Rabu, 28 September 2016

BAHAYA RIBA

^°°° " BAHAYA RIBA "

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du;

Allah Ta'ala telah memberikan banyak ancaman bagi pelaku dan pengguna riba dan memberikan balasan yang setimpal dengan perbuatan nya.
Allah Ta'ala berfirman,

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila” . (QS Al Baqarah:275).

وقال ابن عباس: آكل الربا يبعث يوم القيامة مجنونا يُخْنَق.

Ibnu Abbas mengatakan, “Orang yang memakan riba itu akan dibangkitkan pada hari Kiamat dalam keadaan gila tercekik”. (HR Ibnu Abi Hatim)

Allah Ta'ala berfirman,

يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ

“Allah itu menghapus riba dan mengembangkan sedekah” (QS Al -  Baqarah: 276).

Allah Ta'ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (278) فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ (279)

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang benar benar beriman. Jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya". (QS Al-Baqarah: 278-279).

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ »  . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا هُنَّ قَالَ « الشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ ، وَالتَّوَلِّى يَوْمَ الزَّحْفِ ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِل

Dari Abu Hurairah, Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan!”. Para shahabat bertanya, “Apa saja tujuh dosa itu wahai rasulullah?”.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Menyekutukan Allah, sihir, menghabisi nyawa yang Allah haramkan tanpa alasan yang dibenarkan, memakan riba, memakan harta anak yatim, meninggalkan medan perang setelah perang berkecamuk dan menuduh berzina wanita baik baik”. (HR Bukhari dan Muslim)

عَنْ جَابِرٍ قَالَ لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ.

Dari Jabir, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melaknat orang yang memakan riba, nasabah riba, juru tulis dan dua saksi transaksi riba. Nabi bersabda, “Mereka itu sama”.(HR Muslim)

عن عبد الله : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : الربا ثلاثة و سبعون بابا أيسرها مثل أن ينكح الرجل أمه

Dari Abdullah bin Mas’ud, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Riba itu memiliki 73 pintu. Dosa riba yang paling ringan itu semisal dosa menyetubuhi ibu sendiri”. (HR Hakim)

عَنْ كَعْبٍ قَالَ لأَنْ أَزْنِىَ ثَلاَثاً وَثَلاَثِينَ زَنْيَةً أَحَبُّ إِلَىَّ مِنْ أَنْ آكُلَ دِرْهَمَ رِباً يَعْلَمُ اللَّهُ أَنِّى أَكَلْتُهُ حِينَ أَكَلْتُهُ رِباً.

Dari Kaab bin al Ahbar, beliau mengatakan, “Sungguh jika aku berzina sebanyak 36 kali itu lebih kusukai dari pada aku memakan satu dirham riba yang Allah tahu bahwa aku memakannya dalam keadaan aku tahu bahwa itu riba”. (Riwayat Ahmad)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَنْظَلَةَ غَسِيلِ الْمَلاَئِكَةِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « دِرْهَمُ رِباً يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتَّةٍ وَثَلاَثِينَ زَنْيَةً »

Dari Abdullah bin Hanzhalah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham uang riba yang dinikmati seseorang dalam keadaan tahu bahwa itu riba dosanya lebih jelek dari pada berzina 36 kali”. (HR Ahmad)

 عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَنْظَلَةَ غَسِيلِ الْمَلاَئِكَةِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « دِرْهَمُ رِباً يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتَّةٍ وَثَلاَثِينَ زَنْيَةً »

Dari Abdullah bin Hanzhalah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham uang riba yang dinikmati seseorang dalam keadaan tahu bahwa itu riba dosanya lebih jelek dari pada berzina 36 kali”. (HR Ahmad)

عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَحَدٌ أَكْثَرَ مِنْ الرِّبَا إِلَّا كَانَ عَاقِبَةُ أَمْرِهِ إِلَى قِلَّةٍ

Dari Ibnu Mas’ud, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang itu memperbanyak harta dari riba kecuali kondisi akhirnya adalah kekurangan”.  (HR Ibnu Majah)

Ust. Rochmad supriadi LC

SAFAR

DALAM BEPERGIAN DISUNNAHKAN TIDAK SENDIRIAN, TETAPI BERSAMA TEMAN DAN MENUNJUK SALAH SEORANG SEBAGAI KETUA ROMBONGAN YANG MEMIMPIN PERJALANAN

غَنْ بْنِ عُمَرَ رضي الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه و سلم (( لَوْ أنَّ النَّاسَ يَعْلَمُوْنَ مِنَ الوَحدَةِ مَا أَعْلَمُ مَا سَافَرَ رَاكِبٌ بِلَيْلٍ وَحْدَهُ))

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Seandainya saja manusia mengetahui apa yang aku ketahui tentang bahaya kesendirian, niscaya tak ada seorang pun yang mau bepergian pada malam hari seorang diri.”
📚 HR Al Bukhari, berkata Syaikh Salim bin Id Al Hilali,”Dikeluarkan oleh Bukhari (6/137, 138- Fathul Bari).”. Lihat Bahjatun Nazhirin (2/200).


Dalam hadits di atas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan sinyalemen adanya bahaya yang menghadang dalam perjalanan, dikarenakan bepergian sendirian.

Oleh karenanya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya, karena dikhawatirkan adanya bahaya yang datang dari segala penjuru, syethan akan menghampirinya, membisikkan rasa was-was, serta menggodanya dalam perjalanan untuk melakukan perbuatan maksiat.

Sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam salah satu sabdanya:

عَنٍ عَمْرو بْنِ شُعَيْبٍعَنْ أبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ رضي الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه و سلم ((الرَّاكِبُ شَيْطَانٌ و الرَّاكِبَانِ شَيْطَانَانِ وَ الثَّلاَثَةُ رَكْبٌ))

Dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Orang yang bepergian sendirian adalah (bersama) syethan.
Dan orang yang bepergian berdua adalah (bersama) dua syethan. Sedangkan orang yang berpergian bertiga adalah rombongan musafir (yang tidak dihampiri syethan).”
📚HR Abu Dawud dan Tirmidzi dan Nasa’i, dengan sanad-sanad yang shahih. Dan berkata Tirmidzi,”Hadits hasan.” Syaikh Salim bin Id Al Hilali berkata,”Dikeluarkan oleh Abu Dawud no. 2.607 dan Tirmidzi no. 1.674 dan Ahmad (2/184 dan 214), dan Hakim (2/102) dari beberapa jalan dari Abdurrahman bin Harmalah dari Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya.” Lihat Bahjatun Nazhirin (2/201).

Dalam Kitab Bahjatun Nazhirin (2/201). Mengomentari hadits tersebut, Syaikh Salim menunjukkan adanya faidah yang bisa diambil, sebagai berikut :

• Syethan akan menemani seseorang yang bepergian sendirian.

• Bepergian seorang diri akan mengundang syethan untuk menghampirinya. Hal seperti ini merupakan kebiasaan yang dilakukan syethan.

