Rabu, 02 Desember 2020

NERAKA KOK DITANTANG

🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥

 *NERAKA KOK DITANTANG !!* 
📝 _Ustadz Rahmat Pujiyanto Hafidzahulloh_ 

Tidak ada tempat yang paling buruk.
Tidak ada tempat yang paling mengerikan.
Tidak ada tempat yang paling menyiksa.
Tidak ada tempat yang paling hina.

Kecuali NERAKA.

Ya... Memang Alloh ciptakan neraka sebagai tempat menyiksa, tempat menghukum dan tempat  balasan keburukan bagi pembangkang syariat Alloh disaat hidup di muka bumi. 

Tidak ada setetespun kenikmatan di dalam neraka.
Tidak ada sekecilpun bagian tubuh kecuali merasakan pedihnya api neraka.
Semua waktu penghuni neraka adalah siksaan dan hukuman.
Mereka tidak mati dan juga tidak hidup. 

Mereka akan berhadapan dengan malaikat yang sangat kejam, kasar dan bengis.
Malaikat yang siap menyeret dan melemparkan siapa saja yang menjadi penghuni dan bahan bakar neraka.

Bila kita lihat bagaimana panasnya api dunia, 
Mampu melahap apa saja yang ada dihadapannya. 
Dapat dikatakan cukup membuat ngeri untuk dijadikan alat penyiksaan.

Bagaimana lagi dengan panas api nereka yang 69 kali lipat panas api dunia ??

Ingin keluar dari neraka?
Ingin diringankan siksanya walau sehari?
Ingin dapat minum sebagaimana penghuni syurga dapat minum?

Sekali kali tidak. 
Itu angan angan yang mustahil untuk di dapat bagi penghuni neraka. 
Nereka tertutup atas mereka. 

Air minum mereka adalah sejelek jeleknya air minum.
Makanan mereka adalah seburuk buruknya makanan.

Tidaklah mereka minum kecuali akan semakin menambah dahaga.
Tidaklah mereka makan kecuali akan semakin menambah lapar.

Itulah kondisi neraka agar kita  senantiasa takut.
Itulah gambaran neraka agar kita selalu waspada.

Masihkah ada manusia yang menantang untuk sedia masuk neraka !?
Masihkah ada mulut mulut yang lancang untuk mengatakan mau ngadain acara di neraka !?
Masihkah ada hati hati yang sombong untuk merasa dirinya kuat mendapat siksa neraka !?

Semoga Alloh bukakan mata hatinya.
Semoga Alloh sirami hatinya dengan embun hidayah.
Semoga Alloh selamatkan kita semua dari dahsyatnya siksa neraka.

 امين امين امين يا رب العالمين
 بارك الله فيكم
🌺🍂🌺🍂🌺🍂🌺🍂🌺🍂
_Follow official account Ustadz Rahmat Pujiyanto Hafidzahulloh di Instagram, dan dapatkan nasehat-nasehat islam bermanfaat:_ 
https://instagram.com/rahmat.pujiyanto?igshid=bfso4w8mgehg

Minggu, 15 November 2020

TAHAPAN PERBAIKAN DIRI

Diam, tenang, perhatikan, amati, cermati.
Ambil sedikit kesimpulan, sederhana & sementara.
Kemudian ambil tindakan, dengan mempertimbangkan ilmu & pengalaman, juga mengantisipasi kemungkinan².
Terus berlanjut, diam, tenang, perhatikan, amati, cermati.
Perbaiki kesimpulan, perbaiki tindakan.
Terus berputar demikian.
Bersamaan dengan itu iringi dengan doa.
Semoga Allah memudahkan kita untuk berbenah diri, menjadi yang lebih baik & lebih bermanfaat.
Baarakallahufiikum

Ibnu Al Marsi

Sabtu, 14 November 2020

Buat Mereka Tertawa

Buat Mereka Tertawa Sebagaimana Engkau Telah Membuat Mereka Menangis
.
عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما قال جاء رجل إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال جئت أبايعك على الهجرة وتركت أبوي يبكيان فقال ارجع إليهما فأضحكهما كما أبكيتهما

Dari Abdullah bin Amr berkata, “Seseorang datang menemui Rasulullah shallallahu alaihi wasallam seraya berkata, ‘Saya datang demi berbaiat kepadamu untuk berhijrah, namun saya meninggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.’ Maka Rasulullah bersabda, ‘Pulanglah kepada kedua orang tuamu, buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis.’'
.
(HR. Abu Dawud).
————————
.
Faidah:
1● Hadist yang semakna juga diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam kitab birrul waalidain.
.
2● Hijrah merupakan amalan yang paling agung sebelum penaklukan kota Makkah, akan tetapi Rasulullah mengedepankan kewajiban berbakti kepada kedua orang tua ketimbang hijrah.
.
3● Menggembirakan hati kedua orang tua dan membuat keduanya tertawa termasuk amal bakti yang sangat dianjurkan, sebagaimana menyakiti hati dan membuat keduanya bermuram durja merupakan bentuk kedurhakaan yang kelak akan berbalas.
.
4● Bila kita pernah membuat kedua orang tua menangis, maka tebusannya adalah dengan membuat keduanya kembali tertawa.
.
5● Kewajian berbakti kepada kedua orang tua tetap berlaku SEKALIPUN keduanya KAFIR. Akan tetapi bila keduanya mengajak pada kesyirikan dan maksiat kita TIDAK wajib mentaatinya.
.
Wallahu a'lam
.
- Ust. Aan Chandra Thalib
_________________

Jumat, 13 November 2020

SU'UDZON YANG DIBOLEHKAN

Berprasangka buruk kepada orang lain tidaklah baik secara umum.
Tetapi perlulah kiranya kita sering² berprasangka buruk pada diri sendiri untuk mengkoreksi setiap niat & amal kita.
Baarakallahufiikum

Ibnul Marsi

JAGALAH AMANAH

🥀🍂🥀🍂🥀🍂🥀🍂🥀🍂

*JAGALAH AMANAH* 
📝 _Ustadz Rahmat Pujiyanto Hafidzahulloh_ 

Salah satu yang membedakan orang mukmin dan munafik adalah sifat amanah. 
Tidak ada amanah yang diberikan kepada orang munafik melainkan mereka selalu khianat.
Baik itu amanah kepada Allohﷻ berupa ibadah dan ketaatan ataupun amanah yang dititipkan manusia. 

Secara tegas Nabi kita ﷺ menjelaskan bahwa tidak sempurna iman seorang bila tidak ada sifat amanah pada dirinya. 

Ya. Memang sifat amanah amatlah penting untuk dijaga. Agar muamalah terhadap sesama bisa berjalan sebagaimana harapan. 
Terlebih amanah kepada Alloh yang merupakan tujuan kita ada di muka bumi.

Allohﷻ dan RosulNyaﷺ mencintai sifat amanah.
Manusiapun dekat dengan orang yang amanah.
Kebaikan muncul karena amanah yang dilaksanakan.

Orang mukmin harus bisa jadi contoh bagi manusia lainnya. Bila orang mukmin tidak amanah, maka selain mereka lebih lagi. 

Sungguh sangat tidak pantas, disaat lisannya mengatakan beriman, akan tetapi dalam kehidupan senantiasa merugikan dan manusia tidak aman dari perbuatannya. 

Bila dititipi harta, diapun lalai menjaga.
Bila diberi rahasia, diapun membuka dihadapan manusia
Bila dibebani tugas, diapun lupa dan meremehkannya.

Tidak ada kebaikan yang dihasilkan dari khianat.
Hanya keburukan dan permusuhan yang akan terjadi. 

Aib saudara tersebar. 
Rahasiapun ikut terbongkar. 
Tugas dan pekerjaan terbengkalai. 
Harta titipan hilang entah kemana.

Orang khianat, sejelek jeleknya teman.
Orang khianat, tidak akan beruntung selamanya.
Orang khianat, hidupnya tak akan berkah.
Orang khianat, dibenci oleh Sang Pencipta.

Keberhasilan bagi yang selamat dari khianat.
Persahabatan didapat bagi yang jauh dari khianat.
Berkah harta bisa dirasakan disaat bersih dari khianat.

Maka miliki sifat amanah dari sekarang dan jauhi sifat khianat. 
Tunaikan ibadah sebagai amanah yang terbesar dan paling utama.
Berilah rasa aman kepada manusia dengan selalu menjaga rahasia. 
Tutuplah aib dan keburukan disaat kita telah mengetahuinya.
Ingatlah bahwa semua amanah kelak akan ditanya.
Semoga Allohﷻ membimbing kita untuk istiqomah dijalanNya.

 امين امين امين يا رب العالمين
 بارك الله فيكم

🌳🌿🌳🌿🌳🌿🌳🌿🌳🌿
_Follow official account Ustadz Rahmat Pujiyanto Hafidzahulloh di Instagram, dan dapatkan nasehat-nasehat islam bermanfaat:_ 
https://instagram.com/rahmat.pujiyanto?igshid=bfso4w8mgehg

Selasa, 10 November 2020

RAIHLAH KEBAIKAN

📚🔸📚🔸📚🔸📚🔸📚🔸📚

*RAIHLAH KEBAIKAN* 
📝 _Ustadz Rahmat Pujiyanto Hafidzahulloh_
 
Disamping makan dan minum untuk kelangsungan hidup, ada satu hal yang lebih berharga dan lebih kita butuhkan. Tidak hanya untuk keberlangsungan hidup di dunia tapi juga sampai di akherat. 

