Senin, 04 April 2016

WALI

�� Faidah Ringkas Kajian Mencintai Wali-wali Allah ��

�� Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al Badr

⏰ Ahad, 25 Jumadal Akhir 1437 H / 3 April 2016

�� Masjid Istiqlal

1. Mencintai wali Allah dan kaum muslimin  adalah salah satu  simpul iman terkuat. Rasulullah bersabda
:
أوثقُ عُرَى الإيمانِ الحبُّ في اللهِ ، وَالبُغْضُ فيهِ

“Tali simpul iman terkuat adalah menyintai karena Allah dan membenci karena Allah.”

2.  Memusuhi wali Allah berarti menjadi �� musuh Allah.  Dalam hadits qudsi, Allah berfirman:

 مَن عَادَى لي وليّاً؛ فَقَدْ آذَنته بالحَرب

Siapa yang memusuhi wali-Ku maka sungguh Aku mengumumkan perang kepadanya

3. Kita harus menjaga lisan dan hati kita bersih dari mencaci, menjelekkan, dan dengki kepada orang yang beriman.

Allah berfirman:
(وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ)

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang"

[Surat Al-Hashr 10]

Rasulullah ditanya:

يا رسولَ اللهِ أيُّ النَّاسِ أفضلُ ؟ قال : كلُّ مَخمومِ القلبِ صَدوقُ اللِّسانِ

“Wahai Rasulullah siapakah Sebaik-baik manusia manusia? Rasulullah menjawab: yang bersih hatinya dan selalu benar atau jujur lisannya.”

4. Siapakah wali Allah?

Wali artinya dekat. Wali Allah adalah orang yang dekat dengan Allah azza wa jalla. Kewalian seseorang bertingkat sesuai dengan amal shalihnya. Allah berfirman:

(أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ * الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ)

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” 

[Surat Yunus 62 - 63]

Oleh karena itu menurut ulama, wali itu adalah:

من كان مؤمنا تقيا كان لله وليا

Orang yang beriman dan bertaqwa maka dialah wali Allah

5. Kewalian itu bukanlah soal tampilan lahir yang berbeda dengan umumnya manusia. Hakikat kewalian adalah kedekatan, keimanan dan ketakwaan kepada Allah.

Firman Allah dalam hadits qudsi:
مَنْ عَادَى لِـيْ وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْـحَرْبِ ، وَمَا تَقَرَّبَ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَـيَّ مِمَّـا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَـيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِيْ يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِيْ يَمْشِيْ بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِيْ لَأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِـيْ لَأُعِيْذَنَّهُ»

"Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku mengumumkan perang terhadapnya dari-Ku. Tidak ada yang paling Aku cintai dari seorang hamba kecuali beribadah kepada-Ku dengan sesuatu yang telah Aku wajibkan kepadanya. Adapun jika hamba-Ku selalu melaksanakan perbuatan sunah, niscaya Aku akan mencintanya. Jika Aku telah mencintainya, maka (Aku) menjadi pendengarannya yang dia mendengar dengannya, (Aku) menjadi penglihatan yang dia melihat dengannya, menjadi tangan yang dia memukul dengannya, menjadi kaki yang dia berjalan dengannya. Jika dia memohon kepada-Ku, niscaya akan Aku berikan dan jika dia minta ampun kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni, dan jika dia minta perlindungan kepada-Ku, niscaya akan Aku lindungi." 

6. Wali Allah memiliki 2 tingkatan:

1. Tingkat pertengahan

Orang yang menjalankan kewajiban agama dan meninggalkan yang haram.

أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ اْلمَكْتُوْبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ، وَحَرَّمْت الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً، أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ ؟ قَالَ : نَعَمْ .

"bahwa seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah dengan berkata, “Bagaimana pendapatmu jika saya melaksanakan shalat yang wajib, berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, lalu saya tidak menambah lagi sedikit pun, apakah saya akan masuk surga?” Beliau menjawab, Ya.” (HR. Muslim).

2. Tingkat Tinggi

Orang-orang yang senantiasa beriltizam mengerjakan amalan-amalan Sunnah setelah yang wajib

7. Para Ulama adalah para wali Allah.

Imam Syafi'i berkata:

إن لم يكن العلماء العاملون أولياء الله، فليس لله ولي!

Bila ulama yang mengamalkan ilmunya bukan wali Allah maka tidak ada wali Allah!

Jelas bahwa para ulama adalah para wali Allah. Rasulullah bersabda:

 وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

Sungguh, keutamaan seorang alim dibanding seorang ahli ibadah adalah ibarat bulan purnama atas semua bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang sangat besar.”

8. Tanda kewalian seseorang adalah melaksanakan kewajiban dan meninggalkan larangan. Kewajiban terbesar adalah shalat 5 waktu. Maka wali Allah adalah yang menjaga shalat 5 waktu di masjid.

Bila ada yang mengaku wali namun tidak pernah shalat di masjid, maka jelas dia bukan wali!

Allah berfirman:

{وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ}

dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)

[الحجر : 99]

Allah Juga berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ}

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

[آل عمران : 102]

Sehingga jelas keliru bila ada yang mengaku wali namun tidak shalat, tidak pergi haji ke Ka'bah karena katanya ka'bahnya yang mendatangi walinya. Ini adalah khurafat yang jelas penyimpangannya!

9. Wali Allah tidak akan menganggap dirinya suci sebesar apapun amal yang dikerjakan

Allah berfirman:

فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ}

janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.

[النجم : 32]

Maka tidak mungkin ada Wali Allah yang mengakui sendiri bahwa dirinya adalah wali

10. Wali Allah tidak harus bisa melakukan hal-hal luar biasa yang disebut karamah. Sebagian wali Allah dikaruniai karamah atas tujuan tertentu, bukan syarat mutlak disebut wali.  Karena karamah yang paling tinggi adalah keistiqamahan. Ahlussunnah mengimani kebenaran karamah hanya saja tidak menjadikan barometer utama syarat kewalian.

11. Tiga barometer untuk mengenali wali Allah menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah:

1. Shalatnya
2. Kecintaannya pada Sunnah dan ahlussunnah
3.  Berdakwah di Jalan Allah secara ikhlas bukan untuk mencari pengikut yang mengagungkan dirinya

12. Tidaklah disebut wali Allah sampai:

1. Berusaha ikhlas dalam ibadah
2. Mengikuti contoh dari Rasulullah

Allah berfirman:

{قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ}

   Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik"

[يوسف : 108]

13. Bersemangatlah untuk mengejar derajat yang tinggi di sisi Allah

Rasulullah bersabda:

 احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجَزْ

“Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah"

Allah berfirman:

{وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ}

   Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

[العنكبوت : 69]

14.  Mencintai wali Allah merupakan tanda kebaikan. Maka cintailah orang-orang yang shalih, berakhlak mulia dan wali Allah.   Karena Rasulullah bersabda:

 الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ يَوْمَ القِيَامَةِ

Seseorang itu bersama yang dicintainya di hari kiamat

15. Teruslah belajar ilmu syar'i karena ia adalah lentera yang menerangi jalan ke surga. Rasulullah bersabda:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ،

Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga. 

16. Bergaullah dengan teman yang baik. Karena Rasulullah bersabda:

المَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman

17. Hisablah diri kita sebelum hari perhitungan datang. Orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa mempersiapkan dirinya menghadapi kehidupan setelah kematian.

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك

Selesai dengan memuji Allah yang maha sempurna

Akhukum fillah,

✒ Encang iRul Al Batawiy
www.bisa.id

Jumat, 01 April 2016

Syarat-syarat bolehnya bermaksiat

0107. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun

*Syarat-syarat bolehnya bermaksiat...*

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Bismillahirrahmanirrahim, wash shalatu wassalamu 'ala nabiyyina muhammadin wa alihi wa shohbihi ajma'in. amma ba'du:

Suatu ketika seorang lelaki mendatangi Ibrohim bin Ad-ham… ia mengatakan: “Wahai Abu Ishaq (panggilan kesayangan Ibrohim)! Sungguh, aku ini orang yang terlalu menuruti hawa nafsuku, maka ku mohon berikan aku nasihat yang dapat mencegah dan menyelamatkan hatiku!

Maka Ibrohim mengatakan: “Jika kamu setuju dan mampu menerapkan lima perkara ini, maka kemaksiatan tidak lagi membahayakanmu, dan kenikmatan tidak lagi menjerumuskanmu”.

Lelaki itu mengatakan: “Wahai Abu Ishaq, Sebutkanlah lima perkara itu!”

Ibrohim mengatakan: “Yang pertama: Jika kamu ingin melakukan maksiat kepada Alloh azza wajall, maka janganlah makan dari rizki-Nya!”

Maka lelaki itu mengatakan: “Lantas dari mana aku akan makan, sedang semua yang ada di bumi ini termasuk rizki-Nya?!”