• Syethan menjauh dari kelompok musafir yang banyak (berjumlah di atas tiga orang), karena kelompok tersebut saling menolong sesama mereka, dan bahu-membahu dalam mengenyahkan kesulitan yang menimpa salah seorang dari mereka.

• Wajibnya bepergian dengan berjama’ah, minimal tiga orang.

📝To be continue ...

Selasa, 27 September 2016

Lenteraku Mulai Redup

^°💡🔮💡 *Lenteraku Mulai Redup*

✍​ Ustadz Dr. Syafiq Basalamah _hafidzohulloh_


_Bismillah._

_Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimush-shalihat._

Syaikh al-Albani _rahimahullah_:

Perjalanan kita jauuh,

tidak penting sampai dimana jarak yang ditempuh, yang utama kita masih di jalur-Nya.

Jalan ke surga itu terjal dan menanjak. Maka perlu kesungguhan, istiqamah dan waspada di setiap langkah dengan memohon pertolongan kepada Allah Azza wa jalla.

Kita perlu cahaya dari Allah Ta'ala untuk menentukan jalan yang benar dan lurus dengan menuntut ilmu syar'i terus menerus.

Bila ada masalah besar, angin besar yang menerjang, maka cahaya/lentera iman kita akan meredup hingga kadang mati. Maka perlu ada kesiapan korek api untuk menyalakan lagi cahaya yang padam tersebut.

Ibarat lain Lentera adalah batere HP yang perlu dicharge ulang setiap mendekati low bat. Jangan sampai batere HP tersebut sekarat, tidak bisa dicharge lagi. Allahul musta'an.

Musuh-musuh Allah selalu berusaha menghalangi kita menuju surga dengan langkah mulus. Namun mereka selalu mematikan lentera yang menunjuki jalan ke surga dengan berbagai cara dan menyeret kita secara perlahan agar mengikuti agama mereka.

Islam adalah cahaya Allah Azza wa jalla.

Iman diibaratkan pakaian yang bisa usang bila dipakai terus menerus. Maka perlu diperbaharui.

Juga iman diibaratkan rembulan.

Disaat purnama pun akan gelap bila tertutup mendung tebal.

Demikianlah iman bertambah dengan amal shalih dan berkurang dengan perbuatan dosa.

Hidup di dunia tak lepas dari ujian. Bergilir, setelah bahagia, datang masa berduka, airmata berubah jadi tawa, susah senang bergantian setiap episode yang terjalani.


💔 *Tanda-tanda Lentera mulai redup:*

☑1. Terjerumus kepada kemaksiatan / berbuat dosa.

☑2. Merasakan kerasnya hati.

☑3. Ibadahnya tidak sempurna / tidak khusyu'.

☑4. Malas yang menjadi-jadi.

☑5. Hati menjadi sempit / cepat marah.

☑6. Tidak terpengaruh dengan ancaman-ancaman Allah Ta'ala.

☑7. Lalai dari dzikrullah.

☑8. Ketika ditimpa musibah, mereka bingung, panik, tidak bersabar.

☑9. Bakhil, kikir untuk berbagi.

☑10. Hubud dunya/cinta dunia.

☑11. Tidak perduli urusan umat Islam.


📛 *Faktor penyebab iman lemah:*

‼1. Jauh dari lingkungan pendukung keimanan.

‼2. Putus dari menuntut ilmu syar'i.

‼3. Berada di tengah-tengah pelaku kemaksiatan.

‼4. Panjang angan-angan.

‼5. Banyak makan, minum dan bergaul.


💠 *Cara menghidupkan lentera yang meredup:*

✅1. Tadabbur Al Qur'an.

✅2. Menghidupkan dalam hati mengagungkan Allah Ta'ala.

✅3. Sering hadir ke majelis ilmu.

✅4. Ziarah kubur.

✅5. Bervariasi dalam beribadah / menambah amalan-amalan sunnah.

✅6. Takut su'ul khatimah.

✅7. Berdzikir yang banyak.

✅8. Loyalitas pada umat Islam dan berlepas diri dari orang kuffar.

✅9. Tawaddu', jangan sombong.

✅10. Muhasabah / menghisab diri (intropeksi diri, pent).

✅11. Berkunjung ke orang-orang shalih.. minimal dapat nasehat dan ilmu Beliau.

✅12. Berkunjung ke rumah sakit akan menambah rasa syukur kepada Allah Azza wa jalla.

✅13. Refreshing.

✅14. Berdoa kepada Allah Azza wa jalla.

 
Agama itu mudah, jiwa itu butuh _refreshing_, hiburlah dengan hal yang mubah asal tidak berlebihan.


Mu’adz bin Jabal _rodiallohu anhu_ berkata :

*_"Wajib atas kalian untuk menuntut ilmu, sesungguhnya mempelajari ilmu (dengan ikhlas) karena Allah merupakan kasyyah,_*

*_mengkajinya merupakan ibadah,_*

*_mengingatnya merupakan tasbih,_*

*_dan membahasnya merupakan jihad."_*

 
📚[Ibnul-Qayyim - Miftah Daaris-Sa’adah 1/131-132; Maktabah Al-Misykah]

_Wallahu ta'ala a'lam_.

Semoga bermanfaat.

---
 

Kajian @Masjid Ar-Rahmat,

Jl. Anggrek Cendrawasih, Slipi, Jakarta Barat: Sabtu, 23 Sya'ban 1435H


🌐Sumber : SalamDakwahCom

➖➖➖
  
Repost by :  
👥 *SOBAT MUSLIM* group sharing kajian2 islam via WhatsApp & Telegram khusus _ikhwan_~(laki-laki)~   
📱 Admin: +62 853-1028-3995 (utk bergabung silahkan kirim pesan via WA / TG dg format: Daftar#Nama#Kota Domisili)  
📮 Join Channel Telegram *SOBAT MUSLIM* di : https://goo.gl/g64jcQ

SURAT SAYYIDINA UMAR BIN KHATAB رضي الله عنه KEPADA SUNGAI NIL

✉SURAT SAYYIDINA UMAR BIN KHATAB رضي الله عنه KEPADA SUNGAI NIL

_*☆:السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ*_
_*♡بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ*_

 

🌾Di kisahkan ketika negeri Mesir ditaklukkan, maka para penduduknya datang menghadap kepada Amr bin As Radhiallahu anhu yang saat itu menjabat sebagai amir/pemimpin di negeri Mesir,

Mereka datang menghadap kepadanya saat menjelang tiba suatu bulan yang menurut mereka disebut Ba'unah.
Mereka berkata,
"Wahai Amirul Mu-minin,
Sesungguhnya Sungai Nil kami setiap tahunnya ada suatu bulan yang ia tidak mau mengalirkan airnya pada bulan itu."
Amr bin As Radhiallahu anhu bertanya,
"Mengapa begitu?"
Mereka menjawab,
"Apabila telah berlalu dua belas hari dari bulan ini,
maka kami mencari seorang gadis yang menjadi anak pertama dari kedua orang tuanya.
Lalu kami membujuk kedua orang tuanya hingga dapat kami jadikan tumbal.
Dan kami pakaikan kepada anak gadis itu segala macam pakaian dan perhiasan yang terbaik, sesudah itu kami lemparkan dia ke Sungai Nil (sebagai tumbal agar mau mengalir)."
Amr bin As Radhiallahu anhu berkata' kepada mereka,
"Hal seperti itu tidak ada dalam Islam,
Sesungguhnya Islam itu menghapus apa yang biasa dilakukan sebelumnya."

