Rabu, 25 Mei 2016

HUKUMAN YANG TIDAK TERASA

HUKUMAN YANG TIDAK TERASA*

Seorang murid mengadu kepada gurunya:
_"Ustadz, betapa banyak kita berdosa kepada Allah dan tidak menunaikan hakNya sebagaimana mestinya, tapi saya kok tidak melihat Allah menghukum kita"_.

Sang Guru menjawab dengan tenang:
_"Betapa sering Allah menghukummu tapi engkau tidak terasa"_.

_"Sesungguhnya salah satu hukuman Allah yang terbesar yang bisa menimpamu wahai anakku, ialah: *Sedikitnya taufiq*  (kemudahan) untuk mengamalkan ketaatan dan amal amal kebaikan"_.

Tidaklah seseorang diuji dengan musibah yang lebih besar dari *"kekerasan hatinya dan kematian hatinya"*.

Sebagai contoh:
Sadarkah engkau, bahwa Allah telah *mencabut darimu rasa bahagia dan senang* dengan munajat kepadaNya, merendahkan diri kepadaNya, menyungkurkan diri di hadapanNya..?

Sadarkah engkau *tidak diberikan rasa khusyu'* dalam shalat..?

Sadarkah engkau, bahwa beberapa hari2 mu telah berlalu dari hidupmu, tanpa membaca Al-Qur'an, padahal engkau mengetahui firman Allah:
_"Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini ke gunung, niscaya engkau melihatnya tunduk, retak, karena takut kepada Allah"_.

Tapi engkau tidak tersentuh dengan Ayat Ayat Al-Qur'an, seakan engkau tidak mendengarnya...

Sadarkah engkau, telah berlalu beberapa malam yang panjang sedang engkau tidak melakukan Qiyamullail di hadapan Allah, walaupun terkadang engkau begadang...

Sadarkah engkau, bahwa telah berlalu atasmu musim musim kebaikan seperti: Ramadhan.. Enam hari di bulan Syawwal.. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dst.. tapi engkau belum diberi taufiq untuk memanfaatkannya sebagaimana mestinya..??

Hukuman apa lagi yang lebih berat dari itu..???
Tidakkah engkau merasakan beratnya mengamalkan banyak ketaatan (amal ibadah)..???

Tidakkah Allah menahan lidahmu untuk berdzikir, beristighfar dan berdo'a kepadanya..???

Tidakkah terkadang engkau merasakan bahwa engkau lemah di hadapan hawa nafsu..???

Hukuman apa lagi yang lebih berat dari semua ini..???

Sadarkah engkau, yang mudah bagimu berghibah, mengadu domba, berdusta, memandang ke yang haram..???

Sadarkah engkau, bahwa Allah membuatmu lupa kepada Akhirat, lalu Allah menjadikan dunia sebagai perhatian terbesarmu dan ilmu tertinggi..???

Semua *bentuk pembiaran* ini dengan berbagai bentuknya ini, hanyalah beberapa bentuk hukuman Allah kepadamu, sedang engkau menyadarinya, atau tidak menyadarinya...

Waspadalah wahai anakku, agar engkau tidak terjatuh ke dalam dosa dosa dan meninggalkan kewajiban kewajiban.

Karena *hukuman yang paling ringan* dari Allah terhadap hambaNya ialah:
_*"Hukuman yang terasa"* pada harta, atau anak, atau kesehatan._

Sesungguhnya *hukuman terberat* ialah: _*"Hukuman yang tidak terasa"*_ pada kematian hati, lalu ia tidak merasakan nikmatnya ketaatan, dan tidak merasakan sakitnya dosa._

Karena itu wahai anakku, *Perbanyaklah di sela sela harimu, amalan taubat dan istighfar, semoga Allah menghidupkan hatimu...*

(Diterjemahkan dari Taushiyah Syaikh Abdullah Al-'Aidan di Masjidil Haram pada 22 Rajab 1437) #copad

10 Renungan Bagi yang Ditimpa Ujian / Musibah

10 Renungan Bagi yang Ditimpa Ujian / Musibah

Ujian menyerang siapa saja tidak pandang bulu. Sebagaimana orang miskin diuji…orang kayapun demikian. Sebagaimana rakyat jelata hidup di atas ujian… para penguasa juga diuji. Bahkan bisa jadi ujian yang dirasakan oleh para penguasa dan orang-orang kaya lebih berat daripada ujian yang dirasakan oleh orang-orang miskin dan rakyat jelata.
Jangan disangka hanya si miskin yang menangis akibat ujian yang ia hadapi…, atau hanya si miskin yang merasakan ketakutan… bahkan seorang penguasa bisa jadi lebih banyak tangisannya dan lebih parah ketakutan yang menghantuinya daripada si miskin. Intinya setiap yang bernyawa pasti diuji sebelum maut menjemputnya… siapapun juga orangnya. Entah diuji dengan kesulitan atau diuji dengan kelapangan, kemudian ia akan dikembalikan kepada Allah untuk dimintai pertanggung jawaban bagaimana sikap dia dalam menghadapi ujian tersebut. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

ﻛُﻞُّ ﻧَﻔْﺲٍ ﺫَﺍﺋِﻘَﺔُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ ﻭَﻧَﺒْﻠُﻮﻛُﻢْ ﺑِﺎﻟﺸَّﺮِّ ﻭَﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ
ﻓِﺘْﻨَﺔً ﻭَﺇِﻟَﻴْﻨَﺎ ﺗُﺮْﺟَﻌُﻮﻥَ
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan" (QS Al-Anbiyaa' : 35)

Memang dunia ini adalah medan ujian…kehidupan ini ada medan perjuangan…Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman ;

ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳﺮٌ
‏( ١ ‏) ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕَ ﻭَﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓَ ﻟِﻴَﺒْﻠُﻮَﻛُﻢْ ﺃَﻳُّﻜُﻢْ
ﺃَﺣْﺴَﻦُ ﻋَﻤَﻼ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟْﻌَﺰِﻳﺰُ ﺍﻟْﻐَﻔُﻮﺭُ
"Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya . dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun" (QS Al-Mulk : 1-2)

ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻷﺭْﺽَ ﻓِﻲ ﺳِﺘَّﺔِ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ
ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻋَﺮْﺷُﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤَﺎﺀِ ﻟِﻴَﺒْﻠُﻮَﻛُﻢْ ﺃَﻳُّﻜُﻢْ ﺃَﺣْﺴَﻦُ ﻋَﻤَﻼ
"Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya" (QS Huud : 7)

Jikalau orang kafir juga tidak selamat dari ujian kehidupan, maka apalagi seorang yang beriman kepada Allah?, pasti akan menghadapi ujian. Allah Ta'ala berfirman :

ﺃَﺣَﺴِﺐَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺃَﻥْ ﻳُﺘْﺮَﻛُﻮﺍ ﺃَﻥْ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﺍ ﺁﻣَﻨَّﺎ ﻭَﻫُﻢْ ﻻ
ﻳُﻔْﺘَﻨُﻮﻥَ
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS Al-'Ankabuut : 2)

ﻭَﻟَﻨَﺒْﻠُﻮَﻧَّﻜُﻢْ ﺑِﺸَﻲْﺀٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﻮْﻑِ ﻭَﺍﻟْﺠُﻮﻉِ ﻭَﻧَﻘْﺺٍ ﻣِﻦَ
ﺍﻷﻣْﻮَﺍﻝِ ﻭَﺍﻷﻧْﻔُﺲِ ﻭَﺍﻟﺜَّﻤَﺮَﺍﺕِ ﻭَﺑَﺸِّﺮِ ﺍﻟﺼَّﺎﺑِﺮِﻳﻦَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar" (QS Al-Baqoroh : 155)

ﺃَﻡْ ﺣَﺴِﺒْﺘُﻢْ ﺃَﻥْ ﺗَﺪْﺧُﻠُﻮﺍ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻭَﻟَﻤَّﺎ ﻳَﺄْﺗِﻜُﻢْ ﻣَﺜَﻞُ
ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺧَﻠَﻮْﺍ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻠِﻜُﻢْ ﻣَﺴَّﺘْﻬُﻢُ ﺍﻟْﺒَﺄْﺳَﺎﺀُ ﻭَﺍﻟﻀَّﺮَّﺍﺀُ
ﻭَﺯُﻟْﺰِﻟُﻮﺍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻘُﻮﻝَ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝُ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻣَﻌَﻪُ
ﻣَﺘَﻰ ﻧَﺼْﺮُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻻ ﺇِﻥَّ ﻧَﺼْﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻗَﺮِﻳﺐٌ
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat" (QS Al-Baqoroh : 214)

Bahkan semakin tinggi iman seseorang maka semakin banyak ujian yang akan ia hadapi. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

ﺃَﺷَﺪُّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺑَﻼَﺀً ﺍﻷَﻧْﺒِﻴَﺎﺀُ ، ﺛُﻢَّ ﺍﻷَﻣْﺜَﻞُ ﻓَﺎﻟْﺄَﻣْﺜَﻞُ ،
ﻳُﺒْﺘَﻠَﻰ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻋَﻠَﻰ ﺣَﺴَﺐِ ﺩِﻳْﻨِﻪِ ، ﻓَﺈِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﺩِﻳْﻨُﻪُ
ﺻَﻠْﺒًﺎ ﺍﺷْﺘَﺪَّ ﺑَﻼَﺅُﻩُ ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻲْ ﺩِﻳْﻨِﻪِ ﺭِﻗَّﺔٌ ﺍُﺑْﺘُﻠِﻲَ
ﻋَﻠَﻰ ﺣَﺴَﺐِ ﺩِﻳْﻨِﻪِ، ﻓَﻤَﺎ ﻳَﺒْﺮَﺡُ ﺍﻟْﺒَﻼَﺀُ ﺑِﺎﻟْﻌَﺒْﺪِ ﺣَﺘَّﻰ
ﻳَﺘْﺮُﻛَﻪُ ﻳَﻤْﺸِﻲ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻣَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺧَﻄِﻴْﺌَﺔٌ
"Orang yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian yang paling sholeh dan seterusnya. Seseorang diuji berdasarkan agamanya, jika agamanya kuat maka semakin keras ujiannya, dan jika agamanya lemah maka ia diuji berdasarkan agamanya. Dan ujian senantiasa menimpa seorang hamba hingga meninggalkan sang hamba berjalan di atas bumi tanpa ada sebuah dosapun" (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 143)

Jika anda terkadang merasakan ujian yang terus menimpa anda maka itulah yang pernah dirasakan oleh seorang Imam besar sekelas Imam Syafii. Al-Imam Asy-Syafii rahimahullah berkata :

ﻣِﺤَﻦُ ﺍﻟﺰَّﻣَﺎﻥِ ﻛَﺜِﻴْﺮﺓٌ ﻻَ ﺗَﻨْﻘَﻀِﻲ ... ﻭَﺳُﺮُﻭْﺭُﻫَﺎﻳَﺄْﺗِﻴْﻚَ
ﻛَﺎﻟْﺄَﻋْﻴَﺎﺩِ
Cobaan zaman banyak tidak habis-habisnya….Dan kegembiraan zaman mendatangimu (sesekali) seperti sesekalinya hari raya...Bahkan terkadang ujian datang bertubi-tubi dan bertumpuk-tumpuk.

