Kamis, 03 September 2015

Tafsir Surat 4 An-Nisaa', Ayat 136.

Taushiyah ke 201, Rabu 18 Dzulqa'dah 1436 / 02 September 2015

Tafsir Mudah 100 Ayat Al-Qur'an Seruan Kepada Orang Beriman

Ayat Keduapuluh enam: Surat 4 An-Nisaa', Ayat 136.

Allah berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya."

Tafsir Mudah dan Kandungan Ayat:

1. Ayat ini adalah seruan untuk semua orang beriman tanpa pandang suku, ras, warna kulit dan bangsa.
2. Orang beriman adalah orang mengimani semua yang wajib diimani dengan ucapan lisan, keyakinan hati dan pengamalan dengan anggota tubuh. Iman bisa bertambah dengan ketaatan kepada Allah dan bisa berkurang dengan kedurhakaan kepada Allah.
3. Allah memerintahkan kepada hamba-hambaNya yang beriman agar memperbaiki keimanan mereka dengan keikhlasan dan kejujuran serta menjauhi segala yang merusaknya dan agar selalu bertaubat dari segala kekurangan.
4. Hendaklah orang beriman itu istiqamah dalam keimanan yang benar sampai datang kematian.
5. Dalam ayat ini terdapat perintah agar beriman kepada Allah dan RasulNya Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam serta beriman kepada Al-Qur'an dan kitab-kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
6. Beriman kepada kitab-kitab Allah maksudnya adalah kitab-kitab yang Allah turunkan kepada para utusanNya sebagai rahmat dan hidayah agar manusia hidup bahagia dan selamat di dunia dan di akherat.
7. Beriman kepada kitab-kitab Allah mengandung empat unsur:
a). Beriman bahwa kitab tersebut secara hak (benar) datang dari Allah.
b). Beriman terhadap nama-nama kitab yang telah kita ketahui (Al-Qur’an, Taurat, Injil dan Zabur). Adapun yang tidak kita ketahui namanya kita mengimaninya secara global.
c). Membenarkan segala yang dikabarkannya seperti kabar berita yang disebutkan Al-Qur’an dan cerita yang terdapat dalam kitab-kitab terdahulu yang belum diubah dan diselewengkan.
d). Melaksanakan dan mengamalkan segala hukum yang belum dinaskh (dihapus) dengan senang hati dan ridha, baik sudah kita ketahui hikmahnya atau belum.
8. Buah yang kita dapatkan dari beriman kepada kitab-kitab Allah adalah mengetahui bahwa Allah memperhatikan kepentingan hambaNya dengan menurunkan kitab kepada setiap umat sebagai petunjuk bagi mereka.
9. Orang beriman dengan keimanan yang benar berarti telah mendapat petunjuk dan sukses.
10. Siapa saja yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
11. Tidak ada kesesatan yang lebih jauh dari kesesatan meninggalkan jalan petunjuk yang lurus dan menempuh jalan yang menyampaikan kepada adzab yang pedih.
12. Orang yang kafir terhadap salah satu diantara rukun iman berarti telah kafir kepada kesemuanya karena semua rukun iman adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
13. Hendaklah iman itu total dan menyeluruh, bukan iman yang setengah-setengah, yaitu iman kepada sebagian dan kafir kepada sebagian yang lain.

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan "Ahlul Qur'an" [Keluarga Al-Qur'an] dan "Shohibul Qur'an"  [Sahabat Al-Qur'an], yang "Hidup Di Bawah Naungan Al-Qur'an", selalu membaca, memahami dan mengamalkannya sehingga kami menjadi sukses, bahagia dan selamat dunia akhirat, aamiin..

Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami

���� WA MTDHK (Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah) kota Malang ����

�� Infaq kegiatan dakwah MTDHK bisa disalurkan melalui rekening a/n Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah;

�� BSM No: 7755555511
�� BNI No: 0362755494

���� Semoga Allah beri ganti dengan yang lebih baik dan barokah di dunia dan akhirat.

☝��️Kegiatan dakwah dan laporan keuangan ada di website kami www.mtdhk.com.

�� Untuk berlangganan WA Taushiyah MTDHK ketik "GABUNG" kirim WA (bukan SMS) ke +6283848634832 (Anggota lama tidak perlu mendaftar lagi)

�� Silahkan disebarkan kiriman ini sebagaimana aslinya tanpa dirubah sedikitpun, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah.. Jazakumulloh khoiro.

TURUNNYA NABI 'ĪSĀ 'ALAYHISSALĀM (BAG 2)