Maka mereka diam saja di bulan Ba'unah itu tanpa mengadakan tumbal, sedangkan Sungai Nil tidak mengalir, sehingga hampir saja mereka berniat akan meninggalkan negeri Mesir.
Kemudian Amr bin As Radhiallahu anhu berkirim surat kepada Khalifah Umar bin Khattab Radhiallahu anhu untuk menceritakan perihal tradisi tersebut.

Maka Khalifah Umar Radhiallahu anhu menjawab suratnya yang isinya mengatakan,
"Sesungguhnya apa yang kamu lakukan itu benar, dan sekarang aku kirimkan bersama surat ini kepadamu suatu kartu yang padanya tertulis surat dariku.
Lemparkanlah kartu ini ke Sungai Nil."
Setelah surat Khalifah Umar Radhiallahu anhu tiba dan dibaca oleh Amr bin As Radhiallahu anhu ,
ternyata di dalamnya tertulis kalimat berikut:

من عبد الله عمر أمير المؤمنين إلى نيل أهل مصر ، أما بعد . . . فإنك إن كنت إنما تجري من قبلك فلا تجر ، وإن كان الله الواحد القهار هو الذي يجريك فنسأل الله أن يجريك

Dari hamba Allah Umar Amirul Mu-minin, ditujukan kepada Sungai Nil penduduk negeri Mesir.
Amma Ba'du....
Sesungguhnya kamu jika memang mengalir karena kehendakmu sendiri, maka janganlah kamu mengalir.
Dan sesungguhnya jika memang Allah Subhanahu wa Ta'ala Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa yang mengalirkanmu,
maka kami memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala semoga Dia membuatmu mengalir.

Maka Amr bin As Radhiallahu anhu melemparkan surat itu ke Sungai Nil.
Pada pagi hari Sabtu Allah Subhanahu wa Ta'ala telah membuat Sungai Nil menjadi mengalir sedalam enam belas hasta hanya dalam waktu satu malam.
Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menghapuskan tradisi itu dari negeri Mesir sampai sekarang.

رواه الحافظ أبو القاسم اللالكائي الطبري في كتاب " السنة "

Semoga bermanfaat
Silahkan share

📚 Sumber :
Astar ini di riwayatkan Al-Hafiz Abul Qasim Al-Lalka'i At-Tabari di dalam Kitabus Sunah.

والله أعلم....

Ilmu dan uang

_Jangan jadikan kekurangan materi, sebagai alasan utk tidak menuntut ilmu agama_

Lihatlah sepanjang sejarah Islam, mayoritas ulama saat menuntut ilmu; keadaannya miskin dan kekurangan.

Karena biasanya orang yg miskin dan kurang, akan memiliki keprihatinan yg lebih dlm menjalani hidup.. biasanya merekalah yg mau bekerja keras dg tulus, sehingga wajar bila mereka mendapatkan hasil lebih.

Jika potensi itu disalurkan utk menuntut ilmu agama, maka hasilnya akan luar biasa.

Karena itulah, Imam Syafii -rohimahulloh- mengatakan:

"Orang yg paling mampu dlm menuntut ilmu (agama) adalah mereka yg fakir".

[Manaqibusy Syafi’i, karya Al-Aabiri: 82]

✏ Ustadz Ad Dariny

 @kajianislamchannel
•═════◎◎۩❁۩◎◎═════•
Broadcasted by Islam itu Indah
- Instagram: @islamituindah.id
- Line: http://line.me/ti/p/%40islamituindah
- Telegram channel: @islamindah

SAAT MENDENGAR PETIR

SAAT MENDENGAR PETIR

Berikut adalah doa ketika mendengar petir.

Apabila Abdullah bin Az-Zubair mendengar petir, dia menghentikan pembicaraan, kemudian mengucapkan,

سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمِدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ

Subhaanalladzi yusabbihur ra’du bihamdihi wal malaaikatu min khiifatihi “Maha Suci Allah yang halilintar bertasbih dengan memujiNya, begitu juga para malaikat, karena takut kepadaNya” (Al-Muwaththa’ 2/992. Al-Albani berkata: Hadits di atas mauquf yang shahih sanadnya. Sumber : Kitab Hisnul Muslim Said bin Ali Al Qathanis).

Doa yang lain, dari ‘Ikrimah mengatakan bahwasanya Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma tatkala mendengar suara petir, beliau mengucapkan,

سُبْحَانَالَّذِيسَبَّحَتْلَه

ُ ‘Subhanalladzi sabbahat lahu’ “

Maha suci Allah yang petir bertasbih kepada-Nya”

Lalu beliau mengatakan,

قال إن الرعد ملك ينعق بالغيث كما ينعق الراعي بغنمه

 ”Sesungguhnya petir adalah malaikat yang meneriaki (membentak) untuk mengatur hujan sebagaimana pengembala ternak membentak hewannya.” (Lihat Adabul Mufrod no. 722, dihasankan oleh Syaikh Al Albani). Semoga manfa'at

Twitter @IslamDiaries


Sumber: Muslimorid

Dunia

Barang siapa yang bangun di pagi hari dan hanya dunia yang dipikirkannya, sehingga seolah - olah dia tidak melihat HAK ALLAH dalam dirinya,  maka ALLAH akan menanamkan 4 macam penyakit yaitu :

1. Kebingungan tiada putus-putusnya.

2. Kesibukan yang tidak pernah pernah jelas akhirnya.

3. Kebutuhan yang tidak pernah kebutuhi

4. Khayalan yang tidak berujung wujudnya.

     (Hadits Riwayat muslim).

Jumat, 23 September 2016

Awas! Si Kafir berkuasa

📲⛔📱 * Mereka Telah Bersekongkol...!!!

Awas! Si Kafir berkuasa.
 
