Senin, 16 November 2015

TEROR PARIS

TEROR PARIS

Mohon nasehat untuk kejadian penembakan di Paris.. apakah pelakunya benar ISIS? Bagaimana islam menjawab kejadian semacam ini?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Sebenarnya yang layak memberi komentar untuk kasus semacam ini adalah ulama kelas dunia. Karena mereka yang lebih memahami ‘fiqh waqi’ dan kesimpulan nasehat dari al-Quran dan sunah.

Hanya saja, ada beberapa catatan yang bisa kita jadikan sebagai sikap awal dalam memahami tragedi semacam ini,

Pertama, bahwa islam berlepas diri semua tindakan kriminal dan kedzaliman yang dilakukan oleh kaum muslimin. Dan sebenarnya seluruh masyarakat sepakat bahwa agama tidak disalahkan, karena tindak kriminal yang dilakukan penganutnya.

Dulu ketika Timothy McVeigh melakukan pengeboman di Gedung Federal Alfred, Oklahoma City, tidak kita jumpai ada orang yang menyudutkan agamanya. Timothy ketika itu beragama Katolik. Dan tidak pernah kita dengar ada orang yang menyalahkan Paus vatikan, gara-gara ulah penganutnya. Padahal tindakan satu orang katholik ini telah menewaskan ratusan pengunjung di Mall itu.

Ketika orang Myanmar membabi buta membakar kaum muslimin, sampai mengusir mereka dari Rohingya, dunia rasanya tidak ada yang menyudutkan agama pelakunya. Mereka beragama Budha. Bahkan para biksu budha-pun turut melakukan tindak anti-kemanusiaan itu.

Tidak ada agama yang bisa lepas dari keberadaan penganutnya, yang melakukan tindak kriminal. Baik dengan alasan doktrin agamanya atau alasan pribadi. Namun itu semua sifatnnya subjektif.

Sebagaimana ini ketika terjadi pada kaum muslimin, pengakuan pelaku bahwa itu doktrin agama, sifatnya ijtihad pribadi, yang belum tentu dibenarkan dalam agama.

Kedua, semua orang butuh damai, bisa hidup nyaman, sehingga bisa melakukan banyak aktivitas tanpa gangguan. Bahkan islam banyak menekankan kepada umatnya tentang arti penting  nikmat aman. Hingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa nikmat aman merupakan salah satu nikmat yang jika dimiliki seseorang maka dia seperti memiliki dunia seisinya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ آمِنًا فِى سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

Siapa yang di pagi hari dalam kondisi sehat jasadnya, aman di tempat tinggalnya, dan dia memiliki makanan di hari itu, seolah dibentangkan untuknya dunia. (HR. Turmudzi 2517, Ibn Majah 4280 dan dishahihkan al-Albani).

Karena itu, anggapan sebagian non muslim yang sangat apriori terhadap islam, seperti pernyataan bahwa muslim adalah model manusia suka konflik, ini jelas pemahaman yang salah besar. Islam mengajarkan kedamaian, diturunkan oleh Allah sebagai rahmat, memperbaiki manusia dan bukan untuk merusak manusia.

Ketiga, kedepankan sikap hati-hati dan jangan mudah terprovokasi dengan berita yang bersliweran. Terutama berita dari media liberal. Mereka secara sengaja terkadang sangat menyudutkan islam dengan alasan kemanusiaan. Karena mareka gagal paham, tidak bisa membedakan antara ajaran agama dengan tindakan penganut agama.

Allah telah memberikan bimbingan, agar kita tidak mudah percaya dengan berita dari model manusia penyebar berita. Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. al-Hujurat: 6)

Semua berita, sangat sarat dengan tendensi ideologi dan opini. Karena itu, menelan mentah-mentah sebuah informasi dari media massa adalah sebuah kesalahan besar, sehingga terjadilah seperti yang Allah firmankan, ’menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu’.

Keempat, ada informasi mengenai pengakuan ISIS bahwa mereka bertanggung jawab untuk kejadian Paris. Kita tidak tahu pasti apakah pengakuan mereka itu benar ataukah karena karakter mereka yang suka memancing kehadiran musuh. Hingga kini, kita belum mendapatkan informasi yang valid mengenai latar belakang pelaku.

Terlepas dari hal itu, kita sangat menyayangkan sikap ISIS. Bagi orang yang paham, doktrin ISIS sama sekali tidak ada hubungannya dengan islam. Sekalipun mereka menggunakan nama islam.

Hanya saja, pengakuan ISIS bisa menjadi alasan bagi orang yang apriori untuk semakin menyudutkan islam.

Karena itu, para ulama menganggap bahwa isis semakin memperparah luka yang dialami kaum muslimin. Hingga Dr. Soleh as-Suhaimi menyampaikan ceramah bertajuk,

داعش تخدم أعداء الإسلام

“ISIS, merekalah pelayan para musuh islam.”

Karena ulah ISIS, para musuh islam memiliki alasan untuk mengobok-obok negeri islam.

Kelima, perbanyak berdoa, memohon kepada Allah perlindungan dari fitnah.

Memilih sikap diam, tidak komentar, tidak responsif terhadap fitnah, dan menyerahkannya kepada orang yang lebih berilmu, itu yang dianjurkan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَتَكُونُ فِتَنٌ الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ ، وَالْقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْمَاشِى ، وَالْمَاشِى فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِى ، مَنْ تَشَرَّفَ لَهَا تَسْتَشْرِفْهُ ، فَمَنْ وَجَدَ فِيهَا مَلْجَأً أَوْ مَعَاذًا فَلْيَعُذْ بِه

Akan terjadi fitnah, orang yang duduk lebih baik daripada yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, orang yang berjalan lebih baik daripada yang berlari, barangsiapa yang mencari fitnah maka dia akan terkena pahitnya dan barangsiapa yang menjumpai tempat berlindung maka hendaknya dia berlindung. (HR. Bukhori 3601 dan Muslim 2776)

Diantara doa yang bisa kita rutinkan adalah doa perlindungan fitnah,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ وَإِذَا أَرَدْتَ بِعِبَادِكَ فِتْنَةً فَاقْبِضْنِى إِلَيْكَ غَيْرَ مَفْتُونٍ

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu taufiq untuk bisa mengamalkan semua kebaikan, meninggalkan semua kemungkaran, dan bisa mencintai orang miskin. Jika Engkau menghendaki untuk menimpakan ujian (fitnah) bagi hamba-hamba-Mu, maka wafatkanlah aku, tanpa terkena fitnah itu