�� BimbinganIslam.com
Kamis, 19 Dzulqa'dah 1436 H / 3 September 2015 M
�� Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
�� Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
�� Halaqah 19 | Turunnya Nabi 'Īsā 'alayhissalām (bagian 2)
⬇  Download Audio | https://drive.google.com/file/d/0B1e0BM9z9hzYckxtcjhVYTBqSG8/view?usp=docslist_api

~~~~~~~

TURUNNYA NABI 'ĪSĀ 'ALAYHISSALĀM (BAG 2)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah "Turunnya Nabi 'Īsā 'alayhissalām (bag 2)."

Setelah Ya’jūj dan juga Ma’jūj binasa, jadilah Nabi 'Īsā 'alayhissalām seorang pemimpin yang adil yang menegakkan syari'at Islam.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمْ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلًا فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ وَيَفِيضُ الْمَالُ حَتَّى لَا يَقْبَلَهُ أَحَدٌ حَتَّى تَكُونَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, hampir-hampir turun 'Īsā Bin Maryam diantara kalian sebagai penguasa yang adil. Maka dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menggugurkan atau membatalkan hukum jizyah, harta benda melimpah ruah sehingga tidak ada seorang pun menerima shadaqah, sehingga sujud sekali saat itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.”

(HR. Bukhāri dan Muslim)

Beliau turun-'Alayhissalām-beriman kepada Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam, mengikuti syariat beliau dan bukan untuk menghapus syariat Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Manusia saat itu dalam keadaan aman tenteram dan damai.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya kehidupan saat itu adalah kehidupan yang sangat indah.

Langit diizinkan untuk menurunkan hujan, bumi diizinkan untuk mengeluarkan tanaman.

Bahkan seandainya ada sebuah biji yang jatuh di atas batu yang keras niscaya dia akan tumbuh.

Tidak ada saling bakhil, tidak ada saling hasad, dan tidak ada saling benci.

Sampai seandainya ada seseorang yang melewati seekor singa niscaya singa tersebut tidak akan mengganggunya.

Dan seandainya ada orang yang menginjak seekor ular niscaya ular tersebut tidak akan mengganggunya.

(Hadits shahīh, diriwayatkan oleh Ad-Dailami)

Di dalam Shahīh Muslim disebutkan bahwasanya beliau 'Alayhissalām akan melakukan haji dan umrah.

Dan di dalam hadits yang lain disebutkan bahwasanya beliau akan tinggal di bumi selama 40 tahun, kemudian meninggal dan dishalatkan oleh orang Islam.

(Hadits ini shahīh, diriwayatkan oleh Abu Dāwūd).

Itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

'Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah

Ditranskrip oleh:
Tim Transkrip BiAS
➖➖➖➖➖➖➖

KEUTAMAAN MEMBACA 50, 100, 200, 500 AYAT SEHARI SEMALAM

��KEUTAMAAN MEMBACA 50, 100, 200, 500 AYAT SEHARI SEMALAM…

Barang siapa membaca 50 ayat Al-Qur’an sehari semalam, maka dia tidak ditulis ke dalam golongan orang-orang yang lalai.

Barang siapa yang membaca 100 ayat, maka dia ditulis ke dalam golongan orang-orang yang taat.

Barang siapa membaca 200 ayat, maka Al-Quran tidak akan mendebatnya pada Hari Kiamat..

dan barang siapa yang membaca 500 ayat, maka ditulis untuknya pahala yang banyak melimpah..

(Hadits Hasan diriwayatkan oleh ibn assunni dalam amal alyaumi wallailah 437)

Ref : http://salamdakwah.com/baca-artikel/keutamaan-membaca-50–100–200–500-ayat-sehari-semalam.html

Wirid-wirid membaca ayat al Qur-aan berdasarkan hadits yang shahiih

1. Membaca ayat kursi [1 ayat]

dibaca setiap selesai shalat [total 5x], pagi [1x] dan petang [1x], sebelum tidur malam [1x];

[total 8]

2. al-ikhlash, al-falaq dan an-Naas [total 15 ayat]

dibaca masing-masing SEKALI setiap selesai shalat [5×15 = 75], pagi petang (masing-masing 3x) [2 x (3×15) = 2 x 45 = 90], sebelum tidur (dibaca secara berurutan 3x) [45]

[total 210]

3. ‘Aali Imran 190-200 [10 ayat]

dibaca ketika bangun tidur [10 ayat]

[total 10 ayat]

4. al Baqarah 285-286 [2 ayat]

dibaca ketika sebelum tidur [2 ayat]

[total 2 ayat]

5. Surat as-Sajadah [30 ayat] dan Surat al-Mulk [30 ayat]; total [60 ayat]

dibaca ketika sebelum tidur [60 ayat]

TOTAL POINT 1 – 5 = 290

untuk ini saja totalnya sudah, 290 ayat yang kita baca dalam sehari semalam.

maka kita tinggal memerlukan 210 ayat (dan ini kira-kira setara dengan satu juz, lebih sedikit) al Qur-aan untuk mencapai 500 ayat sehingga kita bisa dicatat pembendaharaan harta berupa pahala..

marilah kita meraih keutamaan ini… TAPI ingatlah, amalan yang dicintai Allah adalah yang sedikit, tapi KONTINYU..

Bertahaplah dalam mengamalkan sesuatu, sehingga kita tidak terbebani dengan beban yang berat, yang malah nantinya kita meninggalkannya yang ini tidak baik bagi kita sendiri.

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ



“Wahai ‘Abdullah ‪(‬ibn ‪’‬Amr ibnul ‪’‬Ash‪)‬, janganlah engkau seperti si fulaan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.”

(HR. Bukhari no. 1152; sumber penomoran: http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/2724-di-balik-amalan-yang-sedikit-namun-kontinu.html )

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

عَلَيْكُمْ بِمَا تُطِيقُونَ فَوَاللَّهِ لَا يَمَلُّ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ حَتَّى تَمَلُّوا إِنَّ أَحَبَّ الدِّينِ إِلَى اللَّهِ مَا دَاوَمَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ

“Hendaknya kalian melakukan sesuatu yang kalian mampui. Demi Allah, Allah Azzawajalla tidak akan pernah bosan hingga kalian sendiri yang bosan. Sesungguhnya amalan yang paling disukai oleh Allah adalah yang paling kontinyu (terus menerus).”

[Hadits shahih, dikeluarkan oleh Ahmad 6/247, Muslim 6/73, Ath-Thabrany, hadits nomor 564 di dalam Al-Kabir; sumber penomoran: almanhaj.or.id/content/1912/slash/0 ]

Bukankah kita MAMPU

Membaca ayat kursi dalam setiap selesai shalat [total 5x], pagi [1x] dan petang [1x], sebelum tidur malam [1x]

bukankah kita MAMPU

Membaca surat al-ikhlash, al-falaq dan an-Naas dalam setiap shalat 5 waktu (masing-masing sekali); pagi dan petang (masing2 3x), dan sebelum tidur (secara berurutan masing2 3x)?!

Untuk kedua hal ini saja, bacaan rutin ayat al qur-aan kita dalam sehari sudah 218 ayat; yang semoga kita termasuk dalam orang-orang yang tidak dibantah al Qur-aan di hari kiamat.

Maka semoga Allah memberikan kita kekuatan dan kemudahan dalam menjalankan agamaNya yang mulia dan agung ini.. aamiin

��Oleh Ustadz Badru Salam, حفظه الله تعالى
---
♻ WAGroup Madinatulquran : 0852-0023-6000
�� www.madinatulquran.or.id
######
DONASI PESANTREN MADINATULQURAN
Rekening Bank Syariah Mandiri (BSM)
�� Donasi Pembangunan Pesantren
A.n : Yys Pesantren Wisata Al Islam
No Rek. 701 4101 882 / 10 300 84251
�� Donasi Yatim
A.n : YPWA (Yatim)
No Rek :  710 3000 402
�� Donasi Masjid, Wakaf Tanah Masjid
A.n : YPWA (Masjid-Tanah Wakaf)
No. Rek : 710 3000 607
��Konfirmasi SMS/WA : 0852-0023-6000

KEUTAMAAN MEMBALAS KEBAIKAN

�� BimbinganIslam.com
Rabu, 18 Dzulqa'dah 1436 H / 2 September 2015 M
�� Ustadz Firanda Andirja, MA
�� Kitābul Jāmi' | Bab Al-Birru (Kebaikan) Wa Ash-Shilah (Silaturahim)
�� Hadits ke-14 | Keutamaan Membalas Kebaikan
⬇ Download Audio |
https://www.dropbox.com/s/5pw49l8t6y0z42d/14.%20hadits14%5Bkeutamaan%20membalas%20kebaikan%5D.mp3?dl=0
➖➖➖➖➖➖➖

KEUTAMAAN MEMBALAS KEBAIKAN

بسم الله الرحمن الرحيم

Kita sampai pada hadits terakhir pada Bāb Al-Birru Wa Ash-Shilah.

وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله تعالى عنهما: عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: "مَنِ اسْتَعاَذَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعِيْذُوْهُ، وَمَنْ سَأَلَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعْطُوْهُ، وَمَنْ أَتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوْفاً فَكَافِئُوْهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوْا فاَدْعُوْا لَهُ." أَخْرَجَهُ الْبَيْهَقِيُّ.

Dari shahābat Ibnu ‘Umar Radhiyallāhu anhumā ia berkata: Dari Rasūlullāh Shallallāhu 'Alayhi Wasallam, Beliau bersabda:

“Barangsiapa yang memohon pertolongan kepada kalian dengan bertawasul (dengan menyebut nama Allāh) maka tolonglah dia. Dan barangsiapa yang meminta kepada kalian dengan menyebut nama Allāh maka penuhilah permintaannya. Dan barangsiapa yang berbuat baik kepada kalian maka balaslah (kebaikan tersebut). Jika kalian tidak mendapati (apa yang bisa kalian buat balas kebaikan tersebut) maka do'akanlah dia (orang yang berbuat baik tersebut).”

