Kamis, 27 Agustus 2015

Dajjāl (bagian 3)

��BimbinganIslam.com
Kamis, 12 Dzulqa'dah 1436 H / 27 Agustus 2015 M
�� Ustadz Abdullāh Roy, MA
�� Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
�� Halaqah 17 | Dajjāl (bagian 3)
⬇ Download audio
https://drive.google.com/file/d/0B0Wy0LL4obxMb1RjWEFsM01BYUU/view?usp=docslist_api
~~~~~~~

DAJJĀL (BAGIAN 3)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Halaqah yang ke-17 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Dajjāl bagian yang ke-3.

Seorang muslim hendaknya mencari jalan keselamatan dari fitnah Dajjāl.

Diantaranya:

⑴ Berusaha mengenal Allāh dengan Nama-Nama dan Shifat-ShifatNya.

Karena orang yang mengikuti Dajjāl adalah orang-orang yang tidak mengenal Allāh Subhānahu Ta'āla.

⑵ Menta'ati Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Karena Dajjāl ketika dikabarkan oleh Tamīm Ad-Dāri radhiyallāhu 'anhu dan juga kawan-kawannya bahwasanya Muhammad telah muncul dan menang dan menjadi orang yang ditaati, maka Dajjāl mengatakan yang artinya

"Ketahuilah bahwasanya menta'ati dia yaitu Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah lebih baik bagi mereka."

(HR. Muslim)

⑶ Memperbanyak membaca doa ketetapan hati.

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

(HR. Tirmidzi & Ahmad)

⑷ Membaca doa yang diajarkan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam sebelum salam.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Sebagian pendahulu kita dahulu menyuruh anaknya untuk mengulang shalat lagi apabila tidak membaca doa ini ketika shalat.

(HR. Muslim no. 588)

⑸ Berusaha menjauh dari Dajjāl apabila mendengar tentang kedatangannya.

Karena Dajjāl memiliki syubhat (kerancuan) yang bisa menggoyahkan iman seseorang.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda yang artinya:

"Barangsiapa yang mendengar tentang Dajjāl maka hendaklah menjauh darinya karena demi Allāh, sesungguhnya seseorang mendatangi Dajjāl dan dia menyangka bahwasanya dia adalah beriman ternyata kemudian ternyata dia mengikuti dajjal tersebut karena melihat syubhat yang dimiliki oleh Dajjāl tersebut."

(HR. Abū Dāwud)

Di dalam Shahīh Muslim disebutkan bahwasanya manusia akan pergi ke gunung-gunung untuk menghindari Dajjāl.

⑹ Apabila mampu maka hendaklah dia pergi ke dua tanah haram, Mekkah dan juga Madinah karena keduanya tidak bisa dimasuki oleh Dajjāl

(HR. Bukhāri dan Muslim)

⑺ Apabila terpaksa bertemu dengan Dajjāl maka hendaklah dia bersabar, tetap di atas kebenaran dan tidak menta'ati Dajjāl tersebut.

Dan hendaknya dia membaca sepuluh ayat yang pertama dari surat Al Kahfi.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda yang artinya "Barangsiapa yang diantara kalian yang menemui Dajjāl maka hendaklah dia membaca awal dari surat Al Kahfi."

(HR. Muslim)

Dalam hadits yang lain Beliau mengatakan:

"Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat yang pertama dari surat Al Kahfi, maka dia akan terjaga dari Dajjāl."

(HR. Muslim)

⑻ Apabila melihat Dajjāl membawa dua sungai (sungai dari api dan sungai dari air) maka petunjuk Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam hendaknya kita memejamkan mata, menundukkan kepala, kemudian meminum dari sungai api karena sebenarnya itu adalah air yang dingin.

(HR. Muslim)

Dajjāl muncul di masa Imam Mahdi sebelum turunnya Nabi 'Īsā 'alayhissalām dan akan dibunuh oleh Nabi 'Īsā.

Kewajiban seorang Muslim adalah beriman dengan munculnya Dajjāl sebagaimana dikabarkan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam di dalam hadits-hadits yang shahīh.

Dajjāl bukanlah khayalan atau simbol kerusakan semata.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla melindungi kita dan keluarga kita dari fitnah Dajjāl.

Itulah yang bisa kita sampaikan. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

'Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah

Ditranskrip oleh:
Tim Transkrip BiAS
➖➖➖➖➖➖➖

KETIKA TERJADI KENAIKAN HARGA

KETIKA TERJADI KENAIKAN HARGA

Fenomena kenaikan harga barang bahkan pernah terjadi di zaman Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam. Disebutkan dalam riwayat bahwa di zaman sahabat pernah terjadi kenaikan harga. Mereka pun mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyampaikan masalahnya. Mereka mengatakan,
يا رسول الله غلا السعر فسعر لنا
“Wahai Rasulullah, harga-harga barang banyak yang naik, maka tetapkan keputusan yang mengatur harga barang.”Mendengar aduhan ini, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallammenjawab,

إن الله هو المسعر القابض الباسط الرازق وإني لآرجو أن ألقى الله وليس أحد منكم يطلبني بمظلمة في دم أو مال
"Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang menetapkan harga, yang menyempitkan dan melapangkan rezeki, Sang Pemberi rezeki. Sementara aku berharap bisa berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku disebabkan kezalimanku dalam urusan darah maupun harta.”(HR.Ahmad 12591, Abu Daud 3451, Turmudzi 1314, Ibnu Majah 2200,dan dishahihkan Al-Albani)

Anda bisa perhatikan, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapat laporan tentang kenaikan harga, yang beliau lakukan bukan menekan harga barang, namun beliau ingatkan para sahabat tentang takdir Allah, dan Allah yang menetapkan harga. Dengan demikian, mereka akan menerima kenyataan dengan yakin dan tidak terlalu bingung dalam menghadapi kenaikan harga.

Bagian penting yang patut kita yakini bahwa rezeki kita telah ditentukan oleh Allah. Jatah rezeki yang Allah tetapkan tidak akan bertambah maupun berkurang. Meskipun, masyarakatIndonesia diguncang dengan kenaikan harga barang, itu sama sekali tidak akan menggeser jatah rezeki mereka. Allah menyatakan,

وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

“Andaikan Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.”(QS. As-Syura: 27)Ibnu Katsir mengatakan,

أي: ولكن يرزقهم من الرزق ما يختاره مما فيه صلاحهم، وهو أعلم بذلك فيغني من يستحق الغنى، ويفقر من يستحق الفقر.

“Maksud ayat, Allah memberi rezeki mereka sesuai dengan apa yang Allah pilihkan, yang mengandung maslahat bagi mereka. Dan Allah Maha Tahu hal itu, sehingga Allah memberikan kekayaan kepada orang yang layak untuk kaya, dan Allah menjadikan miskin sebagian orang yang layak untuk miskin.” (Tafsir Alquran al-Adzim, 7/206)

Terkait dengan hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan umatnya agar jangan sampai mereka merasa rezekinya terlambat atau jatah rezekinya serat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَيُّهَا النَّاسُ ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ ، فَلا تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ ، اتَّقُوا اللَّهَ أَيُّهَا النَّاسُ ، وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ ،خُذُوا مَا حَلَّ ، وَدَعُوا مَا حَرُمَ

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang halal dantinggalkan yang haram.” (HR. Baihaqi dalam sunan al-Kubro 9640, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak 2070 dan disepakati Ad-Dzahabi)

Satu catatan yang penting dipahami, hadis ini bukan untuk memotivasi agar anda tidak bekerja atau meninggalkan aktivitas mencari rezeki. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan demikian, tujuannya agar manusia tidak terlalu ambisius dengan dunia, sampai harus melanggar yang dilarang syariat. Kemudian ketika terjadi musibah, manusia tidak sedih yang berlebihan, apalagi harus stres.Mereka tidak Peduli dengan Kenaikan HargaJaga shalat, semahal apapun harga pangan, Allah menjamin rizki anda,Allah berfirman

,وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَوَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

“Perintahkahlah keluargamu untuk shalat dan bersabarlah dalam menjaga shalat. Aku tidak meminta rizki darimu, Aku yang akan memberikan rizki kepadamu.Akibat baik untuk orang yang bertaqwa.” (QS. Thaha: 132)
Di masa silam, terjadi kenaikan harga pangan sangat tinggi. Merekapun mengadukan kondisi ini kepada salah seorang ulama di masa itu. Kita lihat, bagaimana komentar beliau,

والله لا أبالي ولو أصبحت حبة الشعير بدينار! عليَّ أن أعبده كما أمرني، وعليه أن يرزقني كما وعدني

“Demi Allah, saya tidak peduli dengan kenaikan harga ini, sekalipun 1 biji gandum seharga 1 dinar! Kewajibanku adalah beribadah kepada Allah, sebagaimana yang Dia perintahkan kepadaku, dan Dia akan menanggung rizkiku, sebagaimana yang telah Dia janjikan kepadaku.”

Allahu a’lam

Ustadz Ammi Nur Baits

Dewan Pembina Konsultasisyariah.com

KETIKA TERJADI KENAIKAN HARGA

KETIKA TERJADI KENAIKAN HARGA

Fenomena kenaikan harga barang bahkan pernah terjadi di zaman Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam. Disebutkan dalam riwayat bahwa di zaman sahabat pernah terjadi kenaikan harga. Mereka pun mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyampaikan masalahnya. Mereka mengatakan,
يا رسول الله غلا السعر فسعر لنا
“Wahai Rasulullah, harga-harga barang banyak yang naik, maka tetapkan keputusan yang mengatur harga barang.”Mendengar aduhan ini, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallammenjawab,

إن الله هو المسعر القابض الباسط الرازق وإني لآرجو أن ألقى الله وليس أحد منكم يطلبني بمظلمة في دم أو مال
"Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang menetapkan harga, yang menyempitkan dan melapangkan rezeki, Sang Pemberi rezeki. Sementara aku berharap bisa berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku disebabkan kezalimanku dalam urusan darah maupun harta.”(HR.Ahmad 12591, Abu Daud 3451, Turmudzi 1314, Ibnu Majah 2200,dan dishahihkan Al-Albani)

Anda bisa perhatikan, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapat laporan tentang kenaikan harga, yang beliau lakukan bukan menekan harga barang, namun beliau ingatkan para sahabat tentang takdir Allah, dan Allah yang menetapkan harga. Dengan demikian, mereka akan menerima kenyataan dengan yakin dan tidak terlalu bingung dalam menghadapi kenaikan harga.