Apa itu? 
 *Dia adalah KEBAIKAN* 

Allohﷻ memerintahkan kita untuk bersegera dan berlomba lomba dalam kebaikan, tidak menunda apalagi meninggalkannya.

Sekecil apapun kebaikan pasti Allohﷻ akan berikan balasan kebaikan yang lebih baik. Walaupun hanya sekedar niat dan tekad dalam hati. 

Satu kebaikan dilipatkan sepuluh kali lipat sampai tak terhingga banyaknya. Maka beruntunglah bagi yang mudah melakukan kebaikan. Karena taufiq Allohﷻ telah dilimpahkan kepadanya. 

Meraih kebaikan tidaklah sesulit yang dibayangkan, karena islam agama yang mudah diamalkan. Syariatnya mencocoki fitrah manusia. Dan manusia pada dasarnya sudah mengenal kebaikan itu sendiri. 

Selama belum datang hari kiamat, pintu-pintu kebaikan terbuka lebar buat manusia. 
Memberikan kesempatan bagi yang terus menambah kebaikan.

Mendoakan saudara muslim dalam kebaikan, salah satu cara agar kita memperoleh kebaikan tersebut walaupun tanpa beramal.

Ya... Itulah pintu kebaikan yang mungkin kita tidak mengetahuinya. 
Bila kita ingin suatu kebaikan, doakan saudara kita agar mendapatkannya. Niscaya malaikatpun akan mendoakan kita untuk juga mendapatkan hal yang sama. 

Bukankah doa malaikat lebih mudah dikabulkan? 

Semakin sering kita mendoakan kebaikan buat saudara, semakin banyak pula kebaikan yang dimintakan malaikat kepada kita. 

Hanya manusia yang merugilah, mereka enggan dan tak mau mendoakan kebaikan buat saudara. 
Lisannya tidaklah berucap kecuali kejelekan dan keburukan. Itu karena berasal dari kondisi hati yang tidak baik. 
Hasad, iri, dengki ataupun kebencian. Penyakit kronis yang menjadikan manusia terluput banyak kebaikan dan pahala.

Bersihkan hati. Hilangkan hasad dan kebencian. Sempurnakan iman dengan mendokan kebaikan buat saudaranya. 
Niscaya hiduppun akan terasa nyaman dan bahagia.
 بارك الله فيكم.....

🌳🌿🌳🌿🌳🌿🌳🌿🌳🌿
_Follow official account Ustadz Rahmat Pujiyanto Hafidzahulloh di Instagram, dan dapatkan nasehat-nasehat islam bermanfaat:_ 
https://instagram.com/rahmat.pujiyanto?igshid=bfso4w8mgehg

Senin, 09 November 2020

PRINSIP AHLUSSUNAH

Salah 1 prinsip ahlussunah adalah berdalil/mencari dalil terlebih dahulu baru BERAMAL/BERKEYAKINAN. Sehingga terbangunnya amal diatas dalil, atau bahasa kasarnya amal dibuat/didirikan karena adanya dalil.
BUKAN SEBALIKNYA. Beramal/berkeyakinan terlebih dahulu baru berdalil/mencari dalilnya. Ini salah, karena bisa jadi dalil terbangun/dibuat karena sudah berkeyakinan/beramal dulu, sehingga bisa berakibat sebuah dalil yg lemah diamalkan karena sudah terlebih dahulu berkeyakinan dan yg lebih buruk lagi adalah sengaja dibuat² nya dalil palsu dengan sengaja untuk mendukung amalan/keyakinan tersebut.
نسأل الله سلامة والعافيه

Sebuah faedah dari kajian online guru kami ustadz Taufiq Badri حافظه الله

الفقير الا توفيق ربه
إبنو مرسي

JANGAN PANDANG KE ATAS

🌳🍃🌳🍃🌳🍃🌳🍃🌳🍃

*JANGAN PANDANG KE ATAS* 
 _📝 Ustadz Rahmat Pujiyanto Hafidzahulloh_ 

Namanya manusia tentu inginnya lebih, lebih dan lebih. 
Dikasih satu inginnya dua. Dikasih dua inginnya tiga dan tidak akan berhenti kecuali bila meninggal dunia.

Sifat manusia pada umumnya tamak dan ambisi terhadap dunia. Bila tidak dikontrol iman, akan berbahaya bagi pelakunya. 

Saling bermusuhan dan saling hasad, tentu tak dapat terelakkan. 
Bahkan yang lebih parah bila sampai kepada kesyirikan. 
Untuk mengejar satu tujuan. Agar orang lain tidak bisa mengalahkan. 

Itu semua muncul dari cara pandang yang salah terhadap dunia. 
Memandang ke atas sehingga apa yang dimiliki tiada artinya. 
Segudang hartapun, serasa tak punya apa apa. 
Di dalam pikirannya, bagaimana agar bisa bersaing dengan manusia. 
Semua jalan ditempuh, tidak memandang apakah dilarang agama. 

Kegelisahan, kesusahan, ketakutan lambat laun merayapi hati.
Memang dunia semakin dikejar akan semakin lari.
Tidak akan bisa didapatkan walaupun sampai mati.
Karena Allohﷻ sudah menetapkan, semua makhluq pasti mendapatkan rizqi.

Kenapa musti kawatir. 
Padahal kita punya Allohﷻ yang selalu hadir. 
Dalam setiap kondisi dan keadaan, manis ataupun getir. 
Yakinlah...Dia tak kan mentelantarkan hambaNya selama mengimani taqdir. 

Dunia.. pandanglah ke bawah. 
Niscaya hatipun menjadi qona'ah. 
Imanpun kan terus bertambah. Dan hartapun menjadi barokah. 
Ingatlah, bahwa tujuan utama kita adalah ibadah.

Tidak ada kata terlambat. Semua masih bisa berubah, selama ada tekad kuat dan keyakinan bahwa Allohﷻ Maha Pemurah. 

Siapa yang bertaqwa kepadaNya niscaya rizqi akan terus mengalir dari arah yang tak disangka sangka. 
بارك الله فيكم

🌳🌿🌳🌿🌳🌿🌳🌿🌳🌿
_Follow official account Ustadz Rahmat Pujiyanto Hafidzahulloh di Instagram, dan dapatkan nasehat-nasehat islam bermanfaat:_ 
https://instagram.com/rahmat.pujiyanto?igshid=bfso4w8mgehg

JAGALAH AKHLAQ

🌻🌥️🌻🌥️🌻🌥️🌻🌥️🌻🌥️

*JAGALAH AKHLAQ* 
📝 _Ustadz Rahmat Pujiyanto Hafidzahulloh_ 

Bagaimana bila ada orang yang berbuat baik kepada kita? 
Tentu sangatlah senang dan berterima kasih kepadanya. 

Begitulah sifat dasar manusia, senang dengan kebaikan yang diberikan kepadanya walaupun dia sendiri belum bisa melakukan hal yang sama.

Semua yakin bahwa berbuat baik akan mendatangkan kebaikan pula. 
Semua percaya bahwa hidup harus saling berbuat baik.

Sebagai orang beriman, tentu sangat memperhatikan hubungannya dengan manusia tentunya setelah menjalin hubungan baik dengan Allohﷻ.

Karena akhklaq baik kepada manusia sebagai penyempurna iman dan taqwa.

Sebagian bisa baik kepada Robbnya, tapi kurang baik dengan manusia.
Sebagian lagi bisa baik kepada manusia, tapi dengan Robbul Alamin, tidak mengenal sama sekali, dan bahkan ingkar kepadaNya.

Panutan kita, Nabi Muhammad sholallohu alaihi wa sallam seorang yang paling sempurna akhlaqnya. 
Memberikan contoh untuk menjaga akhlaq dimanapun berada dan kepada siapapun orangnya.

Tidak memberikan gangguan, baik dengan lisan atau perilaku.
Menolong dan meringankan beban tanpa mengenal waktu.
Memberikan senyuman dan menampakkan kegembiraan disaat bertemu.

Dan yang lebih menakjubkan.
Membalas keburukan dengan kebaikan.
Membalas kedustaan dengan kejujuran.

Tidak sedikit manusia simpatik dengan islam karena akhlaqnya. Sehingga seorang muslim haruslah malu bila belum memiliki akhlaq islam dalam hidupnya.

Allohﷻ sangat mencintai hambaNya yang berbuat baik. Demikian pula syurgaNya, disediakan bagi hambaNya yang berakhlaq mulia. Dan Allohﷻ menjadikan hati seluruh makhluq akan mencintainya.

Celakalah disaat manusia menjauh karena akhlaqnya yang buruk.
Merugilah disaat manusia mencelanya karena prilakunya tidak terpuji.
Jangan harapkan  kesempurnaan iman, manakala tutur kata dan sikapnya masih melukai tetangga.