Imam Syafi'i rahimahullah juga berkata :
ﺗَﺄْﺗِﻲ ﺍﻟْﻤَﻜَﺎﺭِﻩُ ﺣِﻴْﻦَ ﺗَﺄْﺗِﻲ ﺟُﻤْﻠَﺔً ... ﻭَﺃَﺭَﻯ ﺍﻟﺴُّﺮُﻭْﺭَ
ﻳَﺠِﻲْﺀُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻔَﻠَﺘَﺎﺕِ
"Hal-hal yang dibenci tatkala datang bertumpuk-tumpuk…Dan aku melihat kegembiraan datang sesekali"

Berikut ini 10 perkara yang hendaknya direnungkan oleh anda jika anda ditimpa musibah atau ujian

Pertama : Yakinlah bahwa selain andapun juga diuji. Ada yang diuji dengan kemiskinan…, ada yang diuji dengan harta, jabatan, dan kekuasaan… ada yang diuji dengan istri yang berakhlak buruk…, ada wanita yang diuji dengan suami bejat…, ada wanita yang diuji dengan mertua jahat…, ada yang diuji dengan ibunya…, dan terlalu banyak model ujian yang menimpa manusia. Maka anda sebagaimana manusia-manusia yang lain yang juga ditimpa musibah / ujian yang beraneka ragam

Kedua : Sabarlah dengan ujian yang sedang anda hadapi…, Alhamdulillah anda masih bisa memikulnya. Bisa jadi jika anda diuji dengan ujian yang lain maka anda tidak akan mampu menghadapinya. Yakinlah bahwa tidaklah Allah menguji kecuali dengan ujian yang mampu dihadapi oleh seorang hamba

Ketiga : Terkadang syaitan membisikkan kepada anda bahwa ujian yang anda hadapi sangatlah berat dan tidak mungkin untuk anda pikul… maka ingatlah bahwa saat ini masih terlalu banyak orang yang diuji dengan ujian yg jauh lebih berat dg ujian yang sedang anda hadapi

Keempat : Bukankah ujian jika dihadapi dengan kesabaran maka akan menghapus dosa-dosa dan meninggikan derajat??

Kelima : Bahkan bisa jadi Allah menghendaki anda untuk meraih sebuah tempat yang tinggi di surga yang tidak mungkin anda peroleh dengan hanya sekedar amalan-amalan sholeh anda. Amalan sholeh anda tidak cukup untuk menaikan anda ke tempat tinggi tersebut. Anda tidak akan mampu untuk sampai ke tempat tinggi tersebut kecuali dengan menjalani ujian-ujian yang tidak henti-hentinya untuk mengangkat derajat anda

Keenam : Ingatlah… dengan ujian terkadang kita baru sadar bahwasanya kita ini sangatlah lemah dan selalu butuh kepada Allah Yang Maha Kuasa. Terkadang kita baru mengenal yang namanya khusyu' dalam sholat… kita baru bisa merasakan kerendahan yang disertai deraian air mata… kita baru bisa merasakan nikmatnya ibadah… tatkala ujian datang… tatkala musibah menerpa.

Ketujuh : Ingatlah… dengan ujian atau musibah yang menimpa kita terkadang menghilangkan sifat ujub pada diri kita. Karena tatkala kita rajin beribadah dan selalu mendapatkan kenikmatan terkadang timbul ujub dalam diri kita dengan merasa bahwa diri kita hebat selalu beruntung. Jangan sampai kita salah persepsi dengan menganggap tanda kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah tidak ditimpanya sang hamba dengan musibah. Bahkan perkaranya justru sebaliknya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺇِﺫَﺍ ﺃَﺣَﺐَّ ﻗَﻮْﻣًﺎ ﺍﺑْﺘَﻼَﻫُﻢْ
“Jika Allah mencintai sebuah kaum maka Allah akan menguji mereka” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 146)

Kedelapan : Berhusnudzonlah kepada Allah, yakinlah bahwa dibalik ujian dan musibah yang menimpamu ada kebaikan dan hikmah. Justru jika ujian tersebut tidak datang dan jika musibah tersebut tidak menimpamu maka akan lebih buruk kondisimu. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
ﻭَﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﺗَﻜْﺮَﻫُﻮﺍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻜُﻢْ
“Dan boleh jadi kalian membeci sesuatu padahal ia amat baik bagi kalian” (QS Al-Baqoroh : 216)

Kesembilan : Bahkan bisa jadi musibah atau ujian yang kita benci tersebut bahkan mendatangkan banyak kebaikan. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
ﻓَﻌَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﺗَﻜْﺮَﻫُﻮﺍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻴْﻪِ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻛَﺜِﻴْﺮًﺍ
“Maka mungkin kalian membenci sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." " (QS An-Nisaa : 19)

Kesepuluh : Ingatlah bahwasanya tidak ada istrirahat total… kegembiraaan total… kecuali di akhirat kelak. Selama anda masih hidup di dunia maka siap-siaplah dengan ujian yang menghadang. Bersabarlah… tegarlah… demi meraih ketentaraman dan kebahagiaan abadi kelak di surga. Ada orang awam yang berkata,
“Kalau mau hidup di dunia harus siap diuji, kalau tidak mau diuji ya… jangan hidup di dunia !!!”

Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 30-03-1433 H / 22 Februari 2011 M

Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja

www.firanda.com

BERMAAFAN SEBELUM MASUK RAMADHAN

BERMAAFAN SEBELUM MASUK RAMADHAN?
Dan Beberapa Kekeliruan Lain Menyambut Ramadhan

SMS, WA, Face Book ataupun Tweeter dan BBM menjelang Ramadhan banyak dipenuhi pesan singkat untuk minta maaf. Atau pesan2 lain yang senada.

Maka penting kita ketahui bagaimana kedudukannya. Ini saya nukil dari beberapa sumber.

---

Beberapa kesalahan sering dilakukan dalam menyambut bulan Ramadhan yang sudah tersebar luas di tengah-tengah kaum muslimin. Semoga dengan mengetahui hal ini, kita dapat membetulkan kekeliruan yang selama ini terjadi.

# Ziarah Kubur

Ziarah kubur adalah sebuah amalan yang mulia di dalam Islam, karena dengan ziarah kubur, manusia akan diingatkan dengan kematian dan akhirat sehingga manusia tidak terlena dengan gemerlapnya kehidupan dunia. Di samping itu, ziarah kubur bisa melunakkan hati yang keras.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya): “Dulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah-kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat melembutkan hati, membuat air mata berlinang, dan mengingatkan kalian akan akhirat namun jangan kalian mengatakan perkataan yang tidak layak (qaulul hujr), ketika berziarah” (HR. Al Hakim no.1393, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jaami’, 7584)

Ziarah kubur ini dianjurkan kapanpun, tidak terikat dengan waktu. Tidak boleh bagi seorangpun yang mengikat ziarah kubur dengan waktu tertentu. Salah satu bentuk pengikatan ziarah kubur dengan waktu tertentu adalah mengkhususkan ziarah kubur pada setiap menjelang datangnya bulan Ramadhan atau bulan-bulan lainnya.

Jika anda ingin berziarah kubur, maka berziarahlah kapanpun waktunya, tidak usah mengkhususkan waktu tertentu untuk berziarah.

# Saling Bermaaf-Maafan

Sama halnya dengan ziarah kubur, meminta maaf juga merupakan sebuah amalan yang mulia di dalam Islam. Jika kita melakukan sebuah kesalahan atau dosa yang berhubungan dengan hak-hak manusia, maka salah satu syarat untuk memohon ampun kepada Allah adalah meminta maaf kepada manusia yang bersangkutan agar dia memaafkan kita, sekaligus kita harus mengembalikan haknya jika ada hak yang telah direnggut.

Meminta maaf juga dianjurkan untuk dilakukan kapanpun selama kita memiliki kesalahan. Caranya adalah dengan menyebutkan kesalahan kita dan kemudian kita minta maaf kepada orang yang bersangkutan atas kesalahan yang kita lakukan. Itulah yang benar.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya): “Orang yang pernah menzhalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi” (HR. Bukhari no.2449)

Namun, di masyarakat kita muncul sebuah tradisi saling meminta maaf menjelang datangnya Ramadhan dan Idul Fitri. Setiap tahunnya menjelang datangnya bulan Ramadhan atau ketika Idul Fitri, kita mendapati sebagian kaum muslimin saling bermaaf-maafan. Anehnya, tidak disebutkan kesalahan apa yang telah diperbuat sehingga mereka meminta maaf.

Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kita untuk segera meminta maaf jika kita berbuat kesalahan kepada orang lain. Hal itu dikarenakan kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput kita. Jika kita meninggal sebelum meminta maaf atas kesalahan kita, maka kesalahan kita tersebut akan kita bawa ke akhirat. Adapun meminta maaf kepada orang lain tanpa tahu sebab kesalahan apa dia meminta maaf, maka ini tidak dianjurkan dalam Islam.

Mungkin ada yang berkata: “Kan mungkin saja ada kesalahan yang tidak kita sadari?”. Maka kita menjawab bahwa memang benar pernyataan tersebut, akan tetapi meminta maaf tanpa sebab itu tidak diajarkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan para shahabat beliau radhiyallaahu ‘anhum.

Di samping itu, kesalahan yang kita lakukan tanpa kita sadari tidaklah terhitung sebagai dosa. Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya): “Sesungguhnya Allah telah memaafkan umatku yang berbuat salah karena tidak sengaja (tidak disadari), atau karena lupa, atau karena dipaksa” (HR. Ibnu Majah, 1675, Al Baihaqi, 7/356, Ibnu Hazm dalam Al-Muhalla, 4/4, di shahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah)

Waspadalah! Menjelang Ramadhan, biasanya tersebar pesan-pesan singkat yang bunyinya kira-kira seperti ini,
“Do’a Malaikat Jibril menjelang Ramadhan: “Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:

Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada)
Tidak berma’afan terlebih dahulu antara suami istri
Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya”
Maka Rasulullah pun mengatakan Amiin sebanyak 3 kali. Dapatkah kita bayangkan, yang berdo’a adalah Malaikat dan yang mengaminkan adalah Rasullullah dan para sahabat, dan dilakukan pada hari Jum’at”.