Selengkapnya bisa anda pelajari di: Doa Berlindung Dari Fitnah

Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

SIKAP SEORANG MUSLIM TERHADAP PELEDAKAN DI PARIS - PRANCIS

�� SIKAP SEORANG MUSLIM TERHADAP PELEDAKAN DI PARIS - PRANCIS
Disarikan dari cermah asy-Syaikh 'Abdullah bin Shalfiq hafizhahullah
�� Sabtu, 2 Muharram 1437 H / 14 Nov 2015 M
~~~~~~~
�� Islam adalah agama rahmat, agama yang teratur. Islam bukan agama kacau. Islam datang untuk menyebar keadilan dan rahmat di tengah umat manusia. Menyelamatkan manusia dari kegelapan kepada cahaya.
�� Terkait dengan peledakan di Prancis, maka perlu dijelaskan :
1⃣ Peledakan tersebut merupakan Bunuh diri. Sesuai namanya, itu adalah bunuh diri BUKAN jihad fi sabilillah. Pelakunya berhak mendapatkan adzab sebagaimana dijelaskan oleh para ulama.
Aksi tersebut BUKAN bagian dari Islam sama sekali.
▶ Perbuatan mereka tidak mewakili Islam, BAHKAN ISLAM BERLEPAS DIRI dari mereka, yang telah mencemarkan Islam dengan keyakinan bahwa mereka sedang berjihad.
2⃣ Merugikan Islam.
Islam tidak berkhianat dan tidak melanggar janji. Bahkan sentiasa menepati janji dan menjaga hubungan. Ini semua adalah adab-adab syari yang diserukan oleh Islam.
Islam mengajarkan untuk tidak melanggar perjanjian, walaupun dengan orang-orang kafir.
3⃣ Aksi tersebut tidak mendatangkan sesuatu kecuali kejelekan terhadap Islam.
Kaum muslimin di sana mendapat kerugian/bahaya, bahkan menyebabkan umat menjauh dari Islam.
�� Inilah yang dimaukan oleh para pelaku teror.
������ Karena yang berada di belakang mereka — ISIS atau kelompok-kelompok 'jihad' lainnya — adalah misi internasional, yang terutama adalah IRAN dan SURIAH.
Karena ISIS merupakan kader binaan dari Rafidhah Nusairiyyah. Dibuat untuk membunuh dan menyiksa Ahlus Sunnah.
Maka WAJIB atas kaum muslimin :
�� Waspada dan mengetahui kesesatan-kesesatan kelompok-kelompok tersebut,
�� Wajib pula mengetahui bahwa Islam berlepas diri dari ISIS, dan bahwa aksi-aksi ISIS tidak ada hubungannya dengan Islam.
Islam adalah agama rahmah. Mengajak kepada kebaikan, menyelamatkan manusia dan alam dari kegelapan kepada cahaya, dari kerusakan kepada kebaikan. Agama yang agung, agama kasih sayang.
Perbuatan mereka itu menunjukkan kerasnya hati mereka dan penyimpangan aqidah, serta upaya yang besar untuk menyakiti Ahlus Sunnah.
Sungguh Islam telah tersebar di Prancis, dan banyak manusia yang mulai tertarik untuk masuk dalam Islam, pria maupun wanita. Bahkan mulai ada kemauan terhadap Sunnah dan berpegang dengan manhaj Salaf.
�� Mungkin kaum Rafidhah tidak suka dengan itu semua, sehingga mereka berusaha untuk mencemarkan Islam dan membuat umat lari dari Islam dan Sunnah.
�� Bisa jadi pula, di belakang itu terdapat makar Yahudi yang ingin menghadang perkembangan Islam di Eropa dan lainnya.
✅ NASEHAT KEPADA KAUM MUSLIMIN di Prancis
• Waspada dan berlepas diri dari aksi keji tersebut, dan hendaknya menjelaskan sikap mereka melalui media informasi bahwa kaum muslimin di Prancis berlepas diri dari aksi-aksi tersebut, dan itu semua tidak ada hubungannya dengan Islam sama sekali.
• Hendaknya Ahlus Sunnah waspada, pada diri mereka dan keluarganya, agar pada hari-hari ini jangan sampai terkena bahaya akibat perbuatan khawarij.
Sungguh kejahatan Khawarij pertama kali diarahkan kepada kaum muslimin sendiri. Kekacauan dan pembunuhan yang terjadi di negeri-negeri muslimin. Khawarij sama sekali tidak mempedulikan perjanjian dan kesepakatan, tidak melihat anak-anak atau dewasa. Demikianlah mereka tumbuh untuk senang pada kekacauan. Mereka disokong oleh Rafidhah. Dalam rangka mencemarkan Ahlus Sunnah dan membuat orang tidak suka dengan Ahlus Sunnah.
Islam berlepas diri dari aksi-aksi keji tersebut. Agama Allah adalah agama rahmat, Memerintahkan kepada keadilan. Islam datang untuk membebaskan umat manusia dari kegelapan kepada cahaya. Dari kesyirikan, kekufuran, dan ilhad kepada Islam, sunnah, dan fitrah, serta Iman kepada Allah satu-satunya, demi kebahagian umat manusia.
•••••••••••••••
�� Majmu'ah Manhajul Anbiya

Nasehat Bagi Para Pencaci Shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam, Radhiyallahu 'Anhum

Taushiyah ke 258
Taushiyah ke 258, Senin 04 Shafar 1437 / 16 Nopember 2015

Nasehat Bagi Para Pencaci Shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam, Radhiyallahu 'Anhum..

Al-Imam Muhammad bin Shubaih bin As-Sammak rahimahullah [wafat 183 H] menasehati para pencaci-maki Shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam, Radhiyallahu 'Anhum:

"Anda telah mengetahui bahwa orang-orang yahudi tidak ada yang mencaci-maki para shahabat Nabi Musa 'Alaihis Salam, demikian pula orang-orang nashrani tidak ada yang mencaci-maki para shahabat Nabi 'Isa Alaihis Salam. Mengapa anda - wahai orang jahil -, mencaci-maki para shahabat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam?!

Sungguh aku telah mengetahui dari mana anda mendapatkan ajaran seperti itu. [maksudnya, ajaran mencaci-maki para shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam adalah bersumber dari orang-orang yang membenci Sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam dan berupaya untuk menghancurkan Islam dari dalam, pent].

Anda tidak menyibukkan diri anda dengan mengurusi dosa-dosa anda sendiri. Kalau sekiranya anda menyibukkan diri anda dengan mengurusi dosa-dosa anda sendiri, pasti anda akan takut kepada Robb anda. Sungguh dosa-dosa anda sendiri telah cukup untuk membuat anda tersibukkan daripada [mencaci-maki dan menghujat] orang-orang yang jahat, bagaimana pula hal itu tidak membuat anda sibuk daripada [mencaci-maki dan menghujat] orang-orang yang baik?!

Kalau sekiranya anda adalah termasuk orang-orang yang baik, pasti anda tidak akan mencaci-maki orang-orang yang jahat, dan bahkan anda berharap agar mereka mendapat [rahmat dan hidayah] dari Dzat Yang Maha Penyayang diantara para penyayang.
Akan tetapi, karena anda adalah termasuk orang-orang yang jahat, maka inilah yang menjadi penyebab anda mencaci-maki para syuhada' dan orang-orang sholih.

Wahai pencaci shahabat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam, kalau sekiranya anda tidur sepenuh malam [tidak shalat malam, pent] dan berbuka sepanjang hari [tidak puasa sunnah, pent], maka tentu hal itu lebih baik bagi anda daripada anda shalat semalam suntuk dan puasa sepanjang hari akan tetapi anda berkata buruk tentang para shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam.
Duhai celaka, anda tidak shalat malam dan tidak puasa sunnah, akan tetapi terus menerus menghujat orang-orang baik!

Maka terimalah kabar gembira dengan apa yang tidak ada kegembiraan sama sekali di dalamnya jika anda tidak bertaubat dari apa yang anda dengar dan anda lihat. [maksudnya, jika tidak bertaubat dari mencaci-maki para shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam pasti akan mendapatkan hukuman dari Allah, pent]

Dengan apa anda berhujjah wahai orang jahil selain dengan orang-orang yang sama-sama jahil?! [maksudnya, setiap orang yang mencaci-maki para shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam adalah orang jahil, siapapun dia, pent]

Seburuk-buruk kholaf [generasi yang datang setelah salaf, pent] adalah kholaf yang mencaci-maki salaf [generasi terdahulu dari kalangan shahabat Nabi, tabi'in dan tabi'ut tabi'in radhiyallahu 'anhum, pent].

Sungguh, satu orang dari kalangan Salaf adalah lebih baik dari seribu orang dari kalangan kholaf".

(Diriwayatkan Al-Mu'afi dalam "Al-Jalisush-Sholih" 2/392)

Mungkinkah Allah dan RasulNya Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam suka dan ridha kepada orang yang mempunyai ritual rutin mendekatkan diri kepada Allah dengan cara mencacimaki dan melaknat shahabat dan isteri Nabi..?!

Mungkinkah Allah dan RasulNya Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam mengajarkan seperti itu..?!

Akal dan agama seperti apakah yang menyetujui hal itu..?!

Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami

���� WA MTDHK (Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah) kota Malang ����

�� Infaq kegiatan dakwah MTDHK bisa disalurkan melalui rekening a/n Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah;

�� BSM No: 7755555511
�� BNI No: 0362755494

���� Semoga Allah beri ganti dengan yang lebih baik dan barokah di dunia dan akhirat.

☝��️Kegiatan dakwah dan laporan keuangan ada di website kami www.mtdhk.com.

�� Untuk berlangganan WA Taushiyah MTDHK ketik "GABUNG" kirim WA (bukan SMS) ke +6283848634832 (Anggota lama tidak perlu mendaftar lagi)

�� Silahkan disebarkan kiriman ini sebagaimana aslinya tanpa dirubah sedikitpun, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah.. Jazakumulloh khoiro.

Nasehat Bagi Para Pencaci Shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam, Radhiyallahu 'Anhum

Taushiyah ke 258
Taushiyah ke 258, Senin 04 Shafar 1437 / 16 Nopember 2015

Nasehat Bagi Para Pencaci Shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam, Radhiyallahu 'Anhum..

Al-Imam Muhammad bin Shubaih bin As-Sammak rahimahullah [wafat 183 H] menasehati para pencaci-maki Shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam, Radhiyallahu 'Anhum:

"Anda telah mengetahui bahwa orang-orang yahudi tidak ada yang mencaci-maki para shahabat Nabi Musa 'Alaihis Salam, demikian pula orang-orang nashrani tidak ada yang mencaci-maki para shahabat Nabi 'Isa Alaihis Salam. Mengapa anda - wahai orang jahil -, mencaci-maki para shahabat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam?!

