Kamis, 07 Mei 2020

Jangan Salah Pilih Pasangan

Kisah inspiratif penuh ibroh

Korset

LSO & TLSO Korset Korset tulang belakang pinggang & punggung. Alat bantu rehab medik untuk tulang belakang: 🔴Habis jatuh 🔴kecetit 🔴syaraf kejepit 🔴 osteoporosis (tulang keropos) 🔴DLL Ready warna hitam & coklat. Ukuran S-XXL & custom (sesuai pesanan) LSO korset 250.000 TLSO korset 350.000 📦Siap kirim seluruh negeri insyaaAllah wa.me/+628993195055

Minggu, 16 Juni 2019

DENGARKAN INI WAHAI PARA PEMFITNAH

" DENGARKAN INI WAHAI PARA PEMFITNAH MANHAJ SALAF..."!!!

Saya ingatkan kepada para da'i dan ustadz yang masih membenci dakwah yang mulia ini.
Yang memfitnah, menuduh dengan tuduhan yang kejam. Membohongi Umat dengan cerita-cerita dan kisah-kisah yang bohong dan dibuat-buat. Hendaklah kalian merasa takut kepada Allah. Ingatlah kita semua akan dikembalikan kepada Allah Azza wa Jalla, ingatlah bahwa kita semua pasti akan ditanya tentang apa yang kita telah katakan dan kita ucapkan, juga akan ditanya tentang apa yang kita perbuat dan yang kita tulis. Esok hari, kalian akan berdiri di hadapan Allah yang maha perkasa. Amal-amal kalian akan dihisab dan kalian akan memikul dosa-dosa orang yang kalian sesatkan, dan di hari itu orang-orang yang dzalim akan mengetahui kemana tempat mereka kembali.

Allah Berfirman,

لِيَحْمِلُوْۤا اَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَّوْمَ الْقِيٰمَةِ ۙ  وَمِنْ اَوْزَارِ الَّذِيْنَ يُضِلُّوْنَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ  اَ لَا سَآءَ مَا  يَزِرُوْنَ

"(ucapan mereka) menyebabkan mereka pada hari Kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara sempurna, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, alangkah buruknya (dosa) yang mereka pikul itu."
(QS An Nahl, Ayat 25)

📝Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Sabtu, 15 Juni 2019

NASIHAT SEORANG SHAHABAT KEPADA BUAH HATINYA

FAWAID SOLO:
FAIDAH-FAIDAH TARBIYAH DARI NASIHAT SEORANG SHAHABAT KEPADA BUAH HATINYA

قَالَ عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ لِابْنِهِ :

يَا بُنَيَّ إِنَّكَ لَنْ تَجِدَ طَعْمَ حَقِيقَةِ الْإِيمَانِ حَتَّى تَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ ، وَمَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺَ يَقُولُ :

 إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ لَهُ : اكْتُبْ قَالَ : رَبِّ وَمَاذَا أَكْتُبُ ؟ قَالَ : اكْتُبْ مَقَادِيرَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ

 يَا بُنَيَّ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ :

مَنْ مَاتَ عَلَى غَيْرِ هَذَا فَلَيْسَ مِنِّي " .

Ubadah bin Shamit –radhiallahu ‘anhu- berkata kepada putranya:

“Wahai bunayya (Ananda) sungguh engkau tidak akan mendapat rasa inti dari iman sampai kamu memahami bahwa apa yang kamu dapat tidak akan luput darimu dan apa yang luput darimu tidak akan datang kepadamu.

------ Aku mendengar Rasulullah –ﷺ- bersabda:

"Sesungguhnya awal makhluk yang Allah ciptakan adalah al-qalam(pena) lalu Allah berfirman kepadanya: “Tulislah!”

Ia berkata: “Wahai Rabb-ku apa yang akan aku tulis?”

Allah berfirman: “Tulislah ketetapan(takdir) segala sesuatu sampai tegaknya kiamat.” -------

Wahai Ananda sungguh aku telah mendengar Rasulullah -ﷺ- bersabda:

مَنْ مَاتَ عَلَى غَيْرِ هَذَا فَلَيْسَ مِنِّي

“Siapa yang meninggal dunia di atas selain (keyakinan) ini maka ia bukan termasuk golongan kami.”

[H.R. Abu Dawud, At-Tirmidzy, dan selainnya. Dishahihkan Asy-Syaikh al-Albaniy dalam al-Misykah (1/ 34) dan Asy-Syaikh Muqbil dalam al-Jami’us Shahih fil Qadar (102 – 103), rahimahumullah.]

💡 Diantara faidah-faidah hadits ini:

1. Lemah-lembut kepada anak ketika menasihati dengan memanggil panggilan yang menunjukkan kasih sayang.

2. Panggilan yang lembut akan melunakkan hati anak ketika diberi nasihat.

3. Membimbing anak kepada suatu hukum disertai dalilnya.

4. Dengan menjelaskan dalil maka anak akan terbiasa beramal dengan mengikuti dalil.

5. Beramal dengan dalil menjadikan anak mencintai Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wasallam- yang beliau adalah Imam yang harus diikuti dan wajib mengambil arahan-arahannya.

6. Mengikat anak dengan dalil yang bersumber dari Kitabullah dan Sunnah Rasululllah –shalallahu ‘alaihi wasallam-.

7. Kekeliruan sebagian orangtua yang mengarahkan kepada anak-anaknya kepada suatu hukum tanpa membuat ikatan dengan sumber hukum tersebut yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.

8. Orangtua berkewajiban memberi tuntunan kepada anaknya untuk bertakwa kepada Allah dan berpegang teguh dalam mengamalkan nilai-nilai agama, akidah yang shahihah, dan akhlak yang fadhilah(utama).

9. Orangtua terus menasihati anak kepada kebaikan sampai akhir hayatnya. Ubadah bin Shamit -radhiallahu 'anhu- memberi nasihat dengan hadits tersebut menjelang wafatnya beliau, sebagainya diriwayatkan al-Imam Ahmad dalam musnadnya.

📚 Sumber Rujukan:

▪القول المفيد على كتاب التوحيد – الشيخ محمد بن صالح العثيمين
▪مجموع فتاوى ورسائل – الشيخ العثيمين
▪إعانة المستفيد بشرح كتاب التوحيد – الشيخ صالح الفوزان

#Tarbiyah Ahlussunnah dibawah Naungan  Al-Qur’an dan Sunnah

📑 Penulis: Al-Ustadz Abu Yahya al-Maidany hafidzahullah

●Channel Telegram ForumBerbagiFaidah [FBF]
◎◎◎◎◎◎◎◎◎
📖 Arsip Fawaid Ilmiyah:
https://telegram.me/fawaidsolo

●●●●●●●●●

Jumat, 14 Juni 2019

Kunci Sukses Dunia Akherat

Kunci Sukses Dunia Akherat

Abu Ubaidah As Sidawi

"Sesungguhnya semangat beramal yang disertai niat yang tulus pasti akan membuahkan buah-buah manis. Dan kunci semua itu adalah selalu sabar apapun kondisinya.

Sebaliknya,  kunci kegagalan adalah bosan dan mengeluh. Puncaknya adalah kosongnya keikhlasan".

(Surat Syeikh Abdur Rahman As Sa'di kepada murid beliau Syeikh Ibnu 'Aqil,  sebagaimana dalam Al Ajwibah An Nafi'ah 'anil Masail Waqi'ah hlm.  38).

Kesimpulannya,  kunci sukses adalah:
1. Niat yg lurus
2. Semangat
3. Doa
4. Sabar
5. Istiqomah

Jika 5 kunci ini bisa terlaksana,  yakinlah kamu akan sukses dunia akherat.

Selasa, 28 Mei 2019

KECANDUAN

*📚 F a e d a h :*

*KECANDUAN DOSA BISA BERUJUNG SUUL KHATIMAH*

Al Imam Ibnu Rajab -rahimahullah- berkata :

قَالَ عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي رَوَّادٍ : حَضَرْتُ رَجُلًا عِنْدَ الْمَوْتِ يُلَقَّنُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَقَالَ فِي آخِرِ مَا قَالَ: هُوَ كَافِرٌ بِمَا تَقُولُ، وَمَاتَ عَلَى ذَلِكَ، قَالَ فَسَأَلْتُ عَنْهُ، فَإِذَا هُوَ مُدْمِنُ خَمْرٍ.

