allah, perpendeklah jaraknya yang jauh dan mudahkan perjalanannya." (HR. Ahmad & Tirmidzi )

Bila seorang yang mengundang berniat untuk mendapat nasehat dari muslimin yang dia undang terutama dari mereka yang sudah berhaji, maka itu tidak mengapa dilakukan. Dan wajib bagi muslim yang diundang, untuk datang memenuhi panggilannya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ ( رواه مسلم )
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hak seorang muslim terhadap seorang muslim ada enam perkara." Lalu beliau ditanya; 'Apa yang enam perkara itu, ya Rasulullah? ' Jawab beliau: (1) Bila engkau bertemu dengannya, ucapkankanlah salam kepadanya. (2) Bila dia mengundangmu, penuhilah undangannya. (3) Bila dia minta nasihat, berilah dia nasihat. (4) Bila dia bersin lalu dia membaca tahmid, doakanlah semoga dia beroleh rahmat. (5) Bila dia sakit, kunjungilah dia. (6) Dan bila dia meninggalkan, ikutlah mengantar jenazahnya ke kubur. ( HR. Muslim )

Perlu diperhatikan pula !
Bagi yang memenuhi undangan tersebut, dianjurkan tidak mengikuti amalan2 yang tidak sesuai syariat. Diantaranya;
- Membaca dzikir berjamaah
- Membaca sholawatan
- Muslim & muslimah yang bukan muhrim saling berjabat tangan
- Dan lain2 yang tidak sesuai tuntunan Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda;
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَالْأُمُورَ الْمُحْدَثَاتِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ ( رواه أحمد و أبو داود )
Hendaklah kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham, dan jangan sampai kalian mengikuti perkara-perkara yang dibuat-buat, karena sesungguhnya semua bid'ah itu adalah sesat. ( HR. Ahmad & Abu Dawud )

Wallahu a'lam

Tafsir Surat 3 Ali-'Imran, Ayat 118.

Taushiyah ke 186, Jum'at 22 Syawal 1436 / 07 Agustus 2015

Tafsir Mudah 100 Ayat Al-Qur'an Seruan Kepada Orang Beriman

Ayat Keempatbelas: Surat 3 Ali-'Imran, Ayat 118.

Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya."

Tafsir Mudah dan Kandungan Ayat:

1. Ayat ini adalah seruan untuk semua orang beriman tanpa pandang suku, ras, warna kulit dan bangsa.
2. Orang beriman adalah orang mengimani semua yang wajib diimani dengan ucapan lisan, keyakinan hati dan pengamalan dengan anggota tubuh. Iman bisa bertambah dengan ketaatan kepada Allah dan bisa berkurang dengan kedurhakaan kepada Allah.
3. Allah melarang hamba-hambaNya yang beriman menjadikan orang-orang munafik dan kafir sebagai teman kepercayaan yang disampaikan kepadanya rahasia-rahasia orang-orang beriman atau diberi jabatan strategis.
4. Orang-orang munafik dan kafir tidak henti-hentinya menimbulkan kemudharatan dan kerusakan bagi agama Islam dan orang-orang Islam.
5. Orang-orang munafik dan kafir menyukai apa saja yang menyusahkan orang-orang Islam.
6. Telah nyata kebencian dari mulut orang-orang munafik dan kafir dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi.
7. Allah telah menerangkan ayat-ayatNya yang di dalamnya penuh kebaikan untuk kita semua dalam urusan agama dan dunia kita.
8. Orang yang memahami ayat-ayat Allah dengan baik dan benar pasti menjadi orang yang berakal, yaitu yang mampu membedakan antara kawan dan lawan.
9. Hendaklah kita waspada untuk tidak menjadikan musuh-musuh Islam sebagai orang dekat dan kepercayaan kita dan tidak memberi mereka jabatan strategis serta tidak membongkar rahasia-rahasia kepada mereka.
10. Musuh-musuh Islam tidak akan pernah rela jika Islam berjaya dan tegak di muka bumi.
11. Musuh Islam yang paling berbahaya adalah orang-orang munafik yang menampakkan keislaman padahal hatinya penuh dengan kebencian kepada Islam dan berusaha semaksimal mungkin agar Islam menjadi rusak tidak lagi seperti Islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam.

