Senin, 07 September 2015

ENGAPA ISLAM MENSYARATKAN PENYEMBELIHAN TANPA PEMINGSANAN PADA HEWAN.

✔️ MENGAPA ISLAM MENSYARATKAN PENYEMBELIHAN TANPA PEMINGSANAN PADA HEWAN.

(Artikel menjelang Hari Raya Idhul Adha).

Semakin Maju Penelitian Ilmiyah Semakin Membuktikan Kebenaran Islam.

Rasulullah tak pernah belajar cardiology tapi syari'atnya membuktikan penelitian ilmu modern.

Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman, Prof.Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim.

Keduanya memimpin satu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan
"manakah yang lebih baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat (dengan pemingsanan)?

Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa).

Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph (EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih.

Di jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih.

Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu.

Setelah masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.

Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni: saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu: arteri karotis dan vena jugularis.

Patut pula diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau teknik pemingsanan.

Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.

Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati.

Nah, hasil penelitian inilah yang sangat ditunggu-tunggu...

Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz dan Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa hal sbb.:

✔️ Penyembelihan Menurut Syariat Islam

Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut Syariat Islam menunjukkan:

✅ Pertama

pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.

✅ Kedua

pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.

✅ Ketiga

setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali!).

✅ Keempat

karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.

✔️ Penyembelihan Cara Barat

✅ Pertama

segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami) rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).

✅ Kedua

segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).

✅ Ketiga

grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.

✅ Keempat

karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.

✔️ Bukan Ekspresi Rasa Sakit!

Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyata bukanlah ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya! Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwa setiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka, pastilah disertai rasa sakit dan nyeri. Terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan luka terbuka yang menganga lebar…!

Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yang sebaliknya.

Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ saraf rasa sakit.

Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit, melainkan sebagai ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras). Mengapa demikian? Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikan juga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu.

Subhanallah…  Memang selalu ada jawaban dari setiap pertanyaan tentang kebenaran Islam.

Selalu ada penguatan Allah dari setiap adanya usaha pelemahan dari musuh Dien-Nya yang mulia ini.

Sebenarnya, sudah tidak ada alasan lagi menyimpan rasa tak tega melihat proses penyembelihan kurban, karena aku sudah tahu bahwa hewan ternak tersebut tidak merasakan sakit ketika disembelih.

Dan yang paling penting, aku dapat mengerti hikmah dari salah satu Syariah Islam dan keberkahan  yang tersimpan di dalamnya.

Wallahu a'lam bishawab.

(dari Ustz. Muhammad Suhud).

Semoga bermanfaat.

�� Reposted dari WA grup Islamadina KESEHATAN MUSLIM, 08778 2400 868. Silahkan bergabung, silahkan dishare.

BAGAIKAN SETETES MADU DAN SEEKOR SEMUT KECIL

��BAGAIKAN SETETES MADU DAN SEEKOR SEMUT KECIL..

��Setetes madu jatuh di atas tanah�� . .

��Datanglah seekor semut kecil, perlahan-lahan dicicipinya madu tersebut. . .

��Hmmm... manis. Lalu dia beranjak hendak pergi. .
.
. ��Namun rasa manis madu sudah terlanjur memikat hatinya. Dia pun kembali untuk mencicipi lagi, sedikit saja. Setelah itu barulah dia akan pergi. .
.
. ��Namun, ternyata dia merasa tidak puas hanya mencicipi madu dari pinggir tetesannya. .
.
. ��Dia pikir, kenapa tidak sekalian saja masuk dan menceburkan diri agar bisa menikmati manisnya, lagi dan lagi. .
.
. ��Maka masuklah sang semut, tepat di tengah tetesan madu. .
.
. ��Ternyata? Badan mungilnya malah tenggelam penuh madu, kakinya lengket dengan
tanah. .

. . ��Dan... Tentu saja tak bisa bergerak. .

. . ��Malangnya, dia terus seperti itu hingga akhir hayatnya. Mati dalam kubangan setetes madu. ..

. ��Demikianlah analogi sederhana tentang dunia dan pecinta dunia, sebagaimana diperumpamakan dalam sebuah pepatah Arab : .

. ✨"Hakikat apa-apa dari kenikmatan dunia melainkan bagai setetes besar dari madu.

��Maka siapa yang hanya mencicipinya sedikit, ia akan selamat.

��Namun siapa yang menceburkan diri ke dalamnya, ia akan binasa."

-------------------------

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Al- An'am : 32)

��Semoga bermanfaat...
��Tetap semangat menatap masa depan...
��Meraih kebahagiaan untuk mendapat ridho Allah yang haqiqy...

��.������������������.��

✏ Oleh Ust. Abu Yusuf Masruhin Spd. Hafidzahullah

----------------------
♻ Silsilah nasihat ke - 103
�� Broadcast WA Dakwah Jalyat Unaiza_Indo
�� Ikuti di no: +966509273346

Tafsir Surat 5 Al-Ma'idah, Ayat 1. Bag 1

Taushiyah ke 203, Ahad 22 Dzulqa'dah 1436 / 06 September 2015

Tafsir Mudah 100 Ayat Al-Qur'an Seruan Kepada Orang Beriman

Ayat Keduapuluh delapan: Surat 5 Al-Ma'idah, Ayat 1.

Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya."

Tafsir Mudah dan Kandungan Ayat:

1. Ayat ini adalah seruan untuk semua orang beriman tanpa pandang suku, ras, warna kulit dan bangsa.
2. Orang beriman adalah orang mengimani semua yang wajib diimani dengan ucapan lisan, keyakinan hati dan pengamalan dengan anggota tubuh. Iman bisa bertambah dengan ketaatan kepada Allah dan bisa berkurang dengan kedurhakaan kepada Allah.
3. Ini adalah perintah Allah kepada hamba-hambaNya yang beriman agar mengamalkan konsekuensi keimanan yaitu dengan memenuhi dan menepati akad perjanjian.
4. Memenuhi dan menepati akad perjanjian adalah dengan menyempurnakannya, menunaikan dengan sebaik-baiknya dan tidak melanggar dan menguranginya.
5. Ayat ini mencakup semua jenis akad perjanjian seorang hamba dengan Rabbnya agar istiqamah dalam beribadah kepadaNya serta mengamalkan semua ajaran agama secara total tanpa menguranginya.
6. Ayat ini juga mencakup semua jenis akad perjanjian seorang hamba dengan Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam untuk selalu taat dan mengikuti ajaran beliau.
7. Ayat ini juga mencakup semua jenis akad perjanjian seorang hamba dengan kedua orang tuanya dan karib kerabatnya dengan selalu berbakti dan menyambung tali silaturrahmi dan tidak memutuskannya.
8. Ayat ini juga mencakup semua jenis akad perjanjian seorang hamba dengan teman dan sahabatnya untuk selalu berbuat baik kapan saja, dimana saja dan dalam kondisi seperti apapun.
9. Ayat ini juga mencakup semua jenis akad perjanjian seorang hamba dengan sesama manusia dalam bermualah seperti jual beli, sewa menyewa, hibah, sumbangan dan semisalnya.
10. Ayat ini juga mencakup semua jenis akad perjanjian seorang hamba dengan sesama kaum muslimin karena sesama muslim adalah bersaudara sehingga harus saling tolong menolong dan tidak memutuskan hubungan.
11. Perintah agar memenuhi dan menepati akad perjanjian ini mencakup semua perkara agama yang pokok dan cabang-cabangnya karena semuanya masuk dalam akad perjanjian yang Allah perintahkan agar kita memenuhi dan menepatinya dengan baik dan sempurna selama tidak menyelisihi Al-Qur'an dan As-Sunnah.

----- bersambung -------

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan "Ahlul Qur'an" [Keluarga Al-Qur'an] dan "Shohibul Qur'an"  [Sahabat Al-Qur'an], yang "Hidup Di Bawah Naungan Al-Qur'an", selalu membaca, memahami dan mengamalkannya sehingga kami menjadi sukses, bahagia dan selamat dunia akhirat, aamiin..

Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami

���� WA MTDHK (Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah) kota Malang ����

�� Infaq kegiatan dakwah MTDHK bisa disalurkan melalui rekening a/n Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah;

�� BSM No: 7755555511
�� BNI No: 0362755494

���� Semoga Allah beri ganti dengan yang lebih baik dan barokah di dunia dan akhirat.

☝��️Kegiatan dakwah dan laporan keuangan ada di website kami www.mtdhk.com.

�� Untuk berlangganan WA Taushiyah MTDHK ketik "GABUNG" kirim WA (bukan SMS) ke +6283848634832 (Anggota lama tidak perlu mendaftar lagi)

�� Silahkan disebarkan kiriman ini sebagaimana aslinya tanpa dirubah sedikitpun, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah.. Jazakumulloh khoiro.

Sabtu, 05 September 2015

PETAKA SEBUAH JEMPOL

BimbinganIslam.com
Sabtu, 21 Dzulqa'dah 1436 H / 5 September 2015 M
Materi Tematik
Ustadz 'Abdullāh Zaen, MA
Link Audio:
https://www.dropbox.com/s/vpdspfqp1ti0dlz/ust.%20Abdullah%20zein%20%28petaka%20sebuah%20jempol%29%20.mp3?dl=0
Sumber:
Ceramah Singkat: Petaka Sebuah Jempol (Revisi) – Ustadz Abdullah Zaen, MA | Yufid TV - http://yufid.tv/ceramah-singkat-petaka-sebuah-jempol-revisi-ustadz-abdullah-zaen-ma/#
➖➖➖➖➖➖➖

PETAKA SEBUAH JEMPOL

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

"Anda punya HP?"

"Siapa yang hidup di zaman ini yang tidak punya HP. Anak TK aja punya HP, Ustadz, masa kita gak punya HP."

Betul, tetapi coba anda bandingkan dengan 20 tahun lalu, dimana HP itu hanya dimiliki oleh orang-orang "the have", hanya juragan atau bos.

Sekarang, mā syā Allāh, semua punya HP.

