BENCI BERBUAH JATUH HATI
Kisah ini sangat menarik. Saya tak pandai menceritakan.. tetapi bacalah. Kisahnya memang menggugah.
---------
Kebencian itu terlihat jelas di raut wajahnya. Sebuah dendam yang mendalam dari sorot mata yang tajam. Seorang pemuda yang selalu membututi dan siap menyerang kapan pun. Dalam pikirannya sudah direncanakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad Shalalllahu 'alaihi wasallam. Desah napasnya begitu membuncah.
Pemuda itu bernama Fadlalah bin Umair. Ia mengintai Nabi yang sedang bertawaf di Baitullah Al-Haram. Perlahan ia mendekati Rasullullah, wajahnya tampak tak tenang dengan sorot kebencian memancar dari matanya. Semakin dekat dengan Rasullullah membuat jantungnya berdegup kencang. Nafsu ingin menghabisi itu pun semakin mendorong jiwa Fadlalah bin Umair. Namun ketika keduanya sudah dekat, Rasullullah Shalallahu 'alaihi wasallam menyapa dengan ramah sekali.
“Bukankah engkau Fadlalah bin Umair?”
Mendengar suara lembut Rasullullah membuat amarah di dada Fadlalah turun. Sapaan ramah Nabi membuat Fadlalah bin Umair berubah tiba-tiba.
“Benar, Ya Rasululullah,” jawab Fadlalah bin Umair singkat dengan raut wajah bimbang.
“Apa yang engkau bicarakan dalam hatimu?” Rasululullah Shalallahu 'alaihi wasallam menyelidiki raut wajah bingung Fadlalah bin Umair.
“Tidak ada, aku sedang berdzikir mengingat Allah Subhanahu wa Ta'alaa”, jawab Fadlalah mengelak dan juga gugup.
Mendengar kata-kata fadlalah bin Umair Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam pun tersenyum, lalu bersabda :
“Beristighfarlah engkau kepada Allah Subhanahu wa Ta'alaa!” Sambil Nabi menyentuh dada Fadlalah bin Umair. Seketika itu hati pemuda yang ingin membunuh Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam pun hilang sekejap. Fadlalah bin Umair menjadi tenang hatinya dan pedang kebencian itu hilang bersama senyum ramah Baginda Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam.
Fadlalah bin Umair selalu mengingat peristiwa yang membuatnya berubah. Yang akan selalu dikenang dalam sejarah hidupnya. Sikap ramah Baginda Rasullullah Shalallahu 'alaihi wasallam dan juga senyum yang membawa kedamaian di hati Fadlalah. Hingga Fadlalah pun berkata:
“Demi Allah, tidaklah Nabi mengangkat tangannya di dadaku, sehingga tidak ada satu pun makhluk Allah yang lebih aku cintai darinya.”
Nabi dicintai oleh umatnya karena budi pekertinya yang baik, keluhuran, sikap santun, selalu bersikap baik terhadap orang-orang yang ingin mendzoliminya, dan senyum yang menentramkan. Akhlak mulia Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam yang selalu membawa kedamaian.
“Senyumanmu pada wajah saudaramu adalah sedekah bagimu.” (HR. Tirmidzi)
Indahnya akhlaq yang mulia. Bahkan hati yang benci pun bisa berubah menjadi jatuh hati.
EmYe