(HR. Imam Baihaqi, hadist shahīh, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim dan disepakati oleh Imam Adz-Dzahabi rahimahullāh Ta'āla)

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allãh Subhānahu wa Ta'āla,

Hadits ini mengandung 3 permasalahan:

■ PERMASALAHAN PERTAMA

Barang siapa yang memohon perlindungan kepada kalian dengan menyebut nama Allãh Subhānahu wa Ta'āla maka lindungilah.

Kenapa?

Karena dia meminta kepada kita dengan nama Allãh.

Dia mengatakan, "Tolonglah aku, demi Allãh, tolonglah aku."

Maka kita harus menolong dia kalau kita mampu, karena sebagai bentuk pengagungan terhadap Allãh, karena dia telah minta kepada kita dengan nama Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

■ PERMASALAHAN KEDUA

Kemudian juga, jika dia minta sesuatu yang lain yang kita mampu untuk melakukannya, maka kita lakukan.

Contohnya:

⑴ Dia punya hutang kepada kita, dia belum mampu membayar dan dia mengatakan:

"Demi Allãh, tolong beri aku kesempatan lagi, aku belum bisa bayar, tundalah jatuh temponya."

Kalau kita mampu, kita harus memberi kesempatan karena dia minta dengan nama Allãh, kita tunda waktu pembayaran hutangnya.

Demikian juga misalnya,

⑵ Dia minta sesuatu yang kita mampu untuk memberikan sesuatu tersebut, dia minta dengan nama Allãh Subhānahu wa Ta'āla, kalau kita mampu maka bantu karena kita mengagungkan Allãh, dia minta dengan nama Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Karena dengan kita membantu dia berarti kita telah mengagungkan Allãh Subhānahu wa Ta'āla, berarti kita akan medapatkan pahala dari Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

Namun ini semua, sebagaimana penjelasan para ulama, kalau tidak menimbulkan kemudharatan bagi kita.

Jika dia minta sesuatu kepada kita yang kita tidak mampui atau memberi kemudharatan kepada kita, maka tidak perlu kita penuhi.

Adapun kalau di luar kemampuan kita, meskipun dia minta dengan nama Allãh maka kata Allãh:

لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلَّا وُسْعَهَا

"Allãh tidak membebani seorang hamba di luar daripada kemampuannya." (Al-Baqarah 286)

■ PERMASALAHAN KETIGA

Barang siapa berbuat baik kepada kalian maka balaslah kebaikan tersebut.

Ini adalah ajaran Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, sehingga tatkala ada orang yang berbuat baik kepada kita, kita berusaha membalas agar kita tidak punya hutang budi.

Karena hutang budi itu sesuatu yang tidak enak dirasakan oleh seseorang.

Jika seseorang berusaha hanya tunduk kepada Allãh Subhānahu wa Ta'āla tetapi punya hutang budi sama orang lain maka akan ada sedikit ketundukan kepada orang lain tersebut.

Untuk itu, jika ada yang berbuat baik kepada kita, kita berusaha balas kebaikannya sebisa mungkin.

Namun kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, kalau kita tidak punya kemampuan maka do'akan dia.

Kita mengucapkan:

جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا

"Semoga Allāh membalasmu dengan kebaikan."

(HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam kitab Shahih Al jami’, no. 6368. Dari shahābat Usāmah Bin Zayd)

Atau,

"Terima kasih"

Kemudian kita berdo'a dalam shalat misalnya. Dalam riwayat disebutkan:

فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوا أَنْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ

"Berdo'alah sampai kalian tahu bahwa kalian sudah bisa setimpal dalam membalas kebaikannya." (HR. Imām Ahmad)

Artinya, kita berdo'a dan berdo'a untuk dia sampai menurut kita sudah cukup dengan do'a kita yang sering ini untuk dia. Kalau kita tidak mampu untuk membalas kebaikan dia maka kita do'akan dia.

Ini adalah pelajaran yang indah dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam agar kita tidak merasa punya hutang budi dengan orang lain sehingga kita berusaha berbuat baik kepada orang.

Kalau kita hutang budi tetap kita balas kebaikanya tetapi maksudnya dengan semakin kita membalas kebaikan tersebut maka kita semakin tidak memiliki ketergantungan atau kerendahan di hadapan orang yang membantu kita.

Maka jika tidak mampu membalas dengan harta maka kita balas dengan banyak mendo'akan dia.

Kecuali jika orang yang membantu kita adalah orang yang memang menurut 'urf (kebiasaan) dia tidak butuh balasan.

Misalnya:

• Seorang raja membantu kita, kita tidak perlu membalas. Namanya raja, kalau kita balas dia akan merasa malu, merasa dipermalukan, "Kok perlu dibalas?."

• Seorang mentri
• Atau orang kaya sekali.

Maka kita balas dengan do'a. Mereka tidak butuh dengan harta dan pemberian karena mereka sudah berlebihan.

Orang-orang seperti itu kita balas dengan do'a. Sering kita do'akan mereka dalam shalat kita, dalam ibadah-ibadah kita.

Tapi kalau orang yang membantu kita adalah orang yang sederajat dengan kita atau lebih sedikit dari kita (tidak terlalu kaya) maka kalau bisa kita balas dengan harta sebagaimana dia berikan harta kepada kita, maka itu yang terbaik dan kalau tidak mampu maka dengan do'a.

Demikianlah para ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

Kita telah sampai pada hadits yang terakhir dari Bab Al-Birru Wa Ash-Shilah.

In syā Allāh pada pertemuan yang berikutnya kita masuk dalam Bab yang baru dari Kitābul Jāmi' yaitu Bab Zuhd wal Wara'.

والله تعالى أعلم بالصواب
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
__________________________
♻ PROGRAM TEBAR QURBAN
CINTA SEDEKAH dan Group Bimbingan Islam

▪Paket Sapi A 19.250.000
Untuk 7 orang @Rp. 2.750.000
▪Paket Sapi B 15.750.000
Untuk 7 Orang @Rp. 2.250.000
▪Kambing A Rp. 2.500.000
▪Kambing B Rp. 2.300.000
▪Kambing C Rp. 2.100.000

SALURKAN Qurban anda melalui:
�� Rek. Bank Muamalat
Cab. Cibubur No Rek 3310004579
a.n. Cinta Sedekah

�� Konfirmasi
SMS ke 0878 8145 8000
Dengan format: Nama#Domisili#PaketQurban#JumlahTransfer
Contoh:
Musa#Yogyakarta#2 Paket Kambing A#5.000.000
Isa#Solo#1/7 Paket Sapi B#2.250.000

�� www.cintasedekah.org
�� Fb: Cinta Sedekah

KEUTAMAAN MEMBALAS KEBAIKAN

�� BimbinganIslam.com
Rabu, 18 Dzulqa'dah 1436 H / 2 September 2015 M
�� Ustadz Firanda Andirja, MA
�� Kitābul Jāmi' | Bab Al-Birru (Kebaikan) Wa Ash-Shilah (Silaturahim)
�� Hadits ke-14 | Keutamaan Membalas Kebaikan
⬇ Download Audio |
https://www.dropbox.com/s/5pw49l8t6y0z42d/14.%20hadits14%5Bkeutamaan%20membalas%20kebaikan%5D.mp3?dl=0
➖➖➖➖➖➖➖

KEUTAMAAN MEMBALAS KEBAIKAN

بسم الله الرحمن الرحيم

Kita sampai pada hadits terakhir pada Bāb Al-Birru Wa Ash-Shilah.

وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله تعالى عنهما: عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: "مَنِ اسْتَعاَذَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعِيْذُوْهُ، وَمَنْ سَأَلَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعْطُوْهُ، وَمَنْ أَتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوْفاً فَكَافِئُوْهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوْا فاَدْعُوْا لَهُ." أَخْرَجَهُ الْبَيْهَقِيُّ.

Dari shahābat Ibnu ‘Umar Radhiyallāhu anhumā ia berkata: Dari Rasūlullāh Shallallāhu 'Alayhi Wasallam, Beliau bersabda:

“Barangsiapa yang memohon pertolongan kepada kalian dengan bertawasul (dengan menyebut nama Allāh) maka tolonglah dia. Dan barangsiapa yang meminta kepada kalian dengan menyebut nama Allāh maka penuhilah permintaannya. Dan barangsiapa yang berbuat baik kepada kalian maka balaslah (kebaikan tersebut). Jika kalian tidak mendapati (apa yang bisa kalian buat balas kebaikan tersebut) maka do'akanlah dia (orang yang berbuat baik tersebut).”

(HR. Imam Baihaqi, hadist shahīh, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim dan disepakati oleh Imam Adz-Dzahabi rahimahullāh Ta'āla)

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allãh Subhānahu wa Ta'āla,

Hadits ini mengandung 3 permasalahan:

■ PERMASALAHAN PERTAMA

Barang siapa yang memohon perlindungan kepada kalian dengan menyebut nama Allãh Subhānahu wa Ta'āla maka lindungilah.

Kenapa?

Karena dia meminta kepada kita dengan nama Allãh.

Dia mengatakan, "Tolonglah aku, demi Allãh, tolonglah aku."

Maka kita harus menolong dia kalau kita mampu, karena sebagai bentuk pengagungan terhadap Allãh, karena dia telah minta kepada kita dengan nama Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

■ PERMASALAHAN KEDUA

Kemudian juga, jika dia minta sesuatu yang lain yang kita mampu untuk melakukannya, maka kita lakukan.

Contohnya:

⑴ Dia punya hutang kepada kita, dia belum mampu membayar dan dia mengatakan:

"Demi Allãh, tolong beri aku kesempatan lagi, aku belum bisa bayar, tundalah jatuh temponya."