Bandingkan dulu ketika belum banyak HP. Kita mau nelfon saja kita harus antri di wartel.

Bahkan kadang-kadang kita harus ngantri selama sejam. Itupun juga ngomongnya terbatas.

Kita hanya duduk di atas kursi yang sempit, kemudian juga sudah di tunggu orang diluar, gak nyaman.

Itupun kalau misalnya orang yang kita tuju ada telfonnya. Kalau misalnya orang yang kita tuju tidak ada telfon?

Padahal kita ingin menyampaikan sebuah berita yang berita itu sangat penting, misalnya: "Bapak sakit parah."

Apa yang kita lakukan?

Kita pergi ke wartel untuk mengirim telegram yang setiap hurufnya ada harganya.

Coba sekarang, mā syā Allāh, kita ngirim berita hanya dengn 100 perak, 200 perak, atau bahkan bisa gratis pula.

Saat ini kita kirim berita, saat itu juga berita akan sampai.

Ini adalah merupakan nikmat dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Teknologi yang kita rasakan saat ini, kemudahan yang ada di dalamnya, adalah merupakan karunia dari Allāh Jalla Wa 'Ala.

Yang mana nikmat seharusnya adalah untuk disyukuri.

Dan cara untuk mensyukuri nikmat adalah dengan menggunakan nikmat itu di jalan yang benar.

Tapi kenyataannya sekarang, justru betapa banyak kerusakan yang ditimbulkan gara-gara HP.

Jempol ini, yang biasa kita gunakan unutuk menulis SMS, ternyata sering mendatangkan petaka.

Betapa banyak, sebuah keluarga  yang harmonis, antara suami istri yang saling mencintai, ternyata kemudian akhirnya biduk pernikahan itu harus hancur berantakan gara-gara petaka sebuah jempol.

Ketika ada SMS nyasar dari seorang wanita, kemudian ditanggapi oleh sang suami. Kemudian terus terjalin hubungan asmara sehingga munculah ada wanita idaman lain.

Begitu pula ternyata sang istri, juga mengalami hal yang serupa, sehingga dia memiliki pria idaman lain.

Rusaklah dan hancurlah rumah tangga tersebut.

Gara-gara apa?

Gara-gara petaka sebuah jempol.

Ketahuilah, yang berzina bukan hanya kemaluan kita, tapi jari kita juga bisa berzina.

Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan hadits ini dinilai shahih oleh Imam Ibnu Hibban, dan Al hakim, kata Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam:

كل ابن آدم أصاب من الزنا لا محالة فالعين زناها النظر واليد زناها اللمس والنفس تهوى وتحدث ويصدق ذلك أو يكذبه

"Setiap anak keturunan Nabi Ādam pasti akan terjerumus kedalam zina yang tanpa mungkin bisa dia hindari."

"Ah masa?! Ana gak pernah ustadz. Ana gak pernah berzina ustadz."

Ini kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bahwa setiap anak keturunan Nabi Ādam itu pasti akan terjerumus kedalam perbuatan zina tanpa bisa dia hindari.

Zina apa dulu?

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:

فالعين زناها النظر

Mata berzina, zinanya mata melihat, melihat sesuatu yang tidak halal, melihat sesuatu yang tidak boleh untuk dilihat:

• Melihat wanita yang bukan mahromnya,
• Melihat tontonan-tontonan yang seharusnya tidak dilihat.

Ini adalah zinanya mata.

Kemudian kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam

واليد زناها اللمس

Tangan juga berzina,

Zinanya apa?

Zinanya memegang, memegang wanita yang tidak halal, memegang sesuatu yang seharusnya tidak dipegang.

Dan termasuk juga mungkin, anda SMS dengan tangan anda, kepada wanita, SMS yang tidak ada maksudnya. SMS yang tidak ada kebutuhannya, kepada wanita yang tidak halal.

Ini mungkin bisa dikategorikan sebagai zinanya tangan.

Kemudian kata Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam ,

والنفس تهوى وتحدث

Setelah mata dan tangan berzina, maka giliran hawa nafsu lah yang akan memprovokasi, untuk melanjutkn kepada perzinaan tingkat berikutnya.

Baru kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

ويصدق ذلك أو يكذبه الفرج

Adapun yang akan mengeksekusi terakhir adalah kemaluan.

Dari mata turun ke hati, dari hati kemudian dieksekusi oleh kemaluan.

Dari apa awalnya?

Kalo sekarang, dari sebuah jempol.

Maka berhati-hatilah, kaum muslimin dan muslimat yang kami hormati.

Setiap apa yang dilakukan oleh anggota tubuh kita, akan kita pertanggung jawabkan disisi Allāh.

Kata Allāh Jalla wa 'Ala:

 إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا  

"Sesungguhnya pendengaran kita, penglihatan kita, bahkan hati kita semuanya akan ditanya disisi Allāh Jalla wa 'Ala."

(QS. Al Isrā: 36)

Jadi, kita akan mempertanggung jawabkan apa yang akan diperbuat oleh jempol kita.

Kita akan mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan oleh mata kita.

Kita akan mempertanggung jawabkan apa yang didengar oleh telinga kita.

Semuanya akan kita pertanggung jawabkan.

Maka berhati-hatilah dengan teknologi yang telah Allāh mudahkan bagi kita.

Mari kita gunakan teknologi itu untuk hal yang diridhai Allāh .

Minimal dalam hal-hal yang mubah yang diperbolehkan oleh Allāh .

Orang banyak mengeluh di zaman kita ini kenapa HP saya cepet rusak padahal baru dipakai udah rusak.

Mungkin bisa jadi rusaknya adalah karena anda gunakan HP tersebut untuk hal-hal yang tidak diridhai oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dan kita tahu bahwasanya, nikmat itu akan langgeng seandainya kita syukuri.

Manakala Anda menggunakan nikmat tersebut, bukan untuk hal-hal yang diridhai oleh Allāh, berarti anda tidak mensyukuri nikmat tersebut.

Dan Anda terancam nikmat itu akan dicabut oleh Allāh Jalla wa 'Ala.

Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengumumkan:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

"Kalau kalian bersyukur, niscaya nikmat akan Aku tambah. Tapi kalau kalian kufur (tidak syukur nikmat), ketahuilah bahwa siksaan-Ku sangat pedih."

(QS Ibrāhīm: 7)

Hati-hati dari petaka sebuah jempol.

Semoga Allāh menghindarkan kita semua dari petaka yang dahsyat tersebut.

Wallāhu Ta'ala wa A'lam, semoga yang singkat ini bermanfaat.

Wassalamu'alaikum warahmatullāhi wabarakātuh
__________________________
♻ PROGRAM TEBAR QURBAN
CINTA SEDEKAH dan Group Bimbingan Islam

▪Paket Sapi A 19.250.000
Untuk 7 orang @Rp. 2.750.000
▪Paket Sapi B 15.750.000
Untuk 7 Orang @Rp. 2.250.000
▪Kambing A Rp. 2.500.000
▪Kambing B Rp. 2.300.000
▪Kambing C Rp. 2.100.000

SALURKAN Qurban anda melalui:
Rek. Bank Muamalat
Cab. Cibubur No Rek 3310004579
a.n. Cinta Sedekah

Konfirmasi
SMS ke 0878 8145 8000
Dengan format: Nama#Domisili#PaketQurban#JumlahTransfer
Contoh:
Musa#Yogyakarta#2 Paket Kambing A#5.000.000
Isa#Solo#1/7 Paket Sapi B#2.250.000

www.cintasedekah.org
Fb: Cinta Sedekah

KITA AKAN MATI

Ibnu Abbas As-Salafy Kendari
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
▬▬► Inna lillahi wa inna ilahi roji'un
Telah meninggal dunia : ...
akan disholati di : ...
akan dimakamkan di : ...
setelah sholat : ...
Pasti hari ini atau esok,
namamu dan namaku
akan mengisi ... di atas.
Maka perbaiki amal dan ibadah kita.
Isi sisa² umur dengan se-baik²-nya.
Kematian
tidak menanti keistiqomahan dirimu.
Istiqomahlah !
Dan tunggulah kematian.
Pergaulilah manusia
dengan lisan, sikap dan akhlak yang mulia.
Drama 90 menit ...
Sinetron 60 menit ...
Film 130 menit ...
Sholat 5 menit!!
Jahannam sepanjang masa..
Sorga sepanjang masa..
Hendaklah akal kita berfungsi !!
Teman di WA ratusan orang,,
Teman di phonebook ribuan orang,,
Tetangga di komplek puluhan orang..
Namun..
Ketika kita susah,
kita di kubur sendiri,
inilah realita hidup..
Ternyata yg bermanfaat
hanyalah sholatmu !
Jila Alquranmu berdebu,
maka menangislah !!
Karena
barangsiapa meninggalkan membaca Alquran
3 hari ber-turut²,
dia telah mengabaikan Alquran..
Jenazah demi jenazah..
kematian demi kematian,
Berita duka
bagaikan kilatan petir..
Si Fulan tertabrak mobil,
yang lain karena sakit,
yang lain lagi jatuh ketika jalan pagi,
yang lain ketika sedang tidur..
Semuanya
meninggalkan dunia
di belakang punggung mereka..
Kita memakamkannya
di bawah tanah,
Pasti,
akan tiba waktuku dan waktumu.
Maka
siapkanlah bekal
untuk perjalanan
yg tak akan kembali ini..
Jangan menunda taubat,
jangan alasan masih muda,
di pemakaman
tak tertulis di sana "khusus orang tua" ...
Hidup di dunia ini hanya 3 hari...
▬ Hari kemarin :
sudah kita lalui dan tak kan kembali,
▬ Hari ini :
kita jalani dan tak kan abadi,
▬ Hari esok :
kita tak pernah tau yg terjadi esok, bisa jadi kita sudah mati..
Maka maafkan,
relakan dengan tulus,,
(Saya), (anda), (mereka)
Pasti mati, pasti pergi...
▬► Ya Allah,
kami memohon kepadaMu husnul khotimah,
selamat dengan memasuki SorgaMu
dan terbebas dr api neraka. ...Aamiin
-Renungan Siang-