Bagian penting yang patut kita yakini bahwa rezeki kita telah ditentukan oleh Allah. Jatah rezeki yang Allah tetapkan tidak akan bertambah maupun berkurang. Meskipun, masyarakatIndonesia diguncang dengan kenaikan harga barang, itu sama sekali tidak akan menggeser jatah rezeki mereka. Allah menyatakan,

وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

“Andaikan Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.”(QS. As-Syura: 27)Ibnu Katsir mengatakan,

أي: ولكن يرزقهم من الرزق ما يختاره مما فيه صلاحهم، وهو أعلم بذلك فيغني من يستحق الغنى، ويفقر من يستحق الفقر.

“Maksud ayat, Allah memberi rezeki mereka sesuai dengan apa yang Allah pilihkan, yang mengandung maslahat bagi mereka. Dan Allah Maha Tahu hal itu, sehingga Allah memberikan kekayaan kepada orang yang layak untuk kaya, dan Allah menjadikan miskin sebagian orang yang layak untuk miskin.” (Tafsir Alquran al-Adzim, 7/206)

Terkait dengan hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan umatnya agar jangan sampai mereka merasa rezekinya terlambat atau jatah rezekinya serat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَيُّهَا النَّاسُ ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ ، فَلا تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ ، اتَّقُوا اللَّهَ أَيُّهَا النَّاسُ ، وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ ،خُذُوا مَا حَلَّ ، وَدَعُوا مَا حَرُمَ

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang halal dantinggalkan yang haram.” (HR. Baihaqi dalam sunan al-Kubro 9640, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak 2070 dan disepakati Ad-Dzahabi)

Satu catatan yang penting dipahami, hadis ini bukan untuk memotivasi agar anda tidak bekerja atau meninggalkan aktivitas mencari rezeki. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan demikian, tujuannya agar manusia tidak terlalu ambisius dengan dunia, sampai harus melanggar yang dilarang syariat. Kemudian ketika terjadi musibah, manusia tidak sedih yang berlebihan, apalagi harus stres.Mereka tidak Peduli dengan Kenaikan HargaJaga shalat, semahal apapun harga pangan, Allah menjamin rizki anda,Allah berfirman

,وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَوَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

“Perintahkahlah keluargamu untuk shalat dan bersabarlah dalam menjaga shalat. Aku tidak meminta rizki darimu, Aku yang akan memberikan rizki kepadamu.Akibat baik untuk orang yang bertaqwa.” (QS. Thaha: 132)
Di masa silam, terjadi kenaikan harga pangan sangat tinggi. Merekapun mengadukan kondisi ini kepada salah seorang ulama di masa itu. Kita lihat, bagaimana komentar beliau,

والله لا أبالي ولو أصبحت حبة الشعير بدينار! عليَّ أن أعبده كما أمرني، وعليه أن يرزقني كما وعدني

“Demi Allah, saya tidak peduli dengan kenaikan harga ini, sekalipun 1 biji gandum seharga 1 dinar! Kewajibanku adalah beribadah kepada Allah, sebagaimana yang Dia perintahkan kepadaku, dan Dia akan menanggung rizkiku, sebagaimana yang telah Dia janjikan kepadaku.”

Allahu a’lam

Ustadz Ammi Nur Baits

Dewan Pembina Konsultasisyariah.com

Rabu, 26 Agustus 2015

MEREMEHKAN MAKSIAT

�� BimbinganIslam.com
Rabu, 11 Dzulqa'dah 1436 H / 26 Agustus 2015 M
�� Materi Tematik
�� Ustadz Firanda Andirja, MA
�� Meremehkan Maksiat
⬇ Download audio
https://drive.google.com/file/d/0B1e0BM9z9hzYLW5aZGtseWR3NFk/view?usp=docslist_api
�� Video Source:
https://youtu.be/-eYUDaKWJec
➖➖➖➖➖➖➖

MEREMEHKAN MAKSIAT

Pertanyaan:

Bagaimana menyikapi orang yang melakukan perbuatan maksiat, perbuatan yang tidak diridhai Allāh kemudian ketika dinashihati, lalu mereka bilang:

"Antum jangan menashihati kita, Allāh itu Maha Pema'af, Allāh itu Maha Pemurah."

Mereka berdalil dengan hadits pelacur yang memberi minum anjing, toh dimaafkan oleh Allāh dan dimasukkan ke Surga.

Bagaimana menurut ustadz?

Jawaban:

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Hal ini timbul di masyarakat karena hanya memandang syari'at hanya dari satu sisi, yaitu memandang dalil-dalil yang menunjukkan luasnya rahmat dan ampunan Allāh Subhānahu wa Ta'āla luasnya.

Dan mereka lalai bahwasanya disana ada dalil-dalil yang menunjukkan adzab dan ancaman Allāh juga sangat pedih bagi orang-orang yang melakukan kemaksiatan.

Oleh karenanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (49) وَ أَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الأَلِيمَ (50)

"Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang dan kabarkan juga bahwa adzab-Ku adalah adzab yang pedih." (Al-Hijr 49-50)

Sebagaimana Allāh Maha Penyayang, siksaan Allāh juga sangatlah pedih.

Oleh karenanya, jika kita melihat dlil-dalil yang lain, nampak bahwasanya Allāh menyuruh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyampaikan bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam takut bermaksiat.

Dalam Al-Qurān Allāh berfirman:

قُلْ إِنِّيَ أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ 

"Katakanlah wahai Muhammad: 'Sesungguhnya aku ini takut kepada adzab yang pedih pada hari kiamat jika aku bermaksiat'." (Al-An'ām 15)

Berbicara tentang maksiat zina, zina adalah dosa besar dengan kesepakatan para ulama. Oleh karenanya, zina mendatangkan adzab di dunia, di alam barzakh dan juga di akhirat;

■ Hukuman di dunia
• Jika sudah bersuami maka dirajam sampai mati.
• Jika belum menikah maka dicambuk/didera seratus kali kemudian diasingkan selama setahun.

■ Hukuman di alam barzakh
Sebagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah menyampaikan bahwa Beliau pernah melihat para pezina laki dan pezina wanita dikumpulkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dalam tanur (semacam tungku), kemudian dinyalakan api dari bawah.

Mereka dalam kondisi tidak berpakaian lalu dibakar oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan terdengar suara teriakan-teriakan mereka yang menunjukkan mereka tersiksa.

Dan adzab di alam barzakh ini berlaku sampai hari kiamat.

Bagaimana lagi dengan adzab di hari kiamat kelak jika mereka dimasukkan dalam neraka Jahannam?

Oleh karenanya, kalau kita memperhatikan hadits-hadits seperti ini menunjukkan bahwasannya zina adzabnya sangat pedih. Maka jangan seseorang menyepelekan masalah zina.

Adapun hadits tentang wanita yang berzina kemudian memberi minum pada seekor anjing maka ini dalam kondisi tertentu. Allāh Subhānahu wa Ta'āla bisa memaafkan dia dalam kondisi tertentu, tidak berlaku pada seluruh pezina.

Jangan sampai seseorang berfikir:

"Kalau begitu untuk dima'afkan dari zina gampang sekali, tinggal cari anjing kemudian dikasih minum air. Kalau zina lagi, cari anjing, kasih minum lagi. Kalau tidak dapat anjing maka kucing juga tidak mengapa"

Bukan begitu. Para ulama tidak memahami hadits seperti itu. Justru zina berbahaya.

Ini pada kondisi di mana wanita ini disebutkan berada pada keikhlashan dan keimanan yang luar biasa tatkala dia sedang memberi minum kepada anjing tersebut.

Kita perhatikan makna hadits:

بَيْنَمَا كَلْبٌ يُطِيفُ بِرَكِيَّةٍ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ إِذْ رَأَتْهُ بَغِيٌّ مِنْ بَغَايَا بَنِي إِسْرَائِيلَ فَنَزَعَتْ مُوقَهَا فَسَقَتْهُ فَغُفِرَ لَهَا بِهِ

Ada seekor anjing sedang berputar-putar disebuah sumur dalam keadaan kehausan dan hampir-hampir mati karena kehausan, namun anjing tersebut tidak bisa turun ke sumur.

Ada sumur di hadapannya tapi anjing tersebut tidak mampu mengambil airnya.

Tiba-tiba ada wanita pezina dari kaum Bani Isrāīl, maka dia kasihan sama anjing tersebut kemudian dia melepaskan sepatunya. Dia turun ke dalam sumur, lantas dia ambil air dari sumur, kemudian dia minumkan kepada anjing tersebut. Maka Allāh berterima kasih kepada wanita tersebut maka Allāh ampuni dosa-dosanya.

(HR. Al-Bukhāri no 3467 dan Muslim no 2245 dari Abū Hurairah).

Ibnu Qayyim rahimahullāh menjelaskan:

"Wanita ini kondisinya sangat ikhlash, tatkala itu imannya lagi sangat tinggi."

Kenapa?

⑴ Membantu hewan yang tidak bisa berterima kasih
⑵ Dia turun ke sumur, ini pekerjaan berat bagi wanita

Dia mengambil air dengan sepatunya, digigit sepatunya,
kemudian dia manjat. Ini pekerjaan berat, orang yang tidak tulus tidak mungkin bisa mengerjakan pekerjaan seperti ini.

⑶ Dia beri minum kepada anjing tersebut dan tidak ada yang melihat.

Terkumpul pada dirinya keimanan, keikhlasan, yakin bahwasanya Allāh melihat dan tidak butuh dengan terima kasih dari anjing tersebut.