Abdul Aziz bin Abu Rowad berkata, “Aku telah menghadiri seseorang saat sekaratul mautnya, lalu ditalqin dengan kalimat Laa Ilaha Illallah, maka akhir yang diucapkannya, ia kufur terhadap apa yang engkau ucapkan tersebut dan ia pun mati diatas keadaan  itu. Maka aku bertanya tentangnya, dan ternyata dia adalah orang yang kecanduan minuman keras”

فَكَانَ عَبْدُ الْعَزِيزِ يَقُولُ: اتَّقُوا الذُّنُوبَ، فَإِنَّهَا هِيَ الَّتِي أَوْقَعَتْهُ. وَفِي الْجُمْلَةِ: فَالْخَوَاتِيمُ مِيرَاثُ السَّوَابِقِ، فَكُلُّ ذَلِكَ سَبَقَ فِي الْكِتَابِ السَّابِقِ، وَمِنْ هُنَا كَانَ يَشْتَدُّ خَوْفُ السَّلَفِ مِنْ سُوءِ الْخَوَاتِيمِ، وَمِنْهُمْ مَنْ كَانَ يَقْلَقُ مِنْ ذِكْرِ السَّوَابِقِ.

Abdul Aziz (juga) berkata, 'Takutlah akan dosa karena dialah yang telah menjatuhkan mu (dalam kebinasaan), Secara umum penutup penutup amal pastilah merupakan akibat dari amal amal perbuatan yang telah lalu, dan semua itu telah didahului oleh ketetapan didalam catatan lauhul mahfudz, dan karena itulah para Salafus shalih sangat takut kepada penutup penutup amal yang buruk, sehingga diantara mereka ada yang gundah dengan amal amal yang telah mereka lakukan sebelumnya.

وَقَدْ قِيلَ: إِنَّ قُلُوبَ الْأَبْرَارِ مُعَلَّقَةٌ بِالْخَوَاتِيمِ، يَقُولُونَ: بِمَاذَا يُخْتَمُ لَنَا؟ وَقُلُوبُ الْمُقَرَّبِينَ مُعَلَّقَةٌ بِالسَّوَابِقِ، يَقُولُونَ: مَاذَا سَبَقَ لَنَا.

Dikatakan hati orang orang yang baik tertambat pada amal amal penutup. Mereka biasa mengatakan, “Dengan apa amalan amalan kita akan ditutup?”, lalu hati hati orang yang didekatkan kepada Allah tertambat kepada amal amal yang telah lalu, mereka berkata, “amal apa saja yang telah kita lakukan?”

KETAKUTAN PARA SALAF AKAN SUUL KHATIMAH

وَكَانَ سُفْيَانُ يَشْتَدُّ قَلَقُهُ مِنَ السَّوَابِقِ وَالْخَوَاتِيمِ، فَكَانَ يَبْكِي وَيَقُولُ: أَخَافُ أَنْ أَكُونَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا، وَيَبْكِي، وَيَقُولُ: أَخَافُ أَنْ أُسْلَبَ الْإِيمَانَ عِنْدَ الْمَوْتِ.

Sufyan As Tsauri senantiasa gundah dengan amal amal perbutan yang telah beliau lakukan dan juga gundah dengan penutup penutup amal, maka beliau kadang menangis dan berkata, 'Aku khawatir kalau aku tercatat di lauhul mahfudz sebagai orang yang celaka'. Dan beliau juga kadang menangis dan berkata, 'Aku khawatir iman akan dicabut dari diriku ketika kematian menjelang'

وَمِنْ هُنَا كَانَ الصَّحَابَةُ وَمَنْ بَعْدَهُمْ مِنَ السَّلَفِ الصَّالِحِ يَخَافُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمُ النِّفَاقَ وَيَشْتَدُّ قَلَقُهُمْ وَجَزَعُهُمْ مِنْهُ، فَالْمُؤْمِنُ يَخَافُ عَلَى نَفْسِهِ النِّفَاقَ الْأَصْغَرَ، وَيَخَافُ أَنْ يَغْلِبَ ذَلِكَ عَلَيْهِ عِنْدَ الْخَاتِمَةِ، فَيُخْرِجُهُ إِلَى النِّفَاقِ الْأَكْبَرِ، كَمَا تَقَدَّمَ أَنَّ دَسَائِسَ السُّوءِ الْخَفِيَّةِ تُوجِبُ سُوءَ الْخَاتِمَةِ،

Inilah sebabnya para Sahabat dan As Salafus Shalih yang datang setelah mereka, takut kemunafikan mendera diri mereka, sehingga mereka sangat gundah dan takut karenanya. Karena itu, orang mu’min khawatir sekali bila kemunafikan yang kecil menghinggapi dirinya, lalu kemunafikan yang kecil itu akan mendominasi dirinya ketika kematian menjelang, sebagai mana yang telah disinggung bahwa keburukan keburukan yang tersembunyi dapat menyebabkan penutup hidup yang buruk.

DO'A AGAR DI TEGUHKAN DIATAS HIDAYAH

وَقَدْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ فِي دُعَائِهِ: " «يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ " فَقِيلَ لَهُ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ، فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا؟ فَقَالَ: " نَعَمْ إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ شَاءَ» وَفِي هَذَا الْمَعْنَى أَحَادِيثُ كَثِيرَةٌ.

Nabi shalallahu alaihi wasallam sendiri sering kali mengucapkan dalam doanya, “Wahai Dzat yang membolak balikan hati, teguhkan hatiku diatas agama Mu. Hingga pernah ditanyakan kepada beliau, wahai nabiyullah kami beriman kepada engkau dan kepada ajaran yang engkau bawa, maka apakah engkau khawatir kepada kami ? maka beliau bersabda, “Iya karena sesungguhnya hati manusia itu berada diantara dua jari Allah ‘Azza wajalla yang Dia bolak balikan sebagaimana yang Dia kehendaki. Dan hadits yang semakna dengan ini sangatlah banyak. (Dinukil dari Jaami'ul 'Ulum Wal Hikam, karya ibnu Rojab al Hanbali -rahimahullah-)

*✍ Abu Ghozie As Sundawie*

Senin, 20 Mei 2019

MENGENAI KONDISI POLITIK KINI

*Harapan & Uneg-Uneg Mengenai Kondisi Politik Kini*

*Oleh:* _Ustadz Abu Ubaidah as-Sidawy_

Bismillah. Melihat situasi politik akhir-akhir ini,  izinkanlah kami menuangkan uneg-uneg kami yang menginginkan keamanan dan kedamaian negeri ini.

1. Kepada para penyelenggara Pemilu,  hendaknya kalian takut kepada Allah, dan berani untuk jujur, adil dan amanah,  jangan sekali-kali berbuat curang dan berkhianat,  karena ketidakjujuran adalah sumber kerusakan & kekacauan. 
Takutlah kepada Allah & jangan takut kepada selainNya.  Ingatlah bahwa kalian semua akan berdiri dalam pengadilan Allah di akherat.  Ingatlah bahwa dunia ini hanyalah sesaat.

2. Kepada pemerintah,  aparat kepolisian,  dan tentara Indonesia,  hendaknya melaksanakan tugasnya untuk menjaga stabilitas keamanan negeri ini dan mengayomi rakyat dg penuh keikhlasan dan kesabaran. 
Janganlah kalian menyalahgunakan wewenang yang dipikulkan di pundak kalian, sehingga ada satu nyawa yang hilang sia sia.
Ingatlah senjata yang dititipkan kepada kalian akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.
Ingatlah bahwa Jabatan dan tahta dunia hanyalah sementara sedangkan akherat lah yang kekal nan abadi.

3. Kepada rakyat indonesia semuanya, hendaknya kita mengerem diri dari emosi dan tidak terpancing provokasi.
Janganlah gegabah dalam bertindak sehingga terjadi hal-hal yang akan kita tangisi dan sesali di kemudian hari.
Ingatlah bahwa kita sekarang di bulan suci yang mengajarkan kita untuk pandai mengendalikan diri. Sungguh,  bersabar atas kedzaliman pemimpin jauh lebih baik daripada hilangnya nyawa dan tertumpahnya darah.

4. Untuk para elit,  para tokoh,  para ulama dan kyai,  mari kita sejukkan suasana negeri dan jangan menyalakan api provokasi.
Marilah kita merangkul pemerintah,  penyelenggara dan oposisi untuk duduk bersama menjaga kedamaian negeri.

5. Marilah kita sibukkan diri kita semua dengan banyak ibadah di bulan suci ini terutama doa.  Marilah kita semua banyak berdoa kepada Allah agar menjaga negeri ini dari segala fitnah dan kerusakan,  sebagaimana kita berdoa kepada Allah agar memilihkan pemimpin yang terbaik untuk kita.

