Sabtu, 28 Mei 2016

Diantara (16) Kesalahan Muslim Pada Bulan Ramadhan

*Diantara (16) Kesalahan Muslim Pada Bulan Ramadhan*

Oleh: _Ustadz Abdullah Sholeh Hadrami_

1. Tidak berdoa sebelum berbuka padahal waktu mustajab.
2. Tidak menjawab adzan Maghrib.
3. Tidak shalat sunnah ba'diyah Maghrib.
4. Tidak menyempurnakan shalat tarawih dan witir bersama imam sampai tuntas.
5. Berlebihan dalam makan dan minum.
6. Tidak mengkhatamkan Al-Qur'an dengan tadabbur.
7. Shalat Maghrib di rumah bagi laki-laki karena sibuk dengan berbuka.
8. Menyia-nyiakan waktu antara Maghrib - Isya'.
9. Tidak sahur padahal sahur itu sunnah dan barokah.
10. Tidak berdoa dan istighfar pada waktu sahur padahal waktu mustajab.
11. Masih saja melakukan perbuatan haram seperti ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), berbohong, menipu dan lainnya.
12. Sibuk belanja di pasar, pertokoan, mall dan lainnya terutama pada malam-malam sepuluh hari terakhir Ramadhan.
13. Sibuk menonton film, sinetron dan acara-acara munkar di TV dan lainnya.
14. Sibuk dengan perangkat HP dan semisalnya sehingga lalai dalam membaca Al-Qur'an dan beribadah.
15. Kurang memperhatikan amalan hati seperti cinta Allah, berharap kepada Allah, takut kepada Allah, tawakkal kepada Allah dan lainnya.
16. Tidak berusaha membersihkan hati dari kotoran dan penyakitnya seperti syirik, kemunafikan, riya', sombong, ujub, hasad, iri, dengki dan lainnya.
Ya Allah, tolonglah dan bantulah kami untuk memperbaiki diri dan hati kami agar kami menjadi termasuk orang-orang yang sukses dunia akhirat, aamiin.
Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami

Biasakan dan berusahalah

° INGIN SEMAKIN MENDAPAT KEMUDAHAN DALAM IBADAH?!?

Sobatku...
Sering sebagian mengeluh, dan mungkin juga Anda...

• Sudah tahu keutamaan membaca Al Quran tetapi kenapa malasnya minta ampun?!?!

• Sudah tahu keutamaan shalat malam tetapi kenapa malasnya minta ampun?!?!

• Sudah tahu keutamaan bersedekah, shalat rawatib, dzikir pagi dan sore dan lain-lainnya? tapi kenapa malasnya minta ampun?!?!

• Sudah tahu bahaya dan haramnya hukum melihat wanita bukan mahram, tapi kenapa masih saja tergoda?!?!!!

Heran deh...
Dan silahkan Anda mengambil contoh sendiri yang pernah Anda rasakan sendiri.

Sobatku...

Biasakanlah dan berusahalah... jika mendengar adzan berhenti dari aktifitas apapun, ambillah air wudhu dan pergilah ke masjid niscaya ANDA TIDAK AKAN PERNAH MASBUQ!

Biasakan dan berusalah... jika ada waktu luang, diisi dengan membaca Al Quran niscaya ANDA MAMPU MENGKHATAMKANNYA MINIMAL SEBULAN SEKALI!

Biasakan dan berusahalah... tidur di awal waktu niscaya ANDA AKAN MUDAH BANGUN UNTUK SHALAT TAHAJJUD DAN TIDAK PERNAH KESIANGAN SHALAT SUBUH!

Sobatku...

○ Biasakan dan berusahalah...

○ Biasakan dan berusahalah...

○ Biasakan dan berusahalah...

Meakipun terkadang jatuh bangun!
NISCAYA ALLAH MEMUDAHKAN UNTUK BERAMAL IBADAH, karena....
SEBESAR USAHA DAN PERJUANGAN UNTUK TAAT KEPADA ALLAH, SEBESAR ITULAH KEMUDAHAN DATANG DARI ALLAH!

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: "Dan orang-orang yang berjuang di jalan kami, MAKA SUNGGUH KAMI BENAR-BENAR MEMBERI PETUNJUK (KEMUDAHAN) KEPADA JALAN-JALAN KAMI, dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat ihsan."
(QS. Al Ankabut: 69.)

Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa'di rahimahullah:

دل هذا على أن أحرى الناس بموافقة الصواب أهل الجهاد، وعلى أن من أحسن فيما أمر به أعانه الله ويسر له أسباب الهداية...

Artinya: "Hal ini menunjukkan bahwa seorang yang paling sesuai dengan kebenaran adalah orang-orang yang berjuang, dan BARANGSIAPA BERUSAHA DENGAN BAIK DALAM SEGALA YANG DIPERINTAHKAN KEPADANYA, NISCAYA ALLAH MENOLONGNYA DAN MEMUDAHKAN UNTUKNYA SEBAB-SEBAB PETUNJUK."
(Lihat tafsir As Sa'di pada ayat di atas.)

Rabu, 3 Rabiuts Tsani 1437H, Banjarmasin.

Ditulis oleh
Al-Ustâdz Abu Abdillah, Ahmad Zainuddin bin Kaspul Anwar Al Banjary

Telegram Channel : Ahmad Zainuddin

♻ Edited & Republished by MRA Al-Jafari Al-Alabi
�� Grup WA & TG : Dakwah Islam
�� TG Channel : @DakwahIslam

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Jumat, 27 Mei 2016

Berapakah harga senyumanmu

.:: Berapakah harga senyumanmu wahai para istri... ::.

Pernah ana melihat pada suatu mini market menuliskan, "Bila kasir kami tidak memberikan senyuman maka anda mendapat cash back Rp. 100.000,-"... Dan memang di depan kasir kita mendapat senyuman yang luar biasa, entah ikhlas dari dasar hatiatau keterpaksaan, itu masalah hati. Yang pasti senyuman itu bisa menjadi fitnah bagi yang tidak menundukkan pandangannya. Kenapa kasir mesti harus wanita? Di lain mini market lagi terpampang tulisan, "Jika kasir tidak memberikan senyuman, maka anda berhak mendapatkan satu botol coca-cola"... Ana berguman... oh itu harga senyumannya... Ada yang berharga 100 ribu sebagaimana di atas, dan ada juga yang berharga hanya sebotol coca-cola... begitu murahkah harga senyumanmu wahai wanita? Apakah dengan demikian kalian telah merasa dihargai, atau direndahkan derajat kalian demi beberapa rupiah? Allohul musta'an. Sedang disana ada banyak wanita, yang memiliki senyuman yang mahal harganya, dia tidak tersenyum kepada semua orang, namun hanya kepada mereka yang menjadi mahromnya, senyumnya tidak bisa dilihat karena wajahnya memang tertutup dari selain mahromnya... bahkan bagi tetangga terdekatnya sekalipun, senyumnya teramat mahal untuk diberikan... jika tetangga itu bukan mahromnya... betapa indah dan mahalnya senyuman itu?

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata
ﻗِﻴﻞَ ﻟِﺮَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﻱُّ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﺗَﺴُﺮُّﻩُ ﺇِﺫَﺍ ﻧَﻈَﺮَ ﻭَﺗُﻄِﻴﻌُﻪُ ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻣَﺮَ ﻭَﻟَﺎ ﺗُﺨَﺎﻟِﻔُﻪُ ﻓِﻲ ﻧَﻔْﺴِﻬَﺎ ﻭَﻣَﺎﻟِﻬَﺎ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﻜْﺮَﻩُ
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih). Kedudukan wanita yang paling baik, tidak dikatakan bahwa ia harus menjadi wanita yang cantik, atau yang hafal Al-Qur'an serta hadits, atau dia wanita yang memiliki titel S1, S2, S3 atau bisa membantu suaminya dalam mencari nafkah... tidak. Dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa wanita yang paling baik, adalah wanita yang paling menyenangkan jika dilihat oleh suaminya, dan tidak menyelisihi urusan suami (dalam kebaikan) pada diri dan hartanya sehingga membuat suaminya benci. Menyenangkan tatkala dipandang, bukanlah harus seorang wanita itu adalah wanita yang cantik. Seringkali kecantikan itu membawa petaka bagi pemiliknya, jika dia jauh dari ilmu agama. Seorang istri yang pandai menyenangkan pandangan suaminya,tidak mesti harus dengan kecantikan. Apa manfaatnya istri yang cantik namun sering menyakiti hati suaminya. Tidakkah wanita menyadari, bahwa ia adalah makhluk yang separuh akalnya, separuh agamanya, namun ia mampu mengalahkan akal kaum lelaki, tidak melihat bagaimanapun model wajahnya. Tidak disebutkan bahwa wanita yang tidak rupawan tidak akan menimbulkan fitnah. Wanita dengan lemah gemulainya, suaranya, gerak-geriknya, dan senyumannya pun mampu untuk menaklukkan seorang lelaki. Tidak mesti dia harus cantik. Engkau wahai wanita, bisa menyenangkan pandangan suamimu,dengan ketaatanmu kepadanya dalam kebaikan, engkau senantiasa taat, mengerjakan tugas-tugasmu sebagai seorang istri dengan senang hati tanpa keluhan. Engkau juga bisa berdandan dengan tampilan yang cantik yang tidak menyerupai kaum kafir, dan hanya terlihat oleh suamimu saja, semisal engkau senantiasa berdandan di kamar suamimu, untuk menyenangkan pandangannya, agar ia senantiasa ridho kepadamu. Mengapa banyak wanita enggan berdandan bagi suaminya, sedang mereka bisa saja berdandan berjam-jam saat ingin menghadiri sebuah acara. Mengapa begitu enggan untuk berbuat baik kepada suamimu, orang yang engkau cintai, yang memberikan sebagian hartanya untuk menafkahi dirimu, yang memberikan kehormatan kepadamu dengan gelar seorang istri,yang berusaha membahagiakanmu walau dia sendiri menderita di luaran sana bekerja keras mengumpulkan harta. Meski engkau tahu... Meski engkau sadar... Bahwa suamimu... mungkin saja hanya melihat sekilas kepadamu, di pagi hari... saat ia sibuk mempersiapkan diri menuju tempat kerjanya... jangan biarkan dirimu tampil seadanya, tidak perlu harus berdandan berlebihan. Hanya engkau membersihkan dirimu, dengan mandi, berbaju yang baik, memakai wewangian, meski hanya dengan sedikit make-up yang tipis.... Lepaskanlah suamimu saat akan berangkat kerjanya, dengan tampilan dirimu yang mempesona, dengan senyuman terindahmu... dengan do'a kebaikan darimu... Berikanlah pandangan yang indah kepadanya akan dirimu, sedang di luaran sana suamimu akan berjuang sekuat tenaga untuk menundukkan pandangannya, berikanlah ia memori yang indah untuk membantunya, saat engkau akan melepas kepergian suamimu menuju tempat kerjanya... dengan pesonamu, dengan indahnya senyumanmu... Jadikanlah dia ridho kepadamu... Tahukah engkau wahai para wanita... Berapa harga keridhoan dari suamimu?
Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha , ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﺃَﻳُّﻤَﺎ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓٍ ﻣَﺎﺗَﺖْﻭَﺯَﻭْﺟُﻬَﺎ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﺭَﺍﺽٍ ﺩَﺧَﻠَﺖِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ
“Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga. ” (HR. Tirmidzi no. 1161 dan Ibnu Majah no. 1854. Abu Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib . Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Jika seorang wanita beriman itu meninggal dunia lantas ia benar-benar memperhatikan kewajiban terhadap suaminya sampaisuami tersebut ridha dengannya, maka ia dijamin masuk surga. Sungguh betapa besarnya harga keridhaan suamimu itu, meski hanya engkau tempuh dengan sebuah senyuman dari bibirmu... Betapa mahal harga senyumanmu wahai para istri yang sholihah... Kadang mengerjakan tugas-tugas rumah tangga memang tidak mudah, mendidik dan mengatur anak-anak memang tidak mudah, seringkali hati menjadi tidak tenang dan amarah menyapa... namun jangan sampai engkau hilangkan senyumanmu bagi suamimu, karena harga senyumanmu itu begitu mahal... Tidakkah engkau pikirkan, bahwa suamimu di luaran sana menempuh fitnah dan cobaan yang lebih besar lagi dari dirimu, rasa lelah dan amarah yang lebih besar kadang menghampirinya saat ia berada di luar sana. Maka senyumanmu menjadi telaga yang sejuh dan menyegarkan baginya... Jangan biarkan senyumanmu itu pergi untuk suamimu... hingga di saat terakhir engkau mengantarkannya, menggenggam tangannya di saat sakaratul mautnya, saat-saat terakhir nafasnya. Tetaplah tersenyum dengan ridha disampingnya.