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan "Ahlul Qur'an" [Keluarga Al-Qur'an] dan "Shohibul Qur'an"  [Sahabat Al-Qur'an], yang "Hidup Di Bawah Naungan Al-Qur'an", selalu membaca, memahami dan mengamalkannya sehingga kami menjadi sukses, bahagia dan selamat dunia akhirat, aamiin..

Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami

���� WA MTDHK (Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah) kota Malang ����

�� Infaq kegiatan dakwah MTDHK bisa disalurkan melalui rekening a/n Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah;

�� BSM No: 7755555511
�� BNI No: 0362755494

���� Semoga Allah beri ganti dengan yang lebih baik dan barokah di dunia dan akhirat.

☝��️Kegiatan dakwah dan laporan keuangan ada di website kami www.mtdhk.com.

�� Untuk berlangganan WA Taushiyah MTDHK ketik "GABUNG" kirim WA (bukan SMS) ke +6283848634832 (Anggota lama tidak perlu mendaftar lagi)

�� Silahkan disebarkan kiriman ini sebagaimana aslinya tanpa dirubah sedikitpun, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah.. Jazakumulloh khoiro.

MENJADI RATU

MENJADI RATU

Ada iklan reklame sebuah merk minuman yang bagus dicermati:" ANDA ADALAH APA YANG ANDA MINUM". kata-kata yang padat dan sarat dengan makna. Menggambarkan bahwa kesehatan seseorang itu begitu berkaitan eratnya dengan minuman apa yang dia konsumsi.

Dalam berumah tangga, biasanya suami itu adalah cerminan dari sikap istrinya terhadapnya.

Jika anda melihat ada seorang suami yang bajunya kusut-masay, rambutnya acak-acakan,penampilannya tidak rapi dan mengeluarkan aroma yang tidak sedap....so pasti yakinkah bahwa sang istri tidak memperdulikan kebersihan.

Jika anda melihat, suami perlente,tampilannya selalu rapi,harum dan elegant...yakinilah bahwa sang istri sosok yang mencintai kebersihan dan kerapian.

Dalam hal sikap dan perangai, biasanya seperti itu pula keadaannya. Jika anda mendapati sang suami dermawan dan baik,gampang memberi,mencintai kebaikan...dst.,biasanya dibelakngnya ada istri yang sholehah sebagai pendukungnya.

Tidak salah jika ada yang mengatakan:" orang-orang besar itu akan terlahir dari wanita-wanita berjiwa besar". Dibalik orang-orang sukses,ada istri-istri dahsyat yang bekerja di belakang layar sebagai motivator handal.

Tidak terlahir pemimpin Handal sekaliber Muawiyah bin Abi Sofyan, kecuali di balik kebesarannya ada Sang Ibu Hindun Binti Utbah yang berkata- tatkala ada orang-orang yang memuji ketangkasan anaknya Muawiyah dan kelayakannya kelak menjadi pemimpin kaumnya-:" sungguh celaka Muawiyah jika hanya mampu menjadi pemimpin kaumnya...tetapi ia kelak akan menjadi pemimpin dunia".

Subhanallah...sungguh cita-cita besar yang membuat Muawiyah kelak benar-benar menjadi orang besar dan pemimpin dunia.

Keberhasilan dakwah Rasulullah tidak pernah kepas dari peran sang Istri teladan Khadijah binti Khuwailid yang telah mengorbankan segalanya untuk suaminya dan Islam.

Lihat pula sebaliknya peran Ummu Jamil yang senantiasa menjadi pendukung setia bahkan motivator ulung dibalik kekejian dan kekejaman perangai Abu Lahab terhadap keponakannya Muhammad.

* * *

Datang seorang istri mengadukan perilaku suaminya yang pada dasarnya baik dan bertanggung jawab, namun jika marah,,dunia laksana" kiamat" di buatnya. La haula wal quwwata illa billahi.

Sang istri mencela perangai buruk suaminya ini,padahal tanpa dia sadari bahwa perangai" marah"suaminya itu terkadang lahir dari sikapnya sendiri yang terkadang menjengkelkan sang suami, bahkan merendahkan sang suami.

Tiada api tanpa asap,tiada marah tanpa sebab. Kecuali jika sang suami telah berubah akalnya alias gila. Sebelum menyalahkan sang suami,selayaknya wanita terlebih dahulu mengintrospeksi dirinya,melihat sikap dan prilakunya terhadap sang suami.