Mulai sekarang.. 
Benahi akhlaq. Lembutkan tutur kata. Masukkan kegembiraan ke dalam hati sesama. Niscaya kesempurnaan iman akan kita dapatkan.

 بارك الله فيكم....

🌳🌿🌳🌿🌳🌿🌳🌿🌳🌿
_Follow official account Ustadz Rahmat Pujiyanto Hafidzahulloh di Instagram, dan dapatkan nasehat-nasehat islam bermanfaat:_ 
https://instagram.com/rahmat.pujiyanto?igshid=bfso4w8mgehg

Senin, 18 Mei 2020

MEMILIH SELINGKUH ATAU TETAP SETIA.

Memilih selingkuh atau tetap setia.

Roda sejarah akan terus berputar sedangkan para pengukir sejarah akan silih berganti datang dan pergi. Dahulu dinyatakan 
لكل قوم وارث
Setiap kelompok manusia pasti memiliki generasi penerusnya.
 
Karena kodrat ilahi  telah tetap bahwa kebenaran dan kebatilan akan terus berseteru, sejalan dengan putaran roda sejarah. Kadang kebenaran berada di atas, dan di lain kesempatan kebatilanlah yang berada di atas putaran. 
 
Andai kebenaran selalu berada di atas, niscaya perjuangan dan pengorbanan kehilangan arti, karena seluruh ummat manusia telah beriman. Sebaliknya andai kebatilan selalu kalah dan binasa, niscaya tiada seorangpun yang kelak akan menghuni neraka. Allah Ta’ala berfirman:
إِن يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهُ وَتِلْكَ الأيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ وَيَتَّخِذَ مِنكُمْ شُهَدَاء وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ الظَّالِمِينَ {140} وَلِيُمَحِّصَ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ وَيَمْحَقَ الْكَافِرِينَ 
Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang lalim, dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir. (Ali Imran 140-141)
 
Allah Ta’ala telah menetapkan bahwa ada surga dan ada pula neraka, dan keduanya akan dihuni oleh banyak manusia. Karenanya wajar bila orang orang yang telah ditakdirkan menjadi penghuni keduanya berjibaku menuju ke pintunya.
 
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkisah bahwa seusai Allah menciptakan surga, Allah berfirman kepada malaikat Jibril: Pergilah dan saksikanlah surga. Maka Malaikat Jibril segera pergi menyaksikan surga beserta berbagai kenikmatan di dalamnya yang telah Allah siapkan untuk para penghuninya. Kemudian Malaikat Jibril kembali mengahadap Allah dan berkata: Wahai Rabku, Sungguh demi kemulian-Mu, tidaklah ada seorangpun yang mengetahui perihal surga melainkan ia pasti masuk ke dalamnya. Selanjutnya jalan jalan ke surga dipenuhi dengan rintangan (hal hal yang tidak menyenangkan)
 
Selanjutnya Allah kembali berfirman kepada Malaikat Jibril: Pergilah dan saksikan  surga untuk kedua kalinya. Segera Malaikat Jibril pergi menyaksikan surga untuk kedua kalinya, dan kemudian ia kembali dan berkata: Wahai Rabku! Sungguh demi kemulian-Mu, sekarang aku sangat kawatir tidak seorangpun yang bisa masuk ke surga.
 
Dan seusai Allah menciptakan neraka, Allah memerintahkan Malaikat Jibril: Pergilah dan saksikan neraka. Maka Malaikat Jibril segera pergi menyaksikan neraka. Seusai menyaksikan neraka Malaikat Jibril kembali mengahadap  Allah dan berkata: Wahai Rabku, Sungguh demi kemulian-Mu, tidaklah ada seorangpun yang mengetahui perihal neraka kemudian ia tetap terjerumus masuk ke dalamnya. Selanjutnya jalan jalan ke neraka dipenuhi dengan syahwat (hal hal yang menyenangkan). 
 
Selanjutnya Allah kembali memerintahkan Malaikat Jibril: Pergilah dan saksikan neraka untuk kedua kalinya. Segera Malaikat Jibril pergi menyaksikan neraka untuk kedua kalinya, dan kemudian ia kembali dan berkata: Wahai Rabku! Sungguh demi kemulian-Mu, sekarang aku sangat kawatir tidak lagi tersisa seorangpun melainkan ia akan terjerumus masuk ke neraka. (At Tirmizy)

 
Fakta ini berlaku pada semua urusan, baik dalam sekala individu maupun kelompok dan masyarakat luas. Jalan menuju ke surga baik surga dunia dan akhirat dipenuhi dengan tantangan dan perjuangan. Namun keberadaan tantangan tersebut bukan berarti sukses dunia dan akhirat mustahil diwujudkan. Sejarah telah membuktikan bahwa sukses dunia dan akhirat adalah nyata, dan selalu dapat diwujudkan oleh orang orang yang beriman.
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى {131} وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى 
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya.  Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (Thaha 131-132)
 
Sebaliknya adanya kesenangan yang menggoda di setiap jalan ke neraka bukan berarti kesenangan akan terus menerus abadi. Fakta sejarah telah bersaksi bahwa kebinasaan dan derita dunia dan akhirat pasti menjadi akhir dari setiap langkah pelaku kemaksiatan. Allah Ta’ala berfirman:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ 

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa.  Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (An Nur 55)
 
Sebagai bentuk implementasi langsung dari ketetapan Allah di atas, adalah setiap kemaksiatan akan berujung pada kebinasaan dan derita.
فَلَمَّا نَسُواْ مَا ذُكِّرُواْ بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُواْ بِمَا أُوتُواْ أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ {44} فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِينَ ظَلَمُواْ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ 
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang lalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (Al An’am 44-45)
 
Sebagai contohnya nyata, bisa jadi riba pada satu periode membawa manfaat, diantaranya pertumbuhan yang begitu pesat. Namun demikian, pertumbuhan yang begitu pesat itu kehilangan aspek penting bagi kelangsungan hidup manusia, yaitu keselamatan. Ya, dengan riba bisa saja ekonomi tumbut pesat, namun faktanya tidak selamat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 إِنِ الرِّبَا وَإِنْ كَثُرَ فإِنَّ عاقبتَه تصيرُ إِلى قُلِّ
Walaupun pada suatu masa, riba bisa berlipat ganda, namun pejalanannya pasti berakhir pada kehancuran. (Ibnu Majah dan Al Baihaqy)
 
Dalam banyak urusan aspek keselamatan yang mengandung konsekwensi stabilitas, sering kali lebih penting dibanding percepatan. Dan aspek ini nampak nyata pada prinsip syari’ah dalam penggunaan mata uang, yang dipertahankan sebagai alat bantu untuk memutar roda ekonomi bukan sebagai salah satu produk ekonomi. Karenanya, dalam syari’at Islam, pertukaran mata uang diatur sedemikian rupa untuk mempertahankan fungsinya sebagai alat bantu. Bila mata uang dinar -misalnya- ditukarkan dengan sesama dinar, maka harus memenuhi dua persyaratan:
1. Sama nilai
2. Secara tunai.
 
Bila uang dinar dipertukarkan dengan uang dirham, maka harus dilakukan secara tunai, sehingga terjadi serah terima fisik uang pada saat akad, tanpa ada yang tertunda sedikitpun.
 
Ketentuan hukum ini berlaku pula pada mata uang kartal ataupun uang elektronik yang berlaku saat ini. Dengan demikian, perputaran uang tidak mengancam sektor industri barang dan jasa yang merupakan obyek utama ekonomi. Sebagaimana perputaran uang dapat dikendalikan agar senantiasa sejalan dengan laju produksi barang dan jasa. 
 
Hal ini penting dilakukan demi menjaga stabilitas ekonomi, karena hingga saat ini tidak seorangpun yang makan atau minum atau mengendarai uang, namun dengan uang ia bisa makan, minum dan memiliki kendaraan atau kebutuhan lainnya. Semua itu bukti nyata bahwa manusia bisa bertahan hidup walau tanpa uang, namun manusia tidak akan pernah bisa bertahan hidup tanpa barang dan jasa. 
 
Krisis ekonomi yang pernah melanda negri kita menjadi salah satu bukti yang masih segar dalam ingatan kita, sebagaimana kondisi ekonomi dunia saat ini juga patut menjadi buktinya. Di saat para pelaku ekonomi di sektor riil sedang jatuh bangun akibat dari pandemi covid-19, kalkulator riba terus berjalan menghitung bunga hingga berlipat ganda sebagaimana telah dikabarkan dalam Al Qur’an: 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَأْكُلُواْ الرِّبَا أَضْعَافًا مُّضَاعَفَةً وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ {130} وَاتَّقُواْ النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ {131} وَأَطِيعُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ 
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat  keberuntungan. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.(Ali Imran 130-132)
 
Riba bukan hanya berlipat ganda, namun juga menjadi menjadikan sendi sendi ekonomi akan berada di tangan segelintir orang saja. Sedangkan amyoritas masyarakat, maka mereka akan terus menjadi korban eksploitasi kaum kapital yang di setiap masyarakat jumlahnya hanya segelintir saja. 

