NASEHAT BUAT PANITIA KAJIAN
Ulah sebagian oknum panitia sempat menyita waktu panjang di grup ini untuk berdiskusi, saking panjangnya sampai tidak jelas kesimpulannya.
Sengaja baru sekarang saya kasih komentar demi mendinginkan suasana dan mencari cara relatif tepat untuk melontarkan kerikil nasehat agar setan penggoda kajian bisa jera dan kapok beraksi.
Memang problematika panitia kajian selama ini cukup pelik karena tidak tertangani malah melebar, mulai dari bentrokan jadwal kajian, rendahnya komunikasi dan Kordinasi antar faksi hingga persaingan mencari tempat yang strategis dan ustad-ustad yang kondang selalu menggoda para pegiat kajian dan broker tabligh akbar.
Permasalahan paling pelik dan menyita diskusi para asatidz adalah keuangan kajian yang ditangani kurang amanah dan tidak sesuai dengan standar keuangan karena adanya anggapan bahwa infak itu sudah menjadi hak panitia terserah mau digunakan untuk apa kan yang penting habis untuk kebaikan.
Akhirnya ada kesan sebagian pihak mencari keuntungan diri darinya, apalagi ada yang merasa kok panitia mendapatkan bagian lebih banyak daripada ustad sementara jamaah datang karena ustadnya bukan karena panitianya.
Lebih parah lagi terdengar suara dul sumbang bahwa ada sebagian ustd memasang tarif kajian bahkan ada asisten yang menangani proposal pengajuan untuk kajian. Lalu ada yang nyeletuk bukannya dia mencari ilmu gratis kok sekarang dibisniskan. Aneh sudah dapat pula mukafa'ah dari salah satu institusi kafalah dakwah tapi masih juga pasang tarif kajian.
Sebetulnya solusinya sederhana dan penyelesaiannya simpel yaitu suburkan rasa takut kepada Allah dan pupuk keikhlasan, karena masing-masing kita akan dimintai pertanggungjawaban di sisi Allah terhadap semua tindakan kita.
Dakwah adalah amanah agama..
Penyampaian ilmu secara tulus adalah tugas mulia bagi da'i yang bermoral...
Mengelola dakwah secara benar dan ikhlas adalah tanggung jawab besar....
Ingatlah bahwa para misionaris dengan tegas dan tulus menekuni misi Kristenisasi di daerah pedalaman dan para juru dakwah aliran menelurusi hutan dan sawah tanpa pamrih dan imbalan demi menyebarnya kesesatan agama dan ajaran mereka! Tapi kenapa kita bersandiwara dalam berdakwah padahal agama kita benar?
Sebenarnya bukan aib dan tidak haram menurut para ulama, seorang yang berkiprah dalam pengajaran dan penyampaian dakwah mengambil upah karena Abu Bakar dan Umar menerima gaji dari tugas agama sebagai kholifah, namun mohon diperhatikan baik bagi sang pendekar dakwah dan broker kajian suasana hati harus terus dirawat dan istiqamah harus tetap dipupuk, jangan sampai layu karena sedikitnya imbalan dan minimnya kehadiran jamaah.
Jangan sampai kalau imbalan bagus dan kehadiran jamaah besar antusias sementara bila sedikit imbalan dan minim jamaahnya kurang semangat.
Perhatikan istiqamahnya Nabi Yasin berdakwah tanpa upah dan semangatnya Nabi Nuh meskipun dakwah selama 950 tahun dapat pengikut amat sedikit.
Demikian asal usul, barang kali tulisan ini bisa diterima silahkan dipakai untuk menggugah..
kalau tidak jangan Diunggah di tempat lain bahkan kalau tidak cocok tak usah marah apalagi sambil nyengir he he he.....
Akhukum fillah, pecinta dakwah
Zainal Abidin Syamsuddin