Doa ini tidak tercantum dalam hadits-hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, dan nampaknya dijadikan sandaran untuk amalan minta maaf menjelang Ramadhan.

Yang ada adalah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya: “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda: “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahih Ibnu Khuzaimah (3/192) dan Imam Ahmad dalam kitab Musnad Imam Ahmad (2/246, 254). Hadits ini dishahihkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/114, 406, 407, 3/295), juga oleh Adz Dzahabi dalam Al Madzhab (4/1682), dihasankan oleh Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (8/142), juga oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘ (212), juga oleh Al Albani di Shahih At Targhib (1679))

Coba cermati makna dua lafazh hadits di atas! Sungguh keduanya amat jauh berbeda. Entah bagaimana asalnya sehingga tersebar lafazh hadits sebagaimana yang banyak tersebar melalui sms-sms.

Sebagai umat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, hendaknya kita berhati-hati dalam menyebarkan sesuatu yang mengatasnamakan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Hendaknya yang kita sebarkan mengenai beliau adalah sesuatu yang shahih, benar dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam mengancam orang-orang yang berdusta atas nama beliau, yakni orang-orang yang menyebarkan hadits atau riwayat yang tidak benar atau palsu dari beliau. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya): “Barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku maka hendaklah ia mengambil tempat tinggalnya di neraka.” (HR. Bukhari-Muslim)

# Padusan (Jawa) atau Balimau (Sumatera Barat)
Padusan adalah tradisi yang tersebar di beberapa daerah di Jawa. Padusan adalah upacara berendam atau mandi di sumur-sumur, atau sumber mata air yang di anggap keramat. Upacara ini dinamakan padusan yang bermakna penyucian jiwa dan raga seseorang yang akan melakukan ibadah puasa. Selain itu, padusan bermakna sebagai pembersihan diri dari kesalahan dan dosa yang telah dilakukan.

Di samping padusan, kita juga mengenal tradisi balimau. Tradisi balimau ini hampir mirip dengan tradisi padusan, yakni berendam atau mandi bersama-sama, bercampur baur antara laki-laki-perempuan di sungai-sungai atau tempat-tempat pemandian. Tradisi balimau ini berasal dari Sumatera Barat. Tradisi ini biasanya dilakukan beberapa hari menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Dimulai dari matahari terbit hingga matahari terbenam. Ada juga yang memulainya menjelang terbenam matahari hingga malam. Mirip dengan padusan, balimau juga bermakna pembersihan diri secara lahir dan batin agar siap menjalankan ibadah puasa.

Itulah gambaran sekilas dari tradisi Padusan dan Balimau yang ada di masyarakat kita. Maka nampaklahl bagaimana pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah di dalamnya. Kaum muslimin yang melakukan tradisi ini, mereka bercampur baur antara laki-laki dan perempuan, para wanita yang membuka aurat-aurat mereka sehingga ditonton oleh kaum lelaki dengan seenaknya.

Sungguh, Islam adalah agama yang memerintahkan untuk tidak bercampur baur antara laki-laki dan perempuan jika tidak ada hajat yang mendesak. Islam juga agama yang memerintahkan laki-laki dan perempuan untuk menjaga aurat masing-masing. Kita telah berada di zaman dimana aurat bukanlah sesuatu yang sangat berharga sehingga dengan mudahnya dipertontonkan kepada siapapun. Begitulah Islam menjaga aurat, terutama bagi wanita sampai-sampai Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melarang kaum wanita memasuki tempat pemandian umum.

Aisyah radhiyallaahu ‘anhaa pernah berkata kepada para wanita yang biasa masuk ke pemandian umum. Beliau berkata (artinya), “Apakah kalian ini yang biasa membiarkan wanita-wanita kalian masuk ke tempat pemandian (umum)? Aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya), ‘Tidak ada seorang wanita pun yang melepas pakaiannya (tanpa busana) di selain rumah suaminya melainkan ia telah mengoyak penutup antara dia dan Rabbnya” (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim, dan ia menshahihkannya di atas syarat Syaikhain (Al-Bukhari dan Muslim) dan Adz-Dzahabi menyepakatinya)

Inilah cara yang salah untuk menyucikan diri menjelang Ramadhan. Mereka yang melaksanakan tradisi ini mengklaim bahwa dengan melaksanakan tradisi ini, maka jiwa dan raga bisa disucikan. Padahal sesungguhnya mereka justru mengotori jiwa-jiwa mereka dengan dosa dan maksiat dan mereka telah menodai kehormatan bulan Ramadhan. Na’udzubillaahi min dzalik.

# Menyalakan Petasan

Hampir di setiap daerah ada tradisi menyalakan petasan. Tradisi ini biasanya dimulai dari menjelang Ramadhan hingga pada puncaknya nanti pada hari Idul Fitri sehingga bisa kita lihat para pedagang yang menawarkan komoditi dagang berupa petasan berjajar di pinggir-pinggir jalan, demikian juga di sebagian toko pun ada yang menawarkan barang yang serupa. Sehingga hari-hari Ramadhan yang seharusnya dilewati dengan suasana khusyuk berubah menjadi suasana “mencekam” lantaran suara ledakan petasan.

Ramadhan adalah bulan yang harusnya kita lalui dengan suasana dan kondisi nyaman yang bisa mendukung kita untuk khusyuk beribadah kepada Allah. Kita hendaknya bisa menjaga kenyamanan selama bulan Ramadhan. Perbuatan yang mengganggu kenyamanan publik adalah perbuatan yang tercela dalam agama kita. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menggambarkan sifat seorang muslim. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya), “Sebaik-baik (kualitas) keislaman kaum mukminin adalah orang yang kaum muslimin merasa aman dari (kejahatan) lisan dan tangannya.” (HR. Ath-Thabrani)

Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menjelaskan tentang sifat seorang muslim, yakni muslim yang bisa membawa dan menjaga keamanan dan kenyamanan. Keamanan dan kenyamanan bisa kita jaga jika kita bisa mengendalikan tangan dan lisan kita dari menyakiti orang lain. Dan menyalakan petasan itu merupakan perbuatan yang bisa mengganggu keamanan dan kenyamanan orang lain. Banyak kita dengar keluhan demi keluhan yang keluar dari lisan kaum muslimin terhadap petasan-petasan yang disulut yang mengeluarkan suara-suara yang menggelegar. Hal tersebut sangat mengganggu kenyamanan. Ketika manusia akan istirahat pada malam harinya, ternyata mereka tidak bisa beristirahat dengan tenang karena suara ledakan petasan yang dinyalakan.

Di samping itu, petasan juga membahayakan diri sendiri dan orang lain. Betapa seringnya kita mendengar dan melihat orang-orang yang celaka akibat petasan ini. Di antara mereka ada yang terluka, cacat bahkan mati lantaran ledakan petasan. Di samping kerusakan jiwa petasan juga menyebabkan kerusakan material, misal kebakaran.

Di antara kita mungkin ada yang berkata, “Kami menyalakan petasan yang tidak membahayakan jiwa dan material kok. Kami hanya menyulut kembang api kecil atau petasan-petasan kecil yang tidak membahayakan”, maka kami jawab bahwa baik petasan yang membahayakan ataupun tidak tetaplah membawa mudharat. Keduanya sama-sama merupakan pemborosan atau mubadzir terhadap harta. Dan Allah telah melarang kita untuk berperilaku mubadzir.

Allah berfirman (artinya), “Berikanlah kerabat dekat, orang miskin dan ibnu sabil hak mereka. dan jangan sekali-sekali bersikap tabdzir, sesungguhnya orang yang suka bersikap tabdzir adalah teman setan.” (QS. al-Isra’: 26 – 27)

Itu adalah lima contoh dari tradisi yang salah kaprah dalam menyambut Ramadhan. Saya tidaklah membatasi pada lima tradisi yang tersebut di atas karena masih begitu banyak tradisi yang tersebar di masyarakat di daerah yang berbeda-beda. Lima tradisi di atas hanyalah contoh dari tradisi-tradisi yang ada di masyarakat dalam menyambut bulan Ramadhan.

Hendaklah kita menyambut datangnya bulan Ramadhan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh para shahabat beliau radhiyallaahu ‘anhum.

Wallahu a'lam

BENCI BERBUAH JATUH HATI

BENCI BERBUAH JATUH HATI

Kisah ini sangat menarik. Saya tak pandai menceritakan.. tetapi bacalah. Kisahnya memang menggugah.

---------

Kebencian itu terlihat jelas  di raut wajahnya. Sebuah dendam yang mendalam dari sorot mata yang tajam. Seorang pemuda yang selalu membututi dan siap menyerang kapan pun. Dalam pikirannya sudah direncanakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad Shalalllahu 'alaihi wasallam. Desah napasnya begitu membuncah.

Pemuda itu bernama Fadlalah bin Umair. Ia mengintai Nabi yang sedang bertawaf di Baitullah Al-Haram. Perlahan ia mendekati Rasullullah, wajahnya tampak tak tenang dengan sorot kebencian memancar dari matanya. Semakin dekat dengan Rasullullah membuat jantungnya berdegup kencang. Nafsu ingin menghabisi itu pun semakin mendorong jiwa Fadlalah bin Umair. Namun ketika keduanya sudah dekat, Rasullullah Shalallahu 'alaihi wasallam menyapa dengan ramah sekali.

“Bukankah engkau Fadlalah bin Umair?”

Mendengar suara lembut Rasullullah membuat amarah di dada Fadlalah turun. Sapaan ramah Nabi membuat Fadlalah bin Umair berubah tiba-tiba.

“Benar, Ya Rasululullah,” jawab Fadlalah bin Umair singkat dengan raut wajah bimbang.

“Apa yang engkau bicarakan  dalam hatimu?” Rasululullah Shalallahu 'alaihi wasallam  menyelidiki raut wajah bingung Fadlalah bin Umair.

“Tidak ada, aku sedang berdzikir mengingat Allah Subhanahu wa Ta'alaa”,  jawab Fadlalah mengelak dan juga gugup.

