Kamis, 31 Desember 2015

TEROMPET ITU BUADAYA YAHUDI

056. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun


*TEROMPET ITU BUADAYA YAHUDI.*


======
Terompet itu budaya Yahudi. Namun itulah yang dilakukan oleh kaum muslimin di malam tahun baru, hanya mengekor budaya Yahudi.

Tak percaya?

Silakan renungkan hadits berikut ini. Dari Abu ‘Umair bin Anas dari bibinya yang termasuk shahabiyah Anshar,

عَنْ أَبِى عُمَيْرِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ عُمُومَةٍ لَهُ مِنَ الأَنْصَارِ قَالَ اهْتَمَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- لِلصَّلاَةِ كَيْفَ يَجْمَعُ النَّاسَ لَهَا فَقِيلَ لَهُ انْصِبْ رَايَةً عِنْدَ حُضُورِ الصَّلاَةِ فَإِذَا رَأَوْهَا آذَنَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا فَلَمْ يُعْجِبْهُ ذَلِكَ قَالَ فَذُكِرَ لَهُ الْقُنْعُ – يَعْنِى الشَّبُّورَ – وَقَالَ زِيَادٌ شَبُّورَ الْيَهُودِ فَلَمْ يُعْجِبْهُ ذَلِكَ وَقَالَ « هُوَ مِنْ أَمْرِ الْيَهُودِ ». قَالَ فَذُكِرَ لَهُ النَّاقُوسُ فَقَالَ « هُوَ مِنْ أَمْرِ النَّصَارَى ». فَانْصَرَفَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ رَبِّهِ


“Nabi memikirkan bagaimana cara mengumpulkan orang untuk shalat berjamaah. Ada beberapa orang yang memberikan usulan. Yang pertama mengatakan, ‘Kibarkanlah bendera ketika waktu shalat tiba. Jika orang-orang melihat ada bendera yang berkibar maka mereka akan saling memberi tahukan tibanya waktu shalat’. Namun Nabi tidak menyetujuinya. Orang kedua mengusulkan agar memakai terompet. Nabi pun tidak setuju, lantas beliau bersabda, ‘Membunyikan terompet adalah perilaku orang-orang Yahudi.’ Orang ketiga mengusulkan agar memakai lonceng. Nabi berkomentar, ‘Itu adalah perilaku Nasrani.’ Setelah kejadian tersebut, Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbihi pun pulang.” (HR. Abu Daud no. 498. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)


Dari hadits di atas menunjukkan bahwa terompet itu tradisi Yahudi. Nah itulah yang diikuti oleh orang-orang yang merayakan tahun baru. Budaya Yahudilah yang diikuti.

Memanfaatkan uang untuk membeli terompet tahun baru termasuk pemborosan karena telah menyalurkan harta tidak pada kebaikan. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya.” (QS. Al Isra’: 26-27).

Az Zujaj berkata bahwa yang dimaksud boros adalah,

النفقة في غير طاعة الله

“Mengeluarkan nafkah pada selain ketaatan pada Allah.” Disebutkan dalam Zaadul Masiir karya Ibnul Jauzi.



Apa seorang muslim boleh mengikuti budaya Yahudi?


Dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ ». قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ « فَمَنْ ».


“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang penuh lika-liku, pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, Apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669)

Silakan berpikir jika ingin menjadi seorang muslim sejati. Hanya Allah yang memberi hidayah.


Diselesaikan di Makkah Al Mukarromah, 9 Rabi’ul Awwal 1436 H


Akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal


https://www.facebook.com/nasihati/posts/1504491139845620
--------------------


Jangan lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 FM untuk wilayah Madiun & sekitarnya.


boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

Selasa, 29 Desember 2015

Mengapa Mengucapkan “Selamat Tahun Baru” Haram

Mengapa Mengucapkan “Selamat Tahun Baru” Haram

Selamat Tahun Baru

Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, wa ba’du,

Pertama, dengan memahami sejarah munculnya perayaan tahun baru, kita bisa memastikan bahwa tahun baru Masehi sejatinya termasuk bagian perayaan orang non muslim dan masih satu rangkaian dengan kegiatan mereka selama Natal. Keterangan tentang ini telah dikupas dalam artikel berikut:

https://konsultasisyariah.com/hukum-merayakan-tahun-baru/

Kedua, kaidah baku yang kita pahami, kita dilarang untuk turut merayakan atau memberi ucapan selamat untuk perayaan orang kafir. Ibnul Qoyim mengatakan,

وأما التهنئة بشعائر الكفر المختصة به فحرام بالاتفاق، مثل أن يهنئهم بأعيادهم وصومهم، فيقول: عيد مبارك عليك، أو تهنأ بهذا العيد ونحوه

“Memberi ucapan selamat terhadap salah satu syiar orang kafir hukumnya haram dengan sepakat ulama. Semacam memberi ucapan selamat kepada mereka dengan hari raya mereka atau puasa mereka. Semisal mengucapkan, hari raya yang diberkahi untukmu, atau memberi ucapan selamat dengan hari raya tersebut dan semacamnya.”

Selanjutnya, Ibnul Qoyim menjelaskan alasannya,

فهذا إن سلم قائله من الكفر فهو من المحرمات، وهو بمنزلة أن تهنئه بسجوده للصليب، بل ذلك أعظم إثما عند الله، وأشد مقتا من التهنئة بشرب الخمر وقتل النفس، وارتكاب الفرج الحرام ونحوه

“Yang demikian itu, karena jika orang yang memberi ucapan selamat tersebut menerima perbuatan kekafiran, maka itu termasuk perbuatan yang haram. Statusnya sebagaimana memberikan ucapan selamat kepada orang kafir karena sujud kepada salib. Bahkan ucapan selamat untuk perbuatan semacam ini, lebih besar dosanya dan lebih Allah murkai, dari pada memberikan ucapan selamat untuk orang yang minum khamr atau berzina atau dosa besar lainnya.” (Ahkam Ahlu adz-Dzimmah, 1:441).

Memberikan ucapan selamat terhadap hari raya orang kafir statusnya haram sebagaimana yang dijelaskan Ibnul Qoyim, karena memberikan ucapan selamat sama dengan mengakui syiar orang kafir dan ridha terhadap kegiatan keagamaan mereka. Meskipun dia sendiri tidak mau untuk melakukan perbuatan kekafiran tersebut. Namun setiap muslim haram untuk menyetujui syiar kekafiran dan memberi ucapan selamat orang non muslim dengan perayaan tersebut. Karena allah tidak ridha dengan kekafiran itu. Allah berfirman,

إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ

“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu…” (QS. Az-Zumar: 7)

(Majmu’ Fatawa Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin, 3:29).

Ditulis oleh Al-Ustâdz Ammi Nur Baits Hafizhahullâh
(Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

Artikel www.KonsultasiSyariah.com)

[Sumber: https://konsultasisyariah.com/15586-mengapa-mengucapkan-selamat-tahun-baru-haram.html ]

♻Republished by MRA Al-Jafari Al-Alabi
��Grup WA & TG Dakwah Islam
��TG Bot : @DakwahIslam_Bot
��TG Channel : @DakwahIslam

Share yuk semoga saudara anda mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Minggu, 27 Desember 2015

CERMIN DAN KETULUSAN

054. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun


*CERMIN DAN KETULUSAN*

======

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

"Seorang mu’min adalah cermin bagi saudaranya. Dan seorang mukmin adalah saudara bagi mukmin yang lain." (HR. Abu Daud dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu)

Sahabat…

Bukan suatu kebetulan bila dalam potongan hadits diatas Rasululullah shallallahu alaihi wasallam mengumpamakan seorang mu’min dengan cermin.
Itu karena tak ada yang lebih tulus dari cermin.

Cermin tak pernah berdusta dan selalu berbicara diatas puncak kejujurannya.
Dalam diamnya, ia memberitahu apa adanya tentang kita.

Ketulusan cermin adalah ketulusan yang paripurna. Dia tak pernah menyimpan dendam.
Kita bisa merasa apa saja di depannya. Bahkan kita bisa memanipulasi jiwa dan hati kita. Namun apa yang dilihatnya dari kita, akan ditampakkan apa adanya.

Dan bila kita pergi, dia tidak akan menyimpan bayangan tentang kita di dalamnya.
Begitu juga seorang mu’min, dia tidak akan membeberkan kekurangan saudaranya pada orang lain.

Dia akan akan menutupi kekurangan itu, seperti cermin yang tak membiarkan bayangan orang lain tinggal di dalamnya.

Ketulusan cermin, sejatinya adalah pekerjaan hati.
Memerlukan iman yang jujur dalam menatanya.

Seperti cermin yang tak boleh buram, maka ketulusan seorang mukmin kepada saudaranya juga tak boleh ternodai oleh kepentingan-kepentingan apapun, termasuk dalam hal memaknainya atau mencari manfaat dari ketulusan itu sendiri.

Ketulusan yang paripurna haruslah terwujud pada pribadi mu’min yang shaleh, agar dia menjadi cermin hidup bagi saudaranya dan bagi orang yang menaruh harapan pada jati diri kemuslimannya.

____________________

Jeddah Sabtu 17-07-1435 H
ACT El Gharantaly


https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1143108872368393&set=a.721834631162488.1073741825.100000078729300&type=3&theater
------------------------


Jangan lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 FM untuk wilayah Madiun & sekitarnya.


boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

Jumat, 25 Desember 2015

Potret pengajian Salafi

Potret pengajian Salafi
Jika Anda sedang jalan-jalan pagi di akhir pekan, dan kebetulan melintas masjid, mungkin akan bertemu beberapa masjid yang Sabtu-Minggu penuh dengan kegiatan. Di antaranya kajian atau pengajian. Memang tidak banyak masjid yang menyelenggarakan acara serupa.