Allohul Musta'an.

Andi Abu Hudzaifah Najwa

Kamis, 26 Mei 2016

SELALU BELAJAR

SELALU BELAJAR..

Saudaraku..
Allah 'Azza Wa Jalla menciptakan manusia dalam keadaan memiliki 2 kecenderungan; kecenderungan kepada kebaikan dan kecenderungan kepada keburukan..

Namun ingat..! Syaithan tidak akan pernah membiarkan manusia selalu cenderung kepada kebaikan lalu dekat dengan Rabb nya..

Untuk mengatasi hal itu, makanya manusia harus menjadikan seluruh hidupnya sebagai kesempatan untuk selalu belajar menjadi lebih baik..

Jika kita merasa asing dari ikhlas tatkala beramal, dimana kita hanya siap dipuji dan disanjung.., maka belajarlah untuk menjadi orang yang iklhlas..!

Bila kita hanya bisa menikmati kemudahan dan kelapangan hidup.., tetapi gelisah serta gusar jika tertimpa kesulitan dan masalah.., maka belajarlah untuk menjadi orang yang sabar..!

Jika kita selalu sibuk dengan urusan dunia hingga lalai dari dzikir kepada Allah dan tidak pernah merasakan sentuhan rahmat-Nya.., maka belajarlah untuk menjadi orang yang zuhud terhadap dunia serta berusaha untuk selalu mencari bekal akhirat..!

Jadi, kalau mau mendapatkan hasil akhir yang baik di dunia ini, maka jangan terlalu cuek dan terlalu santai.. Ingatlah wahai saudaraku..!
Kita semua sedang berjalan menuju Allah.., masalah ajal hanya tinggal menunggu waktunya..!

Jika kita ingin bahagia disaat bertemu Allah, maka jadikanlah diri kita menjadi orang selalu belajar menjadi lebih baik..!

Dalam hal ini Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda; "Siapa yang belajar sabar, maka Allah akan menjadikannya sebagai orang yang sabar..”

Dan Beliau juga bersabda, ”Sesungguhnya lembut itu hanya bisa dirasakan oleh orang belajar lembut..”

Ya Allah..! Berkahilah umur kami.., agar kami bisa selalu belajar menjadi lebih baik..! Aamiiin.. Semoga bermanfa'at..

(Ustadz Djazuli, Lc حفظه الله)

Musuh Dalam Selimut Bukan Musuh Yang Berselimut

*0126. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun*

*Musuh Dalam Selimut Bukan Musuh Yang Berselimut*

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sobat keberadaan musuh dalam selimut tuh nyata, bahkan jauh-jauh hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan peringatan akan keberadaan musuh dalam selimut. Bahkan menurut beliau, keberadaan musuh dalam selimut tersebut lebih berbahaya dibanding musuh-musuh yang nyata-nyata kafir, berbeda agama.

Musuh dalam selimut, rupa serupa, perilaku juga terkesan serupa, namun jiwanya tidak sama. Mereka bahagia bila ummat Islam sengsara, dan mereka juga bangga bila orang-orang kafir berjaya atau selamat.

Sahabat Tsauban radliallahu 'anhu menuturkan : Rasulullah e bersabda : “Sesungguhnya Allah telah menggulung bumi dan menunjukkannya kepadaku, sehingga aku dapat melihat bumi belahan timur dan barat. Sesungguhnya kekuasaan ummatku akan sampai ke semua belahan bumi yang tunjukkan untukku. Aku juga diberi dua harta simpanan; satu berwarna kemerahan dan yang lain berwarna putih (kerajaan Persia dan Romawi). Aku memohonkan kepada Tuhanku agar ummatku tidak dibinasakan dengan cara ditimpa paceklik yang merata, dan agar mereka tidak dikuasai oleh musuh yang dapat menghabisi seluruh kekuasaan kaum muslimin, selain musuh dalam selimut, yaitu dari kalangan mereka sendiri. Dan Tuhanku telah berfirman kepadaku :

يا محمد، إنِّي قضيت قضاءً فإنَّه لا يُرَدَّ، وإِنِّي أعطيتك لأمتك أن لا أهلكهم بسنة بعامة، وأن لا يسلِّط عليهم عدوّاً من سوى أنفسهم فيستبيح بيضتهم، ولو اجتمع عليهم مَنْ بأقطارها، حتى يكون بعضهم يهلك بعضاً، ويسبي بعضهم بعضاً

“Wahai Muhammad, sesungguhnya bila Aku telah memutuskan sesuatu keputusan, maka tidak bisa ditolak. Aku telah mengabulkan permintanmu untuk umatmu; agar Aku tidak membinasakan mereka dengan paceklik yang merata, dan agar mereka tidak dikuasai musuh, yang kuasa menghabisi seluruh kekuasaan kaum muslimin, selain musuh dari diri mereka sendiri (musuh dalam selimut). Sekalipun seluruh penduduk dunia bersekongkol memerangi mereka, kecuali bila kaum muslimin telah saling menghancurkan dan memenjarakan sesama mereka sendiri”. (Imam Muslim)

Bahkan Allah Ta’ala telah terlebih dahulu telah memberikan peringatan tersebut, pada firmannya:

وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدْوَّ اللّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لاَ تَعْلَمُونَهُمُ اللّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لاَ تُظْلَمُونَ

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (Al Anfal 60)

Dua dalil di atas, membuktikan bahwa pola menghancurkan ummat dengan menyusup tuh bukan hal yang baru, dan bukan hal yang aneh bin ajaib. Karenanya, waspada tuh bukan hanya dari musuh yang dari luar saja, tapi waspada dari musuh dalam selimut juga perlu.

Musuh dalam selimut tuh, di siang hari bersama kita namun di malam hari mereka segera menyusun laporan kepada juragannya. Hobi mereka ialah menjadi juru bisik, dan juru usik agar ummat Islam centang berentang dan akhirnya saling gebug dan ujung-ujungnya hancur. Hobinya adu-adu antara ummat Islam, adu ustad, adu kelompok ummat, adu tokoh ummat, dan adu adu lainnya.

Eeh, iya, status ini bukan untuk menghasut dan mengobarkan kecurigaan, namun semata seruan untuk waspada dan membuka mata tentang adanya potensi tukang bisik berbulu musang dan berhati serigala.

*Oleh : Ustadz Muhammad Arifin Badri*

https://www.facebook.com/muhammadarifin.badri/posts/1420001268017384
.~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dan jangan lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 FM untuk wilayah Madiun & sekitarnya.

boardcasted by : *Media KITA*

_http://www.radiokita.or.id/_

_http://www.tvkita.id_

*Donasi Dakwah Radio & TV KITA*
*BNI Syariah No. Rek. 0317359926*

Istighfar

*Nasehat Menjelang Musim Ketaatan*
(Bulan Ramadhan)

Syaikh Muhammad bin Muhammad Mukhtar As-Syinqity hafidzahullah pernah ditanya:
“Wahai Syaikh.. Apa nasehat anda pada saya,..
Dengan amalan apa dalam rangka menyongsong datangnya musim ketaatan…?

Syaikh menjawab:

"Sebaik-baik amalan yang dapat dilakukan dalam rangka menyongsong datangnya musim ketaatan adalah memperbanyak istighfar. Sebab dosa akan menghalangi seseorang dari taufiq Allah (untuk melaksanakan ketaatan).”
Tidaklah hati seorang hamba selalu beristighfar melainkan ia akan disucikan.
** Bila ia lemah, maka akan dikuatkan
** Bila ia sakit, maka akan disembuhkan
** Bila ia diuji, maka ujian itu akan diangkat darinya.
** Bila ia kalut, maka akan diberi petunjuk
** Dan bila ia galau, maka akan diberi ketenangan.
Istighfar merupakan benteng pengaman yang tersisa untuk kita (dari adzab Allah) sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ibnu Katsir rahimahullah, berkata:
“Barangsiapa yang menghiasi dirinya dengan amalan ini, yaitu memperbanyak istighfar, maka Allah akan mempermudah rezekinya, memudahkan urusannya dan menjaga kekuatan jiwa dan raganya”
Maka apa lagi yang kau tunggu …?
(Perbanyaklah istighfar …)

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,
“Bila engkau ingin berdo'a, sementara waktu begitu sempit, padahal di dalam dadamu dipenuhi oleh begitu banyak hajat (kebutuhan), maka jadikan seluruh isi do'amu berupa permohonan maaf kepada Allah. Karena bila Dia memaafkanmu, maka semua keperluanmu akan dipenuhi oleh-Nya tanpa engkau memintanya.”
Yaa Allah …
Sesungguhnya engkau Maha pemaaf, mencintai kemaafan, maka ampunilah Aku (*)

NB: *Lafadz do'a di atas adalah

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu 'anni”

✏ Dari ACT El-Gharantaly

Rabu, 25 Mei 2016

BANGUN SAYANG... Jangan Tidur Setelah Subuh

BANGUN SAYANG...
Jangan Tidur Setelah Subuh

Ada yang punya kebiasaan tidur setelah subuh? Berjanjilah... mulai besok stop kebiasaan itu.