Mendengar kata-kata fadlalah bin Umair Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam pun tersenyum, lalu bersabda :

“Beristighfarlah engkau kepada Allah Subhanahu wa Ta'alaa!” Sambil Nabi menyentuh dada Fadlalah bin Umair. Seketika itu hati pemuda yang ingin membunuh Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam pun hilang sekejap. Fadlalah bin Umair menjadi tenang hatinya dan pedang kebencian itu hilang bersama senyum ramah Baginda Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam.

Fadlalah bin Umair selalu mengingat peristiwa yang membuatnya berubah. Yang akan selalu dikenang dalam sejarah hidupnya. Sikap ramah Baginda Rasullullah Shalallahu 'alaihi wasallam dan juga senyum yang membawa kedamaian di hati Fadlalah. Hingga Fadlalah pun berkata:

“Demi Allah, tidaklah Nabi mengangkat tangannya di dadaku, sehingga tidak ada satu pun makhluk Allah yang lebih aku cintai darinya.”

Nabi dicintai oleh umatnya karena budi pekertinya yang baik, keluhuran, sikap santun, selalu bersikap baik terhadap orang-orang yang ingin mendzoliminya, dan senyum yang menentramkan. Akhlak mulia Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam yang selalu membawa kedamaian.

“Senyumanmu pada wajah saudaramu adalah sedekah bagimu.” (HR. Tirmidzi)

Indahnya akhlaq yang mulia. Bahkan hati yang benci pun bisa berubah menjadi jatuh hati.

EmYe

Jumat, 20 Mei 2016

BERMAAFAN SEBELUM MASUK RAMADHAN

BERMAAFAN SEBELUM MASUK RAMADHAN?
Dan Beberapa Kekeliruan Lain Menyambut Ramadhan

SMS, WA, Face Book ataupun Tweeter dan BBM menjelang Ramadhan banyak dipenuhi pesan singkat untuk minta maaf. Atau pesan2 lain yang senada.

Maka penting kita ketahui bagaimana kedudukannya. Ini saya nukil dari beberapa sumber.

---

Beberapa kesalahan sering dilakukan dalam menyambut bulan Ramadhan yang sudah tersebar luas di tengah-tengah kaum muslimin. Semoga dengan mengetahui hal ini, kita dapat membetulkan kekeliruan yang selama ini terjadi.

# Ziarah Kubur

Ziarah kubur adalah sebuah amalan yang mulia di dalam Islam, karena dengan ziarah kubur, manusia akan diingatkan dengan kematian dan akhirat sehingga manusia tidak terlena dengan gemerlapnya kehidupan dunia. Di samping itu, ziarah kubur bisa melunakkan hati yang keras.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya): “Dulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah-kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat melembutkan hati, membuat air mata berlinang, dan mengingatkan kalian akan akhirat namun jangan kalian mengatakan perkataan yang tidak layak (qaulul hujr), ketika berziarah” (HR. Al Hakim no.1393, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jaami’, 7584)

Ziarah kubur ini dianjurkan kapanpun, tidak terikat dengan waktu. Tidak boleh bagi seorangpun yang mengikat ziarah kubur dengan waktu tertentu. Salah satu bentuk pengikatan ziarah kubur dengan waktu tertentu adalah mengkhususkan ziarah kubur pada setiap menjelang datangnya bulan Ramadhan atau bulan-bulan lainnya.

Jika anda ingin berziarah kubur, maka berziarahlah kapanpun waktunya, tidak usah mengkhususkan waktu tertentu untuk berziarah.

# Saling Bermaaf-Maafan

Sama halnya dengan ziarah kubur, meminta maaf juga merupakan sebuah amalan yang mulia di dalam Islam. Jika kita melakukan sebuah kesalahan atau dosa yang berhubungan dengan hak-hak manusia, maka salah satu syarat untuk memohon ampun kepada Allah adalah meminta maaf kepada manusia yang bersangkutan agar dia memaafkan kita, sekaligus kita harus mengembalikan haknya jika ada hak yang telah direnggut.

Meminta maaf juga dianjurkan untuk dilakukan kapanpun selama kita memiliki kesalahan. Caranya adalah dengan menyebutkan kesalahan kita dan kemudian kita minta maaf kepada orang yang bersangkutan atas kesalahan yang kita lakukan. Itulah yang benar.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya): “Orang yang pernah menzhalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi” (HR. Bukhari no.2449)

Namun, di masyarakat kita muncul sebuah tradisi saling meminta maaf menjelang datangnya Ramadhan dan Idul Fitri. Setiap tahunnya menjelang datangnya bulan Ramadhan atau ketika Idul Fitri, kita mendapati sebagian kaum muslimin saling bermaaf-maafan. Anehnya, tidak disebutkan kesalahan apa yang telah diperbuat sehingga mereka meminta maaf.

Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kita untuk segera meminta maaf jika kita berbuat kesalahan kepada orang lain. Hal itu dikarenakan kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput kita. Jika kita meninggal sebelum meminta maaf atas kesalahan kita, maka kesalahan kita tersebut akan kita bawa ke akhirat. Adapun meminta maaf kepada orang lain tanpa tahu sebab kesalahan apa dia meminta maaf, maka ini tidak dianjurkan dalam Islam.

Mungkin ada yang berkata: “Kan mungkin saja ada kesalahan yang tidak kita sadari?”. Maka kita menjawab bahwa memang benar pernyataan tersebut, akan tetapi meminta maaf tanpa sebab itu tidak diajarkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan para shahabat beliau radhiyallaahu ‘anhum.

Di samping itu, kesalahan yang kita lakukan tanpa kita sadari tidaklah terhitung sebagai dosa. Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya): “Sesungguhnya Allah telah memaafkan umatku yang berbuat salah karena tidak sengaja (tidak disadari), atau karena lupa, atau karena dipaksa” (HR. Ibnu Majah, 1675, Al Baihaqi, 7/356, Ibnu Hazm dalam Al-Muhalla, 4/4, di shahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah)

Waspadalah! Menjelang Ramadhan, biasanya tersebar pesan-pesan singkat yang bunyinya kira-kira seperti ini,
“Do’a Malaikat Jibril menjelang Ramadhan: “Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:

Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada)
Tidak berma’afan terlebih dahulu antara suami istri
Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya”
Maka Rasulullah pun mengatakan Amiin sebanyak 3 kali. Dapatkah kita bayangkan, yang berdo’a adalah Malaikat dan yang mengaminkan adalah Rasullullah dan para sahabat, dan dilakukan pada hari Jum’at”.

Doa ini tidak tercantum dalam hadits-hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, dan nampaknya dijadikan sandaran untuk amalan minta maaf menjelang Ramadhan.

Yang ada adalah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya: “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda: “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahih Ibnu Khuzaimah (3/192) dan Imam Ahmad dalam kitab Musnad Imam Ahmad (2/246, 254). Hadits ini dishahihkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/114, 406, 407, 3/295), juga oleh Adz Dzahabi dalam Al Madzhab (4/1682), dihasankan oleh Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (8/142), juga oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘ (212), juga oleh Al Albani di Shahih At Targhib (1679))

Coba cermati makna dua lafazh hadits di atas! Sungguh keduanya amat jauh berbeda. Entah bagaimana asalnya sehingga tersebar lafazh hadits sebagaimana yang banyak tersebar melalui sms-sms.

Sebagai umat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, hendaknya kita berhati-hati dalam menyebarkan sesuatu yang mengatasnamakan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Hendaknya yang kita sebarkan mengenai beliau adalah sesuatu yang shahih, benar dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam mengancam orang-orang yang berdusta atas nama beliau, yakni orang-orang yang menyebarkan hadits atau riwayat yang tidak benar atau palsu dari beliau. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya): “Barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku maka hendaklah ia mengambil tempat tinggalnya di neraka.” (HR. Bukhari-Muslim)

# Padusan (Jawa) atau Balimau (Sumatera Barat)
Padusan adalah tradisi yang tersebar di beberapa daerah di Jawa. Padusan adalah upacara berendam atau mandi di sumur-sumur, atau sumber mata air yang di anggap keramat. Upacara ini dinamakan padusan yang bermakna penyucian jiwa dan raga seseorang yang akan melakukan ibadah puasa. Selain itu, padusan bermakna sebagai pembersihan diri dari kesalahan dan dosa yang telah dilakukan.

Di samping padusan, kita juga mengenal tradisi balimau. Tradisi balimau ini hampir mirip dengan tradisi padusan, yakni berendam atau mandi bersama-sama, bercampur baur antara laki-laki-perempuan di sungai-sungai atau tempat-tempat pemandian. Tradisi balimau ini berasal dari Sumatera Barat. Tradisi ini biasanya dilakukan beberapa hari menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Dimulai dari matahari terbit hingga matahari terbenam. Ada juga yang memulainya menjelang terbenam matahari hingga malam. Mirip dengan padusan, balimau juga bermakna pembersihan diri secara lahir dan batin agar siap menjalankan ibadah puasa.

Itulah gambaran sekilas dari tradisi Padusan dan Balimau yang ada di masyarakat kita. Maka nampaklahl bagaimana pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah di dalamnya. Kaum muslimin yang melakukan tradisi ini, mereka bercampur baur antara laki-laki dan perempuan, para wanita yang membuka aurat-aurat mereka sehingga ditonton oleh kaum lelaki dengan seenaknya.

Sungguh, Islam adalah agama yang memerintahkan untuk tidak bercampur baur antara laki-laki dan perempuan jika tidak ada hajat yang mendesak. Islam juga agama yang memerintahkan laki-laki dan perempuan untuk menjaga aurat masing-masing. Kita telah berada di zaman dimana aurat bukanlah sesuatu yang sangat berharga sehingga dengan mudahnya dipertontonkan kepada siapapun. Begitulah Islam menjaga aurat, terutama bagi wanita sampai-sampai Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melarang kaum wanita memasuki tempat pemandian umum.

Aisyah radhiyallaahu ‘anhaa pernah berkata kepada para wanita yang biasa masuk ke pemandian umum. Beliau berkata (artinya), “Apakah kalian ini yang biasa membiarkan wanita-wanita kalian masuk ke tempat pemandian (umum)? Aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya), ‘Tidak ada seorang wanita pun yang melepas pakaiannya (tanpa busana) di selain rumah suaminya melainkan ia telah mengoyak penutup antara dia dan Rabbnya” (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim, dan ia menshahihkannya di atas syarat Syaikhain (Al-Bukhari dan Muslim) dan Adz-Dzahabi menyepakatinya)

Inilah cara yang salah untuk menyucikan diri menjelang Ramadhan. Mereka yang melaksanakan tradisi ini mengklaim bahwa dengan melaksanakan tradisi ini, maka jiwa dan raga bisa disucikan. Padahal sesungguhnya mereka justru mengotori jiwa-jiwa mereka dengan dosa dan maksiat dan mereka telah menodai kehormatan bulan Ramadhan. Na’udzubillaahi min dzalik.