Kalau kita mampu, kita harus memberi kesempatan karena dia minta dengan nama Allãh, kita tunda waktu pembayaran hutangnya.

Demikian juga misalnya,

⑵ Dia minta sesuatu yang kita mampu untuk memberikan sesuatu tersebut, dia minta dengan nama Allãh Subhānahu wa Ta'āla, kalau kita mampu maka bantu karena kita mengagungkan Allãh, dia minta dengan nama Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Karena dengan kita membantu dia berarti kita telah mengagungkan Allãh Subhānahu wa Ta'āla, berarti kita akan medapatkan pahala dari Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

Namun ini semua, sebagaimana penjelasan para ulama, kalau tidak menimbulkan kemudharatan bagi kita.

Jika dia minta sesuatu kepada kita yang kita tidak mampui atau memberi kemudharatan kepada kita, maka tidak perlu kita penuhi.

Adapun kalau di luar kemampuan kita, meskipun dia minta dengan nama Allãh maka kata Allãh:

لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلَّا وُسْعَهَا

"Allãh tidak membebani seorang hamba di luar daripada kemampuannya." (Al-Baqarah 286)

■ PERMASALAHAN KETIGA

Barang siapa berbuat baik kepada kalian maka balaslah kebaikan tersebut.

Ini adalah ajaran Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, sehingga tatkala ada orang yang berbuat baik kepada kita, kita berusaha membalas agar kita tidak punya hutang budi.

Karena hutang budi itu sesuatu yang tidak enak dirasakan oleh seseorang.

Jika seseorang berusaha hanya tunduk kepada Allãh Subhānahu wa Ta'āla tetapi punya hutang budi sama orang lain maka akan ada sedikit ketundukan kepada orang lain tersebut.

Untuk itu, jika ada yang berbuat baik kepada kita, kita berusaha balas kebaikannya sebisa mungkin.

Namun kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, kalau kita tidak punya kemampuan maka do'akan dia.

Kita mengucapkan:

جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا

"Semoga Allāh membalasmu dengan kebaikan."

(HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam kitab Shahih Al jami’, no. 6368. Dari shahābat Usāmah Bin Zayd)

Atau,

"Terima kasih"

Kemudian kita berdo'a dalam shalat misalnya. Dalam riwayat disebutkan:

فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوا أَنْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ

"Berdo'alah sampai kalian tahu bahwa kalian sudah bisa setimpal dalam membalas kebaikannya." (HR. Imām Ahmad)

Artinya, kita berdo'a dan berdo'a untuk dia sampai menurut kita sudah cukup dengan do'a kita yang sering ini untuk dia. Kalau kita tidak mampu untuk membalas kebaikan dia maka kita do'akan dia.

Ini adalah pelajaran yang indah dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam agar kita tidak merasa punya hutang budi dengan orang lain sehingga kita berusaha berbuat baik kepada orang.

Kalau kita hutang budi tetap kita balas kebaikanya tetapi maksudnya dengan semakin kita membalas kebaikan tersebut maka kita semakin tidak memiliki ketergantungan atau kerendahan di hadapan orang yang membantu kita.

Maka jika tidak mampu membalas dengan harta maka kita balas dengan banyak mendo'akan dia.

Kecuali jika orang yang membantu kita adalah orang yang memang menurut 'urf (kebiasaan) dia tidak butuh balasan.

Misalnya:

• Seorang raja membantu kita, kita tidak perlu membalas. Namanya raja, kalau kita balas dia akan merasa malu, merasa dipermalukan, "Kok perlu dibalas?."

• Seorang mentri
• Atau orang kaya sekali.

Maka kita balas dengan do'a. Mereka tidak butuh dengan harta dan pemberian karena mereka sudah berlebihan.

Orang-orang seperti itu kita balas dengan do'a. Sering kita do'akan mereka dalam shalat kita, dalam ibadah-ibadah kita.

Tapi kalau orang yang membantu kita adalah orang yang sederajat dengan kita atau lebih sedikit dari kita (tidak terlalu kaya) maka kalau bisa kita balas dengan harta sebagaimana dia berikan harta kepada kita, maka itu yang terbaik dan kalau tidak mampu maka dengan do'a.

Demikianlah para ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

Kita telah sampai pada hadits yang terakhir dari Bab Al-Birru Wa Ash-Shilah.

In syā Allāh pada pertemuan yang berikutnya kita masuk dalam Bab yang baru dari Kitābul Jāmi' yaitu Bab Zuhd wal Wara'.

والله تعالى أعلم بالصواب
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
__________________________
♻ PROGRAM TEBAR QURBAN
CINTA SEDEKAH dan Group Bimbingan Islam

▪Paket Sapi A 19.250.000
Untuk 7 orang @Rp. 2.750.000
▪Paket Sapi B 15.750.000
Untuk 7 Orang @Rp. 2.250.000
▪Kambing A Rp. 2.500.000
▪Kambing B Rp. 2.300.000
▪Kambing C Rp. 2.100.000

SALURKAN Qurban anda melalui:
�� Rek. Bank Muamalat
Cab. Cibubur No Rek 3310004579
a.n. Cinta Sedekah

�� Konfirmasi
SMS ke 0878 8145 8000
Dengan format: Nama#Domisili#PaketQurban#JumlahTransfer
Contoh:
Musa#Yogyakarta#2 Paket Kambing A#5.000.000
Isa#Solo#1/7 Paket Sapi B#2.250.000

�� www.cintasedekah.org
�� Fb: Cinta Sedekah

KEUTAMAAN MEMBALAS KEBAIKAN

�� BimbinganIslam.com
Rabu, 18 Dzulqa'dah 1436 H / 2 September 2015 M
�� Ustadz Firanda Andirja, MA
�� Kitābul Jāmi' | Bab Al-Birru (Kebaikan) Wa Ash-Shilah (Silaturahim)
�� Hadits ke-14 | Keutamaan Membalas Kebaikan
⬇ Download Audio |
https://www.dropbox.com/s/5pw49l8t6y0z42d/14.%20hadits14%5Bkeutamaan%20membalas%20kebaikan%5D.mp3?dl=0
➖➖➖➖➖➖➖

KEUTAMAAN MEMBALAS KEBAIKAN

بسم الله الرحمن الرحيم

Kita sampai pada hadits terakhir pada Bāb Al-Birru Wa Ash-Shilah.

وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله تعالى عنهما: عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: "مَنِ اسْتَعاَذَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعِيْذُوْهُ، وَمَنْ سَأَلَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعْطُوْهُ، وَمَنْ أَتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوْفاً فَكَافِئُوْهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوْا فاَدْعُوْا لَهُ." أَخْرَجَهُ الْبَيْهَقِيُّ.

Dari shahābat Ibnu ‘Umar Radhiyallāhu anhumā ia berkata: Dari Rasūlullāh Shallallāhu 'Alayhi Wasallam, Beliau bersabda:

“Barangsiapa yang memohon pertolongan kepada kalian dengan bertawasul (dengan menyebut nama Allāh) maka tolonglah dia. Dan barangsiapa yang meminta kepada kalian dengan menyebut nama Allāh maka penuhilah permintaannya. Dan barangsiapa yang berbuat baik kepada kalian maka balaslah (kebaikan tersebut). Jika kalian tidak mendapati (apa yang bisa kalian buat balas kebaikan tersebut) maka do'akanlah dia (orang yang berbuat baik tersebut).”

(HR. Imam Baihaqi, hadist shahīh, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim dan disepakati oleh Imam Adz-Dzahabi rahimahullāh Ta'āla)

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allãh Subhānahu wa Ta'āla,

Hadits ini mengandung 3 permasalahan:

■ PERMASALAHAN PERTAMA

Barang siapa yang memohon perlindungan kepada kalian dengan menyebut nama Allãh Subhānahu wa Ta'āla maka lindungilah.

Kenapa?

Karena dia meminta kepada kita dengan nama Allãh.

Dia mengatakan, "Tolonglah aku, demi Allãh, tolonglah aku."

Maka kita harus menolong dia kalau kita mampu, karena sebagai bentuk pengagungan terhadap Allãh, karena dia telah minta kepada kita dengan nama Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

■ PERMASALAHAN KEDUA

Kemudian juga, jika dia minta sesuatu yang lain yang kita mampu untuk melakukannya, maka kita lakukan.

Contohnya:

⑴ Dia punya hutang kepada kita, dia belum mampu membayar dan dia mengatakan:

"Demi Allãh, tolong beri aku kesempatan lagi, aku belum bisa bayar, tundalah jatuh temponya."

Kalau kita mampu, kita harus memberi kesempatan karena dia minta dengan nama Allãh, kita tunda waktu pembayaran hutangnya.

Demikian juga misalnya,

⑵ Dia minta sesuatu yang kita mampu untuk memberikan sesuatu tersebut, dia minta dengan nama Allãh Subhānahu wa Ta'āla, kalau kita mampu maka bantu karena kita mengagungkan Allãh, dia minta dengan nama Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Karena dengan kita membantu dia berarti kita telah mengagungkan Allãh Subhānahu wa Ta'āla, berarti kita akan medapatkan pahala dari Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

Namun ini semua, sebagaimana penjelasan para ulama, kalau tidak menimbulkan kemudharatan bagi kita.

Jika dia minta sesuatu kepada kita yang kita tidak mampui atau memberi kemudharatan kepada kita, maka tidak perlu kita penuhi.

Adapun kalau di luar kemampuan kita, meskipun dia minta dengan nama Allãh maka kata Allãh:

لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلَّا وُسْعَهَا

"Allãh tidak membebani seorang hamba di luar daripada kemampuannya." (Al-Baqarah 286)

■ PERMASALAHAN KETIGA

Barang siapa berbuat baik kepada kalian maka balaslah kebaikan tersebut.

Ini adalah ajaran Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, sehingga tatkala ada orang yang berbuat baik kepada kita, kita berusaha membalas agar kita tidak punya hutang budi.

Karena hutang budi itu sesuatu yang tidak enak dirasakan oleh seseorang.

Jika seseorang berusaha hanya tunduk kepada Allãh Subhānahu wa Ta'āla tetapi punya hutang budi sama orang lain maka akan ada sedikit ketundukan kepada orang lain tersebut.

Untuk itu, jika ada yang berbuat baik kepada kita, kita berusaha balas kebaikannya sebisa mungkin.

Namun kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, kalau kita tidak punya kemampuan maka do'akan dia.

Kita mengucapkan:

جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا

"Semoga Allāh membalasmu dengan kebaikan."

(HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam kitab Shahih Al jami’, no. 6368. Dari shahābat Usāmah Bin Zayd)

Atau,

"Terima kasih"

Kemudian kita berdo'a dalam shalat misalnya. Dalam riwayat disebutkan:

فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوا أَنْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ

"Berdo'alah sampai kalian tahu bahwa kalian sudah bisa setimpal dalam membalas kebaikannya." (HR. Imām Ahmad)

Artinya, kita berdo'a dan berdo'a untuk dia sampai menurut kita sudah cukup dengan do'a kita yang sering ini untuk dia. Kalau kita tidak mampu untuk membalas kebaikan dia maka kita do'akan dia.

Ini adalah pelajaran yang indah dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam agar kita tidak merasa punya hutang budi dengan orang lain sehingga kita berusaha berbuat baik kepada orang.

Kalau kita hutang budi tetap kita balas kebaikanya tetapi maksudnya dengan semakin kita membalas kebaikan tersebut maka kita semakin tidak memiliki ketergantungan atau kerendahan di hadapan orang yang membantu kita.

Maka jika tidak mampu membalas dengan harta maka kita balas dengan banyak mendo'akan dia.

Kecuali jika orang yang membantu kita adalah orang yang memang menurut 'urf (kebiasaan) dia tidak butuh balasan.

Misalnya:

• Seorang raja membantu kita, kita tidak perlu membalas. Namanya raja, kalau kita balas dia akan merasa malu, merasa dipermalukan, "Kok perlu dibalas?."

• Seorang mentri
• Atau orang kaya sekali.

Maka kita balas dengan do'a. Mereka tidak butuh dengan harta dan pemberian karena mereka sudah berlebihan.

Orang-orang seperti itu kita balas dengan do'a. Sering kita do'akan mereka dalam shalat kita, dalam ibadah-ibadah kita.

Tapi kalau orang yang membantu kita adalah orang yang sederajat dengan kita atau lebih sedikit dari kita (tidak terlalu kaya) maka kalau bisa kita balas dengan harta sebagaimana dia berikan harta kepada kita, maka itu yang terbaik dan kalau tidak mampu maka dengan do'a.

Demikianlah para ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

Kita telah sampai pada hadits yang terakhir dari Bab Al-Birru Wa Ash-Shilah.

In syā Allāh pada pertemuan yang berikutnya kita masuk dalam Bab yang baru dari Kitābul Jāmi' yaitu Bab Zuhd wal Wara'.

والله تعالى أعلم بالصواب
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
__________________________
♻ PROGRAM TEBAR QURBAN
CINTA SEDEKAH dan Group Bimbingan Islam

▪Paket Sapi A 19.250.000
Untuk 7 orang @Rp. 2.750.000
▪Paket Sapi B 15.750.000
Untuk 7 Orang @Rp. 2.250.000
▪Kambing A Rp. 2.500.000
▪Kambing B Rp. 2.300.000
▪Kambing C Rp. 2.100.000

SALURKAN Qurban anda melalui:
�� Rek. Bank Muamalat
Cab. Cibubur No Rek 3310004579
a.n. Cinta Sedekah

�� Konfirmasi
SMS ke 0878 8145 8000
Dengan format: Nama#Domisili#PaketQurban#JumlahTransfer
Contoh:
Musa#Yogyakarta#2 Paket Kambing A#5.000.000
Isa#Solo#1/7 Paket Sapi B#2.250.000

�� www.cintasedekah.org
�� Fb: Cinta Sedekah

Rabu, 02 September 2015

Ungkapan Kalimah Thayyibah Subhanallah Sering Tertukar Dengan Ungkapan Masya Allah

Ungkapan Kalimah Thayyibah Subhanallah Sering Tertukar Dengan Ungkapan Masya Allah

Oleh: Ustadz Muhammad Arifin Ilham

Ungkapan dzikir atau kalimah thayyibah “Subhanallah” sering tertukar dengan ungkapan “Masya Allah”. Ucapkan “Masya Allah” kalau kita merasa kagum. Ucapkan “Subhanallah” jika melihat keburukan.

Selama ini kaum Muslim sering “salah kaprah” dalam mengucapkan Subhanallah (Mahasuci Allah), tertukar dengan ungkapan Masya Allah (Itu terjadi atas kehendak Allah). Kalau kita takjub, kagum, atau mendengar hal baik dan melihat hal indah, biasanya kita mengatakan Subhanallah. Padahal, seharusnya kita mengucapkan Masya Allah yang bermakna “Hal itu terjadi atas kehendak Allah”.

Ungkapan Subhanallah tepatnya digunakan untuk mengungkapkan “ketidaksetujuan atas sesuatu”. Misalnya, begitu mendengar ada keburukan, kejahatan, atau kemaksiatan, kita katakan Subhanallah (Mahasuci Allah dari keburukan demikian).

Ucapan Masya Allah

Masya Allah artinya “Allah telah berkehendak akan hal itu”. Ungkapan kekaguman kepada Allah dan ciptaan-Nya yang indah lagi baik. Menyatakan “semua itu terjadi atas kehendak Allah”.
Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat hal yang baik dan indah. Ekspresi penghargaan sekaligus pengingat bahwa semua itu bisa terjadi hanya karena kehendak-Nya.

“Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu, ‘Maasya Allah laa quwwata illa billah‘ (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan?” (QS. Al-Kahfi: 39).

Ucapan Subhanallah

Saat mendengar atau melihat hal buruk/jelek, ucapkan Subhanallah sebagai penegasan: “Allah Mahasuci dari keburukan tersebut”.

Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Suatu hari aku berjunub dan aku melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam berjalan bersama para sahabat, lalu aku menjauhi mereka dan pulang untuk mandi junub. Setelah itu aku datang menemui Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda: ‘Wahai Abu Hurairah, mengapakah engkau malah pergi ketika kami muncul?’ Aku menjawab: ‘Wahai Rasulullah, aku kotor (dalam keadaan junub) dan aku tidak nyaman untuk bertemu kalian dalam keadaan junub. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Subhanallah, sesungguhnya mukmin tidak najis.” (HR. Tirmizi)

“Sesungguhnya mukmin tidak najis” maksudnya, keadaan junub jangan menjadi halangan untuk bertemu sesama Muslim. Dalam Al-Quran, ungkapan Subhanallah digunakan dalam menyucikan Allah dari hal yang tak pantas (hal buruk), misalnya: “Mahasuci Allah dari mempunyai anak, dari apa yang mereka sifatkan, mereka persekutukan”, juga digunakan untuk mengungkapkan keberlepasan diri dari hal menjijikkan semacam syirik.” (QS. 40-41).

Jadi, kesimpulannya, ungkapan Subhanallah dianjurkan setiap kali seseorang melihat sesuatu yang tidak baik, bukan yang baik-baik atau keindahan. Dengan ucapan itu, kita menegaskan bahwa Allah Subahanahu wa Ta’ala Maha Suci dari semua keburukan tersebut.

Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat yang indah, indah karena keindahan atas kuasa dan kehendak Allah Ta’ala. Lalu, apakah kita berdosa karena mengucapkan Subhanallah, padahal seharusnya Masya Allah dan sebaliknya? Insyaa Allah tidak. Allah Maha Mengerti maksud perkataan hamba-Nya. Hanya saja, setelah tahu, mari kita ungkapkan dengan tepat antara Subhanallah dan Masya Allah. Wallahu a’lam bish-shawabi.

‪#‎RZKeilmuan‬

sumber: arrahmah.com

IMAN MENGALAHKAN JIHAD:

IMAN MENGALAHKAN JIHAD:

Abu Bakar adalah org yg paling utama setelah para nabi dan rosul.  Keutamaan Abu Bakar melebihi keutamaan seluruh para sahabat. Padahal banyak dikalangan para sahabat yg gugur sebagai syahid di jalan Allah taala.

Apa rahasia keutamaan Abu Bakar Ash Shiddiq ?
Jwbnya adlah APA YG ADA DALAM HATINYA berupa keIMANan.

Rasulullah shollallahu alaihi wasallam pernah ditanya tentang amalan yg paling utama lalu beliau menjwb: “Iman kpd Allah dan Rasul-Nya.” Ditanyakan kpd beliau: “Kemudian apa?” Beliau berkata: “Berjihad di jalan Allah.” Ditanyakan lagi kpd beliau: “Kemudian apa?” Beliau berkata: “Haji yg mabrur.” (HR Bukhari)

Ibnul qoyyim mengatakan: ”perhatikanlah hadits ini, bagaimana Rosulullah lebih mengutamakan iman kpd Allah daripada amalan berjihad di jalan Allah. Padahal jihad lebih melelahkan..”

