☕☕☕☕☕☕☕☕
π±π±π±π±π±π±π±π±
*POLEMIK MINUM KOPI*
π️ Rahmat Pujianto
πΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎπΎ
Minum kopi bagi sebagian orang suatu hal yang tidak bisa ditinggalkan bahkan bila sehari tidak ada kopi di sebelahnya, ada yang kurang dalam hidupnya. Terlebih bagi penikmat kopi ( baik itu dari kalangan muda ataupun tua ) maka secangkir kopi bisa menghabiskan berjam jam lamanya. Benar benar dinikmati setiap tegukannya. Bahkan kopi bukan hanya disukai oleh orang awwam tapi juga disukai oleh para pemuka agama. Sehingga dari sini muncul beberapa pertanyaan .
Apakah minum kopi ada keutamaannya ?
Apakah minum kopi ada haditsnya ?
Apakah kopi minumannya orang sholih ?
*Mungkin pertanyaan ini muncul karena adanya perkataan dari sebagian orang bahwa ada wali Alloh yang bermimpi bertemu "Rosululloh" dan kemudian wali ini meminta beliau menyampaikan haditsnya. Kemudian beliau berkata : " selama bau kopi ada di mulut seseorang maka saat itu malaikat memintakan ampun untuknya ".*
Dari ungkapan ini akhirnya muncul keyakinan bahwa minum kopi bisa mendapat doa malaikat. Allohul mustaan.
Apakah ungkapan diatas benar ?
Mari kita lihat dari ditinjau di bawah ini :
1. _Hukum minum kopi_
Minum kopi sama halnya minuman pada umumnya yang hukumnya mubah atau boleh. Artinya disana tidak ada perintah / anjuran dan juga tidak ada larangan. Walaupun mungkin pada zat kopi ada kandungan yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Karena semua perkara dunia bila tidak ada larangan padanya kembali ke hukum asal yaitu mubah. Terlebih kopi belum ada di zaman nabi ataupun di zaman tabi'in. Kopi baru ada setelah abad 10 H.
Kemudian datang orang belakangan ini membawa hadits tentang keutamaan minum kopi ????? Bagaimana bisa Nabi memberikan keutamaan pada sebuah minuman sedang beliau sendiri belum pernah mengenalnya atau mengetahuinya ??
kalaulah ada hadits tentangnya pastilah sudah dinukilkan kepada kita.
2. _Penetapan hukum syariat tidak bisa diambil dari mimpi atau hadits palsu._
Dalam ilmu hadits ada istilah sanad artinya urutan para periwayat hadits mulai dari sahabat Nabi sampai para ulama pencatat hadits.
*_Para ulama hadits tidak mau menerima hadits yang datang kepada mereka melainkan jika mempunyai sanad, mereka melakukan demikian sejak tersebarnya dusta atas nama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dipelopori oleh orang-orang Syi’ah._*
Seorang Tabi’in yang bernama Muhammad bin Sirin (wafat tahun 110 H) rahimahullah berkata, _“Mereka (yakni para ulama hadits) tadinya tidak menanyakan tentang sanad, tetapi tatkala terjadi fitnah, mereka berkata, ‘Sebutkan kepada kami nama rawi-rawimu, bila dilihat yang menyampaikannya Ahlus Sunnah, maka haditsnya diterima, tetapi bila yang menyampaikannya ahlul bid’ah, maka haditsnya ditolak.’”_
Kemudian, semenjak itu para ulama meneliti setiap sanad yang sampai kepada mereka dan bila syarat-syarat hadits shahih dan hasan terpenuhi, maka mereka menerima hadits tersebut sebagai hujjah, dan bila syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka mereka menolaknya.
‘Abdullah bin al-Mubarak (wafat th. 181 H) rahimahullah berkata:“Sanad itu termasuk dari agama, kalau seandainya tidak ada sanad, maka orang akan berkata sekehendaknya apa yang ia inginkan.”
Sekarang bila ada yang bermimpi menerima hadits Nabi, apakah haditsnya bisa diterima ? padahal hadits yang ada sanadnya saja harus diteliti dan bagaimana kalau hadits itu dari mimpi ??? hanya orang yang berfikir yang bisa mengambil pelajaran.
3. _Islam agama yang sudah sempurna_
Setelah Nabi sholallohu alaihi wa sallam wafat maka islam sudah sempurna dan al quran tidak lagi turun. _Apapun yang bisa mendekatkan ke syurga dan menjauhkan dari neraka ataupun yang bisa menjauhkan dari syurga dan mendekatkan ke neraka, semua telah dijelaskan oleh beliau._ Tidak butuh penambahan apalagi pengurangan. Bila ada yang mengaku bertemu Nabi lewat mimpi kemudian menyampaikan hadits maka sama halnya meyakini bahwa ada syariat yang belum disampaikan oleh beliau padahal Alloh telah berfirman kepada beliau :
" Pada hari telah Aku sempurnakan agama kalian dan telah Aku sempurnakan nikmatKu bagi kalian dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agama kalian " ( Al maidah 3 )
_Coba renungkan sejenak!! apa yang ada dalam benak kita bila seandainya hadits dalam mimpi itu benar ?? sama halnya kita menuduh Nabi menyembunyikan syariat yang harusnya disampaikan saat beliau masih hidup atau kata lain kita menuduh Nabi tidak menunaikan amanah dari Alloh ( berkhianat ) . Na'udzu billah min dzalik._
_Kalau demikian keadaannya berarti Nabi sudah tidak memiliki sifat amanah yang itu harus dimiliki oleh setiap utusan Alloh. Allohul musta'an.
_
Oleh karena itulah seorang muslim wajib mencukupkan diri dengan apa yang ada dalam alquran dan hadits dan jangan menambah nambahi dalam perkara yang telah sempurna. Terlebih lagi hanya sekedar bersumber dari mimpi. Sehingga perlu diketahui bahwa setiap yang mengaku Nabi dalam mimpi dan kemudian menyampaikan "hadits" maka orang itu bukanlah nabi tapi syaithon yang mengaku ngaku sebagai nabi dengan tujuan untuk menyesatkan manusia dari jalan kebenaran.
Saringlah setiap berita yang datang jangan diterima sebelum jelas perkaranya, apakah itu bersumber dari alquran dan hadits ataukah diambil dari selain keduanya.
Maka keselamatan bagi siapa saja yang mengikuti petunjuk Alloh dan RosulNya dan mendengar serta menerima kebenaran dari keduanya..
Barokallohu fikum