Tidak perlu jauh jauh mencari bukti, negri kita yang subur makmur, saat ini perekonomiannya telah berada dalam genggaman  segelintir orang saja. Melalui lembaga perbankan dan perkreditan ribawi yang mereka dirikan, telah berhasil menyedot mayoritas kekayaan masyarakat. 

Kondisi ini tentu sangat bertentangan dengan syari’at islam yang mengehendaki terjadinya pemerataan kesempatan hidup. Karenanya Islam mensyari’atkan berbagai instrumen yang berfungsi untuk memastikan terjadinya pemerataan tersebut. Syari’at zakat, infak, sedekah, wakaf, kafarat, nafkah, warisan, hukum hukum rampasan perang dan lainnya telah terbukti efektif menjamin terjadinya pemerataan ekonomi kepada seluruh lapisan masyarakat. Allah Ta’ala berfirman:
مَّا أَفَاء اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاء مِنكُمْ وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ 
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (Al Hasyer 7)
 
Patut dicatatkan bahwa riba tidak akan sirna, namun riba selalu saja berujung pada kekacauan dan kehancuran. Sebaliknya ummat Islam juga tidak selamanya setia kepada syariat Islam.  Bisa saja ummat islam selingkuh dengan sistem ekonomi dan berbagai teori ekonomi produk akal manusia. Sebagai orang yang beriman, sepatutnya kita introspeksi diri, akankah kita setiap dengan syari’at agama yang kita imani, ataukah kita t ergoda untuk selingkuh dengan selainnya?
 
Pena sejarah akan menulis dan lembar amal yang ada di tangan malaikat juga akan selalu mencatat apakah kita setia kepada syari’at agama ataukah kita tergoda untuk berselingkuh dengan selainnya. Dan pada saatnya nanti, masing masing kita akan mempertanggung jawabkan keputusannya di hadapan Allah Ta’ala, untuk kemudian menuai hasil dari kesetiaan atau perselingkuhan kita semasa di dunia.
 
Bujuk rayu riba bisa saja terdengar syahdu, namun sebagai orang yang beriman, seruan nurani dan iman pastilah lebih merdu dan indah untuk didengarkan untuk tetap setia kepada syari’at Allah dan Rasul-nya. Wallahu a’alam bisshawab.
DR.M.Arifin Badri

Revisi Doa.ربي اغفرلي ولوالدي ..../ربنا اغفرلنا ولوالدينا

ENGKAULAH MASALAHNYA

# Engkaulah Masalahnya #
@Dr_almosimiry 

Masalahnya bukan ketika Ramadhan meninggalkanmu, masalahnya adalah ketika engkau yang meninggalkan Ramadhan. Ramadhan kalau pergi, dia kan kembali lagi. Tapi, kalau engkau yang pergi, kau tak kan kembali. Maka tambahlah perbekalanmu!

Dr Riyadh al Musaimiry Pengajar di Universitas Ibnu Su’ud KSA
Twit Ulama | twitulama.com | twitter, instagram & telegram: @twitulama

Jumat, 08 Mei 2020

KEJAMNYA RIBA

Corona kembali membuktikan bahwa riba biang sengsara dunia hingga akhirat.

Para pengusaha menangis karena bunga terus bertambah sedang penghasilan nihil atau minim.

Rakyat yang tergoda dengan iming iming “bunga kecil dan cicilan ringan”, dengan datangnya corona, benar benar merana , ngojek atau taksi online, atau usaha kecil kecilannya tidak lagi bisa menutupi cicilannya, sedangkan kalkulator bank atau rentenir bunga terus berhitung.

Rasulullah shallahu alaihi wa sallam bersabda:

الرِّبا وإنْ كثُرَ، فإنَّ عاقِبتَه تَصيرُ إلى قُلٍّ"
Riba itu walau sesaat berlipat ganda, namun sekejap akan kembali menjadi sedikit (hancur) riwayat Ahmad dan lainnya

Corona juga membuktikan bahwa bank di saat ekonomi normal menghisap hasil keringat rakyat , ketika krisis juga tetap mengisap darah rakyat.

Jadi, masihkah anda terperdaya dengan bujuk rayu rentenir dan belum juga tergugah untuk bercerai tiga dengan riba?

Krisis ekonomi 97/98 riba biang sengsara, kini kembali membuktikan diri sebagai biang sengsara, namun masih saja tidak percaya.

Mungkinkah pintu hidayah yang memang belum terbuka untuk anda atau apa gerangan yang terjadi kawan?

Selamat merenung...

Nasehat Ustadz DR. Muhammad Arifin Baderi, MA (Penasehat KPMI Pusat)

Kamis, 07 Mei 2020

Jangan Salah Pilih Pasangan

Kisah inspiratif penuh ibroh

Korset

LSO & TLSO Korset Korset tulang belakang pinggang & punggung. Alat bantu rehab medik untuk tulang belakang: 🔴Habis jatuh 🔴kecetit 🔴syaraf kejepit 🔴 osteoporosis (tulang keropos) 🔴DLL Ready warna hitam & coklat. Ukuran S-XXL & custom (sesuai pesanan) LSO korset 250.000 TLSO korset 350.000 📦Siap kirim seluruh negeri insyaaAllah wa.me/+628993195055

Minggu, 16 Juni 2019

DENGARKAN INI WAHAI PARA PEMFITNAH

" DENGARKAN INI WAHAI PARA PEMFITNAH MANHAJ SALAF..."!!!

Saya ingatkan kepada para da'i dan ustadz yang masih membenci dakwah yang mulia ini.
Yang memfitnah, menuduh dengan tuduhan yang kejam. Membohongi Umat dengan cerita-cerita dan kisah-kisah yang bohong dan dibuat-buat. Hendaklah kalian merasa takut kepada Allah. Ingatlah kita semua akan dikembalikan kepada Allah Azza wa Jalla, ingatlah bahwa kita semua pasti akan ditanya tentang apa yang kita telah katakan dan kita ucapkan, juga akan ditanya tentang apa yang kita perbuat dan yang kita tulis. Esok hari, kalian akan berdiri di hadapan Allah yang maha perkasa. Amal-amal kalian akan dihisab dan kalian akan memikul dosa-dosa orang yang kalian sesatkan, dan di hari itu orang-orang yang dzalim akan mengetahui kemana tempat mereka kembali.

Allah Berfirman,

لِيَحْمِلُوْۤا اَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَّوْمَ الْقِيٰمَةِ ۙ  وَمِنْ اَوْزَارِ الَّذِيْنَ يُضِلُّوْنَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ  اَ لَا سَآءَ مَا  يَزِرُوْنَ

"(ucapan mereka) menyebabkan mereka pada hari Kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara sempurna, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, alangkah buruknya (dosa) yang mereka pikul itu."
(QS An Nahl, Ayat 25)

📝Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Sabtu, 15 Juni 2019

NASIHAT SEORANG SHAHABAT KEPADA BUAH HATINYA

FAWAID SOLO:
FAIDAH-FAIDAH TARBIYAH DARI NASIHAT SEORANG SHAHABAT KEPADA BUAH HATINYA

قَالَ عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ لِابْنِهِ :

يَا بُنَيَّ إِنَّكَ لَنْ تَجِدَ طَعْمَ حَقِيقَةِ الْإِيمَانِ حَتَّى تَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ ، وَمَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺَ يَقُولُ :

 إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ لَهُ : اكْتُبْ قَالَ : رَبِّ وَمَاذَا أَكْتُبُ ؟ قَالَ : اكْتُبْ مَقَادِيرَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ

 يَا بُنَيَّ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ :

مَنْ مَاتَ عَلَى غَيْرِ هَذَا فَلَيْسَ مِنِّي " .

Ubadah bin Shamit –radhiallahu ‘anhu- berkata kepada putranya:

“Wahai bunayya (Ananda) sungguh engkau tidak akan mendapat rasa inti dari iman sampai kamu memahami bahwa apa yang kamu dapat tidak akan luput darimu dan apa yang luput darimu tidak akan datang kepadamu.

------ Aku mendengar Rasulullah –ﷺ- bersabda:

"Sesungguhnya awal makhluk yang Allah ciptakan adalah al-qalam(pena) lalu Allah berfirman kepadanya: “Tulislah!”

Ia berkata: “Wahai Rabb-ku apa yang akan aku tulis?”

Allah berfirman: “Tulislah ketetapan(takdir) segala sesuatu sampai tegaknya kiamat.” -------

Wahai Ananda sungguh aku telah mendengar Rasulullah -ﷺ- bersabda:

مَنْ مَاتَ عَلَى غَيْرِ هَذَا فَلَيْسَ مِنِّي

“Siapa yang meninggal dunia di atas selain (keyakinan) ini maka ia bukan termasuk golongan kami.”

[H.R. Abu Dawud, At-Tirmidzy, dan selainnya. Dishahihkan Asy-Syaikh al-Albaniy dalam al-Misykah (1/ 34) dan Asy-Syaikh Muqbil dalam al-Jami’us Shahih fil Qadar (102 – 103), rahimahumullah.]