Sungguh aku telah mengetahui dari mana anda mendapatkan ajaran seperti itu. [maksudnya, ajaran mencaci-maki para shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam adalah bersumber dari orang-orang yang membenci Sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam dan berupaya untuk menghancurkan Islam dari dalam, pent].

Anda tidak menyibukkan diri anda dengan mengurusi dosa-dosa anda sendiri. Kalau sekiranya anda menyibukkan diri anda dengan mengurusi dosa-dosa anda sendiri, pasti anda akan takut kepada Robb anda. Sungguh dosa-dosa anda sendiri telah cukup untuk membuat anda tersibukkan daripada [mencaci-maki dan menghujat] orang-orang yang jahat, bagaimana pula hal itu tidak membuat anda sibuk daripada [mencaci-maki dan menghujat] orang-orang yang baik?!

Kalau sekiranya anda adalah termasuk orang-orang yang baik, pasti anda tidak akan mencaci-maki orang-orang yang jahat, dan bahkan anda berharap agar mereka mendapat [rahmat dan hidayah] dari Dzat Yang Maha Penyayang diantara para penyayang.
Akan tetapi, karena anda adalah termasuk orang-orang yang jahat, maka inilah yang menjadi penyebab anda mencaci-maki para syuhada' dan orang-orang sholih.

Wahai pencaci shahabat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam, kalau sekiranya anda tidur sepenuh malam [tidak shalat malam, pent] dan berbuka sepanjang hari [tidak puasa sunnah, pent], maka tentu hal itu lebih baik bagi anda daripada anda shalat semalam suntuk dan puasa sepanjang hari akan tetapi anda berkata buruk tentang para shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam.
Duhai celaka, anda tidak shalat malam dan tidak puasa sunnah, akan tetapi terus menerus menghujat orang-orang baik!

Maka terimalah kabar gembira dengan apa yang tidak ada kegembiraan sama sekali di dalamnya jika anda tidak bertaubat dari apa yang anda dengar dan anda lihat. [maksudnya, jika tidak bertaubat dari mencaci-maki para shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam pasti akan mendapatkan hukuman dari Allah, pent]

Dengan apa anda berhujjah wahai orang jahil selain dengan orang-orang yang sama-sama jahil?! [maksudnya, setiap orang yang mencaci-maki para shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam adalah orang jahil, siapapun dia, pent]

Seburuk-buruk kholaf [generasi yang datang setelah salaf, pent] adalah kholaf yang mencaci-maki salaf [generasi terdahulu dari kalangan shahabat Nabi, tabi'in dan tabi'ut tabi'in radhiyallahu 'anhum, pent].

Sungguh, satu orang dari kalangan Salaf adalah lebih baik dari seribu orang dari kalangan kholaf".

(Diriwayatkan Al-Mu'afi dalam "Al-Jalisush-Sholih" 2/392)

Mungkinkah Allah dan RasulNya Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam suka dan ridha kepada orang yang mempunyai ritual rutin mendekatkan diri kepada Allah dengan cara mencacimaki dan melaknat shahabat dan isteri Nabi..?!

Mungkinkah Allah dan RasulNya Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam mengajarkan seperti itu..?!

Akal dan agama seperti apakah yang menyetujui hal itu..?!

Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami

���� WA MTDHK (Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah) kota Malang ����

�� Infaq kegiatan dakwah MTDHK bisa disalurkan melalui rekening a/n Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah;

�� BSM No: 7755555511
�� BNI No: 0362755494

���� Semoga Allah beri ganti dengan yang lebih baik dan barokah di dunia dan akhirat.

☝��️Kegiatan dakwah dan laporan keuangan ada di website kami www.mtdhk.com.

�� Untuk berlangganan WA Taushiyah MTDHK ketik "GABUNG" kirim WA (bukan SMS) ke +6283848634832 (Anggota lama tidak perlu mendaftar lagi)

�� Silahkan disebarkan kiriman ini sebagaimana aslinya tanpa dirubah sedikitpun, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah.. Jazakumulloh khoiro.

Renungan Untuk Para Suami

Taushiyah ke 257
Taushiyah ke 257, Ahad 03 Shafar 1437 / 15 Nopember 2015

Renungan Untuk Para Suami

Kita ingin isteri kita shalihah, tapi apakah kita sudah memberi contoh menjadi suami yang shalih..?!

Kita ingin isteri kita berakhlak yang mulia, tapi apakah kita sudah memberi contoh sebagai suami yang berakhlak mulia..?!

Kita ingin isteri kita rajin dan semangat serta tidak bermalasan, tapi apakah kita sudah memberi contoh sebagai suami yang rajin dan semangat serta tidak bermalasan..?!

Kita ingin isteri kita ahli ibadah dan rajin tahajjud, tapi apakah kita sudah memberi contoh sebagai suami yang ahli ibadah dan rajin tahajjud..?!

Demikian seterusnya, kita para suami jangan hanya menuntut saja, tapi tidak memberi contoh dan menjadi tauladan.

Seorang ulama berkata:
"Bagaimana mungkin bayang-bayang lurus, sedang bendanya bengkok?!"

Isteri ibaratnya adalah bayang-bayang dan suami adalah bendanya.

Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan".
[QS 66 At-Tahrim ayat 6]

Semoga kita mampu merealisasikannya sehingga benar-benar merasakan keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah di dunia sampai akhirat, aamiin.

Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami

���� WA MTDHK (Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah) kota Malang ����

�� Infaq kegiatan dakwah MTDHK bisa disalurkan melalui rekening a/n Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah;

�� BSM No: 7755555511
�� BNI No: 0362755494

���� Semoga Allah beri ganti dengan yang lebih baik dan barokah di dunia dan akhirat.

☝��️Kegiatan dakwah dan laporan keuangan ada di website kami www.mtdhk.com.

�� Untuk berlangganan WA Taushiyah MTDHK ketik "GABUNG" kirim WA (bukan SMS) ke +6283848634832 (Anggota lama tidak perlu mendaftar lagi)

�� Silahkan disebarkan kiriman ini sebagaimana aslinya tanpa dirubah sedikitpun, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah.. Jazakumulloh khoiro.

Setiap malam bumi, gunung dan lautan meminta izin kpd Alloh

Setiap malam bumi, gunung dan lautan meminta izin
kpd Alloh untuk menelan, memimpa dan
menenggelamkan ummat manusia.

Muhamad Farid
Balada Anak Singkong
# seri10

Sungguh mencengangkan dan mengerikan
mengetahui kehidupan seks mahasiswi di kota
pelajar Yogyakarta. Suatu penelitian yang
dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan
Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan Bisnis dan
Humaniora (LSCK PUSBIH) menunjukkan hampir
97,05 persen mahasiswi di Yogyakarta sudah
hilang keperawanannya saat kuliah.
Yang lebih mengenaskan, semua responden
mengaku melakukan hubungan seks tanpa ada
paksaan. Semua dilakukan atas dasar suka sama
suka dan adanya kebutuhan. Selain itu, ada
sebagian responden mengaku melakukan
hubungan seks dengan lebih dari satu pasangan
dan tidak bersifat komersil.
Gempa 5,6 skala Richter (SR) melanda Bumi
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Lindu tersebut terjadi sekitar pukul 18.45 WIB.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) melaporkan, Rabu (11/11/2015) pusat
gempa berada di kedalaman 93 kilometer, yakni di
120 kilometer barat daya, Bantul, DIY, atau 8.97
LS, 110.19 BT
Belum diketahui informasi lebih jauh tentang
dampak dari gempa ini.
Sejumlah gempa marak terjadi di Tanah Air
belakangan ini. Pada 9 November 2015 lalu,
tercatat lindu berkekuatan 5,5 Skala Richter
melanda Kota Banda Aceh.
Gempa juga terjadi di Maritaing, Kabupaten Alor,
Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan kekuatan 6,2
SR.
Wah gak nyambung tulisan antar paragrafnya.
Alinea pertama ngomong apa, paragraf kedua
cerita apa!
Jaka sembung bawa gelas, gak nyambung
blaasss!!!!
Bentar, masak gak nyambung sih. Yuk kita lihat
kisah berikut.
Dari Anas bin Malik, dia berkata:
“Nabi naik ke Uhud bersamanya Abu Bakar, Umar
dan Utsman. Tiba-tiba gunung berguncang. Maka
Nabi menghentakkan kakinya dan berkata:
Tenanglah Uhud! Yang ada di atasmu tiada lain
kecuali Nabi, Shiddiq dan dua orang syahid.” (HR
Bukhori Muslim).
Gempa juga tercatat pernah terjadi di Masa
kekhilafahan Umar, sebagaimana yang
disampaikan dalam riwayat Ibnu Abid Dun-ya
dalam Manaqib Umar. Madinah sebagai pusat
pemerintahan kembali berguncang. Umar
menempelkan tangannya ke tanah dan berkata
kepada bumi, “Ada apa denganmu?” Dan inilah
pernyataan sang pemimpin tertinggi negeri muslim
itu kepada masyarakat pasca gempa,
“Wahai masyarakat, tidaklah gempa ini terjadi
kecuali karena ada sesuatu yang kalian lakukan.
Alangkah cepatnya kalian melakukan dosa. Demi
yang jiwaku ada di tangan-Nya, jika terjadi gempa
susulan, aku tidak akan mau tinggal bersama
kalian selamanya!”
Shahabat Ka’ab bin Malik mempunyai pendapat
yang mirip dengan Umar bin Khattabh. Inilah
pernyataan lengkapnya tentang gempa,
“Tidaklah bumi berguncang kecuali karena ada
maksiat-maksiat yang dilakukan di atasnya. Bumi
gemetar karena takut Rab nya azza wajalla
melihatnya.”
Ka’ab menyebut bahwa guncangan bumi adalah
bentuk gemetarannya bumi karena takut kepada
Allah yang Maha Melihat kemaksiatan dilakukan di
atas bumi-Nya.
Suatu saat Anas bin Malik bersama seseorang
lainnya mendatangi Aisyah. Orang yang bersama
Anas itu bertanya kepada Aisyah: Wahai Ummul
Mukminin jelaskan kepadaku tentang gempa.
Aisyah menjelaskan,
“Jika mereka telah menghalalkan zina, meminum
khamar dan memainkan musik ( Ibnu Qayyim
dalam kitabnya al-Jawabul Kafi).
Janganlah kita menyalahkan fenomena alam,
sudah saatnya kita instropeksi diri, sudah saatnya
mengaca seberapa besar usaha yang telah kita
lakukan agar gempa tidak terjadi.
نسأل الله السلامة و العافية

Orang Yang Sakit Selayaknya Bergembira

Orang Yang Sakit Selayaknya Bergembira