Kajian akhir pekan?  Ya, di Jakarta, Bekasi, Bogor, Depok, Tangerang, misalnya, ada beberapa masjid yang secara rutin menyelenggarakan pengajian secara rutin. Jika tidak rutin, maka itu sifatnya sesekali atau sebulan sekali. Misalnya, Anda bisa hadir di Masjid Nurul Iman di Lantai paling atas Blok M Square, Masjid Al Fatah di Jatinegara. Di situ acap kali ada pengajian akbar yang mendatangkan ustadz-ustadz dari luar kota.

Masjid yang mampu menampung hampir dua ribu jamaah itu, bisa penuh sesak di hari Ahad. Tergantung ustadz yang mengisi. Tapi, jangan berharap ada ustadz-ustadz yang hilir mudik di televisi akan mengisi di sana. Karena ini justru pengajian di luar mainstream. Di luar kebanyakan kaum muslim.

Ekslusif?  Tidak juga. Pengajian seperti ini terbuka untuk umum, siapa saja boleh ikut dan tidak akan dikenakan biaya. Juga tidak perlu mendaftar. Ini juga bukan pengajian “dalam rangka”… Ya bisa dalam memperingati ini dan itu. Pokoknya, mereka datang untuk berburu ilmu. Berburu pahala dengan mendatangi halaqah ilmu.

Pengajiannya pun serius. Jarang ada gelak tawa, paling senyum-senyum. Para ustadz juga bukan seperti para orator atau juru kampanye yang berdiri dengan gaya menggerakan badan, tangan dan mimik aneka rupa. Semua sederhana. Pakaian ustadznya, tampangnya juga, sangat sederhana. Mereka hanya duduk. Tidak berdiri. Duduk di kursi meja, dan memegang kitab atau Laptop.

Yang hadir pun begitu. Mayoritas sederhana. Mereka rata-rata memakai pakaian koko atau gamis, berpeci, dan celana agak di atas mata kaki. Yang perempuan, jarang terlihat yang modis dengan jilbab gaul. Mereka justru memakai jilbab panjang hingga di pantatnya. Ada juga yang memakai cadar. Yang membuka muka, hampir tidak ada yang memakai gincu atau bedak yang menor.

Tapi, lihatlah ketika ustadz sudah mulai berbicara.  Mayoritas  mengambil alat tulis layaknya anak SD yang tekun mencatat setiap omongan guru. Tidak ada lagu-lagu, tidak ada gimmick untuk memancing perhatian. Ustadz-ustadz juga tidak ada yang membaca Al Quran dengan nada melengking layaknya penyanyi.

Meski terkesan tidak menarik itu pengajian, tetapi jarang sekali orang yang beranjak dari acara. Sepanjang pengajian, hampir tidak  ada ustadz memberi cerita-cerita yang konyol dan lucu.  Malah mirip kuliah di kampus. Semua merujuk kitab, merujuk ayat Al Quran dan hadist-hadist yang shahih. Oh ya, rata-rata pengajian itu selama dua jam, plus tanya jawab 30 menit. Dan, semua pertanyaan selalu ditulis. Karena itu, ada pertanyaan yang mungkin terlihat sepele, tak perlu membuat malu penanya.

Inilah pengajian dari mereka kalangan Salafi.  Apa itu Salafi?

Ini bukan nama ormas, bukan pula komunitas. Ini adalah kumpulan orang-orang yang beragama dengan mengikuti cara beragama para Sahabat Nabi, Salaf artinya terdahulu, maka mereka ini berupaya untuk memahami dan mempraktekan agama Islam sesuai dengan yang dijalankan para Sahabat Nabi.
Mengapa harus bersusah payah  mengikuti Sahabat Nabi?
Ya karena merekalah yang paling tahu bagaimana Nabi memberikan pelajaran, melihat langsung dan mempraktekan bersama Nabi Muhammad. Tak ada yang lebih tahu tentang Islam, (setelah Nabi)  selain para Sahabat Beliau.Maka, tidak heran bila pengajian salafi ini hanya berasal dari kitab-kitab yang sesuai sunnah saja yang dipelajari.
Jika Anda hadir, maka akan Anda rasakan dari awal sampai akhir, tidak ada kalimat-kalimat yang meluncur dari para ustadz ini yang melebar ke mana-mana. Yang mendahulukan logika dari pada ayat atau hadist,  sulit dijumpai. Tidak ada pemahaman orang-orang Liberal atau Barat yang dipakai sandaran, terkecuali pendapatnya juga sesuai dengan pemahaman para Sababat.Mengapa pengajian tanpa artis, tanpa orang terkenal, tanpa ada nyanyian dan segala macam, bisa ramai dikunjungi para jamaah?
Kuncinya bukan pada ustadz.
Tetapi justru para jamaah itu sendiri yang memang haus ilmu. Bagi mereka, mencari ilmu lewat pengajian ini adalah kewajiban setiap muslim.Jika terkesan mereka itu seram atau aneh, itu hanyalah pandangan sekilas. Setelah Anda duduk dan ngobrol, mereka akan menyapa dengan hangat.Anda pun boleh datang kapan dan di mana pun acara pengajian dilaksanakan. Untuk jadwal pengajian dan ustadz yang mengisi, bisa Anda dengarkan di Radio Rodja 756 AM atau klik di http://www.radiorodja.com/ dan untuk buku-buku yang dibahas di pengajian mereka, Anda bisa mengklik https://www.facebook.com/insanimuslim?_rdr
Cuma saya khawatir, jika Anda mencoba hadir… Saya khawatir Anda akan ketagihan

Kamis, 24 Desember 2015

Nasib si Bakhiil (Pelit)

053. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun


*Nasib si Bakhiil (Pelit)*

======

Sesungguhnya pelit itu ada dua tingkatan, pelit terhadap orang lain, dan yang paling parah adalah pelit terhadap diri sendiri.

Dia pelit tidak mau keluar uang agar bisa mengumpulkan harta dan menjadi orang kaya, namun pada hakekatnya ia telah terjerumus dalam kemiskinan hidup yang ia ingin lari darinya, dan ia telah terjauhkan dari kekayaan yang justru sedang ia kejar.

Bahkan yang tersiksa bukan hanya dirinya sendiri, anak-anak dan istrinya pun harus menjalani gaya hidup "faqir" nya tersebut.

Di akhirat iapun harus menjalani hisab yang panjang karena hartanya yang ia tumpuk.
Sebagaimana dikatakan tentang si bakhil ini :

يَعِيْشُ فِي الدُّنْيَا عَيْشَ اْلفُقَرَاءِ وَيُحَاسَبُ فِي الآخِرَةِ حِسَابَ الأَغْنِيَاءِ

(Ia hidup di dunia seperti hidupnya kaum faqir sementara ia dihisab dengan hisab orang-orang kaya)

Sesungguhnya yang Allah kehendaki adalah kehidupan yang sedang, tidak pelit dan tidak juga boros. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

إِنَّ اللهَ إِذَا أَنْعَمَ على عَبْدٍ نِعْمَةً يُحِبُّ أَنْ يَرَى أَثَرَ نِعْمَتِهِ على عَبْدِه

"Sesungguhnya Allah jika memberi kepada hambaNya sebuah kenikmatan maka Allah suka melihat dampak nikmat tersebut pada hambaNya"

Maka jangan sempai orang yg diberi kecukupan menampakan seakan akan ia hidup dalam kekurangan, tapi jangan pula berlebihan dan boros yang menjerumuskan dalam kesombongan.


https://www.facebook.com/firandaandirja/posts/496505497196118
------------------------


Jangan lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 FM untuk wilayah Madiun & sekitarnya.


boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

CINTAILAH DIA DENGAN ITTIBA

052. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun


*CINTAILAH DIA DENGAN ITTIBA*
======
Rasulullah..

Kelahirannya berarti kelahiran sunnah dan risalahnya.

Sehingga kapan saja engkau mengamalkan sunnahnya, saat itulah engkau merayakan kelahirannya.

Namun bila engkau meninggalkannya, apalagi merendahkannya, maka cintamu takkan berarti, meski kau larut dalam bait-bait pujian di malam kelahirannya.

Cintailah dia dengan ittiba...

Ingatlah dia bersama jenggot yang engkau biarkan tumbuh..
Bersama pakaian yang tak kau biarkan menjulur melewati mata kaki..
Dalam shalawat yang terucap setiap kali namanya disebut...
Dalam senyum tulus untuk saudaramu saat bertemu...
Bersama ayunan langkah menuju masjid untuk sholat berjamaah...
Disaat menaiki kenderaan dengan do'a yang pernah dia ajarkan dulu..
Cintailah ia seperti yang dia inginkan..
Dengan sunnah yang diajarkannya, bukan dengan bid'ah yang dicelanya.

Saya pernah mendengar sebuah ungkapan indah tentang konsekuensi cinta.

لَوْ كَانَ حُبُّكَ صَادِقاً لَأَطَعْتَـهُ إِنَّ المُحِبَّ لِمَنْ أَحَبَّ مُطِيْـعُ

Bila cintamu tulus murni (kepadanya), niscaya engkau akan mentaatinya.
Karena sesungguhnya orang yang mencintai akan patuh terhadap orang yang dicintainya.