Sahabat, ingatlah bahwa orang-orang sholih terdahulu sangat membenci tidur pagi. Kita dapat melihat ini dari penuturan Ibnul Qayyim rahimahullah ketika menjelaskan masalah banyak tidur yaitu bahwa banyak tidur dapat mematikan hati dan membuat badan merasa malas serta membuang-buang waktu. Beliau rahimahullah mengatakan,
“Banyak tidur dapat mengakibatkan lalai dan malas-malasan. Banyak tidur ada yang termasuk dilarang dan ada pula yang dapat menimbulkan bahaya bagi badan.

Tidur itu bukan kuantitasnya.. tetapi kualitasnya. Banyak tidur membuat malas. Sedikit tidur tetapi bila berkualitas tak akan membuat kita mudah ngantuk. Ada waktu tidur yang paling bermanfaat yaitu :
# tidur ketika sangat butuh,
# tidur di awal malam – ini lebih manfaat daripada tidur di akhir malam-,
# tidur di pertengahan siang – ini lebih bermanfaat daripada tidur di waktu pagi dan sore-. Apalagi di waktu pagi dan sore sangat sedikit sekali manfaatnya bahkan lebih banyak bahaya yang ditimbulkan, lebih-lebih lagi tidur di waktu ‘Ashar dan awal pagi kecuali jika memang tidak tidur semalaman.

Menurut para salaf, tidur yang terlarang adalah tidur ketika selesai shalat shubuh hingga matahari terbit. Karena pada waktu tersebut adalah waktu untuk menuai ghonimah (pahala yang berlimpah). Mengisi waktu tersebut adalah keutamaan yang sangat besar, menurut orang-orang sholih. Sehingga apabila mereka melakukan perjalanan semalam suntuk, mereka tidak mau tidur di waktu tersebut hingga terbit matahari. Mereka melakukan demikian karena waktu pagi adalah waktu terbukanya pintu rizki dan datangnya barokah (banyak kebaikan).” (Madarijus Salikin, 1/459, Maktabah Syamilah)

Nah... ini nasehat.. agar kita tidak terbiasa dengan tidur setelah subuh.

Pertama, Tidak sesuai dengan petunjuk Al Qur’an dan As Sunnah.
Kedua, Bukan termasuk akhlaq dan kebiasaan para salafush sholih (generasi terbaik umat ini), bahkan merupakan perbuatan yang dibenci.
Ketiga, Tidak mendapatkan barokah di dalam waktu dan amalannya.
Keempat, Menyebabkan malas dan tidak bersemangat di sisa harinya. Maksud dari hal ini dapat dilihat dari perkataan Ibnul Qayyim rahimahullah. Beliau berkata, “Pagi hari bagi seseorang itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya.” (Miftah Daris Sa’adah, 2/216). Amalan seseorang di waktu muda berpengaruh terhadap amalannya di waktu tua. Jadi jika seseorang di awal pagi sudah malas-malasan dengan sering tidur, maka di sore harinya dia juga akan malas-malasan pula.
Kelima, Menghambat datangnya rizki.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Empat hal yang menghambat datangnya rizki adalah [1] tidur di waktu pagi, [2] sedikit sholat, [3] malas-malasan dan [4] berkhianat.” (Zaadul Ma’ad, 4/378)
[Keenam] Menyebabkan berbagai penyakit badan, di antaranya adalah melemahkan syahwat. (Zaadul Ma’ad, 4/222)

Dalam hadits Rasulullah Shallallahu’ alahi wassallam yang shahih yaitu
“Ya Allah berikanlah berkah kepada umatku di pagi harinya”
HR. Abu Dawud no. 2606, Tirmidzi no. 1212, Ibnu Majah no. 2236, shahihAt-Targhiib waTarhiib no, 1693

Dan hadits

“Diberikan barakah kepada ummatku di pagi harinya”
HR. Abu Dawud at-Thaayalisy dishahihkan Syaikh Alalbani dalam ShahihJami’ush Shaghir no. 2841

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:

“Seusai shalat fajar (subuh) janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari rezeki.” (HR. Thabrani)

Ada sebuah amalan yang sangat besar fadhilahnya apabila dilakukan seseorang dalam rangka memanfaatkan waktu di pagi hari ini. Hal ini dapat kita ketahui dari sebuah hadits, yakni dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam telah bersabda:

“Barangsiapa shalat fajar (shalat subuh) berjamaah di masjid, kemudian tetap duduk berdzikir mengingat Allah, hingga terbit matahari lalu shalat dua rakaat, maka seakan-akan ia mendapatkan pahala haji dan umrah dengan sempurna, sempurna, dan sempurna.” (HR. Tirmidzi)

Dari Abu Umamah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

من صلى صلاة الغداة في جماعة ثم جلس يذكر الله حتى تطلع الشمس ثم قام فصلى ركعتين انقلب بأجر حجة وعمرة

“Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah lalu kemudian dia duduk untuk berdzikir kepada Allah hingga terbitnya matahari, kemudian dia bangun mengerjakan shalat dua rakaat, maka dia mendapatkan pahala sebagaimana haji dan umrah.” (Imam Ath Thabarani dalam Al Mu’jam Al Kabir No. 7741, juga dalam Musnad Asy Syamiyyin No. 885).

Nah.. ayo bangun. Semangat pagi!!
Semoga bermanfaat.

HUKUMAN YANG TIDAK TERASA

HUKUMAN YANG TIDAK TERASA*

Seorang murid mengadu kepada gurunya:
_"Ustadz, betapa banyak kita berdosa kepada Allah dan tidak menunaikan hakNya sebagaimana mestinya, tapi saya kok tidak melihat Allah menghukum kita"_.

Sang Guru menjawab dengan tenang:
_"Betapa sering Allah menghukummu tapi engkau tidak terasa"_.

_"Sesungguhnya salah satu hukuman Allah yang terbesar yang bisa menimpamu wahai anakku, ialah: *Sedikitnya taufiq*  (kemudahan) untuk mengamalkan ketaatan dan amal amal kebaikan"_.

Tidaklah seseorang diuji dengan musibah yang lebih besar dari *"kekerasan hatinya dan kematian hatinya"*.

Sebagai contoh:
Sadarkah engkau, bahwa Allah telah *mencabut darimu rasa bahagia dan senang* dengan munajat kepadaNya, merendahkan diri kepadaNya, menyungkurkan diri di hadapanNya..?

Sadarkah engkau *tidak diberikan rasa khusyu'* dalam shalat..?

Sadarkah engkau, bahwa beberapa hari2 mu telah berlalu dari hidupmu, tanpa membaca Al-Qur'an, padahal engkau mengetahui firman Allah:
_"Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini ke gunung, niscaya engkau melihatnya tunduk, retak, karena takut kepada Allah"_.

Tapi engkau tidak tersentuh dengan Ayat Ayat Al-Qur'an, seakan engkau tidak mendengarnya...

Sadarkah engkau, telah berlalu beberapa malam yang panjang sedang engkau tidak melakukan Qiyamullail di hadapan Allah, walaupun terkadang engkau begadang...

Sadarkah engkau, bahwa telah berlalu atasmu musim musim kebaikan seperti: Ramadhan.. Enam hari di bulan Syawwal.. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dst.. tapi engkau belum diberi taufiq untuk memanfaatkannya sebagaimana mestinya..??

Hukuman apa lagi yang lebih berat dari itu..???
Tidakkah engkau merasakan beratnya mengamalkan banyak ketaatan (amal ibadah)..???

Tidakkah Allah menahan lidahmu untuk berdzikir, beristighfar dan berdo'a kepadanya..???

Tidakkah terkadang engkau merasakan bahwa engkau lemah di hadapan hawa nafsu..???

Hukuman apa lagi yang lebih berat dari semua ini..???

Sadarkah engkau, yang mudah bagimu berghibah, mengadu domba, berdusta, memandang ke yang haram..???

Sadarkah engkau, bahwa Allah membuatmu lupa kepada Akhirat, lalu Allah menjadikan dunia sebagai perhatian terbesarmu dan ilmu tertinggi..???

Semua *bentuk pembiaran* ini dengan berbagai bentuknya ini, hanyalah beberapa bentuk hukuman Allah kepadamu, sedang engkau menyadarinya, atau tidak menyadarinya...

Waspadalah wahai anakku, agar engkau tidak terjatuh ke dalam dosa dosa dan meninggalkan kewajiban kewajiban.

Karena *hukuman yang paling ringan* dari Allah terhadap hambaNya ialah:
_*"Hukuman yang terasa"* pada harta, atau anak, atau kesehatan._

Sesungguhnya *hukuman terberat* ialah: _*"Hukuman yang tidak terasa"*_ pada kematian hati, lalu ia tidak merasakan nikmatnya ketaatan, dan tidak merasakan sakitnya dosa._

Karena itu wahai anakku, *Perbanyaklah di sela sela harimu, amalan taubat dan istighfar, semoga Allah menghidupkan hatimu...*

(Diterjemahkan dari Taushiyah Syaikh Abdullah Al-'Aidan di Masjidil Haram pada 22 Rajab 1437) #copad

10 Renungan Bagi yang Ditimpa Ujian / Musibah

10 Renungan Bagi yang Ditimpa Ujian / Musibah

Ujian menyerang siapa saja tidak pandang bulu. Sebagaimana orang miskin diuji…orang kayapun demikian. Sebagaimana rakyat jelata hidup di atas ujian… para penguasa juga diuji. Bahkan bisa jadi ujian yang dirasakan oleh para penguasa dan orang-orang kaya lebih berat daripada ujian yang dirasakan oleh orang-orang miskin dan rakyat jelata.
Jangan disangka hanya si miskin yang menangis akibat ujian yang ia hadapi…, atau hanya si miskin yang merasakan ketakutan… bahkan seorang penguasa bisa jadi lebih banyak tangisannya dan lebih parah ketakutan yang menghantuinya daripada si miskin. Intinya setiap yang bernyawa pasti diuji sebelum maut menjemputnya… siapapun juga orangnya. Entah diuji dengan kesulitan atau diuji dengan kelapangan, kemudian ia akan dikembalikan kepada Allah untuk dimintai pertanggung jawaban bagaimana sikap dia dalam menghadapi ujian tersebut. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

