Kamis, 08 Oktober 2015

Aku Mencintaimu Karena Allah

Aku Mencintaimu Karena Allah
Feb 06, 2014 Muhammad Abduh Tuasikal,
Salah satu perintah dalam Islam adalah
menyatakan cinta karena Allah. Namun tentu
saja cinta bukan dinyatakan pada lawan jenis
yang tidak halal karena adanya godaan besar
di balik itu.
Dari Habib bin ‘Ubaid, dari Miqdam ibnu
Ma’dy Kariba –dan Habib menjumpai Miqdam
ibnu Ma’di Kariba-, ia berkata, “Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺇِﺫَﺍ ﺃَﺣَﺐَّ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﻓَﻠْﻴُﻌْﻠِﻤْﻪُ ﺃَﻧَّﻪُ ﺃَﺣَﺒَّﻪُ
“Jika salah seorang di antara kalian mencintai
saudaranya hendaklah dia memberitahu
saudaranya itu bahwa dia mencintainya. ” (HR.
Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 421/542,
shahih kata Syaikh Al Albani)
Dari Mujahid berkata,
ﻟﻘﻴﻨﻲ ﺭﺟﻞ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﺄﺧﺬ ﺑﻤﻨﻜﺒﻲ ﻣﻦ
ﻭﺭﺍﺋﻲ. ﻗﺎﻝ: ﺃﻣﺎ ﺇﻧﻲ ﺃﺣﺒّﻚ. ﻗﺎﻝ : ﺃﺣﺒﻚ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﺣﺒﺒﺘﻨﻲ ﻟﻪ. ﻓﻘﺎﻝ
: ﻟﻮﻻ ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ: ” “ﺇﺫﺍ ﺃﺣﺐ ﺍﻟﺮﺟﻞ
ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻓﻠﻴﺨﺒﺮﻩ ﺃﻧﻪ ﺃﺣﺒﻪ .” ﻣﺎ ﺃﺧﺒﺮﺗﻚ. ﻗﺎﻝ : ﺛﻢ ﺃﺧﺬ ﻳﻌﺮﺽ ﻋﻠﻲ
ﺍﻟﺨﻄﺒﺔ. ﻗﺎﻝ : ﺃﻣﺎ ﺇﻥ ﻋﻨﺪﻧﺎ ﺟﺎﺭﻳﺔ، ﺃﻣﺎ ﺇﻧﻬﺎ ﻋﻮﺭﺍﺀ
“Ada salah seorang sahabat Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bertemu denganku lalu ia
memegang pundakku dari belakang dan
berkata,
ﺃﻣﺎ ﺇﻧﻲ ﺃﺣﺒّﻚ
“Sungguh saya mencintaimu.”
Dia lalu berkata,
ﺃﺣﺒﻚ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﺣﺒﺒﺘﻨﻲ ﻟﻪ
“Semoga Allah yang membuatmu mencintaiku
turut mencintaimu.”
Dia berkata, “Kalau sekiranya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak bersabda,
“Jika seorang pria mencintai saudaranya
hendaklah dia memberi tahu bahwa dia
mencintainya“, maka tentulah ucapanku tadi
tidak kuberitahukan kepadamu.” Dia lalu
menyodorkan sebuah lamaran kepadaku
sambil berkata,
“Kami memiliki seorang budak perempuan dia
buta sebelah matanya (silakan engkau
mengambilnya).”
(HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod 422/543.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini
hasan shahih).
Inilah ajaran Islam yang mengajarkan untuk
saling mencintai. Ketika kita mencintai
saudara kita karena Allah, maka
ungkapkanlah cinta tersebut dengan
mengatakan, “Inni uhibbuk” atau “Inni uhibbuk
fillah”. Lalu ketika saudaranya mendengar,
maka balaslah dengan mengucapkan
“ahabbakallahu alladzi ahbabtani
lahu” (Semoga Allah yang membuatmu
mencintaiku turut mencintaimu). Dan ini
menunjukkan hendaknya cinta dan benci pada
orang lain dibangun karena Allah, bukan
karena maksud dunia semata.
Ibnu ‘Abbas berkata,
ﻣﻦ ﺃﺣﺐ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺃﺑﻐﺾ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﻭﺍﻟﻰ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﻋﺎﺩﻯ ﻓﻲ
ﺍﻟﻠﻪ، ﻓﺈﻧﻤﺎ ﺗﻨﺎﻝ ﻭﻻﻳﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺬﻟﻚ، ﻭﻟﻦ ﻳﺠﺪ ﻋﺒﺪ ﻃﻌﻢ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﻭﺇﻥ
ﻛﺜﺮﺕ ﺻﻼﺗﻪ ﻭﺻﻮﻣﻪ ﺣﺘﻰ ﻳﻜﻮﻥ ﻛﺬﻟﻚ. ﻭﻗﺪ ﺻﺎﺭﺕ ﻋﺎﻣﺔ ﻣﺆﺍﺧﺎﺓ ﺍﻟﻨﺎﺱ
ﻋﻠﻰ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ، ﻭﺫﻟﻚ ﻻ ﻳﺠﺪﻱ ﻋﻠﻰ ﺃﻫﻠﻪ ﺷﻴﺌﺎ .
“Siapa yang mencintai dan benci karena Allah,
berteman dan memusuhi karena Allah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu diperoleh
dengan demikian itu. Seorang hamba tidak
adakn bisa merasakan kenikmatan iman
walaupun banyak melakukan shalat dan
puasa sampai dirinya berbuat demikian itu.
Sungguh, kebanyakan persahabatan seseorang
itu hanya dilandaskan karena kepentingan
dunia. Persahabat seperti itu tidaklah
bermanfaat bagi mereka.” (Diriwayatkan oleh
Ibnu Jarir disebutkan dalam Kitab Tauhid
Syaikh Muhammad At Tamimi)
Al Hasan Al Bashri berkata,
ﺇﻥَّ ﺃﺣﺐَّ ﻋﺒﺎﺩِ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳُﺤﺒﺒﻮﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻰ ﻋﺒﺎﺩﻩ ﻭﻳُﺤﺒﺒﻮﻥ
ﻋﺒﺎﺩ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻭﻳﺴﻌﻮﻥ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﺑﺎﻟﻨﺼﻴﺤﺔ
“Sesungguhnya hamba yang dicintai di sisi
Allah adalah yang mencintai Allah lewat
hamba-Nya dan mencintai hamba Allah
karena Allah. Di muka bumi, ia pun memberi
nasehat pada orang lain.” (Jaami’ul ‘Ulum wal
Hikam, 1: 224).
Semoga kita bisa saling mencintai karena
Allah dan mendapatkan pertolongan-Nya.❤❤❤❤��