Sekali lagi...

Cintailah dia dengan ittiba'..

Sebagaimana firman Allah:

“Katakanlah (hai Muhāmmad), jika kalian (benar-benar) mencintai Allâh maka ikutilah aku (nabi muhammad sholAllahu ‘alaihi wa sallam ), niscaya Allah akan mencintai kalian dan Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian, dan Allah Māhapengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-‘Imrân: 31)

Allahumma sholli ala Muhammad wa ala aali Muhammad.

Catatan:

*Ittiba': Mengikuti petunjuk hidup Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam.
__________

Madinah 08-03-1437 H
ACT El Gharantaly


https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1138555452823735&set=a.721834631162488.1073741825.100000078729300&type=3&theater
------------------------


Jangan lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 FM untuk wilayah Madiun & sekitarnya.


boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

Jumat, 18 Desember 2015

Makna dari senyuman

050. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun


*Makna dari senyuman*
======
Senyuman adalah tanda kebahagian, tapi terkadang senyuman adalah tirai yang menutupi kesedihan.
Jika engkau melihat orang yang engkau cintai maka tersenyumlah agar ia merasakan cintamu

Jika engkau melihat musuhmu maka tersenyumlah agar ia merasakan kekuatan dan kewibawaanmu

Jika engkau melihat orang yang meninggalkanmu maka tersenyumlah agar ia merasakan penyesalan ketika pergi darimu

Jika engkau melihat ke cermin maka tersenyumlah karena Allah telah memberikan kepadamu begitu banyak kenikmatan yang ada pada jasadmu.

Jika engkau melihat orang yang tidak engkau kenali maka tersenyumlah agar Allah memberi pahala kepadamu.


Bukankah rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

تبسمك في وجه أخيك لك صدقة

“Senyummu terhadap saudaramu adalah sedekah bagimu.” (HR. At Tirmidz 1956)

Ustadz Fadhlan Fahamsyah


https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/550447598443859?pnref=story

------------------------


Jangan lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 FM untuk wilayah Madiun & sekitarnya.


boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

Kamis, 17 Desember 2015

ANDA SEORANG MUSLIM…? INILAH PRINSIP HIDUP ANDA! (Bagian 2)

049. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun


*ANDA SEORANG MUSLIM…? INILAH PRINSIP HIDUP ANDA! (Bagian 2)*

======
Disaat semua orang bingung, dengan model bagaimanakah saya hidup…

Ketika semua orang linglung, dengan prinsip hidup bagaimanakah saya pakai…

Islam dengan segala kesempurnaannya telah lama menghadirkan prinsip hidup seorang muslim yang begitu sempurna…dengan semua makna kesempurnaan…Allahu Akbar!!!

بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين, أما بعد:



3. MERASA SANGAT RUGI JIKA KETINGGALAN KESEMPATAN UNTUK BERIBADAH


Nafi’ rahimaullah berkata: “Dikatakan kepada Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku Mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang telah mengikuti jenazah maka baginya satu qirath (gunung) pahala.” Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menyebutkan terlalu banyak untuk kita”, lalu beliau pergi menemui Aisyah radhiyallahu ‘anha dan bertanya (tentang hadits) dan ternyata ‘Aisyah membenarkan Abu Hurairah, maka Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sungguh, kita telah melalaikan bergunung-gunung pahala yang sangat banyak.” HR. Muslim.

Berkata Ibnu Hajar rahimahullah, “Di dalam hadits ini menunjukkan keistimewaan Ibnu Umar radhiyiallahu ‘anhuma dari keinginan kuat atas ilmu dan perasaan merasa rugi atas apa yang tertinggal darinya berupa amal shalih.” Lihat kitab Fath Al Bary.


Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatakan bahwa kaum miskin dari kaum fakir Muhajirin mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka mengadu: “Orang-orang kaya mendapatkan derajat yang tinggi dan nikmat yang abadi”, lalu Rasulullah bertanya: “Kenapa demikian?”, orang-orang fakir berkata: “Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana mereka berpuasa, mereka bersedekah tapi kami tidak bersedekah, mereka memerdekakan dan kami tidak memerdekakan”, maka rasulullah berkata: “Maukah kalian aku ajarkan sesuatu yang kalian dengan akan menyamai orang sebelum kalian dan mendahului orang setelah kalian dan tidak ada seorangpun yang lebih utama daripada kalian kecuali seorang yang berbuat seperti apa yang kalian perbuat.” Mereka berkata: “Tentu mau, wahai Rasulullah”, lalu beliau bersabda: “Kalian ucapkan subhanallah, alhamdulillah dan allahu akbar setiap akhir shalat sebanyak 33, 33, 33 kali”, Abu Shalih berkata: “Maka kaum muhajirin kembali lagi kepada Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam, mereka berkata: “Kawan-kawan kami dari orang yang banyak harta mendengar (bacaan kami) maka mereka berbuat seperti apa yang kami kerjakan”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Itulah kelebihan Allah yang Dia berikan kepada siapa yang dikehendakinya.” HR. Bukhari dan Muslim.

LIHAT BAGAIMANA ORANG-ORANG FAKIR DARI KAUM MUHAJIRIN MERASA RUGI KETIKA TIDAK MAMPU UNTUK BERSEDEKAH SEBAGAIMANA ORANG KAYA

Contoh:

-         Merasa rugi jika ketinggalan shalat berjamaah karena di dalamnya; ketinggalan pahala pergi ke masjid yaitu satu langkah diganjar pahala, satu langkah dihapuskan dosa, satu langkah diangkat derajat, ketinggalan pahala menjawab adzan yaitu mendapatkan syafaat rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ketinggalan pahala shalat qabliyyah yaitu mendapat sebuah rumah di dalam surga, ketinggalan kesempatan berdoa antar adzan dan iqamah yang tidak ada penghalang antaranya dengan Allah Ta’ala, ketinggalan pahala menunggu shalat yaitu didoakan oleh para malaikat, ketinggalan pahala shalat berjamaah yaitu 27 derajat dibandingkan shalat sendirian, ketinggalan pahala mendapatkan takbiratul ihram imam yaitu terlepas dari dua sifat, sifat kemunafikan dan sifat siksa neraka.

Contoh lain…silahkan cari sendiri…



4. LAKUKAN SEGALA AKTIFITAS HIDUP DUNIA TUJUANNYA ADALAH MASUK SURGA JAUH DARI API NERAKA


Mu’adz bin Jabal pernah berkata: “Aku pernah bersama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam sebuah perjalanan, suatu pagi aku dekat dengan beliau ketika itu kita lagi dalam perjalanan, lalu aku bertanya: “Wahai Nabi Allah, beritahukanlah kepadaku akan sebuah amalan yang akan memasukkanku ke dalam surga da menjauhkanku dari neraka.” Beliau menjawab: “Sungguh kamu telah bertanya tentang yang agung dan sesungguhnya hal itu sangat mudah bagi siapa yang dimudahkan Allah atasnya, yaitu kamu beribadahlah kepada Allah tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, menunaikan haji, kemudian beliau berkata: “Maukah aku tujukan kepada pintu-pintu kebaikan?, puasa adalah benteng, sedekah akan menghapuskan dosa, dan shalat seseorang pada malam hari…”. HR. Ahmad.


Artinya: “Rabi’ah binKa’ab Al Asalamy radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku pernah bermalam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu aku datang membawa wudhu dan hajat, lalu beliau berkata: “Mintalah”, maka akupun berkata: “Aku memohon kepadamu agar bisa bersamamu di dalam surga”, beliau bertanya: “Adakah yang lain?”, aku berkata: “Itu saja”, beliau bersabda: “Maka tolonglah aku atas dirimu dengan banyak sujud”. HR. Muslim.

LIHATLAH…BAGAIMANA PERMINTAAN MUADZ DAN RABI’AH radhiyallahu 'anhuma YANG MENUNJUKKAN BAHWA ORIENTASI MEREKA ADALAH MASUK SURGA JAUH DARI API NERAKA. 



5. MENINGGALKAN SESUATU YANG TIDAK BERMANFAAT, TERUTAMA TIDAK MANFAAT DI KEHIDUPAN AKHIRAT.



Artinya: “Ali bin Husain radhiyallahua ‘anhuma berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya termasuk kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.” HR. Tirmidzi.

Contoh:

-         Jika berkata-kata mendatangkan dosa, maka lebih baik diam

-         Jika keluar rumah mendatangkan dosa, maka lebih baik diam di dalam rumah kecuali harus keluar rumah maka harus jaga pandangan dan seluruh anggota tubuh shingga tidak mendatangkan dosa. Wallahu a’lam.



Ditulis oleh Ahmad Zainuddin

Kamis, 25 Jumadal Akhirah 1433H di Banjarmasin.

http://www.dakwahsunnah.com/artikel/aqidah/144-anda-seorang-muslim%E2%80%A6inilah-prinsip-hidup-anda
------------------------


Jangan lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 FM untuk wilayah Madiun & sekitarnya.


boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

ANDA SEORANG MUSLIM…? INILAH PRINSIP HIDUP ANDA! (Bagian 1)

048. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun


*ANDA SEORANG MUSLIM…? INILAH PRINSIP HIDUP ANDA! (Bagian 1)*
======
Disaat semua orang bingung, dengan model bagaimanakah saya hidup…

Ketika semua orang linglung, dengan prinsip hidup bagaimanakah saya pakai…

Islam dengan segala kesempurnaannya telah lama menghadirkan prinsip hidup seorang muslim yang begitu sempurna…dengan semua makna kesempurnaan…Allahu Akbar!!!

بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين, أما بعد:



1. PILIH YANG PALING MUDAH SELAMA BUKAN DOSA DAN YANG PALING MUDAH PASTI DARI ISLAM



عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهَا قَالَتْ مَا خُيِّرَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بَيْنَ أَمْرَيْنِ إِلاَّ أَخَذَ أَيْسَرَهُمَا مَا لَمْ يَكُنْ إِثْمًا فَإِنْ كَانَ إِثْمًا كَانَ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْهُ

Artinya: “’Aisyah radhiyallahu ‘anha istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bercerita: “Tidaklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dipilihkan antar dua pilihan melainkan beliau memilih yang paling mudah dari keduanya, selama itu bukan dosa, jika itu dosa, maka beliau manusia yang paling jauh dari dosa.” HR. Bukhari dan Muslim.

{يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ} [البقرة: 185]

Artinya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” QS. Al Baqarah: 185.

{مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ } [المائدة: 6]

Artinya: “Allah tidak hendak menyulitkan kamu.” QS. Al Maidah: 6.

- Contoh dari permasalahan akidah: Menyembah hanya Allah semata lebih mudah daripada menyembah banyak sembahan

- Contoh dari permasalahan ibadah: Beribadah sesuai dengan hanya mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih mudah dibandingkan beribadah dengan mencontoh banyak orang yang tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

- Contoh dari permasalahan mu’malah: Berdagang yang jujur lebih mudah daripada tidak jujur dan menutup-nutupi keburukan barang atau lainnya.

- Contoh dalam tingkah laku: Berkata yang benar meskipun pahit lebih baik daripada menutupi terus-menerus di dalam kebatilan.

Silahkan cari contoh yang lain…



2. JANGAN PERNAH MELAKUKAN KESALAHAN YANG SAMA DUA KALI



عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ ».

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang Mukmin tidak terperosok ke dalam lubang yang sama dua kali.” HR. Bukhari dan Muslim.

- Contoh permasalahan akidah: jika sudah tahu bahwa selain Allah Ta’ala tidak pernah bisa mendengar permohonan kita, maka jangan pernah meminta/memohon kecuali kepada Allah

- Contoh permasalahan ibadah: jika gara-gara begadang maka ketinggalan shalat shubuh, maka jangan pernah begadang.

- Contoh permasalahan mu’amalah: Jika pernah diberi amanah memegang uang tidak amanah, maka jangan pernah menerima amanah itu.

- Jika pernah berhutang dan malas bayar padahal sudah mampu, maka jangan pernah berhutang

- Contoh permasalahan tingkah laku: jika orangtua sekarang tidak bisa baca Al Quran dan tidak banyak ilmu agama karena malas belajar agama, maka jangan tularkan itu kepada keturunannya.

Silahkan cari contoh yang lain.

Ustadz Ahmad Zainudin, Lc


http://www.dakwahsunnah.com/artikel/aqidah/144-anda-seorang-muslim%E2%80%A6inilah-prinsip-hidup-anda
------------------------


Jangan lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 FM untuk wilayah Madiun & sekitarnya.


boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

Syarat syahadat

���� WAJIB MENGENAL MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT

~~~~~~~~~~~~

�� al-Imam al-Mujahid Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah ta'ala mengatakan,

"Tidaklah maksud dari kalimat "Laa ilaaha illallah" hanya semata-mata mengucapkannya. Namun harus :
�� Mengenal maknanya,
�� Mengamalkan konsekuensinya, dan
�� harus terpenuhi syarat-syaratnya.

�� SYARAT-SYARAT "LAA ILAAHA ILLALLAH" ada tujuh :
1⃣ Ilmu (tentang maknanya), yang menghilangkan kebodohan.
2⃣ Yakin, yang menghilangkan keraguan.
3⃣ Qabul (menerima), yang menghilangkan penolakan.
4⃣ Inqiyad (ketundukan), yang menghilangkan sikap meninggalkan.
5⃣ Ikhlash (murni), yang menghilangkan syirik (penyekutuan).
6⃣ Shidq (Jujur), yang menghilangkan kedustaan.
7⃣ Muhabbah (Cinta), yang menghilangkan lawannya.

�� Maksud dari Syahadah "Muhammad Rasulullah" : mengenal maknanya dan mengamalkan konsekuensinya. Bukanlah maksudnya semata-mata melafazhkannya.
Syahadah tersebut bermakna :
▪ Membenarkan apa yang beliau beritakan.
▫Mentaati beliau pada apa yang beliau perintahkan.
▪ Menjauhi apa yang beliau larang dan peringatkan.
▫ Beribadah kepada Allah berdasarkan apa yang Dia syariatkan melalui lisan Rasul yang mulia ini. Bukan berdasarkan hawa nafsu dan kebid'ahan.

�� Maka wajib atas setiap muslim :
�� Mengenal makna dua kalimat syahadat dengan pemahaman yang benar dan pengamalan yang serius atas segala konsekuensinya, yaitu membenarkan, mengimani, dan mengamalkan apa yang dibawa oleh Rasulullah dalam al-Kitab dan as-Sunnah, dan yang terkait dengan keyakinan, peribadatan, dan pensyariatan dalam segala aspek kehidupan."

�� sumber : Majmu 1/182~183

••••••••••••••••••••

Senin, 14 Desember 2015

Pemahaman sederhana tentang riba dan bagi hasil

Yang masih bingung antara hutang piutang (qardh) dan kerjasama (mudhorobah;musyarokah), silahkan disimak kisah berikut:
▶▶▶▶
Gimana kabarnya mbak?
Sehat dek, alhamdulillah.
Ini saya selain silaturahmi juga ada perlu mbak.
Apa apa dek...apa yang bisa tak bantu.
Anu..kalau ada uang 20juta saya mau pinjam.
Dua puluh juta? Banyak sekali. Untuk apa dek?
Tambahan modal mbak. Dapat order agak besar, modal saya masih kurang. Bisa bantu mbak?
Mmm..mau dikembalikan kapan ya?
InsyaAllah dua bulan lagi saya kembalikan.
Gitu ya. Ini mbak ada sih 20juta. Rencana untuk beli sesuatu. Tapi kalau dua bulan sudah kembali ya gak apa-apa, pakai dulu aja.
Wah, terimakasih mbak.
Ini nanti mbak dapat bagian dek?
Bagian apa ya mbak?
Ya kan uangnya untuk usaha, jadi kan ada untungnya tuh. Naa..kalau mbak enggak kasih pinjem kan ya gak bisa jalan usahamu itu, iya kan?
*tersenyum penuh arti*
Oh, bisa-bisa. Boleh saja kalau mbak pengennya begitu. Nanti saya kasih bagi hasil mbak. Besarannya bisa kita bicarakan.
Lha, gitu kan enak. Kamu terbantu, mbak juga dapat manfaat.
Tapi akadnya ganti ya mbak. Bukan hutang piutang melainkan kerjasama.
Iyaa..gak masalah. Sama aja lah itu. Cuman beda istilah doang.
Bukan cuma istilah mbak, tapi pelaksanaannya juga beda.
Maksudnya??
Jadi gini mbak: kalau akadnya hutang, maka jika usaha saya lancar atau tidak lancar ya saya tetap wajib mengembalikan uang 20juta itu.
Tapi jika akadnya kerjasama, maka kalau usaha saya lancar, mbak akan dapat bagian laba. Namun sebaliknya, jika usaha tidak lancar atau merugi maka mbak juga turut menanggung resiko. Bisa berupa kerugian materi→uangnya tidak bisa saya kembalikan, atau rugi waktu→ kembali tapi lama.
Waduh, kalau gitu ya mending uangnya saya deposito kan tho dek: gak ada resiko apa2, uang utuh, dapat bunga pula.
Itulah riba mbak. Salah satu ciri2nya tidak ada resiko dan PASTI untung.
Tapi kalau uangku dipinjam si A untuk usaha ya biasanya aku dapet bagi hasil kok dek. 2% tiap bulan. Jadi kalau dia pinjam 10juta selama dua bulan, maka dua bulan kemudian uangku kembali 10juta+400ribu.
Itu juga riba mbak. Persentase bagi hasil ngitungnya dari laba, bukan berdasar modal yang disertakan.
Kalau berdasar modal kan mbak gak tau apakah dia beneran untung atau tidak.
Dan disini selaku investor berarti mbak tidak menanggung resiko apapun donk. Mau dia untung atau rugi mbak tetep dapet 2%. Lalu apa bedanya sama deposito?
Dia ikhlas lho dek, mbak gak matok harus sekian persen gitu kok.
Meski ikhlas atau saling ridho kalau tidak sesuai syariat ya dosa mbak.
Waduh...syariat kok ribet bener ya.
Ya karena kita sudah terlanjur terbiasa dengan yang keliru mbak. Memang butuh perjuangan untuk mengikuti aturan yang benar. Banyak kalau tidak berkah bikin penyakit lho mbak.hehe.
Hmmm...ya sudah, ini 20juta nya hutang aja. Mbak gak siap dengan resiko kerjasama. Nanti dikembalikan dalam dua bulan yaa.
Iya mbak. Terimakasih banyak mbak. Meski tidak mendapat hasil berupa materi tapi insyaAllah mbak tetap ada hasil berupa pahala.
Amiiin..
▶▶▶▶▶▶ Copas Dari Riba Crisis Center

Waktu yang mustajab untuk berdoa

⏰Cara Memanfaatkan Waktu Ba'da Ashar Sampai Maghrib di Hari Jum'at untuk Berdoa��

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

➡ Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً، لاَ يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ، فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ

�� “Hari Jum’at itu dua belas saat, tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah (pada salah satu saat) kecuali Allah akan mengabulkan permohonannya, maka carilah (waktu pengabulan itu) di akhir saat setelah Ashar.” [HR. An-Nasaai dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhuma, Shahihut Targhib: 703]

✅ Al-Imam At-Tirmidzi rahimahullah berkata,

ورأى بعض أهل العلم من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم وغيرهم أن الساعة التي ترجى بعد العصر إلى أن تغرب الشمس

�� “Dan sebagian ulama, baik dari kalangan sahabat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam maupun selain mereka berpendapat bahwa waktu yang diharapkan terkabulnya doa tersebut adalah ba’da Ashar sampai matahari terbenam.” [Shahihut Targhib, 1/171]

��Penjelasan:

1. Zhahir, yang nampak jelas bahwa makna hadits ini mutlak (umum), berdoa setelah Ashar sampai Maghrib dapat dilakukan kapan dan di mana saja.

2. Apabila dilakukan setelah sholat Ashar sambil menunggu sholat Maghrib di masjid maka ini lebih besar peluang dikabulkannya, karena orang yang menunggu sholat sama dengan orang yang sedang sholat.

3. Apabila sakit maka boleh dilakukan di rumah, lebih baik dilakukan di tempat ia melakukan sholat Ashar sambil menunggu Maghrib.

4. Seorang wanita juga dianjurkan untuk menunggu sholat Maghrib di tempat ia sholat Ashar di rumah seraya berdoa kepada Allah ta'ala.

5. Datang ke masjid lebih awal sebelum sholat Maghrib dengan maksud untuk berdoa setelah melakukan sholat tahiyyatul masjid.

��[Majmu' Fatawa Asy-Syaikh Ibni Baz rahimahullah, 30/270-271]

══════ ❁✿❁ ══════

�� Bergabunglah dan Sebarkan Dakwah Sunnah Bersama⤵

��Markaz Ta’awun Dakwah dan Bimbingan islam
��www.facebook.com/taawundakwah

Selasa, 08 Desember 2015

Karena DUNIA lebih berharga di mata mereka daripada AGAMA

043. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun

*Karena DUNIA lebih berharga di mata mereka daripada AGAMA...*

=======

Ibnu Muflih -rohimahulloh- mengatakan:

"Diantara pemandangan yg mengherankan dari keadaan manusia adalah: banyaknya ratapan mereka atas rusaknya rumah, matinya kerabat dan pendahulu, dan sedikitnya harta sehingga mereka mencela zaman dan orang-orangnya, serta kepayahan hidup di dalamnya.

Padahal di sisi lain mereka juga melihat runtuhnya Islam, rapuhnya agama, matinya banyak sunnah, mencuatnya banyak bid'ah, dan banyaknya maksiat dilakukan manusia.

Tapi aku tidak dapati orang yg meratapi agamanya, tidak pula orang yg menangisi umurnya yg kurang dimanfaatkan, bahkan tidak pula orang yg menyesali waktunya yg disia-siakan.

Dan aku tidak lihat sebabnya, kecuali sedikitnya perhatian mereka terhadap agamanya, dan keagungan dunia di mata mereka".


[Al-Adabusy Syar'iyyah 3/240].

------------

Jika kita tdk bisa menghilangkan cinta dunia di hati, paling tidak mari tumbuhkan dan besarkan cinta agama di hati kita... dan sedikit demi sedikit berusaha utk mengubah paradigma di benak kita.


Ingatlah selalu, di dunia kita tdk akan lama... semuanya akan berlalu dg cepat... utk menuju kehidupan akherat... di sanalah keabadian yg harusnya kita perjuangkan.
Semoga Allah menyelamatkan kita dari fitnah dunia... amin.------------------------


Jangan lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 FM untuk wilayah Madiun & sekitarnya.


boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

Sabtu, 05 Desember 2015

MENGGABUNGKAN BANYAK NIAT SAAT BERSEDEKAH

042. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun

*MENGGABUNGKAN BANYAK NIAT SAAT BERSEDEKAH*

=======

Apakah dibolehkan saya niat lebih dari satu dengan sekali sedekah? Misalnya, saya bersedekah dengan niat dimudahkan menikah dan sembuh (dari penyakit) sekaligus?

Alhamdulillah

Tidak mengapa menggabungkan banyak niat saat bersedekah. Keutamaan Allah itu luas. Allah menganjurkan kepada hambaNya untuk mendapatkan keutamann-Nya dan bersegera menggapai karomah-Nya. Allah Azza wa Jallah berfirman terkait dengan Nabi Nuh alaihissalam:

“Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirim hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS. Nuh: 10-12)

