Senin, 31 Mei 2021

2 JENIS AIB MANUSIA

Aib manusia ada 2:
1. Aib manusia dengan Allah. Maka ini tidak boleh untuk di ceritakan kepada orang lain. Atau dinasehati dan harus ditutup tidak di umbar².
2. Aib manusia dengan sesamanya. Maka ini boleh untuk di ceritakan untuk memperingatkan orang lain akan keburukannya.

Faidah kajian (tanya jawab) ustadz Taufiq Badri LC Hafizhahullah

4 SIFAT YANG MENANDAKAN KEMUNAFIKAN TULEN

4 sifat yang menandakan kemunafikan tulen. Dan apabila ada salah satu darinya maka pada dirinya ada sifat kemunafikan sampai ia meninggalkannya. Yakni:
1. Apabila diberi amanah ia berkhianat
Amanah jabatan (yg pada asalnya tidak boleh meminta jabatan) dan semua amanah yang Allah pikulkan kepada setiap individu.
2.  Apabila ia berbicara ia berdusta/berbohong.
3. Apabila ia berjanji, ia ingkari/khianati.
4. Dan apabila ia berselisih, ia melampaui batas/lebih.


Kemunafikan adalah pondasi keburukan. Bahkan lebih buruk dari kekafiran. Karena ia menampakkan kebaikan dan menyembunyikan keburukan.
Dan definisi ini masuk didalamnya adalah kemunafikan keyakinan/kemunafikan besar yg dapat mengeluarkan seorang dari islam. Masuk disini adalah seorang yg menampakkan keislamannya dan menyembunyikan kekafirannya. Dan orang seperti ini hukum akhiratnya adalah di dasar neraka. Adapun hukum dunianya masih sebagai muslim, karena masih menampakkan keislamannya. 
Allah telah mensifati orang munafik ini dengan sifat keburukan semuanya. Diantara dalilnya dalam surat Al Baqarah ayat 8-20.
Kemunafikan telah ada dari dahulu sampai akhir zaman. Dan kemunafikan ini muncul setelah Islam mempunyai kekuatan/jumlah yg banyak. Hadits diawal tidak berbicara dalam kemunafikan besar ini. 

Tetapi maksudnya adalah jenis kemunafikan yg ke dua, yakni kemunafikan amal. Sifat² kemunafikan ini tidak mengeluarkan seorang dari islam tapi tetap berbahaya, karena akan mengikis nilai keimanan. Dan dapat mengantarkan seorang pada kekufuran. Dan apabila terkumpul ke 4 sifat ini maka ia telah menjadi seorang yg munafik amal tulen, dan telah terkumpul keburukan yg banyak.
Karena lawan dari 4 sifat kemunafikan ini adalah termasuk dasar kebaikan Islam. Dan apabila kehilangan salah 1 dasar keislamannya, maka akan mengurangi kesempurnaan keislamannya.

Faidah kajian ustadz Taufiq Badri LC Hafizhahullah
Masjid Syamsul Huda Mojorejo kota Madiun

Kamis, 27 Mei 2021

73 GOLONGAN ISLAM

Salah satu konsekuensi tauhid rasul adalah membenarkan kabar dari beliau, baik sebelum kiamat atau setelahnya, baik yang selaras dengan logika ataupun tidak. Selama kabar itu datang dari hadits yang minimal Hasan maka wajib untuk diimani dan dibenarkan.

Salah satu kabar dari nabi yg datang dari hadits yg Hasan adalah terpecahnya umat muslim menjadi 73 golongan dan ini telah kita saksikan saat ini.
Dalam hadits tersebut juga disebutkan bahwa semuanya terancam neraka kecuali satu yakni Al Jamaah. Yakni apa yg Rasulullah dan para sahabatnya berdiri diatasnya.
Dari hadits ini pula terdapat faidah bahwa semua yg menyelisihi Rasulullah dan sahabat terancam neraka.

Sikap kita terhadap zaman yg penuh fitnah ini ialah bersegera dalam beramal shaleh. Dengan mengikuti pemahaman para salafus sholih.
Salah satu jalan/tanda² seorang menuju kesesatan adalah meninggalkan petunjuk nabi Muhammad shalallahu alayhi wasallam.

Golongan yg selamat (Al Jamaah) yakni apa saja yg nabi dan para sahabat diatasnya. Menunjukkan Al Jamaah adalah SIFAT bukan perorangan/kelompok/organisasi. Siapapun/berapapun/dimanapun orangnya selama ia meniti jalannya nabi dan para sahabat maka ialah Al Jamaah, meskipun seorang diri. Maka dari itu tidak boleh taasub/fanatik pada golongan/kelompok, hanya boleh fanatik pada kebenaran yg Rasulullah shalallahu alayhi wasallam bawa.

Faidah lainnya adalah dari hadits ini bahwa yg terancam neraka adalah masih umat Muslim. Sehingga tidak boleh mengatakan mereka bukan Islam (kafir). Sehingga mereka tidak kekal di dalam neraka, selama tidak melakukan penyimpangan yg dapat mengeluarkan seorang dari islam.