Intinya,  harapan saya kepada para pemerintah dan penyelenggara untuk menegakkan keadilan dan kejujuran dan kepada rakyat untuk bersabar dan tidak terprovokasi. Semua itu demi keamanan di negeri ini.

Ini hanyalah coretan dan goresan yang keluar dari hati tulus seorang hamba yang menginginkan kebaikan untuk negeri ini. 
Abaikan tulisan ini jika anda tidak setuju dan share jika anda menyetujuinya.

SHOLAT DENGAN 1 KAKI

بسم الله
#Kisah Mengharukan oleh Syaikh...

Oleh : Ustadz Abu Irbadh hafizahullah.

Terlalu banyak faedah yg bisa dipetik dari pelajaran "AsSyaikh 'Abddurrazak bin Abdul Muhsin  Al Badr Hafizahullah" pada hari ini (Ahad, 7 Ramadhan 1440 H ) , namun saya ingin berbagi faedah yang sangat mengharuhkan sampai - sampai sang qory ( yang bertugas membaca kitab yg sementara disyarah/dijelaskan oleh syaikh ) menangis lalu kemudian syaikh menutup majlisnya karena sang qory tidak bisa melanjutkan bacaannya.
Apa yang membuat sang qory terharu dan menangis bahkan hampir seluruh orang yang hadir menangis...???

Ceritanya adalah sebagai berikut :

Ditengah-tengah penjelasan AsSyaikh tentang firman Allah yang mengabadikan ucapan nabi Sulaiman dalam Qur'an surat (an-naml : 40) Nabi Sulaiman 'alaihissalam berkata ketika Allah berikan kerajaan kekuasan dan kemudahan segala urusan:

هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ.

"Ini adalah keutamaan / pemberian dari rabku untuk mengujiku apakah saya termasuk orang yang bersyukur atau justru menjadi orang yang kufur nikmat".

Kata beliau Hafizahullah ta'ala:" ucapan Nabi Sulaiman ini menjadi berkah karena Allah abadikan dalam Al-Qur'an dan banyak manusia yang memetik manfaat darinya, betapa banyak orang yang diberkahi oleh Allah Azza Wa Jalla, dari ucapannya bahkan terkadang seseorang tidak berucap namun perbuatannya /amalannya pun barokah,....#MasyaAllah...

"Saya ( AsSyaikh) akan ceritakan sebuah kisah dari pengalaman pribadiku dengan seseorang yang saya tidak kenal, saya tidak tau namanya bahkan saya tidak tahu apakah dia masih hidup sekarang atau sudah meninggal namun dia berkebangsaan Indonesia,...Alhamdulillah...

"Beberapa tahun lalu di masjid ini ( masjid Nabawiy ), ketika sepuluh malam terakhir dari bulan ramadhan saya solat tarwih di akhir malam bersama imam, dan dimalam itu imamnya membaca kurang lebih 3,5 juz...Allahu Akbar... Di depan saya langsung ( tanpa ada pembatas saya dengan dia ) ada orang Indonesia berdiri solat dalam keadaan "kakinya puntung sampai lutut"... Subhanallah...sehingga hanyalah bertumpu dgn hanya 1 kaki tanpa tongkat sampai menyelesaikan seluruh juz yang dibaca oleh imam dan tidak duduk sedikitpun,... demi Allah.. demi Allah ...demi Allah... saya saksikan sendiri dengan mata kepala dihadapan saya dan Allah yang menjadi saksi atas kisah ini, Hal tersebut membuatku semangat sampai sekarang untuk beribadah karena pemandangan tersebut dari orang yang saya tidak kenal bahkan saya tidak pernah ngobrol dengannya. Semoga Allah membalas pahala orang tersebut dengan pahala yang berlipat ganda yang saya bisa memetik manfaat dari amalannya..."

Kata beliau "Syaikh Hafizahullah" yang menjadi penghalang dalam beribadah kepada Allah bukanlah Anggota badan yang lemah/cacat namun karena "cacat" atau "penyakit" yang dalam dalam "hati", betapa banyak orang kuat namun tidak mampu bangun untuk solat subuh bahkan ikut perlombaan lari maraton namun tidak bisa melangkahkan kakinya ke masjid untuk shalat berjamaah...Laa Haula walaa quwwata Illa Billah....

Setelah menceritakan kisah dia atas sang qory menangis tak sanggup lagi melanjutkan...yang Akhirnya "Syaikh" lantas menutup majlis dengan doa kaffaratul majlis... Subhanallah...

Semoga bermanfaat bagi kita semua dan kita bisa memetik pelajaran dari kisah di atas.

Masjid nabaway ba'da ashar ahad tgl 07 ramadhan 1440 H.
Penyusun : Ustad Abu Irbadh hafizahullah.
Semoga kita semua senantiasa diberikan Taufik... Aamiin...

BERSAMA RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM MEMBACA AL-QUR’AN

*BERSAMA RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM MEMBACA AL-QUR’AN*

Tentang Al-Qur`ân, selain menyampaikan kandungan maknanya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyampaikan *cara membacanya yang baik dan benar.* Tak terhitung berapa banyak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan bacaan Al-Qur`ân kepada para sahabat. Sebab, aktifitas shalat tidak lepas dari bacaan yang dikeraskan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala memeritahkan Rasul-Nya untuk membaca Al-Qur`ân *dengan tartil.* Maksudnya, semaksimal mungkin *memperjelas bacaannya*.
Demikian keterangan Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma. Dari situ, para ulama bersepakat sunnahnya membaca Al-Qur`ân dengan tartil.
📚[At-Tibyân, hlm. 93].

Ummul-Mu`minin Ummu Salamah Radhiyallahu anhuma menceritakan cara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al-Qur`ân.

Katanya: “Nabi memutus-mutus bacaannya. Beliau membaca
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ”
dan berhenti. Kemudian membaca
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
dan berhenti ……”.

Demikianlah sifat bacaan Al-Qur`ân beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam , *berhenti di setiap akhir ayat,* tidak menyambungnya dengan ayat selanjutnya.[2]

Bacaan yang sekarang diistilahkan dengan *mad wajib muttashil,* beliau *membacanya dengan panjang.*
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu pernah mengajarkan kepada seorang laki-laki membaca.
Orang itu membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berikut ini:

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ

dengan pendek. Maka Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu menegur: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam *tidak* membacakannya seperti itu kepadaku”.

Lelaki itu bertanya: “Bagaimana beliau membacakannya kepadamu, wahai Abu ‘Abdir-Rahmân?”

Lantas Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu *membacanya dengan panjang.*
📚[Ash-Shahîhah, no. 2237].[3]

*Seberapa tinggikah suara Rasulullah* Shallallahu ‘alaihi wa sallam saat membaca Kalamullah?

Dalam hal ini, ‘Abdullah bin Abi Qais Radhiyallahu anhu pernah menanyakannya kepada ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma :
“Apakah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu mengecilkan suara atau mengeraskannya?”

‘Aisyah Radhiyallahu anhuma menjawab: *“Semua itu pernah dilakukannya.* Terkadang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengecilkan suaranya, dan suatu waktu mengeraskan suaranya (dalam membaca Al-Qur`ân)”.

Aku berkata: “Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menjadikan kelonggaran pada masalah ini”.
📚 [Mukhtashar Syamâ`il, no. 271].

Suatu kali, ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu pernah diminta oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membacakan surat di hadapannya. Tak pelak lagi, jika hati sahabat itu dipenuhi rasa keheranan, kenapa diminta membacakan Al-Qur`ân oleh insan yang Al-Qur`ân diturunkan kepadanya?! Untuk menepis kebingungan Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

إِنِّي أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِي

Sesungguhnya aku suka mendengarkannya dari selainku

Fakta juga menunjukkan, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membaca *satu ayat dengan diulang-ulang.* Peristiwa ini diberitakan oleh Mu’awiyyah bin Qurrah Radhiyallahu anhu. Dia sempat menyaksikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat al-Fathu ayat 1-2 pada hari penaklukan kota Makkah. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca dan mengulang-ulanginya. Mu’awiyyah bin Qurrrah lantas berkata: “Kalau seandainya orang-orang tidak berkumpul mengelilingiku, niscaya aku akan menirukan suara atau gaya bacaannya”.
📚 [Mukhtashar asy-Syamâ`il, no. 273].