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله رب العالمين
والصلاة والسلام على رسول الله صلى الله عليه وسلم وعلى آله وأصحابه أجمعين،  وبعد :

“Mengapa sakit saya tidak sembuh-sembuh?”

”Mengapa sakit saya sedemikian beratnya?”

“Kenapa mesti saya yang sakit?”

Mungkin inilah sebagian perkataan atau bisikan setan yang terbesit dalam hati orang yang sakit. Perlu kita ketahui bhw sakit merupakan takdir Allah dan menurut akidah (kepercayaan) seorang muslim yang beriman bahwa semua takdir Allah itu baik dan ada hikmahnya, berikut ini tulisan ringkas yang senoga bisa mencerahkan hati orang-orang yang sakit yang selayaknya mereka bergembira

 
** Sakit adalah ujian, cobaan dan takdir Allah

Hendaknya orang yang sakit memahami bahwa sakit adalah ujian dan cobaan dari Allah dan perlu benar-benar kita tanamkan dalam keyakinan kita yang sedalam-dalamya bahwa ujian dan cobaan berupa hukuman adalah tanda kasih sayang Allah. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ، وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ

“sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya, brgsiapa yg ridho (menerimanya) maka Allah akan meridhoinya dan brgsiapa yg murka (menerimanya) maka Allah murka kepadanya.”[1]

Dan beliau shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا
وَإِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang hamba, maka Allah menyegerakan siksaan  baginya di dunia”[2]

Mari renungkan hadits ini, apakah kita tidak ingin Allah menghendaki kebaikan kapada kita? Allah segerakan hukuman kita di dunia dan Allah tidak menghukum kita lagi di akhirat yang tentunya hukuman di akhirat lebih dahsyat dan berlipat-lipat ganda. Dan perlu kita sadari bahwa hukuman yang Allah turunkan merupakan akibat dosa kita sendiri, salah satu bentuk hukuman tersebut adalah Allah menurunkannya berupa penyakit.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَْ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَْ أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:”Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. [3]

Ujian juga merupakan takdir Allah yang wajib diterima minimal dengan kesabaran, Alhamdulillah jika mampu diterima dengan ridha bahkan rasa syukur. Semua manusia pasti mempunyai ujian masing-masing. Tidak ada manusia yang tidak pernah tidak mendapat ujian dengan mengalami kesusahan dan kesedihan. Setiap ujian pasti Allah timpakan sesuai dengan kadar kemampuan hamba-Nya utk menanggungnya krn Allah tidak membebankan hamba-Nya di luar kemampuan hamba-Nya.

 
** Sakit manghapuskan dosa-dosa kita

Orang yang sakit juga selayaknya semakin bergembira mendengar berita ini karena kesusahan, kesedihan dan rasa sakit karena penyakit yang ia rasakan akan menghapus dosa-dosanya. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ

“Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan hapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya”[4]

Dan beliau shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ شَيْءٍ يُصِيْبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ حَزَنٍ، وَلاَ وَصَبٍ، حَتَّى الْهَمُّ يُهِمُّهُ؛ إِلاَّ يُكَفِّرُ اللهُ بِهِ عَنْهُ سِيِّئَاتِهِ

“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang lebih berat dari itu melainkan diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya karenanya.”[5]

Bergembiralah saudaraku, bagaimana tidak, hanya karena sakit tertusuk duri saja dosa-dosa kita terhapus. Sakitnya tertusuk duri tidak sebanding dengan sakit karena penyakit yang kita rasakan sekarang.

Sekali lagi bergembiralah, karena bisa jadi dengan penyakit ini kita akan bersih dari dosa bahkan tidak mempunyai dosa sama sekali, kita tidak punya timbangan dosa, kita menjadi suci sebagaimana anak yang baru lahir. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ

“Cobaan akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada anaknya maupun pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa sedikitpun.”[6]

Hadits ini sangat cocok bagi orang yang mempunyai penyakit kronis yang tidak bisa diharapkan kesembuhannya dan vonis dokter mengatakan umurnya tinggal hitungan minggu, hari bahkan jam. Ia khawatir penyakit ini menjadi sebab kematiannya. Hendaknya ia bergembira, karena bisa jadi ia menghadap Allah suci tanpa dosa. Artinya surga telah menunggunya.

Melihat besarnya keutamaan tersebut, pada hari kiamat nanti, banyak orang yang berandai-andai jika mereka ditimpakan musibah di dunia sehingga menghapus dosa-dosa mereka dan diberikan pahala kesabaran. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

يَوَدُّ أَهْلُ الْعَافِيَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَّ جُلُودَهُمْ قُرِضَتْ بِالْمَقَارِيضِ مِمَّا يَرَوْنَ مِنْ ثَوَابِ أَهْلِ الْبَلاَءِ.

”Manusia pada hari kiamat menginginkan kulitnya dipotong-potong dengan gunting ketika di dunia, karena mereka melihat betapa besarnya pahala orang-orang yang tertimpa cobaan di dunia.”[7]

Bagaimana kita tidak gembira dengan berita ini, orang-orang yang tahu kita sakit, orang-orang yang menjenguk kita ,orang-orang yang menjaga kita sakit,  kelak di hari kiamat sangat ingin terbaring lemah seperti kita tertimpa penyakit.

 
** Meskipun sakit, pahala tetap mengalir

Mungkin ada beberapa dari kita yang tatkala tertimpa penyakit bersedih karena tidak bisa malakukan aktivitas, tidak bisa belajar, tidak bisa mencari nafkah dan tidak bisa melakukan ibadah sehari-hari yang biasa kita lakukan. Bergembiralah karena Allah ternyata tetap menuliskan pahala ibadah bagi kita yang biasa kita lakukan sehari-hari. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

إذا مرض العبد أو سافر كتب له مثل ما كان يعمل مقيما صحيحا

“Apabila seorang hamba sakit atau sedang melakukan safar, Allah akan menuliskan baginya pahala seperti saat ia lakukan ibadah di masa sehat dan bermukim.”[8]

Subhanallah, kita sedang berbaring dan beristirahat akan tetapi pahala kita terus mengalir, apalagi yang menghalangi anda untuk tidak bergembira wahai orang yang sakit.

 
** Sesudah kesulitan pasti datang kemudahan

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراْْْ, إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً ً

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”[9]

Ini merupakan  janji Allah, tidak pernah kita menemui manusia yang selalu merasa kesulitan dan kesedihan, semua pasti ada akhir dan ujungnya. Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan, susah-senang, lapar-kenyang, kaya-miskin, sakit-sehat. Salah satu hikmah Allah menciptakan sakit agar kita bisa merasakan nikmatnya sehat. sebagaimana orang yang makan, ia tidak bisa menikmati kenyang yang begitu nikmatnya apabila ia tidak merasakan lapar, jika ia merasa agak kenyang atau kenyang maka selezat apapun makanan tidak bisa ia nikmati. Begitu juga dengan nikmat kesehatan, kita baru bisa merasakan nikmatnya sehat setelah merasa sakit sehingga kita senantiasa bersyukur, merasa senang dan tdk pernah melalaikan lagi nikmat kesehatan serta selalu menggunakan nikmat kesehatan dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Ada dua kenikmatan yang sering terlupakan oleh banyak orang: nikmat sehat dan waktu luang.”[10]

 
** Bersabarlah dan bersabarlah

Kita akan mendapatkan semua keutamaan tersebut apabila musibah berupa penyakit ini kita hadapi dengan sabar. Agar kita dapat bersabar, hendaknya kita mengingat keutamaan bersabar yang sangat banyak. Allah banyak menyebutkan kata-kata sabar dalam kitab-Nya.

** Berikut adalah beberapa keutamaan bersabar

Sabar memiliki keutamaan yang sangat besar di antaranya :
1. Mendapatkan petunjuk. Allah Ta’ala berfirman:
“Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”[11]

2. Mendapatkan pahala yang sangat besar dan keridhaan Allah.

Allah Ta’ala berfirman,
“sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar diberikan pahala bagi mereka tanpa batas.”[12]

3. Mendapatkan alamat kebaikan dari Allah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba-Nya maka Dia menyegerakan hukuman baginya di dunia, sedang apabila Allah menghendaki keburukan pada seorang hamba-Nya maka Dia menangguhkan dosanya sampai Dia penuhi balasannya nanti di hari kiamat.”[13]

4. Merupakan anugrah yang terbaik

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah Allah menganugrahkan kepada seseorang sesuatu pemberian yang labih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.”[14]

 
** Hindarilah hal ini ketika sakit

Ketika sakit merupakan keadaan dimana seseorang lemah fisik dan psikologis bahkan bisa membuat lemah iman. Oleh karena itu kita mesti berhati-hati agar kondisi ini tidak di manfaatkan oleh syaitan. Ada beberapa hal yang harus kita hindari ketika sakit.

1. berburuk sangka kepada Allah atau merasa kecewa bahkan marah kepada takdir Allah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman: Aku sesuai dengan prasangka hamba kepada-Ku, jika ia berprasangka baik, maka aku akan berbuat demikian terhadapnya. Jika ia berprasangka buruk, maka aku akan berbuat demikian terhadapnya.”[15]

2. Menyebarluaskan kabar sakit dan mengeluhkannya

Merupakan salah satu tanda tauhid dan keimanan seseorang bahwa ia berusaha hanya mengeluhkan keadaannya kepada Allah saja, karena hanya Allah yang bisa merubah semuanya. Sebaliknya orang yang banyak mengeluh merupakan tanda bahwa imannya sangat tipis. kita boleh mengabarkan bahwa kita sakit tetapi tidak untuk disebarluaskan dan kita kelauhkan kepada orang banyak

3. membuang waktu dengan melakukan pekerjaan yang sia-sia selama sakit