Umar bin al khaththab mengatakan : “Seandainya ditimbang iman Abu Bakar dg iman seluruh penduduk bumi, (selain nabi dan rosul)  niscaya lebih berat iman Abu Bakar.”

Abu Bakar Su’bah al Qaari berkata : “Tidaklah Abu Bakar mendhaului kalian dg banyaknya sholat dan shodaqoh, namun dg iman yg menancap di hatinya”

Seberat apakah iman yg tertanam di dada kita? Adakah seberat biji zarah?

Ya Allah, ampuni hambaMu ini, perbaruilah senantiasa iman kami, tumbuh kembangkan dlm sanubari kami menjadi batu karang yg kokoh menjulang. Aamiin.

Sebuah Nasehat Untuk Para Ayah

Sebuah Nasehat Untuk Para Ayah
➰➰➰➰➰➰➰➰➰➰➰
▪يا أبتي:
▪Wahai Ayahku,

��هل رأيت يوماً قارباً صغيراً تصارعه ظأمواج البحر في عتو واستكبار؟!
��Pernahkah kau melihat ada sebuah sampan kecil yang bergumul melawan gelombang lautan, dengan angkuh dan sombongnya?!

��أو أبصرت زهرة ندية تقاوم- على ضعفها- سطوة إعصار؟!
��Atau, pernahkah kau memperhatikan ada setangkai bunga yang basah, berdiri tegak dengan segala kelemahannya melawan dahsyatnya angin taufan?!

��أو لمحت طائراً ضعيفاً مكسور الجناح تطارده سباع وضباع في نهم وسعار؟!
��Atau, pernahkan kau memandang seekor burung lemah yang patah sayapnya, yang diburu oleh hewan buas dan anjing hutan yang dalam keadaan rakus dan laparnya?!

▫إني- يا أبتي- أضعف من هؤلاء جميعاً في جو الفتن والشهوات والشبهات الذي أعيشه ليلاً ونهاراً..
▫Karena sesungguhnya aku, wahai ayahku, lebih rapuh dari mereka semua, karena saya hidup siang dan malam di atmosfer yang penuh dengan fitnah, syahwat dan syubhat.

�� فالعين لا ترى إلا ما يسحرها..
�� Mata ini tidaklah memandang melainkan sesuatu yang menipu..

��والأذن لا تسمع إلا ما يطربها..
��Telinga ini tidaklah mendengar melainkan sesuatu yang  memikat..

����والجوارح لا تعيش إلا ما يغريها..
���� Anggota tubuh ini tidaklah bekerja melainkan sesuatu yang mengherankan..
 
�� والقلب لا يشعر إلا بما يفتنه..
�� Dan hati ini, tidaklah merasakan melainkan sesuatu yang memperdaya.. 
 
�� ومن رعى غنماً في أرض مسبعة    ##   ونام عنها تولى رعيها الأسد
�� Barangsiapa menggembala kambing di alam liar, lalu ia lalai niscaya hewan gembalaannya akan dikuasai oleh singa.

�� لقد هيأت لي- يا أبتي- جو المعصية وأحطتني بسياج الخطيئة، فتنفست رائحة الشهوة في الشهيق فأخرجت ذلك معصية لله تعالى مع الزفير..
�� Sungguh wahai ayah, kau telah menyediakan bagiku lingkungan penuh dengan maksiat dan meletakkan diriku di ambang kesalahan, sehingga terhirup aroma syahwat dalam tarikan nafas, dan menghembuskan kemaksiatan kepada Allah Ta’ala dalam tiap hembusan nafas ..
 
�� ألقيتني- يا أبتي- في بحر الشهوات ولم تلبسني طوق نجاة ثم تريدني بعد ذلك أن أكون ملكاً معصوماً!!! هيهات.. هيهات..
�� Wahai ayah, kau lempar diriku di lautan syahwat sedangkan kau tidak memakaikanku baju keselamatan, lalu setelah itu kau menginginkan diriku bisa menjadi malaikat yang bebas dari salah!!!
Duhai, alangkah jauhnya.. alangkah jauhnya..
    
�� ألقاه في اليم مكتوفاً وقال له ##   إياك إياك أن تبتل بالماء
�� Dia melemparkan dirinya ke lautan dalam keadaan terikat, lalu dia berkata padanya, hati-hatilah.. hati-hatilah.. dirimu terputus lantaran air
     
�� يا أبتي: إني لا أريد أن أكون خصيماً لك يوم القيامة {يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ * إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ} [ سورة الشعراء الآيتان:88-89]
�� Wahai ayahku, sungguh aku tidak ingin diriku akan menjadi musuhmu di hari kiamat kelak, hari yang tidaklah bermanfaat harta dan anak-anak, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. [QS 26:89]

❗فأمسك بتلابيبك يوم القيامة يوم الحسرة والندامة فأقول:
❗Karena itu, tahanlah kerah bajumu di hari kiamat, yaitu hari yang penuh dengan kesedihan dan penyesalan. Saat itu saya berkata :

▪يا رب خذ لي مظلمتي من والدي..
▪Wahai Rabb, balaslah kezhaliman dari ayahku..

▪يا رب إنه رآني على المعصية فلم ينهني..
▪Wahai Rabb, sesungguhnya dia melihatku melakukan kemaksiatan namun dia tidak mencegahku..

▪يا رب إنه أبصرني محجماً عن المعروف فلم يأمرني..
▪Wahai Rabb, sesungguhnya dia mengetahui diriku berpaling dari kebaikan namun dia tidak memerintahkanku..

▪يا رب إنه بذل لي أسباب المعصية، وزين في عيني الخيطئة وألقاني في نار الشهوات، فأحرقت إيماني والتهمت حسناتي
▪Wahai Rabb, sesungguhnya upayanya lah yang menyebabkan diriku jatuh kepada kemaksiatan, yang memperindah kesalahan di mataku dan melemparkan diriku ke dalam neraka syahwat, sehingga keimananku terbakar dan kebaikanku hangus.

�� وقد قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم: “مثل الذي يعين قومه على غير الحق، مثل بعير تردى وهو يجر بذنبه
�� Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Perumpamaan seorang yang menolong kaum nya melakukan suatu hal yang tidak benar, seperti seekor unta yang terjungkal namun ia masih menyeret ekornya.” [dishahihkan oleh Albânî]

�� يا أبتي: إني أمانة في عنقك.. وأنت مسؤول عني أمام ربي وربك..
�� Wahai ayahku, sesungguhnya diriku ini adalah amanat di lehermu.. dan kau bertanggung jawab atasku di hadapan Rabb-ku dan Rabb-mu..

�� قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “كلكم راع، وكلكم مسؤول عن رعيته،
�� Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.”

❗فاشغلني بطاعة الله حتى لا أشغل نفسي بمعصيته.. استعملني في مرضاة الله حتى لا أقع فيما يغضبه.. سخرني في قربات الله كي لا أجترح ما يسخطه..
❗Untuk itu, sibukkanlah aku dengan ketaatan kepada Allah agar aku tidak sibuk lagi dengan kemasiatan kepada-Nya.. pekerjakan aku di dalam perbuatan yang diridhai Allah agar aku tidak kembali jatuh kepada perbuatan yang dibenci-Nya.. dan bimbinglah diriku di dalam beribadah kepada Allah agar diriku tidak kembali melakukan perbuatan yang dimurkai oleh-Nya..

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ}
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya para malaikat yang kaku, keras dan tidak pernah mendurhakai Allah terhadap segala hal yang diperintahkan oleh-Nya dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. [QS 66:6]

☑ يا أبتي: برني صغيراً حتى أبرك كبيراً.
☑ Wahai ayahku, berbuat baiklah padaku di kala ku kecil niscaya ku kan berbuat baik padamu di saat ku dewasa.

☑ ولا تعقني صغيراً كي لا أعقك كبيراً.
☑ Janganlah kau bersikap buruk padaku di kala ku kecil agar aku tidak mendurhakaimu di saat ku telah dewasa.

☑ فكما تدين تدان، وما تزرعه اليوم تحصده غداً ومن أراد النجاة أخذ بأسبابها..
☑ Sebagaimana apa yang kau perbuat, itulah yang kau dapat, dan apa yang kau tanam hari ini akan kau panen esok hari. Barangsiapa menginginkan keberhasilan, hendaknya ia mengerjakan sebab-sebabnya..

⛵ ترجو النجاة ولم تسلك مسالكها ##  إن السفينة لا تجري على اليبس
⛵ Kau inginkan keberhasilan namun kau tidak menempuh jalannya, sesungguhnya kapal itu tidak dapat berlayar di atas daratan..

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��Redaksi Arab dikirim oleh Ust Djazuli hafizhahullâhu di Grup Multaqō ad-Du'ât ilallâh
�� Alih bahasa oleh Abû Salmâ Muhammad
�� IG/Twitter : @abinyasalma
�� Blog : abusalma.net

----------------------
♻ Silsilah nasihat ke - 101
�� Broadcast WA Dakwah Jalyat Unaiza_Indo
�� Ikuti di no: +966509273346

Sebuah Nasehat Untuk Para Ayah

Sebuah Nasehat Untuk Para Ayah
➰➰➰➰➰➰➰➰➰➰➰
▪يا أبتي:
▪Wahai Ayahku,

��هل رأيت يوماً قارباً صغيراً تصارعه ظأمواج البحر في عتو واستكبار؟!
��Pernahkah kau melihat ada sebuah sampan kecil yang bergumul melawan gelombang lautan, dengan angkuh dan sombongnya?!

��أو أبصرت زهرة ندية تقاوم- على ضعفها- سطوة إعصار؟!
��Atau, pernahkah kau memperhatikan ada setangkai bunga yang basah, berdiri tegak dengan segala kelemahannya melawan dahsyatnya angin taufan?!

��أو لمحت طائراً ضعيفاً مكسور الجناح تطارده سباع وضباع في نهم وسعار؟!
��Atau, pernahkan kau memandang seekor burung lemah yang patah sayapnya, yang diburu oleh hewan buas dan anjing hutan yang dalam keadaan rakus dan laparnya?!

▫إني- يا أبتي- أضعف من هؤلاء جميعاً في جو الفتن والشهوات والشبهات الذي أعيشه ليلاً ونهاراً..
▫Karena sesungguhnya aku, wahai ayahku, lebih rapuh dari mereka semua, karena saya hidup siang dan malam di atmosfer yang penuh dengan fitnah, syahwat dan syubhat.

�� فالعين لا ترى إلا ما يسحرها..
�� Mata ini tidaklah memandang melainkan sesuatu yang menipu..

��والأذن لا تسمع إلا ما يطربها..
��Telinga ini tidaklah mendengar melainkan sesuatu yang  memikat..

����والجوارح لا تعيش إلا ما يغريها..
���� Anggota tubuh ini tidaklah bekerja melainkan sesuatu yang mengherankan..
 
�� والقلب لا يشعر إلا بما يفتنه..
�� Dan hati ini, tidaklah merasakan melainkan sesuatu yang memperdaya.. 
 
�� ومن رعى غنماً في أرض مسبعة    ##   ونام عنها تولى رعيها الأسد