*Tujuan utama* dalam membaca Al-Qur`ân, yaitu untuk *tadabbur,* supaya berpengaruh secara positif bagi keimanan yang membacanya.
Bukan sekedar untuk berlomba. Dan juga, lantaran membaca Al-Qur`ân *termasuk dzikir yang paling afdhal.* Maka seyogyanya seseorang menekuninya, tidak melewatkan satu hari dan malam tanpa lantunan ayat-ayat Al-Qur`ân dari bibirnya.
📚 [Shahîh al-Adzkâr an-Nawawiyyah, 110].

Wallahul Muwaffiq.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun XII/1430H/2009M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_______
Footnote
[1]. Berhenti di setiap akhir ayat. Lihat Syaikh al-Albâni dalam Mukhtashar Syamâ`il.
[2]. Shifatu Shalatin-Nabiyyi, hlm. 68. Selanjutnya Syaikh al-Albâni berkata: “Ini merupakan sunnah yang belakangan ini telah ditinggalkan kebanyakan para qaari, apalagi orang-orang selain mereka”.
[3]. Dengan hadits ini, Imam Ibnul Jazari rahimahullah memandang wajibnya memanjangkan mad muttashil, seperti bentuk kata di atas Lihat ash-Shahîhah, 5/280.

Dikutip : https://almanhaj.or.id/3778-bersama-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam-membaca-al-quran.html

TIDURNYA ORANG YANG BERPUASA ADALAH IBADAH

*Tidurnya Orang yang Berpuasa adalah Ibadah*


Apakah benar *tidur orang yang berpuasa itu berpahala ?*
Apakah benar seperti itu?


Di bulan Ramadhan saat ini, kita sering mendengar ada sebagian da’i yang menyampaikan bahwa tidur orang yang berpuasa adalah ibadah. Bahkan dikatakan ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga dengan penyampaian semacam ini, orang-orang pun akhirnya *bermalas-malasan* di bulan Ramadhan bahkan mereka lebih senang tidur daripada melakukan amalan karena termotivasi dengan hadits tersebut.

Dalam tulisan yang singkat, kami akan mendudukkan permasalahan ini karena ada yang salah kaprah dengan maksud yang disampaikan dalam hadits tadi. Semoga Allah memudahkan dan menolong urusan setiap hamba-Nya dalam kebaikan.

*Derajat Hadits Sebenarnya*

Hadits yang dimaksudkan,

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ
“ *Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah.* Diamnya adalah tasbih. Do’anya adalah do’a yang mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipatgandakan.”

Perowi hadits ini adalah ‘Abdullah bin Aufi. Hadits ini dibawakan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 3/1437. Dalam hadits ini terdapat *Ma’ruf bin Hasan dan dia adalah perowi yang dho’if (lemah).* Juga dalam hadits ini terdapat *Sulaiman bin ‘Amr yang lebih dho’if dari Ma’ruf bin Hasan.*

Dalam riwayat lain, perowinya adalah ‘Abdullah bin ‘Amr. Haditsnya dibawakan oleh Al ‘Iroqi dalam Takhrijul Ihya’ (1/310) dengan *sanad hadits yang dho’if (lemah).*

*Kesimpulan:*
Hadits ini adalah hadits yang *dho’if.* Syaikh Al Albani dalam Silsilah Adh Dho’ifah no. 4696 mengatakan bahwa *hadits ini adalah hadits yang dho’if (lemah).*

*Tidur yang Bernilai Ibadah yang Sebenarnya*

Setelah kita menyaksikan bahwa hadits yang mengatakan “tidur orang yang berpuasa adalah ibadah” termasuk hadits yang dho’if (lemah), sebenarnya maknanya bisa kita bawa ke makna yang benar.
*Sebagaimana para ulama biasa menjelaskan suatu kaedah bahwa setiap amalan yang statusnya mubah (seperti makan, tidur dan berhubungan suami istri) bisa mendapatkan pahala dan bernilai ibadah apabila diniatkan untuk melakukan ibadah.*

Sebagaimana *An Nawawi* dalam Syarh Muslim (6/16) mengatakan,

أَنَّ الْمُبَاح إِذَا قَصَدَ بِهِ وَجْه اللَّه تَعَالَى صَارَ طَاعَة ، وَيُثَاب عَلَيْهِ

“Sesungguhnya perbuatan mubah, jika dimaksudkan dengannya untuk mengharapkan wajah Allah Ta’ala, maka *dia akan berubah menjadi suatu ketaatan dan akan mendapatkan balasan (ganjaran).”*
Jadi tidur yang bernilai ibadah jika tidurnya adalah demikian.

*Ibnu Rajab* pun menerangkan hal yang sama, “Jika makan dan minum diniatkan untuk menguatkan badan agar kuat ketika melaksanakan shalat dan berpuasa, maka seperti inilah yang akan bernilai pahala. Sebagaimana pula apabila seseorang berniat dengan tidurnya di malam dan siang harinya agar kuat dalam beramal, *maka tidur seperti ini bernilai ibadah.”*
📚(Latho-if Al Ma’arif, 279-280)

*Intinya, semuanya adalah tergantung niat.*

Jika niat tidurnya hanya malas-malasan sehingga tidurnya bisa seharian dari pagi hingga sore, *maka tidur seperti ini adalah tidur yang sia-sia.* Namun jika tidurnya adalah tidur dengan niat agar kuat dalam melakukan shalat malam dan kuat melakukan amalan lainnya, tidur seperti inilah yang bernilai ibadah.

Jadi ingatlah *“innamal a’malu bin niyaat”,* setiap amalan tergantung dari niatnya.

Semoga Allah menganugerahi setiap langkah kita di bulan Ramadhan penuh keberkahan. Segala puji bagi Allah yang dengan segala nikmatnya, segala kebaikan menjadi sempurna. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam, wal hamdu lillahi robbil ‘alamin.

*Rujukan:*
1. As Silsilah Adh Dho’ifah, Muhammad Nashiruddin Al Albani, Maktabah Al Ma’arif Riyadh, Asy Syamilah

2. Latho-if Al Ma’arif fil Mawaasim Al ‘Aam minal Wazho-if, Ibnu Rajab Al Hambali, Al Maktab Al Islamiy

3. Syarh Muslim, Abu Zakaria Yahya bin Syarf An Nawawi, Mawqi’ Al Islam, Asy Syamilah

4. http://www.dorar.net/enc/hadith/نوم الصائم /pt

***
Diselesaikan pada waktu ifthor, 2 Ramadhan 1430 H

✍🏼Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel www.rumaysho.com

BENCI BOLEH, TAPI MELAWAN DAN BERONTAK JANGAN

*KATA NABI, BENCI BOLEH, TAPI MELAWAN DAN BERONTAK JANGAN*

Dari Auf bin Malik dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ia bersabda,

خيار أئمتكم الذين تحبونهم ويحبونكم ويصلون عليكم وتصلون عليهم وشرار أئمتكم الذين تبغضونهم ويبغضونكم وتلعنونهم ويلعنونكم قيل يا رسول الله أفلا ننابذهم بالسيف فقال لا ما الصلاة وإذا رأيتم من ولاتكم شيئا تكرهونه فاكرهوا عمله ولا تنزعوا يدا من طاعة

“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah pemimpin yang kalian cintai, dan mereka pun mencintai kalian. Kalian mendo’akan mereka, mereka pun mendoakan kalian. Seburuk-buruk pemimpin kalian adalah yang kalian benci, mereka pun benci kepada kalian. Kalian pun melaknat mereka, mereka pun melaknat kalian”. Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah apakah kita perangi saja mereka dengan senjata?”. Nabi menjawab, “Jangan, selama mereka masih shalat. Bila kalian melihat sesuatu yang kalian benci dari pemimpin kalian, maka cukup bencilah perbuatannya, namun jangan kalian melepaskan tangan kalian dari ketaatan kepadanya” (HR. Muslim no. 1855).

Dari Ummu Salamah Hindun bintu Abi Umayyah radhiallahu’anha, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ستكونُ أمراءُ . فتعرفونَِ وتُنْكرونَ . فمن عَرِف بَرِئ . ومن نَكِرَ سَلِمَ . ولكن من رَضِي وتابعَ قالوا : أفلا نقاتلهُم ؟ قال : لا . ما صلوا

“Akan ada para pemimpin kelak. Kalian mengenal mereka dan mengingkari perbuatan mereka. Siapa yang membenci kekeliruannya, maka ia terlepas dari dosa. Siapa yang mengingkarinya, maka ia selamat. Namun yang ridha dan mengikutinya, itulah yang tidak selamat”. Para sahabat bertanya: “Apakah kita perangi saja pemimpin seperti itu?”. Nabi menjawab: “Jangan, selama mereka masih shalat” (HR. Muslim no. 1854).