Sholat isya' dan subuh

. Assalamu'alaikum wr wb ;                         Selamat saudara-2ku.                                **shalat Isya berjamaah dan shalat shubuh berjamaah  memiliki keutamaan yg besar. Dua shalat inilah yg dirasakan berat oleh orang2 manafik.                 *ALLAH SWT BERFIRMAN:                     @"Dan mereka tidak mengerjakan sembahyang , melainkan dengan malas.  (QS  At- Taubah : 54.)                        @"Hai anak Adam , pakailah pakaianmu yang indah disetiap (memasuki) masjid.  (QS  al-A'raf:31.)                                                                        *RASULULLAH SAW BERSABDA:                 #"Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat 'Isya' . Seandainya mereka tahu keutamaan tg ada pada kedua shalat tsb, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak. .(HR. Bukhari.)                       @"Shalat seseorang dengan berjamaah itu dilipatkan dua puluh lima lipat atas shalat sendiri yg dikerjakan dirumsh atau  dipasar. Hal itu apabila is berwudgu dgn sempurna kemudian keluar menuju ke masjid dgn niat hanya utk shalat, maka setiap kali ia melangkah derajatnya dinaikkan dan kesalahan (dosa)nya diturunkan. Lalu ketika ia melakukan shalat, malaikat selalu memohonkan ampunan dan rahmat untuknya selama  ia masih tetap berada ditempat shalatnya dan tdk berhadats. Malaikat berdoa ." Dan tetap dianggap dlm shalat (mendpt pahala seperti itu) selama ia mensnti shalat.   (HR  Bukhari dan Muslim.)                                @"Barangsiapa yg shalat Isya' dgn berjamaah se-olah2 ia mengerjakan shalat setengah mslam. Dan barang siapa yg shalat Shubuh dgn berjamaah se-olah2 ia mengerjakan shalat semalam suntuk." (HR Muslim)               @"Karuniailah mereka yg berjalan dgn kegelapan menuju masjid dgn sinar yg sempurna di hari Kiamat.   (HR  Abu Dawud dan Tirmidzi.)

JENIS JENIS TEMAN

[JENIS JENIS TEMAN]
1. Teman atas dasar asas manfa'at.
2. Teman untuk bersenang-senang.
3. Teman yang utama.
Siapakah mereka?
1. Teman atas dasar asas manfa'at.
Dialah yang berteman denganmu ketika dia dapat mengambil manfaat darimu berupa harta, kedudukan, dsb.
Jika dia tidak lagi mengambil manfaat darimu, dia akan membelakangimu, seolah-olah dia tidak pernah mengenalmu & engkau tidak pernah mengenalnya, betapa banyaknya teman seperti ini.
وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْها رَضُوا وَإِنْ لَمْ يُعْطَوْا مِنْها إِذا هُمْ يَسْخَطُونَ (58)
2. Teman untuk bersenang-senang.
Dialah yang berteman denganmu karena ingin bersenang-senang denganmu dalam percakapan dan pergaulan, namun dia tidak bermanfaat bagimu & tidak ingin memberimu faidah berteman dengannya. Berteman dengannya hanyalah menghabiskan waktu, hindarilah teman seperti ini.
3. Teman yang utama.
Dia membawamu kepada kebaikan dan melarangmu dari keburukan, dia membuka pintu kebaikan dan menunjukkanmu padanya.
Bila engkau tergelincir, maka dia menyelamatkanmu dengan cara yang tidak menjatuhkan kemuliaannya.
[Syaikh Bakr Abu Zaid dalam kitabnya "Hilyah thaalib al-'ilm" (hiasan bagi para penuntut ilmu), hal.23 ]
Umar bin khaththab berkata :
Tiada setelah ni'mat islam yang lebih baik daripada ni'mat seorang teman yang shalih, jika kalian
menemukan cinta itu pada temannya, maka hendaklah dia berpegang erat dengannya.
Imam Syafi'i berkata :
Jika engkau mempunyai teman yang membantumu kepada keta'atan, maka eratkanlah peganganmu padanya, karena mendapatkan teman itu sulit, sedangkan berpisah darinya sangat mudah.
Semoga Bermanfaat
Baraakallahu Fikum
[Copas Via BC Abu Abdillah ]

Tafsir Surat 4 An-Nisaa', Ayat 144.

Taushiyah ke 202, Kamis 19 Dzulqa'dah 1436 / 03 September 2015

Tafsir Mudah 100 Ayat Al-Qur'an Seruan Kepada Orang Beriman

Ayat Keduapuluh tujuh: Surat 4 An-Nisaa', Ayat 144.

Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?"

Tafsir Mudah dan Kandungan Ayat:

1. Ayat ini adalah seruan untuk semua orang beriman tanpa pandang suku, ras, warna kulit dan bangsa.
2. Orang beriman adalah orang mengimani semua yang wajib diimani dengan ucapan lisan, keyakinan hati dan pengamalan dengan anggota tubuh. Iman bisa bertambah dengan ketaatan kepada Allah dan bisa berkurang dengan kedurhakaan kepada Allah.
3. Allah melarang hamba-hambaNya yang beriman dari meniru sifat orang-orang munafik yang menjadikan orang-orang kafir sebagai wali.
4. Maksud menjadikan orang-orang kafir sebagai wali adalah bersahabat dengan mereka, mencintai mereka, bersikap loyal dan setia kepada mereka bahkan membongkar rahasia orang-orang beriman kepada mereka.
5. Sungguh merupakan suatu keburukan jika orang beriman meniru orang munafik.
6. Wajib atas orang beriman untuk menjadikan sesama orang beriman sebagai wali, bukan orang munafik.
7. Permasalahan ini disebut sebagai Aqidah Al-Wala' dan Al-Baro', yaitu mencintai apa dan siapa saja yang Allah perintahkan untuk dicintai dan membenci apa dan siapa saja yang Allah perintahkan untuk dibenci sesuai ajaran wahyu Allah, Al-Qur'an dan As-Sunnah.
8. Orang beriman yang menjadikan orang kafir sebagai wali berarti telah mengadakan alasan yang nyata bagi Allah untuk menyiksa dan menghukumnya karena Allah telah melarang dan memperingatkan darinya serta telah menjelaskan kerusakan yang ditimbulkan olehnya sehingga siapa saja yang melanggarnya berarti pantas mendapatkan hukuman.
9. Ayat ini adalah dalil akan kesempurnaan keadilan Allah, yaitu bahwasanya Allah tidak akan menghukum sebelum menegakkan argumentasi dan menjelaskan ilmu serta permasalahannya.
10. Ayat ini juga peringatan agar kita meninggalkan berbagai macam kemaksiatan dan pelanggaran karena pelaku kemaksiatan dan pelanggaran itu berarti telah mengadakan alasan yang nyata bagi Allah untuk menyiksa dan menghukumnya.

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan "Ahlul Qur'an" [Keluarga Al-Qur'an] dan "Shohibul Qur'an"  [Sahabat Al-Qur'an], yang "Hidup Di Bawah Naungan Al-Qur'an", selalu membaca, memahami dan mengamalkannya sehingga kami menjadi sukses, bahagia dan selamat dunia akhirat, aamiin..

Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami

���� WA MTDHK (Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah) kota Malang ����

�� Infaq kegiatan dakwah MTDHK bisa disalurkan melalui rekening a/n Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah;

�� BSM No: 7755555511
�� BNI No: 0362755494

���� Semoga Allah beri ganti dengan yang lebih baik dan barokah di dunia dan akhirat.

☝��️Kegiatan dakwah dan laporan keuangan ada di website kami www.mtdhk.com.

�� Untuk berlangganan WA Taushiyah MTDHK ketik "GABUNG" kirim WA (bukan SMS) ke +6283848634832 (Anggota lama tidak perlu mendaftar lagi)

�� Silahkan disebarkan kiriman ini sebagaimana aslinya tanpa dirubah sedikitpun, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah.. Jazakumulloh khoiro.

Jumat, 04 September 2015

Semangat Pagi itu Berbarokah

��Semangat Pagi itu Berbarokah

بسم الله الرحمن الرحيم

��Barakallahu fikum saudaraku…
semoga Allah senantiasa melimpahkan keberkahan kepadamu, simaklah penyemangat pagi yang berbarokah berikut ini:

��Hadits Pertama:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «بُورِكَ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا»

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda, “Diberkahi bagi umatku pada waktu pagi harinya” (HR. At-Thobroni dalam Al-Mu’jamul al-Ausath 1/229 no. 754, SHOHIH, lihat Shohih Jami’us Shoghiir no. 2841)

��Hadits Kedua:
عَنْ صَخْرٍ الْغَامِدِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا»

Dari Shakhr al-Ghamidi Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ‘Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya
(HR. Abu Dawud  no. 2606, Ibnu Majah no. 2236 dan 2238 (dari Ibnu Umar radhiallahu’anhuma), at-Tirmidzi  no. 1212, An-Nasa-I dalam as-Sunan al-Kubro no. 8782, at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabiir no. 7275.  Shohih Lighoirihi, lihat Shohih Abi Dawud – Al-Umm no. 2345 dan Shohih at-Targhib wat Tarhiib no. 1693)

✏Ibnu Bathol rahimahullah (wafat 449 H) mengatakan tentang hadits diatas:

لا يدل أن غير البكور لا بركة فيه؛ لأن كل ما فعل النبى (صلى الله عليه وسلم) - ففيه البركة ولأمته فيه أكبر الأسوة. وإنما خص (صلى الله عليه وسلم) البكور بالدعاء بالبركة فيه من بين سائر الأوقات والله أعلم - لأنه وقت يقصده الناس بابتداء أعمالهم وهو وقت نشاط وقيام من دعة، فخصه بالدعاء؛ لينال بركة دعوته جميع أمته

✏(Hadits diatas) tidak menunjukkan bahwa selain waktu pagi adalah waktu yang tidak ada keberkahannya sama sekali. Apa saja yang dilakukan (baca: dicontohkan) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mengandung barokah dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebaik-baik suri teladan/panutan bagi umatnya. Adapun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhususkan waktu pagi dengan mendo’akan keberkahan pada waktu tersebut daripada waktu-waktu yang lainnya karena pada waktu pagi tersebut  (Allahu A’lam) adalah waktu yang biasa digunakan manusia untuk memulai berbagai aktivitas (kesehariannya), dan Waktu tersebut adalah waktu (nasyaath) bersemangat untuk beraktivitas. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhususkan do’a pada waktu tersebut agar seluruh umatnya mendapatkan keberkahan (dalam waktu tersebut). (Lihat Syarah Shohih al-Bukhori Libni Bathool 5/124 cet. Maktabah ar-Rusd 1423 H)

��Fawaid:
1⃣    Nabi Shallallahu’alaihi wasallam menganjurkan untuk memulai aktivitas keseharian pada pagi hari karena di dalamnya ada keberkahan

2⃣   Keberkahan di pagi hari hanya diperuntukkan kepada Umat Nabi Shallallahu’alaihi wasallam, karena mayoritas orang kafir tidak bangun pada pagi hari terlelap dengan buaian dunia mimpi.