# Menyalakan Petasan

Hampir di setiap daerah ada tradisi menyalakan petasan. Tradisi ini biasanya dimulai dari menjelang Ramadhan hingga pada puncaknya nanti pada hari Idul Fitri sehingga bisa kita lihat para pedagang yang menawarkan komoditi dagang berupa petasan berjajar di pinggir-pinggir jalan, demikian juga di sebagian toko pun ada yang menawarkan barang yang serupa. Sehingga hari-hari Ramadhan yang seharusnya dilewati dengan suasana khusyuk berubah menjadi suasana “mencekam” lantaran suara ledakan petasan.

Ramadhan adalah bulan yang harusnya kita lalui dengan suasana dan kondisi nyaman yang bisa mendukung kita untuk khusyuk beribadah kepada Allah. Kita hendaknya bisa menjaga kenyamanan selama bulan Ramadhan. Perbuatan yang mengganggu kenyamanan publik adalah perbuatan yang tercela dalam agama kita. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menggambarkan sifat seorang muslim. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya), “Sebaik-baik (kualitas) keislaman kaum mukminin adalah orang yang kaum muslimin merasa aman dari (kejahatan) lisan dan tangannya.” (HR. Ath-Thabrani)

Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menjelaskan tentang sifat seorang muslim, yakni muslim yang bisa membawa dan menjaga keamanan dan kenyamanan. Keamanan dan kenyamanan bisa kita jaga jika kita bisa mengendalikan tangan dan lisan kita dari menyakiti orang lain. Dan menyalakan petasan itu merupakan perbuatan yang bisa mengganggu keamanan dan kenyamanan orang lain. Banyak kita dengar keluhan demi keluhan yang keluar dari lisan kaum muslimin terhadap petasan-petasan yang disulut yang mengeluarkan suara-suara yang menggelegar. Hal tersebut sangat mengganggu kenyamanan. Ketika manusia akan istirahat pada malam harinya, ternyata mereka tidak bisa beristirahat dengan tenang karena suara ledakan petasan yang dinyalakan.

Di samping itu, petasan juga membahayakan diri sendiri dan orang lain. Betapa seringnya kita mendengar dan melihat orang-orang yang celaka akibat petasan ini. Di antara mereka ada yang terluka, cacat bahkan mati lantaran ledakan petasan. Di samping kerusakan jiwa petasan juga menyebabkan kerusakan material, misal kebakaran.

Di antara kita mungkin ada yang berkata, “Kami menyalakan petasan yang tidak membahayakan jiwa dan material kok. Kami hanya menyulut kembang api kecil atau petasan-petasan kecil yang tidak membahayakan”, maka kami jawab bahwa baik petasan yang membahayakan ataupun tidak tetaplah membawa mudharat. Keduanya sama-sama merupakan pemborosan atau mubadzir terhadap harta. Dan Allah telah melarang kita untuk berperilaku mubadzir.

Allah berfirman (artinya), “Berikanlah kerabat dekat, orang miskin dan ibnu sabil hak mereka. dan jangan sekali-sekali bersikap tabdzir, sesungguhnya orang yang suka bersikap tabdzir adalah teman setan.” (QS. al-Isra’: 26 – 27)

Itu adalah lima contoh dari tradisi yang salah kaprah dalam menyambut Ramadhan. Saya tidaklah membatasi pada lima tradisi yang tersebut di atas karena masih begitu banyak tradisi yang tersebar di masyarakat di daerah yang berbeda-beda. Lima tradisi di atas hanyalah contoh dari tradisi-tradisi yang ada di masyarakat dalam menyambut bulan Ramadhan.

Hendaklah kita menyambut datangnya bulan Ramadhan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh para shahabat beliau radhiyallaahu ‘anhum.

Wallahu a'lam

Rabu, 18 Mei 2016

KEPADA PARA SAHABATKU

KEPADA PARA SAHABATKU

Tolong Bawa Aku ke Syurga..

Mengunjungi seorang teman yang sedang kritis sakitnya, dia menggenggam erat tangan saya, lalu menarik ke mukanya, dan membisikkan sesuatu..

Dalam airmata berlinang dan ucapan yg terbata2 dia berkata," jika kamu tidak melihat aku di syurga, tlg tanya pada Allah di mana aku, tolonglah aku ketika itu..."

Dia langsung terisak menangis, lalu saya memeluknya dan meletakkan muka saya di bahunya. Sayapun berbisik," Insya Allah, insya Allah, aku juga mohon kepadamu jika kamu juga tidak melihat aku di syurga..."

Kami pun menangis bersama, entah berapa lama...

Ketika saya meninggalkan Rumah Sakit, saya terkenang akan pesan beliau...

Sebenarnya pesan itu pernah di sampaikan oleh seorang ulama besar, Ibnu Jauzi, yg berkata kpd sahabatnya sambil menangis :

"Jika kamu tidak menemui aku di syurga bersama kamu, maka tolonglah tanya kepada Allah tentang aku ; Wahai Rabb kami, si fulan sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang Engkau, maka masukkanlah dia bersama kami di syurga."

Ibnu Jauzi berpesan begini bersandar kepada sebuah hadits :

"Apabila penghuni syurga telah masuk ke dalam syurga lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yg selalu bersama mereka dahulu di dunia, maka mereka pun bertanya kepada Allah ; Ya Rabb! kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia bersholat bersama kami, berpuasa bersama kami dan berjuang bersama kami..."

Maka Allah berfirman, " Pergilah ke neraka, lalu keluarkanlah sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman, walau hanya sebesar zarrah".
(Ibnu Mubarak dlm kitab Az Zuhd)

Maka wahai sahabat2ku,

Di dalam bersahabat, pilih lah mereka yg boleh membantu kita bukan ikatan di dunia, tetapi hingga akhirat..

Carilah sahabat2 yg senantiasa berbuat amal sholeh, yg sholat berjamaah, berpuasa dan sentiasa berpesan agar meningkatkan keimanan, serta berjuang untuk menegakkan agama Islam.

Carilah teman yg mengajak ke majlis ilmu, mengajak berbuat kebaikan, bersama untuk kerja kebajikan, serta selalu berpesan dgn kebenaran.

Teman yg dicari kerana urusan niaga, pekerjaan, teman nonton bola, teman memancing, teman bershopping, teman fb utk bercerita hal politik, teman whatsapp utk menceritakan hal dunia, akan berpisah pada garis mati dan masing2 hanya akan membawa diri sendiri.

Tetapi teman yg bertakwa, akan mencari kita untuk bersama ke syurga....

Simaklah diri, apakah ada teman yg seperti ini dalam kehidupan kita, atau yg ada mungkin lebih buruk dari kita...

Ayo berubah sekarang, kurangi waktu dgn teman yg hanya condong pada dunia, carilah teman yg membawa kita bersama ke syurga, karena kita tidak bisa mengharapkan pahala ibadah kita saja utk masuk syurganya Allah..

Perbanyaklah usaha, moga satu darinya akan tersangkut, dan membawa kita ke pintu syurga....

Al-Hasan Al-Bashri berkata :

" Perbanyakkanlah sahabat-sahabat mukminmu, karena mereka memiliki syafa'at pada hari kiamat”.

Pejamkan mata, berfikirlah,.. siapa agaknya di antara sahabat2 kita yg akan mencari dan mengajak kita bersama2 ke syurga..

Jika tidak, mulailah hari ini mencari teman ke syurga sebagai suatu misi pribadi.

Agaknya kepada siapa antum boleh menyampaikan pesan ini?

--------
Sahabat, tolong tanyakan Allah jika aku tak bersamamu di syurga-Nya...❤

Minggu, 15 Mei 2016

LIHATLAH ISI HATIKU

LIHATLAH ISI HATIKU

Tak tahan menahannya dalam hatiku. Maka kini, kuungkapkan isi hatiku. Saudaraku aku mencintaimu karena Allah.

Lihatlah semut. Makhluk kecil yang remeh.. tetapi mereka saling bekerjasama dan saling membantu. Mereka tak pernah bertengkar satu sama lainnya.

Lihatlah sekumpulan burung kuntul. Mereka bisa terbang jauh berkat kerjasama menghadapi hembusan angin kencang dengan formasi V. Bila ada yang kelelahan salah satunya menggantikan yang lain tanpa mencela.

Lalu bagaimana dengan kita? Kadang kita ini ke GR-an dengan amal kita. Kita merasa aqidah kita kuat,  ilmu kita cukup karena ngaji sudah lama, penampilan kita sudah nyunnah, dan lainnya. Tetapi cobalah tengok hadits berikut untuk mengukur standar keimanan kita.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga dia mencintai bagi saudaranya apa yang dia cintai bagi dirinya sendiri.” (HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45)

Kita boleh bertanya pada diri kita
Bagaimana engkau mencintai saudaramu?
Apakah engkau mudah memaafkan jika saudaramu melakukan kesalahan?
Apakah engkau membantunya ketika dia dalam kesulitan?
Apakah engkau menutupi aibnya dan tidak membuka aibnya?
Apakah engkau suka memberi hadiah kepadanya?

Kawan,
Mari kita instropeksi diri kita. Bisa jadi kita sudah terlalu sering mendengar hadits itu. Bahkan kita sudah menghafalnya. Tetapi mengamalkan dalam kehidupan nyata.. maka kita harus jujur pada diri kita.

Bukankah kita lebih suka membicarakan kekurangan saudara kita ketimbang memuji kelebihannya?
Bukankah kita lebih mudah tersinggung dengan kekhilafan atau kesalahan2nya daripada memaafkannya?
Bukankah kita masih suka mengghibahnya ketimbang menutupi aibnya?
Bukankah Allah dan Rasul-Nya memerintahkan agar kita memperkuat ukhuwah kita?

Betapa mudahnya kita bersu'udzon, mencela, bahkan mentahdzir saudara kita seolah kita itu sempurna dan paling benar.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kalian mendapat rahmat.” (QS. Al Hujurat:10).

Allah Ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman.” (QS. Al Anfal:1).

Bahkan sebaliknya, Islam justru melarang keras pada perpecahan dan permusuhan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.” (QS. Ali ‘Imran:103).

Allah Ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Dan bahwa yang kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kamu dari dari jalan-Nya.” (QS. Al An’am:153).

