Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
“Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Daud no. 4990 dan Tirmidzi no. 3315. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
● Dan tidak boleh membully seseorang/ suku/kelompok, tidak boleh pula fanatik kepada kelompok. Berdasarkan firman Allah:
{ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا يَسۡخَرۡ قَوۡمٞ مِّن قَوۡمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُواْ خَيۡرٗا مِّنۡهُمۡ وَلَا نِسَآءٞ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيۡرٗا مِّنۡهُنَّۖ وَلَا تَلۡمِزُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُواْ بِٱلۡأَلۡقَٰبِۖ بِئۡسَ ٱلِٱسۡمُ ٱلۡفُسُوقُ بَعۡدَ ٱلۡإِيمَٰنِۚ وَمَن لَّمۡ يَتُبۡ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ }
[Surat Al-Hujurat: 11]
Sabeq Company:
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
● Tidak boleh mencela, menuduh atau mensifati sifat buruk
"Sesungguhnya termasuk dosa yang paling besar adalah bila seseorang mencela kedua orang tuanya." Para sahabat bertanya: bagaimana mungkin seseorang berani mencela kedua orang tuanya?" Beliau menjawab, "Yaitu dia mencela bapak orang lain, kemudian orang tersebut balas mencela bapaknya, dan ia mencela ibu orang lain, kemudian orang itu balas mencela ibunya." (HR. Ahmad: 6545) - https://hadits.in/ahmad/6545
5. Menjauhi candaan dengan kata-kata atau perilaku yang buruk
Menjauhi Sikap yang kurang/tidak baik, kecuali hal tersebut sudah ma'ruf/hal biasa
Adapun ucapan yang buruk maka hal ini terlarang selamanya
{ وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُواْ ٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ يَنزَغُ بَيۡنَهُمۡۚ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ كَانَ لِلۡإِنسَٰنِ عَدُوّٗا مُّبِينٗا }
[Surat Al-Isra': 53]
Sabeq Company:
Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sungguh, setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.
6. Bercanda dengan orang yang membutuhkannya
● Misalnya istri dan anak-anak
Dari Anas dia berkata, Nabi ﷺ bersabda kepadaku, "Wahai Dzal Udzunain (si pemilik dua daun telinga)." Abu Usamah mengatakan; beliau bermaksud untuk bersenda gurau dengannya." Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hadits hasan gharib shahih." (HR. Tirmidzi: 3767) - https://hadits.in/tirmidzi/3767
🖊Catatan Kajian Abu Abdirrahman Al Marsi
📓Panduan amal sehari semalam
🎤Ustadz Taufiq Badri Lc Hafizhahullah
🕌Masjid Al Muhtadin Banjarejo Kota Madiun