Ibnu Katsir rahimahullah berkomentar: “Yakni kalau anda semua bertaubat kepada Allah, beristigfar dan menaati-Nya, maka anda akan mendapatkan rizki yang banyak, diturunkan barokah hujan dari langit, ditumbuhkan barokah di bumi, ditumbuhkan bagi kamu tumbuh-tumbuhan, dikeluarkan (susu) untuk kamu serta ditambahi harta dan keturunan. Yakni (Allah) berikan kepada anda harta dan anak-anak. Menjadikan kebun-kebun anda dengan berbagai macam buah-buahan dan dialiri disela-selanya sungai yang mengalir airnya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 8/233)

Kalau seorang hamba beristigfar, bertaubat kepadaNya dan mengharap hal itu semua, maka hal itu tidak mengapa insyaAllah.

Qatadah berkata: “Nabi Allah mengetahui bahwa mereka senang (mendapatkan) dunia, sehingga beliau mengatakan, ‘Marilah taat kepada Allah, karena dengan taat kepada Allah, akan anda dapatkan dunia dan akhirat.’

Ibnu Subaih berkata: “Seseorang mengeluh kekeringan kepada Hasan, maka beliau mengatakan kepadanya, ‘Beristigfarlah kepada Allah.’ Orang lain mengeluh kemiskinan kepada beliau. Maka beliau mengatakan kepadanya, ‘Beristigfarlah kepada Allah. Orang lain mengatakan, ‘Doakan kepadaku agar Allah memberikan kepada anak. Beliau mengatakan kepadanya, ‘Beristigfarlah kepada Allah. Yang lain mengeluh kering kebunnya. Beliau mengatakan kepadanya, ‘Beristigfarlah kepada Allah. Maka kami mempertanyakan kepada beliau akan (jawaban itu), maka beliau menjawab, ‘Saya tidak mengatakan dari diriku sedikitpun juga. Karena sesungguhnya Allah berfirman, ‘'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat." (Al-Jami Li Ahkamil Qur’an, 18/302)

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata: “Jika seseorang beramal untuk mendapatkan dua kebaikan; kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Maka hal itu tidak mengapa, karena Allah berfirman:

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At-Thalaq: 2-3)

Ini adalah anjuran bertakwa untuk urusan dunia.” (Majmu Fatawa Wa Rasail Ibnu Utsaimin, 2/209)

Keinginan seorang hamba dengan amalannnya untuk mendapatkan keluasan rahmat Tuhannya di dunia dan akhirat, termasuk berbaik sangka kepada Allah.

Akan tetapi, jangan sampai maksud anda hanya dunia dan mendapatkan manfaatnya saja, sementara anda berpaling dari akhirat dan tidak suka dengannya. Allah Azza Wajalla berfirman:

” Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya." (QS. Al-Baqarah: 200-202)

Syekh As-Sa’di rahimahullah berkata: “Kebaikan yang diharapkan di dunia adalah termasuk semua kebaikan yang ada pada seorang hamba, baik dari rizki enak luas dan halal, istri solehah, anak penyejuk mata, kenyamanan, ilmu bermanfaat, amalan sholeh dan selain itu yang diinginkan dan disenangi serta yang mubah. Sementara kebaikan akhirat adalah selamat dari (siksa) kubur, dipadang mahsyar, api neraka, mendapatkan keredoan Allah, mendapatkan kemenangan dengan kenikmatan nan tetap, dekat dengan Tuhan yang Mahakasih. Sehingga doa ini termasuk paling lengkap dan paling sempurna dan mengedepan mendahulukan kepentingan orang lain.” (Tafsir As-Sa’dy, hal. 92)

Wallahu’alam

Sumber http://islamqa.info/id/154236
------------------------


Jangan lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 FM untuk wilayah Madiun & sekitarnya.


boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

Peringatan! Syirik Membinasakanmu?

041. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun

*Peringatan! Syirik Membinasakanmu?*

=======

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, akhir-akhir ini kita sering membaca peringatan yang tertulis di bawah iklan-iklan rokok, ?Peringatan! Merokok Membunuhmu.? Ya, sungguh peringatan yang layak untuk diperhatikan dan ditindaklanjuti?

Di sisi lain, apabila kita melihat kepada lembaran sejarah dan lika-liku kehidupan masyarakat, ternyata kita juga bisa menemukan fenomena serupa yang tidak kalah mengerikan, bahkan jauh lebih membahayakan, yaitu kesyirikan.

Sebagaimana yang digambarkan oleh Rasulullah shallallahu ?alaihi wa sallam, bahwa syirik di tengah umat ini lebih samar daripada bekas rayapan semut. Padahal, siapa yang bisa melihat jejak rayapan semut yang begitu kecil dan tidak kentara? berbeda dengan jejak kaki kuda atau telapak kaki gajah di atas tanah yang bisa dilihat oleh siapa saja.

Tidak tanggung-tanggung, resiko syirik adalah haram masuk surga, kekal di neraka, terhapus seluruh amalannya, dan tidak diampuni Allah ta?ala. Bahaya syirik yang samar itu bahkan jauh lebih dikhawatirkan oleh Rasulullah shallallahu ?alaihi wa sallam daripada fitnah Dajjal; yang seandainya dia perintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka turunlah air hujan, tiada yang selamat kecuali orang-orang yang diselamatkan oleh Allah ta?ala dari fitnah dan tipu dayanya.

Seorang nabi ulul ?azmi saja sekelas Ibrahim ?alaihis salam begitu merasa takut dirinya terjerumus dalam jurang kemusyrikan; padahal beliau lah pendekar tauhid dan penumpas praktek pemberhalaan? Beliau berdoa kepada Allah, ?Jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari menyembah patung, wahai Rabbku sesungguhnya mereka itu telah menyesatkan banyak orang??

Ibrahim at-Taimi rahimahullah mengomentari, ?Lantas, siapakah orang setelah Ibrahim yang bisa merasa aman dari petaka kemusyrikan??

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, janganlah kita menyangka bahwa syirik hanya penyembahan patung, bahkan syirik itu begitu bervariasi dan berbeda-beda jenisnya. Ada yang lahir; sehingga tampak dan bisa dikenali dengan mudah. Namun ada juga yang batin, sehingga sulit untuk dideteksi dan diobati.

Sampai-sampai sebagian salaf mengatakan, ?Tidaklah aku berjuang dengan keras sebagaimana perjuanganku untuk menundukkan diri guna mancapai derajat ikhlas.? Ada juga yang mengatakan, ?Tidaklah aku mengobati sesuatu yang lebih sukar daripada niatku, karena ia sering berbolak-balik?? Yang demikian itu, tidak lain karena hati anak Adam itu berada di antara jari-jemari ar-Rahman; yang Allah akan bolak-balikkan sebagaimana yang dikehendaki oleh-Nya?

Sehingga, Rasul shallallahu ?alaihi wa sallam dikisahkan, seringkali membaca doa, ?Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbi ?ala diinik? artinya: ?Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu?. Padahal, beliau adalah beliau? dan kita adalah kita?. Tentu kita lebih layak untuk berdoa dan terus berdoa?.

Oleh karenanya, para ulama senantiasa menasihati kita untuk tidak tertipu oleh amal dan kebaikan yang mungkin pernah kita lakukan. Karena, kita tidak tahu di atas keadaan seperti apa kehidupan kita ini akan ditutup? Innamal a?maalu bil khawaatim!!

Sumber http://www.al-mubarok.com/2014/04/12/peringatan-syirik-membinasakanmu/#more-1527
------------------------


Jangan lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 FM untuk wilayah Madiun & sekitarnya.


boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

Sabtu, 28 November 2015

Konsep membenahi Akhlak Buruk (Bagian 5)

033. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun


*Konsep membenahi Akhlak Buruk (Bagian 5)*

*----------#----------*

Telah berlalu sebelumnya beberapa pembahasan tentang Celaan terhadap akhlak buruk & dampak negatif bagi orang yang memiliki akhlak tersebut, lalu bagaimanakah cara membenahi akhlak buruk tersebut?? Masih di Majalah Al-furqon di edisi yang sama, Ustadz Syahrul Fatwa Hafidzahullahu telah menyebutkan beberapa poin untuk membenahi akhlak yang buruk yang akan kami tuliskan & semoga Allah Ta'ala memberikan kita Taufiq & hidah-Nya untuk bisa mengamlkan apa yang di nasehatkan oleh ustadz Syahrul Fatwa. Allahul musta'an


##CARA MEMBENAHI AKHLAK BURUK (Muqodimah)##



Manusia tidak bisa hidup dengan sendiri. Dia selalu membutuhkan interaksi dengan orang lain. Namun tidak semua interaksi yang dilakukan seorang manusia berjalan mulus. Terkadang ada orang orang yang malah membuat dirinya rusak, terpengaruh dengan akhlak yang buruk, dan terpengaruh dengan lingkungan tempat tinggalnya. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:


"Seseorang tergantung agama temannya, maka salah seorang di antara kalian hendaknya melihat siapa yang menjadi temannya." {HR Abu Dawud: 4833, at-Tirmidzi: 2378, Ahmad 2/303. Dinilai hasan oleh al albani dalm as shahihah no. 927}



Demikian akhlak yang buruk bisa terbentuk dari warisan orang tuanya. Seorang anak yang biasa mendengar ucapan jelek dari orang tuanya, lambat laun dia akan meniru, hingga seorang anak seperti orang tuanya. Karena itu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

"Seorang anak yang lahir, terlahir dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanya yang bisa menjadikannya orang Yahudi, Nashrasni atau Majusi." {Lihat sahih al-jami' 4559}


Lantas bagaimana membenahi akhlak yang buruk pada diri seseorang? ikuti langkah berikut ini;


1. Mendandani akidah

Perkara akidah merupakan perkara yang agung. Akidah yang rusak apabila tidak diperhatikan (untuk segera diperbaiki) akan berimbas kepada akhlak sehingga menjadi rusaklah akhlak. Karena, akidah adalah keimanan dan orang yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya.


Imam al Ghazali Rahimahullah mengatakan, "Adab-adab yang lahir adalah cerminan dari batinnya. Aktivitas anggota badan merupakan hasil dari yang apa terlintas dalam diri seseorang. amalan adalah hasil dari akhlak sedangkan adab-adab merupakan pilihan orang-orang yang berpengetahuan. Hati adalah pusat dari amalan, Barangsiapa yang hatinya tidak khusyuk maka tidak akan khusyuk pula anggota bdannya dan barangsiapa yang dadanya tidak terkena sinar penerang ilahi maka niscaya tidak akan tercurah dalam dirinya adab-adab nabawi yang baik." {Ihya Ulumuddin 2/351}