3⃣    Nabi Shallallahu’alaihi wasallam jika ingin mengirim utusan-utusannya adalah pada pagi hari, ini menunjukkan seorang pemimpin menganjurkan kepada bawahannya untuk melakukan permintaannya pada waktu yang paling ideal ataupun waktu yang paling fit bagi bawahannya untuk melakukannya.

4⃣   Memulai pagi hari yang penuh barokah itu dengan ketaatan, salah satu ketaatan yang paling dianjurkan adalah membaca al-Quran. Bahkan Syaikh Sholih al-Masy’ari hafizhahullah pernah memberikan nasehat “yang harganya sebanding dengan emas”

“Mulailah harimu dengan al-Quran, inSya Allah engkau akan mendapatkan berbagai keberkahan dan kemudahan dalam harimu itu”

5⃣   Keberkahan pagi itu hanya bisa didapat dengan usaha keras bukan tidur dan malas-malasan.

6⃣  Mulailah membiasakan anak semenjak kecil untuk memulai pagi harinya dengan ketaatan.

7⃣  Anjuran kepada orang yang mengajak kepada kebaikan/berdakwah kepada orang lain untuk memulai dakwahnya dengan mendoakan kebaikan orang yang didakwahi.

Semoga Bermanfaat
�� Zaki Abu Kayyisa

__________
Dinukil dari Group WA ملتقى الدعاة الى الله,  yang dikirim oleh Ust. Zaki Abu Kayyisa hafidzahullah

-------------------------
♻ Silsilah nasihat ke - 102
�� Broadcast WA Dakwah Jalyat Unaiza_Indo
�� Ikuti di no: +966509273346

Kamis, 03 September 2015

KEUTAMAAN MEMBACA 50, 100, 200, 500 AYAT SEHARI SEMALAM

��KEUTAMAAN MEMBACA 50, 100, 200, 500 AYAT SEHARI SEMALAM…

Barang siapa membaca 50 ayat Al-Qur’an sehari semalam, maka dia tidak ditulis ke dalam golongan orang-orang yang lalai.

Barang siapa yang membaca 100 ayat, maka dia ditulis ke dalam golongan orang-orang yang taat.

Barang siapa membaca 200 ayat, maka Al-Quran tidak akan mendebatnya pada Hari Kiamat..

dan barang siapa yang membaca 500 ayat, maka ditulis untuknya pahala yang banyak melimpah..

(Hadits Hasan diriwayatkan oleh ibn assunni dalam amal alyaumi wallailah 437)

Ref : http://salamdakwah.com/baca-artikel/keutamaan-membaca-50–100–200–500-ayat-sehari-semalam.html

Wirid-wirid membaca ayat al Qur-aan berdasarkan hadits yang shahiih

1. Membaca ayat kursi [1 ayat]

dibaca setiap selesai shalat [total 5x], pagi [1x] dan petang [1x], sebelum tidur malam [1x];

[total 8]

2. al-ikhlash, al-falaq dan an-Naas [total 15 ayat]

dibaca masing-masing SEKALI setiap selesai shalat [5×15 = 75], pagi petang (masing-masing 3x) [2 x (3×15) = 2 x 45 = 90], sebelum tidur (dibaca secara berurutan 3x) [45]

[total 210]

3. ‘Aali Imran 190-200 [10 ayat]

dibaca ketika bangun tidur [10 ayat]

[total 10 ayat]

4. al Baqarah 285-286 [2 ayat]

dibaca ketika sebelum tidur [2 ayat]

[total 2 ayat]

5. Surat as-Sajadah [30 ayat] dan Surat al-Mulk [30 ayat]; total [60 ayat]

dibaca ketika sebelum tidur [60 ayat]

TOTAL POINT 1 – 5 = 290

untuk ini saja totalnya sudah, 290 ayat yang kita baca dalam sehari semalam.

maka kita tinggal memerlukan 210 ayat (dan ini kira-kira setara dengan satu juz, lebih sedikit) al Qur-aan untuk mencapai 500 ayat sehingga kita bisa dicatat pembendaharaan harta berupa pahala..

marilah kita meraih keutamaan ini… TAPI ingatlah, amalan yang dicintai Allah adalah yang sedikit, tapi KONTINYU..

Bertahaplah dalam mengamalkan sesuatu, sehingga kita tidak terbebani dengan beban yang berat, yang malah nantinya kita meninggalkannya yang ini tidak baik bagi kita sendiri.

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ



“Wahai ‘Abdullah ‪(‬ibn ‪’‬Amr ibnul ‪’‬Ash‪)‬, janganlah engkau seperti si fulaan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.”

(HR. Bukhari no. 1152; sumber penomoran: http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/2724-di-balik-amalan-yang-sedikit-namun-kontinu.html )

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

عَلَيْكُمْ بِمَا تُطِيقُونَ فَوَاللَّهِ لَا يَمَلُّ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ حَتَّى تَمَلُّوا إِنَّ أَحَبَّ الدِّينِ إِلَى اللَّهِ مَا دَاوَمَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ

“Hendaknya kalian melakukan sesuatu yang kalian mampui. Demi Allah, Allah Azzawajalla tidak akan pernah bosan hingga kalian sendiri yang bosan. Sesungguhnya amalan yang paling disukai oleh Allah adalah yang paling kontinyu (terus menerus).”

[Hadits shahih, dikeluarkan oleh Ahmad 6/247, Muslim 6/73, Ath-Thabrany, hadits nomor 564 di dalam Al-Kabir; sumber penomoran: almanhaj.or.id/content/1912/slash/0 ]

Bukankah kita MAMPU

Membaca ayat kursi dalam setiap selesai shalat [total 5x], pagi [1x] dan petang [1x], sebelum tidur malam [1x]

bukankah kita MAMPU

Membaca surat al-ikhlash, al-falaq dan an-Naas dalam setiap shalat 5 waktu (masing-masing sekali); pagi dan petang (masing2 3x), dan sebelum tidur (secara berurutan masing2 3x)?!

Untuk kedua hal ini saja, bacaan rutin ayat al qur-aan kita dalam sehari sudah 218 ayat; yang semoga kita termasuk dalam orang-orang yang tidak dibantah al Qur-aan di hari kiamat.

Maka semoga Allah memberikan kita kekuatan dan kemudahan dalam menjalankan agamaNya yang mulia dan agung ini.. aamiin

��Oleh Ustadz Badru Salam, حفظه الله تعالى
---
♻ WAGroup Madinatulquran : 0852-0023-6000
�� www.madinatulquran.or.id
######
DONASI PESANTREN MADINATULQURAN
Rekening Bank Syariah Mandiri (BSM)
�� Donasi Pembangunan Pesantren
A.n : Yys Pesantren Wisata Al Islam
No Rek. 701 4101 882 / 10 300 84251
�� Donasi Yatim
A.n : YPWA (Yatim)
No Rek :  710 3000 402
�� Donasi Masjid, Wakaf Tanah Masjid
A.n : YPWA (Masjid-Tanah Wakaf)
No. Rek : 710 3000 607
��Konfirmasi SMS/WA : 0852-0023-6000

Tafsir Surat 4 An-Nisaa', Ayat 136.

Taushiyah ke 201, Rabu 18 Dzulqa'dah 1436 / 02 September 2015

Tafsir Mudah 100 Ayat Al-Qur'an Seruan Kepada Orang Beriman

Ayat Keduapuluh enam: Surat 4 An-Nisaa', Ayat 136.

Allah berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya."

Tafsir Mudah dan Kandungan Ayat:

1. Ayat ini adalah seruan untuk semua orang beriman tanpa pandang suku, ras, warna kulit dan bangsa.
2. Orang beriman adalah orang mengimani semua yang wajib diimani dengan ucapan lisan, keyakinan hati dan pengamalan dengan anggota tubuh. Iman bisa bertambah dengan ketaatan kepada Allah dan bisa berkurang dengan kedurhakaan kepada Allah.
3. Allah memerintahkan kepada hamba-hambaNya yang beriman agar memperbaiki keimanan mereka dengan keikhlasan dan kejujuran serta menjauhi segala yang merusaknya dan agar selalu bertaubat dari segala kekurangan.
4. Hendaklah orang beriman itu istiqamah dalam keimanan yang benar sampai datang kematian.
5. Dalam ayat ini terdapat perintah agar beriman kepada Allah dan RasulNya Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam serta beriman kepada Al-Qur'an dan kitab-kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
6. Beriman kepada kitab-kitab Allah maksudnya adalah kitab-kitab yang Allah turunkan kepada para utusanNya sebagai rahmat dan hidayah agar manusia hidup bahagia dan selamat di dunia dan di akherat.
7. Beriman kepada kitab-kitab Allah mengandung empat unsur:
a). Beriman bahwa kitab tersebut secara hak (benar) datang dari Allah.
b). Beriman terhadap nama-nama kitab yang telah kita ketahui (Al-Qur’an, Taurat, Injil dan Zabur). Adapun yang tidak kita ketahui namanya kita mengimaninya secara global.
c). Membenarkan segala yang dikabarkannya seperti kabar berita yang disebutkan Al-Qur’an dan cerita yang terdapat dalam kitab-kitab terdahulu yang belum diubah dan diselewengkan.
d). Melaksanakan dan mengamalkan segala hukum yang belum dinaskh (dihapus) dengan senang hati dan ridha, baik sudah kita ketahui hikmahnya atau belum.
8. Buah yang kita dapatkan dari beriman kepada kitab-kitab Allah adalah mengetahui bahwa Allah memperhatikan kepentingan hambaNya dengan menurunkan kitab kepada setiap umat sebagai petunjuk bagi mereka.
9. Orang beriman dengan keimanan yang benar berarti telah mendapat petunjuk dan sukses.
10. Siapa saja yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
11. Tidak ada kesesatan yang lebih jauh dari kesesatan meninggalkan jalan petunjuk yang lurus dan menempuh jalan yang menyampaikan kepada adzab yang pedih.
12. Orang yang kafir terhadap salah satu diantara rukun iman berarti telah kafir kepada kesemuanya karena semua rukun iman adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
13. Hendaklah iman itu total dan menyeluruh, bukan iman yang setengah-setengah, yaitu iman kepada sebagian dan kafir kepada sebagian yang lain.