�� Barangsiapa menggembala kambing di alam liar, lalu ia lalai niscaya hewan gembalaannya akan dikuasai oleh singa.

�� لقد هيأت لي- يا أبتي- جو المعصية وأحطتني بسياج الخطيئة، فتنفست رائحة الشهوة في الشهيق فأخرجت ذلك معصية لله تعالى مع الزفير..
�� Sungguh wahai ayah, kau telah menyediakan bagiku lingkungan penuh dengan maksiat dan meletakkan diriku di ambang kesalahan, sehingga terhirup aroma syahwat dalam tarikan nafas, dan menghembuskan kemaksiatan kepada Allah Ta’ala dalam tiap hembusan nafas ..
 
�� ألقيتني- يا أبتي- في بحر الشهوات ولم تلبسني طوق نجاة ثم تريدني بعد ذلك أن أكون ملكاً معصوماً!!! هيهات.. هيهات..
�� Wahai ayah, kau lempar diriku di lautan syahwat sedangkan kau tidak memakaikanku baju keselamatan, lalu setelah itu kau menginginkan diriku bisa menjadi malaikat yang bebas dari salah!!!
Duhai, alangkah jauhnya.. alangkah jauhnya..
    
�� ألقاه في اليم مكتوفاً وقال له ##   إياك إياك أن تبتل بالماء
�� Dia melemparkan dirinya ke lautan dalam keadaan terikat, lalu dia berkata padanya, hati-hatilah.. hati-hatilah.. dirimu terputus lantaran air
     
�� يا أبتي: إني لا أريد أن أكون خصيماً لك يوم القيامة {يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ * إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ} [ سورة الشعراء الآيتان:88-89]
�� Wahai ayahku, sungguh aku tidak ingin diriku akan menjadi musuhmu di hari kiamat kelak, hari yang tidaklah bermanfaat harta dan anak-anak, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. [QS 26:89]

❗فأمسك بتلابيبك يوم القيامة يوم الحسرة والندامة فأقول:
❗Karena itu, tahanlah kerah bajumu di hari kiamat, yaitu hari yang penuh dengan kesedihan dan penyesalan. Saat itu saya berkata :

▪يا رب خذ لي مظلمتي من والدي..
▪Wahai Rabb, balaslah kezhaliman dari ayahku..

▪يا رب إنه رآني على المعصية فلم ينهني..
▪Wahai Rabb, sesungguhnya dia melihatku melakukan kemaksiatan namun dia tidak mencegahku..

▪يا رب إنه أبصرني محجماً عن المعروف فلم يأمرني..
▪Wahai Rabb, sesungguhnya dia mengetahui diriku berpaling dari kebaikan namun dia tidak memerintahkanku..

▪يا رب إنه بذل لي أسباب المعصية، وزين في عيني الخيطئة وألقاني في نار الشهوات، فأحرقت إيماني والتهمت حسناتي
▪Wahai Rabb, sesungguhnya upayanya lah yang menyebabkan diriku jatuh kepada kemaksiatan, yang memperindah kesalahan di mataku dan melemparkan diriku ke dalam neraka syahwat, sehingga keimananku terbakar dan kebaikanku hangus.

�� وقد قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم: “مثل الذي يعين قومه على غير الحق، مثل بعير تردى وهو يجر بذنبه
�� Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Perumpamaan seorang yang menolong kaum nya melakukan suatu hal yang tidak benar, seperti seekor unta yang terjungkal namun ia masih menyeret ekornya.” [dishahihkan oleh Albânî]

�� يا أبتي: إني أمانة في عنقك.. وأنت مسؤول عني أمام ربي وربك..
�� Wahai ayahku, sesungguhnya diriku ini adalah amanat di lehermu.. dan kau bertanggung jawab atasku di hadapan Rabb-ku dan Rabb-mu..

�� قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “كلكم راع، وكلكم مسؤول عن رعيته،
�� Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.”

❗فاشغلني بطاعة الله حتى لا أشغل نفسي بمعصيته.. استعملني في مرضاة الله حتى لا أقع فيما يغضبه.. سخرني في قربات الله كي لا أجترح ما يسخطه..
❗Untuk itu, sibukkanlah aku dengan ketaatan kepada Allah agar aku tidak sibuk lagi dengan kemasiatan kepada-Nya.. pekerjakan aku di dalam perbuatan yang diridhai Allah agar aku tidak kembali jatuh kepada perbuatan yang dibenci-Nya.. dan bimbinglah diriku di dalam beribadah kepada Allah agar diriku tidak kembali melakukan perbuatan yang dimurkai oleh-Nya..

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ}
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya para malaikat yang kaku, keras dan tidak pernah mendurhakai Allah terhadap segala hal yang diperintahkan oleh-Nya dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. [QS 66:6]

☑ يا أبتي: برني صغيراً حتى أبرك كبيراً.
☑ Wahai ayahku, berbuat baiklah padaku di kala ku kecil niscaya ku kan berbuat baik padamu di saat ku dewasa.

☑ ولا تعقني صغيراً كي لا أعقك كبيراً.
☑ Janganlah kau bersikap buruk padaku di kala ku kecil agar aku tidak mendurhakaimu di saat ku telah dewasa.

☑ فكما تدين تدان، وما تزرعه اليوم تحصده غداً ومن أراد النجاة أخذ بأسبابها..
☑ Sebagaimana apa yang kau perbuat, itulah yang kau dapat, dan apa yang kau tanam hari ini akan kau panen esok hari. Barangsiapa menginginkan keberhasilan, hendaknya ia mengerjakan sebab-sebabnya..

⛵ ترجو النجاة ولم تسلك مسالكها ##  إن السفينة لا تجري على اليبس
⛵ Kau inginkan keberhasilan namun kau tidak menempuh jalannya, sesungguhnya kapal itu tidak dapat berlayar di atas daratan..

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��Redaksi Arab dikirim oleh Ust Djazuli hafizhahullâhu di Grup Multaqō ad-Du'ât ilallâh
�� Alih bahasa oleh Abû Salmâ Muhammad
�� IG/Twitter : @abinyasalma
�� Blog : abusalma.net

----------------------
♻ Silsilah nasihat ke - 101
�� Broadcast WA Dakwah Jalyat Unaiza_Indo
�� Ikuti di no: +966509273346

Selasa, 01 September 2015

Tafsir Surat 4 An-Nisaa', Ayat 135. (Bagian 2)

Taushiyah ke 200, Selasa 17 Dzulqa'dah 1436 / 01 September 2015

Tafsir Mudah 100 Ayat Al-Qur'an Seruan Kepada Orang Beriman

Ayat Keduapuluh lima: Surat 4 An-Nisaa', Ayat 135.

Allah berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan."

Tafsir Mudah dan Kandungan Ayat:

------ sambungan sebelumnya ----

12. Menegakkan keadilan adalah termasuk perkara paling agung dan bukti keistiqamahan dan kebaikan agama pelakunya.
13. Sepatutnya bagi siapa saja yang menginginkan kebaikan dan keselamatan bagi dirinya untuk memperhatikan permasalahan penegakan keadilan ini dengan serius dan sungguh-sungguh.
14. Penghalang terbesar dari penegakan keadilan ini adalah mengikuti selera hawa nafsu, karena itulah Allah menegur agar kita singkirkan penghalang tersebut dalam firmanNya: "Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran".
15. Kita dilarang mengikuti selera hawa nafsu yang mengajak untuk menentang kebenaran.
16. Siapa saja yang mengikuti selera hawa nafsu pasti akan menyimpang dari kebenaran.
17. Hawa nafsu itu menyebabkan seseorang buta sehingga tidak bisa membedakan antara yang hak dan yang batil, atau mengetahui kebenaran tapi tidak mau mengikutinya karena lebih cenderung mengikuti selera hawa nafsunya.
18. Orang yang selamat dari mengikuti selera hawa nafsunya pasti mendapat petunjuk kepada kebenaran dan jalan yang lurus.
19. Allah melarang kita memutar balikkan kata-kata dengan memutar balikkan fakta dan kebenaran dalam persaksian dan lainnya.
20. Allah juga melarang kita enggan menjadi saksi padahal sangat dibutuhkan persaksian kita untuk memutuskan suatu perkara.
21. Allah Maha Mengetahui segala apa yang kita kerjakan, yang tampak dan tersembunyi. Ini adalah ancaman keras bagi siapa saja yang memutar balikkan kata-kata atau enggan menjadi saksi, terlebih lagi orang yang memutuskan perkara dengan batil atau memberikan persaksian palsu.

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan "Ahlul Qur'an" [Keluarga Al-Qur'an] dan "Shohibul Qur'an"  [Sahabat Al-Qur'an], yang "Hidup Di Bawah Naungan Al-Qur'an", selalu membaca, memahami dan mengamalkannya sehingga kami menjadi sukses, bahagia dan selamat dunia akhirat, aamiin..

Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami

���� WA MTDHK (Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah) kota Malang ����

�� Infaq kegiatan dakwah MTDHK bisa disalurkan melalui rekening a/n Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah;

�� BSM No: 7755555511
�� BNI No: 0362755494

���� Semoga Allah beri ganti dengan yang lebih baik dan barokah di dunia dan akhirat.

☝��️Kegiatan dakwah dan laporan keuangan ada di website kami www.mtdhk.com.

�� Untuk berlangganan WA Taushiyah MTDHK ketik "GABUNG" kirim WA (bukan SMS) ke +6283848634832 (Anggota lama tidak perlu mendaftar lagi)

�� Silahkan disebarkan kiriman ini sebagaimana aslinya tanpa dirubah sedikitpun, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah.. Jazakumulloh khoiro.

Turunnya Nabi 'Īsā bin Maryam (bag 1)

��BimbinganIslam.com
Selasa, 17 Dzulqa'dah 1436 H / 01 September 2015
�� Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
�� Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
�� Halaqah 18 | Turunnya Nabi 'Īsā bin Maryam (bag 1)
⬇ Download Audio
https://www.dropbox.com/s/nrjgwrwr0p7p03i/18.%20turunnya%20Isa%20bin%20Maryam.mp3?dl=0
~~~~~~~