Jangan kaget sobat, orang-orang kafir saat ini bisa memimpin orang Islam, karena sebelumnya mereka telah mengkafirkan akal pikiran banyak orang Islam, melalui kaki tangan mereka kaum liberal yang percaya Islam dan kafir sama, penyembah Allah  dan penyembah tikus sama, dan seterusnya. Sangat banyak umat islam tanpa terkecuali para pemuda Islam yang telah mereka rubah wujudnya, lahirnya domba, namun batinnya musang. Allah Ta'ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَن تَجْعَلُواْ لِلّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُّبِينًا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?
(An Nisa' 144)

Tidak perlu terkejut atau heran, sedari dahulu kala domba yang telah berubah menjadi musang seperti itulah kelakuannya. Orang-orang kafir mereka anggap lebih baik daripada orang-orang Islam, bahkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya, semua itu demi dunia dan keuntungan sesaat mereka para domba berhati musang. Allah Ta'ala berfirman:

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُواْ نَصِيبًا مِّنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُواْ هَؤُلاء أَهْدَى مِنَ الَّذِينَ آمَنُواْ سَبِيلاً {51} أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللّهُ وَمَن يَلْعَنِ اللّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُ نَصِيرًا

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman. Mereka itulah orang yang dilaknati Allah. Barang siapa yang dikutuk Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.
(An Nisa' 51-52)

Saudaraku ummat Islam, berjuang dan berjuanglah, dan ingat dahulu para mujahidin ummat Islam telah mengorbankan segala yang mereka miliki demi kemerdekaan negri kita tercinta dari cengkraman nenek moyang wong-wong kafir.

✒ Ditulis oleh. Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, MA حفظه الله تعالى                                                                                                                       
***

JERITAN HATI INI

📚 JERITAN HATI INI

Al-Qohthoni pernah menulis gubahan yang sangat mengena untuk kita semua. Berikut untaian kalimatnya:

وَاللهِ لَوْ عَلِمُوْا قَبِيْحَ سَرِيْرَتِيْ

لأَبَى السَّلَامَ عَلَيَّ مَنْ يَلْقَانِيْ

وَلَأَعْرَضُوْا عَنِّيْ وَمَلُّوْا صُحْبَتِيْ

وَلَبُؤْتُ بَعْدَ كَرَامَةٍ بِهَوَانِ

لٰكِنْ سَتَرْتَ مَعَايِبِيْ وَمَثَالِبِيْ

وَحَلِمْتَ عَنْ سَقَطِيْ وَعَنْ طُغْيَانِيْ

فَلَكَ الْمَحَامِدُ وَالْمَدَائِحُ كُلُّهَا

بِخَوَاطِرِيْ وَجَوَارِحِيْ وَلِسَانِيْ

وَلَقَدْ مَنَنْتَ عَلَيَّ رَبِّ بِأَنْعُمِ

مَالِيْ بِشُكْرِ أَقَلِّهِنَّ يَدَانِ

Demi Allah, seandainya mereka mengetahui jeleknya hatiku

niscaya seorang yang bertemu denganku akan enggan salam padaku

Mereka akan berpaling dariku dan bosan berteman denganku

aku akan menjadi hina setelah mulia

Tetapi Engkau (Allah) menutupi kecacatan dan kesalahanku

dan Engkau bersikap lembut dari dosa dan keangkuhanku

Bagi-Mu-lah segala pujian

dengan hati, badan dan lidahku

Sungguh, Engkau telah memberiku nikmat yang begitu banyak

tetapi aku kurang mensyukuri nikmat-nikmat tersebut.

(Nuniyah al-Qahthani hlm. 9)

📂 Lentera Da'wah

            ___ 🍃🍀🍃 ___

Repost by :
🌀TEGAR DIATAS SUNNAH
Grup Sharing Kajian Islam
Silahkan berbagi

Follow Channel Telegram
@kajianislamtegardiatassunnah
untuk mendapatkan informasi seputar agama Islam

Yang Ditakuti Orang Kafir

🕌🌙 Seperti Shalat Jumat.

Bukan dengan demonstrasi yang akan membuat takut kaum kafir.. Sebab mereka pun mengerjakan yang sama..

Bukan aksi bakar ban yang mampu membuat ciut nyali mereka.. Karena itu pun mereka lakukan..

Mereka akan mengkerut keningnya manakala..

Melihat shalat berjama'ah
5 waktu kaum Muslimin dihadiri seperti saat shalat Jum'at ini..

Terutama ketika shalat Isya dan Subuh.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ

“Shalat yang dirasakan paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh.." (HR. al-Bukhari:141, Muslim: 651)

Bila shalat Isya dan Subuh di masjid kita sudah sepenuh shalat Jum'atnya..

Tiada lagi benih kemunafikan dalam barisan kaum Muslimin..

Bisakah..? Bisa..

Bilakah..? Entah.. Semoga saja..

@sahabatilmu.                                                 
💐🔸🔹🔹

JERITAN HATI INI

📚 JERITAN HATI INI

Al-Qohthoni pernah menulis gubahan yang sangat mengena untuk kita semua. Berikut untaian kalimatnya:

وَاللهِ لَوْ عَلِمُوْا قَبِيْحَ سَرِيْرَتِيْ

لأَبَى السَّلَامَ عَلَيَّ مَنْ يَلْقَانِيْ

وَلَأَعْرَضُوْا عَنِّيْ وَمَلُّوْا صُحْبَتِيْ

وَلَبُؤْتُ بَعْدَ كَرَامَةٍ بِهَوَانِ

لٰكِنْ سَتَرْتَ مَعَايِبِيْ وَمَثَالِبِيْ

وَحَلِمْتَ عَنْ سَقَطِيْ وَعَنْ طُغْيَانِيْ

فَلَكَ الْمَحَامِدُ وَالْمَدَائِحُ كُلُّهَا

بِخَوَاطِرِيْ وَجَوَارِحِيْ وَلِسَانِيْ

وَلَقَدْ مَنَنْتَ عَلَيَّ رَبِّ بِأَنْعُمِ

مَالِيْ بِشُكْرِ أَقَلِّهِنَّ يَدَانِ

Demi Allah, seandainya mereka mengetahui jeleknya hatiku

niscaya seorang yang bertemu denganku akan enggan salam padaku

Mereka akan berpaling dariku dan bosan berteman denganku

aku akan menjadi hina setelah mulia

Tetapi Engkau (Allah) menutupi kecacatan dan kesalahanku

dan Engkau bersikap lembut dari dosa dan keangkuhanku

Bagi-Mu-lah segala pujian

dengan hati, badan dan lidahku

Sungguh, Engkau telah memberiku nikmat yang begitu banyak

tetapi aku kurang mensyukuri nikmat-nikmat tersebut.

(Nuniyah al-Qahthani hlm. 9)

📂 Lentera Da'wah

            ___ 🍃🍀🍃 ___

Repost by :
🌀TEGAR DIATAS SUNNAH
Grup Sharing Kajian Islam
Silahkan berbagi

Follow Channel Telegram
@kajianislamtegardiatassunnah
untuk mendapatkan informasi seputar agama Islam

Rabu, 21 September 2016

Awas! Si Kafir berkuasa

📲⛔📱 * Mereka Telah Bersekongkol...!!!

Awas! Si Kafir berkuasa.
 