ﻛُﻞُّ ﻧَﻔْﺲٍ ﺫَﺍﺋِﻘَﺔُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ ﻭَﻧَﺒْﻠُﻮﻛُﻢْ ﺑِﺎﻟﺸَّﺮِّ ﻭَﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ
ﻓِﺘْﻨَﺔً ﻭَﺇِﻟَﻴْﻨَﺎ ﺗُﺮْﺟَﻌُﻮﻥَ
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan" (QS Al-Anbiyaa' : 35)

Memang dunia ini adalah medan ujian…kehidupan ini ada medan perjuangan…Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman ;

ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳﺮٌ
‏( ١ ‏) ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕَ ﻭَﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓَ ﻟِﻴَﺒْﻠُﻮَﻛُﻢْ ﺃَﻳُّﻜُﻢْ
ﺃَﺣْﺴَﻦُ ﻋَﻤَﻼ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟْﻌَﺰِﻳﺰُ ﺍﻟْﻐَﻔُﻮﺭُ
"Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya . dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun" (QS Al-Mulk : 1-2)

ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻷﺭْﺽَ ﻓِﻲ ﺳِﺘَّﺔِ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ
ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻋَﺮْﺷُﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤَﺎﺀِ ﻟِﻴَﺒْﻠُﻮَﻛُﻢْ ﺃَﻳُّﻜُﻢْ ﺃَﺣْﺴَﻦُ ﻋَﻤَﻼ
"Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya" (QS Huud : 7)

Jikalau orang kafir juga tidak selamat dari ujian kehidupan, maka apalagi seorang yang beriman kepada Allah?, pasti akan menghadapi ujian. Allah Ta'ala berfirman :

ﺃَﺣَﺴِﺐَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺃَﻥْ ﻳُﺘْﺮَﻛُﻮﺍ ﺃَﻥْ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﺍ ﺁﻣَﻨَّﺎ ﻭَﻫُﻢْ ﻻ
ﻳُﻔْﺘَﻨُﻮﻥَ
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS Al-'Ankabuut : 2)

ﻭَﻟَﻨَﺒْﻠُﻮَﻧَّﻜُﻢْ ﺑِﺸَﻲْﺀٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﻮْﻑِ ﻭَﺍﻟْﺠُﻮﻉِ ﻭَﻧَﻘْﺺٍ ﻣِﻦَ
ﺍﻷﻣْﻮَﺍﻝِ ﻭَﺍﻷﻧْﻔُﺲِ ﻭَﺍﻟﺜَّﻤَﺮَﺍﺕِ ﻭَﺑَﺸِّﺮِ ﺍﻟﺼَّﺎﺑِﺮِﻳﻦَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar" (QS Al-Baqoroh : 155)

ﺃَﻡْ ﺣَﺴِﺒْﺘُﻢْ ﺃَﻥْ ﺗَﺪْﺧُﻠُﻮﺍ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻭَﻟَﻤَّﺎ ﻳَﺄْﺗِﻜُﻢْ ﻣَﺜَﻞُ
ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺧَﻠَﻮْﺍ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻠِﻜُﻢْ ﻣَﺴَّﺘْﻬُﻢُ ﺍﻟْﺒَﺄْﺳَﺎﺀُ ﻭَﺍﻟﻀَّﺮَّﺍﺀُ
ﻭَﺯُﻟْﺰِﻟُﻮﺍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻘُﻮﻝَ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝُ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻣَﻌَﻪُ
ﻣَﺘَﻰ ﻧَﺼْﺮُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻻ ﺇِﻥَّ ﻧَﺼْﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻗَﺮِﻳﺐٌ
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat" (QS Al-Baqoroh : 214)

Bahkan semakin tinggi iman seseorang maka semakin banyak ujian yang akan ia hadapi. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

ﺃَﺷَﺪُّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺑَﻼَﺀً ﺍﻷَﻧْﺒِﻴَﺎﺀُ ، ﺛُﻢَّ ﺍﻷَﻣْﺜَﻞُ ﻓَﺎﻟْﺄَﻣْﺜَﻞُ ،
ﻳُﺒْﺘَﻠَﻰ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻋَﻠَﻰ ﺣَﺴَﺐِ ﺩِﻳْﻨِﻪِ ، ﻓَﺈِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﺩِﻳْﻨُﻪُ
ﺻَﻠْﺒًﺎ ﺍﺷْﺘَﺪَّ ﺑَﻼَﺅُﻩُ ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻲْ ﺩِﻳْﻨِﻪِ ﺭِﻗَّﺔٌ ﺍُﺑْﺘُﻠِﻲَ
ﻋَﻠَﻰ ﺣَﺴَﺐِ ﺩِﻳْﻨِﻪِ، ﻓَﻤَﺎ ﻳَﺒْﺮَﺡُ ﺍﻟْﺒَﻼَﺀُ ﺑِﺎﻟْﻌَﺒْﺪِ ﺣَﺘَّﻰ
ﻳَﺘْﺮُﻛَﻪُ ﻳَﻤْﺸِﻲ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻣَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺧَﻄِﻴْﺌَﺔٌ
"Orang yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian yang paling sholeh dan seterusnya. Seseorang diuji berdasarkan agamanya, jika agamanya kuat maka semakin keras ujiannya, dan jika agamanya lemah maka ia diuji berdasarkan agamanya. Dan ujian senantiasa menimpa seorang hamba hingga meninggalkan sang hamba berjalan di atas bumi tanpa ada sebuah dosapun" (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 143)

Jika anda terkadang merasakan ujian yang terus menimpa anda maka itulah yang pernah dirasakan oleh seorang Imam besar sekelas Imam Syafii. Al-Imam Asy-Syafii rahimahullah berkata :

ﻣِﺤَﻦُ ﺍﻟﺰَّﻣَﺎﻥِ ﻛَﺜِﻴْﺮﺓٌ ﻻَ ﺗَﻨْﻘَﻀِﻲ ... ﻭَﺳُﺮُﻭْﺭُﻫَﺎﻳَﺄْﺗِﻴْﻚَ
ﻛَﺎﻟْﺄَﻋْﻴَﺎﺩِ
Cobaan zaman banyak tidak habis-habisnya….Dan kegembiraan zaman mendatangimu (sesekali) seperti sesekalinya hari raya...Bahkan terkadang ujian datang bertubi-tubi dan bertumpuk-tumpuk.

Imam Syafi'i rahimahullah juga berkata :
ﺗَﺄْﺗِﻲ ﺍﻟْﻤَﻜَﺎﺭِﻩُ ﺣِﻴْﻦَ ﺗَﺄْﺗِﻲ ﺟُﻤْﻠَﺔً ... ﻭَﺃَﺭَﻯ ﺍﻟﺴُّﺮُﻭْﺭَ
ﻳَﺠِﻲْﺀُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻔَﻠَﺘَﺎﺕِ
"Hal-hal yang dibenci tatkala datang bertumpuk-tumpuk…Dan aku melihat kegembiraan datang sesekali"

Berikut ini 10 perkara yang hendaknya direnungkan oleh anda jika anda ditimpa musibah atau ujian

Pertama : Yakinlah bahwa selain andapun juga diuji. Ada yang diuji dengan kemiskinan…, ada yang diuji dengan harta, jabatan, dan kekuasaan… ada yang diuji dengan istri yang berakhlak buruk…, ada wanita yang diuji dengan suami bejat…, ada wanita yang diuji dengan mertua jahat…, ada yang diuji dengan ibunya…, dan terlalu banyak model ujian yang menimpa manusia. Maka anda sebagaimana manusia-manusia yang lain yang juga ditimpa musibah / ujian yang beraneka ragam

Kedua : Sabarlah dengan ujian yang sedang anda hadapi…, Alhamdulillah anda masih bisa memikulnya. Bisa jadi jika anda diuji dengan ujian yang lain maka anda tidak akan mampu menghadapinya. Yakinlah bahwa tidaklah Allah menguji kecuali dengan ujian yang mampu dihadapi oleh seorang hamba

Ketiga : Terkadang syaitan membisikkan kepada anda bahwa ujian yang anda hadapi sangatlah berat dan tidak mungkin untuk anda pikul… maka ingatlah bahwa saat ini masih terlalu banyak orang yang diuji dengan ujian yg jauh lebih berat dg ujian yang sedang anda hadapi

Keempat : Bukankah ujian jika dihadapi dengan kesabaran maka akan menghapus dosa-dosa dan meninggikan derajat??

Kelima : Bahkan bisa jadi Allah menghendaki anda untuk meraih sebuah tempat yang tinggi di surga yang tidak mungkin anda peroleh dengan hanya sekedar amalan-amalan sholeh anda. Amalan sholeh anda tidak cukup untuk menaikan anda ke tempat tinggi tersebut. Anda tidak akan mampu untuk sampai ke tempat tinggi tersebut kecuali dengan menjalani ujian-ujian yang tidak henti-hentinya untuk mengangkat derajat anda

Keenam : Ingatlah… dengan ujian terkadang kita baru sadar bahwasanya kita ini sangatlah lemah dan selalu butuh kepada Allah Yang Maha Kuasa. Terkadang kita baru mengenal yang namanya khusyu' dalam sholat… kita baru bisa merasakan kerendahan yang disertai deraian air mata… kita baru bisa merasakan nikmatnya ibadah… tatkala ujian datang… tatkala musibah menerpa.

Ketujuh : Ingatlah… dengan ujian atau musibah yang menimpa kita terkadang menghilangkan sifat ujub pada diri kita. Karena tatkala kita rajin beribadah dan selalu mendapatkan kenikmatan terkadang timbul ujub dalam diri kita dengan merasa bahwa diri kita hebat selalu beruntung. Jangan sampai kita salah persepsi dengan menganggap tanda kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah tidak ditimpanya sang hamba dengan musibah. Bahkan perkaranya justru sebaliknya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺇِﺫَﺍ ﺃَﺣَﺐَّ ﻗَﻮْﻣًﺎ ﺍﺑْﺘَﻼَﻫُﻢْ
“Jika Allah mencintai sebuah kaum maka Allah akan menguji mereka” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 146)

Kedelapan : Berhusnudzonlah kepada Allah, yakinlah bahwa dibalik ujian dan musibah yang menimpamu ada kebaikan dan hikmah. Justru jika ujian tersebut tidak datang dan jika musibah tersebut tidak menimpamu maka akan lebih buruk kondisimu. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
ﻭَﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﺗَﻜْﺮَﻫُﻮﺍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻜُﻢْ
“Dan boleh jadi kalian membeci sesuatu padahal ia amat baik bagi kalian” (QS Al-Baqoroh : 216)

Kesembilan : Bahkan bisa jadi musibah atau ujian yang kita benci tersebut bahkan mendatangkan banyak kebaikan. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
ﻓَﻌَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﺗَﻜْﺮَﻫُﻮﺍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻴْﻪِ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻛَﺜِﻴْﺮًﺍ
“Maka mungkin kalian membenci sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." " (QS An-Nisaa : 19)

Kesepuluh : Ingatlah bahwasanya tidak ada istrirahat total… kegembiraaan total… kecuali di akhirat kelak. Selama anda masih hidup di dunia maka siap-siaplah dengan ujian yang menghadang. Bersabarlah… tegarlah… demi meraih ketentaraman dan kebahagiaan abadi kelak di surga. Ada orang awam yang berkata,
“Kalau mau hidup di dunia harus siap diuji, kalau tidak mau diuji ya… jangan hidup di dunia !!!”

Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 30-03-1433 H / 22 Februari 2011 M

Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja

www.firanda.com

BERMAAFAN SEBELUM MASUK RAMADHAN

BERMAAFAN SEBELUM MASUK RAMADHAN?
Dan Beberapa Kekeliruan Lain Menyambut Ramadhan

SMS, WA, Face Book ataupun Tweeter dan BBM menjelang Ramadhan banyak dipenuhi pesan singkat untuk minta maaf. Atau pesan2 lain yang senada.

Maka penting kita ketahui bagaimana kedudukannya. Ini saya nukil dari beberapa sumber.

---

Beberapa kesalahan sering dilakukan dalam menyambut bulan Ramadhan yang sudah tersebar luas di tengah-tengah kaum muslimin. Semoga dengan mengetahui hal ini, kita dapat membetulkan kekeliruan yang selama ini terjadi.

# Ziarah Kubur

Ziarah kubur adalah sebuah amalan yang mulia di dalam Islam, karena dengan ziarah kubur, manusia akan diingatkan dengan kematian dan akhirat sehingga manusia tidak terlena dengan gemerlapnya kehidupan dunia. Di samping itu, ziarah kubur bisa melunakkan hati yang keras.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya): “Dulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah-kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat melembutkan hati, membuat air mata berlinang, dan mengingatkan kalian akan akhirat namun jangan kalian mengatakan perkataan yang tidak layak (qaulul hujr), ketika berziarah” (HR. Al Hakim no.1393, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jaami’, 7584)

Ziarah kubur ini dianjurkan kapanpun, tidak terikat dengan waktu. Tidak boleh bagi seorangpun yang mengikat ziarah kubur dengan waktu tertentu. Salah satu bentuk pengikatan ziarah kubur dengan waktu tertentu adalah mengkhususkan ziarah kubur pada setiap menjelang datangnya bulan Ramadhan atau bulan-bulan lainnya.

Jika anda ingin berziarah kubur, maka berziarahlah kapanpun waktunya, tidak usah mengkhususkan waktu tertentu untuk berziarah.

# Saling Bermaaf-Maafan

Sama halnya dengan ziarah kubur, meminta maaf juga merupakan sebuah amalan yang mulia di dalam Islam. Jika kita melakukan sebuah kesalahan atau dosa yang berhubungan dengan hak-hak manusia, maka salah satu syarat untuk memohon ampun kepada Allah adalah meminta maaf kepada manusia yang bersangkutan agar dia memaafkan kita, sekaligus kita harus mengembalikan haknya jika ada hak yang telah direnggut.

Meminta maaf juga dianjurkan untuk dilakukan kapanpun selama kita memiliki kesalahan. Caranya adalah dengan menyebutkan kesalahan kita dan kemudian kita minta maaf kepada orang yang bersangkutan atas kesalahan yang kita lakukan. Itulah yang benar.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya): “Orang yang pernah menzhalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi” (HR. Bukhari no.2449)

Namun, di masyarakat kita muncul sebuah tradisi saling meminta maaf menjelang datangnya Ramadhan dan Idul Fitri. Setiap tahunnya menjelang datangnya bulan Ramadhan atau ketika Idul Fitri, kita mendapati sebagian kaum muslimin saling bermaaf-maafan. Anehnya, tidak disebutkan kesalahan apa yang telah diperbuat sehingga mereka meminta maaf.

Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kita untuk segera meminta maaf jika kita berbuat kesalahan kepada orang lain. Hal itu dikarenakan kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput kita. Jika kita meninggal sebelum meminta maaf atas kesalahan kita, maka kesalahan kita tersebut akan kita bawa ke akhirat. Adapun meminta maaf kepada orang lain tanpa tahu sebab kesalahan apa dia meminta maaf, maka ini tidak dianjurkan dalam Islam.

Mungkin ada yang berkata: “Kan mungkin saja ada kesalahan yang tidak kita sadari?”. Maka kita menjawab bahwa memang benar pernyataan tersebut, akan tetapi meminta maaf tanpa sebab itu tidak diajarkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan para shahabat beliau radhiyallaahu ‘anhum.

Di samping itu, kesalahan yang kita lakukan tanpa kita sadari tidaklah terhitung sebagai dosa. Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya): “Sesungguhnya Allah telah memaafkan umatku yang berbuat salah karena tidak sengaja (tidak disadari), atau karena lupa, atau karena dipaksa” (HR. Ibnu Majah, 1675, Al Baihaqi, 7/356, Ibnu Hazm dalam Al-Muhalla, 4/4, di shahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah)

Waspadalah! Menjelang Ramadhan, biasanya tersebar pesan-pesan singkat yang bunyinya kira-kira seperti ini,
“Do’a Malaikat Jibril menjelang Ramadhan: “Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:

Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada)
Tidak berma’afan terlebih dahulu antara suami istri
Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya”
Maka Rasulullah pun mengatakan Amiin sebanyak 3 kali. Dapatkah kita bayangkan, yang berdo’a adalah Malaikat dan yang mengaminkan adalah Rasullullah dan para sahabat, dan dilakukan pada hari Jum’at”.

Doa ini tidak tercantum dalam hadits-hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, dan nampaknya dijadikan sandaran untuk amalan minta maaf menjelang Ramadhan.

Yang ada adalah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya: “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda: “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahih Ibnu Khuzaimah (3/192) dan Imam Ahmad dalam kitab Musnad Imam Ahmad (2/246, 254). Hadits ini dishahihkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/114, 406, 407, 3/295), juga oleh Adz Dzahabi dalam Al Madzhab (4/1682), dihasankan oleh Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (8/142), juga oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘ (212), juga oleh Al Albani di Shahih At Targhib (1679))

Coba cermati makna dua lafazh hadits di atas! Sungguh keduanya amat jauh berbeda. Entah bagaimana asalnya sehingga tersebar lafazh hadits sebagaimana yang banyak tersebar melalui sms-sms.

Sebagai umat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, hendaknya kita berhati-hati dalam menyebarkan sesuatu yang mengatasnamakan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Hendaknya yang kita sebarkan mengenai beliau adalah sesuatu yang shahih, benar dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam mengancam orang-orang yang berdusta atas nama beliau, yakni orang-orang yang menyebarkan hadits atau riwayat yang tidak benar atau palsu dari beliau. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya): “Barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku maka hendaklah ia mengambil tempat tinggalnya di neraka.” (HR. Bukhari-Muslim)

# Padusan (Jawa) atau Balimau (Sumatera Barat)
Padusan adalah tradisi yang tersebar di beberapa daerah di Jawa. Padusan adalah upacara berendam atau mandi di sumur-sumur, atau sumber mata air yang di anggap keramat. Upacara ini dinamakan padusan yang bermakna penyucian jiwa dan raga seseorang yang akan melakukan ibadah puasa. Selain itu, padusan bermakna sebagai pembersihan diri dari kesalahan dan dosa yang telah dilakukan.

Di samping padusan, kita juga mengenal tradisi balimau. Tradisi balimau ini hampir mirip dengan tradisi padusan, yakni berendam atau mandi bersama-sama, bercampur baur antara laki-laki-perempuan di sungai-sungai atau tempat-tempat pemandian. Tradisi balimau ini berasal dari Sumatera Barat. Tradisi ini biasanya dilakukan beberapa hari menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Dimulai dari matahari terbit hingga matahari terbenam. Ada juga yang memulainya menjelang terbenam matahari hingga malam. Mirip dengan padusan, balimau juga bermakna pembersihan diri secara lahir dan batin agar siap menjalankan ibadah puasa.

Itulah gambaran sekilas dari tradisi Padusan dan Balimau yang ada di masyarakat kita. Maka nampaklahl bagaimana pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah di dalamnya. Kaum muslimin yang melakukan tradisi ini, mereka bercampur baur antara laki-laki dan perempuan, para wanita yang membuka aurat-aurat mereka sehingga ditonton oleh kaum lelaki dengan seenaknya.

Sungguh, Islam adalah agama yang memerintahkan untuk tidak bercampur baur antara laki-laki dan perempuan jika tidak ada hajat yang mendesak. Islam juga agama yang memerintahkan laki-laki dan perempuan untuk menjaga aurat masing-masing. Kita telah berada di zaman dimana aurat bukanlah sesuatu yang sangat berharga sehingga dengan mudahnya dipertontonkan kepada siapapun. Begitulah Islam menjaga aurat, terutama bagi wanita sampai-sampai Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melarang kaum wanita memasuki tempat pemandian umum.

Aisyah radhiyallaahu ‘anhaa pernah berkata kepada para wanita yang biasa masuk ke pemandian umum. Beliau berkata (artinya), “Apakah kalian ini yang biasa membiarkan wanita-wanita kalian masuk ke tempat pemandian (umum)? Aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya), ‘Tidak ada seorang wanita pun yang melepas pakaiannya (tanpa busana) di selain rumah suaminya melainkan ia telah mengoyak penutup antara dia dan Rabbnya” (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim, dan ia menshahihkannya di atas syarat Syaikhain (Al-Bukhari dan Muslim) dan Adz-Dzahabi menyepakatinya)

Inilah cara yang salah untuk menyucikan diri menjelang Ramadhan. Mereka yang melaksanakan tradisi ini mengklaim bahwa dengan melaksanakan tradisi ini, maka jiwa dan raga bisa disucikan. Padahal sesungguhnya mereka justru mengotori jiwa-jiwa mereka dengan dosa dan maksiat dan mereka telah menodai kehormatan bulan Ramadhan. Na’udzubillaahi min dzalik.

# Menyalakan Petasan

Hampir di setiap daerah ada tradisi menyalakan petasan. Tradisi ini biasanya dimulai dari menjelang Ramadhan hingga pada puncaknya nanti pada hari Idul Fitri sehingga bisa kita lihat para pedagang yang menawarkan komoditi dagang berupa petasan berjajar di pinggir-pinggir jalan, demikian juga di sebagian toko pun ada yang menawarkan barang yang serupa. Sehingga hari-hari Ramadhan yang seharusnya dilewati dengan suasana khusyuk berubah menjadi suasana “mencekam” lantaran suara ledakan petasan.