2. Tekad yang kuat untuk lepas dari akhlak yang tercela.

Salah satu syarat taubat adalah meninggalkan dosa yang telah dikerjakan. Demikian juga dengan akhlak yang buruk, harus ada tekad dan keinginan kuat untuk berlepas diri dari perangai yang buruk yang sering kita kerjakan. Tanpa adanya usaha, maka cita-cita meraih akhlak mulia akan sia-sia belaka. Singsingkan lengan baju, kuatkan tekad, kerjakan usaha lebih keras, dan mintalah pertolongan kepada Allah agar berhasil. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

"Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." {QS Ali Imran :159}


Sumber Majalah Al furqon edisi 5 tahun kesebelas rubrik Tazkiyatun Nufus hal 49-50, oleh Ustadz Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman Hafidzahullahu



********#********


Bersambung Insya Allah

------------------------


Jangan Lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran

Konsep membenahi Akhlak Buruk (Bagian 6)

034. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun


*Konsep membenahi Akhlak Buruk (Bagian 6)*


*----------#----------*


##CARA MEMBENAHI AKHLAK BURUK (Lanjutan)##





3. Harus ada gantinya


Seorang hamba jika sudah terbiasa bermaksiat, misalnya mendengarkan musik, maka otak/pikirannya akan terus tertuju pada kesenangannya. Jika kita ingin mengubah akhlak jelek ini maka harus diganti dengan kesibukan lain yang bermanfaat dan tidak membawa dosa. Misalnya kegiatan musik bisa diganti dengan mendengarkan bacaan Al-Qur'an. Jika tidak ada kegiatan  maka tidak mustahil dia akan beralih kembali kepada kebiasan lamanya.

Syaikhul Islam Ibnu Taiymiyyah berkata, "Jiwa itu tidak akan meninggalkan sesuatu kecuali dengan sesuatu yang lain, maka tidak pantas bagi seseorang untuk meninggalkan kecuali ada pengganti yang semisalnya atau kepada yang lebih baik darinya." {Iqtida as-Sirat al-Mustaqim 2/125}


Al-Imam Ibn al-Qayyim Rahimahullah mengatakan, "Obat dari orang yang terkena penyakit semacam ini adalah mengalihkan kebiasaannya menuju pada kebiasaan mendengar bacaan Al-Qur'an, mendengar dengan penuh seksama dan menghayati maknanya sedikit demi sedikit hingga dia benar-benar lepas dari mendengar nyanyian dan beralih untuk mendengar ayat-ayat Al-Qur'an. sampai seluruh perasaan dan seluruh keadaanya adalah Al-Qur'an." {Madaarij as-Salikin 1/495}


Al-Imam Al-Mawardi ketika menjelaskan cara untuk meredam syahwat, beliau berkata, "Untuk memotivasinya adalah dengan mengalihkannya pada perkara yang halal sebagai gantinya, mencukupkan dengan sesuatu yang boleh, karena Allah tidak mengharmkan sesuatu kecuali akan mencukupkan dengan perkara yang boleh dari jenisnya." {Adab ad-Dunya wa ad-Din hlm . 510}



4. Mencela diri sendiuri dan Introspeksi.



Al-Imam Ibn al-Qayyim Rahimahullah mengatakan, "Maksud dari introspeksi adalah kontinu  untuk menjaga taubat hingga tidak keluar dari ranah taubat, seolah-olah dia menunaikan janjinya untuk bertaubat." {Madaarij as-Salikin 1/96}


Allah Subhanau wa ta'ala berfirman:

"Hai orang -orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat): dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." {Qs Al Hasyr ayat 18}


Al-Imam Ibn al-Qayyim Rahimahullah mengatakan, "Allah memerintahkan kepada para hambanya untuk memperhatikan apa yang telah dikerjakan untuk hari esok. Hal itu mengandung isyarat untuk  melakukan intropeksi:hendaknya dia berpikir 'apakah yang telah saya kerjakan sudah pantas untuk dibawa ketika berjumpa dengan Allah atau masih belum pantas'. Inti dari ini semua adalah memperhatikan tuntutan dan konsekuensi dari persiapan (dalam menyongsong) Hari Kiamat, memperhatikan bekal yang bisa menyelamatkannya dari api neraka dan membersihkan wajahnya di sisi Allah." {Ibid. 1/187}



Sumber Majalah Al furqon edisi 5 tahun kesebelas rubrik Tazkiyatun Nufus hal 50-51, oleh Ustadz Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman Hafidzahullahu



********#********


Bersambung Insya Allah

------------------------


Jangan Lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 Fm untuk wilayah madiun & sekitarnya.


boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

Ayo Ngaji.....

�� Rabu, 13 Safar 1437H / 25 November 2015

�� MOTIVASI ISLAM

�� Pemateri: Ust. Abdullah Haidir Lc.

�� Ayo Ngaji.....

������������������

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan jalan baginya menuju surga.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dll)

��Perhatikan, penekanan nya bukan pada ‘ilmunya’ tapi ‘mencari ilmunya’.

Keutamaan ilmu memang tinggi. Tapi yang tidak kalah tingginya adalah proses mencari ilmunnya.

Seseorang yang merasa dirinya bodoh, lalu tanpa bosan dia terus mencari ilmu, lebih baik daripada orang yang sudah merasa berilmu lalu dia berhenti untuk menuntut ilmu.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ، فَارْتَعُوا "، قَالُوا: وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ؟ قَالَ: حِلَقُ الذِّكْرِ  (رواه الترمذي وقال حديث حسن غريب، وأحمد، وقال الأرنؤوط: إسناده ضعيف)

“Jika kalian melewati taman-taman surga, maka singgahlah.”

Mereka bertanya, “Apakah taman-taman surga itu?”

Beliau menjawab, “Halaqah-halaqah zikir.”

(HR. Tirmizi, dia berkata haditsnya hasan gharib, Ahmad. Al-Arnauth berkata: sanadnya lemah)

�� Atha bin Abi Rabah berkata:
Halaqah-halaqah zikir adalah majelis (yang menjelaskan) halal haram, bagaimana engkau membeli, bagaimana engkau shalat, bagaimana engkau zakat, bagaimana engkau haji, bagaimana engkau menikah, bagaimana engkau mencerai dan semacamnya.

Ibnu Ruslan berkata dalam syairnya,

وَكُلُّ مَنْ بِغَيْرِ عِلْمٍ يَعْمَلُ أَعْمَالُهُ مَرْدُودَةٌ لاَ تُقْبَلُ

“Siapa yang beramal tanpa ilmu, maka amalnya tertolak tak diterima.” 

Seorang ulama berkata dalam syairnya,

فَإِنَّ فَقِيهاً وَاحِدًا مُتَوَرِّعاً     أَشَدُّ علَىَ الشَّيْطَان مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ

“Satu orang yang paham agama dan dia wara’ (takut melanggar dan maksiat), maka itu lebih berat bagi setan dari seribu ahli ibadah (tanpa ilmu).”

Seorang ulama berkata,
“Siapa yang mendatangi ulama dan duduk di majelisnya, lalu dia tidak dapat merekam ilmu yang disampaikan, Allah tetap memberinya tujuh karomah (kemuliaan):

1⃣. Dia mendapatkan keutamaan orang yang mengaji.

2⃣. Selagi dia tertahan di majelis tersebut, maka selama itu dia terhalang dari dosa dan maksiat.

3⃣. Jika dia keluar dari rumahnya, rahmat Allah diturunkan kepadanya.

4⃣. Jika dia singgah di majelis tersebut, rahmat Allah akan diturunkan kepada ulama tersebut dan dia mendapatkan barokahnya.

5⃣. Dicatatkan untuknya kebaikan-kebaikan selama dia mendengarkannya.

6⃣. Dia dikelilingi malaikat yang membentangkan sayap-sayapnya.

7⃣. Setiap langkah kaki yang dia ayunkan dapat menjadi kafarat (penghapus) dosa dan pengangkat derajat serta penambah pahala.

Ini bagi yang tidak dapat merekam apa yang disampaikan. Bagaimana dengan mereka yang mengaji dan dapat merekam apa yang dia sampaikan. Kebaikan berlipat-lipat akan dia dapatkan.

�� Yang sudah rutin dan aktif di suatu pengajian, tekunilah dan istiqamahlah, jangan mudah goyah dan lemah.

�� Yang belum, segera cari tempat mengaji yang dia percaya lurus pemahamannya dan mungkin dia hadiri.

��Kalau bukan kita siapa lagi,
��Kalau tidak sekarang, kapan lagi… ��

������������������

Dipersembahkan:
www.iman-islam.com

�� Sebarkan! Raih pahala...

RENUNGAN : KESENJANGAN YANG DIANGGAP BIASA

RENUNGAN : KESENJANGAN YANG DIANGGAP BIASA…

Jika ia bertemu dengan Ustadz …
Iapun segera tersenyum dan tergopoh gopoh menyambutnya dan mengucapkan salam padanya…

Namun …
Ketika ia bertemu dengan saudaranya yang muslim awam..
Ia pun menjadi sangat “berwibawa”…
Sehingga tersenyumpun menjadi sulit baginya ..
Dan ucapan salampun menjadi berat bagi lisannya..

Ketika mendengar kabar bahwa sang Ustadz sakit…
Iapun tergopoh gopoh menjenguknya…
Karena begitulah seorang muslim katanya…

Namun …
Ketika yang sakit adalah seorang muslim yang awam…
Iapun berkata: ” Ma’af saya sedang sibuk ”

Ketika sang Ustadz bersin dan bertahmid..
Dengan semangat ia membalas ” Yarhamukallahu ”

Namun…
Ketika yang bersin muslim yang awam dan bertahmid..
Berat lidahnya mengucapkan ” Yarhamukallahu”

Ketika Sang Ustadz ditimpa musibah…
Iapun tergopoh gopoh menggalang dan mengumpulkan dana…

Namun…
Ketika musibah menimpa seorang muslim yang awam..
Iapun hanya bisa berkata ” Ooh, begitu ya kejadian nya..”
Bahkan..
Ketika seorang muslim yang awam meninggal dunia…
Iapun tidak punya waktu untuk mensholatkan dan mengiringi jenazahnya..

Ketika sang Ustadz memposting sebuah artikel ilmiah..
Maka ia pun ikut meramaikan komentar:
“Ma Sya Allah.. Mantap artikelnya Ustadz ”
” Barakallahu Fiik ”
” Luar biasa ..Izin share ustadz”
Dll….

Namun…
Ketika seorang muslim yang awam memposting..
Apa yang ia ketahui dari nasehat dan perkataan para ulama..
Iapun enggan untuk membacanya..

Duhai…
Kasihannya menjadi orang biasa..
Ingin rasanya orang biasa ini berkata:
” Wahai para Ustadz..
Jangan katakan kepada para jamaah:

حق المسلم على الأستاذ خمس

“Hak muslim terhadap Ustadz ada lima.”

Akan tetapi ajarkanlah mereka :

حَقُّ المسلمِ على المسلمِ خمسٌ : ردُّ السلامِ، وعيادةُ المريضِ، واتباعُ الجنائزِ، وإجابةُ الدعوةِ، وتَشميتُ العاطسِ .
( صحيح البخاري – : 1240 عن أبي هريرة)

