*SELEPAS RAMADHAN?*
Ramadhan telah berakhir, apa yang harus kita lakukan setelah ramadhan? Istiqomah dalam beramal atau bermaksiat lagi. Menjadi hamba Allah yang beribadah kepada Allah setiap saat atau menjadi hamba ramadhan yang hanya mengenal Allah dibulan ramadhan.
Allah Ta’ala berfirman,
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
_“Dan sembahlah Rabb-mu hingga datang kematian menjemputmu.” (QS. Al-Hijr: 99)._
Tugas kita selepas ramadhan belum berakhir kita tetap diwajibkan untuk senantiasa beribadah kepada Allah sampai kematian menjemput. Hendaknya setelah ramadhan kita berdo'a agar amalan dibulan Ramadhan diterima.
Sebagian ulama salaf mengatakan,
كَانُوا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَبْلُغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ
_*"Mereka (para sahabat) berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadlan. Kemudian mereka pun berdo’a selama 6 bulan agar amalan yang telah mereka kerjakan diterima oleh-Nya.” (Lathaaiful Ma’arif hal. 232).*_
Itulah salaf, ketika ramadhan berakhir selama 6 bulan berdo'a agar ibadah dibulan ramadhan diterima.
Ali bin Abi Thalib radliallahu ‘anhu mengatakan,
كُوْنُوْا لِقَبُوْلِ اْلعَمَلِ أَشَدَّ اهْتِمَامًا مِنْكُمْ بِاْلعَمَلِ أَلَمْ تَسْمَعُوْا اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ يَقُوْلُ : ]إِنَّمَا يَتَقَبَلُ اللهُ مِنَ اْلمُتَّقِيْنَ[
_”Hendaklah kalian lebih memperhatikan bagaimana agar amalan kalian diterima daripada hanya sekedar beramal. Tidakkah kalian menyimak firman Allah ’azza wa jalla, [إِنَّمَا يَتَقَبَلُ اللهُ مِنَ اْلمُتَّقِيْنَ]“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (Al Maaidah: 27).” (Lathaaiful Ma’arif: 232)._
*APA YANG KITA LAKUKAN?*
1. Walaupun ramadhan telah pergi hendaknya kita tetap menjadi hamba Allah yang senantiasa beribadah kepada Allah.
2. Istiqomah dalam beramal
3. Berdo'a agar amalan kita dibulan ramadhan diterima Allah.
_”Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, jika seorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan amalan yang buruk maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.” (Lathaaiful Ma’arif hal. 244)._
_______________________
Artikel: FSI Tunas Ilmu