Faidah kajian ustadz Rahmat Pujianto Hafidzahullah.
Kajian kitab GOLONGAN YANG SELAMAT.
Masjid Syamsul Huda Mojorejo kota Madiun

Sabtu, 22 Mei 2021

LURUSNYA JALAN LURUSNYA PEMAHAMAN

Lurusnya Jalan Lurusnya Pemahaman

Setiap kali sholat kita senantiasa memohon kepada Allah dengan membaca:

اهدنا الصراط المستقيم صراط الذين أنعمت عليهم 

"(Ya Allah) tunjukilah kami kepada jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat." (Al-Fatihah: 5-6)

Ada beberapa pendapat di antara ulama dalam memahami makna ayat di atas:

(1). Jalannya Rosulullah ﷺ dan para shohabat yakni cara beragama mereka.
(2). Ilmu yang bermanfaat dan amalan yang sholih.
(3). Jalannya para Nabi, para shiddiqin, syuhada, dan sholihin.

Kesemua pendapat ini sesungguhnya tidak saling bertentangan. Namun, inti dari jalan yang lurus adalah jalan/manhaj yang ditempuh oleh Rosulullah ﷺ dan para shohabat beliau utamanya dalam beraqidah.

Al-Imam Ibnu Jarir Ath-Thobari (310 H) mengutip riwayat Abul Aliyah Ar-Riyahi (ulama generasi tabiin), 

"Bahwa yang dimaksud "Ash-Shiroothol Mustaqim" adalah jalannya Rosulullah ﷺ dan kedua shohabatnya sepeninggal beliau yaitu Abu Bakr dan Umar." (Jami'ul Bayan 1/75)

Maka semua jalan yang menyelisihi jalannya Nabi ﷺ dan para shohabat, baik itu jalannya tradisi, pikiran, pendapat dalam beragama, semua itu hakikatnya jalan yang bengkok dan berliku.

Jalan bengkok inilah yang ditempuh oleh kalangan "al-maghdhuubi 'alaihim" (orang-orang yang dimurkai) yaitu Yahudi dimana mereka mengetahui kebenaran tetapi mereka membelakanginya. 

Dan juga ditempuh oleh kalangan "adh-dhoollin" (orang-orang yang sesat) yaitu Nashroni lantaran mereka berkeyakinan dan beramal tanpa dasar ilmu dan pemahaman yang benar.

Hayati kandungan makna ayat ini setiap kali kita membacanya di dalam sholat. Semoga Allah senantiasa menunjuki kita semua kepada jalan yang lurus meski kebanyaknya orang menyelisihinya.

manhajulhaq

Sabtu, 01 Mei 2021

METODE AL QUR'AN DALAM MENDAKWAHKAN TAUHID ULUHIYAH ATAU TAUHID IBADAH.

Metode Al Qur'an dalam mendakwahkan tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah.

Ketika manusia telah memikirkan tentang dirinya dan alam semesta sudah menumbuhkan tauhid rububiyah karena sesuai dengan fitrah. Akan tetapi tauhid rububiyah saja tidak cukup untuk menyelamatkan seorang dari adzab Allah tanpa diikuti tauhid uluhiyah.
Maka Al Qur'an kemudian beranjak pada tauhid uluhiyah/ibadah terutama pada dakwahnya rasul terakhir yakni Rasulullah shalallahu alayhi wasallam.
Kaum musyrikin Makkah telah bertauhid pada rububiyah Allah tetapi ketika rasul mendakwahkan tauhid uluhiyah (laailahaillah), seketika mereka menjauh dan menolak. Karena mereka memahami betul makna dari kalimat tersebut, berbeda dengan orang/masyarakat sekarang dijaman ini di negeri ini, Indonesia, masyarakat sangat mudah mengucapkan laailahaillah tetapi tidak memahaminya dan tidak mengamalkan konsekuensinya yakni mentauhidkan Allah dalam ibadah dan meninggalkan ibadah² selain kepada Allah.

Inilah yang diperjuangkan oleh nabi Muhammad semenjak awal dakwah, sebagai dasar dakwah dan tujuan utama dakwah. Bukan karena dunia. Dan dakwah ini adalah dakwah perbaikan bukan mengacaukan keadaan. Bukan dakwah memperebutkan kekuasaan.

Beberapa metode Al Qur'an dalam dakwah uluhiyah/ilahiyah diantarnya:
1. Perintah menyembah Allah langsung
2. Perintah ibadah kepada Allah
3. Berita dari Allah tentang dakwah seluruh nabi & rasul adalah untuk beribadah hanya kepada Allah saja & menjauhi segala sesembahan selain Allah.
4. Pengambilan dalil tentang rububiyah Allah, tentang Allah pencipta, pemilik dan pengatur alam semesta.
Allah maha sempurna, dan makhluk tidak ada yg sempurna. Allah tempat bergantung & meminta sedangkan makhluk tidak akan mampu memberi apa yg Allah beri. Maka lemahlah (akal) orang yg meminta kepada selain Allah dan lemahlah yg diminta (selain Allah itu).

Faidah kajian ustadz Taufiq Badri LC Hafidzahullah
Masjid Syamsul Huda
Mojorejo Kota Madiun