Indahnya Ukhuwah

Sejatinya, ukhuwah inilah yang menjadi salah satu rahasia kekuatan dan kekokohan umat Islam. Oleh karenanya, orang-orang yang beriman diibaratkan semisal bangunan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesunguhnya seorang mukmin dengan mukmin lain ialah seperti bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya” (HR. Bukhari)

Dan sejatinya, ukhuwah inilah yang menjadi salah satu rahasia keindahan umat Islam. Dengannya akan musnah rasa fanatisme kesukuan dan kebangsaan. Sehingga muslim sedunia bernaung di bawah bendera yang satu. Itulah fungsi ukhuwah yang menjadi pemersatu. Bahkan, sampai-sampai Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengibaratkannya sebagai satu tubuh. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam belas kasih dan kasih sayang di antara mereka ialah laksana satu tubuh. Ketika ada anggota tubuh yang sakit, maka anggota tubuh yang lain pun akan ikut merasakan sakit dan demam.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Ada sebuah hubungan persaudaraan yang paling kuat pegangannya, paling kental hubungannya, paling erat jalinannya, dan paling utuh kasih sayangnya. Ia merupakan hubungan yang tiada pernah luntur dan lapuk, tiada pernah lekang oleh tempat dan waktu. Justru, ia mampu menyatukan orang-orang yang ada di daerah yang berjauhan. Engkau sudah tahu kawan, hubungan tersebut ialah ukhuwah (persaudaraan) atas dasar aqidah dan keimanan.

Maka segeralah beristighfar. Datangi saudaramu dengan ikhlas dan penuh kelembutan. Bila ia mencelamu, biarkan saja karena engkau hanya berharap ridho pada Rabb-mu.

Sambutlah Ramadhan dengan hati yang bersih. Lawan bisikan setan dan keraguan dengan hanya berlindung kepada Allah. Sungguh.. saya berharap kita bisa bersama dalam ridho Allah sampai di jannah-Nya kelak. Insya Allah.

eMYe

Sabtu, 14 Mei 2016

Pesan ringkas dan padat bagi pasutri

Pesan ringkas dan padat bagi pasutri...

=======

Abul Aswad Addu'ali (pencetus ilmu nahwu, wafat tahun 69 H, rohimahulloh)... ketika menikahkan putrinya beliau berpesan kepadanya:

"Muliakanlah kedua matanya, hidungnya, dan kedua telinganya".

[Lihat kitab Mu'jamul Udaba' 4/1467].

Memang tidak semua orang mampu memahaminya, karena bahasanya yg tinggi... Namun bila direnungkan, sungguh pesan yg singkat itu memiliki makna yg sangat mendalam, beliau menginginkan agar putrinya tersebut, memuliakan suaminya dengan tiga hal: 

1. Penampilan yg indah, agar kedua mata suaminya senang dan selalu tertarik memandangnya.
2. Parfum yg wangi, agar hidung suaminya nyaman mencium harumnya.
3. Kata-kata yg baik, agar kedua telinga suaminya terhibur dan bahagia ketika mendengarnya.

Meskipun pesan ini dikatakan Abul Aswad untuk putrinya, bukan berarti seorang suami tidak perlu melakukan hal ini... Bahkan sudah sepantasnya, seorang suami juga berusaha untuk mewujudkan isi pesan ini.

Karena Allah ta'ala telah berfirman:

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ

"Para isteri itu berhak mendapatkan kebaikan, sebagaimana kebaikan yg dibebankan kepada mereka". [Al-Baqoroh: 228].

Mari jaga jalinan suci pernikahan, dengan cara saling memuliakan... Muliakanlah dia dengan penampilan yg indah, aroma yg wangi, dan perkataan yg baik dan menghibur.

Semoga bermanfaat.

Ustadz Ad Dariny

@kajianislamchannel
══════ -=��=- ══════
Broadcasted by Islam itu Indah
- Instagram: @islamituindah.id
- Line: @islamituindah (pakai @) atau klik: http://line.me/ti/p/%40islamituindah
- Telegram channel: @islamindah

Amal yang Cantik

�� Amal yang Cantik ��

Beramal bukan asal banyak
Tapi mesti cantik,
Mesti ahsan,
Mesti terbaik.

Karena Allah menilai amal itu, Bukan sekadar karena jumlah. Tapi apakah dia amal yang berkualitas baik
Atau hanya asal-asalan?

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)

Lihatlah, Kawan …

Dalam ayat di atas, yang dinilai adalah siapa yang lebih baik amalnya. Bukan siapa yang lebih banyak amalnya. Karena banyak, belum tentu baik. Apa gunanya banyak tapi tak baik?

Shalat sunnah dengan banyak rakaat, tapi hilang khusyuk dan tuma’ninah, sekadar mematuk-matuk seperti burung, Shalat yang baik insya Allah akan memberi kesan dalam diri, menenteramkan hati, mencegah seseorang berbuat keji dan mungkar.

Pastinya, shalat asal-asalan bukan jenis shalat yang diterima di sisi Allah. Ada rukun dan hal-hal wajib yang harus dipenuhi. Bila shalatnya secepat kilat, apakah kira-kira seseorang bisa membaca Al-Fatihah dengan sempurna? Apakah punggungnya akan lurus dengan tenang saat rukuk, sujudnya mantap sebelum bangkit lagi untuk duduk, atau tahiyatnya dibaca dengan sempurna?

Membaca Al-Quran 100 ayat dengan gaya “kumur-kumur” apakah sama dengan membaca 10 ayat dengan tilawah yang tenang, memperhatikan tajwid, dan meresapkan maknanya ke dalam hati?

Sedekah 10 juta gara-gara ingin pamer apakah sama dengan sedekah 1 juta semata ikhlas karena Allah (tidak peduli puja-puji manusia)?

Amal yang baik, amal yang cantik. Cirinya ada dua:
1. Ikhlas.
2. Benar.

Ikhlas, semata karena Allah. Benar, mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
══════ -=��=- ══════
Broadcasted by Islam itu Indah
- Instagram: @islamituindah.id
- Line: @islamituindah (pakai @) atau klik: http://line.me/ti/p/%40islamituindah
- Telegram channel: @islamindah

Sabtu, 07 Mei 2016

AMALAN di HARI JUMAT

AMALAN ISTIMEWA di HARI JUMAT

Berikut ini beberapa amalan istimewa dihari jumat.

1. Membaca surat al-Kahfi pada malam Jum'at. Bila tidak sempat membacanya di malam hari boleh membacanya disiang hari. (HR. Ad-Darimi, An-Nasa'i, Al Hakim)

2. Membaca surat As-Sajdah dan surat Al-Insan secara sempurna pada dua rakaat shalat Shubuh (HR. Bukhari dan Muslim serta yang lainnya)

3. Memperbanyak shalawat kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam.  (HR. Abu Dawud)

4. Di wajibkan shalat Jum'at bagi laki-laki. (Lihat: As-Syarh Al-Mumti: 5/7-24)

5. Mandi besar sebelum menghadiri sholat jum'at. (HR. Muslim)

6. Memakai wewangian, bersiwak atau menggosok gigi, serta mengenakan pakaian yang paling baik. (HR.Ahmad)

7. Berangkat lebih awal menuju masjid. (HR. Muttafaqun 'alaih)

8. Saat menunggu kedatangan imam dianjurkan untuk menyibukkan diri dengan shalat, dzikir maupun membaca Al-Qur'an.

9. Mendekat kearah khatib untuk mendengarkan khutbah. (HR. Abu Dawud)

10. Menghadapkan wajah ke arah khotib saat khutbah sedang berlangsung. (HR. Abdurrazzaq dan Al-Baihaqi)

11. Wajib mendengarkan khutbah dengan seksama. Bagi siapa saja yang sibuk sendiri baik dengan bermain kerikil, berbicara, main hp dll pada saat khutbah jum'at sedang berlangsung, maka jum'atnya sia-sia. (Muttafaqun 'Alaih)

12. Disunnahkan mengerjakan shalat dua rakaat sebelum duduk di masjid. Hal ini tetap disunnahkan walaupun khotib sedang menyampaikan khutbah. (HR. Muslim)

13. Setelah sholat jum'at disunnahkan mengerjakan shalat sunnah dua rakaat atau empat rakaat dengan dua kali salam. (HR. Muslim)

14. Memperbanyak doa di penghujung hari Jum'at. (Muttafaqun 'Alaih)

Semoga bermanfaat.

Ustadz Aan Chandra Thalib

@kajianislamchannel
══════ -=��=- ══════
Broadcasted by Islam itu Indah
- Instagram: @islamituindah.id
- Line: @islamituindah (pakai @) atau klik: http://line.me/ti/p/%40islamituindah
- Telegram channel: @islamindah

Rabu, 04 Mei 2016

BAGAIKAN DUA KEPAK SAYAP

0120. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun

*BAGAIKAN DUA KEPAK SAYAP*

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Burung tak kan terbang jika hanya memiliki satu sayap,ia kan jatuh binasa sebelum mencapai tujuan.
Hamba tak kan pernah dapat mengetuk pintu Allah,menggapai ridhoNya dan menatap WajahNya hingga ia mampu menjaga keitiqomahan sepanjang hayat.
Keistiqamahan tidak akan dapat tegak lurus kokoh dan menghujam, kecuali sang hamba memiliki dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Pertama, perasaan bahwa ia penuh berlumur dosa, banyak lalai, kurang bersyukur,penuh dengan aib diri, bergelimang kezaliman, jahil, dan melampaui batas.
Perasaan ini membuat ia selalu beristighfar, bertaubat, menghinakan diri, melupakan segala kebaikan yang pernah ia lakukan, khawatir ditolak dengan hadirnya pembatal amal, seperti munculnya riya, ujub, bangga, merasa berjasa terhadap Allah...dst.
Kedua, perasaan syukur dengan segala limpahan rahmat dan karunia Tuhannya yang telah memberinya hidayah, memudahkannya untuk beramal dengan memudahkan sarananya, meyakini bahwa semua kebaikan yang ia lakukan dapat terwujud dengan taufiqNya semata, dan meyakini bahwa seluruh nikmat dunia yang diberikan... murni dariNya jua, bukan karena kehebatan hamba, ataupun kehandalan ilmu dan kecerdasannya.
Dengan hadirnya perasaan syukur ini, membuat hamba selalu sadar bahwa dirinya tidak punya apa-apa, kalaulah bukan karena Allah. Ia merasa kerdil berhadapan dengan luasnya rahmat dan kasih sayanGNya.
Bagaikan dua sayap yang dapat menerbangkan burung kepada tujuannya, begitu pula perasaan banyak dosa dan kurang bersyukur bagi hamba, membuat ia selalu memperbanyak istighfar dan mengakui dosa-dosanya.
Sementara perasaan luasnya rahmat dan kasih sayang Allah padanya,membuat ia sadar dan selalu berupaya belajar mensyukuri nikmat-nikmat tersebut dan mengembalikan segala pujian kepada Sang Pemberi nikmat.
------------
Jakarta-Batam, 26 Rajab1437/03 Mei 2016
Oleh Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan Muhammad Yunus

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1087995651247271&set=a.485391754841000.104913.100001105385773&type=3&theater
.~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dan jangan lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 FM untuk wilayah Madiun & sekitarnya.

boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

Donasi Dakwah Radio & TV KITA
BNI Syariah No. Rek. 0317359926

Mereka Yg tidak suka islam

Mereka Yg tidak suka islam maju mengatakan; "Penerapan Syariat Islam itu dapat membuat umat menjadi terbelakang dan mundur kembali kepada zaman Onta dan Kuda"

Saya pun bertanya dalam hati; "Zaman siapa yang dimaksud dengan zaman Onta dan Kuda itu?"