Anjing tersebut tidak akan mengatakan, "Syukran, jazakillāh khair," kemudian dia pergi.

Gara-gara ini maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengampuni dosa-dosanya.

Sebagian ulama menyebutkan wanita ini diberi taufiq untuk bertobat setelah itu, Wallāhu A'lam bishshawāb.

Intinya, gara-gara keimanan seperti itu maka Allāh ampuni dosa-dosanya. Tidak semua pezinah bisa melakukan seperti ini.

Maka jangan kemudian meremehkan masalah ini (zina). Ingat bagaimana ancaman-ancaman yang Allāh berikan kepada pezina.

Para ulama menyebutkan bahwasannya ibadah itu dibangun di atas 3 rukun, yaitu:

⑴ Rukun mahabbah (cinta kepada Allāh)
⑵ Khauf (takut kepada Allāh)
⑶ Rajā (berharap kepada Allāh)

Dan ibadah seperti seekor burung dengan kepalanya dan dua sayapnya;
• Mahabbah seperti kepala burung
• Sayap satunya adalah khauf dan sayap satunya lagi adalah rajā

Jika salah satu dari rukun ini hilang, dia hanya berharap saja, rasa takutnya hilang, maka dia akan terjerumus dalam pemahaman yang keliru.

Sebagaimana pemahaman sebagian masyarakat tadi yang mereka tatkala bermaksiat mereka hanya melihat bahwasanya Allāh Maha Pengampun, Allāh Maha Penyayang.

Mereka lupa bahwasanya kalau mereka meninggal dalam kondisi maksiat maka bahaya, terancam dengan neraka Jahannam.

Kita katakan:

"Allāh Subhānahu wa Ta'āla Maha Pengampun"

"Allāh Subhānahu wa Ta'āla Maha Luas Ampunannya"

Maka hendaknya engkau bertaubat sebelum maut menjemputmu. Bukan malah dijadikan dalil dengan ampunan Allāh untuk terus bermaksiat.

Itu namanya kurang ajar kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Tidak ada dalil yang menunjukkan pezina itu setelah memberi minum kepada anjing tersebut kemudian dia berzina-berzina lagi. Adakah dalilnya? Tidak ada dalilnya.

Oleh karena itu sebagian ulama mengatakan maksudnya, setelah dia memberi minum anjing tersebut, dengan kebaikan tersebut, Allāh memberi taufiq kepada pezina tadi untuk bertaubat dan melakukan kebaikan-kebaikan.

Wallāhu A'lam bishshawāb.

Intinya, seorang harus melihat agama secara komprehensif (secara keseluruhan), bukan hanya melihat hal-hal yang sesuai dengan nafsunya saja.

Kalau ingin bermaksiat, maka ingat Allāh Maha Pengampun, Allāh Maha Penyanyang.

Dan ini sama seperti sebagian oang yang mudah mengkafirkan orang-orang pelaku maksiat. Mereka hanya melihat dari satu sisi, Allāh mengadzab pedih, Allāh menghukum diadzab kubur , di neraka Jahannam.

Kemudian ada orang bermaksiat sedikit dikafirkan, seakan -akan itidak  mungkin diterima lagi tobatnya oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Ini juga hanya melihat dari salah satu sisi saja.

Kita berusaha ditengah-tengahnya, jangan hanya melihat kepada sisi dalil-dalil yang tegas saja dan juga jangan hanya melihat dalil-dalil yang memberi pengharapan saja.

Wallāhu a'lam bishshawāb.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
♻ PROGRAM TEBAR QURBAN
CINTA SEDEKAH dan Group Bimbingan Islam

▪Paket Sapi A 19.250.000
Untuk 7 orang @Rp. 2.750.000
▪Paket Sapi B 15.750.000
Untuk 7 Orang @Rp. 2.250.000
▪Kambing A Rp. 2.500.000
▪Kambing B Rp. 2.300.000
▪Kambing C Rp. 2.100.000

SALURKAN Qurban anda melalui:
�� Rek. Bank Muamalat
Cab. Cibubur No Rek 3310004579
a.n. Cinta Sedekah

�� Konfirmasi
SMS ke 0878 8145 8000
Dengan format: Nama#Domisili#PaketQurban#JumlahTransfer
Contoh:
Musa#Yogyakarta#2 Paket Kambing A#5.000.000
Isa#Solo#1/7 Paket Sapi B#2.250.000

�� www.cintasedekah.org
�� Fb: Cinta Sedekah

Surat 4 An-Nisaa', Ayat 94. Bagian 2

Taushiyah ke 198, Rabu 11 Dzulqa'dah 1436 / 26 Agustus 2015

Tafsir Mudah 100 Ayat Al-Qur'an Seruan Kepada Orang Beriman

Ayat Keduapuluh empat: Surat 4 An-Nisaa', Ayat 94.

Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan seorang mukmin" (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Tafsir Mudah dan Kandungan Ayat:

------- sambungan sebelumnya -----

12. Dalam ayat ini terkandung isyarat bahwa seorang hamba jika mendapati dalam dirinya kecenderungan mengikuti hawa nafsu menyimpang dan membahayakannya hendaklah segera mengingat apa yang telah Allah sediakan bagi orang-orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya berupa kenikmatan dan kebahagiaan abadi di surga.
13. Hendaklah kita lebih mendahulukan ridha Allah dari kesenangan diri kita sendiri.
14. Kita harus mampu untuk selalu memotivasi diri kita agar tunduk dan taat kepada aturan, hukum dan ketetapan Allah.
15. Siapa saja yang pandai menimbang kenikmatan duniawi yang semu dengan kenikmatan akhirat yang kekal abadi pasti menjadi mudah atasnya mengerjakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya.
16. Allah mengingatkan para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam tentang keadaan mereka dahulu: "Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu".
17. Para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam dahulu tersesat kemudian oleh Allah diberi hidayah secara perlahan-lahan, maka selayaknya mereka memberi kesempatan orang lain untuk mendapatkan hidayah secara perlahan-lahan seperti mereka dahulu.
18. Hendaklah kita memandang orang lain yang masih belum mendapat hidayah dengan pandangan yang bijaksana dan terus berdakwah dengan cara terbaik untuk mengajaknya menuju hidayah.
19. Kita semua membutuhkan proses untuk menjadi semakin baik.
20. Hidayah Allah kepada kita sehingga kita menjadi orang beriman adalah termasuk nikmat terbesar.
21. Allah tekankan dalam ayat ini tentang perlunya teliti dan jeli dalam semua perkara yang masih samar dan belum jelas agar sikap kita tepat atasnya dan tidak salah dalam mengambil tindakan.
22. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan dan pasti memberikan balasan setimpal atas semua aktifitas kita lahir dan batin.

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan "Ahlul Qur'an" [Keluarga Al-Qur'an] dan "Shohibul Qur'an"  [Sahabat Al-Qur'an], yang "Hidup Di Bawah Naungan Al-Qur'an", selalu membaca, memahami dan mengamalkannya sehingga kami menjadi sukses, bahagia dan selamat dunia akhirat, aamiin..

Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami

���� WA MTDHK (Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah) kota Malang ����

�� Infaq kegiatan dakwah MTDHK bisa disalurkan melalui rekening a/n Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah;

�� BSM No: 7755555511
�� BNI No: 0362755494

���� Semoga Allah beri ganti dengan yang lebih baik dan barokah di dunia dan akhirat.

☝��️Kegiatan dakwah dan laporan keuangan ada di website kami www.mtdhk.com.

�� Untuk berlangganan WA Taushiyah MTDHK ketik "GABUNG" kirim WA (bukan SMS) ke +6283848634832 (Anggota lama tidak perlu mendaftar lagi)

�� Silahkan disebarkan kiriman ini sebagaimana aslinya tanpa dirubah sedikitpun, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah.. Jazakumulloh khoiro.

BERSIHKANLAH HATIMU

��BERSIHKANLAH HATIMU...

��Berkata Syeikh 'Utsaimin -rahimahullah-;

ﻓﺎﺣﺮﺹ ﻳﺎ ﺃﺧﻲ ﻋﻠﻰ ﻃﻬﺎﺭﺓ ﻗﻠﺒﻚ ﻗﺒﻞ ﻃﻬﺎﺭﺓ ﺟﻮﺍﺭﺣﻚ .
ﻛﻢ ﻣﻦ ﺇﻧﺴﺎﻥ يصلي ﻭﻳﺼﻮﻡ ﻭﻳﺘﺼﺪﻕ وﻳﺤﺞ، ﻟﻜﻦ ﻗﻠﺒﻪ ﻓﺎﺳﺪ.
ﻭﻫﺎﻫﻢ ﺍﻟﺨﻮﺍﺭﺝ ﺣﺪّﺙ ﻋﻨﻬﻢ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ؛ ﺃﻧﻬﻢ ﻳﺼﻠﻮﻥ وﻳﺼﻮﻣﻮﻥ ﻭﻳﺘﺼﺪقوﻥ ﻭﻳﻘﺮﺅﻭﻥ اﻟﻘﺮﺁﻥ ﻭﻳﻘﻮﻣﻮﻥ اﻟﻠﻴﻞ ،ﻭﻳﺒﻜﻮﻥ ،ﻭﻳﺘﻬﺠﺪﻭﻥ ، ﻭﻳﺤﻘﺮ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﻲ ﺻﻼﺗﻪ ﻋﻨﺪ ﺻﻼﺗﻬﻢ، ﻟﻜﻦ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ: (ﻻ ﻳﺠﺎﻭﺯ ﺇﻳﻤﺎﻧﻬﻢ ﺣﻨﺎﺟﺮﻫﻢ) ، ﻻ ﻳﺪﺧﻞ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ، ﻣﻊ ﺃﻧﻬﻢ ﺻﺎﻟﺤﻮ ﺍﻟﻈﻮﺍﻫﺮ، ﻟﻜﻦ ﻣﺎ ﻧﻔﻌﻬﻢ .