Misalnya banyak menonton acara-acara TV, mendengarkan musik, membaca novel khayalan dan mistik, hendaknya waktu tersebut di isi dengan muhasabah, merenungi, berdzikir, membaca Al-Quran dan lain-lain.

4. Tidak memperhatikan kewajiban menutup aurat

Hal ini yang paling sering dilalaikan ketika sakit. walaupun sakit tetap saja kita berusaha menutup aurat kita selama sakit sebisa mungkin. Lebih-lebih bagi wanita, ia wajib menjaga auratnya misalnya  kaki dan rambutnya dan berusaha semaksimal mungkin agar tidak dilihat oleh laki-laki lain misalnya perawat atau dokter laki-laki

5. Berobat dengan yang haram

Kita tidak boleh berobat dengan hal-hal yang haram, misalnya dengan obat atau vaksin yang mengandung babi, berobat dengan air kencing sendiri karena Allah telah menciptakan obatnya yang halal.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit bersama obatnya, dan menciptakan obat untuk segala penyakit, maka berobatlah, tetapi jangan menggunakan yang haram.”[16]

Dan perbuatan haram yang paling berbahaya adalah berobat dengan mendatangi dukun mantra, dukun berkedok ustadz dan ahli sihir karena ini merupakan bentuk kekafiran yang bisa mengeluarkan pelakunya dari islam serta kekal di neraka.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mendatangi dukun, lalu mempercayai apa yang ia ucapkan, maka ia telah kafir terhadap ajaran yang diturunkan kepada nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam”[17].

 
Sebagai penutup tulisan ini, berikut jawaban serta jalan keluar dari Allah yang langsung tertulis dalam kitab-Nya mengenai beberapa keluhan yang muncul dalam hati manusia yang lemah[18]

– Mengapa saya di uji (dengan penyakit ini)?

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. 29:2)

“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. 29:3)

- Mengapa saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan (berupa  kesehatan)?

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahu, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. 2:216)

- Mengapa ujian (penyakit) seberat ini?

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. 2:286)

- Saya mulai frustasi dengan ujian (penyakit) ini.

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. 3:139)

- Bagaimanakah saya menghadapinya?

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. 3:200)

- Apa yang saya dapatkan dari semua ini?

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka,” (QS. 9:111)

- Kepada siapa Saya berharap?

“Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Rabb yang memiliki ‘Arsy yang agung”. (QS. 9:129)

- Saya sudah tidak dapat bertahan lagi dan menanggung beban ini!

“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (QS. 12:87)

===========
Sumber:

1. Berbahagialah wahai orang  yang sakit, Pustaka At-Tibyan
2. Mutiara faidah kitab tauhid, Ustadz Abu Isa, Pustaka Muslim
3. Fathul Majid syarh kitabit tauhid, Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh

===========
[1] HR. At-Tirmidzi no. 2396, dihasankan oleh Al-Imam Al-Albani  dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi
[2] HR. At-Tirmidziy no.2396 dari Anas bin Malik, lihat Ash-Shahiihah no.1220
[3] Al-Baqarah:155-157
[4] HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 651
[5] HR. Muslim no. 2572
[6] HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan lainnya, dan dinyatakan hasan shahih oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi, 2/565 no. 2399
[7] HR. Baihaqi: 6791, lihat ash-Shohihah: 2206.
[8] HR. Bukhari  dalam shahihnya
[9]  Alam Nasyrah: 5-6
[10] HR. Bukhari, no: 5933
[11] At Thaghabun: 11
[12] Az-Zumar:10
[13] HR. Tirmidzi no.2396 dalam kitabuz zuhd, Bab “ Tentang Sabar Terhadap Ujian”, dan dia berkata, “Ini hadist hasan gharib”, Al-Hakim di dalam Al-Mustadrak (I/349), IV/376, 377)
[14] HR. Bukhari no. 1469 dalam kitabuz Zakat, Bab “menghindari diri untuk tidak meminta-minta”, dan Muslim no.2471 dalam Kitabuz Zakat, Bab “Keutamaan Menjaga Kehormatan dan Sabar”
[15] HR. Ahmad dan Ibnu Hibban
[16] HR. Abu Dawud
[17] HR. Ahmad di dalam Al-Musnad (II/429). Al-Hakim (I/8) dari Abu Hurairah secara marfu’.
[18] Sumber ini kami dapatkan di file komputer kami, kami tidak tahu penulisnya. jika tahu, kami akan meminta izin untuk menukilnya.

Wallaahu waliyyut taufiq...

Semoga Bermanfaat bagi kehidupan kita semua dan dijauhkan dari perkara Syubhat dan Harom.

INGAT.....!!!
SYI'AH BUKAN ISLAM. SEMOGA ALLAH MELAKNATNYA DI DUNIA DAN DI AKHIRAT.

(( AD-DIINU AN-NASHIIHAH ))

HASAN AL-BANNA

Seorang pemuda yang baru saja memulai studinya di sebuah universitas ternama di Mesir. Ia, ketika kawan-kawannya yang lain bangga memakai pakaian ala Barat yang necis, seperti dasi yang rapi, baju berkerah yang modis, dan sepatu pantofel yang mengilap; ia malah memilih berjubah polos, berdandan seadanya, tetapi berkesan bijak dan bersih, rapi dengan rambut ditutup tarbus Mesir.
Universitas tempat ia belajar sedang mengibarluaskan reformasi pendidikan yang mencontoh model Mustafa Kemal yang menggulirkan sekularisme di negeri Turki. Imbasnya adalah, sekolah2 tinggi di Mesir mulai meninggalkan syiar keislaman dan bahkan meniadakan masjid sebagai fasilitas pendidikannya.
Namun, tidak dengan pemuda ini, tiada kata berserah pada keadaan yang tidak memihak kepada Islam. Suatu siang ketika hendak shalat Zuhur dan mencari tempat yang cocok untuk beribadah, ia melihat bapak tukang sapu kebersihan mengambil wudhu,lalu menuju gudang kampus dan membersihkan lantainya, sejenak kemudian ia tunaikan shalat Zuhur di gudang, di tempat yang tak seharusnya
" Bapak, kulihat Bapak shalat di sini? Mengapa? " tanya si pemuda ketika bapak tukang kebersihan itu telah menyelesaikan shalatnya.
"Memang. Tak mengapa," jawabnya lirih, "hanya saja, tak ada lagi tempat lain yang bisa kujadikan tempatku shalat di kampus ini."
Esoknya, pemuda ini-tetap dengan gayanya yang berbeda dengan yang lain-setiba waktu Zuhur, ia ambil wudhu, lalu berjalan gagah menuju tengah lapangan kampus, di tengah ramai-ramai mahasiswa berlalu. Ia bersihkan sepetak tanah, ia bentangkan semacam tikar sederhana di atasnya. Lalu ia dirikan shalat, ia laksanakan Zuhurnya di tengah lapangan hingga orang-orang terkaget sekaligus takjub melihatnya.
"Lihat, ia shalat! Ia shalat di tengah lapangan!". Dan mahasiswa lain hanya bisa terbengong saja. Bapak petugas kebersihan sebenarnya juga bergeleng-geleng, tetapi ia terkesima dengan keberanian pemuda ini, yang shalat di tengah lapangan kampus seakan mengajak orang-orang untuk berjamaah dengannya. Maka ia ambil posisi di sebelah pemuda, bermakmum padanya.
Dua orang itu, mereka Zuhur berjamaah di lapangan kampus, di bawah terik, di tengah manusia yang terheran-heran. Ada pula yang takjub ada pula yang mencaci. Sang pemuda dan bapak petugas kebersihan melakukannya lagi esok hari, terus menerus setiap hari hingga orang mulai terbiasa dengan fenomena unik itu.
Hanya berdua? Tidak lagi. Satu persatu mahasiswa lain akhirnya ikut berjamaah di lapangan kampus, membentuk shaf. Makin hari, makin ramai. Inspirasi itu terus bergelombang dan berbunga indah, hingga akhirnya setiap Zuhur, orang-orang akan mengambil wudhu dan menyatu dalam baris-baris rapi jamaah shalat di lapangan. Fenomena nan sungguh indah ini menjadi perhatian rektorat universitas. Di akhir kisah, pihak universitas membangun masjid sebagai pusat kegiatan shalat dan keagamaan. Akhir yang indah, bukan?
Untuk kalian yang rindu perubahan, pemuda itu kini menjadi legenda yang dikenang indah oleh dunia Islam. Sang inspirator itu bernama : HASAN AL-BANNA

***
"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (Qs. Muhammad 47 : 7)
"Jika Allah menolong kamu, maka tak ada yang dapat mengalahkan kamu " (Qs. Ali Imran 3 : 160)

Kamis, 12 November 2015

Kisah Pemuda minta izin berzina

✏Kisah Pemuda minta izin berzina

✒Pelajaran Berharga dalam berdakwah.

Dari Kisah Pemuda yang mau  minta diizinkan berzina

��Pada suatu hari ada seorang pemuda yang gagah mendatangi Nabi Muhammad صلى الله هليه وسلم.
Dia berkata “Wahai Rasulullah, izinkan aku untuk berbuat zina. Para Sahabat yang hadir disana pun marah mendengar ucapannya. Betapa lancangnya si pemuda meminta kepada Nabi agar mengizinkannya berzina.

Namun lihatlah nasihat yang diberikan oleh Rasululloh صلى الله عليه وسلم.
Beliau adalah guru terbaik sepanjang masa. Dia mendekatkan pemuda itu ke sisinya dan mempersilahkannya duduk. Kemudian Nabi mendekatinya dan berkata “Apakah kau mau ibumu berzina?”
Pemuda itu berkata: “Tidak ya Rasulullah. Aku tidak ingin ibuku berbuat zina. Aku akan menyerahkan diriku padamu wahai Rasulullah.”

“Demikian pula halnya setiap manusia pasti tidak menyukai hal itu terjadi pada ibu-ibu mereka”, jelas Rasulullah kepada pemuda itu.
Dia bersabda: “Bagaimana kalau adikmu?”
Pemuda itu berkata: “Tidak ya Rasulullah.”
Rasulullah  berkata “Demikian pula manusia tidak menyukai hal itu terjadi pada saudara-saudara perempuan mereka.”

Rasululloh berkata “Kalau putrimu?”
Pemuda itu bahkan belum menikah. Disini Rasululloh. memberikannya sebuah pengandaian, apakah dia mau jika suatu hari nanti setelah menikah dan mempunyai anak perempuan, anaknya berzina.
Pemuda itu berkata: “Tidak ya Rasulullah.”
Lalu beliau bersabda, “Tidak pula manusia menyukai hal itu terjadi pada anak-anak perempuan mereka.”

Dia bersabda: “Kalau bibimu dari sisi ayahmu?”
Pemuda itu berkata: “Tidak ya Rasulullah.”

“Bagaimana dengan bibimu dari sisi ibumu?”
Dia berkata: “Tidak juga!”

Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Tidak pula manusia menyukai hal itu terjadi pada bibi mereka.”