“Hak muslim terhadap muslim lainnya ada lima,” Menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan, dan menjawab (dengan yarhamkallah) bila ia bersin (dan mengungkapkan Alhamdulillah)

(HR. Bukhori dari Abu Hurairah)

Dari : Orang biasa…
Abu Nida Batam

Catatan:

Kami menambahkan terjemahan pada bagian akhir tulisan. Karena tulisan aslinya tidak mencantumkan terjemahan.

Barakallahu fiik..
Terimakasih Orang Biasa…

Wallahu a’lam.

Aan Chandra Thalib, حفظه الله تعالى

Keutamaan Sholat 5 Waktu

��Keutamaan Sholat 5 Waktu

��Pernahkah anda sholat sejak magrib hingga subuh tiada henti?

��Bisa jadi saya dan anda pernah melakukan nya

��Mungkin pertanyaan ini aneh, tidak nungkin ada orang yang mampu sholat sepanjang itu tiada henti..

��Paling banter sholat tahajud itupun hanya beberapa waktu saja

��Perlu kita ketahui wahai saudaraku, pertanyaan diatas bukan tanpa dalil..

��Perhatikan Hadits berikut bahwasan nya ��Rasulullah ﷺ  bersabda

من صلى العشاء في جماعة فكأنما قام نصف الليل، ومن صلى الصبح في جماعة فكأنما صلى الليل كلهرواه مسلم

��“Barangsiapa yang mengerjakan shalat isya’ secara berjama’ah maka dirinya seperti mengerjakan shalat sunnah separuh malam dan barangsiapa yang shalat shubuh secara berjama’ah maka seperti mengerjakan shalat sunnah semalam penuh” (HR. Muslim)

من صلى الصبح فهو في ذمة الله. رواه مسلم

��“Barangsiapa yang shalat shubuh maka dirinya dalam perlindungan Allah” (HR. Muslim)

من صلى البردين دخل الجنة

��“Barangsiapa yang shalat didua waktu yang dingin niscaya masuk surga” (Muttafaqun ‘alaihi)

��Adapun “dua waktu yang dingin” adalah shalat shubuh dan shalat ashar

��SUBHANALLAH
Bonus Bonus Pahala yang bisa kita raih begitu mudah nya

��Akan kah kita biarkan kesempatan ini berlalu begitu saja ?

��Sampai kapan? Ingatlah bahwasan nya kematian tak menunggu taubat mu

��Yakinlah akan janji Allah
Dalam Al Qur'an surah At Thalaq

مَن كَانَ يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ‌ۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُ ۥ مَخۡرَجً۬ا (٢)
وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُ‌ۚ (٣)

��"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (2)

��Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya (3)

��Terkadang kesibukan urusan dunia sering menelantarkan sholat~ padahal sholat akan mempermudah urusan dunia akhirat kita

☆~Mari jaga sholat lima waktu kita berjamaah dimasjid terdekat~☆

♡SEMOGA BERMANFAAT♡

��share yuk..!!

Konsep membenahi Akhlak Buruk (Bagian 4)

032. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun


*Konsep membenahi Akhlak Buruk (Bagian 4)*

*----------#----------*


#KENALI AIBMU SENDIRI#


Ketahuilah wahai saudaraku, apabila Allah menghendaki kebaikan pada hamba-Nya, Allah akan bukakan mata hatinya untuk dapat mengenali aib dirinya sendiri. Orang yang hatinya bersih pasti akan menyadari kekurangan yang ada dalam dirinya. Namun sangat disayangkan, kebanyakan manusia tidak dapat mengenali aibnya sendiri (!!), tetapi paling tahu akan aib saudaranya!! Sungguh benar apa yang disabdakan oleh Nabi Shallallahu alaihi wasallam:



"Seorang di antara kalian bisa melihat batu kecil pada saudaranya, tetapi lupa ada cacat di matanya." {HR Ibnu Hibban no. 5731, Abu Nu'aim dalam al-Hilyah 4/99. Di nilai shahih oleh Al-albani dalam as-shahihah no. 33}




Al-Imam Ibnu Hazm Rahimahullah berkata, "Orang yang berakal adalah orang yang bisa membedakan aib dirinya sendiri kemudian mampu mengalahkannya, berusaha untuk menghilangkannya. Dan orang yang bodoh adalah orang tidak tau aib dirinya sendiri, bisa jadi karena ilmunya yang sedikit atau karena lemahnya dalam berpikir, atau dia menyangka bahwa aibnya itu adalah sebuah perangai, dan ini merupakan musibah yang paling parah di permukaan bumi." {Al-akhlaq wa a-siyar no. 155}

Maka berbahagialah orang yang sadar akan aib dirinya sendiri dan tidak sibuk memikirkan aib orang lain. Allah al-Musta'an


Sumber Majalah Al furqon edisi 5 tahun kesebelas rubrik Tazkiyatun Nufus hal 48-49, oleh Ustadz Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman Hafidzahullahu



********#********


Semoga bermanfaat ..


Bersambung Insya Allah

------------------------


Jangan Lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 Fm untuk wilayah madiun & sekitarnya.


boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

Senin, 23 November 2015

Konsep membenahi Akhlak Buruk (Bagian 4)

032. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun


*Konsep membenahi Akhlak Buruk (Bagian 4)*

*----------#----------*


#KENALI AIBMU SENDIRI#


Ketahuilah wahai saudaraku, apabila Allah menghendaki kebaikan pada hamba-Nya, Allah akan bukakan mata hatinya untuk dapat mengenali aib dirinya sendiri. Orang yang hatinya bersih pasti akan menyadari kekurangan yang ada dalam dirinya. Namun sangat disayangkan, kebanyakan manusia tidak dapat mengenali aibnya sendiri (!!), tetapi paling tahu akan aib saudaranya!! Sungguh benar apa yang disabdakan oleh Nabi Shallallahu alaihi wasallam:



"Seorang di antara kalian bisa melihat batu kecil pada saudaranya, tetapi lupa ada cacat di matanya." {HR Ibnu Hibban no. 5731, Abu Nu'aim dalam al-Hilyah 4/99. Di nilai shahih oleh Al-albani dalam as-shahihah no. 33}




Al-Imam Ibnu Hazm Rahimahullah berkata, "Orang yang berakal adalah orang yang bisa membedakan aib dirinya sendiri kemudian mampu mengalahkannya, berusaha untuk menghilangkannya. Dan orang yang bodoh adalah orang tidak tau aib dirinya sendiri, bisa jadi karena ilmunya yang sedikit atau karena lemahnya dalam berpikir, atau dia menyangka bahwa aibnya itu adalah sebuah perangai, dan ini merupakan musibah yang paling parah di permukaan bumi." {Al-akhlaq wa a-siyar no. 155}

Maka berbahagialah orang yang sadar akan aib dirinya sendiri dan tidak sibuk memikirkan aib orang lain. Allah al-Musta'an


Sumber Majalah Al furqon edisi 5 tahun kesebelas rubrik Tazkiyatun Nufus hal 48-49, oleh Ustadz Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman Hafidzahullahu



********#********


Semoga bermanfaat ..


Bersambung Insya Allah

------------------------


Jangan Lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 Fm untuk wilayah madiun & sekitarnya.


boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

Keutamaan Sholat 5 Waktu

��Keutamaan Sholat 5 Waktu

��Pernahkah anda sholat sejak magrib hingga subuh tiada henti?

��Bisa jadi saya dan anda pernah melakukan nya

��Mungkin pertanyaan ini aneh, tidak nungkin ada orang yang mampu sholat sepanjang itu tiada henti..

��Paling banter sholat tahajud itupun hanya beberapa waktu saja

��Perlu kita ketahui wahai saudaraku, pertanyaan diatas bukan tanpa dalil..

��Perhatikan Hadits berikut bahwasan nya ��Rasulullah ﷺ  bersabda

من صلى العشاء في جماعة فكأنما قام نصف الليل، ومن صلى الصبح في جماعة فكأنما صلى الليل كلهرواه مسلم

��“Barangsiapa yang mengerjakan shalat isya’ secara berjama’ah maka dirinya seperti mengerjakan shalat sunnah separuh malam dan barangsiapa yang shalat shubuh secara berjama’ah maka seperti mengerjakan shalat sunnah semalam penuh” (HR. Muslim)

من صلى الصبح فهو في ذمة الله. رواه مسلم

��“Barangsiapa yang shalat shubuh maka dirinya dalam perlindungan Allah” (HR. Muslim)

من صلى البردين دخل الجنة

��“Barangsiapa yang shalat didua waktu yang dingin niscaya masuk surga” (Muttafaqun ‘alaihi)

��Adapun “dua waktu yang dingin” adalah shalat shubuh dan shalat ashar

��SUBHANALLAH
Bonus Bonus Pahala yang bisa kita raih begitu mudah nya

��Akan kah kita biarkan kesempatan ini berlalu begitu saja ?

��Sampai kapan? Ingatlah bahwasan nya kematian tak menunggu taubat mu

��Yakinlah akan janji Allah
Dalam Al Qur'an surah At Thalaq

مَن كَانَ يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ‌ۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُ ۥ مَخۡرَجً۬ا (٢)
وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُ‌ۚ (٣)

��"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (2)

��Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya (3)

��Terkadang kesibukan urusan dunia sering menelantarkan sholat~ padahal sholat akan mempermudah urusan dunia akhirat kita

☆~Mari jaga sholat lima waktu kita berjamaah dimasjid terdekat~☆

♡SEMOGA BERMANFAAT♡

��share yuk..!!

Renungan Tentang Rezeki

INSPIRASI PAGI

~Renungan Tentang Rezeki~

Rezeki itu tidak terbatas pada harta dan makanan, rezeki Allah itu luas. Bisa jadi rezeki itu berupa teman yg sholih,
Atau pikiran yang tenang dan rileks, Atau tidur yang nyenyak,
Atau tempat bernaung yang membutmu tidak butuh pada orang lain dan terhina,
Atau berupa pemandangan yg menyejukkan hati dan mengubah moodmu,
Atau berupa seseorang yg mencintaimu dan bersabar atas segala kesalahanmu,
Atau berupa kata-kata indah yang engkau baca,
Atau berupa kasih sayang ibu dan ayah,
Atau berupa pundak orang yang engkau cintai sebagai tempatmu menangis,
Atau berupa kesempatan duduk bersama saudara-saudari yang membuatmu bisa menghapus kegalauan,
Atau berupa rasa hormat dari orang-orang disekelilingmu,
Atau berupa hadiah dari orang yang begitu berarti bagimu,
Atau berupa kemampuanmu dalam melayani diri sendiri.
Begitulah..
Disetiap kondisi selalu ada rezeki Allah untuk kita.
Ya Allah kurniakan kami ridho-Mu, sesungguhnya Engkau sebaik-baik Pemberi rezeki

Sumber: ehsaweb.net
Penerjemah: ACT El-Gharantaly

Catatan: Belajarlah memaknai setiap pemberian Allah. Jangan lupa untuk selalu mengiringi karunia-Nya dengan syukur.

Selamat beraktifitas

____________
Madinah 29 Dzulhijjah 1436 H
ACT El-Gharantaly