ﻓﻼ ﺗﻐﺘﺮ ﺑﺼﻼﺡ ﺟﻮﺍﺭﺣﻚ ، وﺍﻧﻈﺮ ﻗﺒﻞ ﻛﻞ ﺷﻲﺀ ﺇﻟﻰ ﻗﻠﺒﻚ.
ﺃﺳﺄﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﺼﻠﺢ ﻗﻠﺒﻲ ﻭﻗﻠﻮﺑﻜﻢ .

"Maka bersemangatlah wahai saudaraku terhadap kesucian hati engkau sebelum kesucian anggota badanmu.
Betapa banyak orang yang shalat, berpuasa, bersedekah, berhaji, akan tetapi hatinya rusak.
Lihatlah kepada mereka orang-orang khawarij itu, yang Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- sebutkan tentang  mereka, bahwa mereka shalat, berpuasa, bersedekah, membaca Al Qur_an, tegak dimalam hari, menangis, bertahajjud, bahkan shalatnya para shahabat sangat kurang dibanding shalatnya mereka, akan tetapi Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda tentang mereka;

"Tidaklah keimanan mereka melewati tenggorokan mereka".

Yaitu keimanan itu tidak masuk kedalam hati mereka padahal mereka memperbaiki anggota badan mereka, akan tetapi hal tersebut tidak memberikan manfaat bagi mereka.
Maka janganlah engkau tertipu dengan anggota badanmu, dan lihatlah sebelumnya kepada hatimu.
Aku meminta kepada Allah untuk memperbaiki hatiku dan hati kalian semua.

==============
��Syarhu Riyadhus Shalihin (2/327)
✒ Ustadz Fauzan Abu Muhammad hafizhahullah.
��WA Silsilah Durus��

Sebaik-Baik Tetangga

Mutiara Hikmah Salaf

Sebaik-Baik Tetangga

Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu berkata:

ليس حسن الجوار كف الأذى، ولكن الصبر على الأذى

"Bukanlah tetangga yang baik itu adalah orang yang menahan diri dari menyakiti (tetangga), akan tetapi (lebih dari itu)... tetangga yang baik adalah orang yang bersabar atas segala yang menyakitinya". (Kanzul 'Ummal: 16/204)

-----------------
♻ Silsilah nasihat ke - 153
Broadcast WA Dakwah Jalyat Unaiza_Indo
Ikuti di no: +966509273346

Selasa, 25 Agustus 2015

Dajjāl (bagian 2)

��BimbinganIslam.com
Selasa, 10 Dzulqa'dah 1436 H / 25 Agustus 2015 M
�� Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
�� Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
�� Halaqah 16 | Dajjāl (bagian 2)
⬇ download audio
https://www.dropbox.com/s/c8f65no4r5f8gem/16.%20dajjal%202.mp3?dl=0
➖➖➖➖➖➖➖➖➖

DAJJĀL (BAGIAN 2)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-16 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Dajjāl (bagian 2).

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sebagai seorang Nabi yang sangat menginginkan keselamatan bagi umatnya, telah menyebutkan di dalam hadits-hadits yang shahīh tentang ciri-ciri Dajjāl.

Di antaranya bahwasanya Dajjāl adalah:

✔ orang yang gemuk badannya
✔ kulitnya berwarna merah
✔ rambutnya keriting
✔ mata kanannya buta
✔ mata kirinya seperti anggur
✔ tertulis di antara kedua matanya tiga huruf kaf (ك), fa (ف), ra (ر). Dalam riwayat lain disebutkan kāfir (كافر).

Semua orang yang beriman bisa membaca baik yang buta huruf maupun yang tidak buta huruf.

Ciri-ciri di atas disebutkan dalam hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Bukhāri dan juga Muslim.

Di dalam shahīh Muslim disebutkan bahwasanya Dajjāl tidak memiliki anak.

Orang yang mengenal Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengetahui bahwasanya Dajjāl bukanlah Rabbul 'Ālamīn.

Mereka tahu bahwasanya:
● Allāh tidak dilihat di dunia, dan
● Allāh tidak buta sebelah

Adapun kehebatan yang dimiliki oleh Dajjāl maka semuanya adalah dengan izin Allāh Subhānahu wa Ta'āla untuk menguji keimanan para hamba.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

فَإِنْ أُلْبِسَ عَلَيْكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ ،وَ إِنَّكُمْ لَنْ تَرَوْا رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى حَتَّى تَمُوتُوا

“Apabila samar bagi kalian Rabb kalian maka ketahuilah maka bahwasanya Rabb kalian Tabāraka wa Ta'āla tidaklah buta sebelah matanya. Dan sesugguhnya kalian tidak akan melihat Rabb kalian Tabāraka wa Ta'āla sampai kalian meninggal dunia."

(HR. Ahmad dan Abu Dawud dan dishahīhkan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)

Dajjāl akan tinggal di bumi selama 40 hari;

• 1 hari pertama seperti setahun
• 1 hari kedua seperti sebulan
• 1 hari ketiga seperti seminggu
• Dan hari-hari yang lain seperti hari-hari biasa.

(HR. Muslim)

Jadi kurang lebih apabila dihitung dengan hari-hari biasa, dia akan tinggal di bumi selama 1 tahun 2.5 bulan.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaramu,
'Abdullāh Roy

Ditranskrip oleh
Tim Transkrip BiAS
➖➖➖➖➖➖➖➖

CIRI ORANG YANG DIBERKAHI ALLAH

CIRI ORANG YANG DIBERKAHI ALLAH

Bismillah...

Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman menceritakan perkataan Nabi ‘Isa 'alaihis salaam:

(وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ)

“Dan Dia (Allah) menjadikanku sebagai orang yang diberkahi dimanapun aku berada.” (QS. Maryam : 31)

Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah menerangkan bahwa orang yang diberkahi Allah Ta’ala ialah siapa saja yg memiliki sifat dan kriteria berikut ini:

1. Mengajarkan kebaikan.
2. Menyeru kepada Allah.
3. Mengingatkan tentang Allah.
4. Memotivasi agar senantiasa berbuat keta'atan kepada Allah.

Maka, barangsiapa yang tidak ada pada dirinya 4 sifat dan kriteria tersebut, berarti ia bukanlah termasuk orang yang diberkahi.

Dan Allah Ta’ala telah menghilangkan keberkahan dari perjumpaan dan perkumpulannya serta dari orang yang berjumpa dan berkumpul (berduduk-duduk) dengannya.

Hilangnya keberkahan ini disebabkan orang yang tidak diberkahi Allah tersebut akan menyia-nyiakan waktu (umur) dan merusak hati (kita).

(Sumber: Risalatu Ibnil Qayyim ilaa Ahadi Ikhwaanihi, hal.3) (92)

Oleh al Ustadz Muhammad Wasitho, MA, 

Tafsir Surat 4 An-Nisaa', Ayat 94. Bagian 1

Taushiyah ke 197, Senin 09 Dzulqa'dah 1436 / 24 Agustus 2015

Tafsir Mudah 100 Ayat Al-Qur'an Seruan Kepada Orang Beriman

Ayat Keduapuluh empat: Surat 4 An-Nisaa', Ayat 94.

Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan seorang mukmin" (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Tafsir Mudah dan Kandungan Ayat:

1. Ayat ini adalah seruan untuk semua orang beriman tanpa pandang suku, ras, warna kulit dan bangsa.
2. Orang beriman adalah orang mengimani semua yang wajib diimani dengan ucapan lisan, keyakinan hati dan pengamalan dengan anggota tubuh. Iman bisa bertambah dengan ketaatan kepada Allah dan bisa berkurang dengan kedurhakaan kepada Allah.
3. Allah memerintahkan kepada hamba-hambaNya yang beriman apabila pergi berjihad di jalan Allah dan mengharapkan ridhaNya agar teliti dan jeli dalam semua perkara yang masih samar dan belum jelas.
4. Semua perkara itu ada dua macam; jelas dan belum jelas.
5. Perkara yang telah jelas tidak diperlukan lagi untuk diteliti karena telah jelas.
6. Perkara yang masih samar dan belum jelas perlu untuk diteliti dan dipastikan kejelasannya sebelum kita tentukan keputusan kita atasnya.
7. Teliti dan jeli dalam semua urusan terutama dalam peperangan itu mempunyai faedah yang sangat banyak dan untuk menghindari keburukan yang besar.
8. Teliti dan jeli adalah bukti kebaikan agama, akal dan kecerdasan seseorang.
9. Terburu-buru dan tergesa-gesa dalam melangkah sebelum tampak kejelasan suatu perkara akan berdampak buruk dan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan sebagaimana terjadi kepada mereka yang ditegur oleh Allah dalam ayat ini.
10. Mereka ditegur oleh Allah karena tidak teliti dan tidak jeli sehingga membunuh orang yang mengucapkan "salam" kepada mereka dan menampakkan keIslaman dengan tuduhan "bukan seorang mukmin", karena menginginkan materi duniawi berupa harta rampasan perang dan harta yang ada pada orang yang dibunuh tersebut. Ini adalah sebuah kesalahan sehingga Allah tegur mereka.
11. Jangan kita lakukan perbuatan terlarang yang menyebabkan kita korbankan semua kebaikan yang banyak lagi kekal di sisi Allah demi untuk mendapatkan materi duniawi yang sedikit lagi hina dan fana.

----- bersambung -------

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan "Ahlul Qur'an" [Keluarga Al-Qur'an] dan "Shohibul Qur'an"  [Sahabat Al-Qur'an], yang "Hidup Di Bawah Naungan Al-Qur'an", selalu membaca, memahami dan mengamalkannya sehingga kami menjadi sukses, bahagia dan selamat dunia akhirat, aamiin..

Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami

���� WA MTDHK (Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah) kota Malang ����

�� Infaq kegiatan dakwah MTDHK bisa disalurkan melalui rekening a/n Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah;

�� BSM No: 7755555511
�� BNI No: 0362755494

���� Semoga Allah beri ganti dengan yang lebih baik dan barokah di dunia dan akhirat.

☝��️Kegiatan dakwah dan laporan keuangan ada di website kami www.mtdhk.com.