Ramadhan adalah bulan yang harusnya kita lalui dengan suasana dan kondisi nyaman yang bisa mendukung kita untuk khusyuk beribadah kepada Allah. Kita hendaknya bisa menjaga kenyamanan selama bulan Ramadhan. Perbuatan yang mengganggu kenyamanan publik adalah perbuatan yang tercela dalam agama kita. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menggambarkan sifat seorang muslim. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya), “Sebaik-baik (kualitas) keislaman kaum mukminin adalah orang yang kaum muslimin merasa aman dari (kejahatan) lisan dan tangannya.” (HR. Ath-Thabrani)

Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menjelaskan tentang sifat seorang muslim, yakni muslim yang bisa membawa dan menjaga keamanan dan kenyamanan. Keamanan dan kenyamanan bisa kita jaga jika kita bisa mengendalikan tangan dan lisan kita dari menyakiti orang lain. Dan menyalakan petasan itu merupakan perbuatan yang bisa mengganggu keamanan dan kenyamanan orang lain. Banyak kita dengar keluhan demi keluhan yang keluar dari lisan kaum muslimin terhadap petasan-petasan yang disulut yang mengeluarkan suara-suara yang menggelegar. Hal tersebut sangat mengganggu kenyamanan. Ketika manusia akan istirahat pada malam harinya, ternyata mereka tidak bisa beristirahat dengan tenang karena suara ledakan petasan yang dinyalakan.

Di samping itu, petasan juga membahayakan diri sendiri dan orang lain. Betapa seringnya kita mendengar dan melihat orang-orang yang celaka akibat petasan ini. Di antara mereka ada yang terluka, cacat bahkan mati lantaran ledakan petasan. Di samping kerusakan jiwa petasan juga menyebabkan kerusakan material, misal kebakaran.

Di antara kita mungkin ada yang berkata, “Kami menyalakan petasan yang tidak membahayakan jiwa dan material kok. Kami hanya menyulut kembang api kecil atau petasan-petasan kecil yang tidak membahayakan”, maka kami jawab bahwa baik petasan yang membahayakan ataupun tidak tetaplah membawa mudharat. Keduanya sama-sama merupakan pemborosan atau mubadzir terhadap harta. Dan Allah telah melarang kita untuk berperilaku mubadzir.

Allah berfirman (artinya), “Berikanlah kerabat dekat, orang miskin dan ibnu sabil hak mereka. dan jangan sekali-sekali bersikap tabdzir, sesungguhnya orang yang suka bersikap tabdzir adalah teman setan.” (QS. al-Isra’: 26 – 27)

Itu adalah lima contoh dari tradisi yang salah kaprah dalam menyambut Ramadhan. Saya tidaklah membatasi pada lima tradisi yang tersebut di atas karena masih begitu banyak tradisi yang tersebar di masyarakat di daerah yang berbeda-beda. Lima tradisi di atas hanyalah contoh dari tradisi-tradisi yang ada di masyarakat dalam menyambut bulan Ramadhan.

Hendaklah kita menyambut datangnya bulan Ramadhan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh para shahabat beliau radhiyallaahu ‘anhum.

Wallahu a'lam

BENCI BERBUAH JATUH HATI

BENCI BERBUAH JATUH HATI

Kisah ini sangat menarik. Saya tak pandai menceritakan.. tetapi bacalah. Kisahnya memang menggugah.

---------

Kebencian itu terlihat jelas  di raut wajahnya. Sebuah dendam yang mendalam dari sorot mata yang tajam. Seorang pemuda yang selalu membututi dan siap menyerang kapan pun. Dalam pikirannya sudah direncanakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad Shalalllahu 'alaihi wasallam. Desah napasnya begitu membuncah.

Pemuda itu bernama Fadlalah bin Umair. Ia mengintai Nabi yang sedang bertawaf di Baitullah Al-Haram. Perlahan ia mendekati Rasullullah, wajahnya tampak tak tenang dengan sorot kebencian memancar dari matanya. Semakin dekat dengan Rasullullah membuat jantungnya berdegup kencang. Nafsu ingin menghabisi itu pun semakin mendorong jiwa Fadlalah bin Umair. Namun ketika keduanya sudah dekat, Rasullullah Shalallahu 'alaihi wasallam menyapa dengan ramah sekali.

“Bukankah engkau Fadlalah bin Umair?”

Mendengar suara lembut Rasullullah membuat amarah di dada Fadlalah turun. Sapaan ramah Nabi membuat Fadlalah bin Umair berubah tiba-tiba.

“Benar, Ya Rasululullah,” jawab Fadlalah bin Umair singkat dengan raut wajah bimbang.

“Apa yang engkau bicarakan  dalam hatimu?” Rasululullah Shalallahu 'alaihi wasallam  menyelidiki raut wajah bingung Fadlalah bin Umair.

“Tidak ada, aku sedang berdzikir mengingat Allah Subhanahu wa Ta'alaa”,  jawab Fadlalah mengelak dan juga gugup.

Mendengar kata-kata fadlalah bin Umair Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam pun tersenyum, lalu bersabda :

“Beristighfarlah engkau kepada Allah Subhanahu wa Ta'alaa!” Sambil Nabi menyentuh dada Fadlalah bin Umair. Seketika itu hati pemuda yang ingin membunuh Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam pun hilang sekejap. Fadlalah bin Umair menjadi tenang hatinya dan pedang kebencian itu hilang bersama senyum ramah Baginda Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam.

Fadlalah bin Umair selalu mengingat peristiwa yang membuatnya berubah. Yang akan selalu dikenang dalam sejarah hidupnya. Sikap ramah Baginda Rasullullah Shalallahu 'alaihi wasallam dan juga senyum yang membawa kedamaian di hati Fadlalah. Hingga Fadlalah pun berkata:

“Demi Allah, tidaklah Nabi mengangkat tangannya di dadaku, sehingga tidak ada satu pun makhluk Allah yang lebih aku cintai darinya.”

Nabi dicintai oleh umatnya karena budi pekertinya yang baik, keluhuran, sikap santun, selalu bersikap baik terhadap orang-orang yang ingin mendzoliminya, dan senyum yang menentramkan. Akhlak mulia Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam yang selalu membawa kedamaian.

“Senyumanmu pada wajah saudaramu adalah sedekah bagimu.” (HR. Tirmidzi)

Indahnya akhlaq yang mulia. Bahkan hati yang benci pun bisa berubah menjadi jatuh hati.

EmYe

Jumat, 20 Mei 2016

BERMAAFAN SEBELUM MASUK RAMADHAN

BERMAAFAN SEBELUM MASUK RAMADHAN?
Dan Beberapa Kekeliruan Lain Menyambut Ramadhan

SMS, WA, Face Book ataupun Tweeter dan BBM menjelang Ramadhan banyak dipenuhi pesan singkat untuk minta maaf. Atau pesan2 lain yang senada.

Maka penting kita ketahui bagaimana kedudukannya. Ini saya nukil dari beberapa sumber.

---

Beberapa kesalahan sering dilakukan dalam menyambut bulan Ramadhan yang sudah tersebar luas di tengah-tengah kaum muslimin. Semoga dengan mengetahui hal ini, kita dapat membetulkan kekeliruan yang selama ini terjadi.

# Ziarah Kubur

Ziarah kubur adalah sebuah amalan yang mulia di dalam Islam, karena dengan ziarah kubur, manusia akan diingatkan dengan kematian dan akhirat sehingga manusia tidak terlena dengan gemerlapnya kehidupan dunia. Di samping itu, ziarah kubur bisa melunakkan hati yang keras.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya): “Dulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah-kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat melembutkan hati, membuat air mata berlinang, dan mengingatkan kalian akan akhirat namun jangan kalian mengatakan perkataan yang tidak layak (qaulul hujr), ketika berziarah” (HR. Al Hakim no.1393, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jaami’, 7584)

Ziarah kubur ini dianjurkan kapanpun, tidak terikat dengan waktu. Tidak boleh bagi seorangpun yang mengikat ziarah kubur dengan waktu tertentu. Salah satu bentuk pengikatan ziarah kubur dengan waktu tertentu adalah mengkhususkan ziarah kubur pada setiap menjelang datangnya bulan Ramadhan atau bulan-bulan lainnya.

Jika anda ingin berziarah kubur, maka berziarahlah kapanpun waktunya, tidak usah mengkhususkan waktu tertentu untuk berziarah.

# Saling Bermaaf-Maafan

Sama halnya dengan ziarah kubur, meminta maaf juga merupakan sebuah amalan yang mulia di dalam Islam. Jika kita melakukan sebuah kesalahan atau dosa yang berhubungan dengan hak-hak manusia, maka salah satu syarat untuk memohon ampun kepada Allah adalah meminta maaf kepada manusia yang bersangkutan agar dia memaafkan kita, sekaligus kita harus mengembalikan haknya jika ada hak yang telah direnggut.

Meminta maaf juga dianjurkan untuk dilakukan kapanpun selama kita memiliki kesalahan. Caranya adalah dengan menyebutkan kesalahan kita dan kemudian kita minta maaf kepada orang yang bersangkutan atas kesalahan yang kita lakukan. Itulah yang benar.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya): “Orang yang pernah menzhalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi” (HR. Bukhari no.2449)

Namun, di masyarakat kita muncul sebuah tradisi saling meminta maaf menjelang datangnya Ramadhan dan Idul Fitri. Setiap tahunnya menjelang datangnya bulan Ramadhan atau ketika Idul Fitri, kita mendapati sebagian kaum muslimin saling bermaaf-maafan. Anehnya, tidak disebutkan kesalahan apa yang telah diperbuat sehingga mereka meminta maaf.

Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kita untuk segera meminta maaf jika kita berbuat kesalahan kepada orang lain. Hal itu dikarenakan kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput kita. Jika kita meninggal sebelum meminta maaf atas kesalahan kita, maka kesalahan kita tersebut akan kita bawa ke akhirat. Adapun meminta maaf kepada orang lain tanpa tahu sebab kesalahan apa dia meminta maaf, maka ini tidak dianjurkan dalam Islam.

Mungkin ada yang berkata: “Kan mungkin saja ada kesalahan yang tidak kita sadari?”. Maka kita menjawab bahwa memang benar pernyataan tersebut, akan tetapi meminta maaf tanpa sebab itu tidak diajarkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan para shahabat beliau radhiyallaahu ‘anhum.