Jangan kaget sobat, orang-orang kafir saat ini bisa memimpin orang Islam, karena sebelumnya mereka telah mengkafirkan akal pikiran banyak orang Islam, melalui kaki tangan mereka kaum liberal yang percaya Islam dan kafir sama, penyembah Allah  dan penyembah tikus sama, dan seterusnya. Sangat banyak umat islam tanpa terkecuali para pemuda Islam yang telah mereka rubah wujudnya, lahirnya domba, namun batinnya musang. Allah Ta'ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَن تَجْعَلُواْ لِلّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُّبِينًا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?
(An Nisa' 144)

Tidak perlu terkejut atau heran, sedari dahulu kala domba yang telah berubah menjadi musang seperti itulah kelakuannya. Orang-orang kafir mereka anggap lebih baik daripada orang-orang Islam, bahkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya, semua itu demi dunia dan keuntungan sesaat mereka para domba berhati musang. Allah Ta'ala berfirman:

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُواْ نَصِيبًا مِّنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُواْ هَؤُلاء أَهْدَى مِنَ الَّذِينَ آمَنُواْ سَبِيلاً {51} أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللّهُ وَمَن يَلْعَنِ اللّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُ نَصِيرًا

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman. Mereka itulah orang yang dilaknati Allah. Barang siapa yang dikutuk Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.
(An Nisa' 51-52)

Saudaraku ummat Islam, berjuang dan berjuanglah, dan ingat dahulu para mujahidin ummat Islam telah mengorbankan segala yang mereka miliki demi kemerdekaan negri kita tercinta dari cengkraman nenek moyang wong-wong kafir.

✒ Ditulis oleh. Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, MA حفظه الله تعالى                                                                                                                       
***

Dengan apa mensyukuri nikmat Allah ?

@kajianislam:
Dengan apa mensyukuri nikmat Allah ?

1. Dengan hati yaitu yakin nikmat murni dari Allah bukan karena aku, jangan seperti Qorun yang mengatakan “aku bisa (kaya) seperti ini karena aku punya ilmu” yang ngasih rizki tuh Allah. Ketika ada orang mengatakan “saya ini sehat karena setiap hari saya lari” Ingat itu sebab tapi yang memberi kesehatan adalah Allah

2.  Mensyukri nikmat dengan lisan sebagaimana Rasulullah jika mendapatkan nikmat beliau mengucapkan :

 "‏الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ"

“Segala puji bagi Allah, dengan nikmat-Nyalah segala kebaikan menjadi sempurna.”

Ketika Rasulullah mendapati hal yang dia tidak sukai maka beliau mengatakan

الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

Segala puji bagi Allah atas setiap keadaan

Lisan harus senantiasa memuji Allah atas segala nikmat yang Allah berikan apapun, makanya habis shalay ucapkanlah Alhamudillah usai makan ucapkan Alhamdulillah  habis bangun tidur kita ucapkan Alhamdulillah

3. Bersyukur dengan raga kita, kita nih dikasih kaki oleh Allah maka gunakan fasilitas itu untuk ke rumah Allah seperti pegawai yang dikasih fasilitas mobil lalu dia ke kantor tapi dia menggunakan mobil untuk ke cafe tentu akan dimarahin bagaimana dengan fasilitas yang Allah berikan untuk kita ?

Coba renungkan, kaki kita lebih sering ke pasar apa lebih sering ke masjid ? tanyakan kepada diri kita ! agar kita tau sudahkah kita mensyukuri nikmat ?

Ustadz Syafiq Riza Basalamah

TG @kajianislamchannel

Selasa, 20 September 2016

KITA KAH ORANG YANG PALING BAIK ITU…?

*KITA KAH ORANG YANG PALING BAIK ITU…?*

Disaat kita melihat dan mengetahui kesalahan orang lain barangkali kita berkata: iih Kok demikian sih, keterlaluan sekali.

Namun ketika kita menyadari telah terjerumus dalam dosa dan kesalahan, betapa sering kita merasa bahwa kesalahan itu kecil & terlalu banyak orang yang kesalahannya jauh lebih besar.

Di saat yang sama barangkali kita merasa telah memiliki cadangan pahala dan janji Atau jaminan masuk surga.

Sobat! Sadarkah kita bahwa cara berpikir seperti di atas adalah wujud dari kesombongan?

Betapa indahnya andai kita berpikir sebaliknya .

Ketika kita terjerembab dalam dosa dan kesalahan, kita merasa bahwa kita adalah orang yang paling banyak dosanya & yg paling sedikit amal ibadahnya.

Sedangkan tatkala kita melihat Saudara kita terjerumus dalam dosa, Alangkah indahnya bila kita berusaha berhusnudzon dengan berkata : Aaah bisa jadi ia tidak sadar atau tidak mengetahui bahwa itu adalah dosa.

Atau paling kurang kita mengira bahwa ia memiliki banyak persediaan pahala yang cukup untuk menebus dosa-dosa nya, atau memiliki amalan yang tidak kita ketahui yang dapat menjadi tebusan dosa-dosanya.

Semoga manfa'at

IslamDiaries
Sumber : Ust. DR. Muhammad Arifin Badri, MA

•═════◎◎۩❁۩◎◎═════•
Broadcasted by Islam itu Indah
- Instagram: @islamituindah.id
- Line: @islamituindah (pakai @) atau klik: http://line.me/ti/p/%40islamituindah
- Telegram channel: @islamindah

TERJALNYA JALAN DAKWAH

TERJALNYA JALAN DAKWAH

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata :

"Jalan menuju Allah adalah jalan di mana :

Adam kelelahan..
Nuh mengeluh..
Ibrahim dilempar ke dalam api..
Ismail ditelentangkan untuk disembelih..
Yusuf dijual dengan harga murah dan dipenjara selama bertahun2.
Zakaria digergaji..
Yahya disembelih..
Ayyub menderita penyakit kulit (yg sangat menjijikkan)
Daud menangis melebihi kadar semestinya..
Isa berjalan sendirian..
Dan Muhammad shallallahu alaihissallam mendapatkan kefakiran dan berbagai gangguan.

Sementara kalian ingin menempuhnya dengan bersantai ria dan bermain-main...??

Demi Allah takkan pernah bisa terjadi.”

(Al Fawaid : Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah)

SHALAT

*SHALAT...*

Kalau ke masjid saja malas-malasan padahal untuk berjumpa dengan Allah, maka bagaimana dengan yang lainnya? Tentunya, dengan istri akan malas-malasan, dengan anak juga malas-malasan.