Dari Hudzaifah Ibnul Yaman radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

«يَكُونُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لَا يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ، وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي، وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ» ، قَالَ: قُلْتُ: كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللهِ، إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ؟ قَالَ: «تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ، وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ، وَأُخِذَ مَالُكَ، فَاسْمَعْ وَأَطِعْ

“Akan datang sepeninggalku, para pemimpin yang tidak berjalan di atas petunjukku, tidak mengamalkan sunnahku, dan di tengah-tengah mereka akan berdiri orang-orang yang berhati setan dengan jasad manusia’. Hudzaifah bertanya lagi: ‘Lalu apa yang harus diperbuat wahai Rasulullah jika aku mendapati masa itu?’. Beliau berkata: ‘Engkau mendengar dan taat kepada pemimpin walau punggungmu di pukul dan hartamu dirampas, tetaplah mendengar dan taat’” (HR Muslim no.1847)

Terlalu banyak hadits-hadits yang seperti ini.
Tinggal kita, mau ingkari atau taati.
Apakah mau pakai emosi atau tunduk pada kalam Nabawi?
Semoga Allah beri taufik di hati setiap diri.

* Ustadz Yulian Purnama

Selasa, 14 Mei 2019

NIKMAT AMAN

Merawat Nikmat Keamanan Negeri

-----

Tidak ragu lagi bahwa keamanan merupakan kenikmatan besar dan kebutuhan primer bagi pribadi, masyarakat dan negara, bahkan keamanan bagi manusia lebih penting daripada kebutuhan pangan. Oleh karenanya, Nabi Ibrahim dalam do'anya lebih mendahulukan keamanan daripada pangan.

Allah berfirman:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُم بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ

"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian". (QS. Al-Baqarah: 126)

Nabi bersabda:

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِيْ سِرْبِهِ، مُعَافَى فِيْ جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوْتُ يَوْمِهِ، فَكَأنَّمَا حِيْزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

"Barangsiapa yang hidup secara aman perjalanannya, sehat badannya, memiliki makanan setiap harinya, maka seakan-akan terkumpul padanya nikmat dunia". (HR. Timidzi 2346, Ibnu Majah 4141. Lihat Shohihul Jami' 6042). 

Perhatikanlah, bagaimana keamanan lebih didahulukan daripada kebutuhan pangan, sebab mungkinkah seorang akan merasakan lezatnya makanana bila dia diselimuti oleh ketakutan dan kecemasan?!.

Maka tidak halal bagi seorang untuk mengusik keamanan yang sudah berjalan. Nabi bersabda:

لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا

"Tidak halal bagi seorang muslim untuk menakuti saudara muslim lainnya". (HR. Abu Dawud 5004 dan Ahmad 23064 dengan sanad shohih, dishahihkan al-Albani dalam Ghoyatul Marom 447).

Nabi juga bersabda:

مَنْ أَشَارَ إِلَى أَخِيهِ بِحَدِيدَةٍ فَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَلْعَنُهُ حَتَّى وَإِنْ كَانَ أَخَاهُ لأَبِيهِ وَأُمِّه

Barangsiapa yang mengisyaratkan kepada saudaranya dengan besi maka Malaikat akan melaknatnya sehingga dia meninggalkannya, sekalipun saudara satu bapak dan ibunya. (HR.  Muslim: 2616)

Aduhai, kalau mengisyaratkan dengan senjata saja tidak boleh, maka bagaimana kiranya dengan yang lebih besar dari itu? Fikirkanlah!.

Oleh: Ustadz Abu Ubaidah As Sidawi

Silahkan di share...
Semoga bermanfaat.

-----

Sabtu, 11 Mei 2019

WADAH ILMU

*BERSIHKANLAH WADAH ILMU YAITU HATI*

*Tolak ukur ilmu* sebenarnya bukan kecerdasan, bukan cepat lambatnya menghafal, bukan banyak sedikitnya hafalan.

Tapi ilmu diukur dari keindahan hati.
_Sudahkah hatinya terhiasi oleh cinta dan penghormatan kepada Allah dan Rasul-Nya? Sudahkah hatinya terwarnai oleh takut kepada murka dan siksa Allah? Sudahkah ilmu yang dia peroleh menjadikan hatinya ikhlas dalam setiap langkah ibadahnya?_

Karena kalau kita resapi firman Allah dan petuah-petuah para wali Allah seperti para sahabat, maka kita akan tahu bahwa sebenarnya *_ilmu ini adalah amalan hati._*

Allah ‘azza wa jalla berfirman,

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّـهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

*_“Sesunggunya hamba Allah yang paling takut kepadanya adalah ulama (orang-orang berilmu)”._*
(QS. Fatir: 28).

Ibnu Mas’ud رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ mengatakan,
_*"Cukuplah rasa takut kepada Allah adalah ilmu, dan cukuplah merasa aman dari azab Allah adalah kebodohan.* Ilmu itu bukan pada *banyaknya hafalan* (riwayat), akan tetapi ilmu itu adalah *khasyyah (rasa takut kepada Allah)"*._
(Al-Fawa'id, Ibnu Qayyim Al Jauziyah)

Noda hati sangat banyak. Namun, bila kita kerucutkan noda-noda itu sumbernya dua ini yaitu *_noda syahwat dan noda syubhat._*

*Syubhat* akan membuat seorang berada dalam lingkaran setan sementara dia tidak sadar. Bahkan sampai tahap dia menyangka berada dalam kebenaran, padahal tidak. *_Sehingga ilmu yang bermanfaat itu akan sangat sulit masuk._*

Allah ﷻ berfirman,

أَفَمَن كَانَ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّهِ كَمَن زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُم

_“Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan *orang yang (shaitan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?”.*_
(QS. Muhammad: 14).

_*“Orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah beralasan,*_
*_“Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”._*
_Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya”._
(QS. Az-Zumar: 3).

*Syahwat,* penyakit inilah yang akan mendorong seorang berbuat maksiat. Melihat kepada yang haram, berdusta, ghibah, menfitnah, dengki, mengadu domba, berjudi dan seluruh maksiat, sumbernya di syahwat *_sehingga susah untuk menyerap ilmu. Karena dosa-dosa akan mempergelap hati._*

Allah Ta’ala berfirman,

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

*_“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka”._*
(QS. Al Muthaffifin: 14).

Makna ayat di atas diterangkan dalam hadits berikut.

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah ﷺ beliau bersabda,
_*“Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan.* Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’”._
(HR. Tirmidzi).

Antara dua noda di atas, noda syubhat lebih parah dalam mempergelap hati daripada noda syahwat. *_Karena hati yang mengidap penyakit syubhat akan susah bertaubat, karena bahkan seringkali mereka mengira berada di atas kebenaran. Berbeda dengan hati yang mengidap penyakit syahwat ia akan lebih mudah bertaubat, karena nalurinya tetap menyadarkan bahwa yang dia lakukan adalah salah._*

Oleh karena itu iblis lebih semangat menyesatkan manusia melalui pintu syubhat daripada pintu syahwat meski memang keduanya adalah keburukan.

Semoga bermanfaat.
إِنْ شَاءَ اللّٰهُ

8 Rabiul Akhir 1440H/15 Des 2018M
#UstAhmadAnshori
@muslim.or.id

Selasa, 12 Februari 2019

KISAH SEORANG ISTRI YANG BISA MEMBUAT SUAMINYA TERGILA-GILA PADANYA..

*Kisah seorang istri yang bisa membuat suaminya tergila-gila padanya.."*

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Seorang Ayah bercerita pd anak perempuannya,

Suatu hari seorang wanita tua diwawancarai oleh seorang presenter dalam sebuah acara tentang rahasia kebahagiaannya yang tak pernah putus.

Apakah hal itu karena ia pintar memasak? Atau karena ia cantik? Atau karena ia bisa melahirkan banyak anak, ataukah karena apa?

Wanita itu menjawab :

“Sesungguhnya rahasia kabahagiaan suami istri
ada di tangan sang istri, tentunya setelah mendapat taufik dari Allah. Seorang istri mampu menjadikan rumahnya laksana surga, juga mampu menjadikannya neraka.

Jangan Anda katakan karena harta !
Sebab betapa banyak istri kaya raya namun ia rusak karenanya, lalu sang suami meninggalkannya.

Jangan pula Anda katakan karena anak-anak !
Bukankah banyak istri yang mampu melahirkan banyak anak hingga sepuluh namun sang suami tak mencintainya, bahkan mungkin menceraikannya.