Kaum lelaki,yang disifati dengan kekuatan fisik dan akal...hakikatnya begitu gampang ditaklukkan oleh makhluk yang maha lembut bernama wanita. Jika tidak demikian ...mustahil Nabi kita bersabda;"aku tidak pernah melihat ada orang yang kurang akal dan agamanya,namum mampu melenyapkan akal lelaki yang terkuat sekalipun daripada kalian wahai kaum wanita".

Betapa kelembutan wanita membuat "dungu"kaum pria hingga akhirnya bertekuk lutut melakukan berbagai tingkah laku yang bodoh dan membinasakan.

Apakah anda tidak tau diantara sebab hancurnya sebagian pejabat maupun konglomerat adalah skandal" wanita simpanan"?

* * *

Seorang istri yang bijak..jika ingin menjadi ratu dalam rumah tangganya,dimuliakan,dipuja dan dicinta sepanjang masa...hendaklah ia terlebih dahulu menjadikan suaminya bagaikan raja-raja di istana-istana.

Ibarat bahan bakar maka lelaki itu bagaikan "bensin" yang cepat terbakar dan meledak-ledak. Jikalah seorang istri tidak pandai menyiasatinya dengan kelembutan..niscaya ia akan terbakar dan membakar istrinya dengan kemarahan yang meluap-luap.

Secara kodrati,pria itu merasal lebih tinggi di atas wanita dan itu adalah hal yang wajar karena memang seperti itu fitrahnya yang telah diciptakan Allah. Dengan itu mereka dapat melindungi kaum wanita dan mengayomi mereka. Dalam konteks agama, Allah juga telah melebihkan pria atas wanita dalam kepemimpinan.

Ketika sang pemimpin merasa terlecehkan oleh anggotanya, disepelekan dan direndahkan...ia akan nekat melakukan segalanya untuk mempertahankan eksistensinya... walaupun dengan menceraikan orang yang menjadi teman hidupnya.

Bagi mereka...kemuliaan diri adalah harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar..apapun resiko yang dihadapinya.

* * *

Menjadi SANG RATU dalam rumah tangga sebenarnya adalah hal yang sangat sederhana dan mudah dilakukan. Bagaiamana caranya??

Jawabnya....
jadikan suamimu bagaikan raja,hormati dan muliakan dia,junjung tinggi marwahnya dihadapan manusia, dan jangan sekali-kali kau bangkitkan kemarahannya dengan sikap angkuhmu,apalagi denagan menyebarkan aib dan kekurangannya.

Jika itu mampu kau lakukan...saya berani memberikan garansi abadi lintas tahun untukmu,bukan hanya garansi 1-3 tahun..tetapi garansi seumur hidup...engkau akan jadi ratu dalam hidupnya. Ia akan mencintaimu sepanjang masa, tergila-gila padamu dan siap melakukan apapun untukmu.

Batam, 15 Syawwal 1436 h/30 Juli 2015

=========
Abu Fairuz

Faidah Muhadharah

��Beberapa Faidah Muhadharah asy Syaikh Washiyullah Abbas -hafizhahullah.

✒Mesjid al Markaz al Islami Makassar
��Ahad, 17 Syawwal 1436 H / 2 Agustus 2016 H

����������������

��Allah yang menciptakan kita dan Dialah yang akan menghisab amalan amalan kita, maka hendaklah seorang hamba memperbaiki, keyakinannya, amalannya dan ucapannya, dan hendaknya ia mengambil dari dunia sebatas apa yang ia butuhkan atau ia mengambil dari
dunia selama tidak merusak akhiratnya.

��Hendaknya dia mencontoh Nabi yang tidak mengambil dari dunia kecuali apa yang bisa menegakkan punggungnya.
Nabi kadang berlalu dua bulan dalam hidupnya dalam keadaan beliau tidak memiliki makanan kecuali kurma kering.

��Maka hendaknyalah kita bersemangat mengejar dunia dan berhati hati jangan sampai dunia menggelincirkan kita.
Bukan berarti tidak boleh mengambil dari dunia, tapi hendaknya ia memperhatikannya, jangan sampai merusak akhiratnya.