Di samping itu, kesalahan yang kita lakukan tanpa kita sadari tidaklah terhitung sebagai dosa. Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya): “Sesungguhnya Allah telah memaafkan umatku yang berbuat salah karena tidak sengaja (tidak disadari), atau karena lupa, atau karena dipaksa” (HR. Ibnu Majah, 1675, Al Baihaqi, 7/356, Ibnu Hazm dalam Al-Muhalla, 4/4, di shahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah)

Waspadalah! Menjelang Ramadhan, biasanya tersebar pesan-pesan singkat yang bunyinya kira-kira seperti ini,
“Do’a Malaikat Jibril menjelang Ramadhan: “Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:

Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada)
Tidak berma’afan terlebih dahulu antara suami istri
Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya”
Maka Rasulullah pun mengatakan Amiin sebanyak 3 kali. Dapatkah kita bayangkan, yang berdo’a adalah Malaikat dan yang mengaminkan adalah Rasullullah dan para sahabat, dan dilakukan pada hari Jum’at”.

Doa ini tidak tercantum dalam hadits-hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, dan nampaknya dijadikan sandaran untuk amalan minta maaf menjelang Ramadhan.

Yang ada adalah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya: “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda: “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahih Ibnu Khuzaimah (3/192) dan Imam Ahmad dalam kitab Musnad Imam Ahmad (2/246, 254). Hadits ini dishahihkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/114, 406, 407, 3/295), juga oleh Adz Dzahabi dalam Al Madzhab (4/1682), dihasankan oleh Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (8/142), juga oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘ (212), juga oleh Al Albani di Shahih At Targhib (1679))

Coba cermati makna dua lafazh hadits di atas! Sungguh keduanya amat jauh berbeda. Entah bagaimana asalnya sehingga tersebar lafazh hadits sebagaimana yang banyak tersebar melalui sms-sms.

Sebagai umat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, hendaknya kita berhati-hati dalam menyebarkan sesuatu yang mengatasnamakan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Hendaknya yang kita sebarkan mengenai beliau adalah sesuatu yang shahih, benar dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam mengancam orang-orang yang berdusta atas nama beliau, yakni orang-orang yang menyebarkan hadits atau riwayat yang tidak benar atau palsu dari beliau. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya): “Barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku maka hendaklah ia mengambil tempat tinggalnya di neraka.” (HR. Bukhari-Muslim)

# Padusan (Jawa) atau Balimau (Sumatera Barat)
Padusan adalah tradisi yang tersebar di beberapa daerah di Jawa. Padusan adalah upacara berendam atau mandi di sumur-sumur, atau sumber mata air yang di anggap keramat. Upacara ini dinamakan padusan yang bermakna penyucian jiwa dan raga seseorang yang akan melakukan ibadah puasa. Selain itu, padusan bermakna sebagai pembersihan diri dari kesalahan dan dosa yang telah dilakukan.

Di samping padusan, kita juga mengenal tradisi balimau. Tradisi balimau ini hampir mirip dengan tradisi padusan, yakni berendam atau mandi bersama-sama, bercampur baur antara laki-laki-perempuan di sungai-sungai atau tempat-tempat pemandian. Tradisi balimau ini berasal dari Sumatera Barat. Tradisi ini biasanya dilakukan beberapa hari menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Dimulai dari matahari terbit hingga matahari terbenam. Ada juga yang memulainya menjelang terbenam matahari hingga malam. Mirip dengan padusan, balimau juga bermakna pembersihan diri secara lahir dan batin agar siap menjalankan ibadah puasa.

Itulah gambaran sekilas dari tradisi Padusan dan Balimau yang ada di masyarakat kita. Maka nampaklahl bagaimana pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah di dalamnya. Kaum muslimin yang melakukan tradisi ini, mereka bercampur baur antara laki-laki dan perempuan, para wanita yang membuka aurat-aurat mereka sehingga ditonton oleh kaum lelaki dengan seenaknya.

Sungguh, Islam adalah agama yang memerintahkan untuk tidak bercampur baur antara laki-laki dan perempuan jika tidak ada hajat yang mendesak. Islam juga agama yang memerintahkan laki-laki dan perempuan untuk menjaga aurat masing-masing. Kita telah berada di zaman dimana aurat bukanlah sesuatu yang sangat berharga sehingga dengan mudahnya dipertontonkan kepada siapapun. Begitulah Islam menjaga aurat, terutama bagi wanita sampai-sampai Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melarang kaum wanita memasuki tempat pemandian umum.

Aisyah radhiyallaahu ‘anhaa pernah berkata kepada para wanita yang biasa masuk ke pemandian umum. Beliau berkata (artinya), “Apakah kalian ini yang biasa membiarkan wanita-wanita kalian masuk ke tempat pemandian (umum)? Aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya), ‘Tidak ada seorang wanita pun yang melepas pakaiannya (tanpa busana) di selain rumah suaminya melainkan ia telah mengoyak penutup antara dia dan Rabbnya” (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim, dan ia menshahihkannya di atas syarat Syaikhain (Al-Bukhari dan Muslim) dan Adz-Dzahabi menyepakatinya)

Inilah cara yang salah untuk menyucikan diri menjelang Ramadhan. Mereka yang melaksanakan tradisi ini mengklaim bahwa dengan melaksanakan tradisi ini, maka jiwa dan raga bisa disucikan. Padahal sesungguhnya mereka justru mengotori jiwa-jiwa mereka dengan dosa dan maksiat dan mereka telah menodai kehormatan bulan Ramadhan. Na’udzubillaahi min dzalik.

# Menyalakan Petasan

Hampir di setiap daerah ada tradisi menyalakan petasan. Tradisi ini biasanya dimulai dari menjelang Ramadhan hingga pada puncaknya nanti pada hari Idul Fitri sehingga bisa kita lihat para pedagang yang menawarkan komoditi dagang berupa petasan berjajar di pinggir-pinggir jalan, demikian juga di sebagian toko pun ada yang menawarkan barang yang serupa. Sehingga hari-hari Ramadhan yang seharusnya dilewati dengan suasana khusyuk berubah menjadi suasana “mencekam” lantaran suara ledakan petasan.

Ramadhan adalah bulan yang harusnya kita lalui dengan suasana dan kondisi nyaman yang bisa mendukung kita untuk khusyuk beribadah kepada Allah. Kita hendaknya bisa menjaga kenyamanan selama bulan Ramadhan. Perbuatan yang mengganggu kenyamanan publik adalah perbuatan yang tercela dalam agama kita. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menggambarkan sifat seorang muslim. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya), “Sebaik-baik (kualitas) keislaman kaum mukminin adalah orang yang kaum muslimin merasa aman dari (kejahatan) lisan dan tangannya.” (HR. Ath-Thabrani)

Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menjelaskan tentang sifat seorang muslim, yakni muslim yang bisa membawa dan menjaga keamanan dan kenyamanan. Keamanan dan kenyamanan bisa kita jaga jika kita bisa mengendalikan tangan dan lisan kita dari menyakiti orang lain. Dan menyalakan petasan itu merupakan perbuatan yang bisa mengganggu keamanan dan kenyamanan orang lain. Banyak kita dengar keluhan demi keluhan yang keluar dari lisan kaum muslimin terhadap petasan-petasan yang disulut yang mengeluarkan suara-suara yang menggelegar. Hal tersebut sangat mengganggu kenyamanan. Ketika manusia akan istirahat pada malam harinya, ternyata mereka tidak bisa beristirahat dengan tenang karena suara ledakan petasan yang dinyalakan.

Di samping itu, petasan juga membahayakan diri sendiri dan orang lain. Betapa seringnya kita mendengar dan melihat orang-orang yang celaka akibat petasan ini. Di antara mereka ada yang terluka, cacat bahkan mati lantaran ledakan petasan. Di samping kerusakan jiwa petasan juga menyebabkan kerusakan material, misal kebakaran.

Di antara kita mungkin ada yang berkata, “Kami menyalakan petasan yang tidak membahayakan jiwa dan material kok. Kami hanya menyulut kembang api kecil atau petasan-petasan kecil yang tidak membahayakan”, maka kami jawab bahwa baik petasan yang membahayakan ataupun tidak tetaplah membawa mudharat. Keduanya sama-sama merupakan pemborosan atau mubadzir terhadap harta. Dan Allah telah melarang kita untuk berperilaku mubadzir.

Allah berfirman (artinya), “Berikanlah kerabat dekat, orang miskin dan ibnu sabil hak mereka. dan jangan sekali-sekali bersikap tabdzir, sesungguhnya orang yang suka bersikap tabdzir adalah teman setan.” (QS. al-Isra’: 26 – 27)

Itu adalah lima contoh dari tradisi yang salah kaprah dalam menyambut Ramadhan. Saya tidaklah membatasi pada lima tradisi yang tersebut di atas karena masih begitu banyak tradisi yang tersebar di masyarakat di daerah yang berbeda-beda. Lima tradisi di atas hanyalah contoh dari tradisi-tradisi yang ada di masyarakat dalam menyambut bulan Ramadhan.

Hendaklah kita menyambut datangnya bulan Ramadhan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh para shahabat beliau radhiyallaahu ‘anhum.

Wallahu a'lam

Rabu, 18 Mei 2016

KEPADA PARA SAHABATKU

KEPADA PARA SAHABATKU

Tolong Bawa Aku ke Syurga..

Mengunjungi seorang teman yang sedang kritis sakitnya, dia menggenggam erat tangan saya, lalu menarik ke mukanya, dan membisikkan sesuatu..

Dalam airmata berlinang dan ucapan yg terbata2 dia berkata," jika kamu tidak melihat aku di syurga, tlg tanya pada Allah di mana aku, tolonglah aku ketika itu..."

Dia langsung terisak menangis, lalu saya memeluknya dan meletakkan muka saya di bahunya. Sayapun berbisik," Insya Allah, insya Allah, aku juga mohon kepadamu jika kamu juga tidak melihat aku di syurga..."

Kami pun menangis bersama, entah berapa lama...

Ketika saya meninggalkan Rumah Sakit, saya terkenang akan pesan beliau...

Sebenarnya pesan itu pernah di sampaikan oleh seorang ulama besar, Ibnu Jauzi, yg berkata kpd sahabatnya sambil menangis :

"Jika kamu tidak menemui aku di syurga bersama kamu, maka tolonglah tanya kepada Allah tentang aku ; Wahai Rabb kami, si fulan sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang Engkau, maka masukkanlah dia bersama kami di syurga."

Ibnu Jauzi berpesan begini bersandar kepada sebuah hadits :

"Apabila penghuni syurga telah masuk ke dalam syurga lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yg selalu bersama mereka dahulu di dunia, maka mereka pun bertanya kepada Allah ; Ya Rabb! kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia bersholat bersama kami, berpuasa bersama kami dan berjuang bersama kami..."

Maka Allah berfirman, " Pergilah ke neraka, lalu keluarkanlah sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman, walau hanya sebesar zarrah".
(Ibnu Mubarak dlm kitab Az Zuhd)

Maka wahai sahabat2ku,

Di dalam bersahabat, pilih lah mereka yg boleh membantu kita bukan ikatan di dunia, tetapi hingga akhirat..