Dan betapa banyak istri yang pintar memasak.
Di antara mereka ada yang mampu memasak hingga seharian tapi meskipun begitu ia sering mengeluhkan tentang perilaku buruk sang suami.”

Maka sang peresenter pun terheran, segera ia berucap:

“Lantas apakah rahasia nya..?”

Wanita itu menjawab:

“Saat suamiku marah dan meledak-ledak, segera aku diam dengan rasa hormat padanya. Aku tundukkan kepalaku dengan penuh rasa maaf.
Tapi janganlah Anda diam yang disertai pandangan mengejek, sebab seorang lelaki sangat cerdas untuk memahami itu.”

“Kenapa Anda tidak keluar dari kamar saja..?” tukas presenter.

Wanita itu segera menjawab:

“Jangan Anda lalukan itu! Sebab suamimu akan menyangka bahwa Anda lari dan tak sudi mendengarkannya. Anda harus diam dan menerima segala yang diucapkannya hingga ia tenang.
Setelah ia tenang, aku katakan padanya;
'Apakah sudah selesai?'
Selanjutnya aku keluar….
Sebab ia pasti lelah dan butuh istirahat setelah melepas ledakan amarahnya.
Aku keluar dan melanjutkan kembali pekerjaan rumahku.”

“Apa yang Anda lakukan?
Apakah Anda menghindar darinya dan tidak berbicara dengannya selama sepekan atau lebih?” tanya presenter penasaran.

Wanita itu menasehati :

“Anda jangan lakukan itu, sebab itu kebiasaan buruk. Itu senjata yang bisa menjadi bumerang buat Anda.
Saat Anda menghindar darinya sepekan sedang ia ingin meminta maaf kepada Anda, maka menghindar darinya akan membuatnya kembali marah.
Bahkan mungkin ia akan jauh lebih murka dari sebelumnya.”

“Lalu apa yang Anda lakukan..?” tanya sang presenter terus mengejar.

Wanita itu menjawab:

“Selang dua jam atau lebih, aku bawakan untuknya segelas jus buah atau secangkir kopi, dan kukatakan padanya, Silakan diminum.
Aku tahu ia pasti membutuhkan hal yang demikian, maka aku berkata-kata padanya seperti tak pernah terjadi sesuatu sebelumnya.”

“Apakah Anda marah padanya..?” ucap presenter dengan muka takjub.

Wanita itu berkata:

“Tidak...

Dan saat itulah suamiku mulai meminta maaf padaku dan ia berkata dengan suara yang lembut.”

“Dan Anda mempercayainya..?” ujar sang presenter.

Wanita itu menjawab :

“Ya. Pasti. Sebab aku percaya dengan diriku dan aku bukan orang bodoh.
Apakah Anda ingin aku mempercayainya saat ia marah lalu tidak mempercayainya saat ia tenang..?”

“Lalu bagaimana dengan harga diri Anda?” potong sang presenter.

*“Harga diriku ada pada ridha suamiku dan pada tentramnya hubungan kami.*
*Dan sejatinya antara suami istri sudah tak ada lagi yang namanya harga diri.*
*Harga diri apa lagi..?!!*
*Padahal di hadapan suami Anda, Anda telah lepaskan semua pakaian Anda!”*

Sumber : Ustadz Fairuz Ahmad

Kamis, 04 Oktober 2018

MUSIBAH

Surat Al Mulk 16-18
Poin 1
Allah diatas langit
Poin 2
Semua makhluk dalam pengawasan NYA
poin 3
Tidak ada keamanan bagi pelaku maksiat (sekecil apapun) dari azab NYA.
Poin 4
Azab Allah amat pedih

Jumat, 17 Agustus 2018

BERANI BEDA

💎 *BERANI BEDA SENDIRI!* 💎

Kalau di komplek anda, rumah anda paling gede sendiri, anda berani? Jelas berani bukan?
Kalau di desa anda, anda sendiri saja yang punya mobil, anda berani? Jelas berani bukan?
Kalau anda keluar rumah pakai model baju mahal terbaru yang cuma anda yang punya, jelas berani bukan?
Kalau anda tampil dengan rambut style kekinian sehingga jadi trend-setter di kantor anda, jelas berani bukan?

Tapi...

Kalau anda sendiri yang shalat lima waktu full di masjid, sedangkan orang di sekitar anda tidak ada yang demikian, beranikah?
Kalau istri anda sendiri yang berjilbab lebar syar'i, sedangkan di lingkungan anda tidak ada yang demikian, beranikah?
Kalau anda sendiri yang memanjangkan jenggot, sedangkan di kampung anda tidak ada yang berjenggot, beranikah?
Kalau anda sendiri yang tidak ikut tahlilan-yasinan, sedangkan di komplek anda semua ikut tahlilan, beranikah?

Untuk renungan kita bersama, terkadang kita berani beda sendiri, berani bersikap, berani mengambil resiko, dalam hal DUNIAWI. Namun, dalam hal UKHRAWI justru kita takut, malu, melempem.

Padahal telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa orang yang berpegang pada ajaran agama dengan benar itu akan menjadi asing di tengah umat Islam sendiri, yang menuntut kita untuk BERANI BEDA. Beliau bersabda,

بدأ الإسلام غريباً وسيعود غريباً كما بدأ فطوبى للغرباء

“Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali asing, maka beruntunglah orang-orang yang asing” (HR. Muslim)

Dalam riwayat lain, para sahabat bertanya: "siapa orang-orang yang asing itu?". Nabi menjawab:

الذين يصلحون إذا فسد الناس

”Yaitu orang-orang yang mengadakan perbaikan di tengah manusia ketika mayoritas mereka telah rusak”.

Jadi, berani beda?

📝 Catatan :

Bukan berarti kita berusaha membedakan diri dari masyarakat dalam segala hal. Namun yang dimaksud adalah dalam hal-hal yang wajib dalam akidah dan ibadah, yang mayoritas masyarakat tidak menjalankannya, maka kita harus berani beda.

Sedangkan dalam perkara-perkara yang mubah atau dianjurkan, boleh kita tunda demi berbaur dengan masyrakat atau untuk mengambil hati mereka untuk mendakwahkan mereka.

@fawaid_kangaswad

♻ *Shared by wag•bbg Al Ilmu | Menebar Cahaya Sunnah*

         〰🍃📚🍃〰

Rabu, 08 Agustus 2018

Pernikahan itu bukan untuk menemukan kebahagiaan.

Pernikahan itu bukan untuk menemukan kebahagiaan.

Kebahagiaan itu dikerjakan, dibangun, dari satu keputusan ke keputusan yang lain.

Dari satu pilihan ke pilihan yg lain.

Mungkin materi bisa menolong orang mengerjakan kebahagiaan dalam pernikahan, tapi itu bukan satu-satunya.

Yg paling penting dari keputusan itu, kita bisa melihat diri kita di masa depan.

Kita bisa lihat bagaimana ke depan, apa yg bisa kita kerjakan bersama-sama.