Ibrohim menimpali: “Jika demikian, Apakah pantas kamu makan dari rizki-Nya, lalu kamu melakukan maksiat pada-Nya?!”

Lelaki itu mengatakan: “Tentunya tidak… Sebutkanlah yang kedua!”

Ibrohim mengatakan: “Jika kamu ingin bermaksiat pada-Nya, maka jangan menempati negeri milik-Nya!”

Maka lelaki itu mengatakan: “Ini malah lebih berat dari yang pertama… Jika semua negeri dari timur sampai barat itu milik-Nya, lantas dimana aku akan bertempat?!”

Ibrohim menimpali: “Jika demikian, Apakah pantas kamu makan dari rizki-Nya dan menempati negeri milik-Nya, lalu kamu melakukan maksiat pada-Nya?!”

Lelaki itu mengatakan: “Tentunya tidak… Sebutkanlah yang ketiga!”

Ibrohim mengatakan: “Jika kamu ingin bermaksiat pada-Nya, sedang kamu mendapat rizki dari-Nya dan menempati negeri milik-Nya, maka carilah tempat yang tidak bisa terlihat oleh-Nya, lalu lakukanlah maksiat di tempat itu!”

Maka lelaki itu mengatakan: “Wahai Ibrohim, bagaimana ini mungkin, sedang Dia bisa melihat apapun yang tersembunyi?!”

Ibrohim menimpali: “Jika demikian, apakah pantas kamu makan dari rizki-Nya, dan menempati negeri milik-Nya, kemudian kamu melakukan maksiat kepada-Nya padahal Dia melihatmu dan semua gerak-gerikmu?!”.

Lelaki itu menjawab: “Tentunya tidak… Sebutkanlah yang keempat!”

Ibrohim mengatakan: “Jika nanti datang Malaikat Kematian untuk mencabut nyawamu, maka katakan padanya: ‘Tanggguhkanlah kematianku, sehingga aku bisa menjalani taubat nasuha dan melakukan amalan-amalan yang baik’!”

Maka lelaki itu mengatakan: “Ia takkan menuruti permintaanku”

Ibrohim menimpali: “Jika kamu tidak mampu menolak kematian untuk bertaubat, dan kamu tahu bahwa jika datang kematian maka tidak mungkin lagi ditangguhkan, lantas bagaimana kamu akan menyelamatkan diri?!”

Lelaki itu mengatakan: “Sebutkanlah yang kelima!”

Ibrohim mengatakan: “Jika Malaikat Zabaniyah nanti datang untuk menggiringmu ke Neraka, maka jangan mau pergi bersamanya!”

Lelaki itu mengatakan: “Mereka tidak akan membiarkan dan mendengarkan ucapanku”

Ibrohim menimpali: “Lantas bagaimana kamu mengharapkan keselamatan?!”

Maka lelaki itu mengatakan: “Wahai Ibrohim, cukup… cukup… Aku sekarang mohon ampun dan bertaubat kepada-Nya”

Akhirnya lelaki itu selalu menemani Ibrohim dalam ibadah, hingga kematian memisahkan keduanya…

(Diterjemahkan oleh: Abu Abdillah Addariny, dari Kitab at-Tawwaabiin, karya al-Muwaffaq Ibnu Qudamah al-Maqdisi, hal: 285-286)

https://www.facebook.com/notes/ahmad-zainuddin/syarat-syarat-bolehnya-bermaksiat/497738331584
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dan jangan lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 FM untuk wilayah Madiun & sekitarnya.

boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

Donasi Dakwah Radio & TV KITA
BNI Syariah No. Rek. 0317359926

Kamis, 31 Maret 2016

Domba Membangunkan Srigala Tidur

��Domba Membangunkan Srigala Tidur.

~~~~~~
Sehebat apapun domba, tidak akan pernah menang bila melawan srigala. Dan selemah apapun srigala, pasti mampu menebar ancaman kepada segerombolan domba.

Karena itu tidak bijak bila domba berlaku genit membangunkan srigala yang sedang tidur, terlebih bila srigala tidur bukan seorang diri namun bersama gerombolannya.

Namun, haruskah domba berserah diri, terus menjadi mangsa srigala?

Tentu tidak. Domba harus berpikir cerdas agar dapat mengusir segerombolan serigala.

Bagaimana caranya? bersatu, menggalang kekuatan dan mengatur strategi agar kekuatan domba menjadi satu, sehingga dapat mengalahkan tajamnya kuku dan taring srigala.

Tajamnya taring dan kuku srigala dapat dikalahkan oleh kerasnya tanduk domba yang bersatu padu dan menyeruduk secara bersama-sama.

مَا مِنْ ثَلاثَةٍ فِي قَرْيةٍ ، وَلاَ بَدْوٍ ، لا تُقَامُ فِيهِمُ الصَّلاَةُ إلاَّ قَد اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِم الشَّيْطَانُ . فَعَلَيْكُمْ بِالجَمَاعَةِ ، فَإنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ مِنَ الغَنَمِ القَاصِيَة

Tidaklah ada tiga orang di suatu kampung atau pedalaman tidak mendirikan sholat berjamaah, melainkan mereka akan dikuasai oleh setan. Karenanya hendaknya kalian merajut persatuan, karena sesungguhnya domba yang akan menjadi mangsa srigala ialah domba yang terpisah dari gerombolannya. (Abu Dawud)

Hadits di atas mengajarkan kepada kita bahwa membangun kebersamaan atau yang lebih tepat disebut dengan persatuan atau ukhuwah di atas satu prinsip yang kokoh dan tidak mungkin luntur oleh apapun adalah sumber kekuatan yang sebenarnya.

Ummat Islam tidak akan pernah berjaya hanya dengan jeritan : pemerintah kafir, atau sistem kafir atau jeritan serupa lainnya, sedangkan idiologi ummat dibiarkan bobrok, ummat dibiarkan terkotak kotak oleh berbagai golongan dan kepentingan.

Sebagai ummat Islam, persatuan di atas aqidah atau iman yang benar adalah satu-satunya jalan yang benar guna merajut persatuan dan membangun kejayaan dan menundukkan lawan. Bukti sejarah telah menjadi saksi terbaik, bahwa dengan akidah para sahabat bersatu padahal seelumnya mereka tercerai berai oleh berbagai kabilah dan kepentingan. Allah berfirman;

وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ
فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىَ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Ali Imran 103)

Karenanya, dakwah dan ishlah Islam haruslah berawal dari menyatukan aqidah atau idiologi yang kokoh sehingga tidak lekang karena perbedaan kepentingan dan tidak luntur dimakan umur, bukan sekedar menyamakan baju dan suara jeritan.

Aqidah yang benar pasti menyatukan dan merekatkan, tidak luntur oleh apapun. Ummat Islam walau lemah secara ekonomi, persenjataan, politik dan lainnya namun kekuatan persatuan dapat mengalahkan segala kekuatan lainnya, karena kekuatan persatuan di atas iman kepada Allah Azza wa Jalla bersumberkan dari kekuatan pertolongan Allah Azza wa Jalla.

Sama halnya dengan kesadaraan domba bahwa dirinya adalah domba, walau lemah secara individu namun dengan bersatu bersama sesama domba mereka dapat mengalahkan serigala.

Sobat! Mari kaji, terapkan dan dakwahkan aqidah yang benar terlebih dahulu agar persatuan umat segera terwujud, dan segala perbedaan selain akidah dapat luntur karenanya.

~~~~~
Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri

Senin, 28 Maret 2016

Tiada yang tetap

0105. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun

*Tiada yang tetap*

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Di dunia ini tiada yang tetap,segalanya kan berubah...jikalah ada yang tetap maka dialah "perubahan". Berubah itu yang menjadi ketetapan.

Jika musim hujan telah berakhir,datanglah musim kemarau. Jika terang siang berakhir datanglah gelapnya malam,tiada banjir yang abadi kecuali akan mengering,tiada lautan yang surut kecuali akan datang pasang;tiada tangisan yang mengalir kecuali berganti tawa;tiada derita kecuali berganti bahagia;tiada pertemuan yang kekal kecuali kan datang perpisahan....

Segala yang didunia ini fana dan berubah.

Jika hari ini dialah kekasih anda,maka tidak mustahil esok menjadi musuh bebuyutan. Jika hari ini ialah teman setia,besok lusa dia berkhianat; pagi ini ia beriman, boleh jadi esok petang dia menjadi kafir

Ada mantan preman yang tobat, ada juga mantan santri yg murtad, ada mantan pendeta dan ada pula mantan ustadz. Ada mantan istri dan ada pula mantan suami.

Seorang mukmin hendaklah senantiasa berubah kepada yang lebih baik dalam segala sisi kehidupannya. Berubah untuk lebih sholeh, lebih santun,lebih gairah menimba ilmu, lebih giat dalam berinfaq,lebih gigih dalam berdakwah, lebih semangat berkorban utk Kejayaan Islam dan kaum muslimin.
Bukan lagi masanya berleha-leha; bukan waktunya utk tidur lelap;bukan lagi zamannya bersantai-santai. Siapa yang ingin menyingsing fajar harus berjalan malam.