Umar radhiyallahu anhu berkata:

إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يُضَيِّعُ الصَّلاةَ ، فَهُوَ وَاللَّهِ لِغَيْرِهَا مِنْ حَقِّ اللَّهِ أَشَدُّ تَضْيِيعًا

"Jika kamu melihat seseorang yang meremehkan shalatnya, maka demi Allah dia akan lebih meremehkan urusan lainnya" [HR. Ibnu Abid Dunya]

Ustadz Syafiq Riza Basalamah

TG @kajianislamchannel
•═════◎◎۩❁۩◎◎═════•
Broadcasted by Islam itu Indah
- Instagram: @islamituindah.id
- Line: http://line.me/ti/p/%40islamituindah
- Telegram channel: @islamindah

MENIKMATI SETIAP KETETAPAN ALLOH

MENIKMATI SETIAP KETETAPAN ALLOH
Para bijak berkata bahwa bijak tidaknya seseorang itu banyak ditentukan oleh sadar tidaknya seseorang itu akan tiga hal. Pertama adalah sadar bahwa semua permasalahan hidup itu bersifat sementara (mu'aqqatah). Kesadaran pertama ini akan mengantarkan seseorang pada sikap sabar dan tabah serta setia menunggu saat-saat peralihan musim kehidupan. Menunggu saat-saat bahagia setelah derita adalah ibadah yang bernilai tinggi. Penungguan kebahagiaan haruslah penungguan dengan senyuman walau masih dalam nuansa menyedihkan.
Kesadaran kedua adalah kesadaran bahwa waktu itu berjalan dengan cepat. Kadang kita tak menyangka bahwa waktu terus berjalan, tiba-tiba kita sudah tiba pada titik umur yang disebut dewasa, tua bahkan tua renta. Kesadaran semacam ini mengantarkan kita pada kehendak kuat segera berbuat dan berbuat, berbuat sesuatu yang bisa menjadi tabungan amal membahagiakan kelak di dalam kehidupan akhirat. Inilah makna dasar perintah berlomba-lomba dalam kebaikan. Jangan tunda-tunda niat kebaikan karena syetan selalu saja berusaha menggagalkan dan menggantinya dengan sesuatu yang lain yang menjauhkan dari bahagia itu.
Kesadaran ketiga adalah kesadaran bahwa sebagian musibah itu sesungguhnya adalah ujian kenaikan kelas, kenaikan pangkat atau kenaikan derajat. Dalam ujian sekolah, siapa yang tak menyelesaikan ujian atau test tentulah tak akan lulus. Sama dengan mereka yang menyelesaikan test dengan jawaban yang tak sesuai kunci jawaban, tentulah mereka tak akan lulus. Mau lulus? Bersabarlah dan tersenyumlah atas setiap takdir dari Alloh.
Memang hanya tiga jumlah kesadaran tersebut di atas. Namun upaya memahami dan latihan untuk mampu mengamalkannya bisa membutuhkan waktu lebih dari yang dibutuhkan para sarjana menggapai gelar doktor. Berbahagialah mereka yang memiliki tiga kesadaran itu, berbahagialah mereka yang sudah mampu menikmati setiap ketentuan dan ketetapan Alloh.

JIKA SESEORANG PERGI

Sahabat jika ada anggota keluarga kita yang akan pergi meninggalkan rumah untuk bekerja atau pergi ke suatu tempat, biasanya kita akan dengan refleks mengucapkan selamat jalan, goodbye, dadah, sampai jumpa, dan lain-lain.

Ternyata dalam Bahasa Arab, ada kata yang sebanding bahkan jauh lebih baik artinya dibandingkan selamat jalan, yaitu fii amanillah. Mengapa kita sebaiknya mengatakan fii amanillah daripada hati-hati pada orang yang akan bepergian? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Islam menawarkan pengganti yang lebih baik bagi kita saat mengucapkan ketika akan berpisah yaitu fii amanillah yang artinya (semoga engkau) dalam lindungan Allah.

Hal ini yang menunjukkan rasa peduli kita saat saudara atau anggota keluarga kita akan pergi dengan mengucapkan fii amanillah, artinya kita juga sedang mendoakannya, agar ketika dalam perjalanan ia selalu dilindungi Allah Swt.


 
Perlindungan yang Allah berikan pada hamba-Nya berupa perlindungan dari musibah, dari sakit atau hal buruk

 

Islam menunjukkan budaya yang saling mencintai sesama muslim, berdoa bagi keselamatan orang yang kita sayangi, tentu lebih tinggi nilainya dibandingkan hanya mengatakan dadah, selamat jalan, sampai jumpa, dan lainnya.

Perkataan fii amanillah ini, bukan sekedar perkataan ikut-ikutan, yang ingin terlihat arab-araban.  Tapi kita melakukannya atas dasar kepahaman, atas dasar keagungan Allah Swt Yang Maha Melindungi hamba-Nya.

Karena makna yang terkandung di dalamnya bukan hanya sekedar ucapan untuk mengakhiri pertemuan, tapi juga mendoakan saudara kita agar diberikan perlindungan oleh Allah.

Islam mengajarkan kita untuk selalu berdoa, ketika akan melakukan sesuatu, mohon pada Allah, kebaikan bagi yang memberi doa, perlindungan bagi saudara yang berpergian, kedamaian, keselamatan, dan berkah untuk saudara muslim yang dijumpai.

Doa yang kita panjatkan adalah bukti cinta kita pada saudara kita.

Mari kita budayakan kata-kata dan juga doa-doa terbaik untuk saudara kita.

Barakallahu fiikum akhuna teguh

Senin, 19 September 2016

Hanya 70%

Merenung sejenak

*_Kata Orang Ini Riset Ilmiah membuktikan_* :

1. Smartphone, 70% fiturnya tidak terpakai
2. Mobil mewah, 70% speednya mubazir
3. Villa mewah, 70% luasnya dibiarkan kosong
4. Universitas, 70% materi kuliahnya tak dapat diterapkan
5. Seabreg kegiatan sosial masyarakat, 70%-nya iseng² tak bermakna
6. Pakaian & peralatan dalam suatu rumah, 70%-nya menganggur tak terpakai
7. Seumur hidup cari uang/harta, 70%-nya dinikmati ahli waris.

"Hidup seperti pertandingan bola"

Di babak Pertama (masa muda) menanjak karena Pengetahuan, Kekuasaan, Jabatan, Usaha Bisnis, Salary dsb.

Namun di babak Kedua (masa tua) menurun karena Darah Tinggi, Trigliserid, Gula Darah, Asam Urat, Kolestrol dll.

Waspadalah dari Awal hingga Akhir, kita harus menang 2 babak !!!

- Tidak sakit, juga harus Medical Check Up.
- Tidak haus, tetap harus minum.
- Meski benar, juga harus mengalah
- Meski Powerfull, juga perlu merendah
- Tidak Lelah pun, perlu Istirahat
- Tidak Kaya pun, wajib bersyukur
- Sesibuk apapun, tetap perlu olahraga
- Dahulukan kepentingan Allah maka Dunia akan mengikuti.

Sadarlah, hidup itu pendek, pasti ada saatnya Finish

Jangan tertipu dg usia MUDA
Karena syarat mati tak harus TUA

Jangan terpedaya dg badan SEHAT
Karena syarat mati tak harus SAKIT

Jangan Tertipu dengan kenikmatan dunia, karena akhirat lebih utama

Teruslah berbuat baik, berkata baik, memberi nasihat yg baik

Walaupun tak banyak orang yang memahamimu,

Jadilah seperti JANTUNG, yg tak terlihat tetapi terus berdenyut setiap saat hingga membuat kita terus hidup menjelang akhir hayat

Ajal Tak Mengenal Waktu & Usia,

Jadi teruslah berbuat baik, mengucap syukur atas apa yg sudah ada & menyampaikan kebenaran terhadap sesama.