Carilah sahabat2 yg senantiasa berbuat amal sholeh, yg sholat berjamaah, berpuasa dan sentiasa berpesan agar meningkatkan keimanan, serta berjuang untuk menegakkan agama Islam.

Carilah teman yg mengajak ke majlis ilmu, mengajak berbuat kebaikan, bersama untuk kerja kebajikan, serta selalu berpesan dgn kebenaran.

Teman yg dicari kerana urusan niaga, pekerjaan, teman nonton bola, teman memancing, teman bershopping, teman fb utk bercerita hal politik, teman whatsapp utk menceritakan hal dunia, akan berpisah pada garis mati dan masing2 hanya akan membawa diri sendiri.

Tetapi teman yg bertakwa, akan mencari kita untuk bersama ke syurga....

Simaklah diri, apakah ada teman yg seperti ini dalam kehidupan kita, atau yg ada mungkin lebih buruk dari kita...

Ayo berubah sekarang, kurangi waktu dgn teman yg hanya condong pada dunia, carilah teman yg membawa kita bersama ke syurga, karena kita tidak bisa mengharapkan pahala ibadah kita saja utk masuk syurganya Allah..

Perbanyaklah usaha, moga satu darinya akan tersangkut, dan membawa kita ke pintu syurga....

Al-Hasan Al-Bashri berkata :

" Perbanyakkanlah sahabat-sahabat mukminmu, karena mereka memiliki syafa'at pada hari kiamat”.

Pejamkan mata, berfikirlah,.. siapa agaknya di antara sahabat2 kita yg akan mencari dan mengajak kita bersama2 ke syurga..

Jika tidak, mulailah hari ini mencari teman ke syurga sebagai suatu misi pribadi.

Agaknya kepada siapa antum boleh menyampaikan pesan ini?

--------
Sahabat, tolong tanyakan Allah jika aku tak bersamamu di syurga-Nya...❤

Minggu, 15 Mei 2016

LIHATLAH ISI HATIKU

LIHATLAH ISI HATIKU

Tak tahan menahannya dalam hatiku. Maka kini, kuungkapkan isi hatiku. Saudaraku aku mencintaimu karena Allah.

Lihatlah semut. Makhluk kecil yang remeh.. tetapi mereka saling bekerjasama dan saling membantu. Mereka tak pernah bertengkar satu sama lainnya.

Lihatlah sekumpulan burung kuntul. Mereka bisa terbang jauh berkat kerjasama menghadapi hembusan angin kencang dengan formasi V. Bila ada yang kelelahan salah satunya menggantikan yang lain tanpa mencela.

Lalu bagaimana dengan kita? Kadang kita ini ke GR-an dengan amal kita. Kita merasa aqidah kita kuat,  ilmu kita cukup karena ngaji sudah lama, penampilan kita sudah nyunnah, dan lainnya. Tetapi cobalah tengok hadits berikut untuk mengukur standar keimanan kita.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga dia mencintai bagi saudaranya apa yang dia cintai bagi dirinya sendiri.” (HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45)

Kita boleh bertanya pada diri kita
Bagaimana engkau mencintai saudaramu?
Apakah engkau mudah memaafkan jika saudaramu melakukan kesalahan?
Apakah engkau membantunya ketika dia dalam kesulitan?
Apakah engkau menutupi aibnya dan tidak membuka aibnya?
Apakah engkau suka memberi hadiah kepadanya?

Kawan,
Mari kita instropeksi diri kita. Bisa jadi kita sudah terlalu sering mendengar hadits itu. Bahkan kita sudah menghafalnya. Tetapi mengamalkan dalam kehidupan nyata.. maka kita harus jujur pada diri kita.

Bukankah kita lebih suka membicarakan kekurangan saudara kita ketimbang memuji kelebihannya?
Bukankah kita lebih mudah tersinggung dengan kekhilafan atau kesalahan2nya daripada memaafkannya?
Bukankah kita masih suka mengghibahnya ketimbang menutupi aibnya?
Bukankah Allah dan Rasul-Nya memerintahkan agar kita memperkuat ukhuwah kita?

Betapa mudahnya kita bersu'udzon, mencela, bahkan mentahdzir saudara kita seolah kita itu sempurna dan paling benar.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kalian mendapat rahmat.” (QS. Al Hujurat:10).

Allah Ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman.” (QS. Al Anfal:1).

Bahkan sebaliknya, Islam justru melarang keras pada perpecahan dan permusuhan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.” (QS. Ali ‘Imran:103).

Allah Ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Dan bahwa yang kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kamu dari dari jalan-Nya.” (QS. Al An’am:153).

Indahnya Ukhuwah

Sejatinya, ukhuwah inilah yang menjadi salah satu rahasia kekuatan dan kekokohan umat Islam. Oleh karenanya, orang-orang yang beriman diibaratkan semisal bangunan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesunguhnya seorang mukmin dengan mukmin lain ialah seperti bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya” (HR. Bukhari)

Dan sejatinya, ukhuwah inilah yang menjadi salah satu rahasia keindahan umat Islam. Dengannya akan musnah rasa fanatisme kesukuan dan kebangsaan. Sehingga muslim sedunia bernaung di bawah bendera yang satu. Itulah fungsi ukhuwah yang menjadi pemersatu. Bahkan, sampai-sampai Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengibaratkannya sebagai satu tubuh. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam belas kasih dan kasih sayang di antara mereka ialah laksana satu tubuh. Ketika ada anggota tubuh yang sakit, maka anggota tubuh yang lain pun akan ikut merasakan sakit dan demam.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Ada sebuah hubungan persaudaraan yang paling kuat pegangannya, paling kental hubungannya, paling erat jalinannya, dan paling utuh kasih sayangnya. Ia merupakan hubungan yang tiada pernah luntur dan lapuk, tiada pernah lekang oleh tempat dan waktu. Justru, ia mampu menyatukan orang-orang yang ada di daerah yang berjauhan. Engkau sudah tahu kawan, hubungan tersebut ialah ukhuwah (persaudaraan) atas dasar aqidah dan keimanan.

Maka segeralah beristighfar. Datangi saudaramu dengan ikhlas dan penuh kelembutan. Bila ia mencelamu, biarkan saja karena engkau hanya berharap ridho pada Rabb-mu.

Sambutlah Ramadhan dengan hati yang bersih. Lawan bisikan setan dan keraguan dengan hanya berlindung kepada Allah. Sungguh.. saya berharap kita bisa bersama dalam ridho Allah sampai di jannah-Nya kelak. Insya Allah.

eMYe

Sabtu, 14 Mei 2016

Pesan ringkas dan padat bagi pasutri

Pesan ringkas dan padat bagi pasutri...

=======

Abul Aswad Addu'ali (pencetus ilmu nahwu, wafat tahun 69 H, rohimahulloh)... ketika menikahkan putrinya beliau berpesan kepadanya:

"Muliakanlah kedua matanya, hidungnya, dan kedua telinganya".

[Lihat kitab Mu'jamul Udaba' 4/1467].

Memang tidak semua orang mampu memahaminya, karena bahasanya yg tinggi... Namun bila direnungkan, sungguh pesan yg singkat itu memiliki makna yg sangat mendalam, beliau menginginkan agar putrinya tersebut, memuliakan suaminya dengan tiga hal: 

1. Penampilan yg indah, agar kedua mata suaminya senang dan selalu tertarik memandangnya.
2. Parfum yg wangi, agar hidung suaminya nyaman mencium harumnya.
3. Kata-kata yg baik, agar kedua telinga suaminya terhibur dan bahagia ketika mendengarnya.

Meskipun pesan ini dikatakan Abul Aswad untuk putrinya, bukan berarti seorang suami tidak perlu melakukan hal ini... Bahkan sudah sepantasnya, seorang suami juga berusaha untuk mewujudkan isi pesan ini.

Karena Allah ta'ala telah berfirman:

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ

"Para isteri itu berhak mendapatkan kebaikan, sebagaimana kebaikan yg dibebankan kepada mereka". [Al-Baqoroh: 228].

Mari jaga jalinan suci pernikahan, dengan cara saling memuliakan... Muliakanlah dia dengan penampilan yg indah, aroma yg wangi, dan perkataan yg baik dan menghibur.

Semoga bermanfaat.

Ustadz Ad Dariny

@kajianislamchannel
══════ -=��=- ══════
Broadcasted by Islam itu Indah
- Instagram: @islamituindah.id
- Line: @islamituindah (pakai @) atau klik: http://line.me/ti/p/%40islamituindah
- Telegram channel: @islamindah

Amal yang Cantik

�� Amal yang Cantik ��

Beramal bukan asal banyak
Tapi mesti cantik,
Mesti ahsan,
Mesti terbaik.

Karena Allah menilai amal itu, Bukan sekadar karena jumlah. Tapi apakah dia amal yang berkualitas baik
Atau hanya asal-asalan?

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)

Lihatlah, Kawan …

Dalam ayat di atas, yang dinilai adalah siapa yang lebih baik amalnya. Bukan siapa yang lebih banyak amalnya. Karena banyak, belum tentu baik. Apa gunanya banyak tapi tak baik?

Shalat sunnah dengan banyak rakaat, tapi hilang khusyuk dan tuma’ninah, sekadar mematuk-matuk seperti burung, Shalat yang baik insya Allah akan memberi kesan dalam diri, menenteramkan hati, mencegah seseorang berbuat keji dan mungkar.

Pastinya, shalat asal-asalan bukan jenis shalat yang diterima di sisi Allah. Ada rukun dan hal-hal wajib yang harus dipenuhi. Bila shalatnya secepat kilat, apakah kira-kira seseorang bisa membaca Al-Fatihah dengan sempurna? Apakah punggungnya akan lurus dengan tenang saat rukuk, sujudnya mantap sebelum bangkit lagi untuk duduk, atau tahiyatnya dibaca dengan sempurna?

Membaca Al-Quran 100 ayat dengan gaya “kumur-kumur” apakah sama dengan membaca 10 ayat dengan tilawah yang tenang, memperhatikan tajwid, dan meresapkan maknanya ke dalam hati?

Sedekah 10 juta gara-gara ingin pamer apakah sama dengan sedekah 1 juta semata ikhlas karena Allah (tidak peduli puja-puji manusia)?

Amal yang baik, amal yang cantik. Cirinya ada dua:
1. Ikhlas.
2. Benar.

Ikhlas, semata karena Allah. Benar, mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
══════ -=��=- ══════
Broadcasted by Islam itu Indah
- Instagram: @islamituindah.id
- Line: @islamituindah (pakai @) atau klik: http://line.me/ti/p/%40islamituindah
- Telegram channel: @islamindah