Apakah yang dimaksud "Zaman Onta dan Kuda" adalah zaman Rasulullah?
Yang mana saat seorang Muslimah dipermainkan dan direndahkan harga dirinya oleh orang-orang Yahudi Bani Qainuqa', Rasul seketika mengutus Singa Allah (Hamzah bin Abdul Muthallib) untuk mengepung mereka hingga mereka mendadak menjadi pengecut dan bersembunyi di balik benteng-benteng sampai akhirnya mereka menyerah dan diusir dari Madinah?

Ataukah yang dimaksud "Zaman Onta dan Kuda" adalah zaman Ash-Shiddiq Abu Bakar?
Yang saat memerangi tentara Romawi di Ubna, ia hanya mengutus seorang pemuda usia 20 tahunan bernama Usamah bin Zaid untuk memimpin sebuah pasukan, yang setelah kembali dari peperangan tersebut ia dapat meraih kemenangan gemilang karena tak ada satupun pasukannya gugur di medan perang?

Ataukah yang dimaksud "Zaman Onta dan Kuda" adalah zaman Al-Faruq Umar bin Khattab?
Yang telah menaklukkan Romawi dan Persia melalui Jendral berhati Singa (Khalid bin Walid dan Abu Ubaidah bin Jarrah) sedangkan ia tetap berada di Madinah hidup dalam kesederhanaan dan tegas menegakkan keadilan siang dan malam?

Ataukah yang dimaksud "Zaman Onta dan Kuda" adalah zaman Shalahuddin Al-Ayyubi?
Pahlawan Kurdi yang telah mampu membebaskan Masjid Al-Aqsha dari cengkeraman Salibis namun tetap memberikan kebebasan beragama bagi Yahudi dan Nasrani serta tetap menjunjung tinggi nilai toleransi?

Ataukah yang dimaksud "Zaman Onta dan Kuda" adalah zaman Muhammad Al-Fatih?
Pemberani asal Turki yang telah mampu menggempur benteng Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel sedangkan usianya baru 21 tahunan?

Ataukah yang dimaksud "Zaman Onta dan Kuda" adalah zaman Saifuddin Quthuz?
Sultan Mamluk yang mampu mengalahkan tentara Mongol yang legendaris dan tak terkalahkan kala itu, hingga dapat memukul mereka mundur dari kawasan Syria?

Ataukah yang dimaksud "Zaman Onta dan Kuda" adalah zaman Thariq bin Ziyad?
Yang meskipun dulunya ia adalah seorang budak, namun dengan keberaniannya saat menjadi panglima perang ia mampu mebakar semangat tentaranya hingga pasukannya dapat menaklukkan Andalusia di benua Eropa?

Jadi tolong katakan kepada saya; "Zaman Onta dan Kuda" itu pada zaman siapa?

Sungguh, keberanian telah dicabut dari hati kita, ilmu telah diangkat dari kalbu kita, Izzah telah sirna dari jiwa kita, jati diri terhadap Agama pun sudah tidak lagi menjadi kebanggaan kita. Dan kini, kita hanya memiliki hati nurani yang -bahkan- kerap menjadi buta saat kebenaran harus dibela.

Umat Islam dibunuh dan saling bunuh dimana-mana, tapi kita hanya mampu mengganti PP dan menulis tagar; Save Gaza, Save Syria, Pray for Indonesia, dan lain sebagainya.

Kita bangga dengan teknologi dan mencibir zaman Onta,
Padahal kita sendiri tak lebih dari kumpulan domba yang dikelilingi komplotan serigala.
Berjumlah banyak namun bak buih di lautan. Dihempaskan. Dilemparkan. Dan diombang-ambingkan.

Pemimpin kita tak lagi memiliki taring, diri kita tak lagi memiliki lidah.
Lantas apa fungsi sebuah mulut yang tak bertaring dan tak berlidah?
Yang tak dapat digunakan untuk berbicara maupun sekedar mengunyah?

Sungguh, mati sebagai seekor "Onta atau Kuda" yang dapat memberikan manfaat bagi Agama,
Jauh lebih mulia ketimbang mati sebagai seekor "Singa" yang hanya bisa meraung di balik jeruji kebun binatang, menjadi tontonan bagi semua orang.

Sungguh, jika hidup di "Zaman Onta dan Kuda" dapat membuat kita kembali mulia dan berjaya,
Itu jauh lebih baik daripada hidup terhina di zaman yang -katanya- manusia sudah bisa menjelajah ke luar angkasa…

'Udzran Ummata Muhammad…

Meskipun begitu Umat Islam dlm berperang memiliki aturan dan larangan yg jelas.
Dlm berperang Nabi saw memberi perintah larangan tegas :
Jangan menebang pokok pohon
Jangan membunuh dan menyakiti kanak2, wanita, orang sakit dan orang tua
Jangan membunuh dan menyakiti para pemuka agama lain
Jangan membunuh yang berlindung di rumah2 atau tempat2 ibadah.
Jangan membunuh dan menyakiti yg menyerahkan diri
Jangan membunuh dan menyakiti yg melarikan diri.
Jangan menghancurkan bangunan
Jangan menghancurkan gereja, kuil2 / tempat ibadah
Jangan membunuh binatang kecuali utk makan
Jangan memotong, mencacati, menghinakan mayat
Jangan memaksa utk masuk Islam
Berbuat baik dan memberi makan yg layak kpd tawanan Perang.
ADAKAH TANDA2 TERORIS DI DALAMNYA.
jika tidak seperti larangan Nabi saw diatas mk itu bukan Islam.

Iblis selalu mengajak manusia utk membantai habis manusia yg lain, dan kami yang dibantai jg akan membela diri kami dgn aturan perang dr Rasulullah saw.

Dan perundingan damai yg kami inginkan. Selanjutnya hidup damai berdampingan dlm keanekaragaman dan perbedaan

Senin, 02 Mei 2016

BOLEH TERGESA-GESA DALAM 5 HAL

BOLEH TERGESA-GESA DALAM 5 HAL

كان يقال العجلة من الشيطان إلا في خمس إطعام الطعام إذا حضر الضيف وتجهيز الميت إذا مات وتزويج البكر إذا أدركت وقضاء الدين إذا وجب والتوبة من الذنب إذا أذنب

"Ketergesa-gesaan biasa dikatakan dari Setan kecuali dalam 5 perkara:

1) Menyajikan makanan ketika ada tamu.

2) Mengurus mayit ketika ia mati.

3) Menikahkan seorang gadis jika sudah bertemu jodohnya.

4) Melunasi utang ketika sudah jatuh tempo.

5) Segera bertaubat jika berbuat dosa."

[Hilyatul Auliya’, 8: 78] Abu Nu’aim Al-Ashbahani

Kenapa Dunia di serupakan dengan Air?

0119. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun

*Kenapa Dunia di serupakan dengan Air??*

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Faidah yang anggun mempesona dari Imam al-Qurthûbî rahimahullâhu tatkala beliau menerangkan alasan mengapa Allâh subhânahu menyerupakan dunia dengan air sebagaimana dalam firman Allâh Ta'âlâ :
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ
"Dan buatlah perumpamaan bagi mereka bahwa kehidupan dunia itu seperti air yang Kami turunkan dari langit... " [QS al-Kahfi : 45]
Seorang ulama yang arif menjelaskan :

Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ menyerupakan dunia dengan air, (dengan beberapa alasan) :

1- ﻷنّ الماء ﻻ يستقرّ في موضع، كذلك الدُّنيا ﻻ تبقى على حالٍ واحدة.
Bahwa air itu tidak diam menetap di suatu tempat, demikian pula dengan dunia yang tidak tetap dengan satu kondisi yang sama.

2- وﻷنّ الماء يذهب وﻻ يبقى، فكذلك الدنيا تفنى. ولاتبقى
Bahwa air itu bisa (mengalir) pergi tidak tetap, demikian pula dengan dunia yang bersifat fana tidak kekal.

3- وﻷنّ الماء ﻻ يَقدر أحدٌ أن يدخله وﻻ يبتلّ، وكذلك الدُّنيا ﻻ يسلم أحدٌ من فتنتها وآفتها.
Bahwa air itu, seseorang tidak akan mampu masuk ke dalamnya tanpa basah, demikian pula dengan dunia, seseorang tidak akan mampu selamat dari fitnah dan bahayanya.

4- وأنّ الماء إذا كان بقدرٍ كان نافعًا مُنبتًا، وإذا جاوز المقدارَ كان ضاراًّ مُهلكًا، وكذلك الدُّنْيَا، الكفافُ منها ينفع، وفضولُها يضرّ"
Bahwa air itu, apabila (digunakan) secara proporsional kadarnya niscaya bermanfaat dan dapat menumbuhkan (tanaman), namun apabila melebihi batas berpotensi mendatangkan bahaya yang dapat membinasakan. Demikian pula dengan dunia, (jika digunakan) secukupnya bermanfaat namun apabila mengambil lebih dapat membahayakan.

Al-Jâmi' li Ahkâm Al-Qur'ân karya al-Qurthûbî (289/13)
- Naskah Arab dishare oleh Ahmad Zainudin di grup WA Multaqō ad-du'ât ilallâh
- Dialihbahasakan oleh Abû Salmâ Muhammad
@abinyasalma

Artikel http://www.dakwahsunnah.com/artikel/tafsir/876-kenapa-dunia-diserupakan-dengan-air
.~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dan jangan lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 FM untuk wilayah Madiun & sekitarnya.

boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

Donasi Dakwah Radio & TV KITA
BNI Syariah No. Rek. 0317359926

NASIHAT UTK MUSLIM INDONESIA

�� NASIHAT UTK MUSLIM INDONESIA & JAKARTA...