💡 Diantara faidah-faidah hadits ini:

1. Lemah-lembut kepada anak ketika menasihati dengan memanggil panggilan yang menunjukkan kasih sayang.

2. Panggilan yang lembut akan melunakkan hati anak ketika diberi nasihat.

3. Membimbing anak kepada suatu hukum disertai dalilnya.

4. Dengan menjelaskan dalil maka anak akan terbiasa beramal dengan mengikuti dalil.

5. Beramal dengan dalil menjadikan anak mencintai Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wasallam- yang beliau adalah Imam yang harus diikuti dan wajib mengambil arahan-arahannya.

6. Mengikat anak dengan dalil yang bersumber dari Kitabullah dan Sunnah Rasululllah –shalallahu ‘alaihi wasallam-.

7. Kekeliruan sebagian orangtua yang mengarahkan kepada anak-anaknya kepada suatu hukum tanpa membuat ikatan dengan sumber hukum tersebut yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.

8. Orangtua berkewajiban memberi tuntunan kepada anaknya untuk bertakwa kepada Allah dan berpegang teguh dalam mengamalkan nilai-nilai agama, akidah yang shahihah, dan akhlak yang fadhilah(utama).

9. Orangtua terus menasihati anak kepada kebaikan sampai akhir hayatnya. Ubadah bin Shamit -radhiallahu 'anhu- memberi nasihat dengan hadits tersebut menjelang wafatnya beliau, sebagainya diriwayatkan al-Imam Ahmad dalam musnadnya.

📚 Sumber Rujukan:

▪القول المفيد على كتاب التوحيد – الشيخ محمد بن صالح العثيمين
▪مجموع فتاوى ورسائل – الشيخ العثيمين
▪إعانة المستفيد بشرح كتاب التوحيد – الشيخ صالح الفوزان

#Tarbiyah Ahlussunnah dibawah Naungan  Al-Qur’an dan Sunnah

📑 Penulis: Al-Ustadz Abu Yahya al-Maidany hafidzahullah

●Channel Telegram ForumBerbagiFaidah [FBF]
◎◎◎◎◎◎◎◎◎
📖 Arsip Fawaid Ilmiyah:
https://telegram.me/fawaidsolo

●●●●●●●●●

Jumat, 14 Juni 2019

Kunci Sukses Dunia Akherat

Kunci Sukses Dunia Akherat

Abu Ubaidah As Sidawi

"Sesungguhnya semangat beramal yang disertai niat yang tulus pasti akan membuahkan buah-buah manis. Dan kunci semua itu adalah selalu sabar apapun kondisinya.

Sebaliknya,  kunci kegagalan adalah bosan dan mengeluh. Puncaknya adalah kosongnya keikhlasan".

(Surat Syeikh Abdur Rahman As Sa'di kepada murid beliau Syeikh Ibnu 'Aqil,  sebagaimana dalam Al Ajwibah An Nafi'ah 'anil Masail Waqi'ah hlm.  38).

Kesimpulannya,  kunci sukses adalah:
1. Niat yg lurus
2. Semangat
3. Doa
4. Sabar
5. Istiqomah

Jika 5 kunci ini bisa terlaksana,  yakinlah kamu akan sukses dunia akherat.

Selasa, 28 Mei 2019

KECANDUAN

*📚 F a e d a h :*

*KECANDUAN DOSA BISA BERUJUNG SUUL KHATIMAH*

Al Imam Ibnu Rajab -rahimahullah- berkata :

قَالَ عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي رَوَّادٍ : حَضَرْتُ رَجُلًا عِنْدَ الْمَوْتِ يُلَقَّنُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَقَالَ فِي آخِرِ مَا قَالَ: هُوَ كَافِرٌ بِمَا تَقُولُ، وَمَاتَ عَلَى ذَلِكَ، قَالَ فَسَأَلْتُ عَنْهُ، فَإِذَا هُوَ مُدْمِنُ خَمْرٍ.

Abdul Aziz bin Abu Rowad berkata, “Aku telah menghadiri seseorang saat sekaratul mautnya, lalu ditalqin dengan kalimat Laa Ilaha Illallah, maka akhir yang diucapkannya, ia kufur terhadap apa yang engkau ucapkan tersebut dan ia pun mati diatas keadaan  itu. Maka aku bertanya tentangnya, dan ternyata dia adalah orang yang kecanduan minuman keras”

فَكَانَ عَبْدُ الْعَزِيزِ يَقُولُ: اتَّقُوا الذُّنُوبَ، فَإِنَّهَا هِيَ الَّتِي أَوْقَعَتْهُ. وَفِي الْجُمْلَةِ: فَالْخَوَاتِيمُ مِيرَاثُ السَّوَابِقِ، فَكُلُّ ذَلِكَ سَبَقَ فِي الْكِتَابِ السَّابِقِ، وَمِنْ هُنَا كَانَ يَشْتَدُّ خَوْفُ السَّلَفِ مِنْ سُوءِ الْخَوَاتِيمِ، وَمِنْهُمْ مَنْ كَانَ يَقْلَقُ مِنْ ذِكْرِ السَّوَابِقِ.

Abdul Aziz (juga) berkata, 'Takutlah akan dosa karena dialah yang telah menjatuhkan mu (dalam kebinasaan), Secara umum penutup penutup amal pastilah merupakan akibat dari amal amal perbuatan yang telah lalu, dan semua itu telah didahului oleh ketetapan didalam catatan lauhul mahfudz, dan karena itulah para Salafus shalih sangat takut kepada penutup penutup amal yang buruk, sehingga diantara mereka ada yang gundah dengan amal amal yang telah mereka lakukan sebelumnya.

وَقَدْ قِيلَ: إِنَّ قُلُوبَ الْأَبْرَارِ مُعَلَّقَةٌ بِالْخَوَاتِيمِ، يَقُولُونَ: بِمَاذَا يُخْتَمُ لَنَا؟ وَقُلُوبُ الْمُقَرَّبِينَ مُعَلَّقَةٌ بِالسَّوَابِقِ، يَقُولُونَ: مَاذَا سَبَقَ لَنَا.

Dikatakan hati orang orang yang baik tertambat pada amal amal penutup. Mereka biasa mengatakan, “Dengan apa amalan amalan kita akan ditutup?”, lalu hati hati orang yang didekatkan kepada Allah tertambat kepada amal amal yang telah lalu, mereka berkata, “amal apa saja yang telah kita lakukan?”

KETAKUTAN PARA SALAF AKAN SUUL KHATIMAH

وَكَانَ سُفْيَانُ يَشْتَدُّ قَلَقُهُ مِنَ السَّوَابِقِ وَالْخَوَاتِيمِ، فَكَانَ يَبْكِي وَيَقُولُ: أَخَافُ أَنْ أَكُونَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا، وَيَبْكِي، وَيَقُولُ: أَخَافُ أَنْ أُسْلَبَ الْإِيمَانَ عِنْدَ الْمَوْتِ.

Sufyan As Tsauri senantiasa gundah dengan amal amal perbutan yang telah beliau lakukan dan juga gundah dengan penutup penutup amal, maka beliau kadang menangis dan berkata, 'Aku khawatir kalau aku tercatat di lauhul mahfudz sebagai orang yang celaka'. Dan beliau juga kadang menangis dan berkata, 'Aku khawatir iman akan dicabut dari diriku ketika kematian menjelang'

وَمِنْ هُنَا كَانَ الصَّحَابَةُ وَمَنْ بَعْدَهُمْ مِنَ السَّلَفِ الصَّالِحِ يَخَافُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمُ النِّفَاقَ وَيَشْتَدُّ قَلَقُهُمْ وَجَزَعُهُمْ مِنْهُ، فَالْمُؤْمِنُ يَخَافُ عَلَى نَفْسِهِ النِّفَاقَ الْأَصْغَرَ، وَيَخَافُ أَنْ يَغْلِبَ ذَلِكَ عَلَيْهِ عِنْدَ الْخَاتِمَةِ، فَيُخْرِجُهُ إِلَى النِّفَاقِ الْأَكْبَرِ، كَمَا تَقَدَّمَ أَنَّ دَسَائِسَ السُّوءِ الْخَفِيَّةِ تُوجِبُ سُوءَ الْخَاتِمَةِ،

Inilah sebabnya para Sahabat dan As Salafus Shalih yang datang setelah mereka, takut kemunafikan mendera diri mereka, sehingga mereka sangat gundah dan takut karenanya. Karena itu, orang mu’min khawatir sekali bila kemunafikan yang kecil menghinggapi dirinya, lalu kemunafikan yang kecil itu akan mendominasi dirinya ketika kematian menjelang, sebagai mana yang telah disinggung bahwa keburukan keburukan yang tersembunyi dapat menyebabkan penutup hidup yang buruk.

DO'A AGAR DI TEGUHKAN DIATAS HIDAYAH

وَقَدْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ فِي دُعَائِهِ: " «يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ " فَقِيلَ لَهُ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ، فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا؟ فَقَالَ: " نَعَمْ إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ شَاءَ» وَفِي هَذَا الْمَعْنَى أَحَادِيثُ كَثِيرَةٌ.