�� Untuk berlangganan WA Taushiyah MTDHK ketik "GABUNG" kirim WA (bukan SMS) ke +6283848634832 (Anggota lama tidak perlu mendaftar lagi)

�� Silahkan disebarkan kiriman ini sebagaimana aslinya tanpa dirubah sedikitpun, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah.. Jazakumulloh khoiro.

Senin, 24 Agustus 2015

BUKANNYA SAYA SOMBONG

��BimbinganIslam.com
Senin, 9 Dzulqa'dah 1436 H / 24 Agustus 2015 M
�� Materi Tematik
�� Ustadz Firanda Andirja, MA
�� Download Audio: https://www.dropbox.com/s/ahjzwz58z531suk/bukannya%20saya%20sombong.mp3?dl=0
�� Video Source: https://youtu.be/SdHw7vwLZaA
➖➖➖➖➖➖➖➖➖

BUKANNYA SAYA SOMBONG

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

"Bukannya saya sombong", adalah perkataan yang sering kita dengar diucapkan oleh sebagian orang untuk menjauhkan tuduhan terhadap dirinya bahwasanya dia sombong.

Dia tidak ingin dituduh sebagai orang yang sombong.

Maka sebelum dia menyombongkan dirinya dia mengatakan:

"Bukannya saya sombong."

Kenyataannya, kita dapati sebagian orang tatkala mengucapkan kalimat ini ("Bukannya saya sombong"), maka mulailah dia sombong.

Setelah itu terucap dari kata-katanya yang menunjukkan bahwa dia sombong.

Misalnya dia mengatakan:

"Kalau bukan karena saya dakwah nggak bisa jalan."

Atau misalnya dia mengatakan:

"Saya yang membangun yayasan tersebut,"

Atau,

"Kalau saya mau, saya bisa begini dan bisa begitu."

Dia sombong, namun sebelum dia dituduh sombong dia mengucapkan:

"Bukannya saya sombong."

Semisal dengan ini seperti perkataan sebagian orang yang mengatakan:

"Bukannya saya riyā'."

Padahal setelah itu diapun mulai riyā'.

Dia mengatakan misalnya:

"Bukannya saya riyā', saya ini sudah haji lima kali, saya ini sudah umroh sepuluh kali, namun saya tidak riya' saya cuma mau kasih tahu saja."

Ini sebenarnya riyā' namun dia ingin menutupi dirinya dari perkara riyā' tersebut dengan mengatakan:

"Bukannya saya riyā."

Semisal dengan ini juga seperti seseorang yang mengatakan:

"Bukannya saya mau ghībah, tetapi saya ingin menceritakan kenyataan yang sesungguhnya si fulan itu demikian demikian."

Atau dia mengatakan:

"Bukannya saya ghībah akan tetapi supaya engkau tidak seperti dia."

Atau dia mengatakan:

"Bukannya saya ghībah tapi kau harus hati-hati dengan orang seperti ini."

Maka kita khawatir sesungguhnya dia telah terjerumus di dalam ghībah yang dilarang oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Karena ghībah adalah menceritakan kenyataan yang buruk yang terdapat pada saudara kita. 

ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ

"Menyebutkan tentang saudaramu yang saudaramu tidak suka untuk disebutkan."

Adapun bila engkau mengatakan sesuatu yang tidak benar maka itu adalah kedustaan.

Karenanya, seseorang hendaknya hati-hati jangan sampai terjebak dengan jebakan iblis.

Jangan sampai terjerumus dalam kesombongan kemudian menutupinya dengan mengatakan:

"Bukannya saya sombong."

Jangan sampai juga seseorang terjerumus dalam riyā' kemudian agar tidak terasa seperti riyā' maka untuk menutupinya mengatakan:

"Bukannya saya riyā'."

Atau, seseorang jangan sampai terjerumus dalam ghībah jebakan syaithān kemudian syaithān mengatakan:

"Berikanlah dia muqaddimah agar kau tidak dituduh ghībah, katakan saja 'Bukannya saya ghibah'."

Kenyataannya orang-orang yang mengucapkan demikian seringnya terjerumus dalam sombong, terjerumus dalam riyā', dan terjerumus dalam ghībah.

Namun, bukan berarti kita menuduh kalo ada yang mengatakan "Bukannya saya sombong" maka dia pasti sombong, tidak!

Kita bukan dalam rangka menuduh orang lain tetapi ini sebagai renungan bagi diri kita yang terkadang kita mengucapkan "Bukannya saya sombong" ternyata itu hanyalah muqaddimah untuk bersombong ria.

Terkadang kita mengatakan "Bukannya saya riyā'" ternyata itu hanyalah pengantar untuk mulai ber-riyā' (melakukan hal-hal yang riyā').

Dan terkadang kita mengatakan "Bukannya saya berghībah" tetapi ternyata itu adalah pengantar kita untuk ber ghībah ria.

Semoga, bukannya saya sombong, bukannya saya riyā', saya hanya menyampaikan saja.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

----------------------------
♻ PROGRAM TEBAR QURBAN
CINTA SEDEKAH dan Group Bimbingan Islam

▪Paket Sapi A 19.250.000
Untuk 7 orang @Rp. 2.750.000
▪Paket Sapi B 15.750.000
Untuk 7 Orang @Rp. 2.250.000
▪Kambing A Rp. 2.500.000
▪Kambing B Rp. 2.300.000
▪Kambing C Rp. 2.100.000

SALURKAN Qurban anda melalui:
�� Rek. Bank Muamalat
Cab. Cibubur No Rek 3310004579
a.n. Cinta Sedekah

�� Konfirmasi
SMS ke 0878 8145 8000
Dengan format: Nama#Domisili#PaketQurban#JumlahTransfer
Contoh:
Musa#Yogyakarta#2 Paket Kambing A#5.000.000
Isa#Solo#1/7 Paket Sapi B#2.250.000

�� www.cintasedekah.org
�� Fb: Cinta Sedekah

DUSTA ITU BELENGGU

DUSTA ITU BELENGGU

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

إياكم والكذب فإن الكذب يهدي إلى الفجور، وإن الفجور يهدي إلى النار، وما يزال الرجل يكذب ويتحرى الكذب حتى يكتب عند اللَّه كذابًا

“Janganlah kalian berdusta, sebab dusta itu akan menggiring pelakunya kepada kejelekan, sementara kejelekan(dosa-dosa) akan menggiring seseorang ke neraka, dan tidaklah seseorang itu berdusta dan membiasakan dirinya berdusta hingga tertulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta”. (HR. Bukhari Muslim)

Dalam Tahdzib Al-Atsar, Imam At-Thabary meriwayatkan bahwa Abu Darda pernah bertanya kepada Rasulullah-shallallahu aalaihi wa sallam:

يا رسول الله ، هل يسرق المؤمن ؟ قال : « قد يكون ذلك » . قال : فهل يزني المؤمن ؟ قال : « بلى ، وإن كره أبو الدرداء » قال : هل يكذب المؤمن ؟ قال : « إنما يفتري الكذب من لا يؤمن ، إن العبد يزل الزلة ثم يرجع إلى ربه فيتوب ، فيتوب الله عليه »

“Wahai Rasulullah, Apakah seorang mukmin itu bisa tergelincir dalam perbuatan mencuri? Rasulullah menjawab:” Boleh jadi”. Abu Darda melanjutkan: bisakah orang mukimin tergelincir hingga ia berzina? Rasulullah menjawab:”boleh jadi walaupun Abu Darda tidak suka mendengarnya”. Abu Darda kembali bertanya: Apakah seorang mukmin itu berdusta? Rasulullah menjawab: “Sesungguhnya yang nekat berdusta hanyalah orang yang tidak beriman. Sesungguhnya seorang hamba jika ia tergelincir (dalam dosa) dia akan segera bertaubat kepada Rabbnya, lalu Allah akan menerima taubatnya”.

Sahabat fillah. ..
Agar terlatih bersikap jujur, maka bergaullah dengan orang-orang yang jujur, karena bergaul dengan orang-orang yang jujur adalah pintu menuju kejujuran, simak firman Allah berikut ini:

يَـۤأَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَ كُونُواْ مَعَ ٱلصَّادِقِينَ .

“Wahai orang-orang beriman takutlah kepada Allah dan hendaklah kalian senantiasa bersama orang-orang yang jujur”. QS. At-Taubah :119

Catatan:

Dusta itu belenggu, dia bukan sifat orang yang beriman. Hanya orang jujur yang akan menikmati kebebasan dalam hidupnya.  Adapun pendusta akan terus terbelenggu dalam dustanya.

Orang yang jujur akan ditulis apa adanya dalam sejarah,  sementara pendusta akan ditulis sebagai pendusta di sisi Allah.
____________
Gorontalo 8 Dzulqa'dah 1436 H
ACT El-Gharantaly

✒Oleh Al-Ustâdz Aan Chandra Thalib El-Gharantaly Hafizhahullâh
��Status Fesbuk Al-Ustâdz Aan Chandra Thalib El-Gharantaly Hafizhahullâh

♻Republished by MRA Al-Jafari Al-Alabi
��Grup WA Dakwah Islam

Share yuk semoga teman anda mendapat faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka pintu amal kebaikan bagi anda. َآمِينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِين.

#DakwahSunnah
#SyiahBukanIslam
#IndonesiaBertauhid

MENGAPA BERDOA MEMINTA PANJANG UMUR ?

::: MENGAPA BERDOA MEMINTA PANJANG UMUR ? :::

Oleh :
Ustadz DR.Syafiq Basalamah, MA Hafidzahullah


Sering kali kita m'dengar seseorang b'doa agar dipanjangkan umurnya. Kenapa harus minta panjang umur ???

1] Apakah enak hidup orang yg panjang umurnya ?

Dan kalau manusia diberi kesempatan utk menambah umurnya,berapa banyak kiranya yg akan dipinta olehnya ?

50 tahun !, 100 tahun ?, 1000 tahun ?

Kalaupun umurnya ditambah 1000 tahun, kemudian setelah itu ia
mau kemana ??