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan "Ahlul Qur'an" [Keluarga Al-Qur'an] dan "Shohibul Qur'an"  [Sahabat Al-Qur'an], yang "Hidup Di Bawah Naungan Al-Qur'an", selalu membaca, memahami dan mengamalkannya sehingga kami menjadi sukses, bahagia dan selamat dunia akhirat, aamiin..

Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami

���� WA MTDHK (Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah) kota Malang ����

�� Infaq kegiatan dakwah MTDHK bisa disalurkan melalui rekening a/n Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah;

�� BSM No: 7755555511
�� BNI No: 0362755494

���� Semoga Allah beri ganti dengan yang lebih baik dan barokah di dunia dan akhirat.

☝��️Kegiatan dakwah dan laporan keuangan ada di website kami www.mtdhk.com.

�� Untuk berlangganan WA Taushiyah MTDHK ketik "GABUNG" kirim WA (bukan SMS) ke +6283848634832 (Anggota lama tidak perlu mendaftar lagi)

�� Silahkan disebarkan kiriman ini sebagaimana aslinya tanpa dirubah sedikitpun, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah.. Jazakumulloh khoiro.

TURUNNYA NABI 'ĪSĀ 'ALAYHISSALĀM (BAG 2)

�� BimbinganIslam.com
Kamis, 19 Dzulqa'dah 1436 H / 3 September 2015 M
�� Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
�� Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
�� Halaqah 19 | Turunnya Nabi 'Īsā 'alayhissalām (bagian 2)
⬇  Download Audio | https://drive.google.com/file/d/0B1e0BM9z9hzYckxtcjhVYTBqSG8/view?usp=docslist_api

~~~~~~~

TURUNNYA NABI 'ĪSĀ 'ALAYHISSALĀM (BAG 2)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah "Turunnya Nabi 'Īsā 'alayhissalām (bag 2)."

Setelah Ya’jūj dan juga Ma’jūj binasa, jadilah Nabi 'Īsā 'alayhissalām seorang pemimpin yang adil yang menegakkan syari'at Islam.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمْ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلًا فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ وَيَفِيضُ الْمَالُ حَتَّى لَا يَقْبَلَهُ أَحَدٌ حَتَّى تَكُونَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, hampir-hampir turun 'Īsā Bin Maryam diantara kalian sebagai penguasa yang adil. Maka dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menggugurkan atau membatalkan hukum jizyah, harta benda melimpah ruah sehingga tidak ada seorang pun menerima shadaqah, sehingga sujud sekali saat itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.”

(HR. Bukhāri dan Muslim)

Beliau turun-'Alayhissalām-beriman kepada Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam, mengikuti syariat beliau dan bukan untuk menghapus syariat Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Manusia saat itu dalam keadaan aman tenteram dan damai.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya kehidupan saat itu adalah kehidupan yang sangat indah.

Langit diizinkan untuk menurunkan hujan, bumi diizinkan untuk mengeluarkan tanaman.

Bahkan seandainya ada sebuah biji yang jatuh di atas batu yang keras niscaya dia akan tumbuh.

Tidak ada saling bakhil, tidak ada saling hasad, dan tidak ada saling benci.

Sampai seandainya ada seseorang yang melewati seekor singa niscaya singa tersebut tidak akan mengganggunya.

Dan seandainya ada orang yang menginjak seekor ular niscaya ular tersebut tidak akan mengganggunya.

(Hadits shahīh, diriwayatkan oleh Ad-Dailami)

Di dalam Shahīh Muslim disebutkan bahwasanya beliau 'Alayhissalām akan melakukan haji dan umrah.

Dan di dalam hadits yang lain disebutkan bahwasanya beliau akan tinggal di bumi selama 40 tahun, kemudian meninggal dan dishalatkan oleh orang Islam.

(Hadits ini shahīh, diriwayatkan oleh Abu Dāwūd).

Itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

'Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah

Ditranskrip oleh:
Tim Transkrip BiAS
➖➖➖➖➖➖➖

KEUTAMAAN MEMBACA 50, 100, 200, 500 AYAT SEHARI SEMALAM

��KEUTAMAAN MEMBACA 50, 100, 200, 500 AYAT SEHARI SEMALAM…

Barang siapa membaca 50 ayat Al-Qur’an sehari semalam, maka dia tidak ditulis ke dalam golongan orang-orang yang lalai.

Barang siapa yang membaca 100 ayat, maka dia ditulis ke dalam golongan orang-orang yang taat.

Barang siapa membaca 200 ayat, maka Al-Quran tidak akan mendebatnya pada Hari Kiamat..

dan barang siapa yang membaca 500 ayat, maka ditulis untuknya pahala yang banyak melimpah..

(Hadits Hasan diriwayatkan oleh ibn assunni dalam amal alyaumi wallailah 437)

Ref : http://salamdakwah.com/baca-artikel/keutamaan-membaca-50–100–200–500-ayat-sehari-semalam.html

Wirid-wirid membaca ayat al Qur-aan berdasarkan hadits yang shahiih

1. Membaca ayat kursi [1 ayat]

dibaca setiap selesai shalat [total 5x], pagi [1x] dan petang [1x], sebelum tidur malam [1x];

[total 8]

2. al-ikhlash, al-falaq dan an-Naas [total 15 ayat]

dibaca masing-masing SEKALI setiap selesai shalat [5×15 = 75], pagi petang (masing-masing 3x) [2 x (3×15) = 2 x 45 = 90], sebelum tidur (dibaca secara berurutan 3x) [45]

[total 210]

3. ‘Aali Imran 190-200 [10 ayat]

dibaca ketika bangun tidur [10 ayat]

[total 10 ayat]

4. al Baqarah 285-286 [2 ayat]

dibaca ketika sebelum tidur [2 ayat]

[total 2 ayat]

5. Surat as-Sajadah [30 ayat] dan Surat al-Mulk [30 ayat]; total [60 ayat]

dibaca ketika sebelum tidur [60 ayat]

TOTAL POINT 1 – 5 = 290

untuk ini saja totalnya sudah, 290 ayat yang kita baca dalam sehari semalam.

maka kita tinggal memerlukan 210 ayat (dan ini kira-kira setara dengan satu juz, lebih sedikit) al Qur-aan untuk mencapai 500 ayat sehingga kita bisa dicatat pembendaharaan harta berupa pahala..

marilah kita meraih keutamaan ini… TAPI ingatlah, amalan yang dicintai Allah adalah yang sedikit, tapi KONTINYU..

Bertahaplah dalam mengamalkan sesuatu, sehingga kita tidak terbebani dengan beban yang berat, yang malah nantinya kita meninggalkannya yang ini tidak baik bagi kita sendiri.

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ



“Wahai ‘Abdullah ‪(‬ibn ‪’‬Amr ibnul ‪’‬Ash‪)‬, janganlah engkau seperti si fulaan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.”

(HR. Bukhari no. 1152; sumber penomoran: http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/2724-di-balik-amalan-yang-sedikit-namun-kontinu.html )

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

عَلَيْكُمْ بِمَا تُطِيقُونَ فَوَاللَّهِ لَا يَمَلُّ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ حَتَّى تَمَلُّوا إِنَّ أَحَبَّ الدِّينِ إِلَى اللَّهِ مَا دَاوَمَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ

“Hendaknya kalian melakukan sesuatu yang kalian mampui. Demi Allah, Allah Azzawajalla tidak akan pernah bosan hingga kalian sendiri yang bosan. Sesungguhnya amalan yang paling disukai oleh Allah adalah yang paling kontinyu (terus menerus).”

[Hadits shahih, dikeluarkan oleh Ahmad 6/247, Muslim 6/73, Ath-Thabrany, hadits nomor 564 di dalam Al-Kabir; sumber penomoran: almanhaj.or.id/content/1912/slash/0 ]

Bukankah kita MAMPU

Membaca ayat kursi dalam setiap selesai shalat [total 5x], pagi [1x] dan petang [1x], sebelum tidur malam [1x]

bukankah kita MAMPU

Membaca surat al-ikhlash, al-falaq dan an-Naas dalam setiap shalat 5 waktu (masing-masing sekali); pagi dan petang (masing2 3x), dan sebelum tidur (secara berurutan masing2 3x)?!

Untuk kedua hal ini saja, bacaan rutin ayat al qur-aan kita dalam sehari sudah 218 ayat; yang semoga kita termasuk dalam orang-orang yang tidak dibantah al Qur-aan di hari kiamat.

Maka semoga Allah memberikan kita kekuatan dan kemudahan dalam menjalankan agamaNya yang mulia dan agung ini.. aamiin

��Oleh Ustadz Badru Salam, حفظه الله تعالى
---
♻ WAGroup Madinatulquran : 0852-0023-6000
�� www.madinatulquran.or.id
######
DONASI PESANTREN MADINATULQURAN
Rekening Bank Syariah Mandiri (BSM)
�� Donasi Pembangunan Pesantren
A.n : Yys Pesantren Wisata Al Islam
No Rek. 701 4101 882 / 10 300 84251
�� Donasi Yatim
A.n : YPWA (Yatim)
No Rek :  710 3000 402
�� Donasi Masjid, Wakaf Tanah Masjid
A.n : YPWA (Masjid-Tanah Wakaf)
No. Rek : 710 3000 607
��Konfirmasi SMS/WA : 0852-0023-6000

KEUTAMAAN MEMBALAS KEBAIKAN

�� BimbinganIslam.com
Rabu, 18 Dzulqa'dah 1436 H / 2 September 2015 M
�� Ustadz Firanda Andirja, MA
�� Kitābul Jāmi' | Bab Al-Birru (Kebaikan) Wa Ash-Shilah (Silaturahim)
�� Hadits ke-14 | Keutamaan Membalas Kebaikan
⬇ Download Audio |
https://www.dropbox.com/s/5pw49l8t6y0z42d/14.%20hadits14%5Bkeutamaan%20membalas%20kebaikan%5D.mp3?dl=0
➖➖➖➖➖➖➖

KEUTAMAAN MEMBALAS KEBAIKAN

بسم الله الرحمن الرحيم

Kita sampai pada hadits terakhir pada Bāb Al-Birru Wa Ash-Shilah.

وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله تعالى عنهما: عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: "مَنِ اسْتَعاَذَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعِيْذُوْهُ، وَمَنْ سَأَلَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعْطُوْهُ، وَمَنْ أَتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوْفاً فَكَافِئُوْهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوْا فاَدْعُوْا لَهُ." أَخْرَجَهُ الْبَيْهَقِيُّ.

Dari shahābat Ibnu ‘Umar Radhiyallāhu anhumā ia berkata: Dari Rasūlullāh Shallallāhu 'Alayhi Wasallam, Beliau bersabda:

“Barangsiapa yang memohon pertolongan kepada kalian dengan bertawasul (dengan menyebut nama Allāh) maka tolonglah dia. Dan barangsiapa yang meminta kepada kalian dengan menyebut nama Allāh maka penuhilah permintaannya. Dan barangsiapa yang berbuat baik kepada kalian maka balaslah (kebaikan tersebut). Jika kalian tidak mendapati (apa yang bisa kalian buat balas kebaikan tersebut) maka do'akanlah dia (orang yang berbuat baik tersebut).”

(HR. Imam Baihaqi, hadist shahīh, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim dan disepakati oleh Imam Adz-Dzahabi rahimahullāh Ta'āla)

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allãh Subhānahu wa Ta'āla,

Hadits ini mengandung 3 permasalahan:

■ PERMASALAHAN PERTAMA

Barang siapa yang memohon perlindungan kepada kalian dengan menyebut nama Allãh Subhānahu wa Ta'āla maka lindungilah.

Kenapa?

Karena dia meminta kepada kita dengan nama Allãh.

Dia mengatakan, "Tolonglah aku, demi Allãh, tolonglah aku."

Maka kita harus menolong dia kalau kita mampu, karena sebagai bentuk pengagungan terhadap Allãh, karena dia telah minta kepada kita dengan nama Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

■ PERMASALAHAN KEDUA

Kemudian juga, jika dia minta sesuatu yang lain yang kita mampu untuk melakukannya, maka kita lakukan.

Contohnya:

⑴ Dia punya hutang kepada kita, dia belum mampu membayar dan dia mengatakan:

"Demi Allãh, tolong beri aku kesempatan lagi, aku belum bisa bayar, tundalah jatuh temponya."

Kalau kita mampu, kita harus memberi kesempatan karena dia minta dengan nama Allãh, kita tunda waktu pembayaran hutangnya.

Demikian juga misalnya,

⑵ Dia minta sesuatu yang kita mampu untuk memberikan sesuatu tersebut, dia minta dengan nama Allãh Subhānahu wa Ta'āla, kalau kita mampu maka bantu karena kita mengagungkan Allãh, dia minta dengan nama Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Karena dengan kita membantu dia berarti kita telah mengagungkan Allãh Subhānahu wa Ta'āla, berarti kita akan medapatkan pahala dari Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

Namun ini semua, sebagaimana penjelasan para ulama, kalau tidak menimbulkan kemudharatan bagi kita.

Jika dia minta sesuatu kepada kita yang kita tidak mampui atau memberi kemudharatan kepada kita, maka tidak perlu kita penuhi.

Adapun kalau di luar kemampuan kita, meskipun dia minta dengan nama Allãh maka kata Allãh:

لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلَّا وُسْعَهَا

"Allãh tidak membebani seorang hamba di luar daripada kemampuannya." (Al-Baqarah 286)

■ PERMASALAHAN KETIGA

Barang siapa berbuat baik kepada kalian maka balaslah kebaikan tersebut.

Ini adalah ajaran Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, sehingga tatkala ada orang yang berbuat baik kepada kita, kita berusaha membalas agar kita tidak punya hutang budi.

Karena hutang budi itu sesuatu yang tidak enak dirasakan oleh seseorang.

Jika seseorang berusaha hanya tunduk kepada Allãh Subhānahu wa Ta'āla tetapi punya hutang budi sama orang lain maka akan ada sedikit ketundukan kepada orang lain tersebut.

Untuk itu, jika ada yang berbuat baik kepada kita, kita berusaha balas kebaikannya sebisa mungkin.

Namun kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, kalau kita tidak punya kemampuan maka do'akan dia.

Kita mengucapkan:

جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا

"Semoga Allāh membalasmu dengan kebaikan."

(HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam kitab Shahih Al jami’, no. 6368. Dari shahābat Usāmah Bin Zayd)

Atau,

"Terima kasih"

Kemudian kita berdo'a dalam shalat misalnya. Dalam riwayat disebutkan:

فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوا أَنْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ

"Berdo'alah sampai kalian tahu bahwa kalian sudah bisa setimpal dalam membalas kebaikannya." (HR. Imām Ahmad)

Artinya, kita berdo'a dan berdo'a untuk dia sampai menurut kita sudah cukup dengan do'a kita yang sering ini untuk dia. Kalau kita tidak mampu untuk membalas kebaikan dia maka kita do'akan dia.

Ini adalah pelajaran yang indah dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam agar kita tidak merasa punya hutang budi dengan orang lain sehingga kita berusaha berbuat baik kepada orang.

Kalau kita hutang budi tetap kita balas kebaikanya tetapi maksudnya dengan semakin kita membalas kebaikan tersebut maka kita semakin tidak memiliki ketergantungan atau kerendahan di hadapan orang yang membantu kita.

Maka jika tidak mampu membalas dengan harta maka kita balas dengan banyak mendo'akan dia.

Kecuali jika orang yang membantu kita adalah orang yang memang menurut 'urf (kebiasaan) dia tidak butuh balasan.

Misalnya:

• Seorang raja membantu kita, kita tidak perlu membalas. Namanya raja, kalau kita balas dia akan merasa malu, merasa dipermalukan, "Kok perlu dibalas?."

• Seorang mentri
• Atau orang kaya sekali.

Maka kita balas dengan do'a. Mereka tidak butuh dengan harta dan pemberian karena mereka sudah berlebihan.

Orang-orang seperti itu kita balas dengan do'a. Sering kita do'akan mereka dalam shalat kita, dalam ibadah-ibadah kita.

Tapi kalau orang yang membantu kita adalah orang yang sederajat dengan kita atau lebih sedikit dari kita (tidak terlalu kaya) maka kalau bisa kita balas dengan harta sebagaimana dia berikan harta kepada kita, maka itu yang terbaik dan kalau tidak mampu maka dengan do'a.

Demikianlah para ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

Kita telah sampai pada hadits yang terakhir dari Bab Al-Birru Wa Ash-Shilah.

In syā Allāh pada pertemuan yang berikutnya kita masuk dalam Bab yang baru dari Kitābul Jāmi' yaitu Bab Zuhd wal Wara'.

والله تعالى أعلم بالصواب
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
__________________________
♻ PROGRAM TEBAR QURBAN
CINTA SEDEKAH dan Group Bimbingan Islam

▪Paket Sapi A 19.250.000
Untuk 7 orang @Rp. 2.750.000
▪Paket Sapi B 15.750.000
Untuk 7 Orang @Rp. 2.250.000
▪Kambing A Rp. 2.500.000
▪Kambing B Rp. 2.300.000
▪Kambing C Rp. 2.100.000

SALURKAN Qurban anda melalui:
�� Rek. Bank Muamalat
Cab. Cibubur No Rek 3310004579
a.n. Cinta Sedekah

�� Konfirmasi
SMS ke 0878 8145 8000
Dengan format: Nama#Domisili#PaketQurban#JumlahTransfer
Contoh:
Musa#Yogyakarta#2 Paket Kambing A#5.000.000
Isa#Solo#1/7 Paket Sapi B#2.250.000

�� www.cintasedekah.org
�� Fb: Cinta Sedekah

KEUTAMAAN MEMBALAS KEBAIKAN

�� BimbinganIslam.com
Rabu, 18 Dzulqa'dah 1436 H / 2 September 2015 M
�� Ustadz Firanda Andirja, MA
�� Kitābul Jāmi' | Bab Al-Birru (Kebaikan) Wa Ash-Shilah (Silaturahim)
�� Hadits ke-14 | Keutamaan Membalas Kebaikan
⬇ Download Audio |
https://www.dropbox.com/s/5pw49l8t6y0z42d/14.%20hadits14%5Bkeutamaan%20membalas%20kebaikan%5D.mp3?dl=0
➖➖➖➖➖➖➖

KEUTAMAAN MEMBALAS KEBAIKAN

بسم الله الرحمن الرحيم

Kita sampai pada hadits terakhir pada Bāb Al-Birru Wa Ash-Shilah.

وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله تعالى عنهما: عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: "مَنِ اسْتَعاَذَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعِيْذُوْهُ، وَمَنْ سَأَلَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعْطُوْهُ، وَمَنْ أَتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوْفاً فَكَافِئُوْهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوْا فاَدْعُوْا لَهُ." أَخْرَجَهُ الْبَيْهَقِيُّ.

Dari shahābat Ibnu ‘Umar Radhiyallāhu anhumā ia berkata: Dari Rasūlullāh Shallallāhu 'Alayhi Wasallam, Beliau bersabda:

“Barangsiapa yang memohon pertolongan kepada kalian dengan bertawasul (dengan menyebut nama Allāh) maka tolonglah dia. Dan barangsiapa yang meminta kepada kalian dengan menyebut nama Allāh maka penuhilah permintaannya. Dan barangsiapa yang berbuat baik kepada kalian maka balaslah (kebaikan tersebut). Jika kalian tidak mendapati (apa yang bisa kalian buat balas kebaikan tersebut) maka do'akanlah dia (orang yang berbuat baik tersebut).”