#hanya sebuah quote dari film Bugis, dengan sedikit penyesuaian

Sulurpurno

Selasa, 07 Agustus 2018

Untuk Anda Yang Sedang Lelah Dan Hilang Arah

┏🔰🔰━━━━━﷽┓
    *I N F O  I S L A M*
       *📜 A r t i k e l*
┗﷽━━━━━🔰🔰┛

Join Telegram:
▶ http://t.me/Info_Islam

*Untuk Anda Yang Sedang Lelah Dan Hilang Arah*

Hidup ini adalah *PERJALANAN PANJANG*, dan sebagaimana sabda Nabi ﷺ

```“Perjalanan panjang adalah potongan dari azab".```
*[HR. Bukhori dan Muslim]*

*****

Sehingga wajar bila di tengah perjalanan itu akan banyak cobaan, musibah, rintangan, hilang arah, lelah, bingung, dan seterusnya. ..

Oleh karenanya...
Bila Anda merasa bingung, lelah, tidak punya arah maka berhentilah sejenak, istirahatkan diri, dan fokuslah untuk menguatkan diri dahulu, agar Anda menjadi kuat kembali, dan bisa meneruskan kembali sisa perjalanan Anda. ...

Fokuslah ketika itu untuk mendekatkan diri kepada Allah. Niscaya Allah akan menguatkan jiwa dan raga Anda....

Perbanyak dzikir, sholat, berdoa, membaca Alquran, dan ketaatan lainnya....

Atau bila masih bingung, fokuskan diri Anda untuk membasahi lidah Anda dengan  DZIKIR, yang dapat mendekatkan diri kepada Allah, sampai Anda kuat kembali....

Dan acuhkan untuk sementara urusan dengan manusia, kecuali yang darurat saja...

Karena saat Anda lelah atau lemah....

Anda harus meringankan dan menurunkan beban di pundak Anda untuk sementara waktu, hingga Anda kuat kembali mengangkatnya dan berjalan lagi...

Ingatkan diri...
Bahwa kita hidup di dunia bukan di surga, maka jangan harap ada kebahagiaan murni dan abadi....

Sebaliknya dunia ini juga bukan neraka, maka tidak mungkin ada kesedihan dan kesengsaraan yang murni dan abadi....

Kebahagiaan dan kesedihan akan datang silih berganti. Maka jangan sampai goyah dalam langkah perjalanan panjang Anda menuju syurga...

Semoga Allah memberikan taufiq-Nya kepada kita semua, Aamiin.

******

_@ WAG Mutiara Risalah Islam_

------
_Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu, menjadi sebab hidayah, dan Allâh membalas anda dengan kebaikan dan menjadi amal jariyah, serta memudahkan jalan kita menuju Jannah. آمِينَ._

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Minggu, 22 April 2018

Selamanya Kan Melengkung ㅤ

Selamanya Kan Melengkung



# Selamanya Kan Melengkung #

Garis lengkung itu terlihat lebih indah dari garis lurus. Karena itu lekukan pelangi bak busur panah sedang ditarik itu sungguh mempesona membuat banyak orang terkesima.

Adapun garis lurus, begitu tegas, ringkas, tangkas dan cepat, tapi nyaris tanpa seni dan keindahan. Bagaikan anak panah yang lurus, kuat dan cepat menembus buruannya.

Wanita itu tercipta dari rusuk yang melengkung. Ia indah dan mempesona, namun dibalik keindahannya ia tetap melengkung, mustahil dapat diluruskan. Dibalik keindahan dan kelengkungannya, tersimpan kekuatan “super” dalam balur kelemahannya.
Ia begitu perasa, “ribet”, berbelit-belit, halus, peka, dan sensitif.

Laki-laki itu ibarat garis lurus yang “to the point”. Tidak bertele-tele dan selalu tegas, lugas dan ringkas, anti “ribet”dan tidak suka yang “remeh-temeh”. Jika bicara, ia lebih mengedepankan logika, sedikit bebal rasa dan nyaris tak memiliki kepekaan. “Very cool” kata orang kulit putih.

Dua makluk yang berbeda ini, hakikatnya saling membutuhkan dan melengkapi. Namun terkadang sulit dikompromikan. Selalu saja antara keduanya terjadi “miss understanding” yang membuat keduanya berpisah.

Pria tak ingin terlihat lemah di mata wanita, tak ingin dipimpin mereka, tak suka didikte dan diajari. Sementara wanita selalu ingin diperhatikan, dipahami dan dimengerti.

Apa yang terkadang “biasa” bagi pria, menjadi “luar biasa” bagi wanita, begitu juga sebaliknya.

Pasangan beruntung hanyalah pasangan yang tau bagaimana menyikapi dan mewujudkan keinginan masing-masing mereka dalam “bingkai yang ma’ruf” dalam kacamata agama, tidak melampaui batas ketetapan syariat.

——————————

Mekkah, 29 Rabiul Akhir 1437 H / 07 Februari 2016


Oleh : Al-Ustâdz Abu Fairuz, Ahmad Ridwan bin Muhammad Yunus, M.A.


Artikel abufairuz.com

○ [ https://www.abufairuz.com/category/keluarga/ ]

[Sumber: https://www.abufairuz.com/2016/keluarga/selamanya-kan-melengkung/ ]

~~~

• Website : abufairuz.com
• Facebook : facebook.com/abufairuzcom
• Twitter : twitter.com/AbuFairuzCom
• Instagram : instagram.com/ahmad_ridwan_my

Meniti Jejak Para Sahabat



♻ Republished by MRA Al-Jafari Al-Alabi
📂 Grup WA & TG : Dakwah Islam
🌐 TG Channel : @DakwahCinta

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu, menjadi sebab hidayah, dan Allâh membalas anda dengan kebaikan dan menjadi amal jariyah, serta memudahkan jalan kita menuju Jannah. آمِينَ.

Selasa, 17 April 2018

JOWO RA JOWONI, ORANG INDONESIA, MENGISLAMKAN ORANG ISLAM

Saya lahir dan besar di Jawa, tapi bukan berarti saya sudah mengilmui tentang Jawa dengan baik. Bahasa nya, adat istiadat nya, nama daerahnya, budaya nya, pakaiannya, suku suku nya dan seluk beluk detail tentang Jawa. Oleh karena itu, saya belajar/diajarkan tentang Jawa sejak sekolah dasar dan terus belajar hingga sekarang meski tidak lagi dibangku sekolah. Hingga hari ini, sedikit sekali ilmu saya tentang Jawa dan masih perlu banyak belajar.

Pun juga saya lahir dan besar di Indonesia. tapi bukan berarti saya sudah mengilmui tentang Indonesia dengan baik. Bahasa nya, adat istiadat nya, nama nama pulau nya, berapa provinsi nya, budaya nya, pakaiannya, apa saja suku suku nya dan seluk beluk detail tentang Indonesia. Oleh karena itu, saya belajar/diajarkan tentang Indonesia sejak sekolah dasar dan terus belajar hingga sekarang meski tidak lagi dibangku sekolah. Hingga hari ini, sedikit sekali ilmu saya tentang Indonesia dan masih perlu banyak belajar.

Yang terakhir, mungkin kita lahir dan besar sebagai seorang muslim dan hidup di lingkungan masyarakat muslim. Tapi ingat, itu bukan jaminan kita sudah memahami Islam dengan benar. Oleh karena itu, wajib hukumnya bagi kita yg mengaku muslim untuk belajar agama Islam dengan benar sebagaimana yang disebutkan dalam hadits nabi Muhammad shalallahu alayhi wasallam. Belajar & terus belajar sampai ajal menjemput. Memahami Islam dengan lurus sesuai Al Qur'an dan Sunnah (hadits) nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Tidak dengan nafsu/adat/budaya. Memahami Islam dengan dalil & pemahaman yang benar dan lurus.

SEMOGA ALLAH MEMBERIKAN TAUFIK DAN HIDAYAH NYA UNTUK KITA SEMUA. AAMIIN.

Saudaramu yang selalu butuh hidayah Allah

Sulurpurno Bin Marsi Bin Soimin As Sambity

Senin, 16 April 2018

JALAN TERUS, JALAN LURUS

Tak ada jalan untuk putar balik, kembali ke masa lalu yg gelap.
Aku telah putuskan untuk berhenti dari keburukan keburukan masa lalu.
Aku, harus terus maju ke jalan yg lurus.
Jalan yg Haq, dan tidak memutar arah kembali ke masa lalu.
Aku, harus terus berjalan.

Minggu, 15 April 2018

ANDAI HIDAYAH BISA DIBELI

Kunci hidayah
1. Tauhid
Memurnikan tauhid kepada Allah. Hidayah adalah murni pemberian Allah.
2. Beriman dan beramal Sholih
Dosa yg membatalkan iman yakni kesyirikan dan kerja kekafiran.
Dua syarat amal Sholih yakni ikhlas dan i'tiba
Riya, dosa besar. Karena syirik kecil.
3. Doa meminta hidayah.
Bergantung & meminta kepada Allah.
Juga doa Istiqomah.
4. Menuntut ilmu dan mengamalkannya.
Hidayah: berupa ilmu/bimbingan
Hidayah: Taufik/amalan
5. Berteman dengan orang yg mendapat hidayah
Setan adalah yg mengajak kepada keburukan.
Seorang bergantung pada siapa sahabat dekatnya.

Sedikit ringkasan kajian ustadz Sofyan Kholid Ruray
Madiun April 2018

Jumat, 13 April 2018

Wajib belajar Islam?

Lahir & besar sebagai muslim bukan berarti sudah pasti benar Islam kita.
Sedikit sekali yang kita pahami dari agama Islam yang sempurna ini.
Oleh karenanya, belajar agama ini wajib hukumnya untuk semua orang yang mengaku dirinya sebagai seorang muslim.
Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits.
Semoga Allah mudahkan kita untuk terus belajar agama yang mulia ini.

الفقير الى مغفرة ربه
أبو عبد الرحمن ابن مرسي سولور فرنو

MAHALNYA HIDAYAH

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi hidayah kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki". 📚[Al Qashash/28 : 56].