��Para sahabat adalah teladan kita setelah Rasulullah, sebab mereka belajar langsung dari Nabi, yang mereka selalu berlomba dalam kebaikan ketika mendengarkan sebuah amalan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah, bahkan terkadang mereka bertanya kepada Nabi akan amalan amalan yang utama. Sebagaimana para sahabat yang faqir datang mengaduh kepada Nabi karena mereka dikalahkan oleh para sahabat yang kaya dengan (bersedeqah) hartanya.

��Tidaklah bertambah kebaikan seorang muslim kecuali bertambahlah kedudukannya di hadapan Allah. Olehnya itu hendaknya ketika seseorang melihat sebuah kebaikan yang dilakukan saudaranya, maka ia bersegera melakukannya juga. Adapun kalau ia melihat kejelekan maka ia berlindung kepada Allah dari kejelekan tersebut.

��Seorang Muslim harus menjadi manusia yang terbaik, dengan menjaga perintah dan larangan Allah serta mengikuti dan mencontoh kebaikan kebaikan yang diajarkan oleh Nabi. Yang terbaika adalah yang paling banyak melakukan amalan amalan shaalih.

��Keadaan paling dekat antara seorang hamba dengan Allah adalah ketika ia bersujud (al hadits)' artinya dia harus memperbanyak melakukan shalat yang merupakan di antara sebaik baik amalan.

��Keturunan bukanlah jaminan kebaikan, lihatlah Abu Lahab, nasabnya adalah yang nasab yang terbaik tapi Allah mencela dan menjanjikan kebinasaan baginya.

��Bukan pula  harta, lihatlah Qarun dan Bukan pula kekuasaan, lihatlah Fir'aun yang mereka berdua dibinasakan oleh Allah.

��Tapi kebaikan itu adalah apa yang disebutkan oleh Allah ,"yang termulia dari kalian di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa" olehnya itu seorang muslim harus melakukan kebaikan demi kebaikan, amalan shaalih demi amalan shaalih yang bisa mendekatkannya ke derajat ketaqwaan.

��Di antara amalan kebaikan adalah melakukan amar ma'ruf nahiy mungkar, mencegah kezhaliman (menolong orang yang di zhalimi dan mencegah saudaranya ketika hendak berbuat zhalim).

��Kalau amar ma'ruf nahiy mungkar ditinggalkan maka kejelekan akan merajalela. Tapi perlu diperhatikan bahwa mengingkari kemungkaran itu ada adab dan tahapannya. Dia harus mempertimbangkan sisi maslahat dan mafsadat dari pengingkarannya.

��Hati yang tidak mengingkari kemungkaran maka berarti Hati tersebut adalah hati yang sakit.

��Amar ma'ruf nahiy mungkar haruslah dilakukan dengan cara yang ma'ruf bukan dengan cara yang mungkar. Yakni dengan hikmah dan di atas ilmu dan bimbingan sunnah. Sebab keliru dalan cara pengingkaran akan menghasilkan kemungkaran yang lebih besar dari yang diingkari.

��Perhatikanlah bagaimana perintah Allah kepada Nabi Musa dan Harun ketika diperintahkan menuju je Fir'aun -manusia paling rusak di permukaan bumi-, Allah berfirman : "katakanlah (kalian berdua) kepadanya dengan ucapan yang lemah lembut."

��Dan seorang muslim wajib untuk berusaha mendamaikan saudaranya yang berselisih.

��Diantara cara menyelesaikan perselisihan adalah mengembalikan atau mengangkat masalahnya kepada hukkam atau para ulama yang berjalan di atas bimbingan al Qur'an dan as Sunnah.

��Sebab di antara sebab kerusakan adalah menjauhnya umat dari bimbingan para ulama. Sehingga keluarlah para pemuda yang sangat bersemangat dengan atas nama islam, atas nama jihad, atas nama amar ma'ruf nahiy mungkar kemudian mereka mengkafirkan kaum muslimin karena jauhnya mereka dari bimbingan para ulama.

��Keliru dalam memahami nash nash akan mengakibatkan kerusakan yang besar, sebagaimana para Khawarij dulu melakukan kerusakan karena mereka menjauh dari bimbingan para sahabat, dan yang sekarang mereka menjauh dari bimbingan para ulama.

��Tidak mungkin untuk mengetahui kebaikan dan kejelekan kecuali dengan mempelajari al Qur'an dan Sunnah di majelis ilmu, di majelis para ulama.