LAKUKAN YG TERBAIK SEKARANG UNTUK MASA DEPANMU,
LAKUKAN YANG TERBAIK DI DUNIAMU UNTUK MASA DEPAN AKHIR

Hukuman dari Allah Ta'ala

Hukuman dari Allah Ta'ala atas dosa-dosa kita tidak melulu harus berupa musibah kehilangan harta atau jiwa raga semata. Terkadang hukuman Allah kepada hamba yg berbuat dosa adalah dengan cara Allah Ta'ala haramkan atas dirinya dari mengamalkan sebagian amal ketaatan sehingga dia merasa malas tuk mengerjakannya...
Dikisahkan bahwa datang seorang kepada Al Hasan Al Bashri dengan mengatakan: "Wahai Abu Said (Al Hasan Albashri), Aku merasa malas dan tidak mampu mengerjakan qiyamullail." kemudian Al Hasan Al Bashri pun menjawab:
إن الرجل ليذنب الذنب فيحرم به قيام الليل
"Sesungguhya seorang benar-benar melakukan perbuatan dosa, sehingga ia diharamkan dari mengerjakan qiyamullail."
Apabila seorang diharamkan dari melakukan perbuatan sunnah disebabkan karena dosa yg ia lakukan, lalu bagaimana halnya dengan seorang yang sampai meninggalkan perkara yg wajib?!
Maka ajukan pertanyaan berikut untuk diri kita sendiri:
1. Kenapa shalat subuhku selalu terlambat, dosa apakah yg telah aku lakukan??
2. Kenapa aku malas shalat berjamaah, dosa apakah yg telah aku lakukan??
3. Mengapa aku malas menghadiri majelis taklim, dosa apakah yg telah aku lakukan??
4. Mengapa aku durhaka dan tidak mampu untuk birrul walidain, dosa apakah yg telah aku lakukan??
selalu ajukanlah pertanyaan untuk diri kita sendiri, mengapa terkadang kita malas menjalankan ketaatan....
——●●——●●——●●——
@ ABU YA'LA HM

DOAKAN DALAM DIAM

*DOAKAN DALAM DIAM*

Oleh Ustadz Aan Chandra Thalib, حفظه الله تعالى

Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:

دعوة المرء المسلم لأخيه بظهر الغيب مستجابة،عند رأسه ملك موكل، كلما دعا لأخيه بخير؛قال الملك الموكل به: آمين ولك بمثل “
Doa seorang
 muslim untuk saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya adalah doa mustajabah. Di atas kepalanya ada malaikat yang telah diutus. Sehingga setiap kali dia mendoakan kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan, “Amin dan kamu juga akan mendapatkan hal yang sama.” (HR. Muslim)

Imam An-Nawawi -rahimahullah- mengatakan: “Sebagian salaf dahulu, apabila ingin meminta sesuatu untuk dirinya sendiri, maka dia akan memintakan hal yang sama untuk saudaranya. Karena doanya terhadap saudaranya akan dikabulkan dan iapun mendapatkan hal yang sama” (Syarh Muslim 18/49)

Catatan:

Guru saya pernah mengatakan: “Bila engkau menginginkan sesuatu, maka berdo’alah agar Allah mengaruniakan hal yang sama untuk saudaramu. Karena malaikat akan mengaminkan do’amu dan memohonkan permintaan yang sama untukmu. Sehingga saudaramu mendapatkan do’a darimu sementara engkau mendapatkan do’a dari malaikat.” Dalam mendoakan orang lain tidak ada ketentuan bahwa jarak antara kita dan orang yang didoakan harus berjauhan, yang terpenting adalah orang yang didoakan tersebut tidak mengetahui kalau kita sedang mendoakan kebaikan untuknya. Jadi meskipun dia berada dihadapan kita, lalu kita mendoakannya dengan suara lirih tanpa sepengetahuannya, maka kita termasuk orang yang di maksudkan dalam hadits di atas. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Al Adzim Abadi dalam Aun Al Ma’buud: 04/ 275-275

Wallahu a’lam

Semoga manfa'at

 @DiariesImage
•═════◎◎۩❁۩◎◎═════•
Broadcasted by Islam itu Indah
- Instagram: @islamituindah.id
- Line: @islamituindah (pakai @) atau klik: http://line.me/ti/p/%40islamituindah
- Telegram channel: @islamindah

Buah Dari Ibadah

🌾 *{ Buah Dari Ibadah }*

✍Amal seseorang hanya kembali kepada dia sendiri faedahnya secara umum.
Alloh berfirman :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۖ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan."[Surat Al-Jathiya: 15]

Betkata DR. Khalid Al-Muslih dalam ceramah liqo' maftuh:
_Di antara tanda diterimanya amalan ibadah adalah ketika ibadah tersebut menghasilkan buah yang baik. Buah ibadah adalah:_

_(1) Hati yang shalih_

_(2) Jiwa yang bersih_

_(3) Akhlak yang baik_

Semoga amal kita bermanfaat untuk diri kita.

🍃Abu Yusuf Masruhin


       ✏📚✒🌾.🌴..

Hukuman dari Allah Ta'ala

Hukuman dari Allah Ta'ala atas dosa-dosa kita tidak melulu harus berupa musibah kehilangan harta atau jiwa raga semata. Terkadang hukuman Allah kepada hamba yg berbuat dosa adalah dengan cara Allah Ta'ala haramkan atas dirinya dari mengamalkan sebagian amal ketaatan sehingga dia merasa malas tuk mengerjakannya...
Dikisahkan bahwa datang seorang kepada Al Hasan Al Bashri dengan mengatakan: "Wahai Abu Said (Al Hasan Albashri), Aku merasa malas dan tidak mampu mengerjakan qiyamullail." kemudian Al Hasan Al Bashri pun menjawab:
إن الرجل ليذنب الذنب فيحرم به قيام الليل
"Sesungguhya seorang benar-benar melakukan perbuatan dosa, sehingga ia diharamkan dari mengerjakan qiyamullail."
Apabila seorang diharamkan dari melakukan perbuatan sunnah disebabkan karena dosa yg ia lakukan, lalu bagaimana halnya dengan seorang yang sampai meninggalkan perkara yg wajib?!
Maka ajukan pertanyaan berikut untuk diri kita sendiri:
1. Kenapa shalat subuhku selalu terlambat, dosa apakah yg telah aku lakukan??
2. Kenapa aku malas shalat berjamaah, dosa apakah yg telah aku lakukan??
3. Mengapa aku malas menghadiri majelis taklim, dosa apakah yg telah aku lakukan??
4. Mengapa aku durhaka dan tidak mampu untuk birrul walidain, dosa apakah yg telah aku lakukan??
selalu ajukanlah pertanyaan untuk diri kita sendiri, mengapa terkadang kita malas menjalankan ketaatan....
——●●——●●——●●——
@ ABU YA'LA HM