Maka Rasulullah meletakkan tangannya kepada pemuda itu seraya mengucapkan: “Ya Allah, ampunilah dosanya, bersihkanlah hatinya dan peliharalah kemaluannya.”

Lihatlah bagaimana Rasululloh صلى الله عليه وسلم memberi pelajaran dengan lemah lembut namun mengandung kebijaksanaan yang besar.

��(Kisah ini dinukil dari HR. Ahmad dan Thabrani, disahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah no. 370)

��..�� ✏✒��✒✏��..��

Oleh: Ust. Abu Yusuf Masruhin حفظه الله تعالى

Meneruskan kiriman beliau di group WA ملتقى الدعاة الى الله

------------------
�� Broadcast WA Dakwah Jalyat Unaiza_Indo
�� Ikuti di no: +966509273346
�� Join Channel Tgram kami, klik di: https://telegram.me/jalyat_indo

Senin, 09 November 2015

NASEHAT UNTUK THOLABUL'ILMI

✏NASEHAT UNTUK THOLABUL'ILMI

✒NASEHAT DARI SYAIKH AL-ALBANY UNTUK THOLABUL'ILMI

��“Aku nasehatkan untuk saya pribadi khususnya dan untuk saudara-saudaraku kaum muslimin pada umumnya agar bertaqwa kepada Allah. Diantara bagian-bagian taqwa yang akan aku nasehatkan adalah :

Pertama, Hendaklah kalian menuntut ilmu syar’i dengan ikhlash karena Allah, janganlah ada tujuan-tujuan yang lain seperti mengharapkan sesuatu balasan, ucapan terima kasih atau senang tampil di muka umum.

Kedua, diantara penyakit yang menimpa para penuntut ilmu syar’i adalah ujub dan lupa daratan, dia merasa sudah memiliki ilmu cukup sehingga berani berpendapat sendiri tanpa mengambil bantuan dan penjelasan ulama’ salaf. Sebagaimana mereka tidak bersyukur kepada Allah yang telah memberikan taufiq kepada mereka, berupa ilmu yang benar dan adab-adabnya, bahkan mereka tertipu dengan diri mereka sendiri dan mereka menyangka bahwa mereka telah memiliki kemapanan ilmu sehingga muncul dari mereka pendapat-pendapat yang mengguncangkan, tidak dilandasi dengan pemahaman yang benar berlandaskan al-Kitab dan as-Sunnah.

Maka nampaklah pendapat-pendapat ini dari pemikiran-pemikiran yang tidak matang, mereka menyangka bahwa fatwa-fatwa tersebut adalah ilmu yang diambil dari al-Kitab dan as-Sunnah. Maka, mereka sesat dengan pemikiran-pemikiran tersebut dan menyesatkan banyak manusia, dan kalian mengetahui semuanya diantara dampak negatif dari fenomena tadi adalah munculnya kelompok-kelompok di sebagian negeri islam mengkafirkan kelompok-kelompok lainnya dengan alasan-alasan yang dibuat-buat, tidak bisa kami kemukakan dalam kesempatan yang singkat ini, karena pertemuan kami ini sekarang khusus sedang memberikan peringatan dan nasehat kepada para penuntut ilmu dan juru da’wah, oleh karena itu saya nasehatkan saudara-saudara kami dari ahli sunnah dan ahli hadits di seluruh negeri islam agar mereka sabar dalam menuntut ilmu, dan agar mereka tidak tertipu dengan ilmu yang mereka miliki sekarang.

Mereka harus mengikuti jalan yang telah digariskan, jangan sekali-kali mereka bersandar dengan mengandalkan semata-mata pemahaman mereka atau mereka beri nama dengan ijtihad mereka. Saya sering sekali mendengar dari saudara-saudara kami mereka mengatakan dengan sangat mudahnya, “saya berijtihad” atau “saya berpendapat demikian” tanpa memikirkan akibat-akibat yang ditimbulkan dari ucapan-ucapannya.

Mereka tidak mengambil bantuan dari kitab-kitab fiqh dan hadits serta pemahaman ulama terhadap kitab-kitab tersebut. Yang ada hanya hawa nafsu dan pemahaman yang dangkal dalam menggunakan dalil, sedangkan penyebabnya adalah ujub dan lupa daratan. Oleh karena itu, sekali lagi aku nasehatkan kepada para penuntut ilmu agar menjauhi segala akhlak yang tidak islami, di antaranya agar mereka tidak tertipu oleh ilmu yang telah didapatkannya serta tidak tergelincir ke dalam ujub.
Ketiga, terakhir, agar mereka menasehati manusia dengan cara yang lebih baik, menjauhi cara-cara yang kasar dan keras dalam berdakwah karena Allah سبحانه وتعالى telah memerintahkan kita dengan hal itu.
Firman-Nya:
ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجدلهم بالتي هي أحسن
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (Sn-Nahl : 125)

Allah berfirman dengan ayat tadi karena kebenaran itu sendiri berat atas manusia atau menerimanya, dan berat atas jiwa-jiwa mereka, oleh karena itu secara umum jiwa manusia sombong untuk menerimanya, kecuali sedikit orang yang dikehendaki Allah untuk langsung menerimanya. Apabila beratnya kebenaran itu atas jiwa manusia ditambah dengan beratnya cara berupa kekasaran dalam da’wah, maka itu berarti menjadikan manusia lari dari da’wah kebenaran.

Kalian tentu mengetahui sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم: “Sesungguhnya di antara kalian ada orang-orang yang membuat orang lari (dari kebenaran). Beliau mengulanginya tiga kali."

��Sebagi penutup, saya memohon kepada Allah agar jangan menjadikan kami sebagai orang-orang yang membuat orang lain lari dari kebenaran, akan tetapi jadikanlah kami sebagai orang-orang yang memiliki hikmah dan orang-orang yang mengamalkan al-Qur’an dan as-Sunnah.

��(Disarikan dari Hayatul Albany, Juz I hal. 452-455 oleh Ustadz Fariq Qoshim Anuz)

��..��✏✒..��..✒✏��..��

______
Copas kiriman Ust. Masruhin Spd. Di group WA ملتقى الدعاة الى الله

-----------------------
�� Repost: Broadcast WA Dakwah Jalyat Unaiza_Indo

Pendapat Ulama Tanggal Berapa Puasa ‘Asyura ?

Pendapat Ulama Tanggal Berapa Puasa ‘Asyura ?

1. 9, 10 & 11
2. 9 & 10
3. 10 & 11, atau
4. 10 saja
------------
Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah berkata :

“Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam mensyari’atkan kepada kita untuk bershaum (berpuasa) sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.

- Bershaum pada hari ke-9 dan ke-10, ini yang PALING UTAMA.
- Kalau bershaum pada hari ke-10 dan 11 maka itu sudah MENCUKUPI, karena (dengan cara itu sudah) menyelisihi Yahudi.
- Kalau bershaum semuanya bersama hari ke-10 (yaitu 9, 10, dan 11) maka TIDAK MENGAPA. Berdasarkan sebagian riwayat : “Bershaumlah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya.”
- Adapun bershaum pada hari ke-10 saja maka MAKRUH.”

[Majmu Fatawa wa Maqalat Mutanawwi'ah XV/403, fatwa no. 158]
Jadi, yang paling utama adalah shaum hari ke-9 dan ke-10.
------------
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah berkata :

“Shaum ‘Asyura` memiliki 4 tingkatan :

- Tingkat Pertama : bershaum pada tanggal 9, 10, dan 11. Ini merupakan tingkatan tertinggi. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dalam Al-Musnad : Bershaumlah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. Selisihilah kaum Yahudi.” Dan karena seorang jika ia bershaum (pada) 3 hari (tersebut), maka ia sekaligus memperoleh keutamaan shaum 3 hari setiap bulan.

- Tingkat Kedua : bershaum pada tanggal 9 dan 10. Berdasarkan sabda Nabi shalallahu’alaihi wa sallam : “Kalau saya hidup sampai tahun depan, niscaya aku bershaum pada hari ke-9.” Ini beliau ucapkan ketika disampaikan kepada beliau bahwa kaum Yahudi juga bershaum pada hari ke-10, dan beliau suka untuk berbeda dengan kaum Yahudi, bahkan dengan semua orang kafir.

- Tingkat Ketiga : bershaum pada tanggal 10 dan 11.

- Tingkat Keempat : bershaum pada tanggal 10 saja. Di antara ‘ulama ada yang berpendapat hukumnya mubah, namun ada juga yang berpendapat hukumnya makruh.

Yang berpendapat hukumnya MUBAH berdalil dengan keumuman sabda Nabi shalallahu’alaihi wa sallam ketika beliau ditanya tentang shaum ‘Asyura`, maka beliau menjawab “Saya berharap kepada Allah bahwa shaum tersebut menghapuskan dosa setahun sebelumnya.” Beliau tidak menyebutkan hari ke-9.

Sementara yang berpendapat hukumnya MAKRUH berdalil dengan sabda Nabi shalallahu’alaihi wa sallam : “Selisihilah kaum Yahudi. Bershaumlah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” Dalam lafazh lain,“Bershaumlah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya.” Sabda beliau ini berkonsekuensi wajibnya menambahkan satu hari dalam rangka menyelisihi (kaum Yahudi), atau minimalnya menunjukkan makruh menyendirikan shaum pada hari itu (hari ke-10) saja. Pendapat yang menyatakan makruh menyendirikan shaum pada hari itu saja merupakan pendapat yang kuat.”

[Liqa`at Babil Maftuh]
------------
Sementara itu, ketika Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Ifta`ditanya apakah boleh melaksanakan shaum ‘Asyura` satu hari saja? Maka lembaga tersebut menjawab :

BOLEH melaksanakan shaum hari ‘Asyura` satu hari saja.

[Fatwa Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhutsil 'Ilmiyyah wal Ifta` X/401, fatwa no. 13.700]

Cara Menjaga Diri dari Fitnah

✏Cara Menjaga Diri dari Fitnah

✒Rasululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:

( إِنَّ السَّعِيدَ لَمَنْ جُنِّبَ الْفِتَنَ.)

“Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang dijauhkan dari fitnah" [ HR Abu Dawud, 4263 disohihkan Al-Albani

Ada beberapa pertanyaan yang sering terbetik pada bayangan kita:
Apa kita bisa memperoleh kebahagiaan?”
“Bagaimana bisa memperoleh tujuan mulia ini?”
“Bagaimana cara terlindung dari berbagai macam fitnah?”
“Bagaimana seorang muslim bisa selamat dari kejelekan, bahaya dan keburukan fitnah?

Sebagai bentuk nasihat kepada diri sendiri dan orang lain, seorang Muslim hendaknya memperingatkan dari fitnah-fitnah dan berusaha sekuat mungkin untuk menjauhinya, membersihkan diri darinya, tidak terjatuh ke dalamnya dan berlindung kepada Allah dari fitnah-fitnah yang tampak, maupun yang tersembunyi.

Berikut ini kaidah-kaidah yang lurus, yang mana apabila seorang muslim memperhatikannya dan menjalankannya, maka dia akan terjauh dari fitnah -dengan izin Allah-.