(HR. Imam Baihaqi, hadist shahīh, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim dan disepakati oleh Imam Adz-Dzahabi rahimahullāh Ta'āla)

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allãh Subhānahu wa Ta'āla,

Hadits ini mengandung 3 permasalahan:

■ PERMASALAHAN PERTAMA

Barang siapa yang memohon perlindungan kepada kalian dengan menyebut nama Allãh Subhānahu wa Ta'āla maka lindungilah.

Kenapa?

Karena dia meminta kepada kita dengan nama Allãh.

Dia mengatakan, "Tolonglah aku, demi Allãh, tolonglah aku."

Maka kita harus menolong dia kalau kita mampu, karena sebagai bentuk pengagungan terhadap Allãh, karena dia telah minta kepada kita dengan nama Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

■ PERMASALAHAN KEDUA

Kemudian juga, jika dia minta sesuatu yang lain yang kita mampu untuk melakukannya, maka kita lakukan.

Contohnya:

⑴ Dia punya hutang kepada kita, dia belum mampu membayar dan dia mengatakan:

"Demi Allãh, tolong beri aku kesempatan lagi, aku belum bisa bayar, tundalah jatuh temponya."

Kalau kita mampu, kita harus memberi kesempatan karena dia minta dengan nama Allãh, kita tunda waktu pembayaran hutangnya.

Demikian juga misalnya,

⑵ Dia minta sesuatu yang kita mampu untuk memberikan sesuatu tersebut, dia minta dengan nama Allãh Subhānahu wa Ta'āla, kalau kita mampu maka bantu karena kita mengagungkan Allãh, dia minta dengan nama Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Karena dengan kita membantu dia berarti kita telah mengagungkan Allãh Subhānahu wa Ta'āla, berarti kita akan medapatkan pahala dari Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

Namun ini semua, sebagaimana penjelasan para ulama, kalau tidak menimbulkan kemudharatan bagi kita.

Jika dia minta sesuatu kepada kita yang kita tidak mampui atau memberi kemudharatan kepada kita, maka tidak perlu kita penuhi.

Adapun kalau di luar kemampuan kita, meskipun dia minta dengan nama Allãh maka kata Allãh:

لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلَّا وُسْعَهَا

"Allãh tidak membebani seorang hamba di luar daripada kemampuannya." (Al-Baqarah 286)

■ PERMASALAHAN KETIGA

Barang siapa berbuat baik kepada kalian maka balaslah kebaikan tersebut.

Ini adalah ajaran Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, sehingga tatkala ada orang yang berbuat baik kepada kita, kita berusaha membalas agar kita tidak punya hutang budi.

Karena hutang budi itu sesuatu yang tidak enak dirasakan oleh seseorang.

Jika seseorang berusaha hanya tunduk kepada Allãh Subhānahu wa Ta'āla tetapi punya hutang budi sama orang lain maka akan ada sedikit ketundukan kepada orang lain tersebut.

Untuk itu, jika ada yang berbuat baik kepada kita, kita berusaha balas kebaikannya sebisa mungkin.

Namun kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, kalau kita tidak punya kemampuan maka do'akan dia.

Kita mengucapkan:

جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا

"Semoga Allāh membalasmu dengan kebaikan."

(HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam kitab Shahih Al jami’, no. 6368. Dari shahābat Usāmah Bin Zayd)

Atau,

"Terima kasih"

Kemudian kita berdo'a dalam shalat misalnya. Dalam riwayat disebutkan:

فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوا أَنْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ

"Berdo'alah sampai kalian tahu bahwa kalian sudah bisa setimpal dalam membalas kebaikannya." (HR. Imām Ahmad)

Artinya, kita berdo'a dan berdo'a untuk dia sampai menurut kita sudah cukup dengan do'a kita yang sering ini untuk dia. Kalau kita tidak mampu untuk membalas kebaikan dia maka kita do'akan dia.

Ini adalah pelajaran yang indah dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam agar kita tidak merasa punya hutang budi dengan orang lain sehingga kita berusaha berbuat baik kepada orang.

Kalau kita hutang budi tetap kita balas kebaikanya tetapi maksudnya dengan semakin kita membalas kebaikan tersebut maka kita semakin tidak memiliki ketergantungan atau kerendahan di hadapan orang yang membantu kita.

Maka jika tidak mampu membalas dengan harta maka kita balas dengan banyak mendo'akan dia.

Kecuali jika orang yang membantu kita adalah orang yang memang menurut 'urf (kebiasaan) dia tidak butuh balasan.

Misalnya:

• Seorang raja membantu kita, kita tidak perlu membalas. Namanya raja, kalau kita balas dia akan merasa malu, merasa dipermalukan, "Kok perlu dibalas?."

• Seorang mentri
• Atau orang kaya sekali.

Maka kita balas dengan do'a. Mereka tidak butuh dengan harta dan pemberian karena mereka sudah berlebihan.

Orang-orang seperti itu kita balas dengan do'a. Sering kita do'akan mereka dalam shalat kita, dalam ibadah-ibadah kita.

Tapi kalau orang yang membantu kita adalah orang yang sederajat dengan kita atau lebih sedikit dari kita (tidak terlalu kaya) maka kalau bisa kita balas dengan harta sebagaimana dia berikan harta kepada kita, maka itu yang terbaik dan kalau tidak mampu maka dengan do'a.

Demikianlah para ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

Kita telah sampai pada hadits yang terakhir dari Bab Al-Birru Wa Ash-Shilah.

In syā Allāh pada pertemuan yang berikutnya kita masuk dalam Bab yang baru dari Kitābul Jāmi' yaitu Bab Zuhd wal Wara'.

والله تعالى أعلم بالصواب
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
__________________________
♻ PROGRAM TEBAR QURBAN
CINTA SEDEKAH dan Group Bimbingan Islam

▪Paket Sapi A 19.250.000
Untuk 7 orang @Rp. 2.750.000
▪Paket Sapi B 15.750.000
Untuk 7 Orang @Rp. 2.250.000
▪Kambing A Rp. 2.500.000
▪Kambing B Rp. 2.300.000
▪Kambing C Rp. 2.100.000

SALURKAN Qurban anda melalui:
�� Rek. Bank Muamalat
Cab. Cibubur No Rek 3310004579
a.n. Cinta Sedekah

�� Konfirmasi
SMS ke 0878 8145 8000
Dengan format: Nama#Domisili#PaketQurban#JumlahTransfer
Contoh:
Musa#Yogyakarta#2 Paket Kambing A#5.000.000
Isa#Solo#1/7 Paket Sapi B#2.250.000

�� www.cintasedekah.org
�� Fb: Cinta Sedekah

KEUTAMAAN MEMBALAS KEBAIKAN

�� BimbinganIslam.com
Rabu, 18 Dzulqa'dah 1436 H / 2 September 2015 M
�� Ustadz Firanda Andirja, MA
�� Kitābul Jāmi' | Bab Al-Birru (Kebaikan) Wa Ash-Shilah (Silaturahim)
�� Hadits ke-14 | Keutamaan Membalas Kebaikan
⬇ Download Audio |
https://www.dropbox.com/s/5pw49l8t6y0z42d/14.%20hadits14%5Bkeutamaan%20membalas%20kebaikan%5D.mp3?dl=0
➖➖➖➖➖➖➖

KEUTAMAAN MEMBALAS KEBAIKAN

بسم الله الرحمن الرحيم

Kita sampai pada hadits terakhir pada Bāb Al-Birru Wa Ash-Shilah.

وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله تعالى عنهما: عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: "مَنِ اسْتَعاَذَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعِيْذُوْهُ، وَمَنْ سَأَلَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعْطُوْهُ، وَمَنْ أَتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوْفاً فَكَافِئُوْهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوْا فاَدْعُوْا لَهُ." أَخْرَجَهُ الْبَيْهَقِيُّ.

Dari shahābat Ibnu ‘Umar Radhiyallāhu anhumā ia berkata: Dari Rasūlullāh Shallallāhu 'Alayhi Wasallam, Beliau bersabda:

“Barangsiapa yang memohon pertolongan kepada kalian dengan bertawasul (dengan menyebut nama Allāh) maka tolonglah dia. Dan barangsiapa yang meminta kepada kalian dengan menyebut nama Allāh maka penuhilah permintaannya. Dan barangsiapa yang berbuat baik kepada kalian maka balaslah (kebaikan tersebut). Jika kalian tidak mendapati (apa yang bisa kalian buat balas kebaikan tersebut) maka do'akanlah dia (orang yang berbuat baik tersebut).”

(HR. Imam Baihaqi, hadist shahīh, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim dan disepakati oleh Imam Adz-Dzahabi rahimahullāh Ta'āla)

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allãh Subhānahu wa Ta'āla,

Hadits ini mengandung 3 permasalahan:

■ PERMASALAHAN PERTAMA

Barang siapa yang memohon perlindungan kepada kalian dengan menyebut nama Allãh Subhānahu wa Ta'āla maka lindungilah.

Kenapa?

Karena dia meminta kepada kita dengan nama Allãh.

Dia mengatakan, "Tolonglah aku, demi Allãh, tolonglah aku."

Maka kita harus menolong dia kalau kita mampu, karena sebagai bentuk pengagungan terhadap Allãh, karena dia telah minta kepada kita dengan nama Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

■ PERMASALAHAN KEDUA

Kemudian juga, jika dia minta sesuatu yang lain yang kita mampu untuk melakukannya, maka kita lakukan.

Contohnya:

⑴ Dia punya hutang kepada kita, dia belum mampu membayar dan dia mengatakan:

"Demi Allãh, tolong beri aku kesempatan lagi, aku belum bisa bayar, tundalah jatuh temponya."