��Ditulis oleh:  Abu Shofiyyah

Jumat, 07 Agustus 2015

Kejujuran Imam Syafi'i

����Kejujuran Imam Syafi'i����

Imam asy-Syafi rahimahullah sebelum berangkat belajar ke Madinah belajar kepada Imam Malik rahimahullah, beliau berkata Ibu nya : "Wahai ibu, berilah saya nasehat !"

Ibunya berkata : "Wahai anak ku, berjanjilah kepada ku untuk tidak berdusta."

Imam asy-Syafi'i rahimahullah berkata : "Saya berjanji kepada Allah lalu kepada mu untuk tidak berdusta."

Beliau waktu usia nya masih kecil, dibekali oleh ibu nya uang 400 dirham.. Beliau menaiki hewan tunggangan nya dan keluar bersama rombongan menuju Madinah, Imam asy-Syafi menyimpan uang itu didalam sebuah kantong yang ia jahit disela - sela bajunya..

Ditengah - tengah perjalanan ada rampok yang merampas seluruh harta rombongan tersebut, tatkala sampai dihadapan Imam asy-Syafi'i yang masih kecil, para perampok itu bertanya : "Apakah kamu membawa uang ??"

Imam asy-Syafi'i yang masih kecil ini menjawab : "IYA"

Perampok : "Berapa ??"

Asy-Syafi'i : "Saya membawa uang 400 dirham."

Para perampok tersebut tertawa sambil mengejek beliau dan berkata : "Pergilah, apakah kamu hendak mengolok - olok kami ??" Pergilah sana. Apakah orang seperti mu membawa uang sebanyak empat ratus dirham ??" (kata para perampok dengan tidak percaya).

Kemudian asy-Syafi'i berhenti disamping rombongan kafilah yang dirampok. Pemimpin rampok berkata kepada anak buah nya : "Apakah kalian telah mengambil semuanya ??"

Mereka menjawab : "Ya"

Pemimpin rampok : "Apakah kalian tidak meninggalkan seorang pun ??"

Mereka (anak buah) menjawab : "Tidak, kecuali seorang anak kecil yang mengaku telah membawa uang sebanyak 400 dirham, namun anak tersebut gila atau hanya ingin mengolok - olok kita, sehingga kami pun menyuruhnya pergi."

Pemimpin rampok berkata : "Bawa anak itu kemari."

Mereka pun membawa Syafi'i kecil. Kemudian pemimpin rampok itu bertanya kepada beliau : "Apakah kamu membawa uang, wahai anak kecil ??"

Syafi'i kecil menjawab : "Ya"

Pemimpin Rampok berkata : "Berapa uang yang kamu bawa??"

Syafi'i kecil : "Empat ratus dirham."

Pemimpin perampok itu bertanya lagi: "Dimana uang itu ??"

Lalu Syafi'i kecil mengeluarkan uang tersebut dari balik pakian nya dan menyerahkan nya kepada pemimpin kawanan perampok tersebut..

Pemimpin rampok itu menuangkan uang - uang tersebut kepangkuan nya, lalu ia memandangi syafi'i kecil dengan keheranan dan berkata : "Kenapa kamu jujur kepada ku ketika aku tadi bertanya kepada mu, dan kamu tidak berdusta kepadaku, padahal kamu tahu bahwa uang mu akan hilang ??"

Syafi'i pun menjawab : "Saya jujur kepada mu karena saya telah berjanji kepada ibu ku untuk tidak berdusta kepada siapa pun."

Mendengar penuturan Syafi'i kecil itu, tiba - tiba tangan pemimpin rampok itu berhenti memain - mainkan uang 400 dirham tersebut, karena hatinya telah bergetar karena hidayah dari Allah..

Lalu pemimpin rampok itu berkata sambil mengembalikan uang tersebut kepada Syafi'i kecil : "Ambillah uang mu, kamu takut untuk mengkhianati janji mu kepada ibu mu, sedangkan aku tidak takut berkhianat kepada janji Allah Subhanhu wa ta'ala ?? Pergilah, wahai anak kecil dalam keadaan aman dan tenang, karena aku telah bertaubat kepada Zat yang Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang melalui kedua tangan mu dengan taubat ini dan aku tidak akan pernah mendurhakai-Nyalagi selamanya."