Kaidah-kaidah agung ini bersumber dari Kitabullâh dan Sunnah Nabi:

1.    Sesungguhnya hal yang paling penting yang bisa membentengi diri seseorang dari keburukan dan bahaya fitnah adalah bertakwa kepada Allah jalla wa ‘alâ dan senantiasanya menjaganya baik dalam keadaan tidak terlihat orang, maupun terlihat oleh orang lain.
Allah berfirman:

{وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ (3)}

“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan memberikannya jalan keluar dan memberikan rezeki dari arah yang tidak dia sangka.” (At-Thalâq: 2-3)

Maksudnya adalah Allah akan mejadikan untuknya jalan keluar dari semua fitnah, ujian dan keburukan di dunia dan akhirat.

Dan akhir yang baik itu selalu teruntuk orang yang bertakwa.

Ketika terjadi fitnah di zaman Tâbi’in. Datanglah rombongan penasihat kepada Thalq bin Habib rahimahullah. Mereka berkata, “Telah terjadi fitnah. Bagaimana agar kita terbentengi darinya?” Beliau pun menjawab, “Bentengilah dengan bertakwa.” Mereka pun berkata, “Jelaskanlah kepada kami tentang ketakwaan itu!” Beliau berkata, “Bertakwa kepada Allah adalah beramal dengan ketaatan kepada Allah, dengan cahaya dari Allah, mengharapkan rahmat Allah dan meninggalkan maksiat kepada-Nya dengan cahaya dari Allah karena takut siksa Allah.”

2.    Di antara kaidah-kaidah penting untuk menghindari fitnah adalah mengamalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta berpegang teguh dengan keduanya.
Sesungguhnya berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah jalan menuju kemuliaan, keselamatan dan keberuntungan hidup di dunia dan akhirat.

Imam Malik berkata:
“As-Sunnah adalah perahu Nabi Nuh عليه السﻻم. Barang siapa yang menaikinya maka akan selamat. Barang siapa yang meninggalkannya, maka dia akan binasa dan tenggelam.”

Cara selamat ketika terjadi perselisihan dan cara selamat dari fitnah hanyalah bisa dilakukan dengan berpegang teguh dengan sunnah Nabi dan menjauhkan diri dari bid’ah dan hawa nafsu.

3.    Di antara kaidah-kaidah penting untuk menjauhi fitnah adalah lemah lembut, tenang, tidak tergesa-gesa dan memikirkan akibat-akibat yang akan terjadi.
Sesungguhnya ketergesa-gesaan tidak akan mendatangkan kebaikan, sedangkan ketenangan akan membawa kebaikan dan keberkahan. Barang siapa yang selalu tergesa-gesa dalam setiap urusannya dan terburu-buru dalam mengambil tindakan, sesungguhnya dirinya tidak akan merasa aman dari ketergelinciran dan terjatuh kepada kesesatan dan kesalahan. Adapun orang yang lemah lembut, tenang, jauh dari ketergesa-gesaan, berpikir matang, tidak terburu-buru, selalu mempertimbangkan dan melihat akibat-akibat yang akan terjadi, sesungguhnya -dengan izin Allah- dia akan mendapatkan hasil-hasil terpuji yang akan membahagiakannya di dunia dan akhirat.

Dari Abdullah bin Mas’ûd berkata:

( إِنَّهَا سَتَكُوْنُ أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَات فَعَلَيْكُمْ بِالتُّؤَدَةِ ، فَإنَّكَ أَنْ تَكُوْنَ تَابِعًا فِي الْخَيْرِ، خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَكُوْنَ رَأْسًا فِي الشَّرِّ.)

“Sesungguhnya akan ada hal-hal syubhat (samar). Wajib bagi kalian untuk berlahan-lahan. Sungguh, apabila engkau menjadi pengikut suatu kebaikan, itu lebih baik daripada engkau menjadi pemimpin suatu keburukan.”

Sesungguhnya orang-orang yang tergesa-gesa dan tidak berpikir matang dalam menangani urusan dan tidak tenang dan tidak perlahan, maka dia akan membuka untuk dirinya dan orang lain di antara hamba-hamba Allah suatu pintu keburukan dan mala petaka. Dia juga akan menanggung dan menyesali dosanya dan akan mengakibatkan bahaya yang sangat memberatkan.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Sesungguhnya di antara manusia ada kunci-kunci (pembuka pintu) kebaikan dan gembok-gembok (penutup pintu) keburukan. Dan di antara manusia ada kunci-kunci (pembuka pintu) keburukan dan gembok-gembok (penutup pintu) kebaikan. Beruntunglah orang yang Allah jadikan kunci-kunci kebaikan tersebut di kedua tangannya. Dan celakalah orang yang Allah jadikan kunci-kunci keburukan di kedua tangannya.”[HR Ibnu Mâjah no. 237 dihasankan Al-Alban]

Orang yang berakal selalu berhati-hati dalam melihat akibat-akibat yang akan terjadi. Dia akan selalu sabar, lembut, tenang, tidak tergesa-gesa dan tidak terburu-buru. Sesungguhnya ketergesa-gesaan dan keterburu-buruan tersebut akan menggiring orang yang memilikinya kepada akibat buruk yang fatal, bahaya yang pedih dan hasil yang buruk.

4.    Di antara kaidah-kaidah yang penting adalah selalu bersama jamaah kaum muslimin dan menjauhkan diri dari perpecahan dan perselisihan.
Sesungguhnya perpecahan adalah suatu keburukan, sedangkan persatuan adalah rahmat. Dengan berjamaah, maka akan menghasilkan kesatuan, kekuatan ikatan dan ketinggian wibawa kaum muslimin. Dengan berjamaah akan terwujud persatuan tujuan mereka, terjadinya tolong menolong di antara mereka di atas kebaikan dan ketakwaan dan di atas segala hal yang dapat membahagiakan mereka di dunia dan akhirat.

Adapun perselisihan, sesungguhnya dia akan menggiring kepada keburukan-keburukan yang banyak, bahaya-bahaya yang bermacam-macam dan malapetaka yang akibatnya tidak akan terpuji.

Rasulullah bersabda:

( الْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ ، وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ.)

“Jamaah adalah rahmat (kasih sayang), sedangkan
perpecahan adalah azab.”[HR Ahmad (IV/278) disohihkan Al-Albany dalam Al-Jami', 3109]

Sabdanya:
“Kalian wajib berjamaah dan hindarilah oleh kalian perpecahan.”[ HR At-Tirmidzi, 2165 disohihkan Al-Albani]

5.    Di antara kaidah-kaidah agung yang harus diperhatikan untuk melindungi diri dari fitnah dan menjauhi keburukannya adalah mengambil ilmu dari para ulama yang mendalam ilmunya dan para imam peneliti serta tidak mengambil ilmu dari orang-orang muda yang baru belajar ilmu dan hanya sebentar mencarinya.
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda:

((الْبَرَكَةُ مَعَ أَكَابِرِكُمْ.)

“Keberkahan ada bersama orang-orang tua di antara kalian.”[HR Ibnu Hibbân, 559 disohihkan Al-Albani dalam Ash-Shahîhah, 1778[

Keberkahan ada bersama pada orang-orang tua di antara kalian yang “kaki-kaki” mereka telah “tertancap” pada ilmu, yang masa belajarnya sangat lama untuk mendapatkannya, sehingga mereka memiliki kedudukan tinggi di antara umat, atas apa-apa yang Allah berikan kepada mereka berupa ilmu, hikmah, ketegaran,  ketenangan dan kejelian dalam melihat akibat-akibat yang akan terjadi. Dan dari merekalah kita diperintahkan untuk mengambil ilmu.

Allah  berfirman:“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalaulah mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil-amri (orang yang memegang urusan) di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil-amri). Kalaulah bukan karena karunia dan rahmat Allah kepada kalian, tentulah kalian mengikut setan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kalian).” (An-Nisâ’: 83)

Barang siapa yang kembali kepada mereka (para ulama tersebut), maka akan merasa aman dari fitnah dan mendapatkan hasil yang terpuji.

6.    Di antara kaidah-kaidah penting untuk terhindar dari fitnah adalah bagusnya hubungan dengan Allah dan berdoa kepada-Nya.
Sesungguhnya doa adalah kunci dari setiap kebaikan di dunia dan akhirat. Terlebih lagi, permohonan kepada Allah agar kaum muslimin dijauhkan dari fitnah, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Berlindung kepada-Nya subhânahu  dari fitnah-fitnah yang menyesatkan. Sesungguhnya, siapa yang meminta perlindungan kepada Allah, maka Allah akan melindunginya. Siapa yang memohon kepada-Nya, maka Allah akan mengabulkannya. Sesungguhnya Allah subhânahu  tidak akan mengecewakan seorang hamba yang berdoa kepada-Nya dan tidak akan menolak seorang hamba yang memanggil-Nya.
Alloh berfirman:“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Oleh karena itu, hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al-Baqarah: 186)

Dan kita memohon kepada Allah Al-Karîm dengan menggunakan Al-Asmâ-ul-Husnâ-Nya dan Sifat-sifat-Nya yang tinggi agar Allah menjauhkan fitnah dari kaum muslimin, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, agar Allah menjaga keamanan dan keimanan kaum muslimin, agar Allah menjaga mereka dari seluruh keburukan, agar Allah menjadikan untuk mereka akibat-akibat dan masa depan yang terpuji dan akhir yang baik.

��Diringkas dari artikel Syaikh DR  Abdurrozaq

��Abu Yusuf Masruhin

       ✏✒��..��..��✒✏

--------------
�� Repost Broadcast WA Dakwah Jalyat Unaiza_Indo

RENUNGKAN SEJENAK NI’MAT ALLAH YANG ADA PADA HIDANGAN DI DEPANMU

RENUNGKAN SEJENAK NI’MAT ALLAH YANG ADA PADA HIDANGAN DI DEPANMU

Ust. Dr. Syafiq Riza Basalamah

Akhi/ukhti…‬‬
‪‪Hari ini…‬‬
‪‪Kalau boleh aku meminta‬‬
‪‪ ‬‬
‪‪Bila kau hendak menyantap hidangan yang tersaji atau kau beli…‬‬
‪‪Cobalah merenung sejenak…‬‬
‪‪ ‬‬
‪‪Disebutkan oleh sebagian ulama’ “Tidaklah suatu makanan disajikan kepadamu melainkan di dalamnya ada 360  nikmat“ (Syarhul Mumti’ 1/100).‬‬

‪‪Mulai dari Malaikat Mikail yang bertugas menakar hujan…

Sampai ke petani yang menanam, memupuk, memanen, memikul, menjemur…‬‬

‪‪Sampai akhirnya dimasak, pakai api, gas, kuali, bumbu-bumbunya, ada garam, dll‬‬
‪‪Entahlah… sampai mana lagi…‬‬

‪‪Tapi ketahuilah… bahwa nikmat Allah itu banyak sekali.‬
‪‪Dan kita tak mungkin menghitungnya.‬

‪‪Belum lagi setelah kita makan, bagaimana proses makanan itu sampai ke seluruh tubuh kita…‬‬
‪‪Itu juga nikmat-nikmat yang sering kita lupa.‬