Minggu, 18 September 2016

Orang Terkrnal yang Tidak Mau Dikenal

BELIAU TIDAK MENGATAKAN: “SAYA IBNU ‘UTSAIMÎN”
Salah seorang yang mengenal beliau (Syaikh Muhammad ibn Shôlih al-‘Utsaimîn رحمه الله) bercerita…
Dahulu, kira-kira di antara tahun 96 – 98, saya menunggu Sholât Shubuh di shoff pertama di Masjid al-Harôm. Waktu itu ada seorang petugas keamanan di samping kanan saya yang menjaga agar tempat di belakang imâm tidak terlalu sesak dan agar ada tempat yang lowong untuk para ‘alim ‘ulamâ’.
Dan di depan Maqom, ada 4 petugas lagi yang menjaga agar orang-orang tidak menuju ke shoff pertama, dan tiba-tiba muncullah seorang laki-laki tua, ia memiliki jenggot putih yang lebat, dan memakai pakaian yang tidak disetrika.
Laki-laki tua ini ingin melewati para petugas yang berada di depan Maqom agar ia bisa sampai di shoff pertama, namun petugas di sana menghalanginya. Laki-laki tua itu kemudian mencari jalan lain di sekitar Ka’bah dan berusaha meloloskan dirinya dari halangan petugas, namun lagi-lagi petugas menahannya. Dia terus mencari jalan agar ia bisa sampai ke shaf pertama (dan saya terus memperhatikannya), sampai akhirnya ia berhasil melewati petugas keamanan di samping saya yang waktu itu sedang berbicara dengan orang yang ada di belakangnya.
Saat laki-laki tua itu sudah berhasil berdiri di shoff pertama, ia langsung bertakbir sholât sunnah.
Petugas keamanan itu lantas marah, ia berdiri tepat di depan laki-laki tua ini, sampai ketika sang laki-laki tua itu telah selesai dari sholâtnya, petugas itu langsung mengangkat dan menarik bahunya seraya berkata: “Berdiri…!”
Laki-laki tua itu menjawab (dengan dialek Qosim): “Ada apa denganmu…?”
Petugas itu berkata: “Tempat ini dikhususkan untuk para masyaikh dan ‘ulamâ’. Mundurlah…!!!”
Laki-laki tua itu menjawab: “Apa yang saya lakukan kalau para ‘ulamâ’ dan masyaikh telat datang…?”
Petugas itu pun marah dan saya terus memperhatikan kejadian itu sambil tersenyum, dan sebelum petugas tersebut melakukan tindakan yang berlebihan, saya lalu memegang tangannya, memberi isyarat agar ia mendekat dan ia pun mendekat.
Saya kemudian membisikkan di telinganya kalau laki-laki tua itu adalah al-‘Allamah al-Faqih Muhammad ibn al-‘Utsaimîn.
Petugas itu bersegera mendatangi beliau, mencium kepala beliau, kemudian meminta ma‘af.
Beliau (Syaikh al-‘Utsaimîn) memandangiku dengan pandangan mata protes karena telah mengabari petugas tadi siapa diri beliau yang sebenarnya. Saya hanya tersenyum dengan senyuman permintaan ma‘af.
Iqomah pun dikumandangkan, Syaikh Sa‘ud ibn Ibrôhîm asy-Syuraim datang untuk mengimâmi sholât, dan di saat ia melihat beliau di shoff pertama, ia meminta beliau untuk menjadi imâm, tetapi beliau menolaknya. Akhirnya Syaikh asy-Syuraim yang mengimâmi sholât kami.
====================
Ketenaran adalah sebuah fitnah bagi orang ‘alim…
Syaithôn membuat mereka gila dihormati…
Banyak yang telah terjerat, kecuali yang dirohmati oleh الله…
Rohimahullôh asy-Syaikh al-‘Utsaimîn adalah cermin keteledanan untuk kita semua…
Naskah asli ceritanya:
لم يقل " أنا ابن عثيمين"
يقول أحدهم:كنت مابين عام ١٩٩٦م١٩٩٨م تقريباً أنتظر لصلاة الفجر في الصف الأول في الحرم المكي ، وكان على يميني رجل شرطة يمنع ازدياد المصلين خلف الإمام ليكون هناك مكانٌ للعلماء والعدول من الناس وأمام المقام أربعة من الشرطة يأمرون الناس بعدم التوجه إلى الصف الأول وفجأةً جاء رجلٌ مسن له لحيةٌ بيضاء طويلة يرتدي ملابس غير مكوية فأراد أن يجتاز العسكر عند المقام ليذهب إلى الصف الأول فمنعوه فأخذ شوطا ًحول الكعبة وعاد إليهم محاولا الإفلات منهم فمنعوه فأخذ شوطاً آخرحول الكعبة وأنا أراقب إصرار ذلك الرجل المسن وفي هذه اللحظة إستطاع أن يتجاوزهم على حين غفلة ووصل إلينا في الصف الأول والشرطي الذي بجانبي كان يجادل رجلاً خلفه فلم ينتبه لذلك المسن وما إن وصل إلى الصف الأول كبر يصلي سنة الفجر فاستشاط الشرطي غيظاً من المسن وظل واقفاً على رأسه حتى أتم ركعتيه فنغزه في كتفه أن قم فقال الرجل المسن وراك (باللهجة القصيمية أي مابك) فقال الشرطي؛هذاالمكان مخصص للعلماء والمشائخ إرجع إلى الخلف فقال الرجل المسن:ومالي وللعلماء والمشائخ إن لم يأتوا مبكرين ! وأنا أراقب وأتبسم بهدوء فغضب الشرطي وقبل أن يتصرف تصرفاً غليظاً تدخلت وأمسك

Ketika dipuji

kerap dibaca oleh sahabat Rasulullah, Abu Bakar Ash Shiddiq ketika mendapat pujian

Ketika dipuji, Abu Bakr berdo’a,

اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ

Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alniy khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun.

[Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka]

( Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 4: 228, no.4876. Lihat Jaami’ul Ahadits, Jalaluddin As Suyuthi, 25: 145, Asy Syamilah)

Sebagaimana disebutkan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, Al Auza’i mengatakan bahwa ketika seseorang dipuji oleh orang lain di hadapan  wajahnya, maka hendaklah ia mengucapkan do’a di atas.
Atau

(اَللَّهُمَّ لاَ تُؤَاخِذْنِيْ بِمَا يَقُوْلُوْنَ، وَاغْفِرْلِيْ مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ (وَاجْعَلْنِيْ خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ

Allaahumma laa tu-aakhidznii bimaa yaquuluun, waghfir lii maa laa ya'lamuun, (waj'alnii khoiron mimmaa yazhunnuun).

Ya Allah, semoga Engkau tidak menghukumku karena apa yang mereka katakan. Ampunilah aku atas apa yang tidak mereka ketahui. (Dan jadikanlah aku lebih baik daripada yang mereka perkirakan).

HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 761. Isnad hadits tersebut dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 585. Kalimat dalam kurung tambahan Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman 4/228 dari jalan lain.