Nabi shalallahu alaihi wasallam sendiri sering kali mengucapkan dalam doanya, “Wahai Dzat yang membolak balikan hati, teguhkan hatiku diatas agama Mu. Hingga pernah ditanyakan kepada beliau, wahai nabiyullah kami beriman kepada engkau dan kepada ajaran yang engkau bawa, maka apakah engkau khawatir kepada kami ? maka beliau bersabda, “Iya karena sesungguhnya hati manusia itu berada diantara dua jari Allah ‘Azza wajalla yang Dia bolak balikan sebagaimana yang Dia kehendaki. Dan hadits yang semakna dengan ini sangatlah banyak. (Dinukil dari Jaami'ul 'Ulum Wal Hikam, karya ibnu Rojab al Hanbali -rahimahullah-)

*✍ Abu Ghozie As Sundawie*

Senin, 20 Mei 2019

MENGENAI KONDISI POLITIK KINI

*Harapan & Uneg-Uneg Mengenai Kondisi Politik Kini*

*Oleh:* _Ustadz Abu Ubaidah as-Sidawy_

Bismillah. Melihat situasi politik akhir-akhir ini,  izinkanlah kami menuangkan uneg-uneg kami yang menginginkan keamanan dan kedamaian negeri ini.

1. Kepada para penyelenggara Pemilu,  hendaknya kalian takut kepada Allah, dan berani untuk jujur, adil dan amanah,  jangan sekali-kali berbuat curang dan berkhianat,  karena ketidakjujuran adalah sumber kerusakan & kekacauan. 
Takutlah kepada Allah & jangan takut kepada selainNya.  Ingatlah bahwa kalian semua akan berdiri dalam pengadilan Allah di akherat.  Ingatlah bahwa dunia ini hanyalah sesaat.

2. Kepada pemerintah,  aparat kepolisian,  dan tentara Indonesia,  hendaknya melaksanakan tugasnya untuk menjaga stabilitas keamanan negeri ini dan mengayomi rakyat dg penuh keikhlasan dan kesabaran. 
Janganlah kalian menyalahgunakan wewenang yang dipikulkan di pundak kalian, sehingga ada satu nyawa yang hilang sia sia.
Ingatlah senjata yang dititipkan kepada kalian akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.
Ingatlah bahwa Jabatan dan tahta dunia hanyalah sementara sedangkan akherat lah yang kekal nan abadi.

3. Kepada rakyat indonesia semuanya, hendaknya kita mengerem diri dari emosi dan tidak terpancing provokasi.
Janganlah gegabah dalam bertindak sehingga terjadi hal-hal yang akan kita tangisi dan sesali di kemudian hari.
Ingatlah bahwa kita sekarang di bulan suci yang mengajarkan kita untuk pandai mengendalikan diri. Sungguh,  bersabar atas kedzaliman pemimpin jauh lebih baik daripada hilangnya nyawa dan tertumpahnya darah.

4. Untuk para elit,  para tokoh,  para ulama dan kyai,  mari kita sejukkan suasana negeri dan jangan menyalakan api provokasi.
Marilah kita merangkul pemerintah,  penyelenggara dan oposisi untuk duduk bersama menjaga kedamaian negeri.

5. Marilah kita sibukkan diri kita semua dengan banyak ibadah di bulan suci ini terutama doa.  Marilah kita semua banyak berdoa kepada Allah agar menjaga negeri ini dari segala fitnah dan kerusakan,  sebagaimana kita berdoa kepada Allah agar memilihkan pemimpin yang terbaik untuk kita.

Intinya,  harapan saya kepada para pemerintah dan penyelenggara untuk menegakkan keadilan dan kejujuran dan kepada rakyat untuk bersabar dan tidak terprovokasi. Semua itu demi keamanan di negeri ini.

Ini hanyalah coretan dan goresan yang keluar dari hati tulus seorang hamba yang menginginkan kebaikan untuk negeri ini. 
Abaikan tulisan ini jika anda tidak setuju dan share jika anda menyetujuinya.

SHOLAT DENGAN 1 KAKI

بسم الله
#Kisah Mengharukan oleh Syaikh...

Oleh : Ustadz Abu Irbadh hafizahullah.

Terlalu banyak faedah yg bisa dipetik dari pelajaran "AsSyaikh 'Abddurrazak bin Abdul Muhsin  Al Badr Hafizahullah" pada hari ini (Ahad, 7 Ramadhan 1440 H ) , namun saya ingin berbagi faedah yang sangat mengharuhkan sampai - sampai sang qory ( yang bertugas membaca kitab yg sementara disyarah/dijelaskan oleh syaikh ) menangis lalu kemudian syaikh menutup majlisnya karena sang qory tidak bisa melanjutkan bacaannya.
Apa yang membuat sang qory terharu dan menangis bahkan hampir seluruh orang yang hadir menangis...???

Ceritanya adalah sebagai berikut :

Ditengah-tengah penjelasan AsSyaikh tentang firman Allah yang mengabadikan ucapan nabi Sulaiman dalam Qur'an surat (an-naml : 40) Nabi Sulaiman 'alaihissalam berkata ketika Allah berikan kerajaan kekuasan dan kemudahan segala urusan:

هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ.

"Ini adalah keutamaan / pemberian dari rabku untuk mengujiku apakah saya termasuk orang yang bersyukur atau justru menjadi orang yang kufur nikmat".

Kata beliau Hafizahullah ta'ala:" ucapan Nabi Sulaiman ini menjadi berkah karena Allah abadikan dalam Al-Qur'an dan banyak manusia yang memetik manfaat darinya, betapa banyak orang yang diberkahi oleh Allah Azza Wa Jalla, dari ucapannya bahkan terkadang seseorang tidak berucap namun perbuatannya /amalannya pun barokah,....#MasyaAllah...

"Saya ( AsSyaikh) akan ceritakan sebuah kisah dari pengalaman pribadiku dengan seseorang yang saya tidak kenal, saya tidak tau namanya bahkan saya tidak tahu apakah dia masih hidup sekarang atau sudah meninggal namun dia berkebangsaan Indonesia,...Alhamdulillah...

"Beberapa tahun lalu di masjid ini ( masjid Nabawiy ), ketika sepuluh malam terakhir dari bulan ramadhan saya solat tarwih di akhir malam bersama imam, dan dimalam itu imamnya membaca kurang lebih 3,5 juz...Allahu Akbar... Di depan saya langsung ( tanpa ada pembatas saya dengan dia ) ada orang Indonesia berdiri solat dalam keadaan "kakinya puntung sampai lutut"... Subhanallah...sehingga hanyalah bertumpu dgn hanya 1 kaki tanpa tongkat sampai menyelesaikan seluruh juz yang dibaca oleh imam dan tidak duduk sedikitpun,... demi Allah.. demi Allah ...demi Allah... saya saksikan sendiri dengan mata kepala dihadapan saya dan Allah yang menjadi saksi atas kisah ini, Hal tersebut membuatku semangat sampai sekarang untuk beribadah karena pemandangan tersebut dari orang yang saya tidak kenal bahkan saya tidak pernah ngobrol dengannya. Semoga Allah membalas pahala orang tersebut dengan pahala yang berlipat ganda yang saya bisa memetik manfaat dari amalannya..."

Kata beliau "Syaikh Hafizahullah" yang menjadi penghalang dalam beribadah kepada Allah bukanlah Anggota badan yang lemah/cacat namun karena "cacat" atau "penyakit" yang dalam dalam "hati", betapa banyak orang kuat namun tidak mampu bangun untuk solat subuh bahkan ikut perlombaan lari maraton namun tidak bisa melangkahkan kakinya ke masjid untuk shalat berjamaah...Laa Haula walaa quwwata Illa Billah....

Setelah menceritakan kisah dia atas sang qory menangis tak sanggup lagi melanjutkan...yang Akhirnya "Syaikh" lantas menutup majlis dengan doa kaffaratul majlis... Subhanallah...

Semoga bermanfaat bagi kita semua dan kita bisa memetik pelajaran dari kisah di atas.

Masjid nabaway ba'da ashar ahad tgl 07 ramadhan 1440 H.
Penyusun : Ustad Abu Irbadh hafizahullah.
Semoga kita semua senantiasa diberikan Taufik... Aamiin...

BERSAMA RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM MEMBACA AL-QUR’AN

*BERSAMA RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM MEMBACA AL-QUR’AN*

Tentang Al-Qur`ân, selain menyampaikan kandungan maknanya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyampaikan *cara membacanya yang baik dan benar.* Tak terhitung berapa banyak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan bacaan Al-Qur`ân kepada para sahabat. Sebab, aktifitas shalat tidak lepas dari bacaan yang dikeraskan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala memeritahkan Rasul-Nya untuk membaca Al-Qur`ân *dengan tartil.* Maksudnya, semaksimal mungkin *memperjelas bacaannya*.
Demikian keterangan Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma. Dari situ, para ulama bersepakat sunnahnya membaca Al-Qur`ân dengan tartil.
📚[At-Tibyân, hlm. 93].

Ummul-Mu`minin Ummu Salamah Radhiyallahu anhuma menceritakan cara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al-Qur`ân.

Katanya: “Nabi memutus-mutus bacaannya. Beliau membaca
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ”
dan berhenti. Kemudian membaca
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
dan berhenti ……”.