Kalau kita mampu, kita harus memberi kesempatan karena dia minta dengan nama Allãh, kita tunda waktu pembayaran hutangnya.

Demikian juga misalnya,

⑵ Dia minta sesuatu yang kita mampu untuk memberikan sesuatu tersebut, dia minta dengan nama Allãh Subhānahu wa Ta'āla, kalau kita mampu maka bantu karena kita mengagungkan Allãh, dia minta dengan nama Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Karena dengan kita membantu dia berarti kita telah mengagungkan Allãh Subhānahu wa Ta'āla, berarti kita akan medapatkan pahala dari Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

Namun ini semua, sebagaimana penjelasan para ulama, kalau tidak menimbulkan kemudharatan bagi kita.

Jika dia minta sesuatu kepada kita yang kita tidak mampui atau memberi kemudharatan kepada kita, maka tidak perlu kita penuhi.

Adapun kalau di luar kemampuan kita, meskipun dia minta dengan nama Allãh maka kata Allãh:

لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلَّا وُسْعَهَا

"Allãh tidak membebani seorang hamba di luar daripada kemampuannya." (Al-Baqarah 286)

■ PERMASALAHAN KETIGA

Barang siapa berbuat baik kepada kalian maka balaslah kebaikan tersebut.

Ini adalah ajaran Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, sehingga tatkala ada orang yang berbuat baik kepada kita, kita berusaha membalas agar kita tidak punya hutang budi.

Karena hutang budi itu sesuatu yang tidak enak dirasakan oleh seseorang.

Jika seseorang berusaha hanya tunduk kepada Allãh Subhānahu wa Ta'āla tetapi punya hutang budi sama orang lain maka akan ada sedikit ketundukan kepada orang lain tersebut.

Untuk itu, jika ada yang berbuat baik kepada kita, kita berusaha balas kebaikannya sebisa mungkin.

Namun kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, kalau kita tidak punya kemampuan maka do'akan dia.

Kita mengucapkan:

جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا

"Semoga Allāh membalasmu dengan kebaikan."

(HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam kitab Shahih Al jami’, no. 6368. Dari shahābat Usāmah Bin Zayd)

Atau,

"Terima kasih"

Kemudian kita berdo'a dalam shalat misalnya. Dalam riwayat disebutkan:

فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوا أَنْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ

"Berdo'alah sampai kalian tahu bahwa kalian sudah bisa setimpal dalam membalas kebaikannya." (HR. Imām Ahmad)

Artinya, kita berdo'a dan berdo'a untuk dia sampai menurut kita sudah cukup dengan do'a kita yang sering ini untuk dia. Kalau kita tidak mampu untuk membalas kebaikan dia maka kita do'akan dia.

Ini adalah pelajaran yang indah dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam agar kita tidak merasa punya hutang budi dengan orang lain sehingga kita berusaha berbuat baik kepada orang.

Kalau kita hutang budi tetap kita balas kebaikanya tetapi maksudnya dengan semakin kita membalas kebaikan tersebut maka kita semakin tidak memiliki ketergantungan atau kerendahan di hadapan orang yang membantu kita.

Maka jika tidak mampu membalas dengan harta maka kita balas dengan banyak mendo'akan dia.

Kecuali jika orang yang membantu kita adalah orang yang memang menurut 'urf (kebiasaan) dia tidak butuh balasan.

Misalnya:

• Seorang raja membantu kita, kita tidak perlu membalas. Namanya raja, kalau kita balas dia akan merasa malu, merasa dipermalukan, "Kok perlu dibalas?."

• Seorang mentri
• Atau orang kaya sekali.

Maka kita balas dengan do'a. Mereka tidak butuh dengan harta dan pemberian karena mereka sudah berlebihan.

Orang-orang seperti itu kita balas dengan do'a. Sering kita do'akan mereka dalam shalat kita, dalam ibadah-ibadah kita.

Tapi kalau orang yang membantu kita adalah orang yang sederajat dengan kita atau lebih sedikit dari kita (tidak terlalu kaya) maka kalau bisa kita balas dengan harta sebagaimana dia berikan harta kepada kita, maka itu yang terbaik dan kalau tidak mampu maka dengan do'a.

Demikianlah para ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allãh Subhānahu wa Ta'āla.

Kita telah sampai pada hadits yang terakhir dari Bab Al-Birru Wa Ash-Shilah.

In syā Allāh pada pertemuan yang berikutnya kita masuk dalam Bab yang baru dari Kitābul Jāmi' yaitu Bab Zuhd wal Wara'.

والله تعالى أعلم بالصواب
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
__________________________
♻ PROGRAM TEBAR QURBAN
CINTA SEDEKAH dan Group Bimbingan Islam

▪Paket Sapi A 19.250.000
Untuk 7 orang @Rp. 2.750.000
▪Paket Sapi B 15.750.000
Untuk 7 Orang @Rp. 2.250.000
▪Kambing A Rp. 2.500.000
▪Kambing B Rp. 2.300.000
▪Kambing C Rp. 2.100.000

SALURKAN Qurban anda melalui:
�� Rek. Bank Muamalat
Cab. Cibubur No Rek 3310004579
a.n. Cinta Sedekah

�� Konfirmasi
SMS ke 0878 8145 8000
Dengan format: Nama#Domisili#PaketQurban#JumlahTransfer
Contoh:
Musa#Yogyakarta#2 Paket Kambing A#5.000.000
Isa#Solo#1/7 Paket Sapi B#2.250.000

�� www.cintasedekah.org
�� Fb: Cinta Sedekah

Rabu, 02 September 2015

Ungkapan Kalimah Thayyibah Subhanallah Sering Tertukar Dengan Ungkapan Masya Allah

Ungkapan Kalimah Thayyibah Subhanallah Sering Tertukar Dengan Ungkapan Masya Allah

Oleh: Ustadz Muhammad Arifin Ilham

Ungkapan dzikir atau kalimah thayyibah “Subhanallah” sering tertukar dengan ungkapan “Masya Allah”. Ucapkan “Masya Allah” kalau kita merasa kagum. Ucapkan “Subhanallah” jika melihat keburukan.

Selama ini kaum Muslim sering “salah kaprah” dalam mengucapkan Subhanallah (Mahasuci Allah), tertukar dengan ungkapan Masya Allah (Itu terjadi atas kehendak Allah). Kalau kita takjub, kagum, atau mendengar hal baik dan melihat hal indah, biasanya kita mengatakan Subhanallah. Padahal, seharusnya kita mengucapkan Masya Allah yang bermakna “Hal itu terjadi atas kehendak Allah”.

Ungkapan Subhanallah tepatnya digunakan untuk mengungkapkan “ketidaksetujuan atas sesuatu”. Misalnya, begitu mendengar ada keburukan, kejahatan, atau kemaksiatan, kita katakan Subhanallah (Mahasuci Allah dari keburukan demikian).

Ucapan Masya Allah

Masya Allah artinya “Allah telah berkehendak akan hal itu”. Ungkapan kekaguman kepada Allah dan ciptaan-Nya yang indah lagi baik. Menyatakan “semua itu terjadi atas kehendak Allah”.
Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat hal yang baik dan indah. Ekspresi penghargaan sekaligus pengingat bahwa semua itu bisa terjadi hanya karena kehendak-Nya.

“Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu, ‘Maasya Allah laa quwwata illa billah‘ (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan?” (QS. Al-Kahfi: 39).

Ucapan Subhanallah

Saat mendengar atau melihat hal buruk/jelek, ucapkan Subhanallah sebagai penegasan: “Allah Mahasuci dari keburukan tersebut”.

Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Suatu hari aku berjunub dan aku melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam berjalan bersama para sahabat, lalu aku menjauhi mereka dan pulang untuk mandi junub. Setelah itu aku datang menemui Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda: ‘Wahai Abu Hurairah, mengapakah engkau malah pergi ketika kami muncul?’ Aku menjawab: ‘Wahai Rasulullah, aku kotor (dalam keadaan junub) dan aku tidak nyaman untuk bertemu kalian dalam keadaan junub. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Subhanallah, sesungguhnya mukmin tidak najis.” (HR. Tirmizi)

“Sesungguhnya mukmin tidak najis” maksudnya, keadaan junub jangan menjadi halangan untuk bertemu sesama Muslim. Dalam Al-Quran, ungkapan Subhanallah digunakan dalam menyucikan Allah dari hal yang tak pantas (hal buruk), misalnya: “Mahasuci Allah dari mempunyai anak, dari apa yang mereka sifatkan, mereka persekutukan”, juga digunakan untuk mengungkapkan keberlepasan diri dari hal menjijikkan semacam syirik.” (QS. 40-41).

Jadi, kesimpulannya, ungkapan Subhanallah dianjurkan setiap kali seseorang melihat sesuatu yang tidak baik, bukan yang baik-baik atau keindahan. Dengan ucapan itu, kita menegaskan bahwa Allah Subahanahu wa Ta’ala Maha Suci dari semua keburukan tersebut.

Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat yang indah, indah karena keindahan atas kuasa dan kehendak Allah Ta’ala. Lalu, apakah kita berdosa karena mengucapkan Subhanallah, padahal seharusnya Masya Allah dan sebaliknya? Insyaa Allah tidak. Allah Maha Mengerti maksud perkataan hamba-Nya. Hanya saja, setelah tahu, mari kita ungkapkan dengan tepat antara Subhanallah dan Masya Allah. Wallahu a’lam bish-shawabi.

‪#‎RZKeilmuan‬

sumber: arrahmah.com