Kemudian pemimpin kawanan perampok itu memandang anak buahnya dan berkata :

إنّ الله يامركم أن تؤدّوا الأمانات إلى أهلها

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada orang yang berhak menerima nya..." [An-Nisa ayat 58].

Lalu anak buahnya berkata sambil membawa harta dan berbagai perhiasan rombongan kafilah yang mereka rampok tadi dan mengembalikan nya, dan mereka berkata kepada pemimpin mereka : "Wahai tuan kami, anda telah bertaubat dengan Zat Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang, sedangkan anda adalah pemimpin kami. Oleh karena itu kami lebih pantas untuk bertaubat daripada anda."

Akhirnya mereka semua bertaubat kepada Allah, lewat kejujuran Imam asy-Syafi'i kecil..

[Diringkas dan disadur dari buku Biografi Imam Syafi'i hal 17-20, Abdul Aziz asy-Syinawi. Judul aslinya Al-Aimmah Al-Arba'ah Hayatuhum Mawaqifuhum Ara'ahum Qadhiyusy Syariah al-Imam asy-Syafi'i]

Kamis, 06 Agustus 2015

Tanda-Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi dan Telah Berlalu

�� BimbinganIslam.com
Kamis, 21 Syawal 1436 H / 6 Agustus 2015 M
�� Ustadz Abdullāh Roy, MA
�� Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
�� Halaqah 11 | Tanda-Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi dan Telah Berlalu
⬇ Link download audio
https://drive.google.com/file/d/0B1e0BM9z9hzYLW9vSUxlamV4Y1U/view?usp=docslist_api
~~~~~~~~~~~~~~~

TANDA-TANDA HARI KIAMAT YANG SUDAH TERJADI DAN TELAH BERLALU

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

الحمد لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله وصحبه أجمعين

Halaqoh yang ke-11 dari Silsilah Beriman kepada Hari Akhir adalah tentang tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu.

Hari kiamat adalah hari akhir dunia ini.

Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan bahwa hairi tsb sudah dekat apabila dibandingkan dengan umur dunia ini secara keseluruhan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ٱقۡتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمۡ وَهُمۡ فِى غَفۡلَةٍ۬ مُّعۡرِضُونَ

"Telah dekat perhitungan bagi manusia sedangkan mereka dalam keadaan lalai lagi berpaling. "

(QS Al Anbiya: 1)

Tanda-tanda terjadinya hari kiamat sudah mulai bermunculan ,

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ﻓَﻬَﻞْ ﻳَﻨْﻈُﺮُﻭﻥَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔَ ﺃَﻥْ ﺗَﺄْﺗِﻴَﻬُﻢْ ﺑَﻐْﺘَﺔً ۖ ﻓَﻘَﺪْ ﺟَﺎﺀَ ﺃَﺷْﺮَﺍﻃُﻬَﺎ ۚ

"Maka mereka tidaklah menunggu kecuali hari kiamat yang akan datang dengan tiba-tiba, maka sungguh telah datang tanda-tandanya."

(Qs Muhammad: 18)

Diantara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah diutusnya Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Beliau shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda :

بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ

"Diutusnya aku dan bangkinya hari kiamat adalah seperti dua jari ini (yaitu jari tengah dan jari telunjuk)."

(HR Bukhari dan Muslim).

Dan diantara tanda-tanda yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah terbelahnya bulan .

Allah  Subhanahu wa Ta'ala berfriman:

ٱقۡتَرَبَتِ ٱلسَّاعَةُ وَٱنشَقَّ ٱلۡقَمَرُ

"Telah dekat hari kiamat dan telah terbelah bulan."

(QS Al Qomar: 1)

Dan telah terbelah bulan menjadi 2 dijaman Rasululah shallallahu 'alaihi wasallam ketika orang-orang musryikin, di awal da'wah beliau, meminta bukti kerasulan beliau shallallahu 'alaihi wasallam.

Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan keada mereka, "Lihatlah-lihatlah." (HR Muslim)

Dua tanda di atas sudah terjadi kurang lebih 1400 tahun yang lalu.

Tentunya semakin dekatnya hari kiamat hendaklah membuat seorang muslim segera sadar dari kelalaian dia selama ini .

Itulah yang bisa kita sampaikan dan sampai bertemu kambali pada halaqoh yang selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaramu, Abdullah Roy

Ditranskrip oleh
Tim Transkrip BIAS
➖➖➖➖➖➖➖➖➖