Demikianlah sifat bacaan Al-Qur`ân beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam , *berhenti di setiap akhir ayat,* tidak menyambungnya dengan ayat selanjutnya.[2]

Bacaan yang sekarang diistilahkan dengan *mad wajib muttashil,* beliau *membacanya dengan panjang.*
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu pernah mengajarkan kepada seorang laki-laki membaca.
Orang itu membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berikut ini:

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ

dengan pendek. Maka Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu menegur: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam *tidak* membacakannya seperti itu kepadaku”.

Lelaki itu bertanya: “Bagaimana beliau membacakannya kepadamu, wahai Abu ‘Abdir-Rahmân?”

Lantas Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu *membacanya dengan panjang.*
📚[Ash-Shahîhah, no. 2237].[3]

*Seberapa tinggikah suara Rasulullah* Shallallahu ‘alaihi wa sallam saat membaca Kalamullah?

Dalam hal ini, ‘Abdullah bin Abi Qais Radhiyallahu anhu pernah menanyakannya kepada ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma :
“Apakah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu mengecilkan suara atau mengeraskannya?”

‘Aisyah Radhiyallahu anhuma menjawab: *“Semua itu pernah dilakukannya.* Terkadang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengecilkan suaranya, dan suatu waktu mengeraskan suaranya (dalam membaca Al-Qur`ân)”.

Aku berkata: “Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menjadikan kelonggaran pada masalah ini”.
📚 [Mukhtashar Syamâ`il, no. 271].

Suatu kali, ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu pernah diminta oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membacakan surat di hadapannya. Tak pelak lagi, jika hati sahabat itu dipenuhi rasa keheranan, kenapa diminta membacakan Al-Qur`ân oleh insan yang Al-Qur`ân diturunkan kepadanya?! Untuk menepis kebingungan Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

إِنِّي أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِي

Sesungguhnya aku suka mendengarkannya dari selainku

Fakta juga menunjukkan, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membaca *satu ayat dengan diulang-ulang.* Peristiwa ini diberitakan oleh Mu’awiyyah bin Qurrah Radhiyallahu anhu. Dia sempat menyaksikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat al-Fathu ayat 1-2 pada hari penaklukan kota Makkah. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca dan mengulang-ulanginya. Mu’awiyyah bin Qurrrah lantas berkata: “Kalau seandainya orang-orang tidak berkumpul mengelilingiku, niscaya aku akan menirukan suara atau gaya bacaannya”.
📚 [Mukhtashar asy-Syamâ`il, no. 273].

*Tujuan utama* dalam membaca Al-Qur`ân, yaitu untuk *tadabbur,* supaya berpengaruh secara positif bagi keimanan yang membacanya.
Bukan sekedar untuk berlomba. Dan juga, lantaran membaca Al-Qur`ân *termasuk dzikir yang paling afdhal.* Maka seyogyanya seseorang menekuninya, tidak melewatkan satu hari dan malam tanpa lantunan ayat-ayat Al-Qur`ân dari bibirnya.
📚 [Shahîh al-Adzkâr an-Nawawiyyah, 110].

Wallahul Muwaffiq.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun XII/1430H/2009M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_______
Footnote
[1]. Berhenti di setiap akhir ayat. Lihat Syaikh al-Albâni dalam Mukhtashar Syamâ`il.
[2]. Shifatu Shalatin-Nabiyyi, hlm. 68. Selanjutnya Syaikh al-Albâni berkata: “Ini merupakan sunnah yang belakangan ini telah ditinggalkan kebanyakan para qaari, apalagi orang-orang selain mereka”.
[3]. Dengan hadits ini, Imam Ibnul Jazari rahimahullah memandang wajibnya memanjangkan mad muttashil, seperti bentuk kata di atas Lihat ash-Shahîhah, 5/280.

Dikutip : https://almanhaj.or.id/3778-bersama-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam-membaca-al-quran.html

TIDURNYA ORANG YANG BERPUASA ADALAH IBADAH

*Tidurnya Orang yang Berpuasa adalah Ibadah*


Apakah benar *tidur orang yang berpuasa itu berpahala ?*
Apakah benar seperti itu?


Di bulan Ramadhan saat ini, kita sering mendengar ada sebagian da’i yang menyampaikan bahwa tidur orang yang berpuasa adalah ibadah. Bahkan dikatakan ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga dengan penyampaian semacam ini, orang-orang pun akhirnya *bermalas-malasan* di bulan Ramadhan bahkan mereka lebih senang tidur daripada melakukan amalan karena termotivasi dengan hadits tersebut.

Dalam tulisan yang singkat, kami akan mendudukkan permasalahan ini karena ada yang salah kaprah dengan maksud yang disampaikan dalam hadits tadi. Semoga Allah memudahkan dan menolong urusan setiap hamba-Nya dalam kebaikan.

*Derajat Hadits Sebenarnya*

Hadits yang dimaksudkan,

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ
“ *Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah.* Diamnya adalah tasbih. Do’anya adalah do’a yang mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipatgandakan.”

Perowi hadits ini adalah ‘Abdullah bin Aufi. Hadits ini dibawakan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 3/1437. Dalam hadits ini terdapat *Ma’ruf bin Hasan dan dia adalah perowi yang dho’if (lemah).* Juga dalam hadits ini terdapat *Sulaiman bin ‘Amr yang lebih dho’if dari Ma’ruf bin Hasan.*

Dalam riwayat lain, perowinya adalah ‘Abdullah bin ‘Amr. Haditsnya dibawakan oleh Al ‘Iroqi dalam Takhrijul Ihya’ (1/310) dengan *sanad hadits yang dho’if (lemah).*

*Kesimpulan:*
Hadits ini adalah hadits yang *dho’if.* Syaikh Al Albani dalam Silsilah Adh Dho’ifah no. 4696 mengatakan bahwa *hadits ini adalah hadits yang dho’if (lemah).*

*Tidur yang Bernilai Ibadah yang Sebenarnya*

Setelah kita menyaksikan bahwa hadits yang mengatakan “tidur orang yang berpuasa adalah ibadah” termasuk hadits yang dho’if (lemah), sebenarnya maknanya bisa kita bawa ke makna yang benar.
*Sebagaimana para ulama biasa menjelaskan suatu kaedah bahwa setiap amalan yang statusnya mubah (seperti makan, tidur dan berhubungan suami istri) bisa mendapatkan pahala dan bernilai ibadah apabila diniatkan untuk melakukan ibadah.*

Sebagaimana *An Nawawi* dalam Syarh Muslim (6/16) mengatakan,

أَنَّ الْمُبَاح إِذَا قَصَدَ بِهِ وَجْه اللَّه تَعَالَى صَارَ طَاعَة ، وَيُثَاب عَلَيْهِ

“Sesungguhnya perbuatan mubah, jika dimaksudkan dengannya untuk mengharapkan wajah Allah Ta’ala, maka *dia akan berubah menjadi suatu ketaatan dan akan mendapatkan balasan (ganjaran).”*
Jadi tidur yang bernilai ibadah jika tidurnya adalah demikian.

*Ibnu Rajab* pun menerangkan hal yang sama, “Jika makan dan minum diniatkan untuk menguatkan badan agar kuat ketika melaksanakan shalat dan berpuasa, maka seperti inilah yang akan bernilai pahala. Sebagaimana pula apabila seseorang berniat dengan tidurnya di malam dan siang harinya agar kuat dalam beramal, *maka tidur seperti ini bernilai ibadah.”*
📚(Latho-if Al Ma’arif, 279-280)

*Intinya, semuanya adalah tergantung niat.*

Jika niat tidurnya hanya malas-malasan sehingga tidurnya bisa seharian dari pagi hingga sore, *maka tidur seperti ini adalah tidur yang sia-sia.* Namun jika tidurnya adalah tidur dengan niat agar kuat dalam melakukan shalat malam dan kuat melakukan amalan lainnya, tidur seperti inilah yang bernilai ibadah.

Jadi ingatlah *“innamal a’malu bin niyaat”,* setiap amalan tergantung dari niatnya.

Semoga Allah menganugerahi setiap langkah kita di bulan Ramadhan penuh keberkahan. Segala puji bagi Allah yang dengan segala nikmatnya, segala kebaikan menjadi sempurna. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam, wal hamdu lillahi robbil ‘alamin.