*“Mahalnya Hidayah”*
Oleh: Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan, MA hafidzahullah
(Radio Hang FM Batam)

Lelaki itu yang menjadi pengantarku dari TV Rodja menuju hotel tempatku menginap. Untuk mengisi waktu dan memecah kesunyian antara kami, aku sempatkan diri bertanya padanya awal mula dia mendapatkan hidayah.

Ia bertutur: ”Dahulu saya adalah seorang guru agama yang ditokohkan di lingkunganku. Dengan bekal ilmu-ilmu yang kudapat ketika nyantri di salah satu pesantren tradisionil di Jombang, aku dapat membuka halaqah-halaqah kajian yang ketika itu lumayan ramai dihadiri orang-orang kampungku. Berbekal bisa baca kitab kuning dan sedikit retorika, aku berhasil menarik hati masyarakat desa dan jadi vigur bagi mereka.

Ringkasnya aku lumayan terpandang dan dimuliakan dengan profesiku ini sehingga segala bentuk khidmat, hadiah, pemberian mengalir deras kepadaku. Apalai usaha sampinganku sebagai supir, Alhamdulillah membuatku dapat membeli rumah dan ruko sebagai aset untuk anak dan istriku.

Sekitar tahun 2006 aku mulai mengenal 2 lelaki yang sangat berbeda penampilan dan tata cara ibadahnya dengan kami. Sebagai seorang Kyai, aku berusaha mempengaruhi keduanya agar tidak menyelisihi masyarakat setempat. Dan aku berusaha meyakinkan keduanya dengan berbagai argumen yang kutahu. Tetapi anehnya mereka selalu membawakan padaku dalil atas apa yang mereka lakukan dalam ibadah mereka.

Hal yang paling membuatku geram adalah, tatkala keduanya menyatakan padaku tentang kitab monumental “Ihya Ulumuddin” karya Imam Ghazali- rahimahullah- yang kukenal sebagai “hujjatul Islam” karena keilmuannya -menurut mereka- banyak mengandung hadits-hadits yang palsu dan banyak memuat tata cara ibadah dan zikir yang tidak ada panduannya dari Nabi….sontak membuatku marah dan berkata pada keduanya: ”Apa seluruh ulama dari zaman ke zaman bodoh semuanya dan tidak mengetahui apa yang kalian ketahui?”.

Tetapi anehnya mereka mendatangkan juga kritik para ulama semisal Hafiz Al-Iraqi di zamannya, yang menyatakan bahwa Ghazali telah memuat bukunya dengan hadits-hadits yang palsu dan membinasakan…. membuat aku semangkin bingung dan penasaran.

Lalu contoh-contoh hadits yang dianggap palsu itu kucatat dan kubawakan kepada para kyai yang kuanggap lebih alim dariku. Dari satu kyai ke kyai yang lain kudatangi untuk meminta jawaban dan tanggapan mereka tentang tuduhan ini…namun anehnya setelah menunggu berhari, bahkan berbulan dan bertahun…mereka bungkam seribu bahasa tidak bisa mengomentari hadits-hadits tersebut. Cuma satu hal yang kuingat bahwa mereka memperingatkanku agar tidak menyelisihi orang banyak dan tidak terinveksi virus Wahabi yang membahayakan.

Aku semangkin penasaran, dan mulai kulahap satu demi satu buku-buku maupun majalah-majalah sunnah yang akhirnya membuatku yakin dan memutuskan untuk keluar dari cara beragama masyarakatku yang tidak sesuai dengan sunnah Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- .

Persis sebagimana Imam Besar Abu Hasan Al-Asyari yang keluar dari Paham Muktazilah dengan mengumpulkan orang banyak dihadapannya dan berpidato di atas mimbar dengan melepas bajunya dan berkata: ”Aku telah melepaskan semua akidah dan paham Muktazilah yang kupelajari dan kuyakini bertahun-tahun sebagaimana aku melepaskan bajuku ini”…maka seperti itu pulalah yang kulakukan. Kukumpulkan para jamaahku dan kuberitahukan bahwa sejak saat itu aku tidak lagi dapat beramal seperti amalanku yang dulu, dan sejak itulah penderitaan demi penderitaan datang setia menghampiriku.

Mulanya aku bingung untuk membuat keputusan…antara mengikuti kebiasaan dan keyakinan orang banyak yang telah menokohkan diriku dengan segala bentuk kenikmatan dunia yang kudapat tetapi beresiko menuai murka Allah, karena menolak kebenaran yang datang… atau memilih istiqomah di atas sunnah Nabi dengan resiko ditinggalkan manusia, dikucilkan bahkan mungkin diusir mereka dari kampung halamanku.

Dengan taufiq dan bantuan Allah jualah akhirnya kupilih jalan Allah untuk tetap meniti sunnah Nabi, sekalipun ditinggalkan dan dimusuhi manusia. Sejak saat itu, seluruh jadwal kajianku dihapus dan aku tidak boleh lagi menjadi imam. Aku benar-benar dimusuhi orang sekampungku, bahkan keluarga dan istriku.
Suatu ketika terjadi pertengkaran hebat antara aku dan istriku disebabkan diriku yang telah berubah menurutnya. Dengan didukung seluruh keluarganya bahkan keluargaku sendiri…aku terusir dan diusir dari rumahku sendiri, persis bagaikan seekor anjing diusir oleh tuannya. Bedanya bahwa hakikatnya rumah itu adalah milikku dan hasil dari usahaku..dengan terpaksa atas desakan mereka kutinggalkan. Tidak sampai di situ, bahkan ruko milikku juga diambil alih, dan aku ingat sekali bahwa hari itu aku pergi hanya membawa baju yang melekat di badan. Allahul musta’an.

Pernah juga sekali waktu disidang oleh semua ketua RT dan RW karena dianggap membawa paham sesat. Bukan saja mereka bahkan perangkat masyarakat dari para toloh-tokohnya juga hadir mengerumuni aku sendiri. Subhanallah, meskipun sendiri… tapi tidak seorang dari mereka yang dapat membantah hujjah-hujjahku yang ketika itu kubawakan pada mereka dalil-dalil atas apa yang aku yakini dan ku amalkan.

Mulailah kujalani hari-hari yang pahit, hidup terlunta-lunta tak bertempat tinggal, berpindah-pindah dari satu tempat kajian ke tempat kajian lainnya. Alhamdulillah kawan-kawan sepengajianku begitu sayang dan kasih kepadaku dan berupaya memberikan bantuan-bantuan mereka padaku yang membuat aku tegar dan tidak merasa sendiri lagi di atas jalan dakwah ini.

Kini aku telah berpindah ke Jakarta dan puji bagi Allah, kini aku telah menikah dan istriku telah mengaji sunnah, berhijab dengan sempurna bahkan jauh lebih muda 10 tahun dariku. Meskipun masih hidup dengan mengontrak, tapi sungguh kurasakan kebahagian dapat mengamalkan sunnah dan mengaji sunnah Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- .

Semua kenangan masa laluku yang pahit telah kukubur hidup-hidup, seiring dengan hijrahku ke Ibu Kota ini tempat aku mencari penghidupan dan mendatangi kajian-kajian.

Semoga hidayah ini dapat abadi hingga aku menutup mata dan kembali ke hadirat Ilahi Rabbi. Amin”.
Iapun menutup kisahnya yang penuh pelajaran.
Kisahnya mengajarkan kita bahwa untuk dapat tegak di atas jalan kebenaran ini, membutuhkan pengorbanan dan perjuangan, penuh dengan resiko dan tantangan, mengajarkan kepada kita untuk lebih mengutamakan apa yang diinginkan Allah daripada meng-aminkan apa yang diinginkan manusia.

Semoga Allah menjaga beliau dan kita semua dalam Islam dan mewafatkan kita di atas Sunnah. Amin.

Batam, 29 Dzulhijjah 1435 / 24 Oktober 2014
Kenangan manis kajian di Jakarta
”sejenak bersama pak supir”.
Abu Fairuz
# via salamdakwah[dot]com

Dipublikasikan ulang oleh Abu Aisyah http://hidayahsunnah.com

Kamis, 29 Maret 2018

AKU INGIN BERHENTI

Sungguh, ada banyak hal yg menyakiti hati.
Perbuatan yg kita tahu salah namun masih kita lakukan.
Aku ingin berhenti. Sungguh aku ingin berhenti.
Sungguh benar, hari paling indah adalah hari dimana kita tidak berbuat dosa. Telah banyak luka dalam hati karena ulah diri sendiri. Aku, ingin berhenti.