Medan, 29 Shafar 1436 h/21 Des 2014

Oleh ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan Muhammad Yunus

https://www.facebook.com/ahmad.ridwan.921230/posts/823397611040411
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dan jangan lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 FM untuk wilayah Madiun & sekitarnya.

boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

Donasi Dakwah Radio & TV KITA
BNI Syariah No. Rek. 0317359926

Minggu, 27 Maret 2016

Doa Ketika Angin Ribut/Bertiup Kencang

Doa Ketika Angin Ribut/Bertiup Kencang 2

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ

Allaahumma innii as-aluka khoirohaa, wa khoiro maa fiihaa, wa khoiro maa ursilat bihi, wa a'uudzu bika min syarrihaa, wa syarri maa fiihaa, wa syarri maa ursilat bih.

Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu kebaikan angin (ribut ini), kebaikan apa yang di dalamnya dan kebaikan tujuan angin ini dihembuskan. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan angin ini, kejahatan apa yang di dalamnya dan kejahatan tujuan angin ini dihembuskan.

HR. Muslim no. 899.

Hadits:
Dari A'isyah radliallahu 'anha, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila melihat angin ribut, beliau membaca: (doa di atas).

Hikmah:
Apa yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di atas, menunjukkan betapa beliau adalah orang yang sangat takut kepada Allah. Beliau berdoa dan memohon kepada Allah, ketika melihat fenomena alam yang mengkhawatirkan. Tidak sebagaimana umumnya manusia sekarang, ketika melihat peristiwa alam yang aneh, mereka justru menikmati dan mengabadikannya dalam video, tanpa diiringi rasa takut kepada Allah.

Sumber: http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/195252843908115

Dibagikan melalui aplikasi "Apa Doanya". Tersedia untuk Android, BlackBerry 10, Windows Phone, Nokia X, Firefox OS dan BlackBerry OS 6-7. Unduh di http://wp.me/p3ieiY-b

ADAB MAKAN DALAM ISLAM

NASEHAT INDAH

NASEHAT  SYAIKH NASHIRUDIN AL-ALBANIY

بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاتهُ

Syaikh Al-Albani Rahimahullaah berkata :

》Jika anda berbicara tentang TAUHID, maka pelaku kesyirikan akan mencampakkanmu.

》Jika anda berbicara tentang SUNNAH, mk pelaku bid'ah akan mencampakkanmu.

》Jika anda berbicara tentang DALIL, maka orang-orang yang fanatik madzhab dan orang-orang sufi akan mencampakkanmu.

》Jika anda berbicara tentang WAJIBNYA TAAT KEPADA PEMIMPIN, MENASEHATI, DAN MENDOAKAN KEBAIKAN UNTUK MEREKA, maka orang-orang hizbi dan khawarij akan mencampakkanmu.

》Jika anda berbicara tentang ISLAM DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEHIDUPAN, maka orang-orang oreantalis dan liberal dan yang semisal dengan mereka yang memisahkan agama dari kehidupan akan mencampakkanmu.

Sungguh ini sebuah keterasingan..

Mereka memerangi kita dengan berbagai macam sarana..

Mereka menyerang kita dengan media cetak dan elektronik, sampai-sampai keluarga dan sahabatpun memerangi orang yang asing ini yang berpegang kepada Kitabullah (Al-Qur'an) dan Sunnah Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wa Sallaam.

Meskipun demikian, kami berbahagia dengan keterasingan ini dan berbangga dengannya, karena Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wa sallaam memuji mereka orang-orang yang asing, sebagaimana sabdanya,

"Sesungguhnya islam datang dengan keadaan keterasingan, dan akan kembali asing, maka berbahagialah orang-orang yang asing."

Beliau ditanya, "Siapakah orang-orang yang asing tersebut wahai Rasulullah?", maka beliau menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang memperbaiki (keadaan) di tengah-tengah rusaknya manusia."

((Silsilah Al-Aahadits Ash-Shahiihah, no. 1273))

Jumat, 25 Maret 2016

DAMPAK BURUK MENJAUH DARI MAJELIS ILMU

‼DAMPAK BURUK MENJAUH DARI MAJELIS ILMU...

Menjauh dari majelis ilmu dan pertemuan dengan para ikhwah serta menjauh dari kunjungan-kunjungan da’wah dapat mengeraskan hati.

��Al Hasan al Bashri berkata: “Sahabat-sahabat kami lebih mahal daripada keluarga kami. Keluarga kami mengingatkan kami kepada dunia sedangkan sahabat-sahabat kami mengingatkan kami kepada akherat.

��Usahakan selalu hadir di majelis ilmu atau minimal dua majelis ilmu dalam sepekan di masjid. Jika anda beranggapan mendengar kaset (atau radio –red) saja sudah cukup maka anda keliru. Sesungguhnya anda butuh hadir di masjid. Ketika anda duduk di majelis ilmu dalam masjid, para malaikat akan mengelilingimu, sakinah (ketenangan) akan menaungimu, rahmat akan turun kepadamu dan Allah akan memujimu di hadapan para malaikatNya...

Demi Allah, ini sesuatu yang lain dari yang lain.

Oleh karena itu engkau dapati kebanyakan orang-orang yang tergelincir adalah orang-orang yang melalaikan majelis ilmu.

��Rutinlah hadir di majelis ilmu, jagalah dan ikutilah jadwal-jadwalnya setiap pekan niscaya engkau memperoleh semangat keimanan yang baru. Jika di sana terdapat kekurangan maka akan segera membaik atau bila terdapat retak pasti tertutupi insya Allah.

Rahasianya, ketika engkau hadir di majelis-majelis ilmu, keimananmu akan meningkat. Kami dahulu selalu menyertai para masyaaikh di awal iltizam, lalu salah seorang sahabat kami absen. Syaikh bertanya tentangnya, mereka berkata: “Ia sedang asyik membaca sebuah kitab sehingga tidak bisa datang .” Syaikh berkta: “Kabarkan kepadanya bahwa pertemuanmu dengan sahabat-sahabatmu akan menambah keimanan dalam hatimu lebih banyak daripada engkau membaca kitab seorang diri.”

Memang benar, hadir di majelis-majelis ilmu untuk mencari berkah, barangkali ada salah seorang hadirin yang mustajab doanya. Apabila ia mengaminkan doa syaikh niscaya akan dikabulkan doa dan Allah akan merahmati seluruh hadirin. Dengan begitu engkau akan memperoleh kemenangan yang besar. Dalam hadits disebutkan:
هُمُ الْقَوْمُ لاَ يَشْقَى بِهِمْ جَلِيْسُهُمْ
“Mereka adalah satu kaum yang tidak akan rugi orang-orang yang bermajelis dengan mereka.” (Muttafaq ‘alihi)
Oleh karena itu seorang sahabat nabi berkata kepada temannya, “Bergabunglah bersama kami, kita meningkatkan iman sesaat.”

Kemudian apa yang engkau kerjakan apabila engkau tidak hadir?

Kesibukan-kesibukan dunia, ambisi-ambisi rendahan, bisikan-bisikan setan! Masjid adalah rumah bagi setiap orang yang bertaqwa, masjidlah tempat kembali kaum mu’minin.

��Kembalilah ke masjid, hadirilah halaqah ilmu.

Berlindunglah kepada Allah niscaya Allah akan melindungimu. Janganlah berpaling, karena Allah akan berpaling darimu.

Dari terjemahan Min Asbaab Al-Futur wa 'Ilaajuhu karya Muhammad Husain Ya'qub Pustaka At-Tibyan Solo

Diterjemahkan oleh Ustadz Abu Ihsan Al Atsari, M.A

Kamis, 24 Maret 2016

Perjalanan terberat dan terjauh

Merasa benar?

Selamat Bersama

Pembina YPIA Yogyakarta, Ustadz Abu Saad Muh. Nurhuda, mengisahkan sebuah hikmah yang amat menggugah..

---

Diceritakan bahwasanya Imam Ibrohim An-Nakho’i (semoga Allah merahmatinya) adalah seorang yang matanya juling dan muridnya yang bernama Sulaiman ibn Mihron memiliki penglihatan yang juga lemah !

Ibn Al-Jauizy dalam kitabnya Al-Munthadhom meriwayatkan dari mereka berdua :

Suatu hari keduanya sedang melewati salah satu jalan di kota Kufah-Iraq menuju ke Masjid Jami’ tatkala mereka berdua sedang berjalan...

Imam Ibrohim memanggil muridnya dan berkata :

"Wahai Sulaiman..! aku mengambil jalan ini dan engkau ambil jalan yang lainnya..!