‪‪Tapi yang jelas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:‬‬
‪‪
‫إِنَّ اللهَ سبحانه و تعالى لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ: يَأْكُلُ اْلأَكْلَةَ فَيَحْمَدُهُ عَلَيْهَا، وَيَشْرَبُ الشُّرْبَةَ فَيَحْمَدُهُ عَلَيْهَا. ‬‬‬
‪‪
‘Sesungguhnya Allah Subhanahu waTa`ala benar-benar ridha kepada hamba: bila ia makan makanan lalu memujiNya atas hal itu, dan minum minuman lalu memujiNya atas hal itu’.”‬‬

‪‪Dan nikmat keridhaan Allah kepada kita adalah jauh lebih besar dari segala nikmat.‬

‪‪Maka jangan lupa untuk selalu memuji Allah setelah makan dan minum‬.‬

‪‪Jangan lupa baca bismillah‬‬
‪‪Dan dengan tangan kananmu.‬
__________________

Broascasted by Islam itu Indah

Bersyukur dengan yang ada

Bersyukur dengan yang ada.          

Alkisah ada seorang Fakir Miskin melewati jalan Madinah.
Di sepanjang jalan, dia sering melihat orang-orang makan Daging.
Diapun merasa sedih karena jarang sekali bisa makan Daging.
Dia pulang ke rumahnya dngan hati mendongkol.
Sesampai di rumah, istrinya menyuguhkan kedelai rebus.
Dngan hati terpaksa, dia memakan Kedelai itu seraya membuang kupasan Kulitnya ke luar jendela.
Dia sangat bosan dngan Kedelai.
Dia bilang kpada istrinya "Bagaimana hidup kita ini..?
Orang-orang makan Daging, kita masih makan Kedelai"

Tak lama kemudian, dia keluar ke jalan di pinggir rumahnya. Alangkah Terkejut, dia melihat seorang Lelaki Tua duduk di bawah jendela rumahnya sambil memungut Kulit-Kulit Kedelai yg tadi ia buang dan memakannya seraya bergumam:
الحمدلله الذي رزقني من غير حول مني ولا قوة
"Segala Puji bagi Allah SWT yg telah memberiku Rezeki tanpa harus mengeluarkan Tenaga"

Mendengar Ucapan Lelaki Tua itu, dia menitikkan Air Mata, seraya bergumam:
رضيت يا رب
"Sejak Detik ini, aku Rela dengan apapun yg Engkau berikan, ya Allah.."

Rejeki itu yg penting Mengalir,,
Besar Kecil yang penting ada Alirannya..
Jangan harap mengalir seperti banjir,,
Kalau tak bisa berenang bisa tenggelam..
ﺇﻟﻰ ﻣﺘﻰ ﺃﻧﺖ ﺑﺎﻟﻠﺬﺍﺕ ﻣﺸﻐﻮﻝ#
ﻭﺃﻧﺖ ﻋﻦ ﻛﻞ ﻣﺎ ﻗﺪﻣﺖ ﻣﺴﺌﻮﻝ.

Sampai kapan engkau akan sibuk dengan Kelezatan,
Sedangkan engkau akan di tanya tentang semua yg kau lakukan.

Kalam Sayyidina Ali bin Abi Thalib :
ﻣﻦ ﻛﺎﻧﺖ ﻫﻤّﺘﻪ ﻣﺎ ﻳﺪﺧﻞ ﻓﻲ ﺑﻄﻨﻪ ﻛﺎﻧﺖ ﻗﻴﻤﺘﻪ ﻣﺎ ﻳﺨﺮﺝ ﻣﻨﻪ
"Barang Siapa perhatiannya hanya pada apa yg masuk ke perutnya, maka nilai seseorang itu tidak lebih dari apa yg keluar dari perutnya"

* Semoga Bermanfaat & Selamat Beraktifitas *

MINTA KAYA?

������
--------
MINTA KAYA?
--------

"biar bisa naik haji, umroh tiap tahun,  infaq sodaqoh, bangun masjid ustadz"

�� Mungkin seperti itulah jawaban dari pertanyaan kenapa minta kaya?

_______

�� Pertama kami akan sampaikan sebuah hadits dari Rasulullah

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮْﺩٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟﺼَّﺎﺩِﻕُ ﺍﻟْﻤَﺼْﺪُﻭْﻕُ : ﺇِﻥَّ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢْ ﻳُﺠْﻤَﻊُ ﺧَﻠْﻘُﻪُ ﻓِﻲ ﺑَﻄْﻦِ ﺃُﻣِّﻪِ ﺃَﺭْﺑَﻌِﻴْﻦَ ﻳَﻮْﻣﺎً ﻧُﻄْﻔَﺔً ، ﺛُﻢَّ ﻳَﻜُﻮْﻥُ ﻋَﻠَﻘَﺔً ﻣِﺜْﻞَ ﺫَﻟِﻚَ ، ﺛُﻢَّ ﻳَﻜُﻮْﻥُ ﻣُﻀْﻐَﺔً ﻣِﺜْﻞَ ﺫَﻟِﻚَ ، ﺛُﻢَّ ﻳُﺮْﺳَﻞُ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺍﻟْﻤَﻠَﻚُ ﻓَﻴَﻨْﻔُﺦُ ﻓِﻴْﻪِ ﺍﻟﺮُّﻭْﺡَ ، ﻭَﻳُﺆْﻣَﺮُ ﺑِﺄَﺭْﺑَﻊِ ﻛَﻠِﻤَﺎﺕٍ : ﺑِﻜَﺘْﺐِ ﺭِﺯْﻗِﻪِ ﻭَﺃَﺟَﻠِﻪِ ﻭَﻋَﻤَﻠِﻪِ ﻭَﺷَﻘِﻲٌّ ﺃَﻭْ ﺳَﻌِﻴْﺪ

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kesengsaraannya atau kebahagiaannya

�� Miskin atau kaya, masing-masing kita telah ditetapkan takdirnya.

Jangankan kita, para sahabat yang tidak mampu pun mereka merasa cemburu dengan sahabat lain yang memeliki kelebihan.

Mereka mengadu kepada Rasulullah:

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﺫَﺭٍّ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ : ﺃَﻥَّ ﻧَﺎﺳﺎً ﻣِﻦْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻟِﻠﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ، ﺫَﻫَﺐَ ﺃَﻫْﻞُ ﺍﻟﺪُّﺛُﻮْﺭِ ﺑِﺎْﻷُﺟُﻮْﺭِ ﻳُﺼَﻠُّﻮْﻥَ ﻛَﻤَﺎ ﻧُﺼَﻠِّﻲ ، ﻭَﻳَﺼُﻮْﻣُﻮْﻥَ ﻛَﻤَﺎ ﻧَﺼُﻮْﻡُ ، ﻭَﺗَﺼَﺪَّﻗُﻮْﻥَ ﺑِﻔُﻀُﻮْﻝِ ﺃَﻣْﻮَﺍﻟِﻬِﻢْ

Dari Abu Dzar radhiyallahu’anhu, bahwa beberapa orang dari sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah membawa pahala (yang banyak), mereka shalat bagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta-harta mereka."

�� Lihat bagaimana semangatnya para sahabat, mereka cemburu dengan sahabat lain yang kaya, dimana mereka bisa memborong pahala-pahala dengan sebab harta mereka.

�� Tentunya seorang muslim yang muwaffaq (diberikan taufik) pun akan cemburu melihat orang lain bisa haji, umrah tiap bulan, dan bersedekah.

✏PERTANYAANNYA:
Apakah salah? Berdosakah kita jika kita cemburu kepada mereka❓

Jawabnya:
✅ TIDAK

Rasul bersabda:

ﻻ ﺣَﺴَﺪَ ﺇﻻ ﻓِﻲ ﺍِﺛْﻨَﺘَﻴْﻦِ : ﺭَﺟُﻞْ ﺃَﺗَﺎﻩُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣﺎﻻ ﻓَﺴَﻠَّﻄَﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﻫَﻠْﻜَﺘِﻪِ ﻓِﻲ ﺍﻟﺤَﻖِّ ، ﻭَﺭَﺟُﻞٌ ﺃَﺗَﺎﻩُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺍﻟﺤِﻜْﻤَﺔَ ﻓَﻬُﻮَ ﻳَﻘْﻀِﻲ ﺑِﻬَﺎ ﻭَﻳُﻌَﻠِّﻤُﻬَﺎ ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻣﺴﻠﻢ ‏)

Artinya:
Rasulullah bersabda: “Tidak (boleh) ada hasad/iri hati kecuali terhadap dua golongan, yaitu:

- orang yang diberikan oleh Allah harta, kemudian harta itu digunakan untuk membela kebenaran

- dan orang yang diberi hikmah/ilmu pengetahuan lalu mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain

��(HR. al-Bukhari dan Muslim)

��Kaya,,,,
Kaya itu tergantung siapa yang melihat.

Terkadang kita melihat seseorang itu kaya, namun dia tidak merasa bahwa dirinya kaya, padahal dia memiliki perbendaharaan yang banyak.

Atau mungkin orang lain memandang kita kaya, dalam keadaan kita tak banyak memiliki perbendaharaan.

Kaya, tergantung siapa yang menilai dan memandang.

Kalau sudah ada takdir, kenapa kita harus berusaha?

Tetap terus berusaha untuk menjadi muslim yang kuat dan mandiri

ﺍﻋْﻤَﻠُﻮﺍ ﻓَﻜُﻞٌّ ﻣُﻴَﺴَّﺮٌ ﻟِﻤَﺎ ﺧُﻠِﻖَ ﻟَﻪَُ

Beramallah kalian, karena setiap sesuatu dimudahkan atas apa yang telah diciptakan untuknya."

HR . Bukhari no .4949 dan Muslim no. 2647

Kembali lagi ke jawaban:

"kalau kaya bisa naik haji, umrah tiap bulan, bangun masjid."

�� Akhi,,,,,
Seandainya kita sekarang ini belum diberikan kemampuan, kemudian kita berharap menjadi kaya, ada pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepadamu:

➰ Akankah niat baikmu itu masih terjaga ketika engkau kaya? Siapa yang akan menjamin kita bisa memiliki niat yang bagus itu ketika kita kaya?

Tidak,,
Sekali-kali tidak ada yang menjamin kita bisa tetap diatas kebaikan ketika kita kaya.

�� MINTALAH KECUKUPAN, BUKAN KEKAYAAN.

Kaya, kalau boleh saya definisikan, kaya adalah sebuah kecukupan. Karena dengan kecukupan seseorang itu dikatakan kaya.

Anda yang tidak memiliki harta yang banyak, jagalah harga diri anda, jangan meminta-minta kepada manusia, merasa cukuplah dengan apa yang ada padamu sekarang ini, dan bersabarlah, insya Allah, Allah akan menjaga harga diri kita, memberikan kecukupan kepada kita, dan diberikan kesabaran.

�� Inilah bimbingan Rasulullah dalam hadits beliau:

ﻭﻣﻦ ﻳﺴﺘﻌﻔﻒ ﻳﻌﻔﻪ ﺍﻟﻠَّﻪ ، ﻭﻣﻦ ﻳﺴﺘﻐﻦ ﻳﻐﻨﻪ ﺍﻟﻠَّﻪ ، ﻭﻣﻦ ﻳﺘﺼﺒﺮ ﻳﺼﺒﺮﻩ ﺍﻟﻠَّﻪ ، ﻭﻣﺎ ﺃﻋﻄﻲ ﺃﺣﺪ ﻋﻄﺎﺀ ﺧﻴﺮﺍ ﻭﺃﻭﺳﻊ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺼﺒﺮ < ﻣُﺘَّﻔّﻖٌ ﻋَﻠَﻴْﻪِ

"Siapa saja yang merasa cukup, maka Allah akan mencukupinya.Barang siapa yang berlatih untuk bersabar, niscaya Allah memberikan kesabaran kepadanya. Dan tidak ada nikmat yang lebih baik dan lebih luas, yang diberikan kepada seseorang selain kesabaran.” (Muttafaqun‘alaih)

�� Inilah makna kaya menurut kaca mata islam, Rasulullah bersabda:

ﻟَﻴْﺲَ ﺍﻟْﻐِﻨَﻰ ﻋَﻦْ ﻛَﺜْﺮَﺓِ ﺍﻟْﻌَﺮَﺽِ ، ﻭَﻟَﻜِﻦَّ ﺍﻟْﻐِﻨَﻰ ﻏِﻨَﻰ ﺍﻟﻨَّﻔْﺲِ

“Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)

Bersabarlah wahai saudaraku dengan kondisimu

Simaklah firman Allah -تعالى-

{ ﻗُﻞْ ﻳَﺎ ﻋِﺒَﺎﺩِ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢْ ﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَ ﺃَﺣْﺴَﻨُﻮﺍ ﻓِﻲ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺣَﺴَﻨَﺔٌ ﻭَﺃَﺭْﺽُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﺳِﻌَﺔٌ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳُﻮَﻓَّﻰ ﺍﻟﺼَّﺎﺑِﺮُﻭﻥَ ﺃَﺟْﺮَﻫُﻢْ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﺣِﺴَﺎﺏ}

Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Rabbmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dibalas pahala mereka tanpa batas." [az-Zumar: 10]

Dialah Allah -تعالى- yang paling mengerti keadaanmu

ﻭ ﻋﺴﻰ ﺃَﻥْ ﺗَﻜْﺮَﻫُﻮﺍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟﻜَﻢْ ﻭَﻋَﺴﻰ ﺃَﻥْ ﺗُﺤِﺒُّﻮْﺍ ﺷَﻴْﺌﺎ ﻭﻫﻮ ﺷﺮٌّ ﻟﻜﻢ ﻭﺍﻟﻠﻪُ ﻳﻌﻠﻢُ ﻭﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻻ ﺗَﻌْﻠﻤُﻮْﻥَ

“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216)

�� Mungkin keadaanmu yang sekarang inilah yang terbaik untukmu.

ﺍَﻟﻠّٰﻬُﻢَّ ﺇِﻧَّﺎ ﻧَﺴْﺄَﻟُﻚَ ﺍﻟﻬُﺪَﻯ ﻭَﺍﻟﺘُّﻘَﻰ ﻭالعفافَ ﻭَﺍﻟﻐِﻨَﻰ

ﺍَﻟﻠّٰﻬُﻢَّ ﺃَﺻْﻠِﺢْ ﻟَﻨَﺎ ﺩِﻳْﻨَﻨﺎَ ﺍَﻟَّﺬِﻱْ ﻫُﻮَ ﻋِﺼْﻤَﺔُ ﺃَﻣْﺮِﻧَﺎ ، ﻭَﺃَﺻْﻠِﺢْ ﻟَﻨَﺎ ﺩُﻧْﻴَﺎﻧَﺎ ﺍَﻟَّﺘِﻲْ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﻣَﻌَﺎﺷُﻨَﺎ ، ﻭَﺃَﺻْﻠِﺢْ ﻟَﻨَﺎ ﺁﺧِﺮَﺗَﻨَﺎ ﺍَﻟَّﺘِﻲ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﻣَﻌَﺎﺩُﻧَﺎ ، ﻭَﺍﺟْﻌَﻞِ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓَ ﺯِﻳَﺎﺩَﺓً ﻟَﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺧَﻴْﺮٍ ﻭَﺍﻟﻤَﻮْﺕَ ﺭَﺍﺣَﺔً ﻟَﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﺷَﺮٍّ ،

�� Abu Zain Abdulloh Iding
�� Bantul, 04 Muharram 1437 H, bertepatan dengan:
17 Oktober 2015

WA Berbagi Faedah [WBF] |  https://jendelasunnah.com
------------------------------------------------
                      ���� -WBF- ����
------------------------------------------------