*Rujukan:*
1. As Silsilah Adh Dho’ifah, Muhammad Nashiruddin Al Albani, Maktabah Al Ma’arif Riyadh, Asy Syamilah

2. Latho-if Al Ma’arif fil Mawaasim Al ‘Aam minal Wazho-if, Ibnu Rajab Al Hambali, Al Maktab Al Islamiy

3. Syarh Muslim, Abu Zakaria Yahya bin Syarf An Nawawi, Mawqi’ Al Islam, Asy Syamilah

4. http://www.dorar.net/enc/hadith/نوم الصائم /pt

***
Diselesaikan pada waktu ifthor, 2 Ramadhan 1430 H

✍🏼Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel www.rumaysho.com

BENCI BOLEH, TAPI MELAWAN DAN BERONTAK JANGAN

*KATA NABI, BENCI BOLEH, TAPI MELAWAN DAN BERONTAK JANGAN*

Dari Auf bin Malik dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ia bersabda,

خيار أئمتكم الذين تحبونهم ويحبونكم ويصلون عليكم وتصلون عليهم وشرار أئمتكم الذين تبغضونهم ويبغضونكم وتلعنونهم ويلعنونكم قيل يا رسول الله أفلا ننابذهم بالسيف فقال لا ما الصلاة وإذا رأيتم من ولاتكم شيئا تكرهونه فاكرهوا عمله ولا تنزعوا يدا من طاعة

“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah pemimpin yang kalian cintai, dan mereka pun mencintai kalian. Kalian mendo’akan mereka, mereka pun mendoakan kalian. Seburuk-buruk pemimpin kalian adalah yang kalian benci, mereka pun benci kepada kalian. Kalian pun melaknat mereka, mereka pun melaknat kalian”. Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah apakah kita perangi saja mereka dengan senjata?”. Nabi menjawab, “Jangan, selama mereka masih shalat. Bila kalian melihat sesuatu yang kalian benci dari pemimpin kalian, maka cukup bencilah perbuatannya, namun jangan kalian melepaskan tangan kalian dari ketaatan kepadanya” (HR. Muslim no. 1855).

Dari Ummu Salamah Hindun bintu Abi Umayyah radhiallahu’anha, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ستكونُ أمراءُ . فتعرفونَِ وتُنْكرونَ . فمن عَرِف بَرِئ . ومن نَكِرَ سَلِمَ . ولكن من رَضِي وتابعَ قالوا : أفلا نقاتلهُم ؟ قال : لا . ما صلوا

“Akan ada para pemimpin kelak. Kalian mengenal mereka dan mengingkari perbuatan mereka. Siapa yang membenci kekeliruannya, maka ia terlepas dari dosa. Siapa yang mengingkarinya, maka ia selamat. Namun yang ridha dan mengikutinya, itulah yang tidak selamat”. Para sahabat bertanya: “Apakah kita perangi saja pemimpin seperti itu?”. Nabi menjawab: “Jangan, selama mereka masih shalat” (HR. Muslim no. 1854).

Dari Hudzaifah Ibnul Yaman radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

«يَكُونُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لَا يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ، وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي، وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ» ، قَالَ: قُلْتُ: كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللهِ، إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ؟ قَالَ: «تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ، وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ، وَأُخِذَ مَالُكَ، فَاسْمَعْ وَأَطِعْ

“Akan datang sepeninggalku, para pemimpin yang tidak berjalan di atas petunjukku, tidak mengamalkan sunnahku, dan di tengah-tengah mereka akan berdiri orang-orang yang berhati setan dengan jasad manusia’. Hudzaifah bertanya lagi: ‘Lalu apa yang harus diperbuat wahai Rasulullah jika aku mendapati masa itu?’. Beliau berkata: ‘Engkau mendengar dan taat kepada pemimpin walau punggungmu di pukul dan hartamu dirampas, tetaplah mendengar dan taat’” (HR Muslim no.1847)

Terlalu banyak hadits-hadits yang seperti ini.
Tinggal kita, mau ingkari atau taati.
Apakah mau pakai emosi atau tunduk pada kalam Nabawi?
Semoga Allah beri taufik di hati setiap diri.

* Ustadz Yulian Purnama

Selasa, 14 Mei 2019

NIKMAT AMAN

Merawat Nikmat Keamanan Negeri

-----

Tidak ragu lagi bahwa keamanan merupakan kenikmatan besar dan kebutuhan primer bagi pribadi, masyarakat dan negara, bahkan keamanan bagi manusia lebih penting daripada kebutuhan pangan. Oleh karenanya, Nabi Ibrahim dalam do'anya lebih mendahulukan keamanan daripada pangan.

Allah berfirman:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُم بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ

"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian". (QS. Al-Baqarah: 126)

Nabi bersabda:

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِيْ سِرْبِهِ، مُعَافَى فِيْ جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوْتُ يَوْمِهِ، فَكَأنَّمَا حِيْزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

"Barangsiapa yang hidup secara aman perjalanannya, sehat badannya, memiliki makanan setiap harinya, maka seakan-akan terkumpul padanya nikmat dunia". (HR. Timidzi 2346, Ibnu Majah 4141. Lihat Shohihul Jami' 6042). 

Perhatikanlah, bagaimana keamanan lebih didahulukan daripada kebutuhan pangan, sebab mungkinkah seorang akan merasakan lezatnya makanana bila dia diselimuti oleh ketakutan dan kecemasan?!.

Maka tidak halal bagi seorang untuk mengusik keamanan yang sudah berjalan. Nabi bersabda:

لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا

"Tidak halal bagi seorang muslim untuk menakuti saudara muslim lainnya". (HR. Abu Dawud 5004 dan Ahmad 23064 dengan sanad shohih, dishahihkan al-Albani dalam Ghoyatul Marom 447).

Nabi juga bersabda:

مَنْ أَشَارَ إِلَى أَخِيهِ بِحَدِيدَةٍ فَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَلْعَنُهُ حَتَّى وَإِنْ كَانَ أَخَاهُ لأَبِيهِ وَأُمِّه

Barangsiapa yang mengisyaratkan kepada saudaranya dengan besi maka Malaikat akan melaknatnya sehingga dia meninggalkannya, sekalipun saudara satu bapak dan ibunya. (HR.  Muslim: 2616)

Aduhai, kalau mengisyaratkan dengan senjata saja tidak boleh, maka bagaimana kiranya dengan yang lebih besar dari itu? Fikirkanlah!.

Oleh: Ustadz Abu Ubaidah As Sidawi

Silahkan di share...
Semoga bermanfaat.

-----

Sabtu, 11 Mei 2019

WADAH ILMU

*BERSIHKANLAH WADAH ILMU YAITU HATI*

*Tolak ukur ilmu* sebenarnya bukan kecerdasan, bukan cepat lambatnya menghafal, bukan banyak sedikitnya hafalan.

Tapi ilmu diukur dari keindahan hati.
_Sudahkah hatinya terhiasi oleh cinta dan penghormatan kepada Allah dan Rasul-Nya? Sudahkah hatinya terwarnai oleh takut kepada murka dan siksa Allah? Sudahkah ilmu yang dia peroleh menjadikan hatinya ikhlas dalam setiap langkah ibadahnya?_

Karena kalau kita resapi firman Allah dan petuah-petuah para wali Allah seperti para sahabat, maka kita akan tahu bahwa sebenarnya *_ilmu ini adalah amalan hati._*

Allah ‘azza wa jalla berfirman,

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّـهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

*_“Sesunggunya hamba Allah yang paling takut kepadanya adalah ulama (orang-orang berilmu)”._*
(QS. Fatir: 28).

Ibnu Mas’ud رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ mengatakan,
_*"Cukuplah rasa takut kepada Allah adalah ilmu, dan cukuplah merasa aman dari azab Allah adalah kebodohan.* Ilmu itu bukan pada *banyaknya hafalan* (riwayat), akan tetapi ilmu itu adalah *khasyyah (rasa takut kepada Allah)"*._
(Al-Fawa'id, Ibnu Qayyim Al Jauziyah)

Noda hati sangat banyak. Namun, bila kita kerucutkan noda-noda itu sumbernya dua ini yaitu *_noda syahwat dan noda syubhat._*

*Syubhat* akan membuat seorang berada dalam lingkaran setan sementara dia tidak sadar. Bahkan sampai tahap dia menyangka berada dalam kebenaran, padahal tidak. *_Sehingga ilmu yang bermanfaat itu akan sangat sulit masuk._*

Allah ﷻ berfirman,

أَفَمَن كَانَ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّهِ كَمَن زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُم

_“Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan *orang yang (shaitan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?”.*_
(QS. Muhammad: 14).

_*“Orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah beralasan,*_
*_“Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”._*
_Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya”._
(QS. Az-Zumar: 3).

*Syahwat,* penyakit inilah yang akan mendorong seorang berbuat maksiat. Melihat kepada yang haram, berdusta, ghibah, menfitnah, dengki, mengadu domba, berjudi dan seluruh maksiat, sumbernya di syahwat *_sehingga susah untuk menyerap ilmu. Karena dosa-dosa akan mempergelap hati._*

Allah Ta’ala berfirman,

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

*_“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka”._*
(QS. Al Muthaffifin: 14).

Makna ayat di atas diterangkan dalam hadits berikut.

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah ﷺ beliau bersabda,
_*“Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan.* Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’”._
(HR. Tirmidzi).

Antara dua noda di atas, noda syubhat lebih parah dalam mempergelap hati daripada noda syahwat. *_Karena hati yang mengidap penyakit syubhat akan susah bertaubat, karena bahkan seringkali mereka mengira berada di atas kebenaran. Berbeda dengan hati yang mengidap penyakit syahwat ia akan lebih mudah bertaubat, karena nalurinya tetap menyadarkan bahwa yang dia lakukan adalah salah._*

Oleh karena itu iblis lebih semangat menyesatkan manusia melalui pintu syubhat daripada pintu syahwat meski memang keduanya adalah keburukan.

Semoga bermanfaat.
إِنْ شَاءَ اللّٰهُ

8 Rabiul Akhir 1440H/15 Des 2018M
#UstAhmadAnshori
@muslim.or.id