Sesungguhnya aku khawatir kalau kita melewati orang-orang bodoh, mereka akan mengatakan : 'Orang juling menuntun orang yang lemah penglihatannya'

Sehingga dikhawatirkan, mereka jatuh pada perbuatan dosa gara-gara menghibahi kita...

Maka muridnya, Sulaiman ibn Mihron, menimpali :

"Wahai Imam..! Biarkan saja mereka meng-ghibahi kita, toh mereka akan mendapat dosa dan sebaliknya kita akan mendapat pahala..."

Ibrohim An-Nakho’i langsung menjawab :

"Subhanallah..! Lebih baik kita selamat dan mereka juga selamat, dari pada mereka mendapat dosa dan kita mendapat pahala..."

***

Hikmah :
Jiwa yang sangat mulia, begitu bersih dan peduli...
Yang tidak menghendaki kesalamatan hanya untuk dirinya sendiri...
Berharap dirinya selamat dan orang lain juga ikut selamat bersamanya...

Selasa, 22 Maret 2016

RAHASIA KEBAHAGIAAN

وصية ﺍﻟﺸﻨﻘﻴﻄﻲ لابنه :
Wejangan Syekh Asy-Syinqithi kepada anaknya

  "عن السعادة"
RAHASIA KEBAHAGIAAN

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
ﻳﺎﻭﻟﺪﻱ... ﺭﺍﺟﻊ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ؛ ﻻﺗﻨﺴﻪ... ﺃﻣﺎﻣﻚ ﺣﻔﻞ ﺗﻜﺮﻳﻢ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ، ﻟﻴﺲ ﻛﺎﺣﺘﻔﺎﻻﺕ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ
ﺇﻳﺎﻙ ﺃﻥ ﺗﺨﻄﺊ ﻭﻗﺪ ﻗﻴﻞ ﻟﻚ: ‏(ﺍﻗﺮﺃ ﻭﺍﺭﺗﻖ ﻭﺭﺗﻞ)

Wahai ananda,  ulangi terus membaca Alquran,  jgn sampai melupakannya, hari kiamat kelak akan ada acara penghargaan tidak sama dg acara2 di dunia,  oleh karena itu jgn sampai salah,  padahal sudah disampaikan kepadamu "bacalah,  naiklah dan tartilkanlah.. "

جالس العلماء بعقلك
Duduklah bersama ulama dg akalmu

وجالس الامراء بعلمك
Duduklah bersama pemimpin dg ilmumu

وجالس الاصدقاء بأدبك
Duduklah bersama teman dg etikamu

وجالس أهل بيتك بعطفك
Duduklah bersama keluarga dg kelembutanmu

وجالس السفهاء بحلمك
Duduklah bersama org bodoh dg kemurahan hatimu

وكن جليس ربك بذكرك
Jadilah teman Allah dg mengingatNYA

وكن جليس نفسك بنصحك
Dan jadilah teman bagi diri anda sendiri dg nasihatmu

لا تَحزنْ على طيبتك؛ فَإن لَم يُوجَد في الارض مَن يقدرها؛ ففي السَماء مَن يباركهَا...
Tidak usah bersedih jika di dunia tidak ada yg menghargai kebaikanmu,  karena di langit ada yg mengapresiasinya

حياتنا كالورود فيها من الجمال ما يسعدنا وفيها من الشوك ما يؤلمنا.
Kehidupan kita ibarat mawar,  disamping memiliki keindahan yg bikin kita bahagia,  juga memiliki duri yg bikin kita tersakiti

ما كان لك سيأتيك رغم ضعفك.!!
Apa yg ditetapkan bagimu niscaya akan mendatangimu,  meskipun kamu tdk ada daya

وما ليس لك لن تناله بقوتك.!!
Sebaliknya apa yg bukan milikmu,  kamu tidak akan mampu meraihnya dg kekuatanmu

لا أحد يمتاز بصفة الكمال سوى اللہ. لذا كف عن نبش عيوب الآخرين.
Tidak seorangpun yg memliki sifat sempurna selain Allah,  oleh karna itu berhentilah dr menggali aib orang lain

الوعي في العقول وليس في الأعمار، فالأعمار مجرد عداد لأيامك، أما العقول فهي حصاد فهمك وقناعاتك في حياتك..
Kesadaran itu pada akal,  bukan pada usia,  umur hanyalah bilangan harimu,  sedangkan akal adalah hasil pemahaman dan kerelaanmu trhadap kehidupanmu

كن لطيفاً بتحدثك مع الآخرين، فالكل يعاني من وجع الحياة وأنت ﻻتعلم.
Berlemah lembutlah ketika bicara dg orang lain,  setiap org merasakan derita hidupnya masing2, sedangkan kamu tdk mengetahuinya

كل شيء ينقص إذا قسمته على اثنين إلا
                "السعادة"
فإنها تزيد إذا تقاسمتها مع الآخرين.
Semua hal akan berkurang jika dibagi bagi,  kecuali KEBAHAGIAAN,  justru akan bertambah jika kamu bagi kepada yg lain

Membahas "masa muda"

Membahas "masa muda" jadi teringat hadits ini . .
.
“Ada tujuh golongan yang akan Allah naungi di bawah naungan-Nya pada suatu hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya (yaitu) :
1.Pemimpin yang adil
2.Pemuda yang tumbuh dalam keadaan (selalu) beribadah kepada Allah
3.Seseorang yang hatinya terikat dengan masjid
4.Dua orang yang saling mencintai karena Allah, bersatu dan berpisah karena Allah
5. Seorang lelaki yang diajak seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan(untuk berzina) akan tetapi ia berkata, “Sesungguhnya aku takut Allah. “
6.Seseorang yang bersedekah kemudian merahasiakannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dikeluarkan tangan kanannya
7.Seseorang yang berdzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian sehingga meneteslah air mata dari kedua matanya. ”
(HR. Bukhari no. 1334 dan Muslim no. 1712 Maktabah Syamilah)
.
Pada poin 2, disebutkan "pemuda"
Kenapa harus pemuda?
.
"masa muda" identik dengan masa-masa bebas dan saatnya bersenang-senang..
Oleh karena itu,
Bila "masa muda" digunakan untuk sibuk beribadah dan mencari cinta-Nya,
Itulah pertanda betapa kuat ketakwaan yang ada pada dirinya..
Maka pantaslah baginya naungan Allah kelak..
In syaa Allah ^^
.
Jangan tertipu dengan kalimat "muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga"
.
Hati-hati dengan "masa muda"
.
Jangan tertipu dengan "masa muda",
Karna syarat mati memang tak harus tua.{ Copas }

Rizki-ku ada di langit, bukan di tempat kerja.

Cp ustadz Zaenal abidin Lc. �� Renungan Islam ��

("Rizki-ku ada di langit, bukan di tempat kerja.!")

��Belajar Tawakal Kepada Putri 10 Tahun

Hatim Al Ashom, ulama besar muslimin, teladan kesederhanaan dan tawakal.

Hatim suatu hari berkata kepada istri dan 9 putrinya bahwa ia akan pergi utk menuntut ilmu.

Istri dan putri putrinya keberatan. Krn siapa yg akan memberi mereka makan.

Salah satu dari putri-putri itu berusia 10 tahun dan hapal Al Quran.

Dia menenangkan semua: Biarkan beliau pergi. Beliau menyerahkan kita kepada Dzat Yang Maha Hidup, Maha Memberi rizki dan Tidak Pernah mati!

Hatim pun pergi
Hari itu berlalu, malam datang menjelang...

Mereka mulai lapar. Tapi tdk ada makanan. Semua mulai memandang protes kepada putri 10 tahun yg tlh mendorong kepergian ayah mereka.

Putri hapal Al Quran itu kembali meyakinkan mereka: Beliau menyerahkan kita kepada Dzat Yang Maha Hidup, Maha Memberi rizki dan Tidak Pernah mati!

Dlm suasana spt itu, pintu rumah mereka diketuk. Pintu dibuka. Terlihat para penunggang kuda. Mereka bertanya: Adakah air di rumah kalian?

Penghuni rumah menjawab: Ya, kami memang tidak punya apa-apa kecuali air.

Air dihidangkan. Menghilangkan dahaga mereka.

Pemimpin penunggang kuda itu pun bertanya: Rumah siapa ini?

Penghuni rumah menjawab: Hatim al Ashom.

Penunggang kuda terkejut: Hatim ulama besar muslimin.....

Penunggang kuda itu mengeluarkan sebuah kantong berisi uang dan dilemparkan ke dalam rumah dan berkata kpd para pengikutnya: Siapa yg mencintai saya, lakukan spt yg saya lakukan.

Para penunggang kuda lainnya pun melemparkan kantong-kantong mereka yg berisi uang. Sampai pintu rumah sulit ditutup, krn banyaknya kantong-kantong uang. Mereka kemudian pergi.

Tahukah antum, siapa pemimpin penunggang kuda itu...?
Ternyata Abu Ja'far Al Manshur, amirul mukminin.

Kini giliran putri 10 thn yg telah hapal Al Quran itu memandangi ibu dan saudari-saudarinya. Dia memberikan pelajaran aqidah yg sangat mahal sambil menangis:

JIKA SATU PANDANGAN MAKHLUK BISA MENCUKUPI KITA, MAKA BAGAIMANA JIKA YG MEMANDANG KITA ADALAH AL KHOLIQ!
***
Terimakasih nak, kau telah menyengat kami yg dominasi kegelisahannya hanya urusan dunia.
Hingga lupa ada Al Hayyu Ar Rozzaq

Hingga lupa jaminan Nya: dan di LANGIT lah RIZKI kalian...

Bukan di pekerjaan...bukan di bank...bukan di kebun...bukan di toko...tapi DI LANGIT!

Hingga kami lupa tugas besar akhirat
اللهم لا تجعل الدنيا أكبر همنا

Duhai Allah, jangan Kau jadikan dunia sebagai kegundahan terbesar kami.....
✒️ الفَقيْر إلَىٰ عفو رَبِّه

Baarakallaahufeekum....

Rezeki itu....

Aku melihat hidup orang lain  begitu nikmat,
Ternyata ia hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah..

Aku melihat hidup teman2ku tak ada duka dan kepedihan,
Ternyata ia hanya pandai menutupi dengan mensyukuri..

Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian,
Ternyata ia begitu menikmati badai hujan dlm kehidupannya..

Aku melihat hidup sahabatku  begitu sempurna,
Ternyata ia hanya berbahagia  menjadi apa adanya..

Aku melihat hidup tetanggaku  beruntung,
Ternyata ia selalu tunduk pada Allah untuk bergantung..

Setiap hari aku belajar memahami dan mengamati setiap hidup orang yang aku temui..
Ternyata aku yang kurang mensyukuri nikmatMu..
Bahwa di belahan dunia lain masih ada yang belum seberuntung yang aku miliki saat ini....

Dan satu hal yang aku ketahui, bahwa Allahu Rabbi tak pernah mengurangi ketetapanNya.
Hanya aku lah yang masih saja mengkufuri nikmat suratan takdir Ilahi...

Maka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rezeki orang lain..

Mungkin aku tak tahu dimana rezekiku.. Tapi rezekiku tahu dimana diriku..

Dari lautan biru, bumi dan gunung, Allah Ta'ala telah memerintahkannya menuju kepadaku...

Allah Ta'ala menjamin rezekiku, sejak 4 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku..

Amatlah keliru bila bertawakkal rezeki dimaknai dari hasil bekerja..
Karena bekerja adalah ibadah, sedang rezeki itu urusan-Nya..

Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan berganda..

Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggal mati..

Mereka lupa bahwa hakekat rezeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah dinikmatinya..

Rezeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita, Allah menaruh sekehendak-Nya..

Diulang bolak balik 7x shafa dan marwa, tapi zamzam justru muncul dari kaki sang  bayi, Ismail a.s.
Ikhtiar itu perbuatan.. Rezeki itu kejutan..
Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap hakekat rezeki akan ditanya kelak..
"Darimana dan digunakan untuk apa"
Karena rezeki hanyalah "hak pakai", bukan "hak milik"...

Maka, aku  tidak boleh merasa iri pada rezeki orang lain..

Bila aku iri pada rezeki orang, sudah seharusnya juga iri pada takdir kematiannya....  astaghfirullaah...

...untaian kalimat" ini sejujurnya ditujukan untuk diri saya sendiri yang masih berupaya menata hati.

Tatkala kabar itu datang

0103. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun

*Tatkala kabar itu datang....*

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

1. Jika datang kabar bahagia tentang saudaramu, maka ucapkan alhamdulillah ..... dan hendaknya engkaupun ikut merasa bahagia.

Jangan sesekali engkau hasad kepadanya, apalagi sampai engkau berharap nikmat tersebut hilang darinya.
Jangan sampai engkau meneteskan air mata duka di saat saudaramu tersenyum bahagia

2. Jika datang kabar duka atau musibah yang menimpa temanmu, maka ucapkanlah innalillahi wainna ilaihi raji'un, dan katakan alhamdulillahilladzi 'aafaani minma ibtalaahu bihi (segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari apa yang telah menimpanya)

Kemudian datangilah dia, bersedihlah sebagaimana dia bersedih, ringankan bebannya, hibur kesusahannya, dan lapangkan kesempitan darinya.
Jangan sesekali engkau tersenyum bahagia, tatkala saudaramu meneteskan air mata duka....

Senyum bahagiamu...lambang hasad dan kedengkianmu

منْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ،

Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat (Muslim: 2699)

3. Jika datang kabar kejelekan tentang saudaramu, maka jangan langsung engkau mempercayainya, dan jangan engkau mengubah sikapmu terhadapnya.

Namun Jika ternyata kabar itu benar, maka tutuplah aibnya dan datangilah ia untuk menasehatinya.

من سَتَـرَ مُسْلِمًـا ، سَتَـرَهُ اللهُ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ،

Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat (Muslim: 2699).
Jika engkau menasehatinya, maka perhatikanlah 3 hal:

1. Di mana engkau harus menasehatinya?
2. Kapan engkau harus menasehatinya?
3. Bagaimana caramu dalam menasehatinya?

Jangan sampai engkau menasehati saudaramu di waktu yang tidak tepat, hal itu menyebabkan orang tidak bisa menerima nasehatmu dengan bijak.
Jangan engkau menasehatinya di tempat yang tidak tepat, karena menasehati di tengah umum adalah celaan yang merendahkan.
Dan jangan sampai caramu menasehati saudaramu sebagaimana caramu dalam menasehati bawahanmu....

Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara!
Akhukum Fillah:
Abu Abdillah Fadlan Fahamsyah

https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/589930164495602?pnref=story
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dan jangan lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 FM untuk wilayah Madiun & sekitarnya.

boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

Donasi Dakwah Radio & TV KITA
BNI Syariah No. Rek. 0317359926

SUDAHKAH ANDA MERASAKAN MANFAAT SHALAT

Sudahkah Anda Merasakan Manfaat Shalat?
Rabu, 5 Desember 2012 21:41:12 WIB
Kategori : Fiqih : Shalat
SUDAHKAH ANDA MERASAKAN MANFAAT SHALAT?

Oleh
Ustadz Mochammad Taufiq Badri

Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi setiap muslim. Sebuah ibadah mulia yang mempunyai peran penting bagi keislaman seseorang. Sehingga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengibaratkan shalat seperti pondasi dalam sebuah bangunan. Beliau n bersabda:

بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ….

Islam dibangun di atas lima hal: bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan Allah, menegakkan shalat…. [HR Bukhâri dan Muslim]

Oleh karena itu, ketika muadzin mengumandangkan adzan, kaum muslimin berbondong-bondong mendatangi rumah-rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengambil air wudhu, kemudian berbaris rapi di belakang imam shalat mereka. Mulailah kaum muslimin tenggelam dalam dialog dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan begitu khusyu’ menikmati shalat sampai imam mengucapkan salam. Dan setelah usai, masing-masing kembali pada aktifitasnya.

Timbul pertanyaan, apakah masing-masing kaum muslimin sama dalam menikmati shalat ini? Apakah juga mendapatkan hasil yang sama?

Perlu kita ketahui bahwa setiap amal shalih membawa pengaruh baik kepada pelaku-pelakunya. Pengaruh ini akan semakin besar sesuai dengan keikhlasan dan kebenaran amalan tersebut. Dan pernahkah kita bertanya, “apakah manfaat dari shalatku?” atau “sudahkah aku merasakan manfaat shalat?”

Imam Hasan al-Bashri pernah mengatakan: “Wahai, anak manusia. Shalat adalah yang dapat menghalangimu dari maksiat dan kemungkaran. Jika shalat tidak menghalangimu dari kemaksiatan dan kemungkaran, maka hakikatnya engkau belum shalat”.[1]

Dari nasihat beliau ini, kita bisa memahami bahwa shalat yang dilakukan secara benar akan membawa pengaruh positif kepada pelakunya. Dan pada kesempatan ini, marilah kita mempelajari manfaat-manfaat shalat. Kemudian kita tanyakan kepada diri sendiri, sudahkah aku merasakan manfaat shalat?

1. Shalat Adalah Simbol Ketenangan.
Shalat menunjukkan ketenangan jiwa dan kesucian hati para pelakunya. Ketika menegakkan shalat dengan sebenarnya, maka diraihlah puncak kebahagiaan hati dan sumber segala ketenangan jiwa. Dahulu, orang-orang shalih mendapatkan ketenangan dan pelepas segala permasalahan ketika mereka tenggelam dalam kekhusyu'kan shalat.

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud rahimahullah dalam Sunan-nya:
Suatu hari ‘Abdullah bin Muhammad al-Hanafiyah pergi bersama bapaknya menjenguk saudara mereka dari kalangan Anshar. Kemudian datanglah waktu shalat. Dia pun memanggil pelayannya,”Wahai pelayan, ambillah air wudhu! Semoga dengan shalat aku bisa beristirahat,” kami pun mengingkari perkataannya. Dia berkata: “Aku mendengar Nabi Muhammad bersabda,’Berdirilah ya Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat!’."[2]

Marilah kita mengintrospeksi diri, sudahkah ketenangan seperti ini kita dapatkan dalam shalat-shalat kita? Sudah sangat banyak shalat yang kita tunaikan, tetapi pernahkah kita berfikir manfaat shalat ini? Atau rutinitas shalat yang kita tegakkan sehari-hari?

Suatu ketika seorang tabi’in yang bernama Sa'id bin Musayib mengeluhkan sakit di matanya. Para sahabatnya berkata kepadanya: "Seandainya engkau mau berjalan-jalan melihat hijaunya Wadi 'Aqiq, pastilah akan meringankan sakitmu," tetapi ia menjawab: "Lalu apa gunanya aku shalat 'Isya` dan Subuh?"[3]

Demikianlah, generasi terdahulu dari umat ini memposisikan shalat dalam kehidupan mereka. Bagi mereka, shalat adalah obat bagi segala problematika. Dengan hati mereka menunaikan shalat, sehingga jiwa menuai ketenangan dan mendapatkan kebahagiaan.

2. Shalat Adalah Cahaya.
Ambillah cahaya dari shalat-shalat kita. Ingatlah, cahaya shalat bukanlah cahaya biasa. Dia cahaya yang diberikan oleh Penguasa alam semesta ini. Diberikan untuk menunjuki manusia ke jalan yang lurus, yaitu jalan ketaatan kepada Allah Rabul 'alamin.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari sahabat Abu Mâlik al-'Asy'ari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: والصلاة نور (dan shalat itu adalah cahaya). Oleh karena itu, marilah menengok diri kita, sudahkah cahaya ini menerangi kehidupan kita? Dan sungguh sangat mudah jika kita ingin mengetahui apakah shalat telah mendatangkan cahaya bagi kita? Yakni dapat lihat, apakah shalat membawa ketaatan kepada Allah dan menjauhkan kita dari bermaksiat kepada-Nya? Jika sudah, berarti shalat itu telah menjadi sumber cahaya bagi kehidupan kita. Inilah cahaya awal yang dirasakan manusia di dunia. Dan kelak di akhirat, ia akan menjadi cahaya yang sangat dibutuhkan, yang menyelamatkannya dari berbagai kegelapan sampai mengatarkannya kepada surga Allah Subhanahu wa Ta’ala .

3. Shalat Sebagai Obat Dari Kelalaian.
Lalai adalah penyakit berbahaya yang menimpa banyak manusia. Lalai mengantarkan manusia kepada berbagai kesesatan, bahkan menjadikan manusia tenggelam di dalamnya. Mereka akan menanggung akibat dari kelalaian yang mereka ambil di dunia maupun di akhirat kelak. Sehingga lalai menjadi penutup yang menutupi hati manusia. Hati yang tertutup kelalaian, menyebabkan kebaikan akan sulit sampai padanya. Tetapi menegakkan shalat sesuai dengan syarat dan rukunnya, dengan menjaga sunnah dan khusyu di dalamnya, insya Allah akan menjadi obat paling mujarab dari kelalaian ini, membersihkan hati dari kotoran-kotorannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ

Dan sebutlah (nama) Rabbmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. [al-A'ra/7:205].

Berkata Imam Mujahid: "Waktu pagi adalah shalat Subuh dan waktu petang adalah shalat ‘Ashar".

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ حَافَظَ عَلَى هَؤُلاَءِ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوْبَاتِ لَمْ يُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِيْنَ رواه ابن خزيمة وابن حبان

Barang siapa yang menjaga shalat-shalat wajib, maka ia tidak akan ditulis sebagai orang-orang yang lalai.[4]

4. Shalat Sebagai Solusi Problematika Hidup.
Sudah menjadi sifat dasar manusia ketika dia tertimpa musibah dan cobaan, dia akan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahannya. Maka tidak ada cara yang lebih manjur dan lebih hebat dari shalat. Shalat adalah sebaik-baik solusi dalam menghadapi berbagai macam cobaan dan kesulitan hidup. Karena tidak ada cara yang lebih baik dalam mendekatkan diri seseorang dengan Rabbnya kecuali dengan shalat. Rasulullah dalam sabdanya mengucapkan:

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ رواه مسلم

Posisi paling dekat seorang hamba dengan Rabbnya yaitu ketika dia sujud, maka perbanyaklah doa. [HR Muslim]. [5]

Inilah di antara manfaat shalat yang sangat agung, mendekatkan hamba dengan Dzat yang paling ia butuhkan dalam menyelesaikan problem hidupnya. Maka, kita jangan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Jangan sampai kita lalai dalam detik-detik shalat kita. Jangan pula terburu-buru dalam shalat kita, seakan tidak ada manfaat padanya.

Shalat bisa menjadi sarana menakjubkan untuk mendatangkan pertolongan dan dukungan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam kisah Nabi Yunus Alaihissallam, Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan:

فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. [ash-Shafât/37:143-144].

Sahabat Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhu menafsirkan "banyak mengingat Allah", yaitu, beliau termasuk orang-orang yang menegakkan shalat,[6]

Sahabat Hudzaifah Radhiyallahu anhu pernah menceritakan tentang Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى. رواه أبو داود

Dahulu, jika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tertimpa suatu urusan, maka beliau melaksanakan shalat. [HR Abu Dawud].[7]

5. Shalat Mencegah Dari Perbuatan Keji Dan Mungkar.
Sebagaimana telah kita fahami, bahwasanya shalat akan membawa cahaya yang menunjukkan pelakunya kepada ketaatan. Bersamaan dengan itu, maka shalat akan mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana hal ini difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala :

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Al-Qur`an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [al-'Ankabût/29:45].

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu ‘Abbas mengatakan: “Dalam shalat terdapat larangan dan peringatan dari bermaksiat kepada Allah".[8]

6. Shalat Menghapuskan Dosa.
Shalat selain mendatangkan pahala bagi pelakunya, juga menjadi penghapus dosa, membersihkan manusia dari dosa-dosa yang pernah dilakukannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ قَالُوا لَا يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا قَالَ فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا

"Apa pendapat kalian, jika di depan pintu salah seorang dari kalian ada sungai (mengalir); dia mandi darinya lima kali dalam sehari, apakah tersisa kotoran darinya?” Para sahabat menjawab: “Tidak akan tertinggal kotoran sedikitpun”. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Demikianlah shalat lima waktu, Allah menghapuskan dengannya kesalahan-kesalahan”. [HR Bukhâri dan Muslim]

Inilah sebagian manfaat shalat yang tak terhingga banyaknya, dari yang kita ketahui maupun yang tersimpan di sisi Allah. Oleh karena itu, marilah menghitung diri kita masing-masing, sudahkah di antara manfaat-manfaat tersebut yang kita rasakan? Ataukah kita masih menjadikan shalat sebagai salah satu rutinitas hidup kita? Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang dicela Allah dalam firman-Nya:

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. [al-Mâ'ûn/107:4-5].

Semoga Allah memasukkan kita ke dalam golonagn hamba-hambanya yang menegakkan shalat, dan memetik buahnya dari shalat yang kita kerjakan.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XII/1430H/2009M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
_______
Footnote
[1]. Ad-Dur al-Mantsur, 6/466.
[2]. Abu Dawud, Bab Shalat 'Atamah.
[3]. Lihat Syu'abul-Iman, 6/443.
[4]. Ibnu Khuzaimah, Bab: Jima'u Abwab Shalat. Lihat juga Silsilah Shahîhah, 657.
[5]. Muslim, Kitabush-Shalat, Bab: Ma Yuqaalu 'inda Ruku' wa Sujud.
[6]. Ibnu Katsir, 7/39.
[7]. Abu Dawud, Bab: Waqtu Qiyamin-Nabi.
[8]. Ath-Thabari, 20/41.

Senin, 21 Maret 2016

Tatkala kabar itu datang

0103. Silsilah Mutiara Nasehat Radio KITA Madiun

*Tatkala kabar itu datang....*

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

1. Jika datang kabar bahagia tentang saudaramu, maka ucapkan alhamdulillah ..... dan hendaknya engkaupun ikut merasa bahagia.

Jangan sesekali engkau hasad kepadanya, apalagi sampai engkau berharap nikmat tersebut hilang darinya.
Jangan sampai engkau meneteskan air mata duka di saat saudaramu tersenyum bahagia

2. Jika datang kabar duka atau musibah yang menimpa temanmu, maka ucapkanlah innalillahi wainna ilaihi raji'un, dan katakan alhamdulillahilladzi 'aafaani minma ibtalaahu bihi (segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari apa yang telah menimpanya)

Kemudian datangilah dia, bersedihlah sebagaimana dia bersedih, ringankan bebannya, hibur kesusahannya, dan lapangkan kesempitan darinya.
Jangan sesekali engkau tersenyum bahagia, tatkala saudaramu meneteskan air mata duka....

Senyum bahagiamu...lambang hasad dan kedengkianmu

منْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ،

Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat (Muslim: 2699)

3. Jika datang kabar kejelekan tentang saudaramu, maka jangan langsung engkau mempercayainya, dan jangan engkau mengubah sikapmu terhadapnya.

Namun Jika ternyata kabar itu benar, maka tutuplah aibnya dan datangilah ia untuk menasehatinya.

من سَتَـرَ مُسْلِمًـا ، سَتَـرَهُ اللهُ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ،

Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat (Muslim: 2699).
Jika engkau menasehatinya, maka perhatikanlah 3 hal:

1. Di mana engkau harus menasehatinya?
2. Kapan engkau harus menasehatinya?
3. Bagaimana caramu dalam menasehatinya?

Jangan sampai engkau menasehati saudaramu di waktu yang tidak tepat, hal itu menyebabkan orang tidak bisa menerima nasehatmu dengan bijak.
Jangan engkau menasehatinya di tempat yang tidak tepat, karena menasehati di tengah umum adalah celaan yang merendahkan.
Dan jangan sampai caramu menasehati saudaramu sebagaimana caramu dalam menasehati bawahanmu....

Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara!
Akhukum Fillah:
Abu Abdillah Fadlan Fahamsyah

https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/589930164495602?pnref=story
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dan jangan lewatkan untuk terus menyimak siaran kajian & tilawah alquran Radio KITA di frekuensi 105.2 FM untuk wilayah Madiun & sekitarnya.

boardcasted by : Media KITA

http://www.radiokita.or.id/

http://www.tvkita.id

Donasi Dakwah Radio & TV KITA
BNI Syariah No. Rek. 0317359926

Rezeki itu....

Aku melihat hidup orang lain  begitu nikmat,
Ternyata ia hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah..

Aku melihat hidup teman2ku tak ada duka dan kepedihan,
Ternyata ia hanya pandai menutupi dengan mensyukuri..

Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian,
Ternyata ia begitu menikmati badai hujan dlm kehidupannya..

Aku melihat hidup sahabatku  begitu sempurna,
Ternyata ia hanya berbahagia  menjadi apa adanya..

Aku melihat hidup tetanggaku  beruntung,
Ternyata ia selalu tunduk pada Allah untuk bergantung..

Setiap hari aku belajar memahami dan mengamati setiap hidup orang yang aku temui..
Ternyata aku yang kurang mensyukuri nikmatMu..
Bahwa di belahan dunia lain masih ada yang belum seberuntung yang aku miliki saat ini....

Dan satu hal yang aku ketahui, bahwa Allahu Rabbi tak pernah mengurangi ketetapanNya.
Hanya aku lah yang masih saja mengkufuri nikmat suratan takdir Ilahi...

Maka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rezeki orang lain..

Mungkin aku tak tahu dimana rezekiku.. Tapi rezekiku tahu dimana diriku..

Dari lautan biru, bumi dan gunung, Allah Ta'ala telah memerintahkannya menuju kepadaku...

Allah Ta'ala menjamin rezekiku, sejak 4 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku..

Amatlah keliru bila bertawakkal rezeki dimaknai dari hasil bekerja..
Karena bekerja adalah ibadah, sedang rezeki itu urusan-Nya..

Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan berganda..

Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggal mati..

Mereka lupa bahwa hakekat rezeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah dinikmatinya..

Rezeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita, Allah menaruh sekehendak-Nya..

Diulang bolak balik 7x shafa dan marwa, tapi zamzam justru muncul dari kaki sang  bayi, Ismail a.s.
Ikhtiar itu perbuatan.. Rezeki itu kejutan..
Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap hakekat rezeki akan ditanya kelak..
"Darimana dan digunakan untuk apa"
Karena rezeki hanyalah "hak pakai", bukan "hak milik"...

Maka, aku  tidak boleh merasa iri pada rezeki orang lain..

Bila aku iri pada rezeki orang, sudah seharusnya juga iri pada takdir kematiannya....  astaghfirullaah...

...untaian kalimat" ini sejujurnya ditujukan untuk diri saya sendiri yang masih berupaya menata hati.

RENUNGAN

RENUNGAN RINGAN MALAM JUMAT:.....

Bismillah,..
Indonesia mayoritas Islam.
Tapi, yang paling disudutkan Muslim..
lebih serem yang pake cadar, daripada yang pake rok mini..
lebih serem orang berjenggot, daripada yang tatoan..
lebih curiga sama yang rajin ibadah di mesjid, daripada orang yang mabok-mabokan dan judi..
diduga teroris langsung tembak, bandar Narkoba internasional bisa di nego..
lebih mentolelir aliran sesat, daripada syariat..

Dunia sudah kebolak balik?

Yang Nyunnah – Radikal
Yang nyeleneh – toleran.

Yang jilbab syar’i – Ekstrem
Yang ga pake jilbab – cantik.

Yang muda sholat 5 waktu – Waspadai
Yang muda ga sholat – masih muda.

Yang jenggotan rajin ke masjid – Teroris
Yang jenggotan rajin dugem – keren.

Yang ke majelis ta’lim pekanan – Fanatik
Yang ke bioskop harian – gaul.

Yang hapal qur’an 30 juz – Militan
Yang hapal banyak musik – hebat.

Yang anaknya di jilbabin – Keterlaluan, melanggar HAM
Yang anaknya pake rok mini – imutnya.

Yang pakai baju koko – Sok alim
Yang ga pake baju – jantan.

Yang hariannya bicara islam – Sok ustadz
Yang hariannya ghibah – up to date.

Media islam – Radikal
Media porno – kebutuhan.

Buka Mata Hati Anda hai manusia!
ﺑَﺪَﺃَ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡُ ﻏَﺮِﻳﺒًﺎ ﻭَﺳَﻴَﻌُﻮﺩُ ﻛَﻤَﺎ ﺑَﺪَﺃَ ﻏَﺮِﻳﺒًﺎ ﻓَﻄُﻮﺑَﻰ ﻟِﻠْﻐُﺮَﺑَﺎﺀِ

“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. Muslim no. 208).

Sahabat bertanya siapa kah orang asing itu, Nabi menjawab: Mereka ialah orang-orang yang senantiasa melakukan kebaikan ditengah kerusakan. (HR. Ahmad).

Sumber: broadcast Whatsapp

SUDAHKAH ANDA MERASAKAN MANFAAT SHALAT

Sudahkah Anda Merasakan Manfaat Shalat?
Rabu, 5 Desember 2012 21:41:12 WIB
Kategori : Fiqih : Shalat
SUDAHKAH ANDA MERASAKAN MANFAAT SHALAT?

Oleh
Ustadz Mochammad Taufiq Badri

Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi setiap muslim. Sebuah ibadah mulia yang mempunyai peran penting bagi keislaman seseorang. Sehingga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengibaratkan shalat seperti pondasi dalam sebuah bangunan. Beliau n bersabda:

بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ….

Islam dibangun di atas lima hal: bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan Allah, menegakkan shalat…. [HR Bukhâri dan Muslim]

Oleh karena itu, ketika muadzin mengumandangkan adzan, kaum muslimin berbondong-bondong mendatangi rumah-rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengambil air wudhu, kemudian berbaris rapi di belakang imam shalat mereka. Mulailah kaum muslimin tenggelam dalam dialog dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan begitu khusyu’ menikmati shalat sampai imam mengucapkan salam. Dan setelah usai, masing-masing kembali pada aktifitasnya.

Timbul pertanyaan, apakah masing-masing kaum muslimin sama dalam menikmati shalat ini? Apakah juga mendapatkan hasil yang sama?

Perlu kita ketahui bahwa setiap amal shalih membawa pengaruh baik kepada pelaku-pelakunya. Pengaruh ini akan semakin besar sesuai dengan keikhlasan dan kebenaran amalan tersebut. Dan pernahkah kita bertanya, “apakah manfaat dari shalatku?” atau “sudahkah aku merasakan manfaat shalat?”

Imam Hasan al-Bashri pernah mengatakan: “Wahai, anak manusia. Shalat adalah yang dapat menghalangimu dari maksiat dan kemungkaran. Jika shalat tidak menghalangimu dari kemaksiatan dan kemungkaran, maka hakikatnya engkau belum shalat”.[1]

Dari nasihat beliau ini, kita bisa memahami bahwa shalat yang dilakukan secara benar akan membawa pengaruh positif kepada pelakunya. Dan pada kesempatan ini, marilah kita mempelajari manfaat-manfaat shalat. Kemudian kita tanyakan kepada diri sendiri, sudahkah aku merasakan manfaat shalat?

1. Shalat Adalah Simbol Ketenangan.
Shalat menunjukkan ketenangan jiwa dan kesucian hati para pelakunya. Ketika menegakkan shalat dengan sebenarnya, maka diraihlah puncak kebahagiaan hati dan sumber segala ketenangan jiwa. Dahulu, orang-orang shalih mendapatkan ketenangan dan pelepas segala permasalahan ketika mereka tenggelam dalam kekhusyu'kan shalat.

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud rahimahullah dalam Sunan-nya:
Suatu hari ‘Abdullah bin Muhammad al-Hanafiyah pergi bersama bapaknya menjenguk saudara mereka dari kalangan Anshar. Kemudian datanglah waktu shalat. Dia pun memanggil pelayannya,”Wahai pelayan, ambillah air wudhu! Semoga dengan shalat aku bisa beristirahat,” kami pun mengingkari perkataannya. Dia berkata: “Aku mendengar Nabi Muhammad bersabda,’Berdirilah ya Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat!’."[2]

Marilah kita mengintrospeksi diri, sudahkah ketenangan seperti ini kita dapatkan dalam shalat-shalat kita? Sudah sangat banyak shalat yang kita tunaikan, tetapi pernahkah kita berfikir manfaat shalat ini? Atau rutinitas shalat yang kita tegakkan sehari-hari?

Suatu ketika seorang tabi’in yang bernama Sa'id bin Musayib mengeluhkan sakit di matanya. Para sahabatnya berkata kepadanya: "Seandainya engkau mau berjalan-jalan melihat hijaunya Wadi 'Aqiq, pastilah akan meringankan sakitmu," tetapi ia menjawab: "Lalu apa gunanya aku shalat 'Isya` dan Subuh?"[3]

Demikianlah, generasi terdahulu dari umat ini memposisikan shalat dalam kehidupan mereka. Bagi mereka, shalat adalah obat bagi segala problematika. Dengan hati mereka menunaikan shalat, sehingga jiwa menuai ketenangan dan mendapatkan kebahagiaan.

2. Shalat Adalah Cahaya.
Ambillah cahaya dari shalat-shalat kita. Ingatlah, cahaya shalat bukanlah cahaya biasa. Dia cahaya yang diberikan oleh Penguasa alam semesta ini. Diberikan untuk menunjuki manusia ke jalan yang lurus, yaitu jalan ketaatan kepada Allah Rabul 'alamin.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari sahabat Abu Mâlik al-'Asy'ari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: والصلاة نور (dan shalat itu adalah cahaya). Oleh karena itu, marilah menengok diri kita, sudahkah cahaya ini menerangi kehidupan kita? Dan sungguh sangat mudah jika kita ingin mengetahui apakah shalat telah mendatangkan cahaya bagi kita? Yakni dapat lihat, apakah shalat membawa ketaatan kepada Allah dan menjauhkan kita dari bermaksiat kepada-Nya? Jika sudah, berarti shalat itu telah menjadi sumber cahaya bagi kehidupan kita. Inilah cahaya awal yang dirasakan manusia di dunia. Dan kelak di akhirat, ia akan menjadi cahaya yang sangat dibutuhkan, yang menyelamatkannya dari berbagai kegelapan sampai mengatarkannya kepada surga Allah Subhanahu wa Ta’ala .

3. Shalat Sebagai Obat Dari Kelalaian.
Lalai adalah penyakit berbahaya yang menimpa banyak manusia. Lalai mengantarkan manusia kepada berbagai kesesatan, bahkan menjadikan manusia tenggelam di dalamnya. Mereka akan menanggung akibat dari kelalaian yang mereka ambil di dunia maupun di akhirat kelak. Sehingga lalai menjadi penutup yang menutupi hati manusia. Hati yang tertutup kelalaian, menyebabkan kebaikan akan sulit sampai padanya. Tetapi menegakkan shalat sesuai dengan syarat dan rukunnya, dengan menjaga sunnah dan khusyu di dalamnya, insya Allah akan menjadi obat paling mujarab dari kelalaian ini, membersihkan hati dari kotoran-kotorannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ

Dan sebutlah (nama) Rabbmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. [al-A'ra/7:205].

Berkata Imam Mujahid: "Waktu pagi adalah shalat Subuh dan waktu petang adalah shalat ‘Ashar".

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ حَافَظَ عَلَى هَؤُلاَءِ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوْبَاتِ لَمْ يُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِيْنَ رواه ابن خزيمة وابن حبان

Barang siapa yang menjaga shalat-shalat wajib, maka ia tidak akan ditulis sebagai orang-orang yang lalai.[4]

4. Shalat Sebagai Solusi Problematika Hidup.
Sudah menjadi sifat dasar manusia ketika dia tertimpa musibah dan cobaan, dia akan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahannya. Maka tidak ada cara yang lebih manjur dan lebih hebat dari shalat. Shalat adalah sebaik-baik solusi dalam menghadapi berbagai macam cobaan dan kesulitan hidup. Karena tidak ada cara yang lebih baik dalam mendekatkan diri seseorang dengan Rabbnya kecuali dengan shalat. Rasulullah dalam sabdanya mengucapkan:

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ رواه مسلم

Posisi paling dekat seorang hamba dengan Rabbnya yaitu ketika dia sujud, maka perbanyaklah doa. [HR Muslim]. [5]

Inilah di antara manfaat shalat yang sangat agung, mendekatkan hamba dengan Dzat yang paling ia butuhkan dalam menyelesaikan problem hidupnya. Maka, kita jangan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Jangan sampai kita lalai dalam detik-detik shalat kita. Jangan pula terburu-buru dalam shalat kita, seakan tidak ada manfaat padanya.

Shalat bisa menjadi sarana menakjubkan untuk mendatangkan pertolongan dan dukungan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam kisah Nabi Yunus Alaihissallam, Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan:

فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. [ash-Shafât/37:143-144].

Sahabat Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhu menafsirkan "banyak mengingat Allah", yaitu, beliau termasuk orang-orang yang menegakkan shalat,[6]

Sahabat Hudzaifah Radhiyallahu anhu pernah menceritakan tentang Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى. رواه أبو داود

Dahulu, jika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tertimpa suatu urusan, maka beliau melaksanakan shalat. [HR Abu Dawud].[7]

5. Shalat Mencegah Dari Perbuatan Keji Dan Mungkar.
Sebagaimana telah kita fahami, bahwasanya shalat akan membawa cahaya yang menunjukkan pelakunya kepada ketaatan. Bersamaan dengan itu, maka shalat akan mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana hal ini difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala :

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Al-Qur`an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [al-'Ankabût/29:45].

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu ‘Abbas mengatakan: “Dalam shalat terdapat larangan dan peringatan dari bermaksiat kepada Allah".[8]

6. Shalat Menghapuskan Dosa.
Shalat selain mendatangkan pahala bagi pelakunya, juga menjadi penghapus dosa, membersihkan manusia dari dosa-dosa yang pernah dilakukannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ قَالُوا لَا يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا قَالَ فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا

"Apa pendapat kalian, jika di depan pintu salah seorang dari kalian ada sungai (mengalir); dia mandi darinya lima kali dalam sehari, apakah tersisa kotoran darinya?” Para sahabat menjawab: “Tidak akan tertinggal kotoran sedikitpun”. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Demikianlah shalat lima waktu, Allah menghapuskan dengannya kesalahan-kesalahan”. [HR Bukhâri dan Muslim]

Inilah sebagian manfaat shalat yang tak terhingga banyaknya, dari yang kita ketahui maupun yang tersimpan di sisi Allah. Oleh karena itu, marilah menghitung diri kita masing-masing, sudahkah di antara manfaat-manfaat tersebut yang kita rasakan? Ataukah kita masih menjadikan shalat sebagai salah satu rutinitas hidup kita? Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang dicela Allah dalam firman-Nya:

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. [al-Mâ'ûn/107:4-5].

Semoga Allah memasukkan kita ke dalam golonagn hamba-hambanya yang menegakkan shalat, dan memetik buahnya dari shalat yang kita kerjakan.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XII/1430H/2009M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
_______
Footnote
[1]. Ad-Dur al-Mantsur, 6/466.
[2]. Abu Dawud, Bab Shalat 'Atamah.
[3]. Lihat Syu'abul-Iman, 6/443.
[4]. Ibnu Khuzaimah, Bab: Jima'u Abwab Shalat. Lihat juga Silsilah Shahîhah, 657.
[5]. Muslim, Kitabush-Shalat, Bab: Ma Yuqaalu 'inda Ruku' wa Sujud.
[6]. Ibnu Katsir, 7/39.
[7]. Abu Dawud, Bab: Waqtu Qiyamin-Nabi.
[8]. Ath-Thabari, 20/41.