Sabtu, 20 November 2021

Harta Yang Berkah

Harta legal bagi mukmin, yakni tidak menambah azab di hari kiamat. Harta legal bagi mukmin, yakni menambah kebaikan/amal shalih dengan hartanya. 

Sedangkan Harta apabila semakin banyak bagi orang kafir akan semakin menambah azab bagi pemiliknya di akhirat kelak. 

Berkah secara bahasa artinya langgeng atau banyak mendatangkan kebaikan.
Jika disimpulkan Harta yg Berkah berarti harta yg mendatangkan kebaikan dan bertahan lama.

Salah satu contoh dari hal berkah adalah sumur (Birkah dalam bahasa arab) Hal ini karena sumur ia banyak memberikan manfaat dan dalam jangka waktu yang lama, selain itu juga ia tidak terbuang(meluber) jika tidak diambil dan masih ada meskipun diambil. 

Harta yg berkah didapat dengan amal shalih. Diantara bentuk pemanfaatan harta agar berkah adalah dengan amal jariyah. Sebagian ulama mengartikan amal jariyah adalah wakaf, hal ini sangat berkah karena bisa menjadi umur ke 2 bagi seorang mukmin. Para sahabat Nabi sangat terbiasa dengan wakaf karena ini bisa bertahan lama sekalipun setelah meninggal. Karena itu ketika seorang punya harta agar semakin berkah adalah dengan barwakaf. Setiap ada peluang wakaf diusahakan untuk berpartisipasi semaksimal mungkin. 

Wakaf adalah suatu sedekah yg bertahan lama. Dalam hal ini (sedekah/wakaf/amal jariyah) ada yg bertahan lama dan ada yg tidak bertahan lama. Juga ada yg maksimal kemanfaatannya dan ada yg kurang bermanfaat. Maka yg paling baik adalah yg paling bermanfaat dan bertahan lama. Maka apabila hendak sedekah/donasi/wakaf hendaklah dimaksimalkan pada kemanfaatan dan ketahanan. 

Harta yg nganggur adalah tanda harta tidak berkah. Semakin banyak digunakan/dimanfaatkan harta semakin berkah.

Harta hanya bisa dinikmati dengan kemampuan fisik. Sedangkan fisik pasti akan melemah dan bagaimana akan menikmati harta? Maka solusi nya adalah memindahkan kenikmatan fisik kepada kenikmatan hati/batin. Yakni semakin tua semakin mendekatkan diri kepada Alloh.

Catatan kajian Safari Dakwah
Ustadz Ammi Nur Baits
Harta Berkah
Masjid Syamsul Huda Mojorejo Kota Madiun

Senin, 01 November 2021

Indikator Keimanan

Hadits 13
Seorang mukmin dengan mukmin yg lain, itu ibarat sebuah bangunan. Menguatkan sebagian terhadap sebagian yg lain(saling menguatkan). Dan beliau Shallallahu 'alayhi wasallam menggabungkan jari jemarinya.


Ini adalah indikator keimanan seseorang yakni saling menguatkan.
Jika masih saling melemahkan/menggembosi maka perlu introspeksi pada iman seseorang tersebut.

Dan ini adalah salah satu pokok keimanan. Dan sudah seharusnya orang² mukmin itu bersaudara bahkan itulah persaudaraan paling kuat yakni persaudaraan diatas keimanan. Saling menyayangi, mencintai dan saling berlemah lembut. Bahkan ia mencintai saudara itu sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, sebagaimana hadits Nabi Shallallahu 'alayhi wasallam. 

Dalam hadits lain disebutkan setiap orang punya bagian dari sifat hasad akan tetapi ada yg menahannya dan ada yg membiarkannya. Maka menahannya adalah ciri orang yg beriman. 

Sebagaimana cinta pada suami istri, yg harus di realisasikan atau di usahakan. Maka begitu juga dalam bersaudara mukmin maka harus diusahakan pula.

Diantara bentuk²nya ialah: 
Wajib menjaga kemaslahatan global daripada kemaslahatan individu.

Persaudaraan mukmin ibarat sebuah bangunan. Dimana terdiri dari pondasi, tembok, pintu atap dll. Maksudnya setiap mukmin mempunyai tugas masing² yg berbeda beda dan tidak selayaknya untuk saling iri. Karena dari iri ini runtuh persaudaraan. Dan masing² mendapatkan pahalanya sesuai perannya. Maka tugas pokoknya masing² adalah fokus dan ikhlas pada perannya. 

Selain saling menguatkan, setiap mukmin tetap waspada akan halangan dan hambatan. Dan dengan kebersamaan/persaudaraan akan dapat melewati semua halangan dan hambatan tersebut. Dengan mengesampingkan ego masing² untuk mencapai tujuan bersama. Dan setiap mukmin mempunyai kewajiban individu dan kewajiban global/bersama.

Kewajiban individu jatuh pada setiap mukmin mukallaf/terkena beban syariat. Yakni kewajiban fardhu ain dan fardhu kifayah(wajib bagi sebagian dengan bagian yg cukup).
Contoh tugas individu dan tugas bersama ialah menuntut ilmu dan yg lain berperang/Jihad. Dimana setelah Jihad, bagi yg telah menuntut ilmu memberikan ilmunya. Yakni masing² mempunyai seorang untuk fokus, baik ada yg fokus menuntut ilmu dan ada yg fokus berjihad/amar maksud nahi mungkar.
Jihad ada yg wajib ain yakni jihad difence atau pertahanan. 
Jihad ada yg wajib kifayah yakni Jihad offance/menyerang.
Contoh tugas individu sekaligus tugas bersama adalah berperang.

Catatan kajian ustadz Taufiq Badri LC Hafidzahullah 
Perbaikan hati 
Masjid Syamsul Huda Mojorejo Kota Madiun