Pasti umur juga akan habis,tdk ada yg kekal & tdk ada yg abadi di dunia !
Hanya اَللّهُ عَزَّ وَ جَلَّ Sang Pencipta yg Kekal & Abadi.

Nabi Musa عليه السلام, pernah diberi tawaran tambahan umur yg mungkin lebih dari 1000 tahun (sejumlah rambut bulu sapi jantan yg t'tutupi oleh tangannya)

Namun sebelum menerima tawaran tsb,beliau b'tanya
kpd اَللّهُ :

قَالَ: ((أَىْ رَبِّ ثُمَّ مَهْ )) قَالَ: ((ثُمَّ الْمَوْتُ)). قَالَ: (( فَالآنَ))

“Wahai Rabbi,setelah Hidup (sepanjang jumlah rambut di kulit lembu jantan),
kemudian apa ??
Maka اَللّهُ mengatakan, “Kemudian mati”.
Maka akhirnya nabi Musa mengatakan,
“Kalau begitu sekarang saja” (HR Bukhari Muslim)

Iya,kalau t'nyata pada akhirnya juga mati,kenapa harus menanti waktu yg lama,maka lebih baik sekarang & tentunya Nabi Musa عليه السلام telah m'persiapkan diri utk hal itu.

Alloh menyatakan bahwa orang² yahudi adalah manusia yg paling ambisi utk hidup lebih lama di dunia & juga kaum musyrikin.
(Lihat Al Baqarah : 96)

Krn mrk adalah orang² yg tdk b'iman dg adanya kehidupan yg lebih baik di akhirat.

*Lebih enak dari pada di dunia
*Surga yg luasnya seluas langit & bumi
*Lebih nyaman daripada di muka bumi ini
*Tiada duka,tiada gunda, yg ada hanya suka & tawa

Dan semua itu b'mula dg b'pisahnya ruh dari jasad kita !

Maka kenapa harus minta panjang umur ???

Resiko Panjang Umur

Sebelum meminta panjang umur,coba renungkanlah beberapa hal di bawah ini;

* Orang yg panjang umurnya harus b'sabar b'pisah dg orang² yg dicintainya.

* Harus tabah ditinggal oleh istri atau suaminya.

* Sabar menyaksikan kematian ayah &
ibundanya serta saudara²-nya.

* Sabar m'hadapi wafatnya buah hatinya.

Kalau dia memiliki 10 anak,maka ia harus tabah menghadapi anaknya mati 1 per 1.

Setiap kali anaknya meninggal maka sepotong dari hatinya akan menghilang & pergi b'sama sang anak,maka hatinya akan t'potong²

* Dia harus b'sabar ditinggal mati oleh kawan² & sahabat²-nya.

* Krn orang yg panjang umur,biasanya akan tinggal sendirian.

* Kawan² sebayanya sudah mati.
* Anak²-nya sudah mati.
* Mungkin cucunya pun juga sudah mati.
* Mau b'teman dg siapa ?, biasanya sudah susah b'komunikasi.
* Belum lagi kalau tubuh kita tdk sehat.

Maka,mintalah kehidupan yg baik di dunia & di akhirat,serta diselamatkan dari siksa kubur & azab neraka.

_________
Footnote:
1] Rasulullah صلىالله عليه وسلم menganjurkan kpd Ummu Habibah,yg tatkala itu meminta panjang umur agar b'doa yg lebih baik & mulia yaitu b'doa agar dijauhkan dari siksa kubur & dari azab Neraka.

(HR Muslim,Kitab al Qadr,Bab Bayan Annal Aajal wal Arzaaq Wa Ghairaha La Tazied Wa La Tanqush ‘Amma Sabaq Bihil Qadr,
no:33)

______
Artikel: stdiis.ac.id publikasi kembali oleh
Moslemsunnah.Wordpress.com
*****

-------------------
�� Repost: WA Dakwah Jalyat Unaiza_Indo
�� Ikuti di no: +966509273346

AKU MENINGGALKANNYA KARENA ALLAH

AKU MENINGGALKANNYA KARENA ALLAH…

 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا للهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ

"Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah 'Azza wa Jalla, kecuali Allah akan menggantikannya bagimu dengan yang lebih baik bagimu" (HR Ahmad no 23074)

 
Fiqh Hadits :

PERTAMA : Lafal ( شَيْئًا= sesuatu), adalah kalimat nakiroh dalam konteks kalimat nafyi (negatif) memberikan faedah keumuman. Artinya "sesuatu" apa saja yang engkau tinggalkan karena Allah…

Bisa jadi sesuatu yang ditinggalkan adalah :

(1) Perkara yang haram yang sangat mungkin ia lakukan, akan tetapi ia meninggalkannya karena Allah, seperti

Seseorang yang kaya raya karena bekerja sebagai pegawai instansi yang berpenghasilan riba, lalu ia meninggalkan pekerjaan yang menggiurkan tersebut.Seseorang yang hatinya tergerak untuk bermaksiat, sangat berkesempatan untuk berzina, atau untuk menyaksikan tayangan-tayangan yang haram dan vulgar, lalu ia meninggalkannya karena AllahSeseorang yang diajak untuk bermaksiat…akan tetapi ia meninggalkannya karena Allah.

(2) Perkara yang halal, akan tetapi ditinggalkan karena ada kemaslahatan yang besar. Contohnya :

Seseorang memiliki harta untuk membeli sesuatu yang ia sukai, akan tetapi ada panggilan untuk melaksanakan ibadah umroh yang juga membutuhkan dana yang besar, maka iapun meninggalkan perkara yang ia sukai karena Allah demi menjalankan ibadah umrohSeseorang yang memiliki harta untuk membeli kebutuhannya, akan tetapi ternyata ada kerabatnya atau saudaranya sesama muslim yang membutuhkan bantuannya, maka iapun meninggalkan untuk membeli kebutuhannya tersebut demi untuk membantu saudaranya tersebut.Seseorang yang dipanggil untuk bertamsya gratisan, dan ia sangat senang untuk melakukan tamasya tersebut, akan tetapi ternyata jadwal tamasya tersebut bertepatan dengan jadwal pengajian. Lalu iapun meninggalkan tamasya tersebut agar bisa mengikuti pengajian.

(3) Perkara yang telah digariskan oleh Allah, terpaksa ia tinggalkan, akan tetapi ia meninggalkannya dengan niat karena Allah. Contohnya : seseorang yang terpaksa meninggalkan harta dan tanah kelahirannya karena ditekan oleh orang-orang kafir. Meskipun bentuknya ia meninggalkan harta dan tanah kelahirannya secara terpaksa karena intimidasi kaum kuffar, akan tetapi jika ia meninggalkannya karena Allah maka ia telah masuk dalam keumuman hadits di atas.

KEDUA : Lafal (  لِلَّهِ= "Karena Allah"), mengingatkan bahwa motivasi untuk meninggalkan "sesuatu" tersebut harus semata-mata karena Allah. Karenanya tidaklah termasuk dalam kategori "Karena Allah" :

Seseorang yang meninggalkan kemaksiatan akan tetapi semata-mata karena takut cibiran dan celaan masyarakatSeseorang yang meninggalkan kemaksiatan karena takut kesehatannya terganggu. Seperti seseorang yang meninggalkan rokok dan bir, karena khawatir akan terkena penyakit paru-paru atau penyakit yang lainnya.Seseorang yang meninggalkan kemaksiatan karena ingin dipuji oleh masyarakat.Seseorang yang meninggalkan pekerjaan yang haram karena tidak enak sama teman-temannya.

Karenanya permasalahan "Karena Allah" merupakan perkara yang sangat urgen, karena ini adalah penentu tentang terwujudkannya janji Allah untuk menggantikan dengan yang lebih baik dari perkara-perkara yang ditinggalkan.

 

KETIGA : Lafal (بَدَّلَكَ اللهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ منه = Allah akan menggantikan yang lebih baik bagimu daripada yang kau tinggalkan)

Lafal (ما = yang lebih baik) adalah ما al-maushuulah, yang dalam kaidah juga memberikan faedah keumuman. Karenanya bisa jadi:

Allah menggantikan sesuatu yang ditinggalkan karena Allah dengan perkara yang sejenis dengan perkara yang ditinggalkan, hanya saja lebih baikAllah mengganti dengan perkara yang lebih baik akan tetapi tidak sejenis dengan perkara yang ditinggalkanAllah menggantikan baginya dengan menghilangkan atau memalingkan darinya musibah atau bencana atau kesulitan yang tadinya akan menghadangnya.

 

KEEMPAT : Contoh-contoh kisah akan bukti hadits ini

Realita banyak mencontohkan akan bukti hadits ini, diantaranya

(1) Para sahabat kaum muhajirin yang harus meninggalkan tanah air mereka, rumah, serta harta mereka demi untuk berhijrah ke Madinah sehingga bisa beribadah kepada Allah dengan baik tanpa diintimidasi oleh kaum musyrikin Arab. Akhirnya Allah menggantikan bagi mereka harta yang lebih banyak dan kekuasaan serta kemenangan atas kaum musyrikin. Bahkan Allah menjadikan mereka menguasai kembali tanah air mereka Mekah. (lihat Tafsiir Ibnu Katsiir 4/572)

(2) Kisah Nabi Sulaiman 'alaihis salaam yang meninggalkan kuda-kuda kesenangannnya dengan menyembelih kuda-kuda tersebut karena kuda-kuda tersebut telah melalaikan beliau hingga tidak sempat sholat di petang hari hingga matahari tenggelam. Ia pun menyembelih kuda-kuda tersebut dan disumbangkan karena Allah.

Akhirnya Allah pun menggantikan kuda-kuda tersebut dengan angin yang mengalir dengan cepat dan mengalir ke arah yang dikehendaki oleh nabi Sulaiman 'alaihis salaam. (Lihat Taisiir Al-Kariim Ar-Rahmaan hal 712)

(3) Kisah Nabi Ibrahim 'alaihis salaam yang harus meninggalkan kaumnya, meninggalkan kerabat dan keluarganya yang menyembah patung, lalu berhijrah menuju Palestina, maka Allah pun menggantikan baginya anak-anak yang sholeh. Diantaranya Ishaq 'alaihis salaam yang akhirnya dilahirkan oleh Sarah yang telah mencapai masa monopouse.