Al Quran adalah kitab suci... Al Quran adalah Firman = Ucapan Allah subhanahu wata'ala... Allah adalah Sang Pencipta, Pemberi rizi, Maha Pengasih Maha Penyayang, Maha Kuasa Segala Sesuatu, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu...

Jika kita sebagai orang muslim orang beriman, tidak lagi percaya tidak lagi beriman dengan Al Quran... terus apa dan siapa yang kita percayai... Apakah harus percaya kepada Media / Berita (tv, koran, berita internet dll) ? yang bisa di putar balikkan, benar jadi salah - salah jadi benar, hitam jadi putih - putih jadi hitam... siapa yang menguasai Media ? kenapa islam selalu dipojokkan ?

�� LARANGAN & ANCAMAN ALLAH PEMILIK ALAM SEMESTA BAGI YG MEMILIH PEMINPIN KAFIR...

�� (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ)
Artinya:
�� LARANGAN :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain."

�� ANCAMAN :
"� Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim"
��[Surat Al-Ma'idah 51]

➡ ALLAH BONGKAR HAKIKAT KEJELEKAN & KEBENCIAN LISAN &  HATI MEREKA TERHADAP KITA...

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ)
Artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu (pemimpinmu) orang-orang yang, di luar kalanganmu (agamamu), karena mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya"
��[Surat Aal-E-Imran 118]

���� KRISTENISASI DAN PEMURTADAN....ITULAH AGENDA UTAMA MEREKA..

(وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ)

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak pernah akan Ridho kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu
��[Surat Al-Baqarah 120]

�� YAHUDI & KRISTEN MANUSIA TERBURUK YG TELAH DI CAP KAFIR & DI JAHANNAM SELAMANYA....

(إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ)

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani/Kristen) dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk
[Surat Al-Bayyinah 6]

����MAKA WAHAI KAUM MUSLIMIN...

�� Janganlah tertipu dgn penciteraan dan lisan2 mrk yg dusta. Ketahuilah...hati mrk sangat benci kpd kita dan mrk memiliki agenda tipu daya besar utk islam dan kaum muslimin di negeri ini.

�� Jgn juga kita terkecoh dgn pernyataan2 orang yg Tidak memiliki ilmu dan PENJILAT yg mengatakan " KAFIR ADIL LEBIH BAIK DARIPADA MUSLIM KORUPTOR"... !!! ... INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI ROIJIUN....

Apakah hanya ini pilihannya ?
⚪kafir adil ⚫muslim koruptor
apakah islam mengajarkan korupsi ?
apakah semua kafir adil ?
apakah muslim tidak ada yang adil ?
sebagai muslim apakah anda terima dengan julukan ini?

jangan pernah menyalahkan agama karena kesalahan segelintir pengikutnya...
Sebagaimana orang islam ada yang salah begitu juga orang kristen ada juga yang salah...

TAPI sudahkah anda membandingkan antara AJARAN Islam dan kristen ?
sudahkah anda membandingkan antara KITAB SUCI Islam dan kristen ?

Apakah mrk lebih tau tentang hakikat sebenarnya orang2 kafir dari pada Allah...???...

Demi Allah mrk tidak membaca dan memahami ayat2 Allah dan hadits2 NabiNya...sehingga mrk berkata dgn akal yang rusak dan hawa nafsunya.

�� PRINSIP ORANG2 YG BERIMAN SANGAT JELAS

(قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ * لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ * وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ * وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ * وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ * لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ)

Katakanlah: "Hai orang-orang kafir :
* Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
* Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah
* Dan Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
* dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
* Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".
[Surat Al-Kafirun 1-6]

�� Semoga Tulisan singkat ini bisa sampai dan bisa memberikan pencerahan kpd seluruh kaum muslimin di negeri ini. Sehingga nampaklah jelas di mata mrk akan Haram & bahayanya memilih pemimpin Kafir dari yahudi dan Kristen.

��Dan kita berdoa kpd Allah... semoga senantiasa menjaga islam dan kaum muslimin di Negeri yg kita cintai ini. Dan Allah azza wajalla senantiasa mengkaruniakan kepada negri ini pemimpin-pemimpin muslim yang berilmu, adil, amanah, cerdas, bijaksana, tawadhu' dan sabar...
amiin... innahu samiiul 'alim, innahu 'ala kulli syaiin qodii

oleh :
✏ Ust. Fachruddin Nu'man, Lc
*dengan sedikit tambahan....

KAPOLRI : DETEKSI TERORIS TAK BISA DARI JENGGOT DAN CELANA ‘NGANTUNG’

NEWS..!!

KAPOLRI : DETEKSI TERORIS TAK BISA DARI JENGGOT DAN CELANA ‘NGANTUNG’

Maraknya warga Indonesia yang terlibat ISIS, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, menilai seseorang terlibat terorisme atau tidak, bukan dari celana cingkrang dan berjenggot.
Badrodin mengatakan paham ISIS atau IS jauh lebih berbahaya ketimbang Al Qaeda.
Kapolri Jenderal Polisi Drs. Badrodin Haiti mengatakan “IS itu berpaham takfiriah, yang artinya semua orang di luar kelompoknya dianggap kafir dan bisa diperangi. Deteksi dini mereka itu hanya dengan dialog. Tidak bisa hanya dengan karena celananya ngatung (di atas mata kaki) dan berjenggot, lalu dicurigai IS,”.

Hal ini berbeda dengan Al Qaeda yang menyasar segala hal kepentingan Barat terutama Amerika Serikat. Sedangkan ideologi IS dinilai lebih keras.
Lebih lanjut, ia mengatakan identifikasi seseorang terlibat teror IS atau tidak adalah dengan berdialog. Dari situ akan terdeteksi cara paham dan pemikiran seseorang apakah dia berpaham takfiriah atau tidak.
“Intinya, kami akan terus deteksi dan monitor. Kalau tidak terlibat pidana, akan kami biarkan, tetapi kalau terlibat, akan kami tangkap. Itulah guna dari monitoring, dan ini cukup bagus,” imbuh Kapolri.
Mantan Kapolda Jatim itu berjanji tidak akan pernah “tidur” untuk menghadapi kelompok teror. Buktinya, jaringan pelaku teror terus dibekuk satu per satu. “Terorisme ini lebih banyak ideologi, soal pemikiran, yang tidak akan selesai kalau hanya di penjara. Tetapi begitu kami akan terus menindak mereka yang melanggar hukum,” kata Kapolri.
Kapolri berharap, setelah ditangkap itu maka ada pihak lain yang berkontribusi untuk memberi pencerahan pada mereka. Inilah yang menjadi tugas BNPT yang bekerja sama dengan Kementerian Agama.

https://www.facebook.com/DivHumasPolri/posts/1081017398593782?fref=nf

Disalin dari Fans Page resmi Divisi Humas POLRI

Minggu, 01 Mei 2016

Didiklah anak dengan tanggung jawab sejak dini.

0118. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun

*Didiklah anak dengan tanggung jawab sejak dini...*

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Syeikh Thanthawi rahimahullah mengatakan:

"Setelah kita dididik dalam kehidupan yang keras (berat), sekarang kita malah khawatir kerasnya kehidupan itu berefek buruk terhadap anak-anak kita.
Dan kita terus mengkhawatirkan mereka, bahkan pada hal-hal yang biasa seperti lapar dan dahaga, sehingga kita memberi mereka makan berlebih, kita biarkan mereka malas-malasan dan tidur-tiduran, kita tidak membangunkan mereka untuk shalat, dan kita tidak membebani mereka dengan tanggung jawab karena alasan kasihan kepada mereka.

Akhirnya kita yang melakukan semua pekerjaan mereka, menyiapkan semua kebutuhan mereka, menyiapkan segala hal yang bisa meringankan mereka, bahkan kita harus mengurangi tidur agar bisa membangunkan mereka untuk belajar.

Pendidikan apakah ini?
Apa salah kita, sehingga harus menanggung urusan kita dan urusan mereka?
Bukankah kita juga manusia seperti mereka?
Bukankah kemampuan dan kekuatan kita terbatas?

Sungguh kita sebenarnya telah melatih anak kita dengan "ketergantungan" kepada orang lain, bahkan dengan egoisme.. Sungguh tidak adil, bila seorang ibu mengerjakan semua kewajiban anak-anaknya, sedang mereka duduk menontonnya. Harusnya setiap orang punya bagian tanggung jawab.

Allah telah menjadikan anak-anak kita bagian kekuatan kita.. Dia juga memerintahkan mereka untuk berbakti pada kita.. Tapi kita malah membalik keadaan ini.. Kita malah yang berbakti kepada mereka, bahkan meminta dengan memelas agar mereka ridha kepada kita.

Memanjakan anak bila berlebihan, justru akan berefek buruk.. Itu akan menjadikan mereka tidak memiliki kemampuan, tidak dapat memberi sumbangsih, bisanya meminta dan meminta.

Pendidikan seperti ini akan menghilangkan empati seorang anak terhadap orang lain (termasuk kepada ibu bapaknya).. tidak ada masalah bagi si anak mencari enaknya sendiri, walaupun harus membuat orang lain begadang dan kecapean.

Aku sungguh heran, apa masalahnya bila kita memberi si anak tanggung jawab?
Bukankah sangat baik bila dia mengerjakannya dan berhasil?
Kalau dia merasa berat dan sakit, maka itu wajar, agar dia sadar bahwa dunia adalah tempat bersusah payah.. tidak mungkin lari dari kesusahan hidup dalam rangka mencapai kemenangan dan kesuksesan.
Ibu yg bijak akan membiarkan anaknya mengambil sebagian tanggung jawab.. dan membantunya dengan arahan-arahannya.. sehingga dia menjadi dewasa, dan akhirnya mampu menghadapi tanggung jawabnya sendiri"

Oleh Ustadz Musyafa Ad Dariny MA

https://www.facebook.com/addariny.abuabdillah/posts/996322357149348?pnref=story

*Dengan sedikit editing tanpa mengurangi/menambahi isi nasehat
.~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dan jangan lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 FM untuk wilayah Madiun & sekitarnya.

boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

Donasi Dakwah Radio & TV KITA
BNI Syariah No. Rek. 0317359926