TURUNNYA NABI 'ĪSĀ BIN MARYAM (bag 1)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-18 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Turunnya Nabi 'Īsā 'alayhissalām Bagian 1".

Ketika orang-orang Yahudi berusaha membuat makar untuk membunuh Nabi 'Īsā 'alayhissalām, Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyelamatkan beliau dengan mengangkat beliau ke atas kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Turunnya beliau 'Alayhissalām ke bumi, Allāh jadikan sebagai salah satu tanda besar dekatnya Hari Kiamat.

Allah berfirman :

وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ....

“Dan sesunguhnya itu adalah tanda dekatnya hari kiamat."

(QS.Az-Zukhrūf 61).

Berkata 'Abdullāh Ibnu 'Abbās radhiyallāhu 'anhumā: Maksud dari hal itu adalah turunya Nabi 'Īsā 'alayhissalām

(Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam Tafsirnya)

Beliau turun saat kaum Muslimin sedang di masa genting menghadapi dasyatnya fitnah Dajjāl. Turun di waktu Shubuh dan shalat dibelakang Imam Mahdi, imam kaum Muslimin saat itu.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ ابْنُ مَرْيَمَ فِيكُمْ وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ

“Bagaimana kalian jika turun Ibnu Maryam di tengah-tengah kalian dan imam kalian saat itu adalah dari kalian?"

(HR. Bukhāri dan Muslim)

Hal yang pertama kali beliau lakukan adalah membunuh Dajjāl yang sedang mengepung sebagian kaum Muslimin di Baitul Maqdis.

Beliau membunuh dengan tombak kecil beliau setelah Dajjāl hampir melarut habis seperti melarutnya garam karena melihat Nabi 'Īsā 'alayhissalām.

Kemudian umat Islam pun memerangi orang-orang yang bersama Dajjāl, diantaranya adalah orang-orang Yahudi sampai batu dan juga pohon-pohonan membantu umat Islam memerangi orang-orang Yahudi.
Setiap ada orang Yahudi yang berusaha untuk bersembunyi dibelakang batu atau pohon, maka berkatalah batu atau pohon tersebut: "Wahai Muslim ini, ini Yahudi bersembunyi di belakangku maka bunuhlah dia, kecuali pohon Gharqad."

(Hadīts shahīh, HR.Muslim)

Setelah itu keluarlah Ya'jūj dan juga Ma’jūj yang membuat kerusakan besar di muka bumi.

Maka Nabi 'Īsā 'alayhissalām dan juga kaum Muslimin berdoa kepada Allāh supaya Allāh Subhānahu wa Ta'āla membinasakan mereka.

Itulah yang bisa kita sampaikan. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

'Abdullāh Roy
Di kota Makkah

Ditranskrip oleh:
Tim Transkrip BiAS
➖➖➖➖➖➖➖

Nasehat untuk diri yang lemah

Ustadz Abu Saad :
Nasehat untuk diri yang lemah ini dan saudaraku kaum muslimin....

Jika anda diminta waktu dan tenaga anda untuk berkhidmat bagi agama yang mulia ini, maka janganlah anda mengatakan :
saya sudah tidak punya waktu lagi...!
tenaga saya sudah tidak tersisa lagi...!

Ingatlah...!
Orang orang yang telah berjasa untuk kemuliaan agama ini, mereka memiliki waktu tidak lebih dari 24 jam...
Mereka juga manusia biasa, tenaga yang mereka miliki sama dengan manusia lainnya...
Dan bila pintu pintu kebaikan sudah tertutup di depan anda dan kematian sudah siap menjemput anda maka janganlah anda berandai-andai lagi karena waktu anda sudah terlambat...!

Yang membedakan antara kita dengan mereka adalah semangat dan ghiroh mereka dalam membela dan berkhidmat untuk Agama yang mulia ini...!

ان الله اذا احب عبدا استعمله في طاعته...

Jika Allah mencintai seorang hamba maka Allah letakkan ia di jalan ketaatannya....

Ya Allah berikan taufiq kepada kami atas segala perkara yang Engkau cintai dan ridhoi....!
Dan segala perkara yang mendekatkan kita kepada-Nya dan surga-Nya.. !

APAKAH SUDAH BENAR ISTIGHFAR KITA

����
■◎■◎■◎■
MUHASABAH..!!
APAKAH SUDAH BENAR ISTIGHFAR KITA
Berkata asy Syaikh Shalih bin Fauzan al Fauzan hafidzahullah:
"Dan adapun orang yang mengatakan: 'Astaghfirullah' (aku meminta ampun kepada Allah), namun hanya dengan lisannya.
↪Sementara ia masih terus bergelimang dalam kemaksiatan dengan perbuatannya, maka sungguh ia berdusta, tidak bermanfaat sedikitpun istighfar baginya.
Berkata al Fudhail bin Iyyadh rahimahullah:
��"Istighfar dengan tanpa meninggalkan (kemaksiatan), adalah taubatnya para pendusta."
Berkata yang lainnya:
"Istighfar kita butuh dengan istighfar."
↪Yakni barang siapa yang beristighfar (meminta ampun kepada Allah), namun ia tidak meninggalkan kemaksiatan, maka istighfar orang tersebut merupakan dosa, yang butuh kepada istighfar berikutnya.
Maka lihatlah hakikat istighfar kita...
Agar supaya kita bukan termasuk para pendusta, yang ia beristighfar dengan lisan-lisan mereka. Namun mereka masih senantiasa bergelimang dalam kemaksiatan."
��al Khuthabul al Minbariyyah fil Munasabat al Ashriyyah (1/226)
■◎■◎■◎■
��Forum Salafy Purbalingga