Allah berfirman :

فَلَمَّا اعْتَزَلَهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَكُلا جَعَلْنَا نَبِيًّا (٤٩)

"Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Ya'qub. dan masing-masingnya Kami angkat menjadi Nabi" (QS Maryam : 49) (lihat kitab Tafsiir As-Sirooj Al-Muniir karya Asy-Syirbini 2/340)

Tentunya meninggalkan kerabat dan kampung halaman merupakan perkara yang berat, akan tetapi Ibrahim 'alaihis salam meninggalkannya karena Allah. (Taisiir Al-Kariim Ar-Rahmaan hal 494)

(4) Barang siapa yang menjaga pandangannya dengan meninggalkan memandang perkara-perkara yang haram, maka Allah akan memberikan cahaya pada pandangannya dan menambah manis imannya. (lihat Taisiir Al-Kariim Ar-Rahmaan hal 566)

(5) Kisah tentang Aisyah radhiallahu 'anhaa yang sedang berpuasa, lalu ada seorang miskin yang meminta makanan kepada Aisyah, sementara Aisyah tidak memiliki kecuali hanya sepotong roti. Lalu Aisyah memerintahkan budak wanitanya untuk memberikan sepotong roti tersebut kepada sang miskin, maka sang budak berkata, "Engkau bakalan tidak memiliki makanan untuk berbuka puasa". Akan tetapi Aisyah tetap memerintahkannya untuk memberikan roti tersebut kepada sang miskin. Maka ternyata tatakala sore hari ada seseorang yang memberikan hadiah seekor kambing yang sudah dimasak untuk Aisyah. (Lihat Tafsiir Al-Qurthubi 18/26)

(6) Kisah tentang Ummu Sulaim yang anaknya meninggal lalu tatkala datang sang suami maka iapun menghias dirinya untuk merayu sang suami –Abdullah bin Abi Tholhah- yang baru datang dari safar agar terlalaikan berita kematian anaknya. Ummu Sulaim telah sabar tatkala harus meninggalkan anaknya yang meninggal tersebut. Akhirnya ternyata hubungan antara ia dan sang suami tatkala itu dan seterusnya membuahkan sembilan orang anak semuanya adalah qori' al-Qur'an (lihat Syarah Shahih Al-Bukhari karya Ibnu Bathhool 3/285)

(7) Sebuah kisah yang disebutkan dalam kitab Tafsir Al-Bahr Al-Madid karya Ibnu 'Ajiibah Abul 'Abbaas Al-Faasi tentang seorang pemuda penuntut ilmu yang tinggal di daerah Faas. Suatu hari ada seorang ibu keluar bersama putrinya yang cantik jelita. Maka ternyata sang putri ketinggalan dari ibunya sehingga akhirnya tertahan hingga malam hari. Maka ia pun melihat dari kejauhan sebuah pintu yang nampak ada lampu nyala dibalik lampu tersebut. Lalu ia mengintip di balik pintu tersebut ternyata ada seorang penuntut ilmu yang sedang membaca buku. Maka dalam hati putri cantik ini ia berkata, "Jika tidak ada kebaikan pada pemuda ini maka tidak ada kebaikan pada seorangpun". Maka iapun memberanikan diri untuk mengetuk pintu, lalu dijawab oleh sang pemuda. Lalu sang putri pun menceritakan tentang kondisinya yang ketinggalan ibunya, dan ia khawatir jika ia berjalan di malam hari akan ada orang yang mengganggunya. Maka akhirnya sang pemuda merasa wajib baginya untuk menjaga putri tersebut. Lalu iapun memasukan putri tersebut dalam rumahnya, lalu ia menjadikan penghalang berupa tikar antara ia dan sang putri, lalu iapun melanjutkan membaca buku. Lalu datanglah syaitan menggodanya. Akan tetapi karena keberkahan ilmu maka Allah pun menjaga pemuda ini. Iapun segera mengambil api lampu lalu iapun menggerakan jarinya ke lampu tersebut, satu demi satu jari-jarinya ia letakkan di api lampu tersebut hingga membakar jari-jarinya. Sang wanita mengintip sikap pemuda tersebut dan ia takjub dengan sikap tersebut. Sementara sang pemuda terus memanasi jarinya. Lalu sang pemuda memanaskan jari-jarinya dari tangannya yang satunya lagi, hingga akhirnya tiba pagi hari dan nampak cahaya terang, maka iapun mempersilahkan sang putri untuk keluar dari rumahnya dan segera pulang. Akhirnya sang putripun pulang ke rumahnya dan menceritakan tentang kisah sang pemuda. Maka segeralah ayah sang putri mendatangi majelis ilmu dan mengabarkan tentang kisah sang pemuda kepada syaikh/guru di majelis tersebut. Maka sang guru  meminta agar seluruh para penuntut ilmu mengeluarkan kedua tangan mereka. Seluruh muridpun mengeluarkan kedua tangan mereka kecuali sang pemuda. Maka syaikh pun tahu siapa pemuda tersebut, lalu akhirnya sang ayah menikahkan sang pemuda dengan putrinya tersebut" (Al-Bahr Al-Madiid 3/375)

Karenanya yakinlah jika anda meninggalkan sesuatu benar-benar tulus semata-mata karena Allah maka pasti Allah akan menggantikan dengan yang lebih baik. Sungguh hati ini sangat terharu tatkala mengetahui ada seorang pegawai bank yang akhirnya meninggalkan pekerjaan ribanya lalu kemudian dengan sabarnya menjadi seorang penjual bakso. Allah pasti akan menggantikan baginya yang lebih baik, apakah di dunia maupun di akhirat, cepat atau lambat.

 

Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 11-02-1434 H / 24 Desember2012 M
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja

Minggu, 23 Agustus 2015

CIRI-CIRI WANITA PENGHUNI NERAKA

CIRI-CIRI WANITA PENGHUNI NERAKA

1. Sering mencela suami
2. Mengajak suami bermaksiat sama Allah
3. Kufur nikmat yg Allah berikan
4. Tidak berterimakasih mendapat hadiah suami
5. Memakai pakaian tetapi telanjang
6. Meratap mayat yg terlalu berlebihan
7. Suka menyakiti tetangga

Dari Abu Said Khudri r.a. bahwa Rasulullah shalallahu'alahi wassalam bersabda,..” Wahai wanita sekalian bersedekahlah! Sesungguhnya aku melihat kalian, lebih banyak menjadi penghuni neraka.” Para wanita berkata, “Kenapa demikian, wahai Rasulullah?” Rasul menjawab, “Kalian banyak melaknat dan durhaka kepada suami . “ (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah dalam khotbah salat gerhana bersabda, “Aku melihat neraka dan aku melihat penghuninya kebanyakan dari kaum perempuan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Utsamah bin Zaid r.a. bahwa Rasulullah bersabda, “ Aku berdiri di pintu neraka, ternyata kebanyakan orang yang masuk ke dalamnya adalah perempuan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Hal ini bukan berarti berlaku pada semua perempuan yang beriman secara umum. Di antara perempuan yang beriman, ada yang mendapatkan tingkatan yang tinggi ketika melakukan amalan taat kepada Allah Ta'alla. Allah Ta'alla pun tidak menyia-nyiakan amal  perbuatan seseorang, baik lelaki maupun perempuan dan telah mempersiapkan pahala yang besar  bagi perempuan yang salehah.

Ringkasan kajian ust. Zainudin Lc di ponpes Nashrush Sunnah Madiun dhn sedikit tambahan..

Semoga bermanfaat.

Tafsir Surat 4 An-Nisaa', Ayat 71.

Taushiyah ke 196, Ahad 08 Dzulqa'dah 1436 / 23 Agustus 2015

Tafsir Mudah 100 Ayat Al-Qur'an Seruan Kepada Orang Beriman

Ayat Keduapuluh tiga: Surat 4 An-Nisaa', Ayat 71.

Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!"

Tafsir Mudah dan Kandungan Ayat:

1. Ayat ini adalah seruan untuk semua orang beriman tanpa pandang suku, ras, warna kulit dan bangsa.
2. Orang beriman adalah orang mengimani semua yang wajib diimani dengan ucapan lisan, keyakinan hati dan pengamalan dengan anggota tubuh. Iman bisa bertambah dengan ketaatan kepada Allah dan bisa berkurang dengan kedurhakaan kepada Allah.
3. Allah memerintahkan kepada hamba-hambaNya yang beriman agar waspada dan selalu bersiap siaga menghadapi musuh-musuh mereka dari kalangan orang-orang kafir.
4. Waspada dan bersiap siaga itu mencakup segala bentuk dan jenis sarana yang mampu melindungi dan menolak makar musuh serta memerangi mereka.
5. Diantara bentuk waspada dan bersiap siaga itu adalah membuat benteng dan parit, belajar berkuda dan mengendarai kendaraan untuk perang dengan segala macam jenisnya, belajar memanah, menembak dan semisalnya serta mempelajari strategi perang secara menyeluruh.
6. Allah juga memerintahkan kepada hamba-hambaNya yang beriman agar maju ke medan pertempuran berkelompok-kelompok atau maju bersama-sama disesuaikan dengan maslahat dan strategi perang yang paling tepat dan terbaik bagi kaum muslimin.
7. Ayat ini mirip dengan ayat di surat ke 8 Al-Anfal, ayat 60, yaitu firman Allah: "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)."
8. Diantara tujuan berperang dalam Islam adalah untuk memberantas kedzaliman dan menegakkan keadilan.
9. Kedzaliman terbesar adalah kesyirikan dan keadilan terbesar adalah tauhid.

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan "Ahlul Qur'an" [Keluarga Al-Qur'an] dan "Shohibul Qur'an"  [Sahabat Al-Qur'an], yang "Hidup Di Bawah Naungan Al-Qur'an", selalu membaca, memahami dan mengamalkannya sehingga kami menjadi sukses, bahagia dan selamat dunia akhirat, aamiin..

Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami

���� WA MTDHK (Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah) kota Malang ����

�� Infaq kegiatan dakwah MTDHK bisa disalurkan melalui rekening a/n Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah;

�� BSM No: 7755555511
�� BNI No: 0362755494

���� Semoga Allah beri ganti dengan yang lebih baik dan barokah di dunia dan akhirat.

☝��️Kegiatan dakwah dan laporan keuangan ada di website kami www.mtdhk.com.

�� Untuk berlangganan WA Taushiyah MTDHK ketik "GABUNG" kirim WA (bukan SMS) ke +6283848634832 (Anggota lama tidak perlu mendaftar lagi)

�� Silahkan disebarkan kiriman ini sebagaimana aslinya tanpa dirubah sedikitpun, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah.. Jazakumulloh khoiro.

Sabtu, 22 Agustus 2015

Bahagianya Orang Yang Ikhlas

��BimbinganIslam.com
Sabtu, 7 Dzulqa'dah 1436 H / 22 Agustus 2015 M
�� Materi Tematik
�� Ustadz Firanda Andirja, MA
�� Bahagianya Orang Yang Ikhlas
�� Video Source
https://www.youtube.com/watch?v=ghrxdWK2eqs
⬇ Download Audio
https://www.dropbox.com/s/5p71or7abmnppy5/AUD-20150121-WA0031.mp3?dl=0
----------------------------

BAHAGIANYA ORANG YANG IKHLASH

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Sesungguhnya orang yang paling berbahagia adalah orang yang paling ikhlash. Semakin dia meningkatkan keikhlasannya maka dia akan semakin berbahagia.

Bagaimana dia tidak berbahagia?

Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mengetahui kebaikannya, Allāh mengetahui amalannya dan dia menyerahkan ibadahnya semata-mata hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Seseorang di atas muka bumi ini bahagia kalau dia bisa dikenal oleh orang yang mulia, dikenal oleh pejabat, bupati, apalagi dikenal oleh presiden.

Lantas bagaimana jika yang mengenalnya adalah Rabbul ‘ālamīn, Pencipta dan Penguasa alam semesta ini? Yang jika menghendaki sesuatu hanya mengatakan, “Kun fayakun”.

Orang yang ikhlash adalah orang yang paling bahagia.

Suatu saat Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah berkata kepada Ubay bin Ka’ab (Abu Mundzir) radhiallāhu ‘anhu, kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

يَا أُبَيٍّ إِنَّ الله أَمَرَنِي أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْكَ القرآن

"Wahai Ubay, sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'ālā memerintahkan aku untuk membacakan Al-Qurān kepadamu.”

Maka Ubay berkata:

هَلْ سَمَّانِي لك

“Rasūlullāh, apakah Allāh menyebutkan namaku kepadamu?”

Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

سَمَّاكَ لي

“Ya, Allāh Subhānahu wa Ta'ālā telah menyebut namamu dihadapanku.”

فَجَعَلَ أُبَيٌّ يَبْكِي

"Maka Ubay bin Ka’ab pun menangis."

(HR. Ahmad, Bukhāri, Muslim dan At-Tirmidzi)

Kenapa? Ubay menangis karena sangat gembira.

Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mengenalnya, Allāh menyebut namanya.

Orang yang ikhlash, dia tahu bahwasannya Allāh mengetahui amal ibadahnya meskipun mungkin orang lain tidak ada yang melihatnya. Mungkin orang lain tidak mempedulikannya, mungkin orang lain merendahkannya.

Tapi dia tahu dan yakin, bahwasannya apa yang dia lakukan, kebaikan yang dia lakukan diketahui oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Oleh karena itu, Syaikh 'Abdurrahmān bin Nāshir As-Sa’di rahimahullāh dalam kitabnya “Al Wasāil Al Mufīdah Lil Hayāti Sa’īdah” (Kiat-kiat Untuk Meraih Kebahagiaan), beliau menyebutkan:

■ Di antara hal yang bisa mendatangkan kebahagian yaitu seseorang tatkala berbuat baik kepada orang lain. Jangan dia menganggap sedang bermuamalah dengan orang tersebut, tetapi dia sedang bermuamalah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Tatkala dia memberikan sumbangan kepada orang lain, tatkala dia memberikan bantuan uang kepada orang lain, dia ingat bahwasanya sekarang ini sedang bermuamalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, Allāh sedang melihat dia memberi sumbangan.

Muamalah dia bukan dengan orang yang dia bantu, tapi muamalah dia dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Sehingga jika perkaranya demikian, yang dia harapkan hanyalah pujian Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, yang dia harapkan Allāh mengetahui siapa dirinya.

Semakin dia ikhlash, semakin tidak ada orang yang mengetahui amalannya, Allāh akan semakin mengetahui dia, Allāh akan semakin mengenalnya, Allāh akan semakin mencintainya.

Oleh karenanya dia tidak peduli dengan komentar orang-orang yang dia bantu, dia tidak perlu dengan komentar orang lain.

Dan syi'arnya sebagaimana orang-orang yang bertaqwa yang Allāh sebutkan dalam Al Qur’an:

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ الله لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا

“Kami memberi makan kepada kalian karena Allāh Subhānahu wa Ta'ālā (muamalah kami dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, bukan dengan kalian). Kami tidak butuh dari kalian terima kasih dan kami tidak butuh dari kalian balasan.” (Al-Insān: 9)

Inilah orang yang paling ikhlash, orang yang paling bahagia.

Adapun orang yang tidak ikhlash, dia senantiasa sibuk mendengar komentar orang lain tentang bagaimana amalan dia. Apakah dia dipuji, apakah dia dicela.

Tapi orang ikhlash, dia tidak peduli dengan perkataan orang lain, yang penting dia baik di hadapan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Dia tahu bahwasanya pujian manusia tidak akan meninggikan derajatnya dan dia tahu bahwa celaan manusia pun tidak akan merendahkan derajatnya, yang penting dia baik di hadapan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Benar-benar konsentrasi dia, bahwasanya dia bermuamalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Karenanya, diantara 7 golongan yang akan Allāh naungi pada dihari kiamat kelak, ada dua orang yang ikhlash Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sebutkan tentang ciri khusus mereka itu ikhlas.

⑴ Yang pertama, kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِيَمِينِهِ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ

"Seseorang yang dia berinfaq dengan tangan kanannya kemudian dia sembunyikan sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan olah tangan kanannya".

Dia bahagia tatkala dia tahu bahwasanya hanya Allāh yang mengetahui amalan dia. Dia tidak perdulikan komentar orang lain, bahkan dia sengaja menyembunyikan amalannya, agar yang mengetahui hanyalah Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. Dia tidak butuh pujian orang lain.

⑵ Yang kedua, kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam diantaranya.

رَجُلٌ ذَكَرَ الله خَلَاءٍ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

"Seseorang yang tatkala dia mengingat Allāh tatkala bersendirian, maka kemudian matanya mengalirkan air mata."

(Hadits shahih, diriwayatkan oleh Al-Bukhāri, II/143 – Fat-h, dan Muslim no. 1031).

Orang ini, dia bersendirian dan dia begitu merasakan kelezatan tatkala mengingat Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, tatkala mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Dia seakan-akan sedang berbicara langsung dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, sehingga diapun menangis meskipun tidak ada yang melihat dia, mengeluarkan air mata kebahagiaan.
Kenapa?

Allāh mengetahui tangisan dia, Allāh mengetahui dia mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Bahkan diantara tafsiran para ulama: Demikian pula seseorang yang tatkala dihadapan orang banyak, namun saking ikhlasnya, dia bisa mengkondisikan dirinya seakan-akan dia sedang sendirian.

Kenapa? Karena dia tidak mempedulikan komentar orang lain.

Sehingga dia tetap menangis meskipun dihadapan banyak orang karena dia yakin sedang bermuamalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. Sehingga meskipun dihadapan banyak orang, dia tetap menangis karena mengagungkan keagungan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Anda akan bahagia jika anda mengikhlashkan amalan ibadah anda hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Adapun jika anda sibuk dengan komentar orang lain, sibuk dengan pujian orang lain atau sibuk dengan cercaan orang lain terhadap anda, maka anda tidak akan pernah bahagia.

Karena tidak mungkin ada seorangpun yang akan dipuji oleh semua orang, tidak mungkin, mustahil.

Betapapun baiknya anda, pasti ada yang memuji dan pasti ada yang mencela.

Kalau Allāh Subhānahu wa Ta'ālā Rabbul 'ālamīn, Pencipta alam semesta ini tidak selamat dari celaan ciptaan-Nya, ciptaan makhluknya, seperti orang-orang yahudi mengatakan bahwasanya,

يَدُ الله مَغْلُولَةٌ

“Tangan Allāh terbelenggu,” (Al-Maidah 64)

Mereka mengatakan:

إِنَّ الله فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ

“Sesungguhnya Allāh miskin dan kamilah yang kaya.” (Āli 'Imrān 181)

Allāh Subhānahu wa Ta'ālā tidak selamat dari cercaan makhlukNya. Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang memiliki akhlak super mulia pun tidak selamat dari cercaan kaumnya.

Bagaimana dengan kita?

Bagaimana dengan anda?

Tentunya mengharapkan keridhaan seluruh manusia adalah sesuatu yang mustahil, sebagaimana perkataan Imam Syāfi'ī rahimahullāh:

رضا الناس غاية لا تدرك

“Bahwasanya mencari keridhaan manusia adalah suatu hal yang mustahil (tujuan yang mustahil) untuk diraih”.

Karenanya, ikatkan hati anda hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Yakinlah bahwasanya anda sedang bermuamalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, maka anda akan bahagia karena Allāh yang akan membahagiakan anda dan anda tidak akan memperdulikan komentar manusia.

والله تعالى أعلم بالصواب
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُه

✒Tim Transkrip Materi BiAS
__________________________
�� Donasi Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

�� Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut:
�� http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran